Disusun oleh :
Dwi Ayu Komalasari 325190094
Hizkia Hernandez 325190095
Patrick 325190096
Riva Ramadhan Sena 325190097
Steven Marcelino 325190099
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 2
DAFTAR GAMBAR 3
BAB 1
PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Maksud dan Tujuan 4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA 5
2.1 Klasifikasi Sungai Berdasarkan Pola Sungai 5
2.2 Saluran Berkelok-kelok 5
BAB 3
STUDI KASUS 6
BAB 4
ANALISA 7
BAB 5
KESIMPULAN 8
DAFTAR PUSTAKA 9
2
DAFTAR GAMBAR
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
5
BAB 3
STUDI KASUS
Salah satu contoh dari sungai berkelok yang akan dibahas adalah Sungai Citarum. Sungai
yang merupakan sungai terpanjang dan terbesar di Tatar Pasundan ini merupakan salah satu
sungai yang mempunyai aliran berkelok-kelok. Sungai yang membentang sepanjang 300 km dari
lereng Gunung Wayang mengalir hingga ujung Kabupaten Karawang dan kemudian bermuara ke
Laut Jawa ini mencangkup 13 wilayah administrasi kabupaten / kota di lingkungan Jawa Barat,
yaitu : Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Cianjur,
Kabupaten Subang, Kabupaten Sumedang, Kota Bandung, Kota Bekasi dan Kota Cimahi.
6
BAB 4
ANALISA
Dari hasil analisis peta geologi di daerah Sungai Citarum juga meninjau dari website
resmi Sungai Citarum, penyebab Sungai Citarum menjadi berkelok kelok adalah dari hasil
kegiatan tektonik, vulkanisme, kemudian dilanjutkan oleh proses erosi dan sedimentasi. Sungai
Citarum berdasarkan topografinya berada di daerah dengan elevasi yang berbeda beda, hal ini
menyebabkan aliran sungai yang berada di daerah dengan elevasi rendah menjadi berkelok-kelok
karena pada umumnya sungai mengalir di antara tanah yang lembut sehingga mudah bagi air
untuk mengikis sedimen-sedimen yang berada di tanah, terutama pada saat banjir. Penelitian
menunjukan bahwa saat muatan sedimen melebihi jumlah yang diperlukan untuk stabilitas,
sungai cenderung membentuk kemiringan yang lebih besar dengan pengendapan sedimen pada
dasarnya. Bertambahnya kemiringan ini mengakibatkan melebarnya alur sungai jika tebing /
tanah di sisi sungai tidak kuat menahan kikisan. Maka dengan kenaikan aliran yang menyilang
akan menyebabkan terjadinya aliran lebih besar pada satu sisi sungai daripada sisi sungai yang
lain yang kemudian membuat peredaran melengkung. Hal tersebut terus berlangsung
berulang-ulang dalam kurun waktu yang lama sehingga terbentuk pola aliran yang
berkelok-kelok hingga akhirnya bermuara di laut.
7
BAB 5
KESIMPULAN
Sungai Citarum merupakan sungai dengan pola aliran berkelok-kelok yang disebabkan
oleh pengikisan sedimen yang terjadi di pinggir sungai yang menyebabkan terjadinya pelebaran
8
DAFTAR PUSTAKA
Leopold, Luna B and M Gordon Wolman. River Channel Patterns: Braided, Meandering
and Straight. Washington: United States Government Printing Office, 1957.
https://sipil.uma.ac.id/sungai-berkelok-kelok-atau-meander/
http://citarum.org/tentang-kami/sekilas-citarum/kondisi-fisik-dan-spasial.html