Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

METODE PENELITIAN HUKUM PERSPEKTIF GENDER

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ham dan Gender

DISUSUN OLEH :

Kholilatus Zahroma

Zerlinda

Muhammad Fakhrur Rozi

Zaifan

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PRODI AHWAL ASYAKHSIYAH

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan pembuatan makalah ini sebagai
tugas dari mata kuliah ham dan gender yang berjudul “ Metode Penelitian Hukum Perspektif
Gender” yang di bimbing oleh Ibu Syafi’atul Mir’ah Ma’sum
Makalah ini sudah selesai kami susun dengan maksimal dengan bantuan pertolongan dari
berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang sudah ikut berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari seutuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami
terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik serta saran yang bersifat membangun dari
pembaca sehingga kami bisa melakukan perbaikan makalah agar kedepannya kami bisa
membuat makalah makalah yang baik dan benar.
Akhir kata kami meminta semoga makalah ini bisa memberikan manfaat atau
menginpirasi pada pembaca.

                                                                               Malang, 28 Oktober 2022

 Penulis

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG............................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................................................5
BAB III PENUTUP..........................................................................................................................................9
Kesimpulan..............................................................................................................................................9
Daftar Pustaka...........................................................................................................................................10

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Allah menciptakan seluruh benda dan makhluk hidup di alam semesta ini secara
berpasangan, antara lain: siang dan malam, bulan dan bintang, langit dan bumi, lautan
dan daratan, laki-laki dan perempuan. Masing-masing memiliki kelebihan dan
kekurangan, semua itu dimaksudkan agar terjadi keseimbangan dan keselarasan di dunia
ini sehingga tercipta keadilan dan kedamaian. Keadilan dan kedamaian dapat diwujudkan
oleh laki-laki dan perempuan apabila dalam kehidupan mereka terjadi relasi/hubungan
gender yang baik dan harmonis. Hubungan antara laki-laki dan perempuan seringkali
amat penting dalam menentukan posisi keduanya. Bentuk hubungan yang bisa
berlangsung antara laki-laki dan perempuan merupakan konsekuensi dari pendefinisian
perilaku gender yang semestinya oleh masyarakat tertentu yang ditetapkan berdasarkan
kelas, gender, ras, etnis dan suku (Mosse, 2007, p. 8). Penetapan perilaku, sikap dan
hubungan antara laki-laki dan perempuan yang berbeda berdasarkan kelas, gender dan
suku, menjadi salah satu faktor penyebab ketidakadilan gender di masyarakat. Dewasa
ini masalah gender semakin marak diperbincangkan, terlebih lagi setelah pemerintah
Indonesia menetapkan isu gender ini dalam semua program pembangunan yang
berkelanjutan dalam semua aspek. Gender adalah suatu konsep yang mengacu pada
peran-peran dan tanggung jawab lakilaki dan perempuan sebagai hasil konstruksi sosial
dan kultural yang dapat diubah sesuai dengan perubahan zaman (Fakih, 2005, p.8). Oleh
karena itu isu-isu gender masuk dalam pembangunan di Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH

1 Bagaimana pendekatan gender dalam penelitian hokum ?


2 Bagamana analisis gender ?
3 Apa saja jenis-jenis model peneletian berspektif gender?
C. TUJUAN

1. Mengetahui pendekatan gender dalam penelitian hokum ?


2. Mengetahui analisis gender ?
3. Untuk mengetahui jenis-jenis model penelitian berspektif gender
BAB II

PEMBAHASAN
A. PENDEKATAN GENDER DALAM PENELITIAN HUKUM
Pendekatan gender merupakan pendekatan baik teoritik maupun praktek dalam penelitian
hukum (atau penelitian lainnya) yang dalam setiap langkah (mulai dari pengumpulan data sampai
pada tahapan analisis mempertimbangkan dua sisi, yaitu sisi perempuan maupun laki-laki
Pendekatan ini termasuk pendekatan hukum kritis yang mengkritisi dan mengoreksi pendekatan
sebelumnya yang bersifat positifistik yang tidak mempersoalkan sisi perempuan secara spesifik.
Penelitian hukum berwawasan gender, menggunakan gender sebagai alat analisis.
Gender sebagai aktor penting yang berpengaruh terhadap persepsi, kesadaran, keterampilan,
hubungan kekuasaan dan kehidupan lainnya dari perempuan dan laki-laki. Fokus perhatiannya
lebih ditekankan pada permasalahan khas perempuan yang dialami sebagai hasil konstruksi
hubungan gender dimana perempuan dan permasalahannya dikaji dengan memilih cara atau
metode yang dapat membuat perempuan dan permasalahannya menjadi lebih terungkap (visible).
Oleh karena itu, dalam penelitian berwawasan gender diperlukan adanya data terpilah.
1. Pentingnya data terpilah laki dan perempuan
Dalam melaksanakan penelitian hukum dari persfektif gender diperlukan adanya data
terpilah (laki-laki dan perempuan dipisahkan). Tujuan pemisahan data laki-laki dan perempuan
secara terpilah adalah untuk dapat dilakukan analisis secara tajam dan kritis guna menemukan
berbagai persoalan (isu) terkait dengan hubungan gender sehingga nantinya lebih mudah
mencarikan pemecahannya.
2. Teknik Pengumpulan data terpilah
Untuk mengumpulkan data laki-laki dan perempuan secara terpilah seorang peneliti perlu
membuat rancangan penelitiannya (reserch design) termasuk membuat instrumen penelitian yang
tepat, sehingga betul-betul dapat menggali pengalaman, pandangan, perasaan, keinginan, dll.
Dari sudut pandang masing-masing tanpa diwakili satu oleh yang lain.
Selain itu, seorang peneliti perlu mempunyai keterampilan (skill) data terpilah antara laki-laki
dan perempuan dapat dikumpulkan dari bahan-bahan atau sumber data sekunder/data
kepustakaan, ataupun dari sumber di lapangan yaitu dari responden maupun imforman. Data di
lapangan dapat dilakukan dengan teknik observasi (pengamatan) terhadap kejadian-kejadian
yang sedang berlangsung, ataupun dengan teknik wawancara. Penggunaan teknik ini lebih tepat
dilakukan kalau peneliti menginginkan data yang bersifat kualitatif. Untuk memperoleh data
lapangan yang bersifat kuantitatif lebih tepat dilakukan dengan menggunakan angket ataupun
kuesioner untuk memperoleh data yang jumlahnya banyak. Dari sumber data
sekunder/kepustakaan juga dapat diperoleh data kualitatif maupun kuantitatif. Dengan cara
manapun data dikumpulkan sikap hati-hati dan tegas sangat diperlukan oleh seorang petugas
pengumpul data. Kalau tidak hati-hati dan tegas, sering terjadi bahwa informasi tentang
perempuan diberikan jawaban oleh laki-laki dari sudut pandang lakilaki, sehingga kalaupun
didapat data laki-laki dan perempuan, maka data itu semu/bias.
B. ANALISIS GENDER
1. Model-model analisis gender
Analisis gender merupakan analisis kritis yang mengkritisi analisis sebelumnya yang tidak
menggunakan pendekatan gender. Sebagai analisis kritis, analisis ini berusaha mencari
penjelasan ataupun mengungkap apa yang ada dibelakang hubunganhubungan laki-laki dan
perempuan dalam berbagai segi kehidupan, termasukdi dalamnya dalam kehidupan hukum.
Untuk melakukan analisis gender diperlukan data yang terpilah antara laki-laki dan perempuan.
Sebagaimana telah diuraikan di atas, data terpilah itu dapat dikumpulkan secara kuantitatif dalam
bentuk angka, prosentase dan disajikan dalam bentuk tabel, matrik dan lain sebagainya, selain itu
data terpilah itu dapat juga berupa data kualitatif berupa pengalaman-pengalaman ataupun
pandanganpandangan laki-laki dan perempuan yang disajikan dalam bentuk narasi.
2. Analisis kualitatif
Analisis kualitatif dilakukan untuk mengungkap dan menjelaskan apa yang terjadi dibalik
hubungan-hubungan gender yang tampak sebagai berbagai isu yang dapat diperoleh berdasarkan
data kualitatif berupa pengalaman-pengalaman maupun pandangan-pandangan individu baik
laki-laki ataupun perempuan dalam berbagai hubungan, seperti dalam keluarga, hubungan kerja,
hubungan bisnis, hubungan politik maupun hubungan hukum. Penggunaan analisis ini
mempunyai keunggulan, karena dapat dilakukan dengan lebih mendalam dan hasilnya lebih
andal dan dapat dipercaya dari segi kualitas. Kelemahan analisis ini ada kalanya juga kurang
dipercaya karena umumnya menggunakan sampel kecil, atau bahkan hanya merupakan studi
kasus.
3. Analisis kuantitatif
Analisis kuantitatif dilakukan untuk mengungkap dan menjelaskan apa yang terjadi
dibalik hubungan-hubungan gender (laki-laki dan perempuan) yang tampak sebagai berbagai isu
yang dapat diperoleh berdasarkan data yang berbentuk angkaangka. Dengan melakukan analisis
ini, hasil analisis akan lebih dapat dipercaya karena didukung oleh data yang umumnya banyak.
Kelemahan dari analisis ini adalah hasilnya yang kurang mendalam. Oleh karena kedua model
analisis masing-masing mempunyai keunggulan dan kelemahan, maka sangat cerdas dan
bijaksana jika seorang peneliti menggabungkan kedua model analisis ini sehingga diperoleh hasil
yang dapat dipercara baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

C. JENIS PENELITIAN

Pengembangan model penelitian berperspektif gender ini termasuk jenis penelitian dan
pengembangan. Penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah
sebuah strategi atau metode penelitian yang sangat ampuh untuk memperbaiki praktik. Menurut
Borg dan Gall educational research and development is a process used to develop and validate
educational product.

Tujuan penelitian pengembangan ini memperoleh temuan/teori/ilmu, dan menjawab


kebutuhan akan adanya alat/ perangkat yang dapat digunakan memperbaiki atau meningkatkan
kualitas sumber daya manusia perspektif gender melalui sepuluh tahapan, seperti dikemukakan
Borg dan Gall (1983), yaitu:
1. Studi pendahuluan, dengan cara mengkaji buku-buku dan jurnal penelitian, yang bertema
gender atau yang umum dan hasil-hasil penelitian yang relevan.

2. Perencanaan produk awal. Model penelitian berperspektif gender didesain dari aspek
ontologi, epistemologi dan aksiologi, meliputi: pendekatan, rancangan atau desain, metode,
instrumen penggali data, analisis data, tujuan dan pengguna, komponen-komponen yang ada
pada model penelitian berperspektif gender dan penerapannya.

3. Pengembangan/desain model awal. Rancangan model awal penelitian berbentuk prototipe


model. Konsep/prototipe awal model penelitian berperspektif gender, terdiri atas: pengertian,
paradigma penelitian, tema dan permasalahan, kajian teori, data dan teknik pengumpulan data,
analisis data dan laporan penelitian serta cara penerapannya di lapangan. 4. Pengujian produk
awal, dengan cara uji coba di atas meja (desk try out atau desk evaluation) terhadap rancangan
model penelitian. Uji coba ini bersifat expert judgment, dari para pakar, yaitu: dua orang pakar
gender, dua orang pakar bahasa, dan dua orang pakar metodologi penelitian. Analisis
menggunakan lembar penilaian dan disempurnakan melalui Focus Group Discussion.

5. Revisi produk awal. Prototipe model penelitian berperspektif gender yang dihasilkan
disempurnakan, dengan tujuan mengembangkan spesifikasi rancangan agar menghasilkan
prototipe model penelitian berperspektif gender yang baik.

6. Pengujian produk dengan skope terbatas. Desain/rancangan model disempurnakan dan diuji
coba dengan scope terbatas, maksudnya terbatas dari segi wilayah yakni hanya satu kota
Banjarmasin dan dari jumlah peneliti, yakni hanya dua orang saja

7. Revisi hasil pengujian skope terbatas. Hasil uji coba dengan skop terbatas dipelajari dan
dilakukan revisi/penyempurnaan desain. Penyempurnaan produk awal masih dilakukan pada
aspek materi produk, tanpa melihat kelayakan dalam konteks jumlah dan kapasitas subjek
penelitian.

8. Pengujian produk akhir dengan skope diperluas, maksudnya perluasan dari segi wilayah
penelitian, yaitu dari satu Kota diperluas menjadi Provinsi. Jumlah subjek uji coba pada tahap
ini, tetap sama yakni hanya dua orang.
9. Revisi produk akhir. Hasil akhir pengembangan model berupa laporan penelitian tertulis
dilakukan analisis akhir untuk mengetahui reliabilitas/kehandalan dari produk yang dihasilkan
dan dilakukan revisi akhir sehingga diperoleh produk yang sempurna.

10. Diseminasi dan implementasi. Hasil akhir dari model penelitian berperspektif gender adalah
berupa prototipe dan pedoman aplikasinya. Selanjutnya dibuat dalam bentuk buku, untuk
didiseminasikan, dan diimplementasikan secara luas pada masyarakat.
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

Pengembangan model penelitian ber- perspektif gender mengacu pada penelitian dan
pengembangan model Borg dan Gall dengan tahapan: studi pendahuluan, membuat desain
prototipe model penelitian berperspektif gender melalui FGD dan wokshop, divalidasi oleh
pakar gender, pakar penelitian, dan pakar bahasa, serta pengguna. Terakhir uji coba dalam
bentuk penelitian dan sosialisasi hasil penelitian dalam bentuk seminar. Langkah
pengembangan model penelitian berperspektif gender: a) menyusun rancang bangun filosofi
model penelitian; b) mendesain konseptualisasi produk awal model penelitian; c) menetapkan
komponen dan karakteristik model penelitian; d) melakukan validasi konsep dan validasi
empirik.
Daftar Pustaka
Huda, Nuril, Aliyah A. Rasyid, Pujiati Suyata, and Sumarno Sumarno, ‘Pengembangan Model Penelitian
Perspektif Gender’, Jurnal Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan, 17.2 (2013), 304–17
<https://doi.org/10.21831/pep.v17i2.1702>

Anda mungkin juga menyukai