Anda di halaman 1dari 28

MALAKAH

ALAT-ALAT BIOLOGI

OLEH

NURAFNI

KELAS : X IIS1

SMA NEGERI I NANGAPANDA


TAHUN PELAJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyusun makalah yang berjudul “Alat-Alat Biologi Biologi Dan Bahan Kimia Di
Laboratorium” ini  tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi Peserta didik dan pembaca pada
umumnya, sebagai salah satu sumber pengetahuan dan bahan pembelajaran tentang apa saja alat-
alat laboratorium dan bagaimana cara menggunakannya.
Dalam hal ini kami selaku penyusun menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan
dalam penyusunan makalah ini, untuk itu kami meminta maaf atas segala keterbatasan waktu dan
kemampuan kami dalam menyelesaikan makalah ini. Segala kritik dan saran yang membangun
senantiasa kami harapkan demi peningkatan kualitas makalah ini.

                                                                   Nangapanda, 01 November 2021 


Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………..
DAFTAR ISI……………………………………………………………….
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang…………………………………………………………..
1.2 Tujuan…………………………………………………………………..
1.3 Manfaat……………………………………………………………….....
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Alat dan fungsi…………………………………………………………..
2.2 Bahan dan Fungsi ……………………………………………………….
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………
3.2 Saran……………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Labolatorium merupakan sarana yang sangat diperlukan dalam pembelajaran IPA.
Di dalam labolatorium terdapat banyak peralatan yang mendukung percobaan yang
dilakukan oleh siswa. Supaya alat labolatorium bisa digunakan dalam jangka panjang
maka peralatan memerlukan perawatan secara berkala.
Alat dan bahan praktik IPA bagi seorang guru IPA merupakan sarana yang sangat
penting daam meaksanakan kegiatan beajar mengajar. Rasanya suit untuk diperoleh hasil
pengajaran yang baik jika kegiatan beajar mengajar IPA itu diaksanakan tanpa
melibatkan penggunaan alat dan bahan IPA. Kita tahu bahwa IPA tidak bisa lepas dari
kegiatan eksperimen di Laboratorium, karena apabila tanpa adanya eksperimen maka kita
akan banyak meminta siswa untuk menghafal fakta-fakta yang kita informasikan, dengan
eksperimen siswa sendiri kan menemukan fakta-fakta itu dan dengan demikian mudah
untuk mengingatnya.
Alat-alat fisika umumnya terdiri alat dari bahan logam, kayu dan kaca. Perawatan
alat tersebut dilakukan dengan cara menyimpan alat pada tempat yang cukup kering
( tidak lembab ) dan tidak terkena cahaya matahari. Perawatan alat sebaiknya dilakukan
secara kontinu bergantung pada kondisi ruang penyimpanan alat dan penempatan alat
pada posisi yang tepat.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan Makalah Ini yaitu :
1. Siswa dapat mempelajari Alat dan Bahan yang ada di laboratorium
2. Siswa dapat mengenali simbol-simbol berbahaya
C. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini dapat digunakan sebaik mungkin untuk
memenuhi tugas keselamatan kerja di laboratorium maupun sebagai tambahan
pengetahuan umum bagi yang membacanya
BAB 2
PEMBAHASAN

A. ALAT DAN FUNGSI


NO NAMA ALAT GAMBAR FUNGSI
1 Batang Pengaduk

-Mencampurkan larutan
-Membantu memecahkan emulsi
dalam suatu ekstraksi

b
2 Botol Semprot

- Menetralkan peralatan-peralatan
yang akan atu yang sudah
digunakan

3 Cawan Petri   

- Digunakkan untuk membiakkan


sel

4 Bunsen

- Untuk memanaskan medium


- Mensterilkan jarum inokulasi dan
alat-alat yang terbuat dari platina
atau nikrom
5 Colony Counter

-Mempermudah perhitungan koloni


yang tumbuh setelah diinkubasi di
dalam cawan karena adanya kaca
pembesar

6 Neraca Analitik

-Untuk menimbang media atau


sampel

7 Neraca Teknis

- Untuk menimbang media atau


sampel

8 Penjepit tabung
reaksi

- untuk menjepit tabung reaksi bila


sedang dipanaskan

9 Tabung reaksi - Wadah pengembangan mikroba


10 Tabung reaksi
kecil

- Wasah pengembangan mikroba

11 Rak tabung
reaksi

- Tempat penyimpanan tabung


reaksi agar posisi tabung teap tegak

12 Sikat tabung

- Untuk membersihkan tabung


reaksi, gelas ukur dan lain-lain

13 Shaker for test - Alat yang digunakan untuk


tube mengaduk atau mencampur suatu
larutan dengan larutan yang
sehingga bersifat homogen dengan
gerakan satu arah
14 Kaki tiga

- Untuk menahan kawat kasa


dengan bunsen atau pembakar
spirtus

15 Kasa asbes
(gauze)

- Sebagai alas saat melakukan


pemanasan di kaki tiga

16 Botol timbang
(weighing bottle)

- Digunakkan untuk menimbang


sampel pada neraca analitik

- Untuk meneteskan larutan


17 Pipet tetes berukuran kedalam labu ukur atau
erlenmeyer
- Digunakan apabila memerlukan
larutan yang bermililiter sangat
kecil

18 Labu Erlenmeyer
(erlenmeyer
flask)

- Untuk menampung larutan, bahan


atau cairan
- Digunakan sebagi tempat
pembiakkan mikroba
19 Labu ukur

- Untuk membuat larutan baku dan


untuk mengencerkan sampel larutan
menjadi sejumlah volume tertentu
pada konsentrasi yang dihendaki

20 Gelas ukur

- Untuk mengukur volume benda


cair

21 Gelas kimia

- Digunakan untuk preparasi media-


media dan menampung suatu
larutan

22 Corong gelas
(funnel)

- Untuk memasukkan cairan


kedalam suatu tempat yang sempit
mulutnya seperti labu ukur

23 Inkubator

- Tempat menyimpan hasil


penanaman mikroba
24 Oven

- Untuk mensterilisasi kering alat-


alat gelas

25 Lemari Es
Reagent

- Untuk menyimpan medium steril


untuk mencegahnya dari
kekeringan, mempertahankan masa
simpan mikroorganisme
- mencegah terjadinya kontaminasi

Lemari Es
26 Bakteri

- Mencegah terjadinya kontaminan


-Meng-inaktifkan bakteri

27 Laminar Air
Flow

-Alat yang bekerja secara aseptis


karena BSC mempunyai pola
pengaturan dan penyaringan aliran
udara

28 Pinset - Untuk mengambil benda dengan


menjepit
29 Ball Pipet - Untuk menyedot dan
mengeluarkan larutan yang dapat
dipasang pada pangkal pipet ukur
atau pipet seukuran
30 Spatula

- Untuk mengambil obyek yang


telah diiris untuk sediaan mikroba

31 Kaca Arloji
(watch glass) - Tempat menimbang bahan berupa
padatan
- Menutup wadah saat proses
penguapan/pemanasan
- Tempat untuk mengeringkan
padatan dalam desikator

Anaerobic jar
system
32

- Untuk multifasi mikroorganisme


anaerob

33 Mikroskop - Untu melihat benda-benda renik


yang terlihat sangat kecil, menjadi
sangat besar dari aslinya
34 Pipet Ukur

- Untuk mengambil larutan dengan


volume tertentu dan mempunyai
ketelitian lebih tinggi daripada gelas
ukur

35
Autoklaf

   

36 Kawat Ose     

- Untuk mengidentifikasi zat dengan


cara uji nyala
- Untuk mengambil bakteri dan
menanam bakteri di media tanam

37 Cover glass    - Kaca persegi yang berfungsi untuk


menuutp objek preparat yang ada di
kaca preparat
38 Neubauer
- Suatu ruangann yang sangat kecil
untuk menghitung jumlah sel darah
dengan menggunakan sampel yang
sangat sedikit

40 Batang L

- Untuk menyebarkan mikroba pada


permukaan media

  

41 Tabung durham

- Menunjukkan tabung positif atau


negatif pada pengujian bakteri e.coli

42 Kaca preparat
  

- Kaca Apis berbentuk persegi


panjang , digunakan untuk
meletakkan objek preparat yang
sudah dipotong tipis, untuk diamati
dengan mikroskop

B. Peralatan dasar lainnya


1. Alat ukur, seperti thermometer, barometer, respirometer, gelas ukur, stopwatch,
mikrometer sekrup, dsb.
2. Alat dari gelas, seperti tabung reaksi, labu erlenmeyer, pembakar spiritus, dsb.
3. Model, seperti model pencernaan, model pernapasan, model kerangka, model indera
dan organ lainnya.
4. Bagan, seperti bagan klasifikasi makhluk hidup, bagan metamorfosis pada katak,
bagan sistem pengeluaran manusia, dsb.
5. Alat siap pakai (rakitan), seperti kit listrik, kit magnet, kit optik, dsb.
6. Alat bantu proses percobaan seperti pinset, gunting dan pembakar bunsen/spiritus,
mortar dan alu.
Perlengkapan pendukung (perkakas) yang diperlukan selama bekerja di laboratorium
IPA, seperti :
1. Alat pemadam kebakaran, dapat diganti dengan pasir basah dan karung goni basah.
2. Kotak Pertolongan Pertama lengkap dengan isinya (obat, kasa, plester, obat luka)
3. Alat kebersihan seperti sapu, pengki/serokan sampah, lap pel, sikat tabung reaksi.
4. Alat bantu lainnya seperti obeng, palu, tang, gergaji dsb.
5. Alat di laboratorium IPA berdasarkan bahan pembuatnya, meliputi kelompok :
6. Alat optik (kaca), seperti tabung reaksi, labu erlenmeyer, pembakar spiritus.
7. Alat dari logam, seperti kasa asbes, peralatan bedah dsb.
8. Alat dari kayu, seperti rak tabung reaksi, penjepit tabung reaksi dsb
9. Alat dari plastik, seperti botol zat kimia dsb.
10. Alat dari bahan lainnya seperti sikat tabung reaksi dari ijuk, sumbat gabus dan mortar
dari porselain.
C. Bahan Dan Fungsi
Bahan yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium IPA dapat berupa bahan
kimia, bahan alami (berupa benda dan makhluk hidup). Bahan kimia yang berbahaya
dengan ciri mudah terbakar, mudah meledak, korosif dan beracun. Contoh bahan kimia
berbahaya seperti asam khlorida, asam sulfat dan asam phosphat. Bahan kimia yang
kurang berbahaya seperti aquadest, amilum, yodium dan gula.
Sedangkan bahan di laboratorium IPA merupakan bahan praktikum yang bersifat
habis pakai Bahan kimia di laboratorium IPA berdasarkan sifat zat yang sesuai dengan
simbolnya meliputi kelompok:

1. Bahan yang mudah terbakar, seperti alkohol (C2H5OH), eter, spiritus dan belerang
(sulfur).
2. Bahan yang mudah menguap, seperti eter, alkohol dan spiritus
3. Bahan yang tidak berbahaya, seperti amilum (tepung/pati), glukosa, sukrosa (gula
pasir), air dan minyak.
4. Bahan untuk reaksi kimia, seperti reagen biuret, reagen Fehling A dan Fehling B,
larutan lugol, larutan iodium dan reagen Bennedict.
5. Bahan dari makhluk hidup yang digunakan di laboratorium IPA, digunakan untuk:
6. Bahan yang diuji, seperti bahan makanan, bagian tumbuhan (bunga, daun, buah,
batang dan akar), bagian hewan (bulu, rambut, tulang, darah dsb), mikroorganisme
(bakteri, ganggang, jamur, kultur Amoeba proteus dsb)
7. Bahan yang digunakan untuk menguji, seperti kunyit, bunga sepatu dan kulit anggur
sebagai bahan indikator asam-basa.
D. Berikut ini beberapa bahan kimia berbahaya yang ada di laboratorium.
1. Amoniak (NH₃)
Amoniak merupakan larutan yang mudah menguap. Semakin pekat larutannya,
semakin berbahaya. Amoniak biasa digunakan sebagai larutan basa. Bahaya yang
ditimbulkan amoniak antara lain sebagai berikut.
a. Jika terkena kulit dan mata dapat menyebabkan iritasi.
b. Uapnya dapat mengakibatkan gangguan pernapasan.
c. Jika tertelan dapat menyebabkan kerusakan di dalam perut.
2. Asam Sulfat (H₂SO₄)
Asam sulfat merupakan zat cair yang tidak berwarna, beracun, dan sangat korosif.
Asam sulfat biasanya digunakan sebagai asam kuat. Bahaya yang ditimbulkan
asam sulfat antara lain sebagai berikut.
a. Iritasi pada hidung dan tenggorokan serta mengganggu paru-paru.
b. Merusak kulit dan menimbulkan luka.
c. Menimbulkan kebutaan bila terkena mata.
d. Bersifat oksidator, dapat menimbulkan kebakaran bila kontak dengan zat
organik seperti gula, selulosa, dan lain-lain. Sangat reaktif dengan bubuk zat
organik.
e. Mengalami penguraian bila terkena panas, mengeluarkan gas SO₂.
3. Formaldehida 40% atau HCOH
Formaldehida lebih kita kenal dengan formalin. Larutannya dalam air dengan
konsentrasi 40% merupakan zat yang tidak berwarna, mudah menguap, dan
beracun. Formalin berfungsi sebagai pencegah hama atau bahan pengawet,
misalnya untuk mengawetkan hewan-hewan kecil dalam botol. Bahaya yang
ditimbulkan formalin antara lain sebagai berikut.
a. Iritasi pada hidung dan tenggorokan, gangguan pernapasan, rasa terbakar pada
hidung dan tenggorokan, serta batuk-batuk.
b. Bersin, radang tekak, radang tenggorokan, sakit dada yang berlebihan, lelah,
jantung berdebar, sakit kepala, mual, dan muntah.
c. Kulit menjadi memerah, keras, mati rasa, dan ada rasa terbakar.
d. Iritasi mata: mata memerah, sakit, gatal-gatal, pengelihatan kabur, dan
mengeluarkan air mata.
e. Mulut, tenggorokan, dan perut terasa terbakar, sakit menelan, mual, muntah,
diare, kemungkinan terjadi pendarahan, sakit perut yang hebat, sakit kepala,
hipotensi, kejang, tidak sadar hingga koma.
4. Kloroform (CHCl₃)
Kloroform merupakan zat cair yang tidak berwarna dan bersifat racun. Kloroform
biasa digunakan sebagai obat bius dan pelarut. Bahaya yang ditimbulkan
kloroform antara lain sebagai berikut.
a. Uapnya dapat mengganggu pernapasan.
b. Dalam udara, mengalami oksidasi fotokimia menghasilkan fosgen.
c. Campuran dengan aseron mudah meledak.
d. Dengan natrium, menimbulkan reaksi hebat.
5. Asam Klorida (HCl)
Asam klorida merupakan zat cair, bersifat racun, dan korosif. Bahaya yang
ditimbulkan asam klorida antara lain sebagai berikut.
a. Uapnya dapat merusak kulit, mata, dan alat pernapasan.
b. Menyebabkan luka bakar dan dermatitis (kulit melepuh).
c. Bila dicampurkan dengan KMnO₄ dapat menimbulkan ledakan dalam reaksi
untuk membuat klor.
6. Natrium Hidroksida (NaOH)
Natrium hidroksida merupakan zat padat berwarna putih, mudah menyerap air
dan udara sehingga mudah mencair, bersifat racun, dan korosif. Bahaya yang
ditimbulkan natrium hidroksida antara lain sebagai berikut.
a. Menyebabkan luka bakar pada kulit dan mata.
b. Merusak jaringan tubuh.
c. Bersifat higroskopis dan mudah menyerap gas karbondioksida.
7. Asam Nitrat (HNO₃)
Asam nitrat merupakan jenis cairan korosif yang tidak berwarna dan merupakan
asam beracun. Asam nitrat biasa digunakan di laboratorium sebagai reagen.
Larutan ini juga dipakai untuk memproduksi bahan-bahan yang meledak seperti
nitrogliserin, TNT, RDX, dan ammonium nitrat. Bahaya yang ditimbulkan asam
nitrat antara lain sebagai berikut.
a. Menyebabkan luka bakar.
b. Asam nitrat pekat menimbulkan gas nitro bila dipanaskan. Gas ini
menyakitkan dan merusak mata dan paru-paru.
c. Reaksi yang sangat berbahaya antara asam yang pekat dan alkohol (terjadi
beberapa saat setelah zat-zat dicampur).
8. Air Raksa (Hg)
Air raksa atau hydragyrum sering disebut dengan merkuri. Air raksa merupakan
logam yang ada secara alami dan satu-satunya logam yang berwujud cair pada
suhu kamar (25 ⁰C). Raksa sering digunakan sebagai bahan amalgam gigi,
termometer, barometer, dan peralatan ilmiah lain. Bahaya yang ditimbulkan air
raksa antara lain sebagai berikut.
a. Dapat diserap melalui kulit dan paru-paru.
b. Beracun karena dapat merusak saraf, ginjal, dan otak.
c. Mudah menguap. Uapnya bahaya.
9. Kalium Bikromat (K₂Cr₂O₇)
Kalium bikromat merupakan zat kristal berwarna jingga kemerahan. Kalium
bikromat biasa digunakan sebagai bahan celup untuk lukisan, hiasan pada
porselin, percetakan, photografi, warna print, bahan untuk petasan, bahan untuk
korek api, dan lain-lain. Bahaya yang ditimbulkan kalium bikromat antara lain
sebagai berikut.
a. Larutan beracun dan menyebabkan kulit gatal.
b. Debunya dapat menimbulkan kanker.
10. Etanol (C₂H₅OH)
Etanol merupakan alkohol yang berupa zat cair tidak berwarna, mudah menguap
dan terbakar. Etanol biasa digunakan sebagai pelarut dan disinfektan. Bahaya
yang ditimbulkan etanol antara lain sebagai berikut.
a. Mudah terbakar.
b. Teroksidasi menjadi formaldehida.
c. Reaksi dengan yodium dan fosfor atau peroksida berbahaya.
11. Kristal Iodin
Kristal iodin merupakan zat padat berwarna abu-abu, kehitaman, mudah
menyublim dengan uap berwarna ungu, dan korosif. Iodin biasa digunakan
sebagai reagen dalam uji amilum. Bahaya yang ditimbulkan iodin antara lain
sebagai berikut.
a. Kristalnya dapat melukai kulit.
b. Uapnya dapat melukai mata dan selaput lendir.
E. Simbol Bahan Kimia
Be.rikut adalah 26 simbol bahan kimia beserta arti dan contohnya.

Simbol Keterangan

Nama : Irritant
Lambang : Xi
Arti : Bahan yang dapat menyebabkan iritasi,
gatal-gatal dan dapat menyebabkan luka bakar
pada kulit.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan
kulit.
Contoh : NaOH, C6H5OH, Cl2

  Nama : Harmful
Lambang : Xn
Arti : Bahan yang dapat merusak kesehatan
tubuh bila kontak langsung dengan tubuh atau
melalui inhalasi.
Tindakan : Jangan  dihirup, jangan ditelan dan
hindari kontak langsung dengan kulit.
Contoh :Etilenglikol, Diklorometan.
Nama : Toxic
Lambang : T
Arti : Bahan yang bersifat beracun, dapat
menyebabkan sakit serius bahkan kematian
bila tertelan atau terhirup.

  Tindakan : Jangan ditelan dan jangan dihirup,


hindari kontak langsung dengan kulit.
Contoh : Metanol, Benzena.

Nama : Very Toxic


Lambang : T+
Arti : Bahan yang bersifat sangat beracun dan
lebih sangat berbahaya bagi kesehatan yang
juga dapat menyebabkan sakit kronis bahkan
kematian.
 
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan
tubuh dan sistem pernapasan.
Contoh : Kalium sianida, Hydrogensulfida,
Nitrobenzene dan Atripin.
 Nama : Corrosive
Lambang : C
Arti : Bahan yang bersifat korosif, dapat
merusak jaringan hidup, dapat menyebabkan
iritasi pada kulit, gatal-gatal dan dapat
membuat kulit mengelupas.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan
kulit dan hindari dari benda-benda yang
bersifat logam.
Contoh : HCl, H2SO4, NaOH (>2%)

 Nama : Flammable
Arti : Bahan kimia yang mempunyai titik
nyala rendah, mudah terbakar dengan api
bunsen, permukaan metal panas atau loncatan
Bungan api.
Tindakan : Jauhkan dari benda-benda yang
berpotensi mengeluarkan api.
Contoh : Minyak.

 Nama : Highly Flammable


Lambang : F
Arti : Mudah terbakar di bawah kondisi
atmosferik biasa atau mempunyai titik nyala
rendah (di bawah 21°C) dan mudah terbakar di
bawah pengaruh kelembapan.
Tindakan : Hindari dari sumber api, api
terbuka dan loncatan api, serta
hindaripengaruh pada kelembaban tertentu.
Contoh : Aseton dan Logam natrium.
Nama : Extremely Flammable
Lambang : F+
Arti : Bahan yang amat sangat mudah
terbakar. Berupa gas dan udara yang
membentuk suatu campuran yang bersifat
mudah meledak di bawah kondisi normal.
Tindakan : Jauhkan dari campuran udara dan
sumber api.
Contoh : Dietileter (cairan) dan Propane (gas).

 Nama : Explosive
Lambang : E
Arti : Bahan kimia yang mudah meledak
dengan adanya panas atau percikan bunga api,
gesekan atau benturan.
Tindakan : Hindari pukulan/benturan, gesekan,
  pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan
tanpa oksigen atmosferik.
Contoh : KClO3, NH4NO3, TrinitroToluena
(TNT).
 Nama : Oxidizing
Lambang : O
Arti : Bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat
menyebabkan kebakaran dengan menghasilkan
panas saat kontak dengan bahan organik dan
bahan pereduksi.
Tindakan : Hindarkan dari panas dan reduktor.
  Contoh : Hidrogen peroksida, Kalium
perklorat.

Nama : Dangerous For the Environment


Lambang : N
Arti : Bahan kimia yang berbahaya bagi satu
atau beberapa komponen lingkungan. Dapat
menyebabkan kerusakan ekosistem.
Tindakan :Hindari kontak atau bercampur
dengan lingkungan yang dapat membahayakan
makhluk hidup.
Contoh : Tributil timah klorida,
Tetraklorometan, Petroleum bensin.
 Nama : Flammable Solid
Arti : Padatan yang mudah terbakar.
Tindakan : Hindari panas atau bahan mudah
terbakar dan reduktor, serta hindari kontak
dengan air apabila bereaksi dengan air dan
menimbulkan panas serta api.
Contoh : Sulfur, Picric acid, Magnesium.
 

 Nama : Flammable Liquid


Arti : Cairan yang mudah terbakar.
Tindakan : Hindari kontak dengan benda yang
berpotensi mengeluarkan panas atau api.
Contoh : Petrol, Acetone, Benzene.

 Nama : Flammable Gas


Arti : Simbol pengaman yang digunakan pada
tempat penyimpanan material gas yang mudah
terbakar.
Tindakan : Jauhkan dari panas atau percikan
api.

  Contoh : Acetelyne, LPG, Hydrogen.


 Nama : Spontaneously Combustible
Substances
Arti : Material yang dapat secara spontan
mudah terbakar.
Tindakan : Simpan di tempat yang jauh dari
sumber panas atau sumber api.
Contoh : Carbon, Charcoal-non-activated,
  Carbon black.

 Nama : Dangerous When Wet


Arti : Material yang bereaksi cukup keras
dengan air.
Tindakan : Jauhkan dari air dan simpan di
tempat yang kering/tidak lembab.
Contoh : Calcium carbide, Potassium
phosphide, Maneb.
 

 Nama : Oxidizer
Arti : Material yang mudah menimbulkan api
ketika kontak dengan material lain yang
mudah terbakar dan dapat menimbulkan
ledakan.
Contoh : Calcium hypochlorite, Sodium
peroxide, Ammonium dichromate.
 
 Nama : Organic Peroxide
Arti : Merupakan simbol keamanan bahan
kimia yang digunakan dalam transportasi dan
penyimpanan peroksida organik.
Contoh : Benzol peroxide, Methyl ethyl ketone
peroxide, Dicetyl perdicarbonate.

 Nama : Non Flammable Gas


Arti : Simbol pengaman yang digunakan pada
transportasi dan penyimpanan material gas
yang tidak mudah terbakar.
Contoh : Oksigen, Nitrogen, Helium.

Nama : Poison
Arti : Simbol yang digunakan
pada transportasi dan penyimpanan bahan-
bahan yang beracun (belum tentu gas).
Contoh : Cyanohydrin, Calcium cyanide,
  Carbon tetrachloride.
 Nama : Poison Gas
Arti : Simbol yang digunakan pada
transportasi dan penyimpanan material gas
yang beracun.
Tindakan : Jauhkan dari pernapasan kita.
Contoh : Chlorine, Methil bromide, Nitric
oxide.
 

 Nama : Harmful
Arti : Bahan-bahan yang berbahaya bagi
tubuh.
Tindakan : Jauhkan dari makanan atau
minuman.
Contoh : Acrylamide, Amonium fluorosilicate,
  Chloroanisidines.

Nama : Inhalation Hazard


Arti : Bahan-bahan yang dapat merusak sistem
inhalasi atau pernapasan.
Tindakan : Jangan dihirup.
Nama : Infectious Substance
Arti : Bahan yang mengandung organism
penyebab penyakit.
Contoh : Tisue dari pasien, tempat
pengembangbiakan virus, bakteri, tumbuhan
atau hewan.

 Nama : Radioactive
Arti : Bahan yang mengandung material atau
kombinasi dari material lain yang dapat
memancarkan radiasi secara spontan.
Contoh : Uranium, 90Co, Tritium.
 

 Nama : Marine Pollutant


Arti : Polutan laut.
Tindakan : Tidak membuang limbah ke
saluran air atau sungai yang mengalir ke laut.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini antara lain adalah :
1. Penggunaan alat sebelum melakukan percobaan/ penelitian harus difahami oleh
semua penggunanya, baik itu guru, laboran maupun siswa. Hal ini dapat dilakukan
dengan membaca dan memahami buku manual penggunaan alat sehingga ketika
percobaan dilakukan tidak terjadi kesalahan prosedur dalam penggunaan alat-alat
laboratorium.
2. Pengklasifikasian peralatan di laboratorium fisika sangat perlu dilakukan untuk
memudahkan dalam menginventarisir alat dan mengidentifikasi alat. Selain itu juga
dapat memudahkan dalam pemanfaatan alat sebagai alat percobaan maupun alat
peraga
3. Penggunaan laboratorium sangat penting untuk diperhatikan bagi setiap siswa agar
alat dan bahan praktik bekerja sesuai dengan fungsinya masing-masing.
B. Saran
Untuk penulisan berikutnya perlu ditambahkan mengenai hal-hal yang harus
diketahui petugas laboran mengenai perawatan, penyimpanan dan perbaikan alat
laboratorium IPA fisika yang dapat meningkatkan kompetensi petugas dalam bekerja.
Perlu diadakan survey / studi lapangan ke beberapa sekolah sampel sebelum
dilakukan penulisan naskah, agar penulis dapat berinteraksi langsung dengan pekerja
laboratorium (guru, laboran, dan siswa). Dengan adanya survey / studi lapangan tersebut
diharapkan penulis lebih peka dan lebih fokus membahas mengenai alat-alat laboratorium
apa saja yang biasanya menjadi permasalahan dalam perawatan, penyimpanan, dan
perbaikan
DAFTAR PUSTAKA

HTTP : www.sholeh-alamak.blogspot.com

HTTP : www.scribd.com

Kamus besar bahasa Indonesia

Anda mungkin juga menyukai