Anda di halaman 1dari 5

PERCOBAAN VI

Judul : Reaksi Hidrogen Peroksida (H2O2) Dengan Asam Iodida (HI)

Tujuan : Mempelajari kineti reaksi dari hidrogen peroksida dengan asam iodida

Hari/Tanggal : Rabu/2 November 2022

Tempat : Laboratorium Kimia Dasar/Analitik FKIP ULM Banjarmasin

I. DASAR TEORI

Istilah laju reaksi sering terdengar dalam ilmu kimia. Jika suatu laju reaksi sebanding dengan
konsentrasi dua reaktan A dan B, sehingga:

V = k [A] [B]

Koefisien disebut konstanta laju, yang tidak bergantung pada konsentrasi (tetapi bergantung pada
temperatur). Secara formal, hukum laju adalah persamaan yang menyatakan laju reaksi sebagai fungsi
dari konsentrasi semua spesies yang ada, termasuk produknya (Atkins, 1999).

Reaksi-reaksi orde I adalah reaksi yang lajunya berbanding lurus dengan konsentrasi reaktan, yaitu:

untuk reaksi orde I. Plot ln [ ] terhadap merupakan suatu garis lurus (Dogra & Dogra, 1990).

Besar kecilnya nilai laju reaksi kimia dapat ditentukan dalam beberapa faktor yaitu sifat pereaksi,
suhu, katalis dan konsentrasi pereaksi. Berdasarkan sifat pereaksi, ada yang reaktif dan ada yang kurang
reaktif. Pada konsentrasi pereaksi, jika konsentrasi pereaksi diperbesar, berarti kerapatannya bertambah
dan akan memperbanyak kemungkinan tabrakan sehingga akan mempercepat reaksi (Syukri, 1999).

Hidrogen peroksida (H2O2) merupakan ROS yang paling stabil, dalam konsentrasi rendah dapat berperan
sebagai molekul sinyal dan mengaktifkan sistem pertahanan antioksidatif untuk melindungi tanaman dari
cekaman oksidatif ( Simbolon, Suedi & Darmanto, 2020 ).Hidrogen peroksida (H2O2 ) adalah oksidan
kimia hijau bernilai tinggi yang banyak digunakan untuk pemutihan industri, sintesis kimia, dan
desinfeksi. Secara industri, H2O2 diproduksi melalui proses antrakuinon yang intensif energi dan
didistribusikan ke titik penggunaan ( Shi, Back,Gill,Siahrostami, &Zheng 2021 )

Hidrogen peroksida merupakan senyawa kimia berbentuk cair, tidak berwarna dan bersifat oksidator kuat
serta merupakan desinfektan yang ramah lingkungan dan tidak berpengaruh terhadap kesehatan
manusia .Hidrogen peroksida sering digunakan dalam dunia kesehatan sebagai desinfektan karena tidak
meninggalkan residu yang berbahaya serta bersifat non toksik. Adanya ion – ion logam yang umumnya
terdapat di dalam sitoplasma sel menyebabkan terbentuknya radikal superoksida (O2-) selama
pembentukan oksigen yang akan bereaksi dengan gugus bermuatan negatif dalam protein dan selanjutnya
akan menonaktifkan sistem enzim yang penting . Hidrogen peroksida dalam reaksi oksidasi terjadi
pelepasan oksigen, sehingga semakin kuat daya oksidasi semakin banyak oksigen yang terserap oleh air
(Khopsoh, B., Diyaningsih, M. V., & Haryuni, N. 2022).

Hidrogen peroksida adalah mediator aktif dalam proses biologis dan dengan demikian deteksi hidrogen
peroksida diperlukan untuk industri makanan, medis, farmasi, dan kimia. Dibandingkan dengan metode
tradisional, sensor elektrokimia diselidiki sebagai metode yang sensitif, efisien, dan hemat waktu untuk
mendeteksi hidrogen peroksida (Xing, L., Zhang, W., Fu, L., & Hao, Y. 2022). Hidrogen peroksida
(H2O2 ) adalah reagen pengoksidasi bersih dengan banyak aplikasi industri, lingkungan, medis, dan
domestik. Telah sering diproduksi menggunakan proses oksidasi antrakuinon. Namun, baru-baru ini,
produksi elektrokimia H 2 O 2 telah menjadi alternatif yang populer, karena proses ini ramah lingkungan
dan berkelanjutan karena menggunakan molekul awal yang melimpah dan murah (O 2 dan H 2 O).
(Sotelo-Gil, J., Yañez, E. C., & Frontana-Uribe, B. A. 2022)

Reaksi hidrogen peroksida dengan kalium iodida dalam suasana asam dengan natrium tiosulfat
maka peroksida akan membebaskan iodium yang berasal dari kalium iodida yang telah diasamkan dengan
asam sulfat. Kecepatan reaksi sangat bergantung kepada peroksida, kalium iodida dan asamnya
(Irhasyuarna & Bakti, 2016).penggunaan hidrogen peroksida telah digunakan secara luas untuk
mensterilkan bagian permukaan yang terkontaminasi bakteri dan virus (Victori, S., et al, 2021)

Warna dari sebuah larutan iodin 0,1 N cukup intens sehingga iodin dapat bertindak sebagai
indikator bagi dirinya sendiri. Iodin juga memberikan warna ungu yang intens untuk zat-zat pelarut.
Namun sebuah kelarutan dari kanji lebih umum digunakan sebagai indikator karena warna biru gelap dari
iodin kanji bertindak sebagai suatu tes yang sensitif. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat
penggunaan indikator kanji:

1. Kanji tidak dapat larut dalam air dingin.

2. Suspensi kanji tidak stabil.

3. Senyawa kompleks iodin dengan kanji keadaannya stabil, jika konsentrasi I2 nya pekat.

(Keenan, 1999)

Perlakuan oksidatif terhadap air yang mengandung iodida dapat menyebabkan pembentukan
produk sampingan desinfeksi iodinasi yang berpotensi beracun (I-DBPs). Iodida(I ) mudah teroksidasi
menjadi HOI melalui berbagai proses oksidasi dan reaksinya dengan bahan organik terlarut (DOM) dapat
menghasilkan I-DBPs. Hidrogen peroksida (H 2 O 2 ) memainkan peran kunci dalam meminimalkan
pembentukan I-DBPs dengan pengurangan HOI selama proses oksidasi lanjutan berbasis H 2 O 2 atau
pengolahan air berdasarkan asam perasetat atau ferrat (VI) (Shin, J., Lee, Y., & von Gunten, U. 2020)
DAFTAR PUSTAKA

Arif R, H. P. (2018). Suasana kinetika reaksi hidrogen perokssida dengan iodida pada suasana asam.
Indonesian Journal of Chemical Science, 3(2), 93-97.

Atkins, P. (1999). Kimia Fisika Jilid 2 Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.

Ayuni, D. P. (2018). Kajian empiris mekanisme reaksi hidtogen peroksida dengan iodida pada suasana
asam. Jurnal penelitiak kimia, 11(1), 72-80.

Darma, G, C, E. (2022). Mini Review : Farmasi Flasma. Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa, 5(1).

Dogra, S., & Dogra, S. (1990). Kimia Fisika dan Soal-Soal. Jakarta: UI Press.

Irhasyuarna, Y., & Bakti, I. (2016). Panduan Praktikum Kimia Fisika. Banjarmasin: FKIP ULM

Keenan, W. (1999). Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.

Khopsoh, B., Diyaningsih, M. V., & Haryuni, N. (2022). Penggunaan H2O2 (Hidrogen Peroksida) untuk
Mengurangi Kadar Coliform Air Pada Peternakan Ayam Petelur di Kabupaten Blitar. Briliant: Jurnal
Riset dan Konseptual, 7(1), 187-195.

Shi, X., Back, S., Gill, T. M., Siahrostami, S., & Zheng, X. (2021). Electrochemical synthesis of H2O2 by
two-electron water oxidation reaction. Chem, 7(1), 38-63.

Shin, J., Lee, Y., & von Gunten, U. (2020). Kinetics of the reaction between hydrogen peroxide and
aqueous iodine: Implications for technical and natural aquatic systems. Water Research, 179, 115852.
Simbolon, E., Suedy, S. W. A., & Darmanti, S. (2020). Pengaruh hidrogen peroksida dan ketersediaan air
terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman kedelai [Glycine max (L.) Merr.] varietas Deja 1. Agric, 32(1),
39-50.

Sotelo-Gil, J., Yañez, E. C., & Frontana-Uribe, B. A. (2022). Recent advances on Boron Doped Diamond
(BDD) electrode as cathode in organic and inorganic preparative electrotransformations. Current Opinion
in Electrochemistry, 101004.

Syukri, S. (1999). Kimia Dasar Jilid I. Bandung: ITB.

Victory, S., Putri, R. E., Sakhila, S., Hutagalung, S. D., Amelia, A., & Fabiani, V. A. (2021). The
Utilization of Medical Mask Waste as a High-Quality Nanofiber Material a Review. Journal of Chemical
Science, 10(2), 88-94.

Xing, L., Zhang, W., Fu, L., & Hao, Y. (2022). Fabrikasi dan aplikasi sensor elektrokimia untuk
menganalisis hidrogen peroksida dalam sistem makanan dan sampel biologis. Kimia Pangan , 132555.

Anda mungkin juga menyukai