Anda di halaman 1dari 12

KEMATANGAN PSIKOLOGIS DALAM MEMBANGKITKAN

MINAT BELAJAR SISWA

Oleh:
Zainuddin
(Pend. Dasar, FKIP, Universitas Tanjungpura, Pontianak)

Abstrak: Kematangan psikologis berkaitan erat dengan proses


pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada diri seseorang.
Kematangan psikologis merupakan hasil proses pertumbuhan dan
perkembangan individu yang berlangsung bertahap hingga memunculkan
kepribadian dalam diri individu itu sendiri. Kematangan adalah
terlaksananya dengan baik tugas-tugas pertumbuhan dan perkembangan
seseorang menuju struktur tingkah laku yang lebih tinggi. Kematangan
psikologis adalah hasil proses pertumbuhan dan perkembangan yang
terlaksana dengan baik sehingga mencapai tingkat kepribadian yang lebih
tinggi dalam bertingkah laku secara wajar. Untuk membantu siswa
mencapai kematangan psikologisnya agar tumbuh minat belajar yang tinggi,
peran lembaga pendidikan formal seperti sekolah begitu besar dan sangat
strategis.. Salah satu upaya yang perlu terus dilakukan di lembaga sekolah
yang menjadi tempat siswa mengembangkan diri dan menimba ilmu
pengetahuan dan teknologi adalah dengan memanfaatkan layanan
bimbingan, seperti bimbingan pribadi dan bimbingan belajar.

Kata Kunci: Kematangan psikologis, minat belajar

Pendahuluan siswa, karena tugas pertumbuhan dan


Sekolah sebagai lembaga perkembangan sudah terlaksana
pendidikan formal mempunyai dengan baik.
peranan penting dalam usaha Kematangan psikologis
mendewasakan anak agar dia kelak sendiri adalah berkaitan dengan
menjadi anggota masyarakat yang terlaksananya dengan baik tugas
berguna. Hasil yang akan dicapai pertumbuhan dan perkembangan
dari proses penyelenggaraan individu. Kematangan adalah hasil
pendidikan di lembaga pendidikan proses pertumbuhan dan
formal ini adalah agar siswa perkembangan individu yang
memiliki kepribadian yang baik serta berlangsung bertahap hingga
berprestasi dalam belajar. Dari memunculkan kepribadian dalam diri
keseluruhan proses pendidikan, individu itu sendiri (Herman, 1969).
kegiatan belajar merupakan kegiatan Sedangkan menurut Werner (dalam
inti dari pendidikan itu sendiri. Nasution, 1969): ”Kematangan
Belajar diartikan sebagai bantuan adalah terlaksananya dengan baik
memgembangkan kepribadian siswa tugas-tugas pertumbuhan dan
melalui berbagai aktivitas baik perkembangan seseorang menuju
jasmani dan rohani yang dapat struktur tingkah laku yang lebih
menunjang kematangan psikologis tinggi”. Sesuai dengan pernyataan di
atas maka kematangan psikologis “Seseorang berbeda dengan orang
adalah hasil proses pertumbuhan dan lain karena ciri-cirinya yang khusus
perkembangan yang terlaksana itu“, pandangan ini membuktikan
dengan baik sehingga mencapai bahwa para siswa yang juga
tingkat kepribadian yang lebih tinggi merupakan makhluk yang memiliki
dalam bertingkah laku secara wajar. karakteristik yang berbeda-beda tadi
Minat belajar adalah adalah makhluk yang kompleks yang
kemauan atau dorongan untuk tentunya dapat dididik. Untuk dapat
melaksanakan kegiatan belajar yang menyelesaikan kegiatan tersebut
ada pada diri siswa. Menurut E. siswa memerlukan minat yang tinggi
Juhana Wijaya (1995) minat artinya; karena dengan memiliki minat yang
“Suatu kecenderungan, dorongan tinggi atau kemauan, maka dalam
atau perhatian terhadap sesuatu yang suatu kegiatan akan berhasil atau
disertai dengan perasaan dan berprestasi. Untuk mencapai prestasi
fikiran“. Selanjutnya menurut belajar yang baik tentunya didukung
Muhibbin Syah (2001) Minat berarti: oleh proses pembelajaran yang baik
“Kecenderungan dan kegairahan pula yang diciptakan oleh guru. Guru
yang tinggi atau keinginan yang harus mampu memberikan motivasi
besar terhadap sesuatu“. Rudi kepada siswa, agar minat siswa
Budiman (dalam Sukardi, 2004) terhadap proses belajar akan tumbuh,
mengemukakan: “Belajar adalah tidak heran sering ditemui siswa
suatu proses yang kompleks yang yang berprestasi rendah karena
terjadi pada setiap orang, dan terjadi dipengaruhi oleh salah satu faktor
seumur hidup”. Menurut Syaiful yaitu guru. Faktor dari diri siswa itu
Bahri Djamarah (2002): “Belajar sendiri juga sangat mempengaruhi
adalah serangkaian kegiatan jiwa hasil belajarnya. Hal ini tentulah
raga untuk memperoleh suatu sangat bergantung kepada
perubahan tingkah laku sebagai hasil kematangan psikologis siswa
dari pengalaman individu dalam tersebut, baik dilingkungan sekolah,
interaksi dengan lingkungnnya yang keluarga, maupun masyarakat.
menyangkut kognitif, afektif, dan Kematangan psikologis dari diri
Psikomotor”. Berdasarkan uraian di siswa tersebut akan sangat berimbas
atas dapat disimpulkan bahwa minat pada minat yang tinggi terutama
belajar adalah kecenderungan hati dalam belajar. Minat adalah hal
yang tinggi terhadap suatu gairah yang muncul dengan pengaruh dan
keinginan untuk suatu perubahan stimulasi dari individu termasuk
yang terjadi pada seseorang dalam pengaruh kematangan pribadinya
melaksanakan kegiatan (belajar) (Sudrajat, 1986).
amat bergantung dari kapasitas yang Peranan seorang guru
dimiliki. bimbingan sangat diperlukan dalam
Para siswa adalah makhluk membantu siswa mengarahkan
yang memiliki karakteristik yang dirinya sehingga dapat meningkatkan
berbeda-beda dan dengan minat belajarnya yang tentunya
kemampuan yang berbeda pula. diharapkan dapat meningkatkan pula
Sejalan dengan pendapat hasil atau prestasi belajarnya di
Webster’s (dalam Moh. Surya: 1984) kelas, dan usaha tersebut di
antaranya dapat dilakukan dengan perubahan dalam pertumbuhan pada
pemberian motovasi, pemberian suatu waktu sebagai fungsi
hadiah dan penguatan-penguatan kematangan dan interaksi dengan
positif agar siswa menjadi lingkungan”. Istilah perkembangan
bersemangat belajar di kelas lebih dapat mencerminkan sifat-sifat
sehingga mereka terpacu untuk yang khas mengenai gejala-gejala
bersaing secara sehat dalam psikologis yang menampak. Siswa
mencapai prestasi yang terbaik. sebagai individu yang termasuk
dalam tingkatan remaja yang kita
Kematangan Psikologis Siswa ketahui sangat rentan terhadap
Eksistensi manusia sesungguh- pengaruh-pengaruh baik positif
nya terjadi dalam rangka perubahan maupun negatif, yang tentunya juga
yang terus menerus. Kematangan dapat menghambat tugas-tugas
juga terjadi karena adanya perubahan perkembangan mereka, yang harus
baik dari kualitas maupun kuantitas dilalui secara wajar dan normal
dalam tubuh individu, yang dapat sesuai dengan fase-fasenya.
dilihat melalui pertumbuhan dan Tugas-tugas perkembangan
perkembangan. Kematangan tersebut oleh Havighurst dikaitkan
psikologis sendiri adalah berkaitan dengan fungsi belajar, karena pada
dengan terlaksananya dengan baik hakikatnya perkembangan kehidupan
tugas pertumbuhan dan manusia dipandang sebagai upaya
perkembangan individu. Sejalan mempelajari norma kehidupan dan
dengan pendapat Herman (1969): budaya masyarakat agar mereka
”Kematangan adalah hasil proses mampu melakukan penyesuaian diri
pertumbuhan dan perkembangan dengan baik di dalam kehidupan
individu yang berlangsung bertahap nyata. Oleh karena itu, jenis tugas
hingga memunculkan kepribadian perkembangan remaja itu pada
dalam diri individu itu sendiri“. dasarnya mencakup segala persiapan
Sedangkan menurut Werner (dalam diri untuk memasuki jenjang dewasa,
Sariono 1969):”kematangan adalah yang intinya bertolak dari tugas
terlaksananya dengan baik tugas- perkembangan fisik dan
tugas pertumbuhan dan perkembangan sosio-psikologis.
perkembangan seseorang menuju Havighurst (dalam Sarlito, 1956)
struktur tingkah laku yang lebih mengemukakan 10 jenis tugas
tinggi”. Sesuai dengan pernyataan di perkembangan remaja, yaitu:
atas maka kematangan psikologis 1. Mencapai hubungan dengan
adalah hasil proses pertumbuhan dan teman lawan jenisnya secara lebih
perkembangan yang terlaksana memuaskan dan matang.
dengan baik sehingga mencapai 2. Mencapai perasaan seks dewasa
tingkat kepribadian yang lebih tinggi yang diterima secara sosial.
dalam bertingkah laku secara wajar. 3. Menerima keadaan badannya dan
Beberapa ahli mengemukakan menggunakannya secara efektif.
arti perkembangan, seperti yang 4. Mencapai kebebasan emosional
dikemukakan oleh Libert, Paulus dan dari orang dewasa.
Strauss (Singgih, 1990); yaitu bahwa 5. Mencapai kebebasan ekonomi.
“Perkembangan adalah proses
6. Memilih dan menyiapkan suatu pertumbuhan fisik yang signifikan
pekerjaan. yang bersifat kuantitatif. Pernyataan
7. Menyiapkan perkawinan dan diatas sejalan dengan konsep dasar
kehidupan berkeluarga. teori Piaget yang menyatakan bahwa
8. Mengembangkan keterampilan “Kematangan merupakan pengem-
dan konsep intelektual yang perlu bangan dari susunan syaraf (yang
bagi warga negara yang berhubungan dengan organ-organ
kompeten. fisik manusia), misalnya kemampuan
9. Menginginkan dan mencapai mendengar dan melihat merupakan
tingkah laku yang bertanggung akibat kematangan susunan syaraf
jawab secara sosial. Jean Piaget (dalam Winarno 1958).
10. Menggapai suatu perangkat nilai Jadi kematangan adalah suatu kedaan
yang digunakan sebagai pedoman atau kondisi bentuk struktur dan
tingkah laku. fungsi yang lengkap atau dewasa
Tugas-tugas tersebut pada dasarnya pada suatu organisasi, baik terhadap
tidak dapat dipisahkan secara pilah, suatu sifat. Kematangan membentuk
karena remaja itu adalah pribadi suatu sifat dan kekuatan dalam diri
yang utuh. Dengan terlaksananya untuk bereaksi dengan cara tertentu
tugas-tugas perkembangan secara yang disebut “Readiness“ yang
baik, maka akan dapat terbentuk berupa tingkah laku, baik tingkah
pertumbuhan pribadi yang baik pula, laku yang instingtif maupun tingkah
sehingga mereka mencapai kondisi laku yang dipelajari.
negentropy atau keadaan dimana Tercapainya kematangan
kesadaran tersusun dengan baik, psikologis remaja seperti pengertian
pengetahuan yang satu terkait dengan kematangan yang telah diketahui
pengetahuan yang lain. Pengetahuan diatas akan dapat terlihat apabila
pun jelas hubungannya dengan tercapainya dan telah terlaksana
perasaan atau sikap. Orang yang dengan baik tugas-tugas
berada dalam keadaan ini merasa perkembangan yang tentunya
dirinya sebagai kesatuan yang utuh. berpengaruh terhadap pertumbuhan
Ia merasa bertindak dengan tujuan remaja tersebut. Maka kematangan
yang jelas, tidak bimbang-bimbang itu sendiri adalah proses yang terjadi
lagi, sehingga mempunyai tanggung karena adanya tahapan atau fase-fase
jawab dan semangat kerja yang pertumbuhan dan perkembangan
tinggi. Dalam kaitan ini, Larson fisik maupun psikis yang akan dan
(1984) mengatakan: “…The parts tentunya harus berfungsi sebagai
function together in synergy with mana mestinya Robert Havighurst
minimal friction disorder“. Artinya (dalam Redja M. 1972). Sementara
suatu bagian secara bersama-sama menurut Jean Piaget, mencoba
bersinergi dengan yang lain dalam melihat semua berdasarkan
meminimalkan gangguan-gangguan kesadaran manusia yang berdiri
yang dialami. sendiri dan terpisah dari rangsangan
Kematangan akan terlihat dan luar yang dapat menunjukkan
diketahui apabila tugas-tugas kematangan psikologis dalam
perkembangan tadi telah terselesai- bertindak dan bertingkah laku sesuai
kan dan jika telah mengalami fungsi dirinya (mereka), yang
tentunya akan memunculkan perilaku sendiri (self insight) dan kemampuan
yang terarah dan lebih positif baik untuk menangkap humor (sense of
bagi dirinya maupun lingkungan humor) termasuk yang menjadikan
sekitarnya dimana mereka bertempat dirinya sendiri sebagai sasaran.
tinggal. Dalam hal ini kematangan Sejalan dengan pendapat S. R .Maddi
psikologis dapat didefinisikan (1980) “Remaja yang gembira adalah
sebagai terlaksananya tugas-tugas remaja yang dapat berinteraksi baik
yang berkaitan dengan pertumbuhan dengan lingkunganya sehingga
dan perkembangan individu yang menjadi orang dewasa yang gembira
dapat membantu para remaja tersebut pula.
bertingkah laku positif sebagaimana c. Memiliki falsafah hidup tertentu
seseorang dan sewajarnya remaja (unifying philosophy of life), paham
yang tentunya sesuai dengan fungsi bagaimana seharusnya bertindak dan
dan peranannya baik dalam diri bertingkah laku dan mampu berjalan
pribadi maupun lingkungan sekitar sesuai dengan sasaran yang telah
tempat tinggalnya. ditetapkan sendiri, sehingga
d. pendapat dan sikap-sikapnya akan
Aspek-Aspek Kematangan lebih tegas. Menurut S. R. Maddi:
Psikologis ”Ketetapan sikap akan memunculkan
Menurut Sarlito (1988) kebiasaan dalam diri individu
kematangan psikologis seseorang sehingga dapat bertindak sesuai apa
dapat ditinjau dari aspek-aspek yang diinginkannya“.
sebagai berikut: 2. Perkembangan Intelegensi
1. Pembentukan Konsep Diri Intelegensi oleh David
Bagaimana seorang individu dapat Wechsler (dalam Sarlito W 1958)
melihat dirinya secara objektif didefinisikan sebagai “Keseluruhan
didalam lingkungannya, serta kemampuan individu untuk berfikir
membentuk pemikiran-pemikiran dan bertindak secara terarah serta
yang positif tentang orang lain dan mengolah dan menguasai lingkungan
lingkungannya melaui ciri-ciri secara efektif“. Jadi intelegensi
sebagai berikut: memang mengandung unsur pikiran
a. Pemekaran diri sendiri (extention dan rasio. Semakin besar unsur rasio
of the self), yang ditandai dengan yang harus digunakan dalam suatu
kemampuan seseorang untuk tindakan atau tingkah laku, semakin
menganggap orang atau hal lain tinggi tingkat intelegensinya. Sejalan
sebagai bagian dari dirinya sendiri dengan pendapat C. P. Caplin (dalam
juga. Sejalan dengan pendapat Sumadi,1975) :”Intelegensi sebagai
Adams dan Gullotta (dalam Sugar M, kemampuan menghadapi dan
1983) “Penerimaan atas perilaku menyesuikan diri terhadap situasi
yang disadari membentuk kesadaran baru secara cepat dan efektif“.
atas keberadaan seseorang dalam 3. Perkembangan Peran Sosial
suatu lingkungan“. Seorang individu dengan
b. Kemampuan melihat diri sendiri karakteristik, pembawaan serta
secara objektif (self objectivication) kebiasaan yang dibawanya akan
ditandai dengan kemampuan untuk mempengaruhi tindakan dan tingkah
mempunyai wawasan tentang diri lakunya, salah satu hal yang juga
berpengaruh dalam pembentukan yang beranjak dewasa, maka dari itu
sifat, sikap yang serta merta moral dan religi adalah pengontrol
membuat remaja mampu dan pengatur untuk membedakan
mengarahkan dirinya adalah mana yang baik dan buruk serta
kematangan dalam diri remaja mana yang benar dan salah, sehingga
tersebut, namun yang tak kalah segala perilaku dari remaja dapat
penting dan tak kalah besar terarah dengan baik. Sejalan dengan
pengaruhnya adalah peran sosial. pendapat W. G. Summer (dalam
Menurut Sri Mulyani M. (1979): Sarlito, 1907)
“Motivasi sosial serta kematangan berpendapat bahwa: ”Tingkah laku
kepribadian, akan membuat remaja manusia yang terkendali disebabkan
mengerti apa yang harus dilakukan oleh adanya control dari masyarakat
dalam lingkungannya sebagaimana itu sendiri“. Kedua hal di atas dapat
fungsinya“. Di sini dilihat melalui dilihat melalui kontrol yang dibuat
faktor lingkungan yang terbagi masyarakat yakni:
menjadi tiga yakni lingkungan 1. Folkways, yaitu tingkah laku yang
keluarga, sekolah dan masyarakat, lazim (bekerja, bersekolah)
kenyataan yang terjadi lingkungan 2. Mores, yaitu tingkah laku yang
adalah salah satu faktor yang sangat sebaiknya dilakukan (mengucapkan
besar pengaruhnya dalam salam)
membentuk jiwa serta kematangan 3. Law (Hukum), yaitu tingkah laku
yang dapat membuat remaja yang harus dilakukan dan tingkah
bertindak dan bertingkah laku secara laku yang harus dihindari (tidak
positif maupun negatif. boleh mencuri, harus selalu berbuat
4. Perkembangan Peran Gender baik.
Di sini remaja akan mengetahui (W.G Summer dalam Sarliti, 1907).
peranan dan fungsinya sebagai
remaja laki-laki maupun remaja Minat Belajar Siswa
perempuan, maka dalam hal ini peran Dalam arti yang sederhana minat
sosial juga sangat berpengaruh untuk adalah suatu kekuatan yang
remaja menentukan sifat kelaki- mendorong seseorang untuk
lakiannya (masculinity) atau sifat melakuakan sesuatu tindakan
kewanitaanya (feminity) yang berisikan motivasi yang meliputi
terdapat dalam dirinya. Sejalan perasaan dan pikiran. Menurut E.
dengan pendapat Wynne dan Frader Juhana Wijaya (1995) minat artinya:
(dalam M. Sugar, 1979 ) yang “Suatu kecenderungan, dorongan
menyatakan bahwa: “Peran wanita atau perhatian terhadap sesuatu yang
berbeda tajam dengan peran pria disertai dengan perasaan dan
karena pembauran antargenerasi, pikiran“. Selanjutnya menurut
ekonomi, serta proses sosialisasi“. Muhibbin Syah (2001)
5. Perkembangan Moral dan Religi Minat (interest) berarti
Moral dan religi merupakan bagian “kecenderungan dan kegairahan yang
yang cukup penting dalam jiwa tinggi atau keinginan yang besar
remaja. Sebagian orang berpendapat terhadap sesuatu“.
bahwa moral dan religi bisa Sejalan dengan pendapat di atas
mengendalikan tingkah laku anak menurut James Draver (1972)
menyatakan: “motive is a effective yang dapat menetap sepanjang
factor which operates in determining hidup.
the direction of an individual’s Menurut Crow and Crow (dalam
behavior to wards an end or goal, Angga, 1979) “Minat adalah
consioustly penerimaan akan suatu hubungan
apprehended or unconsiustly”. antara diri sendiri dan diluar diri
Artinya dorongan adalah suatu faktor sendiri“. Slameto (1991) berpendapat
efektif yang beroperasi di dalam bahwa “Minat berhubungan dengan
yang menentukan arah dari suatu gaya gerak yang mendorong
perilaku individu. Sedangkan seseorang untuk menghadapi atau
menurut Anastasi (1988) “Minat, berurusan dengan orang, benda,
sistem nilai dan sikap dan merupakan kegiatan, pengalaman itu sendiri”.
aspek yang penting didalam Dari pengertian tersebut dapat
kepribadian seseorang dan ketiga disimpulakan bahwa minat adalah
karakteristik tersebut akan sangat merupakan dorongan, kecenderungan
berpengaruh terhadap prestasi dalam dan keinginan yang tinggi terhadap
pekerjaan dan pada kehidupan sesuatu. Bakat dan minat merupakan
sehari-hari dan hubungan sosial di faktor psikologis yang
masyarakat”. mempengaruhi prestasi belajar,
Menurut Hurlock (dalam sehingga siswa dapat berkembang
Shinto 1978) ada empat bentuk minat kearah yang positif apabila benar-
yang dapat mempengaruhi diri siswa benar didayagunakan sesuai dengan
yaitu: kemampuannya dan juga sangat
1. Minat mempengaruhi bentuk dan berpengaruh dalam pekerjaan.
intensitas cita-cita. Rudi Budiman (dalam Sukardi,
2. Minat berfungsi sebagai tenaga 2004) mengemukakan: “Belajar
pendorong yang kuat pada anak adalah suatu proses yang kompleks
agar ia mencapai apa yang dan terjadi pada setiap orang, serta
diinginkan. belangsung seumur hidup”. Menurut
3. Prestasi selalu dipengaruhi oleh Syaiful Bahri Djamarah (2002)
jenis intensitas minat seseorang, “Belajar adalah serangkaian kegiatan
apabila anak berminat dalam jiwa raga untuk memperoleh suatu
belajar akan nampak pada hasil perubahan tingkah laku sebagai hasil
yang ia peroleh akan baik, dari pengalaman individu dalam
sedangkan apabila ia tidak interaksi dengan lingkungannya yang
berminat dalam belajar ia menyangkut kognitif, afektif dan
cenderung tidak berhasil dalam psikomotor”.Definisi tersebut diatas
belajar dan memperoleh hasil menyatakan belajar membawa
yang tidak memuaskan. perubahan melalui suatu proses yang
4. Minat dapat menimbulkan amat dipengaruhi oleh pembawaaan
kepuasan tersendiri pada anak, dasar maupun kematangan
karena anak cenderung seseorang. Jadi, minat belajar adalah
mengulang kegiatan yang kecenderungan hati yang tinggi
berhubungan dengan minatnya terhadap suatu gairah keinginan
sehingga menjadi suatu kebiasaan untuk suatu perubahan yang terjadi
pada seseorang dalam melaksanakan
kegiatan belajar amat bergantung Ada beberapa macam minat
dari kapasitas yang dimiliki. belajar siswa yang akan dijelaskan
Berkenaan dengan uraian di berikut ini.
atas jelaslah dalam melakukan 1. Keseriusan Belajar di Kelas
penilaian tidak menumbuhkan Keseriusan dalam mengikuti
kegairahan dan semangat belajar pelajaran dikelas, memang harus
siswa. Dengan kata lain penilaian diciptakan sebab pada kenyataannya
yang dilakukan guru tidak semata- banyak siswa yang gagal dalam
mata untuk mengukur keberhasilan belajarnya, oleh karena kurangnya
dalam proses belajar mengajar, tetapi keseriusan untuk memperhatikan
hendaknya dapat digunakan sebagai guru dalam memberikan penjelasaan
pemberian penghargaan terhadap pada saat proses belajar mengajar
usaha yang dilakukan siswa. apalagi pada mata pelajaran tertentu
Penilaian yang diberikan seperti Matematika, Fisika, Bahasa
secara kualitatif kepada siswa untuk Inggris yang sulit dipahami dan
menumbuhkan minat belajar siswa diketahui sendiri jika tidak tanpa
dapat dikelompokkan menjadi (a) adanya penjelasan guru yang
minat belajar tinggi, (b) minat belajar mengajarkannya. Dikatakan oleh
sedang, (c) minat belajar rendah atau Nasution (1977): “Anak yang gagal
kurang (Rudi Budiman, 2004). Minat tidak begitu saja disalahkan,
belajar yang dikategorikan tinggi mungkin gurulah yang tidak berhasil
mempunyai kriteria (a) aktif dalam memberikan motivasi yang
mengikuti pelajaran, (b) selalu membangkitkan gairah belajar pada
mengerjakan tugas dengan baik, (c) anak”. Untuk mengarahkan agar
selalu megajukan pertanyaan, (d) siswa mempunyai keseriusan dalam
aktif dalam mengeluarkan pendapat, mengikuti pelajaran dikelas, maka
dan (e) memiliki catatan yang rapi diperlukan perhatian dan upaya yang
(Syaiful Bahri Djamarah, 2002). serius pula baik dari guru yang
Kategori minat belajar sedang mengajar dikelas misalnya dengan
memiliki kriteria sebagai berikut: memberikan motivasi, stimulus,
a.Rajin mengikuti pelajaran. b. Tidak pujian bagi siswa yang mengikuti
semua tugas dikerjakan secara baik pelajarannya dengan baik dan
dan tepat waktu. c. Kurang aktif teguran pada siswa yang kurang
dalam proses belajar mengajar. d. memperhatikan dan lalai dalam
Catatan tidak lengkap. Sedangkan mengikuti pelajaran di kelas. Sejalan
minat belajar yang kurang nampak dengan pendapat Sulo Lipu (1990):
pada diri siswa memiliki kriteria “Keseriusan dan kesungguhan yang
sebagai berikut : a. Sering tidak disertai dengan motivasi yang tinggi
masuk kelas. b. Pasif dalam kelas. c. akan membuat anak berupaya
Tidak memiliki catatan. d. Tugas mencapai prestasi yang maksimal“.
yang diberikan tidak pernah Tugas guru adalah bagaimana
dikerjakan. membuat suasana senyaman
mungkin di dalam kelas agar anak
Macam-Macam Minat Belajar dapat berkonsenterasi serta serius
Siswa dengan pelajaran yang sedang
diajarkan guru di kelas.
2. Minat Belajar Siswa di orang tua telah menumbuhkan
Perpustakaan semangat dalam menyelesaikan
Berbagai usaha di bidang tugas-tugas belajar karena merasa
pendidikan dalam upaya mendapat perhatian. Menurut
meningkatkan kecerdasan bangsa Sudirman A. M (2001) bahwa “di
telah dilakukan, namun kenyataan dalam belajar perlu ada aktivitas,
menunjukkan bahwa minat dan sebab pada prinsipnya belajar itu
kegemaran membaca masih adalah berbuat, (learning by doing).
tergolong rendah, rendahnya minat Demikian halnya aktivitas siswa
membaca berpengaruh pada prestasi dalam mengerjakan tugas dari guru”.
belajar siswa. Sejalan dengan Tugas dalam belajar adalah
pendapat Suriasumantri (1978) suatu tugas yang harus (wajib)
menyatakan: “Membaca dapat dikerjakan oleh seorang siswa, baik
membuka pandangan seseorang berbentuk latihan-latihan dari guru
tentang hal-hal baru yang akan setelah menyelesaikan suatu
membawa kita pada pencapaian yang pembahasan materi di kelas, maupun
luas tentang suatu ilmu tugas yang bebrbentuk PR
pengetahuan“. Untuk mengarahkan (pekerjaan rumah), yang menuntut
agar siswa dapat aktif dalam untuk dikerjakan di luar jam sekolah.
memanfaatkan perpustakaan sekolah. Pernyataan di atas dapat disimpulkan
Seperti yang dikemukakan oleh Raka bahwa, motivasi siswa dalam
J. (1978): ”Perpustakaan adalah mengerjakan tugas atau PR ditandai
tempat menimba ilmu yang baik….”. dengan keterlibatan siswa secara
Maka perlu adanya upaya baik dari aktif dalam menyelesaikan tugas
guru maupun dari orang tua siswa tersebut. Menurut Sarwono (1986)
agar siswa dapat memanfaatkan keaktifan ini ditandai dengan ciri-ciri
perpustakaan untuk belajar dengan sebagai berikut:
cara membaca dan akan lebih baik a. Penuh perhatian dan minat untuk
lagi apabila siswa juga mempunyai menghadap tugas-tugas yang akan
ringkasan hasil membaca dikerjakan.
diperpustakaan, apabila hal ini b. Tahu batas-batas tugas yang
terwujud dan siswa sudah dikerjakan.
mempunyai minat membaca, pada c. Mempunyai gambaran yang jelas
giliran siswa akan aktif dalam tentang tugas yang akan dikerjakan.
memanfaatkan perpustakaan sekolah. d. Penuh semangat dan dedikasi
3. Minat belajar dalam tinggi terhadap beban tugas yang
menyelesaikan tugas-tugas pelajaran diterimanya.
atau PR e. Berusaha bertanya kepada orang
Minat adalah usaha yang lebih tahu.
menyediakan kondisi-kondisi 4. Mendengarkan Penjelasan Guru
sehingga anak itu mau dan ingin Interaksi edukatif yang
melakukannya. Jika guru mata berlangsung dalam proses belajar
pelajaran dan keluarga (orang tua) mengajar disekolah melibatkan
memperhatikan terhadap usaha faktor guru dan siswa. Guru
dalam menyelesaikan tugas-tugas menjalankan tugas dan tanggung
belajar. Maka secara psikologis jawabnya mengajar para siswa dan
siswa sebagai subjek yang belajar. perlu. Dalam mencatat materi yang
Salah satu aktivitas guru dalam dapat dicatat baik berupa materi
mengajar adalah menyampaikan secara keseluruhan atau materi
meteri pembelajaran kepada siswa. tertentu / rangkuman-rangkuman
Dalam menyampaikan materi yang merupakan ringkasan dari
pembelajaran, sangat erat kaitannya materi pelajaran. Manfaat mencatat
dengan aktivitas mendengarkan pelajaran adalah siswa dapat
penjelasan guru. Aktivitas membaca materi pelajaran dirumah,
mendengarkan ini sangat penting serta mengulangi pelajaran tersebut,
bagi siswa dalam menerima pelajaran untuk lebih memahami materi yang
yang disampaikan oleh guru dengan telah disampaikan. Namun, tidak
baik. Oleh karena itu ketika guru semua aktivitas mencatat adalah
menyampaikan materi pelajaran belajar, aktivitas mencatat yang
dituntun minat siswa secara optimal bersifat mengcopy tidak termasuk
dengan konsentrasi penuh yaitu didalam aktifitas belajar.
mendengarkan penjelasan guru. Aktivitas mencatat yang
Sejalan dengan itu menurut termasuk belajar adalah apabila pada
Slameto (1995) “Kebiasaan saat mencatat, siswa menyadari
mendengar yang baik adalah kebutuhan serta tujuanya dan
memusatkan semua kekuatan fisik menggunakan set belajar tertentu
dan mental untuk mendengarkan”. agar catatan itu nantinya berguna
Selanjutnya menurut The Liang Gie bagi pencapaian tujuan belajar.
(1985) “Konsentrasi adalah Menurut Wasty Soemanto (1987)
pemusatan perhatian terhadap suatu mengatakan bahwa: “Set belajar
hal dengan mengenyampingkan adalah arah perhatian dalam interaksi
semua hal lainnya yang tidak bertujuan“. Apabila siswa mencatat
berhubungan“. Dari uraian di atas tidak menggunakan set belajar, maka
dapat disimpulkan bahwa dalam dapat berakibat bahwa catatan yang
proses belajar mengajar siswa dibuat tidak memenuhi materi yang
diharapkan dapat memusatkan segala seharusnya dicatat. Materi yang
perhatian dengan penuh minat untuk dicatat sangat ditentukan set-set
mendengarkan penjelasan guru (arah) belajar siswa, misalnya dalam
dengan mengenyampingkan hal-hal mendengarkan ceramah atau
yang tidak berhubungan dengan berpartisipasi dalam diskusi, maka
penjelasan yang disampaikan guru. kesadaran siswa akan kebutuhan dan
5. Mencatat Pelajaran tujuan mengharuskan siswa
Salah satu aktivitas dalam mencatat. Catatan siswa tidak hanya
belajar adalah aktivitas mencatat. sekedar mencatat fakta-fakta dalam
Dalam hal ini yang dimaksud adalah pelajaran, misalnya seorang siswa
aktivitas mencatat. Aktivitas dapat dituntut aktivitasnya, misalnya
mencatat termasuk dalam aktivitas mencatat tugas-tugas pelajaran,
belajar siswa. Setelah mencatat rangkuman, mencatat
memperhatikan pelajaran yang materi tambahan serta mencatat hasil
diberikan oleh guru secara seksama, diskusi.
maka tindakan selanjutnya adalah 6. Membaca Pelajaran
mencatat hal-hal yang dianggap
Tidak semua aktivitas Penutup
membaca dapat diartikan sebagai Kematangan psikologis meru-
belajar. Sebagai contoh : Membaca pakan faktor penting yang dapat
sambil tidur-tiduran, tidak dapat mendukung terbentuknya minat
disebut belajar. Belajar adalah aktif belajar siswa. Kematangan
dan membaca untuk keperluan psikologis dapat pula dilihat sebagai
belajar hendaknya dimeja belajar. proses pertumbuhan dan
Membaca ditempat tidur akan perkembangan individu yang
membuat perhatian menjadi terbagi, berlangsung bertahap hingga
dalam hal ini tujuan dari belajar itu memunculkan kepribadian dalam diri
sendiri dapat terganggu. Belajar individu itu sendiri. Prestasi belajar
memerlukan set atau arah, misalnya : yang baik akan didapat oleh siswa
membaca dimulai dengan apabila siswa tersebut mampu
memperhatikan judul, bab, topik- mengarahkan, bertindak dan
topik utama yang berorientasi pada bertingkah laku dewasa sesuai
kebutuhan dan tujuan. Tujuan akan dengan kepribadian dan sikap
menentukan materi yang akan dibaca seorang remaja yang tentunya
dan dipelajari. Menurut Jujun S. dilakukan saat remaja tersebut berada
(1984): “Aktifitas membaca adalah dilingkungan sekolahnya.
meliputi kegiatan mencari materi Untuk membantu siswa
pelajaran baik yang sudah maupun mematangkan psikologisnya
belum dipelajari“. Dalam membaca, sehingga tumbuh minat belajar yang
catatlah materi yang dianggap perlu tinggi tentulah ada upaya dari
mempertanyakan dalam benak lingkungan disekitar siswa tersebut.
pikiran, lebih baik lagi pertanyaan Salah satu upaya yang dapat
tersebut disertai dengan alternatif- dilakukan terutama dari lembaga
alternatif jawabannya. sekolah yeng menjadi tempat siswa
Menurut penelitian hasil yang menimba ilmu demi masa depannya
sebaik-baiknya dicapai kalau 40 % yang lebih baik serta mencapai
dari waktu dipakai untuk membaca kematangan dan keberhasilan adalah
dan 60 % untuk resetasi atau dengan memanfaatkan layanan
mengatakan kembali. bimbingan. Kegiatan yang dapat
Dengan resetasi tidak dimaksudkan dilakukan adalah layanan bimbingan
mengatakan kembali apa yang pribadi dan layanan pembelajaran
tercantum dalam buku akan tetapi oleh guru pembimbing terhadap
memberikan jawban atas pertanyaan siswa agar dalam diri siswa tersebut
yang timbul semaktu kita membaca, tumbuh minat belajar yang tinggi.
Nasution (1986). Banyak sekali Hubungan yang terjadi antara siswa
aktivitas-aktivitas siswa dalam dan pembimbing tidak terlepas dari
membaca antara lain: membaca kegiatan belajar mengajar atau
materi pelajaran yang telah pembelajaran. Belajar sebagai suatu
diajarkan, membaca ringkasan, proses perubahan didalam
membaca rangkuman, baca hasil- kepribadian manusia, dan perubahan
hasil diskusi dan membaca buku tersebut ditampakkan dalam bentuk
penunjang. peningkatan kualitas dan kuantitas
tingkah laku seperti peningkatan
kecakapan, pengetahuan, sikap, Company, Inc Rabu, Mei 28,
kebiasaan, pamahaman, keteram- 2008 by Ramkur. http:
pilan, daya pikir dan lain-lain. //ramkur blogspot.com/
Minat belajar merupakan M. Ngalim Purwato. 2000. Psikologi
aspek yang penting di dalam Pendidikan Remaja. Bandung:
kepribadian seseorang. Minat belajar PT. Remaja Rosdakarya.
akan sangat berpengaruh kepada Nasution. 1987. Berbagai
prestasi belajar siswa serta dalam Pendekatan dalam Proses
pekerjaan dan pada giliran Belajar Mengajar. Jakarta:
berikutnya juga berpengaruh kepada Bina Aksara.
kehidupan sehari-hari dan kehidupan Oemar Hamalik 2001. Pendekatan
sosial di masyarakat. Minat sangatlah Baru Strategi Belajar
mempengaruhi pembentukan Mengajar Berdasarkan CBSA.
kepribadian seseorang baik dalam Bandung: Sinar Baru
statusnya sebagai pelajar maupun Algensindo.
sebagai anggota masyarakat. Sardiman, A.M. 2006. Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar.
Daftar Pustaka Jakarta: PT. RajaGrafindo
Ahmad Fauzi. 1999. Psikologi Persada.
Umum. Bandung: Pustaka Setia. Schneiders, Alexander A. 1995.
Asrori 2005. Perkembangan Peserta Personal Adjusment and
Didik (Edisi Revisi). Malang: Mental Health. New York:
Wineka Media. Holt Rinerhart Winton.
Brown. 1991. Educational Singgih D. Gunarsa 2001. Psikologi
Psychology, 2 nd ,ed. untuk Membimbing. Jakarta:
Englewood Cliff, New Jersey: PT. Bpk Gunung Mulia.
Prentice Hall. Sofyan S. Willis. 2004. Psikologi
E. Koswara. 1991. Teori-teori Komunikasi. Bandung:
Kepribadian. Bandung: PT. Alfabeta.
Eresco. Soemadi Soeryabrata. 1995.
Gerungan. 1996. Psikologi Sosial. Psikologi Pendidikan. Jakarta:
Bandung: PT. Eresco. Raja Grafindo Persada.
Kartini, Kartono. 1992. Bimbingan Syaiful Bahri Djamarah. 2002.
Bagi Anak dan Remaja yang Psikologi Belajar, Jakarta: PT.
Bermasalah. Jakarta: CV. Raja Grapindo.
Rajawali Tutik Cahyaningsih Sri, Adji E P
Mardalis. 2002. Strategi Belajar Wahyu. 2007. Ilmu
Mengajar. Bandung: Mandar Pengetahuan Sosial Sosiologi
Maju. 1. Semarang: Aneka Ilmu.
James Draver 1972. “Measuring Yuri Megaton dkk. 2003. Pelayanan
Motivation in Phantasy: The BK, Orientasi dan Eksplorasi
Achievement Motive” Robert Diri dan Lingkungan. Jakarta:
C. dan Richard C Teevan (edt). Sanggar BK DKI Jaya.
Measuring And Enduring
Problem in Psychology. New
Jersey: D. Van Nonstrand

Anda mungkin juga menyukai