Kasus Transkultural Nursingdocx - Compress
Kasus Transkultural Nursingdocx - Compress
2.1 Jelaskan masing-masing komponen di atas,mana saja yang termasuk 7 sub sistem pengkajian
menurut model sunrise leininger?
1. Faktor teknologi
Dari kasus di atas,faktor teknologinya yaitu Ny W di anjurkan untuk kuratase.Alasannya yaitu
karna merupakan salah satu pilihan Ny W dalam memecahkan masalah kesehatannya.
2. Faktor sosial dan ketertarikan keluarga
Dari kasus di atas,klien yang bernama Ny W,berumur 30 tahun,tipe keluarganya hubungan
kekerabatan yang lebih dominan pihak laki-laki,hubungan Ny W dengan kepala keluarga adalah
suami istri,pola pengambilan keputusan di pihak laki-laki,Ny W mendapat informasi tentang
kehamilan dari mertua.
3. Faktor agama dan falsafah hidup
Adapun agama yang di anut Ny W adalah islam,status pernikahannya resmi,cara pandang Ny W
terhadap penyakit yaitu di sebabkan oleh sihir dan hal-hal gaib,Ny W percaya bahwa abortus
yang dideritanya itu akibat ibunya melanggar pantangan dalam menyediakan sesaji,dan Ny W
berobat rencananya ke dukun.
4. Faktor nilai-nilai budaya dan gaya hidup
Pantangan Ny W yaitu memakan makanan jantung pisang,gurita dan air kelapa sedangkan
suaminya pantang memanjat pohon kelapa atau pohon yang tinggi,alasannya yaitu jika memakan
jantung pisang dapat membahayakan tinggi kehamilannya,dan jika memakan gurita mungkin
dapat menggugurkan kehamilannya karna gurita itu licin,sedangkan air kelapa memang
kehamilan usia muda tidak di perbolehkan meminum air kelapa.Dan pada suami di larang
memanjat pohon yang tinggi karna takut kehamilannya gugur karna di ibaratkan jatuh dari
pohon.
5. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku
Aturan dan kebijakan disana diatur oleh pemuka agama dan para santri.Alasannya karna di sana
memang budayanya seperti itu,agamanya kental sehingga aturan dan kebijakan di atur oleh
pemuka agama dan para santri.
6. Faktor ekonomi
Pekerjaan Ny W adalah petani,serta ada tabungan yang sudah dipersiapkan oleh keluarga untuk
persalinan ini.Karna ada tabungan yang telah di persiapkan oleh keluarga sehingga Ny W sudah
agak lega dan senang untuk persiapan kelahirannya.
7. Faktor pendidikan
Tingkat pendidikan Ny W adalah SMP.Dan karna tingkat SMP itu di negara kita di bawah rata-
rata pendidikan yang seharusnya jadi pandangan Ny W terhadap kesehatan pun tidak sama
dengan orang yang berpendidikan tinggi sehingga dia cendrung lebih memilih berobat ke dukun
dari pada ke medis.
2.2 Analisis data dan diagnosis
keperawatannya a.Analisis data
Data
Masalah
Penyebab
Data subyektif
· Keluarga mengatakan Ny W sejak 3 hari lalu mengalami pendarahan dan perut mulas-mulas.
· Keluarga mengatakan bahwa Ny W di diagnosis medis abortus.
Data obyektif
· 3 hari lalu Ny W mengalami pendarahan dan perut mulas-mulas.
· Hasil pemeriksaan medis,Ny W di diagnosis abortus.
Data subyektif
· Keluarga mengatakan Ny W di bawa ke dukun dulu.
· Keluarga mengatakan bahwa Ny W akan di rencanakan melahirkan di sana.
1. Resiko terjadinya abortus.
2. Resiko terjadinya kesalahan dalam pengobatan di
sana. 3.Perubahan pemeliharaan kesehatan Ny W.
4.Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
5.Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan.
b.Daftar diagnosis keperawatan
1. Resiko terjadinya abortus berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat keluarga
yang sakit.
2. Resiko terjadinya kesalahan dalam pengobatan di sana berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan.
3. Perubahan pemeliharaan kesehatan Ny W berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
memanfaatkan fasilitas kesehatan.
Diagnosis keperawatan:
1. Mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatannya,dari kasus di atas yang bisa di
pertahankan adalah aturan dan kebijakan diatur oleh pemuka agama dan para santri.
2. Membentuk budaya baru yang sesuai dengan kesehatan,dari kasus di atas pantangan makanan
jantung pisang,gurita dan air kelapa bisa di ganti dengan yang lain,mungkin bisa dengan sayur
yang lain dan juga air kelapa bisa di ganti dengan air biasa.
3. Mengganti budaya yang tidak sesuai dengan kesehatan dengan budaya yang baru.Dari kasus di
atas mungkin budaya berobat ke dukun bisa di ganti dengan berobat ke medis/dokter.
Tambahkan komentar
Be Happy
Klasik
Kartu Lipat
Majalah
Mozaik
Bilah Sisi
Cuplikan
Kronologis
1.
Nov
23
Konsep Dasar Etika Keperawatan
Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi
perilaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang merupakan
suatu kewajiban dan tanggung jawab moral.
Etika atau Ethics berasal dari kata yunani, yaitu etos yang artinya adat, kebiasaan,
perilaku atau karakter. Menurut kamus webster, Etik adalah suatu ilmu yang mempelajari
tentang apa yang baik dan buruk secara moral.
Etika berasal dari bahasa Yunani ethikos yang berarti adat istiadat atau kebiasaan.
Etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaiman sepatutnya manusia
hidup didalam masyarakat yang menyangkut aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang
menentukan tingkah laku yang benar, yaitu baik buruk, kewajiban, dan tanggung jawab.
Moral, berasal dari kata latin yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Moral
adalah perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang merupakan “standar prilaku” dan
“nilai-nilai” yang harus diperhatikan bila seseorang menjadi anggota masyarakat dimana
ia tinggal.
Sumber yang lain menyatakan bahwa moral mempunyai arti tentang perilaku dan
keharusan masyarakat, sedangkan etika mempunyai arti prinsip-prinsip dibelakan
keharusan tersebut.
² Etiket atau adat merupakan suatu yang dikenal, diketahui, diulang, serta menjadi suatu
kebiasaan didalam suatu masyarakat, baik berupa kata-kata atau suatu bentuk perbuatan
yang nyata.
² Etika keperawatan dapat diartikan sebagai filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral
yang mendasari pelaksanaan praktek keperawatan
² Inti falsafah keperawatan adalah hak dan martabat manusia, sedangkan fokus etika
keperawatan adalah sifat manusia yang unik
Arti advokasi menurutu ANA (1985) adalah “melindungi klien atau masyarakat
terhadap pelayanan kesehatah dan keselamatan praktek tidak sah yang tidak kompeten
dan melanggar etika yang dilakukan oleh siapapun”. Advokasi merupakan dasar falsafah
dan ideal keperawatan yang melibatkan bantuan perawatan secara aktif kepada individu
untuk secara bebas menentukan nasibnya sendiri
Pada dasarnya peran perawat sebagai advokat pasien adalah memberi informasi
dan memberi bantuan kepada pasien atas keputusan apapun yang dibuat pasien. Memberi
informasi berarti menyediakan penjelasan atau informasi sesuai yang dibutuhkan pasien.
Memberi bantuan mengandung dua peran, yaitu peran aksi dan non aksi.
2. Akuntabilitas
3. Loyalitas
Merupakan suatu konsep dengan berbagai segi, meliputi simpati, peduli, dan
hubungan timbal-balik terhadap pihak yang secara profesional berhubungan dengan
perawat. Ini berarti ada pertimbangan tentang nilai dan tujuan orang lain secara nilai dan
tujuan sendiri. Hubungan profesional dipertahankan dengan cara menyusun tujuan
bersama, menepati janji, menentukan masalah dan prioritas, serta mengupayakan
pencapaian kepuasan bersama.
Untuk mencapai kualitas asuhan keperawatan yang tinggi dan hubungan dengan
pihak yang harmonis, maka aspek loyalitas harus dipertahankan oleh setiap perawat baik
loyalitas kepada pasien, teman sejawat, rumah sakit maupun profesi. Untuk mewujudkan
hal tersebut, beberapa argumentasi yang perlu diperhatikan sebagai berikut :
o Masalah pasien tidak boleh didiskusikan dengan pasien lain dan perawat harus bijaksana
bila informasi dari pasien harus didiskusikan secara profesional
o Perawat harus menghindari pembicaraan yang tidak bermanfaat, dan berbagai persoalan
yang berkaitan dengan pasien, rumah sakit atau pekerja rumah sakit harus didiskusikan
dengan umum.
o Perawat harus menghargai dan memberi bantuan kepada teman sejawat. Kegagalan dalam
melakukan hal ini dapat menurunkan penghargaan dan kepercayaan masyarakat kepada
tenaga kesehatan.
o Pandangan masyarakat terhadap profesi keperawatan ditentukan oleh kelakuan anggota
profesi. Perawat harus menunjukkan loyalitasnya kepada profesi dengan berperilaku
secara tepat pada saat bertugas
Contoh Masalahnya : seorang ibu minta perawat untuk melepas semua selang
yang dipasang pada anaknya yang berusia 14 tahun, yang telah koma selama 8 hari.
Dalam keadaan seperti ini, perawat menghadapi permasalahan tentang posisi apakah
yang dimilikinya dalam menentukan keputusan secara moral. Sebenarnya perawat berada
pada posisi permasalahan kuantitas melawan kuantitas hidup, karena keluaga pasien
menanyakan apakah selang-selang yang dipasang hampir pada semua bagian tubuh dapat
mempertahankan pasien untuk tetap hidup.
Tim keperawatan terdiri dari semua individu yang terlibat dalam pemberian
asuhan keperawatan kepada pasien. Komposisi anggota tim keperawatan bervariasi,
tergantung pada tenaga keperawatan yang ada, sensus pasien, jenis unit keperawatan, dan
program pendidikan keperawatan yang berafiliasi/kerjasama
Dalam kerjasama dengan sesama tim, semua perawat harus berprinsip dan ingat
bahwa fokus dan semua upaya yang dilakukan adalah mengutamakan kepentingan pasien
serta kualitas asuhan keperawatan dan semua perawat harus mampu mengadakan
komunikasi secara efektif.
b. Hubungan perawat-pasien-dokter
Perawat, pasien, dan dokter adalah tiga unsur manusia yang saling berhubungan
selama mereka masih terkait dalam suatu hubungan timbal balik pelayanan kesehatan.
Suatu model dimana dokter berperan aktif dan pasien berperan pasif. Model ini
tepat untuk bayi, pasien koma, pasien bius, dan pasien dalam keadaan darurat. Dokter
berada pada posisi mengatur semuanya, merasa mempunyai kekuasaan, dan identitas
pasien kurang diperhatikan. Model ini bersifat otoriter dan paternalistic.
Merupakan dasar untuk sebagian besar dari praktek kedokteran. Model ini terdiri
dari pasien yang mempunyai gejala mencari bantuan dan dokter yang mempunyai
pengetahuan terkait dengan kebutuhan pasien. Dokter memberikan bantuan dalam bentuk
perlakuan/pengobatan. Timbal baliknya, pasien diharapkan bekerja sama dengan mentaati
anjuran dokter. Dalam model ini, dokter mengetahui apa yang terbaik bagi pasien,
memegang apa yang diminati pasien dan bebas dari prioritas yang lain. Model ini bersifat
paternalistic atau sedikit lebih rendah.
Model ini berdasarkan pada anggapan bahwa hak yang sama/kesejajaran antara
umat manusia merupakan nilai yang tinggi. Model ini mencerminkan asumsi dasar dari
proses demokrasi. Interaksi, menurut model ini, menyebutkn bahwa pihaknya yang saling
berinteraksi mempunyai kekuasaan yang sama, saling membutuhkan, dan aktivitas yang
dilakukan akan memberikan kepuasaan kedua pihak.
Dalam model ini veatch menolak sikap kemungkinan nilai bebas murni dari ilmu
atau kedokteran pilihan-pilihan dibuat secara terus menerus terhadap fakta, observasi,
desain penelitian, dan tingkatan statistik signifikasi dalam suatu kerangka nilai-nilia
dengan praduga menurut ilmu-ilmu murni.
Sejumlah besar piliha-pilihan nilai dan signifikasi harus dibuat oleh orang-orang
terhadap ilmu terapan seperti kedokteran, yang mana tidak seperti ilmu teknik, nilai-nilai
tidak dapat ditiadakan dari nasehat teknis terhadap
Dalam model ini dokter memegang vigure seorang ahli moral yang dapat
memberi tahu pasien apa yang harus dikerjakan pasien pada situasi tertentu. Tradisi ini
berdasarkan prinsip etis jangan kerjakan ketidak baikan. Ini mencerminkan pelaksanaan
prinsip paternalistic dengan tidak memberitahukan berita buruk kepada pasien, tetapi
memberikan suatu pemantapan yang tidak nyata. Model ini tidak menyertakan pasien
dalam membuat keputusan, tetapi menyerahkan kebebasan kepada dokter, misalnya,
pasien tidak diizinkan menolak transfusi darah yang menurut agamanya tidak
diperbolehkan. Prinsip paternalime mengurangi takdir pasien dengan mengurangi
pengendalian pasien terhadap tubuh dan kehidupan.
Dalam model ini, dokter dan perawat merupakan mitra dalam mencapai tujuan
untuk menyembuhkan penyakit dan mempertahankan kesehatan pasien. Saling percaya
dan percaya diri merupakan hal utama. Kedua belah pihak mempunyai kedudukan yang
sama. Namun pada kenyataannya, veatch berpendapat bahwa sebenarnya tidak ada dasar
untuk persamaan kedudukan dalam hubungan pasien-dokter karna perbedaan kelas sosial,
status ekonomi, pendidikan dan sistem nilai menimbulkan asumsi tentang rasa tertarik
yang lazim terhadap ilusi.
Kode Etik Keperawatan merupakan bagian dari etika kesehatan yang menerapkan
nilai etika terhadap bidang pemeliharaan atau pelayanan kesehatan masyarakat.
Kode etik merupakan salah satu ciri/persyaratan profesi, yang memberikan arti
penting dalam penentuan, pemertahanan dan peningkatan standar profesi. Kode etik
menunjukkan bahwa tanggung jawab dan kepercayaan dari masyarakat telah diterima
oleh profesi.
Perawat dapat menopang hubungan kerja sama dengan teman sekerja. Baik tenaga
keperawatan maupun tenaga profesi lain diluar keperawatan. Perawat dapat melindungi
dan menjamin seseorang, bila pada masa perawatannya merasa terancam.
a) Perawat memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi martabat kemanusiaan dan
keunikan klien yang tidak dibatasi oleh pertimbangan-pertimbangan status sosial atau
ekonomi, atribut personal, atau corak masalah kesehatan.
b) Perawat melingdungi hak klien akan privasi dengan memegang teguh informasi yang
bersifat rahasia.
c) Perawat melindungi klien dan publik bila kesehatan dan keselamatannya terancam oleh
praktek seseorang yang tidak berkompeten, tidak etis atau illegal.
d) Perawat memikul tanggung jawab atas pertimbangan dan tindakan perawatan yang
dijalankan masing-masing individu.
h) Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melaksanakan dan meningkatkan
standar keperawatan.
i) Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk membentuk dan membina kondisi
kerja yang mendukun pelayanan keperawatn yang berkualis.
j) Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melindungi publik terhadap informasi
dan gambaran yang salah serta mempertahankan integritas perawat.
k) Perawat bekerjasama dengan anggota profesi kesehatan atau warga masyarakat lainnya
dalam meningkatkan upaya-upaya masyarakat dan nasional untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan publik.
Kode etik keperawatan di indonesia telah disusun oleh dewan pimpinan pusat
PPNI melalui Musyawara Nasional PPNI dijakarta pada tanggal 29 November 1989.
BAB I
BAB II
BAB III
Tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesional kesehatan lain
Ø Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antara sesama perawat dengan tenaga
kesehatan lainnya baik dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun
dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara keseluruhan.
BAB 1V
Ø Perawat selalu menjunjung tinggi nama baik profesi perawatan dengan menunjukkan
peri/tingka laku dan sifat-sifat pribadi yang tinggi.
Ø Perawat senantiasa berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan pelanyanan
perawat an serta menerapkanya dalam kegiatan-kegiatan pelayanan danpendidikan
perawatan.
BAB V
· Menurut Natonal League For Nursing (NLN) pusat pendidikan keperawatan milik
perhimpunan perawat amerika, pendidikan etika keperawatan bertujuan :
Tambahkan komentar
2.
Nov
23
2.1 Jelaskan masing-masing komponen di atas,mana saja yang termasuk 7 sub sistem
pengkajian menurut model sunrise leininger?
1. Faktor teknologi
Aturan dan kebijakan disana diatur oleh pemuka agama dan para santri.Alasannya karna
di sana memang budayanya seperti itu,agamanya kental sehingga aturan dan kebijakan di
atur oleh pemuka agama dan para santri.
6. Faktor ekonomi
Pekerjaan Ny W adalah petani,serta ada tabungan yang sudah dipersiapkan oleh keluarga
untuk persalinan ini.Karna ada tabungan yang telah di persiapkan oleh keluarga sehingga
Ny W sudah agak lega dan senang untuk persiapan kelahirannya.
7. Faktor pendidikan
Tingkat pendidikan Ny W adalah SMP.Dan karna tingkat SMP itu di negara kita di
bawah rata-rata pendidikan yang seharusnya jadi pandangan Ny W terhadap kesehatan
pun tidak sama dengan orang yang berpendidikan tinggi sehingga dia cendrung lebih
memilih berobat ke dukun dari pada ke medis.
Data
Masalah
Penyebab
Data subyektif
· Keluarga mengatakan Ny W sejak 3 hari lalu mengalami pendarahan dan perut mulas-
mulas.
Data obyektif
Data subyektif
Diagnosis keperawatan:
1. Mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatannya,dari kasus di atas yang bisa
di pertahankan adalah aturan dan kebijakan diatur oleh pemuka agama dan para santri.
2. Membentuk budaya baru yang sesuai dengan kesehatan,dari kasus di atas pantangan
makanan jantung pisang,gurita dan air kelapa bisa di ganti dengan yang lain,mungkin
bisa dengan sayur yang lain dan juga air kelapa bisa di ganti dengan air biasa.
3. Mengganti budaya yang tidak sesuai dengan kesehatan dengan budaya yang baru.Dari
kasus di atas mungkin budaya berobat ke dukun bisa di ganti dengan berobat ke
medis/dokter.
· Perawat bisa menggunakan bahasa yang mudah di pahami oleh Ny W seperti bahasa
sehari-harinya.
· Kemudian gunakan pihak ketiga bila perlu,seperti tetangga atau kerabat dekat Ny W.
Tambahkan komentar
3.
Nov
23