Modul 5&6
Modul 5&6
MODUL 5 DAN 6
Schiffman dan Kanuk (2010) menyatakan bahwa Mengubah Fungsi dasar Motivasi adalah
dengan pendekatan fungsional, yaitu “Strategi yang efektif untuk mengubah sikap konsumen
terhadap produk arau merek adalah membuat kebutuhan khusus yang menonjol. Salah satu
metode untuk mengubah motivasi dikenal dengan pendekatan fungsional. Menurut
pendekatan ini, sikap dapat diklasifikasikan ke dalam empat fungsi: fungsi utilitarian, fungsi
ego-pertahanan, fungsi nilai ekspresif, dan fungsi pengetahuan” (Dikutip sesuai sumber
aslinya hal 1. Dengan demikian maka Sikap memiliki empat fungsi yaitu a) fungsi utilitarian,
b) fungsi mempertahankan ego, c) fungsi ekpresi nilai, dan d) fungsi pengetahuan..
KEGIATAN BELAJAR 2
Model Sikap
Model Tiga Komponen
Salah satu model dalam melihat sikap terbagi menjadi tiga macam komponen, yang pertama
yaitu kognitif, afektif dan konatif. Contoh dari kognitif seperti, jeruk mengandung vitamin C
kemudian afektifnya ialah saya suka jeruk, lalu konatifnya ialah s saya akan memakan jeruk,
konatif merupakan kecenderungan perilaku. Jadi, pengetahuan, afektif, dan konatif semuanya
memiliki makna sikap, hanya saja sikap dalam arti pengetahuan, sikap dalam arti afektif dan
sikap dalam arti konatif. Orang-orang berpendidikan sering menerjemahkannya menjadi
pengetahuan, keterampilan dan mental. Contohnya seperti, seseorang yang diajarkan
kejujuran maka ia akan bersikap jujur dan berperilaku jujur. Dalam pendidikan inilah yang
disebut dengan kognitif, afektif dan konatif yang disebut dengan keterampilan. Misalnya,
seseorang yang memiliki pengetahuan bagaimana cara memperbaiki mesin kendaraan
kemudian kita suka untuk memperbaiki mesin kendaraan kita dan tahu bagaimana cara
memperbaikinya.Salah satu kelebihan dari siswa SMA di Amerika yaitu terbiasa melakukan
pekerjaan manual sendiri yang diajarkan sejak SMA. Kardes (2002) menuliskan mengenai
hal yang terkait dengan sikap yaitu kepercayaan “Dengan kata lain, mempercayai adalah hal
yang mudah dan otomatis seperti yang dipahami. Bagaimanapun ketidakpercayaan
membutuhkan waktu dan usaha. Sebagai contoh, Gilbert et al (1990) orang (sebagai subjek)
untuk mempelajari bahasa baru dengan mengkaji laporan yang disajikan pada monitor
komputer. Setelah membaca sebuah pernyataan seperti “monisha adalah bintang,” mereka
diberitahu (atau mungkin tidak karena situasi tertentu) bahwa pernyataan tersebut bisajadi
benar atau salah. Selain itu, terkadang umpan balik benar atau tidaknya terganggu oleh
pernyataanpernyataan lain yang membingungkan. Semua pernyataan disajikan kembali dan
pada saat itu mereka diminta diminta untuk menunjukkan apakah setiap pernyataan itu benar
atau salah. Karena banyaknya laporan yang disajikan, mereka membuat banyak kesalahan,
dan bagaimanapun juga beberapa diantaranya adalah kesalahan palsu yang benar dari pada
sebaliknya. (Yakni pernyataan benar adalah palsu) Ini yang umum dilakukan. Mereka
mungkin lebih mempercayai pernyataan dikarenakan mempercayai lebih mudah dari pada
tidak mempercayai, Percaya atau tidak”. (Chapter 08, Kardes, Consumer Attention and
Comprehension, Page 42).
1. Fungsi utama dari budaya adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia, dan setiap
nilai budaya yang tidak memenuhi manusia tertentu ingin atau keinginan tidak sering
berlangsung lama.
2. Seseorang belajar simbol budaya asalnya dari anggota keluarganya, teman, dan guru.
Ini adalah bagaimana budaya ditrularkan dari satu generasin ke generasi yang lain,
memiliki efek yang luar biasa pada perilaku individu termasuk pikiran keyakinan
reaksi kepekaan terhadap isu-isu di sekelilingnya, dan analisis apa yang
mempengaruhi dia.
Unsur-unsur Budaya
1. Nilai (Value)
Sumarwan (2011) menyatakan nilai merupakan kepercayaan atau segala sesuatu yang
dianggap penting oleh seseorang atau suatu masyarakat. Nilai bisa berarti sebuah
kepercayaan tentang suatu hal, namun nilai bukan hanya kepercayaan. Nilai biasanya
jumlahnya relatif lebih sedikit. Nilai mengarahkan seseorang untuk berperilaku yang sesuai
dengan budayanya. Nilai biasanya berlangsung lama dan sulit berubah. Nilai tidak terkait
dengan suatu objek atau situasi. Nilai diterima oleh anggota masyarakat. Sebagai contoh
yaitu, sebagian masyarakat Indonesia sepakat jika dirumah tangga terdapat laki-laki dan
perempuan. Maka laki-laki yang paling tua atau suami yang dianggap e ba sebagai kepala
rumah tangga, tetapi culture di barat berbeda. Sebagian dari mereka tidak ingin hanya laki-
laki sebagai kepala rumah tangga bahkan ada sebagian yang tidak ingin rumah tangganya
tersebut bersama yang disebut dengan dual-headed family yang artinya adalah kepala rumah
tangga yang dikepalai oleh dua orang. Hal tersebut merupakan konsep yang sudah sangat
berbeda terutama dengan culture kita terutama yang beragama Islam yang menetapkan Laki-
laki sebagai kepala rumah tangga. Akan tetapi dalam agama lain pun seperti Kristen, Hindu
dan Budha di Indonesia biasanya menetapkan laki-laki sebagai kepala rumah tangga
walaupun belum dapat dipastikan itu sudah ditentukan atau belum. Namun, jika dalam ajaran
Islam sudah sangat jelas dan ajaran tersebut sangat mempengaruhi hampir semua struktur
yang terdapat di Indonesia. Matin Khan (2006) menyebutkan bahwa Budaya diciptakan oleh
3 sistem yang saling bergantungan, yaitu: sistem ideologi – sistem jiwa yang terdiri dari ide-
ide, keyakinan, nilai-nilai dan cara penalaran (baik atau buruk). Sistem teknologi terdiri dari
keterampilan, teknik untuk menghasilkan (sesuatu). Sistem organisasi (keluarga dan kelas
sosial) koordinat perilaku.
Budaya dipelajari: proses ini dimulai pada awal kehidupan dan dipelajari melalui generasi ke
genarasi. Budaya adalah secara sosial yang dibagi oleh manusia yang hidup dalam
masyarakat. Budaya adalah serupa namun berbeda. Atletik, ritual musik bahasa olahraga
yang diamati semua tapi berbeda. Budaya adalah memuaskan dan gigih: Anda sulit untuk
mendapatkan belum mendapat perubahan kepuasan. Budaya terintegrasi dan terorganisir.
Budaya membentuk tidak berjalan dan preskriptif. Budaya diperoleh. Hal ini dapat diperoleh
dari keluarga, dari daerah atau dari semua yang telah di sekitar kita sementara kita tumbuh
dewasa dan belajar cara-cara dunia. Budaya membentuk batas di mana seorang individu
berpikir dan bertindak. Ketika orang berpikir dan tindakan melampaui batas-batas ini, ia
mengadopsi perilaku lintas budaya dan hal tersebut adalah pengaruh lintas budaya juga.
Budaya dan Strategi Pemasaran
Hubungan antara budaya dan strategi pemasaran biasanya terjadi dengan perusahaan melihat
budayanya kemudian dari pemahaman budaya tersebut perusahaan mengembangkan menjadi
produk. Contohnya, seperti dahulu di Jawa sudah menjadi budaya orang mengobati dirinya
sendiri dengan meminum rempah-rempah dan membuat jamu-jamuan. Namun ada kalangan
tertentu yang mencobanya menjadi inovatif yang akhirnya membuat jamu lalu dijualnya agar
orang-orang tersebut tidak perlu lagi membuat sendiri sehingga menjadi lebih praktis dan
tidak menghabiskan waktu untuk mencari bahan bakunya. Selain itu, perusahaan-perusahaan
telekomunikasi melihat budaya konsumen kita ternyata sangat intensif dalam mengakses
media sosial, sehingga pada akhirnya perusahaan menyesuaikan dan membuat produk
layanannya dengan memberikan fitur pada produknya. Berdasarkan layanan media sosial
tersebut pelanggan-pelanggannya otomatis dapat mengakses dengan gratis. Matin Khan
(2006) menyatakan bahwa “Persahabatan memainkan peran penting dalam transaksi bisnis.
Hubungan pribadi yang baik dan perasaan paling penting dalam perjanjian jangka panjang.
Kontak sosial yang dikembangkan oleh pihak memperoleh prioritas di atas spesifikasi teknis.
Amerika membuat teman-teman dengan mudah, dan menjatuhkan mereka dengan mudah
sebagaibaik, karena mobilitas sosial dan geografis. Beberapa budaya seperti India atau
Amerika Latin memiliki hubungan yang langgeng yang bertahan untuk waktu yang lama dan
begitu juga bisnis. Ikatan pribadi, kepercayaan pribadi mengarah ke kerjasama dan banyak
transaksi dapat berlangsung antara pihak. Beberapa ingin bertransaksi bisnis hanya dengan
orang-orang yang mereka akur dan, membuat uang sekunder. Beberapa mencoba untuk
mengembangkan saling percaya dan kepercayaan, sehingga hasil bisnis tahan”.
KEGIATAN BELAJAR 2
1. Pendapatan
Pendapatan adalah sejumlah uang yang diterima seorang konsumen sebagai imbalan dari
pekerjaan yang telah dilakukannya atau sebagai keuntungan yang diperoleh dari usaha bisnis
yang dilakukannya. Pendapatan juga dapat berasal dari sumber lainnya bukan hanya dari
imbalan pekerjaannya. Pendapatan dapat berasal dari bagi hasil yang diperoleh jika ia
menabung uangnya di lembaga keuangan atau dari penjualan aset atau harta benda yang
dimilikinya. Pendapatan juga dapat berasal dari pemberian atau warisan. Pendapatan juga
dapat berasal dari investasi yang dilakukan seseorang, yaitu pendapatan dari dividen saham
atau bunga dari obligasi yang dimilikinya. Pendapatan akan menentukan daya beli seorang
konsumen. Pendapatan semua anggota keluarga akan menentukan daya beli dari keluarga
atau rumah tangga tersebut. Para pemasar dan produsen sering menggunakan pendapatan
sebagai dasar untuk melakukan segmentasi pasar atau pengelompokan konsumen. Beberapa
merek jam tangan misalnya Rolex.
Kelas sosial dan status sosial adalah pengelompokkan konsumen kedalam kelas atau status
tertentu. Pengelompokkan ini dapat berdasarkan pekerjaan, pendidikan dan pendapatan.Kelas
sosila sering dibagi kedalam: bawah, menengah, dan Atas Peter dan Olson (1999)
mengemukakan bahwa “Kelas sosial mengacu pada hirarki status nasional oleh kelompok-
kelompok dan individu-individu dalam hal kehormatan dan gengsi. Coleman
merekomendasikan bahwa empat kelompok kelas sosial akan digunakan untuk menganalisis
konsumen di Amerika-kelas atas, kelas menengah kelas pekerja, dan kelas bawah. Kelas
sosial juga dipengaruhi oleh keterampilan sosial aspirasi status, partisipasi masyarakat,
sejarah keluarga, tingkat budaya, kebiasaan pergi rekreasi, penampilan fisik, dan penerimaan
sosial oleh kelas tertentu”. (Dikutip dari Chapter 11 Olson Subculture Page 317).berikut
Khaled Ibn Abdul-Rahman AlJeraisy (2008) menyatakan bahwa kelas sosial memiliki
karakteristik sebagai berikut: