Ada 6 macam pertidaksamaan yang akan kita pelajari. Apa saja itu? Ada pertidaksamaan
linier, pertidaksamaan kuadrat, pertidaksamaan pangkat tinggi, pertidaksamaan pecahan,
pertidaksamaan bentuk akar, dan pertidaksamaan mutlak.
PERTIDAKSAMAAN
1. Pertidaksamaan Linear
Pertidaksamaan linear adalah kalimat yang mengandung tanda < (kurang dari) , > (lebih
dari) , ≤ (kurang dari sama dengan) , dan ≥ (lebih dari sama dengan).
Agar lebih mudah di pahami, berikut contohnya dalam bentuk garis bilangan ya Squad.
Lalu bagaimana sih penyelesaian pertidaksamaan linear itu? Penyelesaiannya dapat
dipahami dengan nilai-nilai atau bilangan-bilangan yang membuat kalimatnya bernilai
benar. Contohnya seperti ini.
atau
2. Pertidaksamaan Kuadrat
Sekarang kita pelajari yuk cara penyelesaiannya. Begini Squad, ada beberapa poin penting
untuk menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat. Apa saja ya?
a. Kumpulin dulu semua suku ke dalam satu ruas, semisal ruas kiri. Nah, jadinya nggak ada
suku atau pada ruas kanan kan, alias nol.
b. Selanjutnya, selesaikan bentuk kuadrat dengan cara memfaktorkan bentuk tersebut untuk
mencari nilai yang memenuhi. Kenapa? Hal ini dilakukan supaya lebih mudah dapat
diasumsikan tanda pertidaksamaan sebagai tanda sama dengan.
c. Bentuk himpunan penyelesaian diperoleh dengan menampilkan nilai pada garis bilangan.
Nilai ini akan menjadi pembatas pada interval yang nantinya menjadi himpunan
penyelesaian.
Lanjut ke pertidaksamaan yang ketiga yakni pertidaksamaan pangkat tinggi. Pangkat tinggi
disini bukan pangkat dalam kemiliteran lho ya seperti mayor, kapten, letnan, dan
jendral. Pertidaksamaan Pangkat Tinggi adalah pertidaksamaan dengan derajat lebih
dari dua. bentuk “penghubung” antara ruas kanan dan kiri sama seperti pertidaksamaan
linear dan pertidaksamaan kuadrat yakni kurang dari (<), kurang dari sama dengan (<),
lebih dari (>) dan lebih dari sama dengan (>).
a. Sama halnya dengan pertidaksamaan kuadrat, kita harus memindahkan semua suku ke
dalam satu ruas semisal ruas kiri sehingga tidak tersisa suku atau bersisa nol pada ruas
kanan.
b. Memfaktorkan bentuk tersebut ke bentuk dengan derajat lebih rendah, karena bentuk
dengan derajat yang lebih rendah akan membantu penyelesaian dalam mencari nilai.
c. Nilai yang sudah diketahui, disusun pada pada garis bilangan. Sama halnya dengan bentuk
garis bilangan pada umumnya, kita harus menentukan tanda pada masing-masing daerah.
4. Pertidaksamaan Pecahan
a. Pindahkan semua suku ke dalam satu ruas semisal ruas kiri sehingga tidak tersisa suku
atau bersisa nol pada ruas kanan. Penting untuk diingat nih Squad, kita sangat dilarang untuk
mengali silang penyebut dan pembilang antarruas. Kenapa nggak boleh? Sebab nilai yang
belum diketahui sangat mungkin bisa mengubah bentuk pertidaksamaan apabila kita
melakukan kali silang.
b. Lakukan operasi aljabar yang tujuannya untuk memperoleh bentuk sederhana, setelah itu
lakukan pemfaktoran agar diperoleh nilai x.
c. Langkah terakhir yakni menyusun nilai x tersebut ke dalam garis bilangan. Seperti halnya
dengan pertidaksamaan pangkat tinggi, tentukan dulu tanda pada masing-masing daerah
secara manual. Caranya dengan mengambil satu nilai x pada daerah tersebut kemudian
mengujinya pada bentuk peridaksamaan.
2. Pengecekan syarat akar, yang memastikan jika fungsi di dalam akar pangkat dua haruslah
bernilai positif atau sama dengan nol begitu pula dengan konstanta di ruas lainnya.
Kemudian, untuk contoh kasus B hampir sama dengan contoh kasus A yakni dengan
melakukan:
2. Pengecekan syarat akar, yang memastikan jika fungsi di dalam akar pangkat dua haruslah
bernilai positif atau sama dengan nol.
6. Pertidaksamaan Mutlak.
• ax + b > c
• ax + b < c
• ax + b ≥ c
• ax + b ≤ c
Pertidaksamaan tersebut akan membalik tanda jika a adalah bilangan negatif. Untuk
lebih jelasnya kita ambil contoh yang bisa dilihat di pembahasan.
Contoh:
Nomor 1
3x ÷ 3 < 21 ÷ 3
x<7
Nomor 2
2x ÷ 2 ≥ –8 ÷ 2
x ≥ –4
Nomor 3
x ≥ –5
Nomor 4
–5x > –10 ----------> kedua ruas dibagi (–5), berarti tandanya berubah
x<2
Nomor 5
3 – 2x < 11
–2x < 11 – 3
–2x < 8 ----------> kedua ruas dibagi (–2), berarti tandanya berubah
–2x ÷ (–2) < 8 ÷ (–2)
x > –4
Nomor 6
2(3x – 7) ≥ 7x + 12
6x – 14 ≥ 7x + 12
6x – 7x ≥ 12 + 14
–x . (–1) ≥ 26 . (–1)
x ≤ –26
Sifat-Sifat Pertidaksamaan
tanda pertidaksamaan tidak berubah jika kedua ruas ditambah atau dikurangi dengan
bilangan yang sama
a+c<b+c
a–c<b–c
tanda pertidaksamaan tidak berubah jika kedua ruas dikali atau dibagi dengan bilangan
positif yang sama
tanda pertidaksamaan akan berubah jika kedua ruas pertidaksamaan dikali atau dibagi
dengan bilangan negatif yang sama
tanda pertidaksamaan tidak berubah jika kedua ruas positif masing-masing dikuadratkan
Untuk lebih memperjelas konsep nilai mutlak dan memberikan gambaran secara geometris,
akan lebih baik jika kita dapat membuat gambar grafik fungsi nilai mutlak. Sebelumnya kita
buat tabel nilai-nilai fungsi nilai mutlak dari beberapa titik bantu. Silahkan mencermati tabel
berikut.
Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, maka kita mengisi nilai y = |x| sesuai
dengan definisi nilai mutlak. Titik-titik yang kita peroleh pada tabel, kemudian disajikan
dalam sistem koordinat kartesius sebagai berikut.
Baca Juga : 30 Soal Pilihan Ganda Vektor Matematika Peminatan Kelas X
Alternatif Penyelesaian:
Langkah pertama kalian harus membuat tabel nilai fungsi mutlak y = |x – 2| dari beberapa
titik bantu.
Langkah kedua, kita mengisi nilai y = |x – 2| sesuai dengan definisi nilai mutlak. Langkah
selanjutnya, titik-titik yang kita peroleh pada tabel, kemudian disajikan dalam sistem
koordinat kartesius sebagai berikut.
Gambar 3 di atas adalah gambar grafik fungsi y = |x – 2| untuk interval nilai –3 ≤ x ≤ 7.
Bagaimana, mudah bukan? Jika kalian masih belum memahami, silahkan mengulang
kembali langkah-langkah menggambar grafik fungsi nilai mutlak ini. Kalian pasti mampu
mengerjakan sendiri dengan baik dan benar.
Persamaan linear satu variabel dapat diperoleh dari persamaan atau fungsi nilai mutlak yang
diberikan. Misalnya, jika diketahui |ax + b| = c, untuk a, b, c ∈ R, maka menurut definisi
nilai mutlak diperoleh persamaan ax + b = c atau ax + b = – c.
Sepulang sekolah, Rogu ingin ke rumah Rangga. Namun ia juga ingin membeli buku.
Tapi, Rogu lupa letak toko bukunya. Ia hanya tahu bahwa ada toko buku di sekitar
rumahnya. Padahal jika toko bukunya lebih dekat dari rumah Rangga, Rogu pasti memilih
membeli buku terlebih dahulu. Rogu ingat, sewaktu jam istirahat, Rangga bercerita bahwa
jarak sekolah ke rumahnya adalah 5 km. Rangga juga memberi tahukan bahwa memang
ada toko buku pada jarak 1 km dari rumahnya. Tapi di mana tepatnya letak toko buku itu
bila dihitung dari sekolah?
Lihatlah ilustrasi gambar berikut untuk mempermudah dalam memahami konsep soal
Alternatif Penyelesaiannya:
Misalkan jarak toko buku dari sekolah adalah x, maka persamaan linear mutlaknya yaitu:
| x – 5 | = 1 maka
x – 5 = 1 atau x – 5 = – 1
untuk x – 5 = 1 maka x = 6
Selain sifat-sifat di atas, ada hal lain yang perlu kalian ketahui pada bentuk
pertidaksamaan nilai mutlak linear satu variabel, yaitu pertidaksamaan tersebut
dapat diperoleh dari persamaan atau fungsi nilai mutlak yang diberikan. Untuk
lebih jelasnya bagaimana menerapkan sifat-sifat di atas, marilah mencermati
contoh soal berikut.
Contoh 1:
Berdasarkan salah satu sifat nilai mutlak, selesaikanlah persamaan nilai mutlak
linear satu variabel |2x – 1| < 7 !
Alternatif Penyelesaian:
−7 < ( 2x − 1 ) < 7
−7 + 1 < 2x < 7 + 1
−6 < 2x < 8
−3 < x < 4
Nah, mudah bukan? Ternyata penerapan salah satu sifat nilai mutlak tidak terlalu
sulit ya. Tentu kalian dapat mencermati bahwa untuk menyelesaikan soal ini
kemampuan pra syarat yang harus kalian kuasai adalah kemampuan operasi
dasar perhitungan.
Contoh 2:
Alternatif penyelesaian
[ ( 2x – 1 ) + ( x + 3 ) ] [ ( 2x – 1 ) – ( x + 3 ) ] ≥ 0
[ 3x + 2 ] [ x – 4 ] ≥ 0
Contoh 3:
Alternatif penyelesaian
[ ( 2x – 1 ) + ( x + 3 ) ] [ ( 2x – 1 ) – ( x + 3 ) ] ≤ 0
[ 3x + 2 ] [ x – 4 ] ≤ 0
contoh 4
Pada mobil-mobil baru, angka kilometer per liternya tergantung pada bagaimana
mobil itu digunakan, apakah sering digunakan untuk perjalanan jarak jauh
ataukah hanya untuk perjalanan jarak dekat (dalam kota). Untuk suatu merek
mobil tertentu, angka kilometer per liternya berkisar di angka 2,8 kurang atau
lebihnya dari 12 km/L. Berapakah jangkauan dari angka km/L dari mobil tersebut?
Alternatif Penyelasaian:
Misalkan m adalah angka km/L dari mobil tersebut. Maka, selisih m dan 12 tidak
boleh lebih dari 2,8
|m – 12| ≤ 2,8
– 2,8 ≤ m – 12 ≤ 2,8
9,2 ≤ m ≤ 14,8
Sehingga jangkauan dari angka km/L mobil tersebut adalah dari angka 9,2 km/L
sampai 14,8 km/L. Jika kalian akan membeli mobil baru, apakah informasi tersebut
penting untuk diketahui? Mengapa?
contoh 5
Pengertian Pertidaksamaan
Pertidaksamaan Irasional (Bentuk Akar), Pecahan, Kuadrat dan Linear Satu
Variabel serta Contoh Soal dan Pembahasan Lengkap. Sebelum kita lanjutkan
pembahasan kita tentang pertidaksamaan yang disebutkan diatas, sebaiknya kita
pelajari dulu apa arti pertidaksamaan. Pertidaksamaan adalah kalimat terbuka
yang menggunakan tanda ketidaksamaan. Kalimat terbuka adalah kalimat yang
nilai kebenarannya belum dapat dipastikan secara langsung benar atau salah,
karena masih mengandung variabel.
Contoh:
a. 2x=20a. 2x=20.
b. x+3>2b. x+3>2
Kalimat-kalimat di atas adalah kalimat terbuka karena belum dapat dipastikan
kebenarannya secara langsung. Berbeda dengan kalimat tertutup, kalimat tertutup
dapat ditentukan nilai kebenarannya, benar atau salah secara langsung.
Contoh:
A. 2+14=16A. 2+14=16.
B.B. Mayoritas orang asia makan nasi.
2, 5, 8, ...
(setiap suku memiliki selisih atau beda, yaitu 3)
Nah, untuk mencari suku ke-n (Un), kita bisa menggunakan rumusnya, lho.
Rumus barisan aritmatika bisa kamu lihat di bawah ini, ya.
Oke, sekarang kita latihan soal mengenai barisan aritmatika yuk supaya kamu
lebih paham materi ini.
Soal yang ada di atas tadi termasuk soal dengan tingkatan mudah karena suku
pertama dan beda-nya bisa kita cari dengan mudah. Lalu, bagaimana kalau kamu
disuruh untuk menyelesaikan soal yang suku pertamanya dan bedanya belum
diketahui.
Rumus Cepat Barisan Aritmatika
Tenang, ada rumus cepat untuk mencari suku ke-n barisan aritmatika biar kamu
tidak bingung mengerjakannya.
Deret aritmatika (Sn) adalah jumlah suku ke-n pada barisan aritmatika. Nah,
di sini kita hanya menjumlahkan barisan aritmatikanya saja sampai ke suku yang
diperintahkan. Misalnya, kamu diperintahkan untuk mencari deret aritmatika
jumlah 5 suku pertama dari barisan yang tadi dibahas. Jadi seperti ini ya
penjelasannya.
3 + 7 + 11 + 15 + 19 = 55
Rumus Deret Aritmatika
Lalu, bagaimana ya kalau mencari deret aritmatika jumlah 100 suku pertama dari
suatu barisan? Nah, daripada kamu pusing menjumlahkan semua suku dari
pertama sampai suku ke seratus, mending kamu memakai rumus deret
aritmatikanya! Untuk rumus deret aritmatika, kamu bisa lihat dibawah ini yaa.
Jadi, sekarang sudah mengerti kan, biar kamu bisa menguasai materi ini, yuk kita
coba untuk latihan soal lagi. Di bawah ini merupakan soal yang diambil dari soal
UN tahun-tahun sebelumnya. Maka dari itu, soal-soal ini akan membantu kamu
mempersiapkan UN nanti yaa.
Barisan geometri adalah pola yang memiliki pengali atau rasio yang tetap untuk setiap 2
suku yang berdekatan. Rasio pada barisan geometri biasa disimbolkan dengan r. Barisan
geometri juga biasa disebut sebagai barisan ukur.
Contoh lebih mudahnya begini, misal kamu punya barisan seperti ini:
1, 3, 9, 27, …
Dari barisan tersebut, kita bisa lihat antara suku pertama dengan suku kedua, antara suku kedua
dan suku ketiga dan seterusnya selalu punya pengali yang tetap, yaitu 3. Dengan demikian,
barisan ini termasuk barisan geometri.
Nah, kalau barisan ini dituliskan dalam bentuk penjumlahan, namanya jadi deret
geometri. Deret geometri itu bentuk penjumlahan dari barisan geometri. Penulisannya
adalah seperti ini:
1 + 3 + 9 + 27 + …
Paham ya, bedanya barisan dan deret? Lalu, kalau deret geometri tak hingga itu apa?
Deret geometri tak hingga hampir sama dengan deret geometri, namun deret tersebut diteruskan
hingga nilainya tak hingga. Nanti kita bahas lebih lanjut ya, supaya kamu bisa lebih paham.
Sekarang, kita bahas mulai dari barisan dan deret geometri dulu, yuk! Lalu selanjutnya kita
akan bahas tentang deret geometri tak hingga.
Tadi, kita sudah mengenal pengertian serta contoh dari barisan geometri dan deret geometri.
Sekarang, kita belajar rumus-rumusnya, ya!
Pada barisan geometri dan deret geometri, terdapat tiga rumus yang harus kamu ketahui,
yaitu rumus rasio, rumus Un, dan rumus Sn. Kita bahas satu per satu, ya!
Rasio adalah nilai pengali pada barisan dan deret. Rumus untuk mencari rasio pada barisan
geometri dan deret geometri adalah seperti infografis berikut.
Misalnya kita punya barisan geometri:
Suku pertama (a) dari barisan geometri tersebut adalah 1. Maka r-nya adalah:
Un adalah suku ke-n pada barisan dan deret. Untuk mencari Un pada barisan geometri dan
deret geometri, kamu bisa menggunakan rumus berikut ini.
Lalu, kita coba cari Un nya. Misalnya n yang mau dicari adalah 6, maka:
Un = arn-1
U6 = ar5
U6 = 1 . 35
U6 = 1 . 243
U6 = 243
Sn adalah jumlah suku ke-n pada barisan dan deret. Nah, bagaimana cara kita mencari tau
Sn pada barisan geometri dan deret geometri? Berikut ini adalah rumusnya. Check it out!
Oke, itu dia rumus Sn dalam barisan geometri dan deret geometri. Nah sekarang, kita lanjut
bahas tentang deret geometri tak hingga, yuk!
Deret geometri tak hingga itu dibagi menjadi 2 jenis yaitu deret geometri tak hingga
divergen dan deret geometri tak hingga konvergen. Keduanya memiliki perbedaan yang
cukup penting. Yuk, kita lihat pengertian dari kedua jenis deret geometri tak hingga tersebut
beserta perbedaannya!
Deret geometri tak hingga divergen adalah suatu deret yang nilai bilangannya semakin
membesar dan tidak bisa dihitung jumlahnya. Bisa kita lihat seperti di bawah ini,
1 + 3 + 9 + 27 + 81 + ……………
Kalau ditanya berapa sih, jumlah seluruhnya? Jumlah seluruhnya tidak bisa dihitung karena
nilainya semakin besar.
2. Deret Geometri Tak Hingga Konvergen
Berbeda dengan deret geometri tak hingga divergen, deret geometri tak hingga konvergen
merupakan suatu deret di mana nilai bilangannya semakin mengecil dan dapat dihitung
jumlahnya. Seperti di bawah ini:
Semakin lama nilainya semakin mengecil dan ujungnya akan mendekati angka 0. Hal ini
membuat deret geometri tak hingga konvergen dapat dihitung jika ditanyakan jumlah
seluruhnya.
Lalu bagaimana cara menghitung jumlah seluruhnya dari deret geometri tak hingga konvergen?
Sebelum masuk ke rumus, ada syarat terlebih dahulu jika kamu bertemu dengan deret geometri
tak hingga konvergen, yaitu rasionya harus bernilai antara -1 sampai 1 (-1 > r > 1) dan
ini berlaku untuk negatif dan positif. Contohnya seperti deret di atas. Deret di atas rasionya
Nah, sekarang kita lihat yuk rumus untuk menghitung Stak hingga atau jumlah tak hingganya!
Misalnya kita punya deret geometri tak hingga konvergen:
Itu dia penjelasan tentang barisan geometri, deret geometri, serta deret geometri tak hingga.
Bagaimana, teman-teman? Kamu sudah paham, kan? Atau kamu masih belum puas dengan
penjelasannya? Hmm tenang, kamu bisa nih, belajar melalui video animasi di ruangbelajar.
Di sana, kamu bisa belajar sekaligus latihan soal-soal. Selain itu, waktu belajar kamu akan
lebih efektif, dan tidak akan menyita waktu bermain kamu. Jadiii tunggu apa lagi?
Buruan downloadaplikasi ruangguru!
Referensi:
As'ari AR, Tohir M, dkk. (2017) Matematika Kelas VIII SMP/MTs. Edisi Revisi.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan