Disusun Oleh:
(MAN 1 CIAMIS)
2021
Proposal Penelitian
Judul : Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat Pesisir Pantai Kalibaru Dalam
Menghadapi Ancaman Jakarta Coastal Subsidence
Manfaat Penelitian
1. Bagi masyarakat luas : Mengedukasi masyarakat seputar keberadaan dan kondisi
sosial-ekonomi masyarakat Pesisir Pantai Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara.
2. Bagi masyarakat Pesisir Pantai Kalibaru : Memberitahu masyarakat luas tentang
kondisi sosial-ekonomi masyarakat Pesisir Pantai Kalibaru dari persfektif masyarakat
pesisir itu sendiri.
3. Bagi pemerintah : Mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Pesisir
Pantai Kalibaru dan Solusi dari Permasalahan Tersebut.
4. Bagi Peneliti : Meningkatkan pengalaman peneliti dalam membuat sebuah penelitian
dan menambah pengetahuan serta wawasan peneliti mengenai masyarakat pesisir
Pantai Kalibaru.
Kajian Teori
1. Kondisi sosial ekonomi
Kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang yang diatur sosial dan
merupakan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat, pemberian posisi
ini disertai pula dengan posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat, pemberian posisi ini
disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh pembawa status
(Dewi, 2009). Sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok
masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendidikan serta pendapatan
(Wayan, 2014).
2. Masyarakat Pesisir Kalibaru
Yang dimaksud dengan masyarakat pesisir Pantai Kalibaru adalah 12 rukun warga ( 10 RW
di Kelurahan Kalibaru dan 2 RW di Kelurahan Cilincing) yang tinggal di sekitar tanggul laut
dan mengalami dampak langsung Jakarta Coastal Subsidence. Tanggul tersebut merupakan
proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) yang dibangun oleh PT.
Wika Beton untuk menanggulangi banjir rob dan penurunan muka tanah di pesisir Kalibaru.
3. Jakarta Coastal subsidence
Jakarta Coastal subsidence atau penurunan muka tanah di pesisir Jakarta merupakan suatu
proses gerakan penurunan muka tanah yang didasarkan atas suatu datum tertentu (kerangka
referensi geodesi) dimana terdapat berbagai macam variabel (Marfai, 2006). Penurunan muka
tanah ini dilatarbelakangi oleh berbagai faktor yaitu, eksploitasi air tanah secara berlebihan,
tekanan dari gedung pencakar langit, ketidakstabilan struktur tanah dan faktor-faktor lainnya.
Penurunan muka tanah di pesisir Jakarta bukan hanya belum berhenti melainkan lebih parah.
Dari tahun 1974 sampai dengan 2010 telah terjadi penurunan permukaan tanah di sejumlah
daerah DKI Jakarta antara -0.25 m dan -4.1 m (Abidin, dkk.. 2009; Setyawana, dkk., 2014).
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang
Brodjonegoro menerangkan, rata-rata penurunan muka tanah DKI Jakarta sekitar 7,5 cm per
tahun, sedangkan Pada Mei 2016, Hiroshi Takagi dari Tokyo Institute of Technology membuat
survei tentang kerusakan banjir yang dialami warga Pluit. Penurunan muka tanah menjadi
salah satu penyebab banjir rob semakin parah. Selama tiga tahun saja (2007-2009), tanah
permukiman di pesisir utara Jakarta turun 9,5-21,5 cm per tahun.
Kajian Pustaka
Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang terkait dengan kondisi sosial-ekonomi
masyarakat pesisir jakarta dalam menghadapi penurunan tanah, diantaranya:
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo Widarjoto dkk. Mengenai “Pengetahuan
dan Kesiapsiagaan Masyarakat Miskin Dalam Menghadapi Banjir Rob di Kecamatan
Penjaringan Jakarta Utara”, tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang
bersifat deskriptif analitis dengan pendekatan studi kasus. hasil dari penelitian ini adalah
kurangnya wawasan masyarakat pesisir miskin mengenai banjir rob yang terjadi di kecamatan
Penjaringan, Jakarta Utara.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Arrina Khanifa dkk. “Penurunan Muka Tanah Pada
Wilayah Pesisir Pantai”, tahun 2020. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang
berupa literature review yang mana bersumber dari jurnal, buku maupun tulisan yang
berkaitan dengan penelitian tersebut. Hasil dari penelitian ini yaitu, penurunan muka tanah
pada wilayah pesisir pantai dapat terjadi karena adanya intrusi air laut, yang disebabkan oleh
perbedaan tinggi muka air tanah dan air laut.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Rizaldi. “Budaya Kemiskinan Masyarakat
Pesisir di Sekitar Waduk Pluit Kelurahan Penjaringan Jakarta Utara”, tahun 2017. Penelitian
menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif analitis. Hasil dari penelitian ini
adalah strategi bertahan hidup yang dilakukan oleh masyarakat miskin di sekitar Waduk Pluit
Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.
Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Fajar Yulianto dan Muh Aris Marfai “Model Spasial
Dampak Penurunan Muka Tanah Dan Genangan Pasang Air Laut (Rob) Di Wilayah Pesisir
Jakarta”, tahun 2011. Penelitian ini menggunakan metode Kuantitatif. Hasil penelitian ini
dampak genangan rob yang semakin meluas dari tahun ke tahun disebabkan oleh penurunan
muka tanah sehingga air laut lebih tinggi dan jika tidak ada pencegahan land subsidence dan
genangan rob maka dampak yang terjadi akan semakin meluas.
Kelima, penelitian yang dilakukan oleh Yudi Darlan dkk. “Karakteristik Penurunan Dasar
Laut Perairan Teluk Jakarta”, tahun 2020. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang
berupa data yang diperoleh dari Dinas Perindustrian dan Energi Provinsi DKI Jakarta
(Anonim, 2014). Hasil dari penelitian ini adalah Penurunan lapisan sedimen perairan Teluk
Jakarta secara alami telah terjadi sejak masa ribuan tahun yang lalu LGM.
Dari beberapa literature review (tinjauan pustaka) diatas, ketiganya membahas masalah yang
berbeda satu dengan yang lainnya yaitu, penelitian pertama membahas seputar pengetahuan
masyarakat pesisir miskin mengenai banjir rob . penelitian kedua membahas tentang faktor-
faktor yang menyebabkan turunnya muka tanah di daerah pesisir pantai. Penelitian ketiga
membahas tentang strategi bertahan hidup yang dilakukan oleh masyarakat pesisir Jakarta.
Penelitian keempat membahas seputar dampak yang terjadi akibat penurunan muka tanah di
Jakarta. Penelitian kelima membahas data tentang penurunan lapisan sedimen perairan Teluk
Jakarta secara alami yang telah terjadi sejak masa ribuan tahun yang lalu.
Berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dalam penelitian ini penulis
mencoba untuk mengamati, mengkaji dan mendalami kondisi sosial-ekonomi masyarakat
pesisir Pantai Kalibaru dalam menghadapi ancaman Jakarta Coastal subsidence.
Metode Penelitian
1. Pendekatan dan jenis penelitian
dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif. Artinya
data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka melainkan dari naskah wawancara, catatan
lapangan, dokumen pribadi, catatan memo dan dokumen resmi lainnya. Menurut Merriam
(1998), metode penelitian kualitatif adalah suatu cara untuk menemukan sesuatu dan
memahami sebuah fenomena dengan cara mengetahui suatu persfektif atau pandangan orang-
orang yang terlibat didalamnya.
2. Kehadiran penelitian
Dalam hal ini, peneliti berperan aktif dalam mengumpulkan data-data di lapangan. Peneliti
juga dibantu oleh beberapa alat bantu berupa dokumen yang berfungsi sebagai keabsahan
hasil dokumen dan instrument pendukung. Sehingga kehadiran langsung peneliti di lapangan
adalah hal yang mutlak diperlukan, karena kehadiran peneliti menjadikan tolak ukur
keberhasilan dalam memahami kasus yang diteliti.
3. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
a. Observasi Langsung
Observasi digunakan untuk mencatat hal-hal, perilaku, perkembangan, dan sebagainya tentang
kondisi masyarakat pesisir pantai Kalibarudalam menghadapi ancaman Jakarta coastal
subsidence
b. Wawancara
Wawancara diperlukan untuk memperoleh keterangan dari narasumber yang diperlukan.
Dalam hal ini penulis akan melakukan wawancara dengan masyarakat Pesisir Pantai Kalibaru,
Cilincing, Jakarta Utara
c. Dokumentasi
Dokumentasi sangat diperlukan dalam mengumpulkan data, dokumentasi berupa media
tertulis maupun media massa. Tujuan dari dokumentasi adalah untuk memperoleh data secara
jelas dan konkret mengenai keadaan masyarakat pesisir Pantai Kalibaru dalam menghadapi
ancaman Jakarta coastal subsidence.
4. Rencana Analisis Data
Teknik analisis tematik atau yang biasa juga disebut dengan istilah analisis tematik
interpretatif diartikan sebagai suatu metode dengan mengidentifikasi, menganalisis dan
melaporkan tema tema atau pola-pola yang terdapat dalam data.
Analisis tematik tersebut dilakukan melalui enam tahapan, yaitu (1) memfamilierkan dengan
data; (2) membuat kode-kode awal; (3) mengkonstruksi tema-tema; (4) memeriksa tema-tema
yang dihasilkan; (5) mendefinisikan tema-tema tersebut; dan (6) membuat laporan.
Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2018, hlm. 337) mengemukakan bahwa metode atau
teknik pengolahan data kualitatif dapat dilakukan melalui tiga tahap, yakni data reduction,
data display, dan conclusion drawing/Verification.
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya tentu cukup banyak dan dalam bentuk yang
tidak seajeg data kuantitatif. Oleh karena itu dapat dilakukan reduksi data yang berarti
merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya serta membuang yang tidak diperlukan.
b. Data Display (Penyajian data)
Setelah direduksi, maka tahap selanjutnya adalah menampilkan atau menyajikan data agar
memiliki visibilitas yang lebih jelas. Penyajian data yang dimaksud di sini dapat sesederhana
tabel dengan format yang rapi, grafik, chart, pictogram, dan sejenisnya. Melalui penyajian
data tersebut maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga semakin
mudah untuk dipahami.
c. Conclusion Drawing/Verification (Menarik kesimpulan)
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Hubermn adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan sifatnya masih sementara,
dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung tahap pengumpulan
data berikutnya. Tetapi apabila bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke
lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan
yang kredibel.
Jadwal Penelitian
NO
Jadwal Penelitian Waktu
Daftar Pustaka
1. Abdullah, Q. M. (2020). Buku Fenomenologi Akulturasi, melalui
http://repository.iainpare.ac.id/91/2/Buku%20Fenomenologi%20Akulturasi.pdf
2. Abidin, H. Z., Andreas, H., Gumilar, I., Fukuda, Y., Pohan, Y. E., & Deguchi, T.
(2011). Land subsidence of Jakarta (Indonesia) and its relation with urban
development. Natural hazards, 59(3), 1753-1771.
3. Darlan, Y., Syafri, I., Isnaniawardhani, V., & Sudradjat, A. (2020). Karakteristik
Penurunan Dasar Laut Perairan Teluk Jakarta. Jurnal Geologi Kelautan, 18(1).
4. Dwi Afriyadi, A. (2019) Kepala Bappenas: Penurunan Muka Tanah Jakarta 7,5
Cm/Tahun, melalui Kepala Bappenas: Penurunan Muka Tanah Jakarta 7,5 Cm/Tahun
(detik.com)
5. Gumilar, I., Abidin, H. Z., Hutasoit, L. M., Hakim, D. M., Andreas, H., Sidiq, T. P., &
Gamal, M. (2012). Pemetaan karakteristik Penurunan Muka Tanah Berdasarkan
Metode Geodetik Serta Dampaknya Terhadap Perluasan Banjir di Cekungan
Bandung. MAJALAH ILMIAH GLOBE, 14(1).
6. Hidayat, R. & Mei Lin, M. (2018). 2050,Jakarta Utara ‘tenggelam’: Semua yang
perlu Anda ketahui, melalui 2050, Jakarta Utara 'tenggelam': Semua yang perlu Anda
ketahui - BBC News Indonesia
7. Hutabarat, L. E. (2017). Studi Penurunan Muka Tanah (Land Subsidence) Akibat
Pengambilan Air Tanah Berlebihan Di DKI Jakarta. Kumpulan Karya Ilmiah Dosen
Universitas Kristen Indonesia, 360-374.
8. Junaid, I. (2016). Analisis data kualitatif dalam penelitian pariwisata. Jurnal
Kepariwisataan, 10(1), 59-74.
9. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL, REPUBLIK
INDONESIA, SIARAN PERS, NOMOR: 378.Pers/04/SJI/2020, Tanggal: 2 Desember
2020, Ini Penyebab Terjadinya Penurunan Tanah di Pesisir Utara Jawa Tengah,
melalui Kementerian ESDM RI - Media Center - Arsip Berita - Ini Penyebab
Terjadinya Penurunan Tanah di Pesisir Utara Jawa Tengah
10. Khanifa, A. dkk (2020). Penurunan Muka Air Tanah Pada Wilayah Pesisir Pantai
“Interface”, melalui https://journal.itny.ac.id/index.php/ReTII/article/view/2049/1068
11. Liberty Jemadu (2019). Permukaan Laut di Jakarta Utara Sudah 1,5 Meter di atas
Tanah, melalui Permukaan Laut di Jakarta Utara Sudah 1,5 Meter di atas Tanah
(suara.com)
12. Merriam, S. B. (1998). Qualitative Research and Case Study Applications in
Education. Revised and Expanded from" Case Study Research in Education.". Jossey-
Bass Publishers, 350 Sansome St, San Francisco, CA 94104.
13. Nur Nawawi, M. (2018). Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir, melalui Sosial Ekonomi
Masyarakat Pesisir Halaman 1 - Kompasiana.com
14. Prof. Dr. Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
15. Rizaldi, A. (2017). Budaya kemiskinan masyarakat pesisir di sekitar Waduk Pluit
Kelurahan Penjaringan Jakarta Utara (Bachelor's thesis, Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah).
16. Takagi, H., Esteban, M., Mikami, T., & Fujii, D. (2016). Projection of coastal floods in
2050 Jakarta. Urban Climate, 17, 135-145.
17. Wayan, G. (2014). Junal Penelitian Analisis Sosial Ekonomi.
18. Widarjoto, P., Budiarto, A., & Triutomo, S. (2019). PENGETAHUAN DAN
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT MISKIN DALAM MENGHADAPI BANJIR
ROB DI KECAMATAN PENJARINGAN JAKARTA UTARA. Jurnal Manajemen
Bencana (JMB), 5(1).
19. Yulianto, F., & Marfai, M. A. (2011). Model Spasial Dampak Penurunan Muka Tanah
dan Genangan Pasang Air Laut (Rob) di Wilayah Pesisir Jakarta. GEOMATIKA, 17(1).