jaringan ikat padat tidak teratur. Materi utamanya adalah serabut kolagen da
sedikit serabut elastik. Tunica albuginea berlanjut dengan trabekula yang
disebut septula testis, yang arah susunannya memusat ke mediastinum
testis.
Jaringan ikat yang mengisi ruang intertubular mengandung pembuluh
darah dan limfe, fibrosit, sel-sel mononuklear bebas, dan sel-sel interstisial
endokrin (sel Leydig). Sel Leydig ini menghasilkan hormon androgen
testikular (testosteron) dan juga banyak mengandung hormon estrogen.
Bentuk sel-sel interstisial endokrin tidak teratur, sel-selnya polihedral dengan
inti bulat dengan kandungan kromatin perifer. Tubuli seminiferi konvoluti
berbentuk buluh yang berliku-liku dengan diameter 200 sampai 400 m
dibalut oleh epitel banyak lapis yang mengandung dua jenis sel dasar yang
berbeda, yakni sel Sertoli dan sel spermatogenik (Dellmann dan Brown,
1992).
Epididymis
Epididymis merupakan saluran spermatozoa yang panjang dan
berbelit, terbagi atas caput, corpus, dan cauda epididymis, melekat erat pada
testis dan dipisahkan oleh tunika albugenia. Organ tersebut berperan penting
pada proses absorpsi cairan yang berasal dari tubulus seminiferus testis,
pematangan, penyimpanan dan penyaluran spermatozoa ke ductus deferens
sebelum bergabung dengan plasma semen dan diejakulasikan ke dalam
saluran reproduksi betina (Wahyuni, 2012). Menurut Safitri (2003), fungsi dari
epididymis
adalah
untuk
memberikan
lingkungan
yang
baik
waktu
dan
kesuburannya.
Proses
pendewasaan
spermatozoa
di
vesikularis pada sapi memberikan kontribusi lebih dari setengah dari volume
total cairan semen. Senyawa organik yang ditemukan di sekresi kelenjar
vesikularis adalah unik dan tidak ditemukan dalam jumlah besar di tempat
lain di dalam tubuh (Yusuf, 2012).
Kelenjar prostata. Kelenjar prostata adalah kelenjar tunggal yang
terletak di sekitar dan sepanjang urethra di bagian posterior saluran
ekskretoris dari kelenjar vesikularis. Semua prostata pada domba tertanam
dalam otot urethra seperti bagian dari jaringan kelenjar pada sapi dan babi
hutan. Kelenjar prostata berkontribusi kecil untuk volume cairan semen di
sebagian besar spesies (Yusuf, 2012).
Kelenjar bulbourethralis. Kelenjar bulbourethralis atau cowpery
adalah sepasang kelenjar yang terletak di sepanjang urethra dekat titik luar
dari panggul. Ukuran dan bentuknya seperti kenari pada sapi. Kelenjar ini
melekat pada otot bulbospongiosum, berkontribusi sangat sedikit untuk
volume cairan semen (Yusuf, 2012).
Urethra
Urethra adalah saluran tunggal yang memanjang dari persimpangan
ampulla ke ujung penis. Ini berfungsi sebagai saluran ekskretoris baik urin
maupun semen. Selama ejakulasi pada sapi, terdapat campuran lengkap
konsentrasi spermatozoa dari ductus deferens dan epididymis dengan cairan
dari kelenjar aksesori pada bagian pelvis urethra untuk membentuk semen
(Yusuf, 2012).
Penis
Penis adalah organ kopulasi jantan, membentuk secara dorsal di
sekitar urethra dari titik urethra di bagian pelvis, dengan lubang urethra
eksternal pada ujung bebas dari penis. Sapi, babi hutan, dan domba memiliki
lentur sigmoid, sebuah lengkungan S pada penis yang memungkinkan untuk
ditarik kembali sepenuhnya ke dalam tubuh. Ketiga spesies tersebut dan
kuda memiliki otot penis retractor, sepasang otot polos yang relaks yang
6
cavernosa penis
muncul
dari
tuberositas ischiadiscus
dan
Brown, 1992).
Materi dan Metode
Materi
Alat. Alat yang digunakan pada praktikum anatomi organ reproduksi
jantan adalah pita ukur, timbangan sartorius dan kertas kerja. Alat yang
digunakan dalam praktikum histologi organ reproduksi jantan adalah
mikroskop cahaya, pensil warna, dan kertas kerja.
Bahan. Bahan yang digunakan pada praktikum anatomi organ
reproduksi jantan adalah preparat basah organ reproduksi sapi Limousin
jantan umur 2,5 tahun dengan berat 520 kg. Bahan yang digunakan dalam
praktikum histologi organ reproduksi jantan adalah preparat testis, ductus
deferens, epididymis, dan penis.
Metode
Metode yang digunakan pada praktikum anatomi organ reproduksi
jantan antara lain bagian-bagian alat reproduksi domba jantan diamati,
diketahui fungsi, dibedakan setiap organ, ditimbang, dan diukur dengan
seksama dengan pita ukur oleh praktikan. Setelah penimbangan dan
pengukuran masing-masing bagian alat reproduksi sapi jantan selesai,
diterangkan kembali oleh praktikan apa yang telah dikerjakan selama
praktikum.
Metode yang digunakan pada praktikum histologi organ reproduksi
jantan antara lain preparat histologi testis, ductus deferens, epididymis, dan
penis diamati oleh praktikan dengan menggunakan mikroskop cahaya.
Bagian-bagian
alat
reproduksi
jantan
tersebut
diidentifikasi.
Hasil
Panjang
Lebar
Keliling
Tinggi
Berat
Tebal
Testis
Epididymis
Ductus
Deferens
Ampula Ductus
Deferens
Kelenjar
Vesikularis
Corpus Prostata
Kelenjar
Bulbourethralis
Penis
10,5 cm
-
4 cm
-
14 cm
-
109,3 gr
14,5 gr
4,5 cm
-
58 cm
6 cm
2 cm
10 cm
6 cm
2 cm
25 gr
11 cm
6 cm
3 cm
2,5 cm
1 cm
3,7 gr
14 cm
Testis
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan testis memiliki panjang
10,5 cm, lebar 4 cm, keliling 14 cm, tebal 4,5 cm, dan berat 109,3 gram.
Testis berbentuk oval memanjang dan terletak dengan sumbu panjangnya
vertikal di dalam scrotum; pada sapi dewasa panjangnya berkisar dari 10
sampai 12 cm dan diameter 6 sampai 8 cm (Ball and Peters, 2004). Menurut
Kuswahyuni (2009), berat testis pada sapi bos indicus adalah sekitar 451
9
dan
lingkungan.
Jenis
pakan
sangat
mempengaruhi
Menurut
Susilo (2013), pertumbuhan bobot badan dan testis dipengaruhi oleh peranan
hormon testosteron. Hormon testosteron dapat mempengaruhi pertambahan
bobot badan karena hormon testosteron dapat menstimulasi sintesis protein
otot dan hal ini dapat terjadi langsung dalam otot karena terdapat reseptor
androgen.
Menurut
penelitian
Yunardi
(1999)
dalam
Susilo
(2013),
10
menjadi separuh jumlah normal yang terdapat dalam sel-sel somatik pada
masing-masing
Spermatogenesis
spesies
selama
meliputi
meiosis
serangkaian
dalam
tahapan
spermatogenesis.
dalam
pembentukan
Gambar I. 3. Spermatogenesis
(Anonim, 2012)
Hormon yang diproduksi oleh testis ada 3 baik yang secara langsung
maupun tidak langsung mempengaruhi spermatogenesis. Ketiga hormon ini
12
sendirian
spermatogenesis
tanpa
pada
bantuan
waktu
hormon
pertama
kali
lain
fungsi
akan
sel
memelihara
sertoli
baru
15
16
Cauda epididymis
Corpus epididymis
Caput epididymis
Gambar I. 7. Anatomi epididymis
Epididymis mamalia merupakan alat kelamin aksesori dinamik,
tergantung pada androgen testikularis untuk memelihara status diferensiasi
epitel (Dellmann dan Brown, 1992). Berdasarkan hasil praktikum, secara
histologis epididymis dibungkus oleh membran yaitu mukosa, musculus, dan
membran yang sangat tipis yang disebut membran serosa. Membran mukosa
berfungsi untuk menghasilkan mukus atau lendir sebagai pelicin agar proses
transpor spermatozoa lebih mudah. Musculus berfungsi untuk membantu
pergerakan spermatozoa di dalam epididymis dengan gerak meremas dan
mendorong. Membran serosa berfungsi untuk melindungi epididymis dari
kontaminan dan mikroorganisme dari luar. Epididymis berupa saluran yang
dilewati sperma yang berbentuk seperti pipa yang lunak. Lubang epididymis
disebut lumen.
Ductus epididymis dibalut oleh epitel banyak lapis, dikitari oleh sedikit
jaringan ikat longgar dan otot polos dengan susunan melingkar. Lumen
cauda epididymis dan saluran eksternal lainnya, ductus deferens dan urethra
adalah serupa pada saluran tubuler dari saluran reproduksi betina. Tunika
serosa di bagian luar, diikuti dengan otot daging licin pada bagian tengah dan
lapisan paling dalam adalah epithelial (Dellmann dan Wrobel, 1992).
Epididymis mempunyai empat fungsi yaitu, pengangkutan, penyimpanan,
pemasakan, dan pengentalan (konsentrasi) sperma. Struktur ini, yang
17
18
19
preparat ductus deferens domba terdiri dari lumen, sel epitel, lamina propia,
musculus circular, musculus longitudinal dalam, musculus longitudinal luar,
dan tunika serosa. Secara histologis, ductus deferens tersusun atas jaringan
fibrosa. Bagian-bagiannya berbentuk musculus-musculus yang meliputi
musculus longitudinal luar, musculus sirkuler (di tengah), dan musculus
longitudinal dalam. Bagian sel epitel terdapat lamina propria dan lumen.
itulah yang menghasilkan cairan yang lazim disebut semen. Cairan semen
20
21
22
Kelenjar bulbourethralis
23
Penis
Berdasarkan praktikum, ukuran penis yang didapat adalah sepanjang
14 cm. Menurut Ball and Peters (2004), panjang gland
cavernosa yang disatukan oleh septum dan satu corpus spongiosum yang
mengelilingi urethra. Fibroelastic penis memiliki tunika tebal dari serat
kolagen padat dan jaringan erektilnya dikelilingi oleh jaringan fibroelastik
(Frandson, 2009). Menurut Junqueira dan Carneiro (1992), penis terdiri atas
3 massa silindris dari jaringan erektil dan ditambah urethra, di bagian luar
dibungkus oleh kulit. Jaringan erektil yang terdapat dalam penis antara lain 2
buah corpora cavernosum penis yang terletak di sisi dorsal dan sebuah
corpus cavernosum urethra yang treletak di sisi ventral mengelilingi urethra.
Corpus cavernosum dilapisi olleh jaringan penyambung keras yang kuat,
tunica albugenia. Corpus cavernosum penis dan urethra terdiri atas
pelebaran pembuluh-pembuluh darah yang tidak teratur yang dibatasi oleh
endotel.
24
25
26
corpus
http://www.webpathology.com/
http://.cvhs.okstate
Accestion date
Amerika.
Susilo, Joko. 2013. Organ reproduksi Jantan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Ulum, Fakhrul Mokhamad., Paramitha, Devi., Muttaqin, Zultinur., Utami,
Nur Fitri., Utami, Nindya Dwi., Gunanti, dan Deni Noviana. 2013.
Pencitraan Ultrasonografi Organ Reproduksi Domba Jantan Ekor
Tipis Indonesia. Acta Veterinaria Indonesiana. ISSN 2337-3202, EISSN 2337-4373
Vol. 1, No. 2: 54-59, Juli 2013.
Wahyuni, Sri, Srihadi Agungpriyono, Muhammad Agil, dan Tuty Laswardi
Yusuf.
2012. Histologi dan histomorfometri testis dan epididymis
Muncak
(mutiacus Munctjak Munjtak) pada periode ranggah
keras. Jurnal Veteriner.
Yusuf, Muhammad. 2012. Ilmu Reproduksi Ternak. Lembaga Kajian dan
Pengembangan Pendidikan. Universitas Hasanuddin. Makassar.
29
ACARA II
ANATOMI DAN HISTOLOGI ORGAN REPRODUKSI BETINA
Tinjauan Pustaka
Sistem reproduksi betina untuk ternak sapi terdiri dari dua ovarium dan
sistem saluran. Sistem saluran mencakup oviduct, uterus, tanduk uterus,
vagina, dan vulva. Organ dalam didukung oleh ligamentum yang terdiri dari
mesovarium yang mendukung ovarium, mesosalpinx yang mendukung
oviduct, dan mesometrium yang mendukung uterus. Sokongan ligamentum
pada sapi dan domba, secara dorsolateral pada daerah ilium dan ovarium
berlokasi di dekat pelvis (Yusuf, 2012).
Kelenjar Hypophysis
Hypophysis terdiri dari suatu adenohypophysis (lobus anterior),
termasuk pars tuberalis, pars intermedia (lobus interdia), pars distalis, dan
neurohypophysis (lobus posterior). Adenohypophysis memiliki 6 tipe sel. Selsel yang disebut kromofob merupakan prekursor inaktif bagi sel-sel yang
dianggap
memproduksi
hormon-hormon
adenohypophysis.
Klasifikasi
tempat terjadinya fertilisasi ova oleh spermatozoa. Bagian dari oviduct yang
berdekatan terhadap ovarium berkembang membentuk semacam corong
yang disebut infundibulum. Bagian ujung infundibulum membentuk suatu
fimbriae. Infundibulum ini nampaknya berperan aktif dalam ovulasi, paling
tidak
dalam
melingkupi
sebagian
atau
keseluruhan
ovarium
dan
dalam
pergerakan
ovum
dan
mungkin
juga
pergerakan
dan domba. Vagina adalah berbentuk tabung, berdinding tipis dan cukup
elastis.
Vulva
Vulva, atau alat kelamin luar, terdiri dari vestibula depan dengan
bagian-bagian terkait dan ruang depan labia. Vestibula adalah bagian dari
sistem saluran betina yang umum bagi sistem reproduksi dan saluran
kencing. Panjangnya sekitar 10 sampai 12 cm pada sapi dan kuda, setengah
panjang tersebut pada babi dan seperempatnya pada domba dan kambing.
Bagian luar vulva terdiri dari labia minora, lipatan dalam atau bibir vulva, dan
labia majora, lipatan luar atau bibir vulva. Labia minora homolog dengan
preputium (selubung) pada jantan dan tidak menonjol. Labia majora homolog
dengan skrotum pada jantan, merupakan bagian dari sistem betina yang
dapat terlihat secara eksternal. Labia majora pada sapi ditutupi dengan
rambut halus hingga clitoris mucosa. Clitoris sekitar 1 cm secara ventral di
dalam labia (Yusuf, 2012).
Clitoris
Clitoris homolog dengan penis hewan jantan, terletak jauh dari daerah
kaudal vestibulum, dekat komisura ventralis dari vulva. Clitoris terdiri dari
corpora cavernosa clitoridis yang bersifat erektil, glans clitoridis yang
rudimenter, dan prepusium clitoridis. Corpus cavernosum clitoridis adalah
homolog dengan corpus cavernosum penis. Prepusium clitoridis merupakan
lanjutan mukosa-submukosa vestibulum. Memiliki lapis parietal dan lapis
viseral. Lapis viseral mengandung banyak ujung saraf, seperti corpuskulus
genitalis, corpuskulus Krause, corpuskulus Vater Pacini dan folikel getah
bening. Rongga antara lapis parietal dan lapis viseralprepusium adalah fosa
klitoridis. Fosa ini jelas pada anjing dan kuda betina, tetapi tidak tampak pada
sapi dan babi betina (Dellman dan Brown, 1992).
34
35
Panjang (cm)
4
2,5
18
9
13
8
Lebar (cm)
1,5
2
5
Vulva
Vestibulum
Portio Vaginales Cervices
8
8
19
Tinggi (cm)
1
-
Kelenjar Hypophysis
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat diketahui bahwa
adenohypophysis terdiri dari bagian chromofile dan chromofobe. Menurut
Frandson (1992), di dalam adenohypophysis terdapat enam tipe sel. Sel-sel
yang disebut chromofobe merupakan prekursor inaktif bagi sel-sel yang
dianggap
memproduksi
hormon-hormon
adenohypophysis.
Klasifikasi
adalah
STH
(somatotropic
hormone),
ACTH
36
LH
juga
mengandung
karbohidrat
sehingga
merupakan
suatu
dalam
tubuh.
Hormon
ini
meningkatkan
pemecahan
glikogen
utama
ACTH
(adrenokortikotropic
hormone)
adalah
hipertrofi dan hiperplasia dari jaringan adrenal korteks dan bukannya adrenal
medula, meningkatkan produksi hormon steroid adrenal korteks dan
mengurangi lemak, kolesterol, dan asam askorbat (vitamin C) di dalam selsel adrenal korteks. Hubungan antara kelanjar pituitari dan adrenal korteks
penting untuk mempertahankan homeostatis dalam tubuh hewan. Kerja
langsung dari ACTH hampir menyerupai STH dalam banyak hal (Frandson,
1992).
FSH (follicle stimulating hormone) menyebabkan berkembang dan
membesarnya folikel di dalam ovarium dengan elaborasi resultan estrogen
dari folikel. LH (luteinizing hormone) akan meningkat produksinya apabila
FSH menurun.
38
bulat
panjang
oval.
Golongan
hewan
yang
termasuk
dari
folikel
ini
mengalami
perkembangan
lanjutan
untuk
membentuk folikel primer, dengan nya lebih besar dan dikelilingi oleh dua
lapisan sel folikular atau lebih. membesar dan sel-sel mengelilingi yang
disebut
sel
granulosa,
berpoliferasi,
meningkatkan
diameter
folikel.
folikel
yang
tumbuh
ini
menjadi
dominan,
meneruskan
perbedaan onset estrus pada ternak percobaan. Hal ini mungkin disebabkan
oleh kadar hormon yang disekresikan oleh hipotalamus, yaitu Gn-RH
(gonadothropin releasing hormone) yang merangsang sekresi FSH dan LH.
Hormon FSH berperan penting dalam merangsang pertumbuhan folikel pada
ovarium sehingga dalam pertumbuhannya, folikel menghasilkan hormon
estrogen (Ismail, 2009).
luteinizing
hormone
dengan
konsentrasi
tinggi
untuk
41
42
5 mereka telah mulai mengalami regresi. Hari ke-5 sampai hari ke-16, korpus
luteum terus mengembang dan mencapai pertumbuhan dan fungsi
maksimum sekitar hari ke-12 mengeluarkan hormon progesteron yang
menghambat LH rilis oleh kelenjar hypophysis. Selama periode ini, ovarium
relatif tidak aktif kecuali untuk korpus luteum fungsional. Tidak ada folikel
mencapai kematangan dan atau ovulasi karena keberadaan dari tingginya
tingkat progesteron. Hari ke-16 sampai hari ke-18, korpus luteum mengalami
regresi dengan cepat karena dengan beberapa aktivitas luteum rahim
(prostaglandin). Hari ke-18 sampai hari ke-19, korpus luteum hampir tidak
fungsional dan ini melepaskan aksi pemblokiran progesteron. Beberapa
folikel yang mengalami pertumbuhan, menjadi lebih menonjol oleh lonjakan
cepat pertumbuhan dan aktivitas. Folikel Graafian tumbuh, mensekresi
peningkatan jumlah estrogen, sisanya folikel regresi. Hari ke-19 sampai hari
ke-20, peningkatan rilis estrogen oleh folikel Graafian dan penurunan nilai
progesteron oleh korpus luteum, estrus akan terjadi (siklus kini telah kembali
ke hari ke-0). Tingkat estrogen yang tinggi dalam darah memicu pelepasan
LH. Jumlah LH semakin meningkat, folikel matang pecah untuk melepaskan
telur dan jaringan selular tertinggal menjadi luteinized. Menanggapi stimulasi
kompleks hormonal untuk membentuk korpus luteum baru (siklus kini telah
kembali ke hari pertama sampai hari kedua). Progesteron menjadi hormon
dominan lagi (Rich dan Turman, 2009).
Ovulasi adalah peristiwa ketika membebaskan diri dari sel-sel yang
menyelubunginya dan mengambang bebas dalam antrum yang diselubungi
korona radiata. Oosit terdorong keluar dari permukaan ovarium disertai
dengan sebagian cairan folikular dan korona radiata yang melekat padanya.
Oosit jika tidak dibuahi akan berdisintegrasi dalam beberapa hari. Korpus
luteum merupakan badan kuning yang terbentuk dalam ovarium pada folikel
yang kosong. Sel lutein korpus luteum memproduksi estrogen dan
progesteron yang akan mencapai puncak aktivitas pada 5 sampai 7 hari
43
setelah ovulasi. Korpus luteum akan beregresi dan berdeteriorasi pada hari
ke-15 setelah ovulasi, kecuali fertilisasi terjadi. Korpus albikans, merupakan
jaringan parut putih yang terbentuk setelah jaringan ikat menginvasi korpus
luteum yang terdisintegrasi (Sloane, 2004).
Ovulasi terjadi pada suatu waktu dalam siklus setelah endometrium
mulai menebal dan teraliri banyak darah, karena menyiapkan uterus untuk
kemungkinan implantasi embrio. Endometrium diserap kembali oleh uterus
pada siklus estrus dan tidak terjadi pendarahan yang banyak. Perubahan
perilaku terlihat sangat jelas selama siklus estrus. Pengaruh musim dan iklim
berpengaruh lebih kuat pada silkus estrus. Estrus adalah satu-satunya waktu
dimana perubahan vagina memungkinkan terjadinya perkawinan. Estrus
kadang-kadang disebut heat (panas), dan memang sebenarnya suhu tubuh
betina sedikit meningkat (Campbell dkk., 2004).
45
yang diperlukan. Kelenjar epitel tidak tampak (Dellmann dan Brown, 1992).
Mukosa langsung berhubungan dengan submukosa pada saluran
reproduksi hewan betina, karena lamina muskularis mukosa tidak ada.
Lamina propria-submukosa terdiri dari jaringan ikat longgar dengan banyak
sel plasma, sel mast dan leukosit eosinofil. Tunika mukosa-submukosa pada
ampula membuat lipatan tinggi yang berfungsi untuk mensekresikan lendir
agar sel sperma dan ovum dapat lewat dengan mudah. Tunika muskularis
terutama terdiri dari berkas otot polos melingkar, memanjang dan miring.
Lapis otot tersebut memberikan jalur radial memasuki mukosa. Infundibulum
dan ampula, tunika muskularis yang tipis dan tersusun oleh lapis dalam
melingkar dan sedikit berkas memanjang di sebelah luar terdiri dari otot
polos. Isthmus, lapis otot jelas dan berpadu dengan otot melingkat uterus.
Tunika serosa ada dan terdiri dari jaringan ikat mengandung pembuluh darah
dan saraf yang berfungsi untuk melindungi oviduct dari gesekan luar
(Dellmann dan Brown, 1992).
Menurut Feradis (2010), uterus digantung oleh suatu ligamen yang disebut
mesometrium.
47
48
49
untuk
menghindari
kontaminasi
mikroba
terhadap
uterus,
50
51
pertumbuhan ternak.
vestigial,
seringkali
hymen
tersebut
demikian
rapat
hingga
52
Prepusium
vestibulum.
Memiliki
clitoridis
lapis
merupakan
parietal
dan
lanjutan
lapis
mukosa-submukosa
viseral.
Lapis
viseral
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum anatomi ecara anatomi, alat reproduksi betina
dibagi menjadi ovarium, odiduct, uterus, cervix, vagina, vulva, dan clitoris.
53
tunika
mukosa.
Uterus
terdiri
atas
tiga
bagian,
yaitu
55
Widayati, Diah Tri, Kustono, Ismaya, Sigit B. 2008. Bahan Ajar Mata Kuliah
Ilmu Reproduksi Ternak. Laboratorium Fisiologi dan Reproduksi
Ternak Unversitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Yusuf, Muhammad. 2012. Buku Ajar Ilmu Reproduksi Ternak. LKPP
Universitas Hassanudin. Makassar.
PENUTUP
Kritik
Alat yang digunakan dalam praktikum seperti mikroskop jumlahnya
sedikit. Materi praktikum masih mudah tertebak jadi tanpa praktikum pun bisa
dipelajari sendiri.
Saran
Tingkatkan kualitas praktikumnya dan rangkaian acaranya dibuat
semenarik mungkin supaya memberi kesan dan kenangan serta materinya
dapat tersampaikan dengan baik. Sebaiknya jumlah mikroskopnya ditambah
agar tiap praktikan dapat melihat sendiri-sendiri agar dapat mempersingkat
waktu.
56
57