BAB II
Berbicara tentang Mazhab Hanafi kita tidak akan bisa lepas dari nama
imam Abu Hanifah, karena pemikiran beliau yang jenius dan cerdas dalam
ilmu fiqh menjadi cikal bakal lahir dan berdirinya Mazhab Hanafi. Bahkan
sampai Imam Syafi’i berkata “ tidak ada seorang wanita dan laki-laki yang
taimi Al- Kufi, kepala suku dari Bani Tamim Bani Tsa’labah. Ada yang
dia selalu membawa tinta yang disebut Hanifah dalam bahasa Irak.19
18
Prof. Dr. Ali Fikri, Kisah kisah para imam Mazhab, (Yogyakarta, Mitra pustaka, t.th), h.
45.
19
Syaikh Ahmad Farid, 60 Biografi Ulama Salaf,(Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, 2007),cet-
1. h, 166.
20
Huzaemah Tahido Yanggo, Pengantar Perbandingan Mazhab, (Jakarta: Logos, 1997),
h. 95.
22
pada tahun 80 H/767 M, pada saat pemerintahan Khalifah Abdul Malik bin
beruntung dapat menyaksikan masa pada saat beberapa sahabat masih hidup
sampai usia muda beliau. Beberapa diantara mereka yang patut dicatat
adalah Anas Ibn Malik (wafat th. 93 H), pembantu Nabi SAW Sahal Ibn
Sa’ad (wafat th. 91 H), dan Abu Tubail Amin Warsilah(wafat th. 100 H),
Dalam disiplin ilmu syariat, bahasa, sastra serta filsafat beliau bagaikan
lautan yang tak terbendung dan sudah di akui. Dalam bidang ilmu fiqh
beliau sangatlah diakui. Hal ini dapat dilihat dari perkataan imam As-Syafi’i
bahwa manusia berhutang budi pada Abu Hanifah dalam ilmu fiqh.23
21
Huzaemah Tahido Yanggo, Ibid.
22
Khudhari Beik, Tarikh at-Tasyri’ al-Islami, Penterj. Zaid,H. Alhamid, (Pekalongan : Raya
Murah, hlm. 408
23
Prof. Dr. Ali Fikri, op.cit., h. 5.
22
Menurut para ahli sejarah bahwa diantara para guru Imam Abu Hanifah
pengetahuannya sekitar 200 orang yang kebanyakan dari mereka adalah dari
Nabi), diantara para ulama yang terkenal itu adalah : Imam Atha’ bin Abi
Rabbah (wafat tahun 114 H) dan Imam Nafi’ Maula Ibnu Umar (wafat
Sedangkan ahli fikih yang menjadi guru beliau yang paling terkenal
adalah Imam Hammad bin Abu Sulaiman (wafat tahun 120 H), Imam Abu
Hanifah berguru ilmu fikih kepada beliau dalam kurun waktu 18 tahun.
Hamzah, Imam Amr bin Dinar, Imam Manshur bin Mu’tamir, Imam
24
Syaikh Ahmad Farid, op.cit. h 180
25
Ibid., h. 6.
22
Syu’bah bin Hajjaj, Imam Ashim bin Abin Najwad, Imam Salamah bin
Thahmah, hamzah bin Hubaib Az-Ziyat, Zafr bin Al-Huzail, Abu Yusuf Al-
Qadhi, Abu Yahya Al-Hammani, Isa bin Yunus, Waqi’, Yazid bin Zurai’,
Asad bin Jamal Al-Bajali, Hukkam bin Ya’la bin Salam Ar-razi, Kaharijah
bin Mush’ab, Abdul majid bin abi Ruwwad, ali bin Mushir, Muhammad bin
Mush’ab bin Al-Miqdam, Yahya bin Yaman, Abu Ishmah Nuh bin Abi
dunia pada tahun 150 H. Dalam usia ke -70 tahun. Banyak ahli sejarah yang
pada bulan Sya’ban dan ada juga yanng mengatakan bulan syawal. Dia tidak
26
Khudhari Beik, op.cit., h. 409
27
Syaikh Ahmad Farid, loc.cit.
28
Ibid., h. 182.
22
dan inilah cikal bakal terbentuknya suatu Sekte ataupun golongan keagamaan
membukukan Mazhab beliau ada 40 orang, di antara mereka adalah Imam Abu
Yusuf dan Imam Zafar. Dan permulaan yang menulis kitab-kitabnya ialah
kepada Imam Abu Yusuf, muridnya Imam Hanafi yang terkenal sesudah tahun
tahun 164 H, karena pada waktu itu telah diangkat oleh kepala negara Al-
Fathimiyah, dibawa pula kesana aliran Mazhab mereka, yaitu Mazhab Syi’ah
29
Munawar Chalil, Biografi Empat Serangkai Imam Mazhab: Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan
Hambali, (Jakarta: Bulan Bintang,1994) cet ke-9, h 180
30
Ibid., h. 181
31
Ibid., h. 182
22
Ismailiyah, tidak saja Mazhab ini tersebar disana karenanya, akan tetapi
kedudukan Qadhi juga dipengaruhi oleh Mazhab itu, bahkan Mazhab Syi’ah
lalu mereka menindas dan memangkas habis Mazhab Syi’ah dan aliran yang
sekolah untuk mencetak ulama yang mengikuti Mazhab Syafi’i dan mazhab
empat yang masyhur, Hanafi , Maliki, Syafi’i, dan Hambali, sebagai balasan
urusan kehakiman ada dua Qadhi yaitu dari golongan Hanafi dan golongan
Mufti disana ada dua yaitu bermazhab Hanafi dan Maliki tetapi yang
Hanafi menjadi Mazhab resmi bagi pihak kerajaan Usmaniyah dan bagi
oleh Mazhab Hanafi, dengan tujuan agar mendapatkan kedudukan Qadhi dan
Syam, Iraq, India, Afganistan, Kaukasus, Turki dan Balkan. Sebagian besar
India di taksir sekitar 48 juta pengikut Mazhab Hanafi, dan di Brazilia terdapat
25.000 muslim yang bermazhab Hanafi. Tersiarnya Mazhab Hanafi itu adalah
34
Khudhari Beik, op.cit., h. 410
35
Munawar Chalil, loc.cit.
22
Nabi, dan apabila saya tidak menemukan jawaban hukum dalam Kitabullah
maupun Sunnah Nabi saw, maka saya akan mengambil pendapat para sahabat
Nabi, dan tidak beralih pada fatwa selain mereka. Apabila masalahnya sudah
sampai kepada Ibrahim, Sya'bi, Hasan, Ibnu Sirin, Atha' dan Sa'id bin
Musayyib (semuanya adalah tabi'ien), maka saya berhak pula untuk berijtihad
Dari sini dapat kita diketahui bahwa dasar-dasar istidlal yang digunakan
Abu Hanifah adalah Al-Qur'an, Sunnah dan Ijtihad dalam pengertian luas.
menunjukkan pada suatu hukum, maka hukum itu disebut "diambil dari Al-
Qur'an dan Sunnah". Tetapi bila Nash tadi menunjukkan secara tidak langsung
dan lain sebagainya, maka pengambilan hukum disebut melalui “qiyas". Nash
perintah ini kita mengatakan bahwa hukum salat diambil dari Nash-nash Al-
Qur'an.
36
Menurut istilah, ijtihad ialah menggunakan seluruh kesanggupan untuk menetapkan
hukum-hukum syari’at. Lihat A. Hanafie, Ushul Fiqh, (Jakarta: Wijaya, 2001), h.151.
22
firman-Nya:
Dalam ayat di atas hanya disebutkan khamar, tetapi karena 'illat (kausa)
yang banyak digunakan oleh Abu Hanifah bukanlah sesuatu yang keluar dari
Qiyas dan Istihsan hanya merupakan metode Istidlal Aqliyah dari dasar-dasar
tadi.
dengan para imam yang lain terletak pada kegemarannya menyelami suatu
37
Departemen Agama RI, op. cit., h. 176
22
lainnya.38
Nash ini secara literal melarang pelaksanaan pengadilan dalam keadaan marah,
tetapi sebenarnya mengandung hal-hal yang lebih jauh. Misalnya, tidak boleh
melakukan pengadilan ketika dalam keadaan takut, lapar atau karena pikiran
tidak tenang. Sebab yang dapat dipahami dari nash tadi bukan "marahnya"
Persia yang lahir di Kufah, Irak. la lahir dan dibesarkan di tempat yang jauh
dari Hijaz, tempat wahyu turun, tempat tumbuhnya hadis dan tempat tinggal
para sahabat Nabi. Para ahli fiqih di wilayah ini lebih banyak mengenal dan
mengerti hadis dari Fuqaha, bukan Muhadditsin. Sudah barang tentu Abu
Hanifah dituntut untuk menyeleksi hadis yang sampai ke Kufah, atau minimal
38
Syaikh Ahmad Farid, op.cit., h. 182.
39
Ahmad Asy Syurbasyi, loc.cit.
22
kebudayaan dan peradaban. Fuqaha daerah ini sering dihadapkan pada berbagai
akal.40
dalam arti umum dan jika disimpulkan Secara garis besar bahwa dasar-dasar
1. Al-qur’an
4. Qiyas
5. Istihsan
hukum fiqh, sebagaimana telah diketahui oleh para ulama ahli ushul fiqih.
40
Munawar Chalil, op.cit. h 177
41
Ibid.
22
adalah:
a. Kitab Al-Ashar
i. Al-Mabsut
ii. Al-Ziyadat
Dan sebagian lain diruju’ dari gurunya, Abu yusuf, dan sebagian belum
ada rujukannya dan ke enam kitab ini dinamakan Zahiru Riwayat, dan ada dua
42
Imam Muhammad Abu Zahrah, Tarikh Al-Mazahib Al-Islami Fi Siyasati Wal Aqaidi
Wa Tarikh Mazhab Al Fiqh, (Darul Al-Fiqr Arobi, t.th), h 363-364
22
kitab lain yang tidak merujuk kepada kitab Abu Yusuf kitab-kitab tersebut
b. Kitab Al-Asar
kitab Al-Asar imam Abu Yusuf. Dan kitab Ar-Radu Ala Ahli
Dan ada kitab-kitab yang lain masih samar yang dikatakan kitab-kitab
itu Ghairu Zahir Riwayat, karena belum diriwayatkan oleh Muhammad itu
Ziyadatu Ziyadat43.
43
Ibid.