SHALAHUDDIN AL AYYUBI
Disusun Oleh:
Dwi Zahrani
Nurdina
Nur Fazilah Ramadhani
Sapiah
Riska Hafid
Haziyah Syakirah
Nur Rahmayani
Umi Khalidah Hamzah
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, puji syukur hanya milik Allah SWT yang telah
menganugerahkan hidayah, taufiq dan inayah sehinggah proses penulisan makalah
SHALAHUDDIN AL AYYUBI ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga
tercurah keharibaan Rasulullah Saw. Aamiin.
Kami para penulis menyadari ada kekurangan pada makalah ini. Oleh sebab itu,
saran dan kritikan senantiasa diharapkan demi perbaikan makalah ini.
Akhirnya ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang terlibat
dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT memberikan pahala yang tidak
akan terputus. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi :
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Sistematika Bahasa
A.Kesimpulan
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Shalahuddin Al Ayyubi memiliki kepribadian yang bijaksana dan tegas dalam setiap
langkah kehidupannya. Sosok pemimpin atau raja yang sangat disegani oleh
masyarakat, prajurit dan para panglima perang ketika Perang Salib berkecamuk.
Keberhasilannya dalam memimpin negara dan memimpin perang telah mampu
memberikan sumbangsih dalam khazanah dunia Islam Abad Pertengahan. Namanya
besar, harum dan telah dikenal dan dikenang di dalam catatan sejarah Islam maupun
sejarah Kristen. Kebijaksanaannya sebagai seorang raja telah diakui oleh para
sejarawan dalam kisahnya. Pencapaian agungnya ketika ia telah berhasil menguasai
Baitul Maqdis dari tangan kaum Kristen Salib. Segenap kekuatan dan keyakinannya
telah mampu menjadikan dirinya seorang panglima dalam medan perang. Perlindungan
dan keadilan serta kecintaannya kepada Agama Islam menjadikan Shalahuddin Al
Ayyubi sebagai sosok yang selalu mengedepankan kemaslahatan integritas agama dan
masyarakatnya. Hingga pada saat kematiannya, banyak sekali orang yang merasa sangat
kehilangan akan sosoknya.
B.Tujuan
Penulisan makalah ini juga memiliki beberapa tujuan yaitu:
2. Serta untuk melatih dan membiasakan diri berfikir secara kritis serta dapat
menuangkannya kedalam bentuk karya tulis.
C.Sistematika Bahasa
Untuk lebih memudahkan penulisan guna memberikan gambaran alur pemikiran
yang terkandung dalam makalah ini, maka perlu adanya sistematika pembahasan yang
dipaparkan dalam bentuk bab yang terdiri dari tiga bab yaitu:
Bab Kedua, Pada bab ini akan dibahas tentang biografi Shalahuddin Al Ayyubi yang
terdiri atas : Kelahiran, Pendidikan, Perjalanan Hidup, dan Keistimewaan Shalahuddin
Al Ayyubi.
Bab Ketiga, Pada bab ketiga ini berisi tentang kesimpulan. Setelah skripsi di atas di
uraikan secara panjang lebar, maka penulis akan menyimpulkan dari keseluruhan
skripsi secara panjang lebar.
BAB II
BIOGRAFI SHALAHUDDIN AL AYYUBI
Shalahuddin al-Ayyubi di Barat disebut Saladin tetap menjadi tokoh paling ikonik
pada zamannya. Pemersatu bangsa Arab dan penyelamat Islam dr Tentara Salib di Abad
ke 12 ia pahlawan terkemuka di dunia Islam. Kukuh menjaga keimanannya dan brillian
dalam kepemimpinannya, ia memiliki kualitas pribadi yang dikagumi oleh musuh
Kristennya. Ia mengerti batas-batas kekerasannya, penuh toleransi dan kemurahan hati
sehingga banyak orang eropa melihatnya sebagai contoh ideal sosok kesatria.
Tidak mengherankan jika pada saat Shalahuddin tumbuh dewasa dan menjadi
seorang pemimpin, dia menggunakan segenap ilmu pengetahuannya untuk mengatur
dan menjalankan roda pemerintahan. Di samping menimba ilmu keagamaan,
Shalahuddin juga banyak mendapatkan pengetahuan tentang peperangan. Karena ia
hidup di lingkungan yang berada di antara para tentara perang, sehingga ia pun ikut
berlatih menunggang kuda, melempar tombak, berburu, dan latihan perang muncul
begitu saja. Dari situlah Shalahuddin memiliki keahlian, kepandaian, dan kemampuan
menyesuaikan diri terhadap lingkungan, serta mampu belajar dan berlatih perang. 9
Sifat yang ia miliki sangat jarang ada dalam diri seorang lainnya.
Asaduddin Syirkuh yang menjadi panglima dari tentara Nuruddin Zanki yang dikirim
ke Mesir untuk membantu Dinasti Fatimiyah atas sengketa jabatan penting (wazir)
perdana menteri antara Syawar dan Dirgham. Ketika itu, Shalahuddin mengawal
kemanapun pamannya pergi. Shalahuddin mengawali perannya sebagai tentara perang
di bawah komando pamannya dalam invasi ke Mesir.
Pada 22 maret 1169 M, Syirkuh meninggal dunia, hanya 2 bulan Syirkuh merasakan
pencapaian karir terbaiknya selama hidupnya sebagai seorang wazir. Shalahuddin Al
Ayyubi ditunjuk langsung oleh Khalifah Al-Adhid untuk menggantikan posisi Syirkuh,
Al-Adhid sangat mempercayai Shalahuddin sebagai pengganti Syirkuh mengawal Mesir
dari para pemberontak khususnya para petinggi Kekhalifahan Fatimiyah yang tidak
setuju dengan pencapaian Shalahuddin Al Ayyubi.
Pada tahun 1171 M, Sultan Al-Adhid meninggal dunia, dan berakhirlah keturunan
dari Kekhalifahan Dinasti Fatimiyah. Tidak ada lagi pengganti Khalifah Al Adhid yang
berasal dari keturunannya, Shalahuddin Al Ayyubi yang menjabat sebagai perdana
menteri naik tahta, pasca kematian Al Adhid. Naiknya Shalahuddin Al Ayyubi sebagai
penguasa Mesir menggantikan Khalifah Fatimiyah Al Adhid, menjadi momen penting
dalam misinya untuk menyatukan Umat Islam. Mesir berada dalam genggaman seorang
jendral yang sholeh dan tegas. Hubungannya dengan Nuruddin bertambah baik sampai
tidak berfikir untuk memisahkan diri dari monopoli kekuasaan, atau memberontak
terhadap pemerintahan Nuruddin Mahmud yang sudah terjalin baik dengan
keluarganya.
D.Keistimewaan SHALAHUDDIN AL AYYUBI
Keistimewaan merupakan suatu kelebihan yang dimiliki oleh setiap diri seseorang.
Dan dalam hal ini, akan memberikan beberapa keistimewaan yang dimiliki oleh
Shalahuddin Al Ayyubi disamping dirinya adalah seorang raja, akan tetapi dia juga
sangat mencintai Ilmu Pengetahuan, Sastra, dan juga keistimewaan dari sifat
pribadinya. Pribadi Shalahuddin Al Ayyubi menjadi istimewa dengan keseimbangan
moral luar biasa yang membantunya dalam mewujudkan berbagai tujuan agung.
Berikut akan beberapa keistimewaan yang dimiliki oleh Shalahuddin Al Ayyubi :
1. Madrasah Ash-Shalihiyyah
3. Madrasah Al Fadhiliyah
5. Madrasah Ash-Shalihiyah
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Shalahuddin al-ayyubi bernasabkan dari sebuah keluarga yang mulia dan
terpandang, dari bangsa Kurdi. Keluarga ini menguasai Mesi dan Syam, di kenal dengan
Daulah Ayubiyah. Ia terhitung sebagai nasab yang paling mulia dari kabilah-kabilah
Kurdi. Beliau bernama lengkap Shalahuddin Yusuf ibn Ayub, lahir pada tahun 532
H/1137 M. Lahir di Tirkit, sebuah kota yang dekat dengan Baghdad. Namun
shalahuddin menghabiskan masa kecilnya di Ba’labak dengan membaca, menulis dan
menghafal al-qur’an yang ia jalani sehari-harinya. Beliau juga belajar ilmu Nahwu
seperti halnya putra-putra para pembesar. Penulis kitab Thabaqat as-
Syafi’iyyah mengatakan bahwa “ Shalahuddin mendengarkan hadist dari al-Hafiz Abu
Thahir as-Salafi, Abu Thahir Ibn Auf, Syhekh Qutbuddin an-Naisaburi, Abdullan ibn Bari
an-Nahwi, dan Jamaah.
Beliau mempunyai keahlian dalam bidang berperang dan politik. Terbukti pada
saat Yaman saling bertikai dan berakibat terpedahnya islamiyah, ketika kelompok
Hamdaniyah di Shan’a dan Najahiyah di Zabid saling bertikai memperebutkan
kekuasaan. Di mana terjadi penyembelihan di berbagai tempat. Shalahuddin sangat
sedih tingkah kaum muslimin yang seperti itu, saling membunuh dan saling
memperdaya antara satu dengan lainnya. Oleh karenanya, Shalahuddin mengirim
saudaranya yang bernama Turan Syah ke Yaman. Beberapa saaat berjalan, Turan Syah
berhasil menaklukan perbatasan Zabid, dan benteng yang lain.
Sebagian ahli sejarah menyebutkan bahwa Turan Syah mampu menaklukan lebih
dari 80 benteng dan kota di negeri Yaman. Maka wajar saja jika para warga gembira
dengan hal ini, wajar saja jika penduduk Yaman mempermudah jalan bagi Turan Syah
untuk menaklukan benteng-benteng yang lain demi menjaga tertumpahnya darah kaum
Muslim. Dan pada tahun yang sama ( 569 H ), shalahuddin berhasil menaklukan
Tharabalusa dan bagian timur dari wilayah Tunisia. Dari berbagai penelitian, muncullah
sifat-sifat utama Shalahuddin al-Ayyubi. Yang di antaranya adalah. Takwa dalam
ibadahnya, keadilan dan kasih-sayangnya, serta sifat keberanian dan kesabaran yang
ada dalam jiwanya.