Anda di halaman 1dari 2

Rasa Syukur Ini Kupersembahkan Padamu

Andi Firza Aulia Syawali


SMA Negeri 3 Takalar
Firza4116@gmail.com
Upacara atau pesta adat adalah salah satu tradisi masyarakat tradisional
yang masih dianggap memiliki nilai-nilai yang masih cukup relevan bagi
kebutuhan masyarakat pendukungnya. Upacara atau pesta adat erat kaitannya
dengan ritual-ritual keagamaan atau disebut juga dengan ritus.
Setiap daerah-daerah tertentu pasti memiliki adat budayanya sendiri.
Salah satunya yaitu di Desa Lantang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Di
setiap tahunnya saat panen, masyarakat Desa Lantang akan melaksanakan
Pesta Lemang atau biasa disebut dengan A’lammang.
Adapun cerita sejarah tentang asal mula tradisi A’lammang ini. Konon
dahulu ada seseorang yang tinggal di Desa Lantang ingin menyeberang sungai
tersebut akan tetapi dia takut karena arus sungai yang cukup deras. Maka
muncul seekor buaya dari sungai tersebut dan meminta orang yang mau
menyeberangi sungai naik ke punggung buaya itu, dan setelah sampai buaya
tersebut meminta balas budi kepada warga itu karena buaya tersebut telah
mengantarkanmya sampai pada tujuannya dengan selamat. Buaya itu meminta
agar tiap tahunnya setelah panen, diadakan ritual di sungai itu dengan makanan
pokoknya adalah lemang sebagai wujud terimakasih terhadap jasanya.
Akan hal tersebut, masyarakat di Desa Lantang menjadikannya sebuah
kepercayaan hingga berkembang menjadi sebuah tradisi yaitu berupa upacara
atau pesta adat. Dalam tradisi A’lammang ini memiliki beberapa prosesi,
diantaranya yaitu proses yang pertama adalah Angngalle Bulo dimana para
pemuda disana melakukan pengambilan bambu, kemudian yang kedua adalah
Ammone atau mengisi, artinya mengisi bambu itu dengan beras ketan yang telah
dikukus, kemudian proses yang ketiga adalah Attunu atau membakar, Bambu
yang telah di isi itu kemudian dibakar, Selanjutnya proses yang keempat ada
yang namanya Angngerang Bungasa’ yaitu membawa Lemang yang mula-mula
dibuat atau membawa bahan untuk dijadikan lemang ke rumah pinati, dan proses
yang terakhir atau acara inti dalam acara ini adalah Appasorong atau
mendorong, Appasorong yaitu upacara pemberian sesajian di Sungai tersebut.
Appasorong yang merupakan acara inti dari tradisi ini ialah dimana
masyarakan Desa Lantang mencurahkan rasa syukur mereka. Dimana prosesi
ini merupakan upacara pemberian sesaji kepada patanna Lantang. Semua
sesajian diantaranya yaitu Lammang bungasa’, telur, satu ekor ayam yang sudah
dimasak kemudian dibungkus dengan daun pisang, pa’leo’ (kapur) dan juga
pa’rappo (Daun sirih dan buah pinang) dibungkus dengan daun pisang kemudian
dimasukkan ke dalam rakit yang telah di buat karena itu sudah menjadi peraturan
dalam melakukan ritual tersebut.
Tradisi ini terus berkembang tiap tahunnya, dimana pesta yang dilakukan
tak kalah meriah dari tahun-tahun sebelumnya. Tradisi A’lammang bukan hanya
sekedar prosesi ritual semata, tradisi ini dimeriahkan dengan adanya
persembahan pentas seni yaitu berbagai penampilan dari Karang Taruna atau
pemuda-pemudi Desa Lantang, pentas seni yang ditampilkan itu diantaranya
musikalisasi puisi, tari-tarian, Angngaru, silat, dan jenis kesenian yang lainnya.

PROFIL PENULIS
Andi Firza Aulia Syawali. Lahir pada tanggal 4
November 2006,di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi
Selatan. Merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, dari
pasangan A. Fadli,S.ST., M.Si dan dr. Indrawaty Alimuddin
M. Adm. Kes,. Pertama kali memasuki pendidikan Sekolah
Dasar di SDN No.1 Centre Pattallassang pada tahun 2012
dan tamat pada tahun 2018, pada tahun yang sama
melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di
SMP Negeri 2 Takalar dan tamat pada tahun 2021, dan
melanjut pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA
Negeri 3 Takalar di kelas X.5. Tinggal di BTN. Istana
Permai, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan.
Menjalani masa-masa pendidikannya dengan baik serta cukup aktif dalam
berorganisasi. Sewaktu Sekolah Menengah Pertama pernah menjabat sebagai
Sekretaris Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) periode 2019/2020. Dan saat
Sekolah Menengah Atas menjadi bagian dari organisasi Pandu Digital. Serta
pada tahun 2020, pernah berpartisipasi dalam forum Generasi Berencana
(GenRe) yang dibentuk oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) Kabupaten Takalar. Saat ini penulis telah menulis beberapa
karya tulis diantaranya yaitu, Buku Antologi Nonfiksi Guru dan Siswa se-
Kabupaten Takalar dengan judul “Terpasung dalam Kemerdekaan” dan “Karya
Literasi Pendidik dan Peserta Didik UPT SMAN 3 Takalar, Proyek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila (P4) Bhinneka Tunggal Ika Dalam Perayaan Maulid”.

Anda mungkin juga menyukai