PP Narasi
PP Narasi
1. Penilaian kejadian
Saya tiba di lokasi kejadian dengan menggunakan APD berupa sarung tangan lateks dan masker
pelindung
Cek keselamatan
Keselamatan penolong
Keselamatan lingkungan
Keselamatan korban
apakah ada masa? apakah masa mengganggu? Bagi masa yang tidak berkepentingan harap
menyingkirkan salah satu masa menjadi saksi saya saat menolong korban dan panggilkan ambulance
118
Perkenalkan nama saya .... Dari pangkalan ..... Apakah diizinkan menolong korban?
2. Penilaian Dini
N : nyeri > tekan ulu hati, goyang bahu,tepuk pipi, cubit pipi. Apakah ada respon?
T : tidak respon. karena korban tidak respon saya meminta saksi untuk memanggilkan ambulance
118 sekali lagi
Saya buka jalan nafas menggunakan TOAD (tekan dahi angkat dagu)
Nilai nafas?
3. Pemeriksaan fisik
Saya cek tanda vital korban (saya buka sebagian sarung tangan lateks saya
Kelembaban korban?
Wpk?
Cek sekunder
Mata ada luka? saya simulasikan menggunakan senter apakah mata berkontraksi dengan cahaya?
Telinga ada luka? saya simulasikan menggunakan senter apakah telinga mengeluarkan cairan?
Saya miringkan kepala korban ke arah penolong dengan tetap mempertahankan jalan nafas
Apakah saya diizinkan untuk mengekspos baju korban? (Jika tidak diijinkan saya akan menggunakan
sistem rabaan)
Wpk?
Apakah saya diizinkan untuk mengekspos celana korban? ( Jika tidak diizinkan saya akan menggunakan
sistem rabaan)
Wpk?
Saya ambil kaki terjauh korban, kemudian memeluknya membentuk sudut 45°
Kelembaban korban?
Wpk?
Saya kembalikan sarung tangan lateks saya seperti semula dan saya selimuti korban
Saya cek ABC berkala selama 3-5 menit sekali ( jika korban tidak sadar)
saya cek ABC berkala selama 10-15 menit sekali ( jika korban sadar)
4. Riwayat penderita
KOMPAK
K : keluhan
K : kronologis kejadian
Anatomi fa'al
(Saya gambar anatomi fa'all korban dan identitas korban saya lingkar if ada bagian yang luka.)
5. Pemeriksaan berkala atau lanjut
(Saya meminta bantuan saksi saya untuk mengevakuasi korban ke dalam mobil ambulance dengan
posisi kepala berada di depan saat memasuki pintu ambulance)
Jika korban sadartanyakan apakah iya ingin dirujuk ke rumah sakit atau pulang ke rumah.Jika luka
terlalu parah maka paksa untuk ke rumah sakit, jika loka tidak terlalu parah maka antarkan sampai ke
rumah
6. Laporan
Mas/ mbak saya telah menemukan korban yang bernama .... Berumur .... Berjenis kelamin .... Yang
mengalami cidera pada bagian .... Dan saya telah menangani dengan BHD yang saya miliki. Laporan
selesai
Lepas APD
Peralatan Dasar Pelaku Pertolongan Pertama
Dalam melakukan tugasnya pelaku pertolongan pertama memerlukan beberapa peralatan dasar. Peralatan
dasar ini dapat menjadi peralatan perlindungan diri atau yang biasa disebut alat perlindungan diri (APD) dan
peralatan minimal untuk melaksanakan tugasnya.
Sebagai pelaku pertolongan pertama penolong akan mudah terpapar dengan jasad renik maupun cairan tubuh
seseorang yang memungkinkan penolong dapat tertularkan penyakit.
Prinsip utama dalam menghadapi darah dan cairan tubuh penderita adalah : "darah dan semua cairan tubuh
adalah media penularan penyakit
Beberapa penyakit yang dapat menular diantaranya adalah Hepatitis, TBC, HIV/Aids. Disamping itu APD juga
berfungsi untuk mencegah penolong mengalami luka dalam melakukan tugasnya.
Jangan menggunakan sarung tangan yang terbuat dari kain saja karena cairan dapat merembes. Bila akan
melakukan tindakan lainnya yang memerlukan sarung tangan kerja, maka sebaiknya sarung tangan lateks
dipakai terlebih dahulu.
3. Baju pelindung
Penggunaannya kurang populer di Indonesia, gunanya adalah untuk mencegah merembesnya cairan
tubuh penderita melalui baju penolong.
Gambar baju pelindung
4. Masker penolong
Sangat berguna untuk mencegah penularan penyakit melalui udara.
Masker penolong
5. Masker Rususitasi
Diperlukan bila akan melakukan tindakan resusitasi jantung dan paru paru
6. Helm
Dipakai bila akan bekerja di tempat yang rawan akan jatuhnya benda dari atas, misalnya dalam bangunan
runtuh dan sebagainya.
gambar helm gambar masker RJP
Catatan: alat pelindung diri seorang penolong minimal adalah sarung tangan lateks dan masker
RJP
1. Mencuci tangan
Mencuci tangan adalah tindakan yang sederhana namun paling efektif dalam pencegahan penularan
penyakit.
o Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
o Pakailah sabun yang memiliki sifat antiseptik
o Cucilah bersih-bersih tangan sampai ke siku bila selesai menangani penderita
2. Membersihkan alat
Selain tubuh penolong alat yang digunakan untuk menolong juga harus dibersihkan.
1. Penutup luka
o Kasa steril
o Bantalan kasa
2. Pembalut
Contoh :
o Pembalut gulung/pipa
o Pembalut segitiga/mitela
o Pembalut tubuler/tabung
o Pembalut rekat/ plester
3. Cairan antiseptik
Contoh:
o Alkohol = 70%
o Pividone iodine = 10%
6. Gunting pembalut
7. Pinset
8. Senter
9. Kapas
10. Selimut
11. Kartu penderita
12. Alat tulis
13. Oksigen
14. Tensimeter dan stetoskop
15. Tandu
Semua bahan dan peralatan di atas kecuali yang besar, biasanya dimasukkan ke dalam tas atau
sejenisnya. Tempat kerja penolong mungkin akan sangat beragam dan kebanyakan di alam terbuka ,
maka sebaiknya tas atau sejenisnya terbuat dari bahan yang kuat dan tahan air. Tas sebaiknya
mempunyai banyak komparteman kecil sehingga peralatan dapat disimpan dengan baik berdasarkan
kelompoknya.
Daftar diatas merupakan satu contohnya saja. Kemampuan penolong juga ketersediaan dana juga
akan menyebabkan peralatan ini bervariasi. Hal lain yang perlu diingat adalah berapa banyak masing-
masing jenis alat dan bahan yang harus ada.
Lagi penolong kita harus bisa berimprovisasi , kadang-kadang kita akan menjumpai keadaan di mana
peralatan kita tidak memadai atau kurang, bahkan tidak ada. Pertolongan pertama mengajarkan
kepada kita memanfaatkan pengetahuan kita untuk menolong penderita dapat menggunakan
peralatan seminimal mungkin.