Anda di halaman 1dari 9

Sungai Berkelok-kelok

Disusun oleh :
Dwi Ayu Komalasari 325190094
Hizkia Hernandez 325190095
Patrick 325190096
Riva Ramadhan Sena 325190097
Steven Marcelino 325190099

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA
2022

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 2

DAFTAR GAMBAR 3

BAB 1
PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Maksud dan Tujuan 4

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA 5
2.1 Klasifikasi Sungai Berdasarkan Pola Sungai 5
2.2 Saluran Berkelok-kelok 5

BAB 3
STUDI KASUS 6

BAB 4
ANALISA 7

BAB 5
KESIMPULAN 8

DAFTAR PUSTAKA 9

2
DAFTAR GAMBAR

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sungai adalah aliran air di permukaan besar dan berbentuk memanjang yang mengalir
secara terus-menerus dari hulu menuju hilir. Sungai merupakan tempat mengalirnya air secara
gravitasi menuju ke tempat yang lebih rendah. Arah aliran sungai sesuai dengan sifat air mulai
dari tempat yang tinggi ke tempat rendah. Sungai bermula dari gunung atau dataran tinggi
menuju ke danau atau lautan. Sungai memiliki fungsi sebagai salah satu sumber air, namun tidak
hanya menampung air tapi juga mengalirkannya dari bagian hulu ke bagian hilir.
Setiap sungai memiliki karakteristik dan bentuk yang berbeda antara satu dengan yang
lainnya, hal ini disebabkan oleh banyak faktor diantaranya topografi, iklim, maupun segala
gejala alam dalam proses pembentukannya. Sungai juga dapat diklasifikasikan berdasarkan
beberapa hal seperti topografi das, tahap, bentuk di dataran, hidrograf banjir maupun usia.
Sungai berkelok-kelok merupakan contoh sungai yang diklasifikasikan berdasarkan
bentuk di datarannya. Sungai berkelok-kelok atau yang biasa disebut meander terjadi akibat
pengikisan dan pengendapan.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui karakteristik dari sungai berkelok-kelok

2. Mengetahui penyebab terbentuknya sungai berkelok-kelok

4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Sungai Berdasarkan Pola Sungai


Pola sungai memiliki arti tampak atas dari sebuah sungai, sebagai contoh adalah
pola sungai yang terlihat ketika berada di atas pesawat. Pola sungai ini dapat dibagi
menjadi 3 tipe yaitu:
1. Sungai Lurus
2. Saluran Berkelok-kelok
3. Saluran Berpulau-pulau
2.2 Saluran Berkelok-kelok
Sungai berkelok-kelok adalah sungai yang alirannya berkelok-kelok atau
berbelok-belok. Leopold dan Wolman (1957) menyebut sungai meandering jika
sinuosity-nya lebih dari 1.5. Pada sungai tipe ini erosi secara umum lemah sehingga
pengendapan sedimen kuat. Erosi horisontalnya lebih besar dibandingkan erosi vertikal,
perbedaan ini semakin besar pada waktu banjir. Hal ini menyebabkan aliran sungai sering
berpindah tempat secara mendatar. Ini terjadi karena adanya pengikisan horizontal pada
tepi sungai oleh aliran air utama yang pada daerah kelokan sungai pinggir luar dan
pengendapan pada kelokan tepi dalam. Kalau proses ini berlangsung lama akan
mengakibatkan aliran sungai semakin bengkok.

5
BAB 3
STUDI KASUS

Salah satu contoh dari sungai berkelok yang akan dibahas adalah Sungai Citarum. Sungai

yang merupakan sungai terpanjang dan terbesar di Tatar Pasundan ini merupakan salah satu

sungai yang mempunyai aliran berkelok-kelok. Sungai yang membentang sepanjang 300 km dari

lereng Gunung Wayang mengalir hingga ujung Kabupaten Karawang dan kemudian bermuara ke

Laut Jawa ini mencangkup 13 wilayah administrasi kabupaten / kota di lingkungan Jawa Barat,

yaitu : Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Cianjur,

Kabupaten Bogor, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta,

Kabupaten Subang, Kabupaten Sumedang, Kota Bandung, Kota Bekasi dan Kota Cimahi.

Gambar 3.1 DAS Sungai Citarum

6
BAB 4

ANALISA

Dari hasil analisis peta geologi di daerah Sungai Citarum juga meninjau dari website
resmi Sungai Citarum, penyebab Sungai Citarum menjadi berkelok kelok adalah dari hasil
kegiatan tektonik, vulkanisme, kemudian dilanjutkan oleh proses erosi dan sedimentasi. Sungai
Citarum berdasarkan topografinya berada di daerah dengan elevasi yang berbeda beda, hal ini
menyebabkan aliran sungai yang berada di daerah dengan elevasi rendah menjadi berkelok-kelok
karena pada umumnya sungai mengalir di antara tanah yang lembut sehingga mudah bagi air
untuk mengikis sedimen-sedimen yang berada di tanah, terutama pada saat banjir. Penelitian
menunjukan bahwa saat muatan sedimen melebihi jumlah yang diperlukan untuk stabilitas,
sungai cenderung membentuk kemiringan yang lebih besar dengan pengendapan sedimen pada
dasarnya. Bertambahnya kemiringan ini mengakibatkan melebarnya alur sungai jika tebing /
tanah di sisi sungai tidak kuat menahan kikisan. Maka dengan kenaikan aliran yang menyilang
akan menyebabkan terjadinya aliran lebih besar pada satu sisi sungai daripada sisi sungai yang
lain yang kemudian membuat peredaran melengkung. Hal tersebut terus berlangsung
berulang-ulang dalam kurun waktu yang lama sehingga terbentuk pola aliran yang
berkelok-kelok hingga akhirnya bermuara di laut.

7
BAB 5
KESIMPULAN
Sungai Citarum merupakan sungai dengan pola aliran berkelok-kelok yang disebabkan

oleh pengikisan sedimen yang terjadi di pinggir sungai yang menyebabkan terjadinya pelebaran

alur sungai dan menyebabkan aliran yang berkelok-kelok.

8
DAFTAR PUSTAKA

Luna B. Leopold. A View of the River. Harvard University Press, 1994.

Leopold, Luna B and M Gordon Wolman. River Channel Patterns: Braided, Meandering
and Straight. Washington: United States Government Printing Office, 1957.

https://sipil.uma.ac.id/sungai-berkelok-kelok-atau-meander/

http://citarum.org/tentang-kami/sekilas-citarum/kondisi-fisik-dan-spasial.html

Anda mungkin juga menyukai