Anda di halaman 1dari 14

"Hufftt..

"

Aku menghembuskan nafas berat ketika melihat papan nama bertulisakan


SMA Gloriosa, ini bukan pertama kalinya aku pindah sekolah, jika dihitung
mungkin lebih dari 5 kali. Sebenarnya aku tidak mau harus terus beradaptasi
di sekolah baru seperti ini, tapi pekerjaan mama tidak memungkinkan untuk
menetap di satu kota saja.

Aku mempercepat langkah menuju kelas saat jam di pergelangan tanganku


menunjukkan pukul 06.45, yang artinya 15 menit lagi pelajaran akan segera
dimulai.

Aku menatap ke seluruh penjuru kelas untuk mencari bangku yang kosong,
tatapanku tertuju pada bangku kosong disebelah gadis berambut gelombang
dengan kaca mata tebal bertengger di hidungnya. Segera kulangkahkan kaki
menuju meja gadis itu

"Hai namaku Karin, aku murid pindahan dari Bandung, bangku sebelah kamu
kosongkan?" tanyaku seraya mengulurkan tangan mengajak berkenalan

"Becca, iya duduk aja," jawabnya dengan pandangan masih tertuju pada
buku dihadapannya, tanpa membalar uluran tanganku.

Jam pertamapun di mulai, dari luar kelas terdengar suara langkah kaki
mendekat dengan menampilkan wanita paruh baya yang mungkin usianya
tidak beda jauh dengan mama, rambut terurai dan rok selutut memberi kesan
seperti guru killer pada umumnya. Ia langsung memulai pelajaran setelah
menyapa seisi kelas. Tak seperti yang aku duga ternyata ini adalah pelajaran
matematika, sepertinya semalam aku salah melihat jadwal. Aku tidak terlalu
bersemangat di jam pertama ini, walaupun aku berusaha keras belajar
matematika tetap saja aku tidak bisa. Aku mencoba memperhatikan setiap
angka yang dituliskan di papan berwarna putih itu dan menangkap semua
penjelasan dari guru itu, tapi rasa kantukku datang beserta semilir angin
yang mendukung suasana untuk tidurmulai tapi aku menahan dan mencoba
untuk fokus lagi. Ini adalah hari pertamaku astaga karin, jangan buat malu
dengan tidur di kelas pada hari pertama mu, batinku menyadarkan, tanpa
sengaja aku menengok ke arah teman sebangkuku. Jika dilihat-lihat dia
sangat fokus dan mungkin tidak mengedipkan mata sedikitpun saat
memperhatikan penjelasan guru di deoan, sepertinya dia anak yang rajin
yang tentunya tidak sepertiku.
Kringgg..

Akhirnya suara bel yang ku nanti nanti berbunyi. Guru tersebut mengakhiri
pelajaran pagi ini kemudian pergi meninggalkan kelas dan sudah dapat
dipastikan ia meninggalkan juga tugas untuk dikerjakan di rumah.
Sebenarnya aku ingin ke kantin tetapi aku masih tidak tau jelas denah
sekolah ini, dan akhirnya aku memutuskan untuk bertanya pada teman
sebangkuku ini. Saat aku ingin memanggilnya, aku melihatnya sangat fokus
membaca buku yang ada di hadapannya itu aku merasa tidak enak untuk
bertanya, akhirnya aku mengurungkan niatku. Aku malas jika harus tersesat
nanti saat menuju kantin, karena sekolah ini cukup besar. Akhirnya aku
memutuskan untuk duduk di kelas dan bermain hp.

Tak lama kemudian teman sebangkuku ini mengeluarkan suara,

“Karin, kamu nggak istirahat ? Kenapa masih di kelas? Nggak mau keliling
sekolah? lagian kamu juga anak baru" tanyanya beruntun yang sempat
membuatku terkejut.

“Oh... sebenarnya aku mau ke kantin, tapi aku gak tau dimana...” jawabku
ragu.

“Kenapa ga tanya aja ke aku, aku bisa bantu kok” balasnya dengan nada
ramah.

“Aku tadi mau nanya, tapi gak enak liat kamu lagi fokus baca buku takut
ganggu hehe” jawabku sambil cengengesan.

“Lain kali gak perlu ragu langsung tanya aja, ayo aku antar ke kantin” lalu dia
menarik tanganku dan langsung mengantarkanku ke kantin.

Di sepanjang jalan saat ke kantin kita saling mengobrol dan dia juga
menjelaskan beberapa tentang ruangan-ruangan yang kita lewati.

Tidak terasa akhirnya kita sampai di kantin, dan dia memesankanku


makanan. Sebenarnya aku sudah menolak untuk dipesankan aku tidak ingin
merepotkannya apalagi kita baru berkenalan beberapa jam yang lalu. Aku
mengedarkan pandangan melihat sekeliling, berusaha mencari tempat yang
nyaman, tatapanku terjatuh pada tempat terbaik di ujung sana dekat
lapangan basket aku segera berjalan menuju meja itu dan duduk disana
sambil menunggu Becca datang.

Akhirnya Becca pun datang sambil membawakan makanan yang dia pesan,
dan kami pun mulai memakannya. Saat ini suasananya sangat canggung kita
saling menikmati makanan kita tanpa bercakap. Jika ku pikir ternyata Becca
tidak sependiam yang kubayangkan, aku mengira Becca tidak suka diajak
berbicara lebih dulu oleh orang lain. Tetapi tebakanku salah, justru dia
sangat ramah dan suka menolong.

Baru saja kami menyelesaikan makan, tiba-tiba bel berbunyi yang


menandakan pelajaran berikutnya akan dimulai. Kami pun kaget dan
akhirnya langsung berlari secepat mungkin. Sesampainya di kelas,
untungnya guru pelajaran selanjutnya belum memasuki kelas. Kami
berusaha menetralkan napas yang tersengal-sengal karena lari dan langsung
duduk di bangku kami. Ah sial minumku tertinggal padahal aku sangat haus
dan tadi tidak sempat minum.

“Ini minumku minum aja kalau kamu haus” tawar becca sambil menyodorkan
botol minum nya

“Gapapa ?? makasih..” jawabku, langsung ku ambil botol minum itu karena


aku tidak tahan dengan rasa haus ini .

Selesai aku meminumnya aku langsung mengembalikan botol itu pada


Becca .

“Terimakasih” ucapku sambil tersenyum, dan di balas senyuman juga oleh


Becca.

Pelajaran kedua pun di mulai, kali ini pelajaran bahasa inggris. Untung tidak
terlalu berat untukku. Aku memperhatikan guru di depan menerangkan, tak
sengaja aku melihat becca seperti kebingungan. Tanpa ragu aku pun
langsung bertanya “Kenapa becca, ada yang kamu nggak paham ?”

“Sebenarnya dari tadi aku coba memahami teks ini tapi masih nggak paham”
jawab Becca

Aku pun langsung menjelaskan bagian yang tadi Becca tidak paham aku
berusaha sebisaku

“Makasih rin, aku jadi paham sekarang hehe” kata becca

“Iya, tanya aja kalau ada yang ga paham, mungkin aku bisa bantu” balasku

Dan becca pun mengangguk. Dan kami melanjutkan mengerjakan tugas


yang diberikan guru itu.
Tak terasa 2 minggu berlalu aku dan Becca semakin akrab, bisa dibilang
sekarang kita adalah sahabat. Hari ini aku meninap di rumah Becca, karena
ada beberapa tugas kelompok yang harus kita selesaikan bersama dan
sekalian kami ingin menghabiskan waktu bersama.

“Masuk rin” Becca mengajakku masuk ke rumahnya sambil tersenyum

Aku pun mengangguk sambil tersenyum dan mulai memasuki rumahnya.

Aku berjalan sambil memperhatikan seisi rumah Becca. Rumahnya cukup


besar bahkan lebih besar dari rumahku namun rasanya rumah ini tak jauh
berbeda dari rumahku yang hening dan sepi begitulah suasananya.

Tak butuh waktu lama, kami langsung mengerjakan tugas dan 3 jam pun
berlalu sekarang jam menunjukkan pukul 8 malam. Kita langsung berbaring
dan beristirahat ternyata ini sangat melelahkan.

“eh Bec rumahmu sepi juga ya..” tanyaku spontan

“Iya hehe, soalnya orang tuaku bekerja di luar kota dan jarang pulang”
balasnya

“Kamu ga punya saudara gitu kakak atau adik ?” lanjut tanyaku

“Ga aku anak tunggal”

“Ye kita samaan dong aku juga anak tunggal, sepertinya kita masi belum tau
banyak tentang satu sama lain jadi cerita aja (pokoknya intinya gitu lah)

Tak terasa dua jam pun berlalu

“Makasih yah rin, udah jadi sahabatku” kata becca sambil malu-malu

Aapa an si Bec.. HAHAH makasih juga udah jadi sahabatku sekarang aku
jadi punya temen dan ga kesepian kaya dulu lagi” balasku

Dan akhirnya kami mulai memjamkan mata dan tidur, karena besok kita
masih sekolah.
Jam menunjukkan pukul 6.30, selesai sarapan kami langsung berangkat
sekolah. Aku merasa suasana pagi ini sangat berbeda, yang sebelumnya
aku biasa berangkat sekolah senidir sekarang aku berangkat bersama Becca
di perjalanan kami saling mengobrol dan bercanda. Sesampainya di sekolah
kami melakukan kegiatan seperti biasanya. Sekarang aku dan Becca saling
mengajari materi pelajaran yang kami tidak paham. Becca cenderung ebih
pandai di pelajaran akademik sedangkan aku lebih jago dibidang non-
akademik.

Waktu berlalu begitu cepat, hari yang tidak ku nanti nanti ini akhirnya datang
juga. Ya ujian pun akan berlangsung dalam waktu dekat ini. Seketika semua
siswa menjadi sibuk, pastinya mereka juga menyiapkan untuk ujian. Dan
akhir-akhir ini aku dan Becca jarang bertemu walaupun kita sekelas bahkan
sebangku, dia juga jarang ada di kelas karena dia harus mengikuti bimbingan
olimpiade sains dan sebentar lagi ujian tengah semester pastinya dia sangat
sibuk. Aku yang tidak ikut melakukakannya saja sudah merasa capek.

Sebenarnya si hari ini tidak ada pelajaran, tapi sebentar lagi ujian dan aku
belum memperbaiki nilai tugasku dan ulangan harianku. Aku ga tau kenapa
tapi emang banyak banget nilaiku yang jelek kecuali pelajaran olahraga dan
bahasa inggris, tapi tetap saya aku harus memperbaiki nilaiku yang lain. Aku
langsung mengerjakan soal untuk perbaikan nilai itu.

Akhirnya hampir selesai tinggal matematika dan fisika, huffttt kenapa soalnya
sangat sulit aku harus bertanya pada siapa

Akhirnya aku memutuskan bertanya pada teman sekelas, tapi tak banyak
yang dapat ku tanyai karena banyak yang tidak berada di kelas dan mereka
semua sangat sibuk. Akhirnya aku memutuskan untuk istirahat sejenak,
rasanya otakku ini panas hanya dengan mengerjakan soal-soal itu. Aku pergi
ke kantin sambil membawa bukuku. Aku hanya membeli minuman, jujur aku
tidak mood makan saat ini. Aku terus menatap buku yang ku pegang itu, tapi
tetap saja tidak ada ide untuk mengerjakan rasanya ingin menangis saja,
karena hari ini adalah hari terakhir pengumpulan tugas. Aku sedikit
bersemangat saat melihat Becca dari kejauhan datang ke arah sini.

“Hai Bec” sapaku bersemangat

Tapi dia tidak menoleh sedikit pun atau mungkin dia tidak dengar karena
suasana kantin yang ramai, tapi apakah dia tidak melihatku tadi. Aku merasa
ada yang aneh dengan Becca, aku tidak ingin ambil pusing mungkin dia
hanya tidak mendengarnya.
Akhirnya hari ini telah selesai semua tugasku pun sudah selesai. Aku
mengambil tasku dan langsung melangkah kan kakiku keluar kelas. Kali ini
aku pulang sendiri tanpa Becca, ya semenjak aku dan Becca bersahabat kita
selalu pulang bersama.

“Rin mau bareng ??” tanya Danta mengejutkanku.

“Beneran gapapa ? Ok deh” aku pun menerima tawaran itu

Danta adalah adalah temanku, semenjak aku ikut ekskul basket temanku jadi
bertambah banyak dan aku cukup senang akan hal itu. Dari dulu aku tidak
punya banyak teman bahkan sahabat karena aku sering pindah-pindah
sekolah. Dan sekarang aku memiliki cukup banyak teman dan sahabatku
Becca, aku harap mereka tidak akan meninggalkan ku atau mungkin aku
meninggalkan mereka. Semoga saja aku bisa bertahan di sekolah ini
hinggan hari kelulusan nanti.

“Bec... Becca udah sampai nih, gak mau turun ?” ucap Danta membuyarkan
lamunanku

Aku pun langsung turun dari motor merasa tidak enak.

“Makasih ya dan, tumpangannya..”

“Iya sama-sama, kamu gak papa kan ? kata Data

“Hah gak papa gimana maksudnya ?” tanyaku kebingungan

“Tadi kamu kayak banyak pikiran gitu, ku pikir kamu ada masalah gitu..”
jawab Danta

“Oh itu tadi, aku gak papa kok cuma ngelamun aja hehe” balas ku sambil
cengengesan

“Kalau ada masalah kamu boleh cerita ke aku kok, barangkali aku bisa bantu
kan” tiba-tiba kata Danta

Aku pun mengangguk sambil tersenyum ke arah Danta. Setelah Danta tidak
terlihat lagi dari sini, aku langsung masuk rumah.

“Hufttt, hari ini sangat melelahkan untung saja tugasku sudah selesai semua”

Aku langsung merebahkan diriku di atas kasur, tapi tak lama setelah itu aku
langsung bergegas membersihkan diriku lalu menyiapkan makan siangku.
Setelah makananku siap, aku langsung memakannya dia atas meja makan,
rasanya hening sekali rumah ini. Mama belum pulang minggu ini, mau bagai
mana lagi dia adalah wanita karir yang sangat sibuk dan pekerja keras
karena harus membiayai kehidupan kita. Banyak sekali pikiran yang terlintas
selagi aku makan. Tiba-tiba aku teringat Becca, aku merasa aneh
dengannya. Kenapa gak langsung chat aja sih rin batinku, aku langsung saja
mengirim pesan ke Becca

BeccaChu

Bec kamu lagi apa ? sibuk ?

13.21

Aku melanjutkan makanku, sambil menunggu Becca membalas pesanku.

Waktu menunjukkan pukul 18.30, aku pikir sudah cukup istirahat hari ini dan
aku harus mulai mempersiapkan untuk ujian ku. Walaupun besok masih hari
Sabtu aku sudah harus mempersiapkannya, karena aku masi tertinggal di
beberapa pelajaran dan aku harus berusaha agar nilaiku meningkat tidak
seperti dulu lagi. Sekarang pun aku memiliki motivasi, setiap melihat Becca
belajar rasanya aku ingin seperti dia juga mejadi rajin, pintar dan pastinya
bisa menolong orang dengan kepintarannya itu. Dia selalu membantu teman
yang lain jika kesulitan memahami pelajaran karena itu dia jadi punya banyak
teman dan dia juga cukup terkenal di kalangan murid kelas 11, enaknya jadi
Becca.

Aku membuka hpku untuk melihat jadwal ujian, tapi layar hpku menampilkan
chatku dengan Becca yang belum ku keluarkan. Aku baru sadar sampai
sekarang Becca belum membalas chatku bahkan dia tak mempukanya.
Tidak biasanya dia seperti ini, sudahlah aku ingin belajar saja.

Hari yang tidak ku nanti ini akhirnya tiiba juga, aku mulai berjalan menuju
kelas. Suasana ini tidak seperti biasanya yang ramai dan banyak murid yang
bermain di lapangan, sekarang lebih hening dan terkesan serius. Aku
memasuki kelas, tak lama kemudian ujian pun dimulai. Jujur aku merasa
gugup, semoga saja aku bisa melewati ujian kali ini dengan baik dan lancar.

Setelah selesai ujian, aku langsung pulang ke rumah dan belajar lagi. Hari-
hari ujianku selalu ku lewati seperti ini. Hingga akhirnya hari terkahir ujian,
aku sangat lega sekali akhirnya selesai rasanya aku tak dapat menahan
beban yang ada di otakku ini lagi. Aku memutuskan untuk pergi jalan-jalan
dan ke cafe hari ini. Aku berjalan menyusuri kota sendiri dan tentunya
dengan perasaan yang senang.

“Woi Rin, sendiri aja nih,” tiba-tiba Danta mengejutkanku dari belakang
“Eh Danta, iya nih lagi sendiri sebenernya mau ngajak Becca tapi kayaknya
dia masih sibuk” jawabku panjang lebar

“Mau ikut ga ??” tawar Danta

“Ayoo” tanpa ragu pun aku menerima tawaran Danta dengan bersemangat,
lagian kenapa tidak ya kan kapan lagi.

Aku menaiki motor berwarna hitam ini lagi, dan Danta mengajakku berkeliling
kota. Danta membawa motor itu dengan santai dan kita saling mengorbrol
hingga bersendau gurau. Saat sedang menikmati keindahan kota ini, tak
sengaja aku melihat cafe yang biasanya ku kunjungi bersama Becca, aku
langsung mengajak Danta mengunjungi cafe itu entah mengapa rasanya aku
sangat rindu dengan caffe itu dan tentunya momen yang pernah Becca dan
aku buat disana.

Aku menyuruh Danta untuk menunggu di meja dekat jendela cafe itu, agar
aku yang memesankannya. Lalu aku berjalan menuju kasir untuk memesan,
saat berjalan aku melihat seperti ada Becca di meja ujung sana tapi dia
bersama segerombol cewek lainnya. Sepertinya aku pernah melihat
segerombol cewek-cewek itu

Ah bukannya itu golongan senior dan beberapa anak kelas 11 yang terkenal
itu, batinku. Mereka termasuk salah satu golongan yang terkenal di sekolah
tentunya mereka terkenal karena pintar dan berasal dari keluarga yang
berada. Saat ku memperhatikan Becca, tak sengaja mata kita bertemu aku
pun langsung melambaikan tanganku padanya sambil tersenyum. Tapi
anehnya dia tak membalas sapaan ku bahkan tidak tersenyum padaku lagi,
aku bingung kenapa Becca tiba-tiba seperti itu. Tak lama pesananku jadi,
aku langsung membayarnya dan membawanya ke mejaku dan Danta. Aku
dan Danta asik mengobrol dan tak lama kemudia aku melihat Becca dengan
segerombolan cewek itu pergi meninggalkan cafe mereka terlihat bahagia
saling bercanda, tiba-tiba ada yang terlintas di otakku masa Becca lupa
sama aku sih, atau aku adah salah ya, aku mencoba mengingat-ngingat
mungkin aku pernah berbuat salah pada Becca tapi rasanya tidak bahkan
kita saja jarang bertemu. Kenapa ini sangat rumit aku tidak ingin
memikirkannya.

Sudah sore sepertinya aku harus pulang, aku mengajak Danta untuk
pulang.Sesampainya di rumah aku langsung turun dari motor yang ku
tumpangi “Makasih ya Dan, dianterin lagi hehe” ucapku
“Santai Rin, gak usah sungkan lagian kita temenan. Oh iya ini uang tadi buat
di cafe aku lupa tadi mau ganti uangnya ke kamu” balas Danta sambil
menyodorkan uang itu

“Eh gak usah Dan aku yang traktir, itung-itung buat ganti ongkos kendaraan”
kataku

“Beneran nih ? ok aku pulang dulu ya” kata Danta sambil melambaikan
tangannya padaku

“Iya Dan, hati-hati di jalan” balasku sambil melambaikan tangan juga.

Aku masuk ke rumah lalu membersihkan diriku, dan berbaring di atas kasur.
Tiba-tiba aku memikirkan Becca aku berpikir untuk mengirim pesan lagi pada
Becca, entah akan dia balas atau tidak.

BeccaChu

Hai Bec gimana ujiannya lancar ?

17.32

Aku menunggunya membalas pesanku tapi tak kunjung ia balas akhirnya aku
memutuskan untuk tidur. Saat aku akan meletakkan hpku tiaba-tiba ada notif
muncul, ya akhirnya Becca membalas pesanku

BeccaChu

Eh Rin maaf aku gak tau

kalau kamu pas itu

chat aku kayanya aku

lagi sibuk deh pas itu

20.01

Gapapa Bec, pasti kamu

sibuk banget ya hehe

20.01

Oh iya ujian ku lancar kok,

kalau kamu gimana ?


20.02

Lancar sih, tapi aku gak tau

hasilnya bakal kayak gimana :(

20.02

Aku yakin pasti hasilnya

memuaskan kok,

lagian kamu juga uda

usaha kan

semangatt Karin !

20.03

Hahahah iya Bec, makasih

kamu juga semangat

20.03

Eh Bec kan ujian udah selese pasti

kita bakal santai-santai di sekolah dan

pulang lebih awal. Gimana kalau

kita main bareng gitu, lagian kita udah

lama gak jalan-jalan berdua kan..

20.05

Hmm, bukannya aku nolah Rin

tapi besok kayaknya aku sibuk

karena habis ini kan ada olimpiade

sains jadi aku harus lebih fokus, maaf


ya Rin lain kali deh kita main lagi

20.06

Oh gitu ya Bec, gapapa sih lagian

masih ada lain waktu hehe

semangat Becca !!

20.06

Iya rin maaf ya, Makasih

semangat juga Karin kuu!!

20.07

Walaupun ajakan ku tidak berhasil, tapi aku lega akhirnya dia membalas
pesanku. Seperti yang ku duga dia hanya sibuk hahahah, tidak mungkin
Becca melupakanku.

Akhir pekan berlalu, hari pertamaku masuk sekolah setelah ujian. Aku bosan
di sekolah, Becca pun sibuk tak ada yang bisa aku ajak berbicara ataupun
main mereka semua juga sibuk dengan masing-masing teman mereka. Tiba-
tiba ada pesan masuk dari grup ekskul basket ku, aku membuka isi pesan itu
dan ternyata 2 minggu lagi akan ada pertandingan basket dengan sekolah
sebelah, jadi mulai hari ini aku harus fokus latihan. Aku cukup bersemangat
untuk latihan tapi tiba-tiba namaku dipanggil oleh guruku. Aku harus
mengikuti remedial kali ini, ah tidak lagi aku sudah lelah belajar. Mau gimana
pun aku harus mengerjakannya, tentunya aku meminta bantuan temanku
yang lain untuk mengerjakannya. Setelah selesai latihan basket, aku
bergegas pergi ke mall untuk membelikan mamaku kado. Hampir saja aku
lupa jika hari ini mama bertambah umur, aku berjalan menyusuri mall
melihat-lihat kado apa yang cocok untuk mama. Tak sengaja aku melihat
Becca dan teman-temannya yang ku lihat waktu itu di cafe, mereka
sepertinya sedang berbelanja di toko baju itu bukannya Becca bilang gak
bisa main ya, bukannya dia harus fokus belajar untuk olimpiade, oh atau aku
saja yang salah lihat, banyak sekali pertanyaan yang berputar di otakku. Aku
tersadar aku harus segera memilih kado untuk mama dan segera pulang.

Aku menunggu mama di kamar mama, seketika ada pesan masuk ‘maaf ya
rin, mama ga jadi pulang hari ini ada meeting mendadak sama client mama,
Karin jaga rumah ya jangan lupa makan mama sayang Karin’ begitulah isi
pesannya ya apa boleh buat aku hanya bisa mengucapkannya lewat pesan
yang ku kirim dan aku meletakkan kado itu di kamar mama.

Ini adalah hari terakhir aku latihan basket, dan besok adalah hari
pertandingan. Aku segera berganti pakaian menuju ruang ganti, saat aku
berjalan di lorong aku berpapasan dengan Becca dan dengan segerombolan
cewek itu lagi.. ahh entah mengapa aku merasa risih dengan adanya mereka
di sekitar Becca. Saat aku akan menyapa Becca, tiba-tiba Becca berbalik
arah dengan cepat

“Bec... Becca!!” aku berteriak memanggil namanya tapi perempuan berambut


bergelombang itu tidak menoleh sama sekali.

Aku terus berpikir kenapa sekarang dia lebih sering menghindari ku bahkan
dia pindah tempat duduk, jadi kita tidak sebangku lagi. Saat itu aku tanya
kenapa dia ingin pindah, dia bilang dia ingin lebih fokus lagi jadi dia pindah
ke bangku depan. Aku pikir itu wajar, jadi aku mengiyakannya saja. Padahal
tadi jika saja Becca tidak berbalik arah aku ingin menanyakan apakah dia
bakal datang ke pertandinganku nanti. Jika aku mengirimkan pesan pun
percuma dia tidak pernah membalasnya. Dia semakin menjauh dariku, aku
merasa semakin janggal di antara kita.

Beberapa hari setelah pertandingan itu, kita semakin jauh rasanya. Sekarang
aku lebih sering bersama Danta, apalagi kita sering latihan bersama.

Jam istirahat sedang berlangsung, aku sangat bosan sekali akhirnya aku
jalan berkeliling sekolah. Aku berjalan ke arah taman daan aku bertemu
dengan Becca lagi bersama teman-temannya itu. Hufftt ngapain si mereka
disini, batinku aku tau tau mengapa rasanya sangat kesal akhirnya aku
berbalik arah untuk kembali ke kelas. Baru saja aku ingin melangkahkan
kakiku, tetapi aku mendengarkan salah satu dari mereka menyebutkan
namaku. Aku penasaran dengan apa yang mereka dan ingin memastikan
apakah yang mereka biacarakan itu aku atau mungkin orang lain, entahlah.
Aku mendengarkan percakapan mereka dari balik pohon di taman itu.

“Eh Bec aku denger-denger kamu deket sama cewek basket itu ya, hmm
siapa namanya Karin??” tanya bella remeh

“eh iya itu si karin yang sok-sok an deket sama Danta” saut temannya kesal

“oh Karin kita ga temenan sih, dulu Cuma sempet jadi teman sebangku aja”
jawab Becca santai.
Mendengar perkataan itu keluar dari mulut Becca rasanya marah, kesal, dan
kecewa bercampur menjadi satu. Rasanya aku tidak bersemangat lagi, aku
memutuskan untuk balik ke kelas. Baru saja aku melangkah kan satu kakiku,
aahh sial kenapa aku harus jatuh terpeleset di saat yang tidak tepat. Aku dan
mereka pun kaget, aku sempat melihat muka Becca yang begitu terkejut saat
melihatku jatuh aku langsung lari meninggalkan tempat itu secepat yang aku
bisa.

Pelajaran hari ini telah selesai, aku tidak terlalu bersemangat untuk latihan
basket saat ini mungkin karena kejadian tadi di taman, ahh lupakan saja aku
kesal dengan itu. Aku segera berganti baju dan langsung lathian saja dengan
yang lainnya di lapangan. Di tengah-tengah latihan aku melihat cewek
berjaket biru, duduk di depan kelas meperhatikan kita latihan dari jauh
sepertinya aku kenal dia tapi aku tidak mempedulikannya dan melanjutkan
kegiatanku. Hari menjelang sore akhirnya latihan hari ini selesai lagi-lagi
danta menawarkan ku untuk pulang bersamanya, dan pastinya aku
menerima tawaran itu hehe.

Besoknya, aku kembali bersekolah seperti biasa tetapi hari ini berbeda ada
sesuatu yang mengejutkanku. Loker mejaku berisi banyak sampah bekas
makanan, aku pun kaget. Aku tidak tau siapa yang melakukan ini padaku dan
untungnya aku berangkat pagi aku segera membersihkan kerusuhan ini.

Hari demi hari kejadian ini terulang lagi dan semakin membuat ku kesal
dengan ancaman-ancamannya. Aku bertanya pada teman-teman pun tidak
ada yang tau, aku sempat berpikir untuk bertanya pada becca.... tapi saat
aku menyapanya saja dia tidak menoleh sama sekali. Akhirnya aku
memutuskan untuk mencari pelaku di balik semua ini. Seketika hp ku
bergetar, menandakan ada pesan yang masuk aku langsung membukanya.

Danta

Rin hari ini kamu sibuk gak ?

08.09

Enggak sih Dan, emangnya kenapa ?

08.09

Bisa bantuin aku ga ? Temenin aku gitu buat nyari buku buat tugas bahasa
Inggris
Yawoh mobal

Anda mungkin juga menyukai