Wahida
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
Analisis Kadar Soluble Fms-Like Tyrosine Kinase 1 (sFlt-1)
Tali Pusat Terhadap Tekanan Darah dan Luaran Perinatal
Ibu Preeklampsia
Tesis
Program Studi
Magister Kebidanan
WAHIDA
kepada
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
PRAKATA
2. Para dosen pembimbing, Dr.dr. Irfan Idris, M.Kes dan Dr.dr. Nasrudin
penyusunan tesis.
6. Ayah dan Ibu tercinta, yang telah mendidik, membesarkan dan selalu
saat ini.
terhingga kepada semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu
tesis ini. Semoga Allah SWT memberikan rahmatnya kepada semua pihak
Makassar, 2017
Peneliti
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Nama : Wahida
Nomor Induk Mahasiswa : P4400215011
Program Studi : Pascasarjana Kebidanan
WAHIDA
P4400215011
ABSTRAK
Wahida. Kadar Soluble Fms-like Tyrosine Kinase (sFlt-1) Tali Pusat pada
Preeklampsia dan Hubungannya dengan Tekanan Darah serta Luaran
Perinatal (dibimbing oleh Irfan Idris dan Nasrudin A.M).
Soluble Fms like tyrosine kinase 1 (sFlt-1) merupakan salah satu marker
yang berperan pada patogenesis preeklampsia. Penelitian ini bertujuan
menganalisis kadar sFlt-1 tali pusat terhadap tekanan darah dan luaran
perinatal pada ibu preeklampsia dan hamil normal. Penelitian ini
menggunakan studi observasional analitik secara potong silang. Sampel
yang digunakan adalah ibu inpartu preeklampsia sebanyak 18 orang dan
ibu inpartu dengan kehamilan normal sebanyak 15 orang. Kadar sFlt-1 tali
pusat diperiksa menggunakan metode ELISA. Data dianalisis
menggunakan uji Mann Whiteny-U untuk menentukan perbedaan kadar
sFlt-1, tekanan darah, dan luaran perinatal pada dua kelompok penelitian.
Uji korelasi Spearman Rank digunakan untuk menentukan korelasi antara
kadar sFlt-1 dan tekanan darah dan luaran perinatal. Hasil penelitian
menunjukan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara kadar sFlt-1 tali
pusat pada kelompok preeklampsia dan kelompok kontrol (10.693±6.535
ng/mL, 3.572±1.225 ng/mL; p<0.05). Terdapat perbedaan bermakna
antara tekanan darah dan berat badan lahir pada kedua kelompok
penelitian (p<0.05). Sebaliknya, pada kejadian asfiksia tidak terdapat
perbedaan pada kedua kelompok (p=0.944). Terdapat hubungan
bermakna antara kadar sFlt-1 tali pusat dan tekanan darah dan luaran
perinatal (tekanan darah sistolik p=0.000 , tekanan darah diastolik
p=0.001, berat badan lahir p=0.008, dan asfiksia=0.013).
Soluble Fms like tyrosine kinase 1 (sFlt-1) is one of the markers that
function on the pathogenesis of preeclampsia. This research aimed to
analyze the level of sFlt-1 of umbilical cord against the hypertension and
the pre-natal discharge in the preeclampsia mothetrs and the normal
pregnant mothers. The research used an obsevasional analytical study
using the cross-sectional design. The sample used were the 18 delivering
mothers with preeclampsia and 15 normal delivering mothers. The level of
sFlt-1 of umbilical cords were examined using ELISA method. The data
were analyzed using Mann Whitney-U test to determine the different
levels of sFlt-1, the blood pressure, and the pre-natal discharge in the two
groups, while Spearman’s Rank correlation test was to determine the
correlation between the level of sFlt-1 and the blood pressure and pre-
natal discharge. The research results indicated that was a significant
difference between the level of sFlt-1 of umbilical cord in preeclampsia
group and that in control group (10.693±6.535 ng/mL, 3.572±1.225
ng/mL; p<0.05). There was a significant difference between the blood
pressure and the birth body weight in the two research groups (p<0.05),
on the other hand, the incident of asphyxia showed no difference between
the two goroups (p=0.944). Here was a significant correlation between the
level of sFlt-1 of umbilical cord and the blood pressure and the pre-natal
discharge (systolyc blood pressure, p=0.000, diastolic blood pressure,
p=0.001, birth body weight, p=0.008, asphyxia p=0.013).
halaman
HALAMAN SAMPUL I
PRAKATA II
ABSTRAK IV
DAFTAR ISI V
DAFTAR LAMPIRAN IX
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 4
D. Manfaat Penelitian 5
F. Sistematika Penulisan 6
A. Faktor Angiogenik 8
1. Faktor Proangiogenik 9
2. Faktor Antiangiogenik 12
B. Preeklampsia 14
1. Definisi 14
2. Faktor Risiko 15
3. Etiologi dan Patofisiologi 20
4. Penegakan Diagnosa 23
5. Pencegahan 27
6. Penatalaksanaan 33
C. Luaran Perinatal 38
D. Kerangka Teori 42
E. Kerangka Konsep 43
F. Hipotesis Penelitian 43
G. Definisi Operasional 44
A. Rancangan Penelitian 46
E. Analisis Data 48
F. Tahapan Penelitian 49
G. Etika Penelitian 54
A. Hasil 55
B. Pembahasan 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
nomor halaman
1. Kriteria Preeklampsia 27
2. Penatalaksanaan Preeklampsia 34
nomor halaman
nomor
ng Nanogram
Mmol Milimoles
NK Natural Kiler
NO Nitrat Oksidasi
PGE2 Prostaglandin E2
TXA2 Tromboksan A2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
timbulnya tekanan darah tinggi yaitu sistole ≥140 mmHg dan diastole ≥90
Salah satu dari 75% penyebab utama kematian ibu adalah tekanan darah
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI)
di Indonesia mencapai 359 per 100.000 kelahiran, dan 25% dari kematian
(Chen, 2009).
2011).
pengukuran kadar sFlt-1 mengambil darah melalui vena cubiti ibu yang
HUCBS merupakan sumber yang lebih kaya berbagai sitokin dan berbagai
peningkatan kadar cord blood sFlt-1 dengan small for gestational age at
preeklampsia.
B. Rumusan Masalah
ini adalah :
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menganalisis kadar sFlt-1 terhadap tekanan darah dan luaran perinatal
Ibu preeklampsia.
2. Tujuan Khusus
Ibu preeklampsia
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
preeklampsia.
2. Manfaat Teoretis
darah melalui pembuluh darah tali pusat bayi ibu preeklampsia pada kala
II sebanyak 2 ml. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu inpartu
sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan oleh
peneliti.
F. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
F. Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
D. Kerangka Teori
E. Kerangka Konseptual
F. Hipotesis
G. Definisi Operasional
A. Rancangan Penelitian
E. Analisis Data
F. Tahapan Penelitian
G. Alur Penelitian
H. Etika Penelitian
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
fisiologis ini melindungi janin dari efek buruk dan teratogenik radikal
bebas O2. Gradien O2 yang stabil antara desidua uterus ibu dan jaringan
vaskuler, proliferasi dan migrasi sel endotel. Hal ini diatur oleh berbagai
al, 2011).
1. Faktor Proangiogenik
baru dari pembuluh darah yang sudah ada (Carmeliet, 2000). Dalam
membentuk tabung paten. Pada plasenta proses ini dimulai pada hari ke-
2003).
PlGF adalah bagian dari VEGF yang terdiri dari 42% asam amino
dan memiliki struktur yang sama dengan VEGF. PlGF terdiri dari 4
(Chen, 2009).
2. Faktor Antiangiogenik
dan PlGF (VEGFR-1) dan mempunyai daya ikat yang lebih erat
2013).
reseptornya.
1. Definisi
minimal ≥+1 pada dipstick dalam dua sampel urin acak yang dikumpulkan
Gangguan organ ini antara lain sakit kepala hebat, penglihatan kabur,
nyeri epigastrium kuadran kanan atas, mual dan muntah. Selain itu,
terdapat juga gangguan lainnya yaitu oliguria (urine <500 ml/24 jam) dan
PNPK, 2016).
2. Faktor risiko
a. Faktor keluarga
b. Faktor demografi
1) Usia
mengalami preeklampsia.
2) Suku
4) Trombofilia
Meta-analisis terbaru dari 31 studi kasus-kontrol menyimpulkan
terjadinya praeklampsia
5) Paritas
mengalami preeklampsia.
mengmbangkan preeklampsia.
7) Riwayat abortus
riwayat preeklampsia.
d. Faktor kehamilan
1) Kehamilan kembar
preeklampsia.
4) Infeksi
5) Malformasi konginetal
e. Faktor paternal
1) Usia suami
f. Lain – lain
1) Merokok
2) Aktifitas fisik
3) Defisiensi mikronutrient
4) Kesehatan mental
Sibai dalam buku Kehamilan risiko tinggi, 2015 dari sekian banyak teori
a. Iskemia plasenta
b. Maladaptasi imun
activity
Jika ada VLDL melebihi TxPA maka efek toksik dari VLDL akan
d. Faktor genetik
4. Penegakan diagnosis
darah dilakukan pula pemeriksaan protein urine. Batas dari protein urine
karena dipstik urin dapat dipengaruhi oleh variabel ekskresi, dehidrasi ibu,
nilai prediksi negatif 83% namun konfirmasi 24 jam penentuan protein urin
direkomendasikan. Edema pada wajah dan kaki yang sering terjadi pada
diagnosis.
derajat hipertensi dan proteinuria, dan adanya gejala yang timbul dari
al, 2001).
b. Pemeriksaan urine
g/d sebelum hamil hingga 0,3 g/d selama kehamilan. Ini disebabkan
mg/hari atau setidaknya 1 g/L [ '2 +'] pada tes dipstik) (Brown et al,
Setelah itu akan terlihat hasilnya yaitu negatif, 1+, 2+, 3+, atau 4+
Kriteria preeklampsia*
Tekanan darah sistole ≥ 160 mm Hg atau diastol 110 mm Hg pada dua
kali pengukuran dengan jarak 6 jam
Proteinuria dalam sampel urine ≥ 5 g dalam 24 jam atau 3+ atau lebih
pada dua sampel urine acak yang diambil setidaknya dalam jarak 4 jam
Tanda dan gejala gangguan organ:
Gangguan penglihatan
Nyeri epigastrium atau kuadran kanan atas
Gangguan pertumbuhan janin
Gangguan fungsi hati
Oliguria < 500 mL dalam 24 jam
Edema paru
Trombositopenia (trombosit<100.000/ml)
*—satu atau lebih gejala yang timbul
5. Pencegahan
a. Istirahat
b. Restriksi Garam
kematian janin atau neonatus sebesar 14%, dan bayi kecil masa
d. Suplementasi kalsium
kalsium yang adekuat. Tidak ada efek samping yang tercatat dari
e. Suplementasi antioksidan
risiko tinggi.
WHO melakukan uji klinis acak terkontrol pada wanita hamil usia
6. Penatalaksanaan
pasien
Tidak
Ya
Usia kehamilan ≥ 37 minggu
Perburukan kondisi ibu dan janin
Persalinan atau ketuban pecah
Perawatan ekspektatif :
Tersedia fasilitas perawatan maternal dan
neonatal intensif
Usia kehamilan : janin viabel – 34 minggu
Rawat Inap
Stop MgSo4 dalam 24 jam
Evaluasi ibu dan janin setiap hari
(PNPK,2016)
C. Tinjauan Tentang Luaran Perinatal
1. Mortalitas Perinatal
yang sulit bahkan tidak dapat mengakses neonatal intensive care unit,
morbiditas pada negara dengan akses yang lebih baik terhadap fasilitas
kesehatan tersebut.
2. Morbiditas Perinatal
penyebab dari 12% bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah dan
dengan anak yang lahir dari ibu dengan kondisi kehamilan tanpa
terhadap berat badan bayi ketika lahir. Suplai darah dan nutrisi dari
pertumbuhan janin intra uteri dan berat badan lahir. Pada kasus ibu
c. Asfiksia
asfiksia pada bayi dapat dilihat dari riwayat obstetri ibu, riwayat
d. Gawat janin
oksigen dari ibu kepada janin. Jika kondisi ini terus menerus
tidak dapat terus berlangsung, terlebih lagi jika suplai oksigen terus
e. Kelahiran prematur
bayi.
D. Kerangka Konsep
sFlt-1
Luaran Perinatal :
BBLR
sEng Asfiksia
VEGF
PlGF
Preeklampsia
Eklampsia
Hipertensi gestasional
Hipertensi kronik
Keterangan :
E. Hipotesis Penelitian