Anda di halaman 1dari 9

Kelompok 5

PERAN TANAMAN
TRANSGENIK
PADA KOMODITAS PADI
Rayswara Ayudya R 134200054
Syilvia Rahmawati 134200201
Garin Yudha D 134200248
PENDAHULUAN
Padi (Oryza sativa L.) merupakan komoditi pangan yang mendapat
prioritas utama dalam pembangunan pertanian. Seiring dengan
peningkatan jumlah penduduk, maka kebutuhan akan beras di
negara kita juga terus meningkat dan untuk mengatasi kebutuhan
beras yang terus meningkat maka diperlukan upaya keras dalam
peningkatan produksi beras baik kualitas maupun kuantitas. Dalam
upaya peningkatan produksi beras, sering ditemui beberapa kendala.

Salah satu kendala dalam produksi suatu komoditas tanaman pangan seperti
padi di negara tropis ialah serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT)
seperti hama dan penyakit. Kejadian serangan hamaatau penyakit secara
hebat dapat menurunkan hasil yangtajam. Penggerek batang padi yang
disebabkan oleh Scirpophaga sp. dari golongan Lepidoptera merupakan salah
satu hama utama yang menyerang tanaman padi

Serangan penggerek di Indonesia dapat dijumpai pada semua


ekosistem dengan spesies dan tingkat serangan beragam
bergantung pada ekosistemnya. Penurunan produksi padi
akibat serangan penggerek berkisar antara 5-10% bahkan dapat
mencapai 60-90%. Oleh karena itu, penggunaan varietas
tanaman yang tahan terhadap serangan penggerek batang padi
sudah selayaknya dilakukan.
TANAMAN TRANSGENIK
PENGERTIAN DAN TUJUAN

Tanaman transgenik adalah tanaman yang telah disisipi


atau memiliki gen asing dari spesies tanaman yang
berbeda atau makhluk hidup lainnya. Penggabungan gen
asing ini bertujuan untuk mendapatkan tanaman dengan
sifat-sifat yang diinginkan, misalnya pembuatan tanaman
yang tahan suhu tinggi, suhu rendah, kekeringan, resisten
terhadap organisme pengganggu tanaman, serta kuantitas
dan mutu yang semakin tinggi dari tanaman alami.
GEN YANG BERPERAN
Salah satu gen tahan terhadap serangga adalah gen DB1 (Dioscorea batatas) yang menghasilkan
lektin dan mempunyai kemampuan insektisidal sehingga menimbulkan efek toksik terhadap
serangga jika terbawa sampai saluran pencernaan (Gaidamashvili et al., 2004). Gen DB1 ini
dapat diisolasi dari Dioscorea batatas dan telah terbukti menghambat perkembangan
Helicoverpa armigera Hübner. Gen DB1 ini telah disisipkan ke dalam padi Taichung 65 (padi tipe
japonica) asal Taiwan dengan menggunakan metode transformasi yang dimediasi
Agrobacterium

Dilaporkan bahwa gen cryIA(b)dari B. thuringiensis adalah penyandi kristal protein Bt yang
efektif bersifat racun untuk hama golongan Lepidoptera sehingga dapat digunakan sebagai
pengendali hama penggerek batang (Wunn et al., 1996). Pada umumnya kristal Bt di alam
bersifat protoksin, karena ada aktivitas proteolisis dalam sistem pencernaan serangga maka Bt-
protoksin menjadi toksin. Toksin yang telah aktif berinteraksi dengan sel-sel epithelium
dimidgut serangga sehingga menyebabkan lubang-lubang kecil di sel membran saluran
pencernaan dan mengganggu keseimbangan osmotik dari sel-sel tersebut. Karena
keseimbangan osmotik terganggu, sel menjadi bengkak dan pecah dan menyebabkan
kematian serangga (Hofte & Whiteley, 1989)
TEKNIK TRANSFORMASI GEN
Proses transformasi genetik pada tanaman melewati beberapa tahapan
yaitu: Insersi transgen; integrasi transgen ke genom tanaman; dan
ekspresi transgen yang terintegrasi pada genom. Pada tahapan insersi
transgen dibutuhkan suatu metode bagaimana transgen bisa terinsersi
ke sel tanaman. Apabila transgen sudah masuk ke sel tanaman, tahapan
selanjutnya adalah transgen tersebut harus benar-benar terintegrasi ke
genom tanaman. Artinya transgen benar-benar bersatu dengan DNA
kromosom yang ada didalam inti sel tanaman. Jika transgen benar-benar
telah terintegrasi, selanjutnya akan terekspresi bersama dengan ekspresi
gen tanaman. Pada tahapan ini, DNA sudah ditranskripsi menjadi RNA
dan selanjutnya terbentuk protein yang dikode oleh gen tersebut melalui
proses translasi. Pada tahap ini suatu gen dapat dikatakan secara
fungsional sudah berfungsi.
Kelemahan Tanaman Transgenik
1. Potensi resiko tanaman transgenik tahan hama terhadap kesehatan manusia adalah
kemungkinan munculnya alergen baru atau toksin pada tanaman pangan yang direkayasa,
kemungkinan adanya alergen baru dalam serbuk sari tanaman atau kemungkinan munculnya
kombinasi antar protein yang membentuk struktur tidak dikenal yang menyebabkan efek
pleitropik ataupun efek sekunder yang tidak diperkirakan.

2. Jika tanaman transgenik ditanam secara besar-besaran, dengan berbagai hama target
yang berbeda-beda, jika dijumlahkan secara kumulatif, dalam tempo beberapa waktu, maka
akan membunuh hampir semua jenis insekta pemakan tanaman.
Kelebihan dan Kekurangan
Gen DB 1 dan DB 2
Kelebihan Kekurangan
Terjadinya mortalitas pada padi transgenik DB1 pada pengujian tanaman padi transgenik DB1
mungkin dipengaruhi oleh gen DB1 dimana gen ini tidak terbukti mempunyai kemampuan untuk
diketahui menghasilkan lektin dan mempunyai menangkal kerusakan yang disebabkan hama S.
kemampuan insektisidal sehingga menimbulkan efek incertulas. Hal ini diduga efek toksisitas yang
toksik terhadap serangga jika terbawa sampai saluran diproduksi gen DB1 tidak cukup atau masih
pencernaan. Namun efek toksik yang dihasilkan rendah
protein gen DB1 diduga tidak terlalu tinggi sehingga
morfologi dan anatomi tanaman yang kurang
gen DB1 ini tidak mempunyai pengaruh yang besar
mendukung untuk ketahanan tanaman terhadap
dalam menyebabkan kematian.
hama.
Gen DB1 terbukti dapat menghambat perkembangan
Helicoverpa armigera. Hal ini kemungkinan
disebabkan karena perbedaan spesies serangga yang
diuji. Menurut Sudhakar et al. (1998), lektin yang
bersifat toksik mempunyai tingkat toksisitas yang
berbeda terhadap spesies serangga yang berbeda.
Kelebihan dan Kekurangan
Gen bt
Kelebihan Kekurangan

Perbedaan umur tanaman antara kultivar Rojolele Tanaman Rojolele transgenik yang mengandung
(transgenik dan kontrol) dengan kultivar IR 62 dan gen cryIA(b) yang diuji di lapangan terbatas
Cilosari yang lebih genjah (sekitar 30 hari) Karawang tidak berdampak buruk
menyebabkan tidak tercatatnya data keberadaan (membahayakan) bagi serangga bukan sasaran
walang sangit ketika serangan terjadi pada kultivar (hama dan musuh alami). Hal ini membuktikan
Rojolele. bahwa gen cryIA(b) yang menyandikan toksin Bt
ini hanya akan bersifat racun pada golongan
Racunnya efektif hanya untuk serangga golongan serangga tertentu dalam hal ini golongan
lepidoptera Lepidoptera.
LINK VIDEO :

https://youtu.be/emgnbj1mHLE

Anda mungkin juga menyukai