Pd
0412029401
Sejarah filsafat PAUD
Sebelum masehi sampai Abad ke-4 samapi abad ke-
abad ke-4 , anak usia dini 13, anak usia dini disebu
disebut “infanticidel” sebagai abandoning
Belum ada bukti historis yang Kesadaran orang tua terhadap
menunjukan adanya konsep adanya hak hak anak untuk
tentang pendidikan hidup
prasekolah atau PAUD
Diperhatikan haknya uuntuk
Belum ada konsep hidup tetapi kurang
pertanggung jawaban orang diperhatikan tumbuh
tua terhadap anaknya kembang dan
(Aswardi sudjud, 1997) keberlangsungan hidupnya
(Aswardi sudjud, 1997)
Abad ke-14 sampai abad ke- Abad ke-18 anak usia dini
17, anak usia dini disebut disebut “instrusive”
“ambivalent”
Mengasumsikan orang tua mempunyai
hubungan terdekat dengan anak-anak Anak usia dini adalah sangat
mereka penting karena pada masa ini
Terjadi konflik persepsi antar sesama
orang tua (persasaan yang adalah masa persiapan untuk
bertentangan) kehidupan di masa depan.
Abad ke 16 seorang filsuf dari inggris
John Locke (orang tua harus Aneh?? Berangkat dari
mempunyai sikap sayang terhadap dogma gereja “dosa warisan”
anak-anaknya, tidak mengekang
dengan ketat anak-anak mereka Seiiring berkembangnya ilmu
sampai tahun kedua)
Bersamaan dengan pemikiran john kesehatan dan pengobatan
locke muncul pemikiran keagamaan
yang berbasis pada gereja (untuk lebih Rousseau menentang dogma
menyayangi dan memperhatikan anak) gereja “anak terlahir tanpa
John locke dan pemuka agama
(merombak pandangan masyarakat dosa, lingkungan yang
bangsa dan masyarakat, bahwa berkontribusi perilaku anak
kehidupan pada masa anak adalah
sesuatu hal yang penting sesuatu hal baik atau tidak baik”
ang khusus)
Abad ke-19 samapai
pertengahan abad ke-20 Abad ke 20 anak usia dini
anak usia dini disebut disebut “helping”
(bantuan)
“socializing” (sosialisasi)
Nursey school (Kelompok bermain atau
Konsep anak tak berdosa kindergarten) hanya sebatas bantuan saja.
membawaangin segar bagi
pendidikan anak usia dini
Perubahan semakin
dipercepat oleh revolusi
industri yang memicu
perpindahan penduduk dari
desa ke kota
Hingga masyarakat menyita
perhatian masyarakat “nursey
school”
SEJARAH KEBIJAKAN PAUD
DI INDONESIA
Sejarah PAUD di Indonesia
PAUD adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara
menyuluruh, yang mencakup aspek fisik dan non-fisik, dengan memberikan rangsangan bagi
perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual ), motorik, akal pikir, emosional, dan sosial yang
tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Adapun upaya yang dilakukan
mencakup stimulasi intelektual, pemeliharaan kesehatan, pemberian nutrisi, dan penyediaan
kesempatan yang luas untuk mengeksplorasi dan belajar secara aktif.
Pendidikan anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh
pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan, dan pendidikan pada anak dengan
menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang
memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang
diperolehnya dari lingkungan, melalui cara mengamati, meniru, dan bereksperimen yang berlangsung
secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak.
Dengan demikian, PAUD dapat di deskripsikan sebagai berikut :
Pertama, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pemberian
upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh, dan
pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan
kemampuan dan keterampilan pada anak.
Kedua , Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah
satu bentuk penyelenggaraan yang menitikberatkan pada
peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik
(koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir,
daya cipta, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual), sosio-
emosional (sikap perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi.
Ketiga, sesuai dengan keunikan dan pertumbuhan
Pendidikanan Anak Usia Dini (PAUD) disesuaikan dengan
tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak.
Tujuan PAUD
Tujuan PAUD yang ingin dicapai adalah untuk mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman orang tua dan guru serta pihak-pihak
yang terkait dengan pendidikan dan perkembangan anak usia dini.
secara khusus tujuan yang ingin dicapai, adalah :
Dapat mengidentifikasi perkembangan fisiologis anak usia dini dan
mengaplikasikan hasil identifikasi tersebut dalam pengembangan
fisiologis yang bersangkutan
Dapat memahami perkembangan kreatifitas anak usia dini dan
usaha-usaha yang terkait dengan pengembangannya
Dapat memahami kecerdasan jamak dan kaitannya dengan
perkembangan anak usia dini.
Dapat memahami arti bermain bagi perkembangan anak usia dini
Dapat memahami pendekatan pembelajaran dan aplikasinya bagi
pengembangan anak usia kanak-kanak.
Tujuan pendidikan anak usia dini secara umum adalah mengembangkan berbagai
potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Secara khusus kegiatan pendidikan bertujuan agar:
Anak mampu melakukan ibadah, mengenal dan percaya akan ciptaan Tuhan dan
mencintai sesama.
Anak mampu mengelola keterampilan tubuh termasuk gerakan-garakan yang
mengontrol gerakan tubuh, gerakan halus dan gerakan kasar, serta menerima
rangsangan sensorik (panca indera)
Anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan dapat
berkomunikasi secara efektif yang bermanfaat untuk berpikir dan belajar.
Anak mampu berpikir logis, kritis, memberikan alasan, memecahkan masalah dan
menemukan hubungan sebab akibat.
Anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peranan masyarakat dan
menghargai keragaman sosial dan budaya serta mampu mengembangkan konsep
diri, sikap postif terhadap belajar, kontrol diri dan rasa memiliki.
Anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada, birama, berbagai bunyi, bertepuk
tangan, serta menghargai hasil karya yang kreatif
Selain itu, tujuan pendidikan anak usia dini adalah :
Untuk membentuk anak Indonesia yang
berkuailtas, yaitu anak yang tumbuh dan
berkembang sesuai dengan tingkat
perkembangannya sehingga memiliki yang optimal
di dalam memasuki pendidikan dasar serta
mengarungi kehidupan di masa dewasa.
Untuk membantu menyiapkan anak mencapai
kesiapan belajar (akademik) di sekolah.
Intervensi dini dengan memberikan rangsangan
sehingga dapat menumbuhkan potensi-potensi
yang tersembunyi ( hidden potency) yaitu dimensi
perkembangan anak (bahasa, intelektual, emosi,
sosial, motorik, konsep diri, minat dan bakat)
Melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan
terjadinya gangguan dalam pertumbuhan dan
perkembangan potensi-potensi yang dimiliki anak.
Fungsi PAUD
Beberapa fungsi pendidikan bagi anak usia dini yang harus diperhatikan,
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Untuk mengembangkan seluruh kemampuan yang dimiliki anak sesuai
dengan tahapan perkembangannya.
Mengenalkan anak dengan dunia sekitar.
Mengembangkan sosialisasi anak.
Mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak.
Memberikan kesempatan pada anak untuk menikmati masa bermainnya
Memberikan stimulus kultural pada anak.
prinsip pembelajaran pada
pendidikan anak usia dini (PAUD)
Anak sebagai Pembelajar Aktif
Metode karyawisata
Metode demonstrasi
Metode eksperimen
Metode proyek
Toksin/zat
Gizi Mekanis
kimia.
Penya
kit Lingk
Lingk
Kroni ungan Sosio- Obat-
Psikol Endo ungan Stimu
Gizi s/kela fisis
ogis krin
ekono
penga lasi
obata
inan dan mi n
suhan
conge kimia
nital.
c. Faktor lingkungan
Lingkungan
keluarga
Lingkungan
Lingkungan masyarakat atau
sekolah lingkungan teman
sebaya
Kesimpulan
Anak memiliki suatu ciri khas yang selalu tumbuh dan
berkembang sejak saat konsepsi sampai berakhirnya
masa remaja. Pentingnya memahami karakteristik anak
usia dini membuat kita mengetahui bahwa usia dini
merupakan usia yang paling penting dalam tahap
perkembangan manusia, pengalaman awal pun sangat
penting bagi tumbuh kembang anak, dan perkembangan
fisik-psikis mengalami kecepatan yang luar biasa di usia
dini. Dengan mengetahui dan memahami beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi kondisi proses
pertumbuhan dan perkembangan anak, dapat
mendeteksi kelainan yang terjadi dan sesegera mungkin
dapat mengatasi permasalahannya.
Definisi Pembelajaran Inovatif
Menurut etimologi, inovasi berasal dari kata innovation
yang bermakna pembaharuan, perubahan
Inovasi adalah suatu ide, produk, metode yang dirasakan
sebagi sesuatu yang baru, baik berupa hasil diskoveri atau
invensi yang digunakan untuk tujuan tertentu.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memberi batasan,
inovasi sebagai pemasukan atau pengenalan hal-hal yang
baru, penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada
atau yang sudah dikenal sebelumnya baik berupa gagasan,
metode atau alat (KBBI, 1990 : 330).
Dari pengertian ini diketahui bahwa inovasi adalah suatu
hal yang baru, unik dan bermanfaat bagi masyarakat
Menurut Hera Lestari Mikarsa ( 2007 : 7.3 ), ada dua istilah yang
berkaitan erat dengan pembelajaran, yaitu pendidikan dan
pelatihan
Pembelajaran juga merupakan proses komunikatif-intearktif
antara sumber belajar, guru, dan siswa yaitu saling bertukar
informasi
Gagne dan Briggs (1979:3) menyatakan pembelajaran adalah
suatu system yang bertujuan untuk membantu proses belajar
siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun
sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung
terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.
Jadi pembelajaran proses dimana guru dan siswa saling
berinteraksi untuk memperoleh pengetahuan.
Dari pengertian inovasi dan pembelajaran tersebut
maka makna inovasi pembelajaran merupakan
metode baru yang berbeda yang digunakan untuk
membentuk kepribadian dan melatih keterampilan
siswa agar dapat berkembang secara optimal
Pembelajaran Inovatif mengandung arti
pembelajaran yang dikemas oleh guru atau instruktur
lainnya yang merupakan wujud gagasan atau teknik
yang dipandang baru agar mampu memfasilitasi
pembelajar untuk memperoleh kemajuan dalam
proses dan hasil belajar
Mekanisme Pelaksanaan
Guru harus memiki strategi agar siswa dapat belajar
secara efektif dan efisien serta mengenal pada tujuan
yang diharapkan.
Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu, guru
harus menguasi teknik – teknik penyajian, atau
biasanya disebut metode mengajar.
Setiap materi yang akan disampaikan harus
menggunakan metode yang tepat, karena dengan
metode belajar yang berbeda akan mempengaruhi
siswa dalam menerima pelajaran.
Hasil Pelaksanaan Pembelajaran
Inovatif
Stimulasi Terpadu
Lingkungan Kondusif
Diri sendiri
Lingkunganku
Kebutuhanku
Binatang
Tanaman
Rekreasi
Pekerjaan
Air, udara, dan api
Alat komunikasi
Tanah airku
Alam semesta
Pengembangan Silabus
Terdapat beberapa komponen utama dalam
setiap silabus antara lain :
Hasil Belajar
Indikator
Perencanaan Semester
Langkah – langkah pengembangan program semester yaitu :
3. Lingkungan
1. Belajar aktif
Pembelajaran
2. Interaksi Anak
dengan Orang Dewasa
2. Model pembelajaran Bermain
Kreatif
Model pembelajaran bermain kreatif mulai dikembangkan pada tahun 1985 di University
of Tnnessee, Knoxville yang dilandasi oleh teori Piaget dengan pendekatan konstruktivis.
Model pembelajaran bermain kreatif dengan pendekatan pembelajaran konstruktivis
merupakan sebuah konsep pembelajaran dengan dasar teori perkembangan anak dimana
anak akan membangun pengetahuannya sendiri. Pendekatan konstruktivis memberikan
pendidikan yang menyeluruh pada anak usia dini.
Konsep model pembelajaran bermain kreatif tersebut terdiri dari praktek pembelajaran
untuk anak, konten area untuk anak, seperangkat asesmen untuk mengukur tingkah
laku dan kemajuan anak, dan model pelatihan untuk membantu orang dewasa dalam
mendukung perkembangan anak.
Pembelajaran disusun berdasarkan kepercayaan bahwa anak belajar dengan baik melalui
pembelajaran yang aktif (active learning), pengalaman langsung, interaksi dengan orang
dewasa, kejadian dan ide-ide.
Ruang-ruang kelas ditata sedemikian rupa dengan sangat selektif, berhati-hati agar
pembelajaran aktif pada anak dapat terjadi.
Area dibagi berdasarkan area minat anak yang diatur dalam permainan yang spesifik,
seperti area balok, area perpustakaan, area rumah tangga, area memasak, area pasir dan
air, area seni.
1. Area Balok
Kerja
Kerja
sama/kolaborasikelo
sama/kolaborasi
mpok
Kompetensi pembelajaran dalam model pembelajaran Reggio Emilia
adalah:
a) Mengkomunikasikan kekuatan ide-ide dan hak-hak anak, potensi,
dan sumber-sumber yang seringkali terabaikan
b) Mempromosikan studi, penelitian, eksperimen dalam pembelajaran
dengan konteks pembelajaran yang aktif, konstruktif dan kreatif.
c) Meningkatkan profesionalisme guru, mendukung suatu kesadaran
yang tinggi terhadap nilai-nilai kerjasama dan kebermaknaan
hubungan antara anak dan keluarganya.
d) Menjadikan topik utama dari nilai-nilai penelitian, observasi,
interpretasi dan dokumentasi dari pengetahuan yang dibangun dari
proses berpikir anak.
e) Mengorganisasikan kunjungan terbimbing ke dalam program
pendidikan, pameran budaya, seminar, dan kursus-kursus dalam isu
pendidikan dan budaya anak usia dini.
Peranan guru dalam pendidikan
dengan model pembelajaran
Reggio Emilia adalah
untuk membantu bagi anak dalam pengalaman belajar anak,
mendorong agar anak mengeluarkan ide-ide,
cara pemecahan masalah dan konflik,
mengatur kelas dan benda-benda yang ada di kelas agar menjadi tempat yang menyenangkan,
mengatur jenis barang-barang di kelas agar dapat membantu anak membuat keputusan mengenai benda-benda yang
akan digunakan,
mendokumentasikan perkembangan anak melalui visual, videotape, tape recorder, dan portfolio,
membantu anak melihat hubungan yang ada antara pembelajaran dan pengalaman yang didapatnya,
membantu anak mengekspresikan pengetahuan yang mereka dapatkan atau miliki melalui bentuk-bentuk presentasi,
membentuk hubungan yang baik dengan guru-guru lainnya dan para orang tua, membuat dialog dan diskusi
mengenai projek-projek yang dilakukan dengan para orang tua dan guru lainnya,
menjaga bentuk hubungan yang sudah terbentuk dalam diri anak antara rumahnya, sekolah, dan komunitas lainnya.
Pandangan model pembelajaran Reggio Emilia terhadap suatu proyek pembelajaran adalah:
Memunculkan ide-ide yang diberikan anak atau dari minat anak.
Projek dapat diprovokasi oleh guru untuk membantu perkembangan anak.
Projek dapat diperkenalkan oleh guru melalui hal-hal yang menjadi minat anak. Misalnya: gedung-gedung tinggi,
bentuk bangunan.
Projek harus merupakan sesuatu yang membutuhkan banyak waktu dalam pengerjaannya agar dapat berkembang
dalam pengerjaannya, sehingga anak dapat mendiskusikan ide-ide baru untuk melanjutkan pengerjaan projek, untuk
bernegosiasi (dengan teman kelompok atau teman-teman sekelas mengenai bagaimana mengerjakan projek tersebut),
dan untuk melatih anak mengurangi konflik.
Projek harus memiliki bentuk yang kongkrit, menyangkut pengalaman yang ditemui anak dalam kehidupannya,
penting bagi anak untuk lebih mengetahuinya, dan harus cukup ‘besar’ untuk memuat perbedaan pendapat. Selain
itu, projek juga harus kaya akan ekspresi dalam penyajiannya.
PENILAIAN KEGIATAN
PEMBELAJARAN PAUD KELOMPOK
A
Pengertian Evaluasi Secara Umum
Evaluasi merupakan pengumpulan informasi untuk menentukan kualitas dan
kuantitas belajar peserta didik. Menurut Trianto (2007:87) penilaian merupakan
serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data
tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan.
Jadi, evaluasi adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mendapatkan informasi
secara sistematis dan berkesinambungan serta menyeluruh tentang proses dan
hasil belajar peserta didik sehingga dapat dijadikan informasi dan patokan dalam
pengambilan sebuah keptusan mengenai tuntas tidaknya, paham atau tidak
paham siswa dalam proses pembelajaran.
Beberapa aspek yang dapat menjadi perhatian dalam evaluasi sebagai berikut;
Aspek akademis, meliputi pengetahuan, pemahaman, dan penyimpanan
informasi atau materi pembelajaran dalam otak siswa
Aspek pemikiran, meliputi penalaran, kerangka keja konseptual, penggunaan
metode ilmiah, pemecahan masalah, dan kemampuan menyusun argumentasi
Aspek keterampilan. Meliputi keterampilan tulis dan lisan, keterampilan
mengorganisasi dan menganalisis informasi dan keterampilan teknik
Aspek sikap. Meliputi sikap suka belajar, komitmen untuk menjadi warga negara
yang baik, kegemaran membaca, kegamaran berpikir ilmiah
Aspek kebiasaan kerja. Meliputi menyelesaikan pekerjaan tepat waktu,
menggunakan waktu dengan bijaksana dan bekerja sebaik mungkin.
Pengertian Dasar Evaluasi Di PAUD
Berpusat anak.
Berkesinambungan
Menyeluruh atau keterpaduan.
Lebih mementingkan proses dari pada
hasil
Berorinetasi pada tujuan.
Objektif dan alamiah.
Mendidik
Konsiten dan jujur.
Kebermaknaan.
Kesesuain.
Karakteristik Dan Manfaat
Evaluasi Di PAUD
Tes
Non Tes
Jenis Evaluasi Di PAUD
Jenis Evaluasi Berdasarkan Tujuan
Evaluasi Evaluasi
formatif sumatif
Jenis Evaluasi Berdasarkan
Sasaran
Evaluasi konteks
Evaluasi input
Evaluasi proses
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Kelompok :
Kondisi /
No Nama Anak Keterangan
kesehatan
Portofolio
Berupa koleksi sejumlah kegiatan yang dilakukan oleh
seorang anak. Portofolio merupakan kumpulan karya
anak berupa gambaran, lembar kerja anak,foto atau
rekaman kaset pembicaraan anak.
Lembaran wawancara dan percakapan
Diperlukan untuk mengetahui pikiran, ide dari seorang
anak atau sejimlah anak.
Observasi Dan Penyusunan
Panduan Observasi
Observasi (pengamatan) menurut BREDEKAMP,1997 (dalam Nenny mahyuddin)
merupakan kunci pembelajaran secara menyeluruh tentang anak.
Menurut Harding dan Liz Meldon (1996) (dalam Nenny mahyuddin) adalah pengamatan
mendalam tentang diri anak yang difokuskan pada aspek bermain, bahasa, perilaku, atau
aspek-aspek perkembangan lainnya. Menurut CRI, 2000 (dalam Nenny mahyuddin),
observasi adalah proses memperhatikan seorang anak melakukan kegiatan atau bermain
tanpa mencampuri kegiatan anak tersebut. Menurut Fawzia Aswin Hadis (dalam Nenny
mahyuddin), dalam observasi alami, para peneliti mengamati dan mencatat perilaku
manusia dan lingkungan kehidupan mereka yang sesungguhnya tanpa manipulasi
lingkungan atau merubah perilaku.
Maka dapat disimpulkan bahwa observasi adalah salah satu cara yang dapat dilakukan
dalam evaluasi pembelajaran anak usia dini yang dilakukan melalui pengamatan
terhadap perkembangan anak dalam semua aspek perkembangan guna untuk
mengatahui tingkat perkembangan anak selama proses pembelajaran berlangsung.
Tujuan observasi
Observasi memiliki tujuan yang sangat penting dalam proses pembelajaran terutama
dalam melakukan evaluasi terhadap anak usia dini. Menurut BILLMAN (1996), tujuan
melakukan observasi adalah sebagai berikut :
Mengidentifikasi minat anak
Membuat grafik tingkat perkembangan anak
Berdasarkan pengetahuan mengenai perkembangnan setiap anak akan membantu guru
merencanakan kurikulum yang layak berdasarkan pada kebutuhan individu
Mengetahui bagaimana kemajuan anak
Membantu guru AUD menilai pelaksanaan cara mengajarnya dan mendesain
perkembangan yang layak bagi staf
Memberikan pelaksana suatu gambaran tentang program dan membantu mereka
menganalisis masalah yang spesifik dalam manajemen kelas
Memberikan tambahan informasi mengenai anak yang dapat didiskusikan dengan
kelompok studi, guru dan aministrator.
Langkah-langkah pelaksaan
observasi
Perencanaan (planning)
Tujuan (aims)
Proses (process)
Jenis-jenis observasi
Time sampling
Sosiogram
Wawancara Dan Penyusunan
Panduan Wawancara
1. Angket/Kuesioner Angket/Kuesioner, Rating Scale, Test Angket, daftar cocok/check list, Skala, inventory,
soal tes