Anda di halaman 1dari 19

SINKRONISASI KEGIATAN PENGENDALIAN

PENYAKIT MENULAR LANGSUNG


DI WILAYAH LAYANAN BBTKLPP JAKARTA

NANING NUGRAHINI
Kasubdit Diare, ISP dan Hepatitis - Direktorat PPML

Pertemuan LP-LS Wilayah Layanan Kerja BBTKLPP Jakarta


Bekasi 3 Oktober 2013
LINGKUP PRESENTASI
 ANALISA SITUASI

 KEBIJAKAN P2ML

 INDIKATOR & CAPAIAN

 SINKRONISASI KEGIATAN

 KESIMPULAN
ANALISA SITUASI

 Direktorat P2ML bertanggung jawab terhadap


pengendalian penyakit:
 Diare, ISP dan Hepatitis:
 Diaremerupakan salah satu penyebab utama kematian
pada bayi dan balita, Tifoid merupakan salah satu
penyebab kesakitan utama pada anak sekolah khususnya
usia <15 tahun; Hepatitis Ind merupakan negara dg
endemisitas tinggi, estimasi pengidap hepatitis B & C di
Ind 25 juta, 50% akan kronis, 10% dr yg kronis potensial
menjadi sirosis/kanker hati. Sedangkan hep A dan E
sering muncul sebagai KLB dan penularan melalui fecal
oral yg terkait dg kebersihan lingkungan dan air bersih
ANALISA SITUASI
 Direktorat P2ML bertanggung jawab terhadap pengendalian
penyakit:
 AIDS dan PMS:
Termasuk dlm epidemi terkonsentrasi, kasus AIDS
terbanyak berada pada wilayah ini, prevalensi mendekati
0,5%), IMS : Sifilis (22%), CT-NG (45%)
 TB, ISPA, dan Kusta
 Pada 5 wilayah ini, merupakan masalah kesehatan yg
utama. Indonesia merupakan salah satu negara
endemik kusta diantara 17 negara didunia lainnya
 Frambusia, terdapat di beberapa kota di 4 wilayah, Faktor
risiko PHBS kurang
 Akses terhadap air bersih kurang  Harus ada Penyediaan air
bersih
KEBIJAKAN P2ML
KEBIJAKAN PROGRAM PPML

1. Program dikembangkan berdasarkan bukti


2. Intervensi berdasarkan pada hasil kajian
epidemiologis & faktor risiko
3. Penemuan penderita melalui unit pelayanan
kesehatan /UPK dan survei khusus
4. Obat-obatan TB, HIV/AIDS, Kusta, Frambusia, ISPA,
dan sebagian disediakan oleh program
5. Pengendalian dilakukan dengan upaya spesifik :
Eradikasi, Eliminasi & Kontrol
TUJUAN PROGRAM PPML
 Pengembangan & intensifikasi program
pengendalian penyakit menular langsung
 Pendukung Roadmap Reformasi Bidang Kesehatan
 Pencapaian MDGs 2015
 Terkendalinya penyebaran Penyakit Menular
Langsung
 Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat
Penyakit Menular Langsung
 Meningkatkan Kesiapsiagaan & respon thd pandemi
influenza
 Tercapainya Eradikasi Frambusia pada tahun 2013
STRATEGI

 Melakukan tindakan penemuan penderita


 Dilakukan bersama masyarakat, LP/LSdimana

 Mendorong kemandirian dan partisipasi


masyarakat.
 Dilaksanakan berdasarkan pada hasil kajian
surveillans epidemiologi.
INDIKATOR
INDIKATOR

 Renstra
 RPJMN

 Inpres

 MDGs

 Pantauan UKP4
SINKRONISASI KEGIATAN
PROGRAM
PROGRAM PENGENDALIAN DIARE, ISP &
HEPATITIS
 Kegiatan Program yang yapat dilakukan:
 Sistem Kewaspadaan Dini : pelaksanaan surveilans,
pemantauan faktor risiko, mapping lokasi rawan KLB,
identifikasi permasalahan lokal pelaksanaan SKD.
 Bantuan KLB: investigasi/ PE, pemeriksaan etiologi saat
KLB pada penderita, sampel lingkungan (air &
makanan), pemeriksaan V.cholera, Shigella, Amuba,
Giardia lamblia, Rotavirus,. Hepatitis A : pemeriksaan
serologi IgM, anti HAV, pemeriksaan spesimen
lingkungan dg PCR (menemukan virus hepatitis A ),
Upaya desinfeksi saat KLB; TIFOID : Pemeriksaan widal
dan kultur, HFMD :Upaya desinfeksi saat KLB
 Paska KLB : Pengendalian faktor risiko. pelaksanaan
Sistem Kewaspadaan Dini bekerja sama dengan Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota
PROGRAM PENGENDALIAN AIDS & PMS

Pengendalian
Fungsi Intervensi
faktor risiko,
BBTKLPP program
Diagnosis
PROGRAM PENGENDALIAN TB
 Aktif dalam jejaring laboratorium mikroskopis
TB, paling tidak sebagai laboratorium rujukan
cross check
 Melakukan pemeriksaan mikroskopis BTA
melalui “panel testing” dan melakukan latihan
mandiri dengan berkoordinasi dengan Balai
laboratorium Kesehatan
 Monitoring penanganan limbah di
laboratorium TB
PROGRAM PENGENDALIAN ISPA
 Ruang lingkup kegiatan meliputi Pengendalian pneumonia,
Kewaspadaan pandemi, pengendalian faktor risiko ISPA
 Kolaborasi kajian faktor risiko : Polusi udara dalam ruangan (rumah
tangga) kejadian/perburukan kasus ISPA, Kebakaran hutan 
ledakan kasus ISPA (daerah rawan kebakaran: Riau, Kalsel, Jambi,
dll), Bencana alam lain (debu vulkanik, banjir, dll), Polusi industri
(tambang, semen, dll)
 Kolaborasi pemeriksaan laboratorium: Pengembangan
Sentinel ISPA Berat ke wilayah lain (2013  6 RS:Lubuk
Pakam Wonasari, Mataram, Kanujoso, Bitung, Haulussy),
dukungan pemeriksaan spesimen influenza (PCR)
PROGRAM PENGENDALIAN KUSTA &
FRAMBUSIA

 Melakukan kajian lingkungan terhadap


penyakit kusta & Frambusia
 Promosi tanda dini kusta & frambusia dan
kampanye penurunan stigma
 Membantu dalam penemuan suspek kusta &
frambusia
KESIMPULAN & SARAN
KESIMPULAN & SARAN
 Bahwa dukungan BBTKL Jakarta dalam
Pengendalian Program P2ML diperlukan terutama
terkait dengan pengendalian faktor risiko,
peningkatan pengetahuan dan kepedulian,
pemeriksaan laboratorium, SKD KLB dan
penanggulangan KLB
 Perlu diskusi lebih lanjut tentang operasional
pelaksanaan kegiatan secara teknis sehingga
tidak terjadi overlapping antara BBTKL, Direktorat
dan Dinkes terkait

Anda mungkin juga menyukai