A. PENGERTIAN
Cerpen adalah salah satu prosa fiksi yang menceritakan suatu peristiwa yang dialami oleh
tokoh utama. Panjang cerpen berkisar antara 500-1.000 kata.
B. TUJUAN
Sebagai wadah pengungkapan kreativitas terkait imajinasi penulis/pengarang dalam
bentuk cerita.
Dapat menghibur dan mendidik pembaca.
C. CIRI-CIRI
Termasuk cerita fiksi/rekaan.
Fokus pada satu aspek cerita (permasalahannya terbatas).
Menyajikan peristiwa dengan cermat dan jelas.
Ceritanya pendek/singkat. Dapat selesai dibaxa dalam sekali duduk.
Tokohnya terbatas.
D. UNSUR-UNSUR
Intrinsik
Tema
Hal yang mendasari sebuah karya/cerita. Tema keluarga, perjuangan, religi dsb.
Latar (setting)
- Waktu : berkaitan dengan kapan peristiwa itu terjadi (pagi hari, siang, subuh,
dini hari dst).
- Tempat : berkaitan dengan dimana peristiwa itu terjadi.
- Suasana : berkaitan dengan perasaan atau keadaan peristiwa itu terjadi
(suasana haru, suasana mencekam).
Sudut Pandang :
- orang pertama (menggunakan kata ganti aku yang menjadi inti cerita.)
- orang ketiga (menggunakan kata ganti dia, ia mereka, dan nama orang)
Alur
- Maju : rangkaian peristiwa yang urutannya sesuai dengan waktu cerita/ cerita
yang bergerak ke depan terus).
- Mundur : rangkaian peristiwa yang susunannya tidak sesuai dengan urutan
waktu kejadian atau cerita yang bergerak mundur (flashback).
- Acak : campuran alur maju dan mundur.
Gaya Bahasa/majas:
Majas merupakan gaya bahasa yang diciptakan untuk menimbulkan kesan
imajinatif. Majas juga dapat disebut sebagai makna kias.
Perbandingan
- Metafora
Pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya.
Contoh: Ibuku menjadi kembang desa.
- Personifikasi
Membandingkan benda tak bernyawa dengan sifat menyerupai manusia.
Contoh: Daun itu seperti melambai ke arahku.
- Hiperbola
Gaya bahasa dengan pernyataan yang berlebihan, memperhebat atau
membesar-besarkan.
Contoh: Teriakannya menggelegar seperti menembus angkasa raya.
Sindiran
- Ironi
Menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari
fakta tersebut atau mengungkapkan sindiran halus.
Contoh:
Ruangan ini sangat luas, sampai aku merasa sesak.
- Sinisme
Menyatakan sindiran secara langsung.
Contoh:
"Gak habis pikir, kamu yang salah tapi semua yang kena imbasnya."
- Sarkasme
Menyatakan sindiran keras, bahkan dapat menyinggung perasaan orang
lain jika diucapkan.
Contoh:
"Kamu tidak usah banyak bicara, aku sudah muak mendengarkan
penjelasanmu bodoh!"
Penegasan
- Pleonasme
Menambahkan pernyataan yang sudah jelas.
Contoh:
Ibu turun ke bawah menyiapkan sarapan siang.
- Repetisi
Gaya bahasa yang menggunakan pengulangan kata.
Contoh:
Kamu harus belajar, belajar, dan belajar untuk menggapai mimpi-
mimpimu.
- Klimaks
Menggunakan kata berurutan dari tingkatan bawah ke tingkatan yang lebih
tinggi.
Contoh:
Makna Pancasila telah diajarkan mulai dari SD,SMP hingga SMA.
Pertentangan
- Paradoks
Gaya bahasa dengan pernyataan yang seolah-olah bertentangan
(berlawanan).
Contoh:
Hatinya sunyi tinggal di kota Makassar yang sibuk.
- Sintitesis
Gaya bahasa yang berhubungan dengan indra dan dipakai untuk objek atau
konsep tertentu, biasanya disangkutkan dengan indra lain.
Contoh:
Kamu sangat manis saat memakai baju kebaya.
- Kontradiksi
Pertentangan antara dua hal yang sangat berlawanan atau bertentangan.
Contoh :
Aku sangat senang dengan kota ini kecuali hujannya yang jarang berhenti.
Ekstrinsik
Latar belakang pengarang (biografi, pendidikan, daerah asal, bidang karya sastra
yang ditekuni)
Nilai-nilai (nilai moral, sosial, budaya, religius, politik)
Latar belakang masyarakat (faktor yang dapat mendasari/memengaruhi penulis
ketika membuat suatu cerita)
E. STRUKTUR
Buku paket halaman 62.
F. ASPEK KEBAHASAAN
Buku paket halaman 76-77.