Penyusun :
Khotimah 202121093
FAKULTAS SYARIAH
2022
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
karunia dan hidayah-Nya, sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “ANALISIS GENDER”. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
mata kuliah Hukum Acara Peradilan Agama, dengan dosen pengampu bapak Siti
Kasiyati, S.Ag., M.Ag.
Tim penyusun berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan terhadap isi yang tim penyusun sajikan dalam makalah
ini. Penyusun juga menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna.
Tim penyusun memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang kurang
berkenan di dalam penulisan makalah ini serta penyusun memohon kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca supaya makalah ini dapat lebih baik lagi ke
depannya.
Tim penyusun
ii
DAFTAR ISI
C. Tujuan .......................................................................................................... 5
A. Kesimpulan ................................................................................................ 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah Gender Digunakan Untuk Menjelaskan Perbedaan Perempuan
dan laki-laki yang bersifat bawaan sebagai ciptaan Tuhan dan perbedaan
perempuan dan laki-laki yang merupakan bentuk budaya yang di konstruksikan,
di pelajari di sosialisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Gender adalah,
pembedaan peran, kedudukan, tanggung jawab dan pembagian kerja antara laki-
laki dan perempuan yang ditetapkan oleh masyarakat berdasarkan sifat
perempuan dan laki-laki yang dianggap pantas menurut norma, adat istiadat,
kepercayaan atau kebiasaan masyarakat. Gender berubah dari waktu ke waktu
karena adanya perkembangan yang mempengaruhi nilai-nilai dan norma-norma
masyarakat.
4
telah berakar dalam sejarah, adat, norma ataupun dalam berbagai struktur yang
ada di masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Analisis Gender?
2. Apa saja manfaat dari Analisis Gender?
3. Bagaimana Teknik Analisis Gender?
4. Apa Kaitannya Analisis Gender dengan Ketidakadilan?
5. Bagaimana Analisis Gender Dalam Gerakan Tranformasi Perempuan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Analisis Gender
2. Untuk mengetahui manfaat dari Analisis Gender
3. Untuk memahami dan mengetahui Teknik Analisis Gender
4. Untuk memahami dan mengetahui Kaitannya Analisis Gender dengan
Ketidakadilan
5. Untuk mengetahui Analisis Gender Dalam Gerakan Tranformasi
Perempuan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
1 Dr. Ir. Herien Puspitawati, M.Sc., M.Sc.. “Analisis Gender Dalam Penelitian Bidang Ilmu
Keluarga”. Makalah Seminar:Disampaiakan pada Pealtihan Metodologi Studi Gender. 2009. Hlm. 3
2 Dr. Nahiyah Jaidi Faraz, M.Pd. “Teknik Analsisi Gender”. Makalah:Fakultas Ekonomi UNY. 2012.
Hlm. 2
6
dna perempuan, terutama pada ketidakadilan struktur dan sistem yang
disebabkan oleh gender. 3
7
Adapun tujuannya adalah:
a. Untuk menunjukkan bahwa ada suatu investasi secara ekonomi yang
dilakukan oleh perempuan maupun laki-laki secara rasional.
b. Untuk membantu para perencana merancang proyek yang lebih efisien
dan memperbaiki produktivitas kerja secara menyeluruh.
c. Mencari informasi yang lebih rinci sebagai dasar untuk mencapai tujuan
efisisensi dengan tingkat keadilan gender yang optimal.
d. Untuk memetakan pekerjaan laki-laki dan perempuan dalam masyarakat
dan melihat faktor penyebab perbedaan.
2. Model Moser
Model ini juga bisa disebut dengan Kerangka Moser yang
didasarkan pada pendapat bahwa perencanaan gender bersifat teknis dan
politis dengan mengasumsikan adanya konflik dalam proses perencanaan
dan proses tranformasi serta mencirikan perencanaan sebagai suatu “debut”.
Kerangka ini dikembangkan oleh Caroline Moser, seorang peneliti senior
dengan pengalaman luas dalam perencanaan gender.
Kerangka ini didasarkan pada pendekatan Pembangunan dan
Gender (Gender and Development/ GAD) yang dibangun pada pendekatan
Perempuan dalam Pembangunan (Women in Development/ WID ) yang
lebih awal dan pada teori-teori feminisme. Kerangka ini juga kadang-
kadang diacu sebagai “Model Tiga Peranan atau Kerangka Pemikiran
Departemen Unit Perencanaan karena dikembangkan oleh Moser selagi dia
bekerja di Departemen Unit Perencanaan di University College, London.
Tujuan dari model ini yakni:
a. Mengarahkan perhatian secara dimana pembagian berdasarkan gender
memengaruhi kemampuan perempuan untuk berpartisipasi dalam
intervensi-intervensi yang telah direncanakan.
b. Membantu perencanaan untuk memahami bahwa kebutuhan-kebutuhan
wanita adalah seringkali berbeda dengan kebutuhan-kebutuhan laki-
laki.
8
c. Mencapai kesetaraan gender dan pemberdayaan melalui pemberian
perhatian kepada kebutuhan-kebutuha praktis perempuan dan
kebutuhan-kebutuhan gender strategis.
d. Memeriksa dinamika akses kepada dan kontrol pada penggunaan
sumberdaya antara perempuan dan laki-laki dalam berbagai konteks
ekonomi dan budaya yang berbeda-beda.
e. Memadukan gender kepada semua kegiatan perencanaan dan prosedur.
f. Membantu pengklarifikasian batasan-batasan politik dan teknik dalam
pelaksanaan praktek perencanaan.
3. Model Analysis Pathway (GAP)
Model analisis ini adalah model analisis untuk mengetahui metode
analisis untuk mengetahui kesenjangan gender dengan melihat aspek akses,
peran, manfaat dan kontrol yang diperoleh laki-laki dan perempuan dalam
menerima manfaat pembangunan. Selain itu model GAP kita mengetahui
kesenjangan gender dan permasalahan gender.4
Model ini salah satu alat analisis gender yang dapat membantu para
perencana dalam melakukan pengarusutamaan gender ke dalam proses
perencanaan kebijakan/program dan kegiatan pembangunan. Model ini
dikembangkan oleh BAPPENAS yang dapat juga digunakan untuk
membantu para perencana dalam melakukan pengarusutamaan gender
dalam perencanaan kebijakan program, proyek dan/atau kegiatan
pembagunan.
4. Model SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity and Threat)
Teknik ini merupakan suatu analisis manajemen dengan cara
mengidentifikasi secara internal mengenai kekuatan dan kelemahan dan
secara eksternal mengenai peluang dan ancaman. Dalam rangka menyusun
program aksi, langkah-langkah atau tindakan untuk mencapai sasaran
maupun tujuan kegiatan dengan cara memaksimalkan kekuatan dan
9
peluang, serta meminimalkan kelemahan dan ancaman.5 Model SWOT ini
dipakai juga untuk mengurangi resiko dan meningkatkan efektifitas dan
efisiensi pelaksanaan.
Desember 2022
6 Fakih Mansour. “Analisis Gender dan Transformasi Sosial”. Yogyakarta: Insist Press. Hlm. 47.
10
Pelabelan negatif (stereotipe) atau bisa dikatakan stigma yang berkaitan
dengan perempuan menimbulkan asumsi bahwa perempuan bersolek untuk
menarik lawan jenis sehingga pelecehan atau perkosaan terhadap kaum
perempuan dianggap sebagai kesalahan perempuan. Contoh lain adalah
stereotipe bahwa perempuan (istri) harus melayani laki-laki (suami).
11
perempuan. Karena sosialisasi peran tersebut, perempuan merasa bersalah jika
tidak menjalankan tugas-tugas domestik tersebut. Sebaliknya, laki-laki merasa
itu bukan tanggung jawabnya, bahkan ada tradisi yang melarang laki-laki untuk
melakukan pekerjaan rumah tangga.
Akibatnya, perempuan yang juga bekerja di luar rumah memikul beban
kerja ganda. Selain itu, jenis pekerjaan domestik dianggap pekerjaan rendah dan
tidak bernilai ekonomis. Pada keluarga-keluarga kaya, tanggung jawab
pekerjaan domestik biasanya dipindahkan kepada pembantu rumah tangga.
Pemindahan tanggung jawab tersebut berarti pemindahan marginalisasi,
subordinasi, dan beban kerja dari istri kepada pembantu rumah tangga yang
kebanyakan perempuan.
Feminisme memiliki aliran yang terdiri dari dua aliran besar dalam ilmu
sosial, yakni aliran status quo atau fungsionalisme dan aliran konflik.7 Teruntuk
aliran fungsionalisme yang dikembangkan oleh Robert Merton dan Talcott
Parsons berkeyakinan bahwa masyarakat adalah suatu sistem yang terdiri atas
bagian dan saling berkaitan antara agama, pendidikan, struktur politik sampai
keluarga dan tiap-tiap bagian secara terus menerus mencari keseimbangan dan
harmoni. Feminisme fungsionalisme ditemukan dalam pemikiran feminisme
7 Ibid.
12
liberal yang berakar pada pandangan bahwa kebebasan dan kesamaan berakar
pada rasionalitas dan pemisah antara dunia domestik dan publik.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan diatas maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa definisi & terminologi analisis gender Istilah Gender
Digunakan Untuk Menjelaskan Perbedaan Perempuan dan laki-laki yang
bersifat bawaan sebagai ciptaan Tuhan dan perbedaan perempuan dan laki-laki
yang merupakan bentuk budaya yang di konstruksikan, di pelajari di
sosialisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Gender adalah, pembedaan peran,
kedudukan, tanggung jawab dan pembagian kerja antara laki-laki dan
perempuan yang ditetapkan oleh masyarakat berdasarkan sifat perempuan dan
laki-laki yang dianggap pantas menurut norma, adat istiadat, kepercayaan atau
kebiasaan masyarakat. Gender berubah dari waktu ke waktu karena adanya
perkembangan yang mempengaruhi nilai-nilai dan norma-norma masyarakat.
14
ketidak-adilan yang terjadi diantaranya adalah, adanya perbedaan upah antara
laki-laki dan perempuan, akses dan penguasaan perempuan terhadap sumber
daya alam rendah, perempuan dan kelompok miskin tidak dilibatkan dalam
proses pengambilan keputusan dan lain sebagainya.
15
DAFTAR PUSTAKA
BAPENAS. https://gendernews88.wordpress.com/2010/09/07/mengenal-analisa-
gender/.
https://memahamiwanita.weebly.com/relation-gender/analisis-gender-responding.
Faraz, Nahiyah Jaidi. Teknik Analisis Gender. UNY: 2012.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
https://elearning.menlhk.go.id/pluginfile.php/854/mod_resource/content/1/
analisis%20gender/analisis_gender.html
Mansour, Fakih. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Insist
Press.
16