Anatomi Ternak
Anatomi Ternak
1. Testis
Testis adalah organ reproduksi primer pada ternak jantan, sebagaimana halnya ovarium
pada ternak betina. Testis dikatakan sebagai organ primer karena berfungsi menghasilkan gamet
jantan (spermatozoa) ( Saputro et al, 2008). Testis dibungkus oleh kapsul putih mengkilat (tunica
albuginea) yang banyak mengandung serabut syaraf dan pembuluh darah yang terlihat berkelok-
kelok. Hasil pengamatan diperoleh bahwa histologi testis hewan jantan terdiri membran
basement, tubulus seminiferus yang merupakan kumpulan dari sel sertoli, dan sel leydig yaitu
sel–sel yang terdapat diantara sel sertoli. Gamabaran testis secara histologi yaitu membran
basement, sel leydig, sel sertoli, dan tubulus seminiferus.
Testis pada sapi jantan umumnya mempunyai panjang berkisar 10-13 cm, dengan lebar
lebar berkisar 5-6,5 cm dan beratnya 300-400 gr. Kira-kira 80% dari berat testis pada
seekor sapi jantan normal terdiri dari tubuli. Panjang tubuli pada kebanyakan sapi jantan
dewasa adalah sekitar 4,5 meter, dan setiap tubulus bergaris tengah 200 mikron lebih
sedikit.
2. Epididimis
Spermatozoa bergerak dari tubulus seminiferus lewat ductus deferens menuju kepala
Epididymis. Epididymis merupakan pipa panjang dan berkelak-kelok yang menghubungkan vasa
eferensia pada Testis dengan ductus deferens (vas deferens) (Frandson,1992). Kepala Epididymis
melekat pada bagian ujung dari Testis di mana pembuluh-pembuluh darah dan saraf masuk.
Badan Epididymis sejajar dengan aksis longitudinal dari Testis dan ekor Epididymis selanjutnya
menjadi ductus deferens yang rangkap dan kembali ke daerah kepala, di mana kemudian sampai
ke korda spermatic. Epidydimis berperan sebagai tempat untuk pemasakan spermatozoa sampai
pada saat spermotozoa dikeluarkan dengan ejakulasi (Frandson,1992).
3. Ductus Deferens
Ductus deferens adalah pipa berotot yang pada saat ejakulasi mendorong spermatozoa
dari epididymis ke duktus ejakulatoris dalam ureta prostaktis (Blakely dan David,1998). Vas
deferen mengangkut spermatozoa dari ekor epididymis ke urethra. Kedua ductus deferen yang
terletak sebelah vesica urinaria lambat laun menebal dan membesar membentuk ampula ductus
deferens (Feradis,2010).
Ampulla pada sapi mempunyai panjang 10 sampai 14 cm, dengan diameternya 2 sampai
2,5 cm.
Vas deferens adalah saluran yang naik dari ekor epididimis ke dalam perut, di mana ia
bergabung uretra pada leher kandung kemih. Hal ini sering disebut sebagai ‘korda
spermatika. “Penghapusan bagian dari vas deferens di setiap testis dikenal sebagai
vasektomi, mencegah lewatnya sperma dari epididimis.
4. Penis
Penis hewan jantan dewasa berukuran panjang 91,4 cm dan bergaris tengah 2,5 cm.
Berbentuk penis ini silindris dan sedikit menipis dari pangkal penis ke ujung yang bebas. Bagian
ujung penis memiliki sedikit sekali jaringan tegang, kecuali bagian pangkal; jadi penis membesar
sedikit pada waktu ereksi dan menjadi lebih tegang. Pada waktu keadaan penis mengendor atau
tidak menegang, penis sapi jantan padat dan keras. Dibelakang scrotum penis tadi membentuk
lengkungan menyerupai huruf S, disebut flexura sigmoideus. Pada waktu penis menegang huruf
S ini akan menjadi lurus yang menyebabkan penis mencapai panjang 91,4 cm.
Penis mempunyai dua fungsi utama yaitu menyemprotkan semen ke dalam alat
reproduksi betina dan sebagai tempat keluarnya urine.
Penis pada sapi
Penis pada sapi ada dua tipe yaitu penis dengan bentuk lurus dan penis dengan bentuk
agak bengkok. Berat penis sapi kira – kira 300 – 350 gr. Penis sapi dalam keadaan
ereksi dan pemacekan penis menonjok ke luar dari preputium sepanjang 25-60 cm.
Penis sapi termasuk dalam tipe fibro-elastic dan bersifat agak kaku walaupun tdalam
keadaan tidak ereksi. Bentuk penis pada sapi dari pangkal ke ujung mengecil atau
runcing pada ujungnya.