Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK


(ABKK 3509)
PERCOBAAN XI
“Penentuan Ammonium dalam Obat Batuk Hitam Secara Volumetri”

Dosen Pengampu:
Drs. H. Abdul Hamid, M.Si.
Dr. Arif Sholahuddin, S.Pd., M.Si.

Asisten:
Muhammad Noor Raidimas
Wahyu Lisa Arianti

Oleh:
Mia Sulisnawati
NIM. 2110120120007
Kelompok 3

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
NOVEMBER 2023
PERCOBAAN XI
Judul : Penentuan ammonium dalam obat batuk hitam secara
volumetri
Tujuan : 1.Melakukan analisis kulitatif bahan kimia obat batuk hitam
2.Menentukan kadar ammonium klorida pada sampel obat
Hari / Tanggal : Jum’at / 17 November 2023
Tempat : Laboratorium Kimia Dasar / Analitik FKIP ULM
Banjarmasin

I. DASAR TEORI
Kimia analitik dapat didefinisikan secara luas sebagai ilmu kimia metrologi,
ilmu kimia pengukuran atau ilmu informasi kimia yang semuanya saling
berhubungan. (Miharti et al., 2021). Kimia analitik memiliki banyak manfaat dalam
kehidupan sehari-hari, semua aktivitas sehari-hari dalam kehidupan kita tidak lepas
dari kimia analitik (Yanti, 2021). Kimia analitik memegang peranan cukup penting
bagi perkembangan peradaban manusia, karena bukan hanya menjadi dasar
metodologi dan prosedur secara sistematik dalam analisis kimia, tetapi juga
bidang kesehatan, lingkungan, pangan, dan industry (Mutiah, et al., 2021).
Berbagai aspek kehidupan sehari-hari kita sangat dipengaruhi oleh kimia analitik.
Industri kimia modern, yang sangat bergantung pada prosedur kendali mutu,
menghasilkan produk yang berkualitas dan sebagian besar dilakukan oleh
profesional kimia analitik. Akibatnya, dapat dikatakan bahwa peran ahli kimia
analitik sangat penting dalam bidang kimia. (Sepdyastutik, 2022).
Kimia analitik mengkaji karakteristik bahan secara kualitatif dan kuantitatif.
Pengaplikasian kimia analitik cenderung lebih luas daripada pengaplikasian ilmu
kimia lainnya yang meliputi kimia organik, anorganik, kimia fisik, maupun
biokimia. Kimia analitik pun banyak diterapkan dalam berbagai bidang seperti
bidang industri, kedokteran, pertanian, dan sebagainya (Ethica, 2020). Kimia
analitik mencakup materi tentang titrasi. Titrasi merupakan suatu metode yang
digunakan dalam menentukan kadar suatu senyawa (Santika, 2022). Titrasi adalah
suatu metode penentuan banyak atau tidaknya suatu larutan dengan konsentrasi
yang diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan sejumlah
contoh data yang akan dianalisis; titrasi asam basa memerlukan indikator yang
dapat mengetahui tercapainya titik secara ekuivalen (Keenan et al., 1992). Proses
titrasi, reaksi kimia terjadi antara analit, zat yang ingin ditentukan konsentrasinya,
dan larutan standar yang disebut titran.
Amonium klorida, juga dikenal sebagai sol amoniak yang merupakan
garam kristal yang sangat larut dalam air. Air ini biasanya berasal dari kondensasi
gas, yang merupakan produk dari pembakaran timbunan batu bara. Selain itu, dapat
digunakan sebagai bahan pencuci, pupuk, dan penghambat lelehan salju (Aliah &
Assyaifi, 2020). Sebagian orang menganggap amonium klorida sebagai garam asam
karena dibuat dari asam kuat, HCl, dan basa lemah, NH3. Ion klorida korosif,
komponen utama dari efek yang memburuk, ditemukan dalam ion ammonia
klorida, yang merupakan ion logam kompleks. Amonium klorida bersifat korosif
dalam bentuk gas, padat, atau larutan (Akpanyung et al., 2019). Amonium klorida
dalam obat batuk mengiritasi mucosa bronchial, sebagai pengencer dahak.
Obat adalah cara untuk memberikan perawatan kesehatan yang dilakukan
oleh masyarakat pada umumnya, bukan hanya oleh profesional Kesehatan
menggunakan metode swamedikasi. Ini adalah jenis obat yang umum digunakan
untuk obat batuk adalah cara mengatasi keluhan kesehatan secara swamedikasi.
Pada batuk memungkinkan mekanisme protekol normal untuk membersihkan
cabang trakeobronkiol dari ekrek dan zat asing. Apabila batuknya berlanjut dan
mengganggu aktivitas seharian, masyarakat lebih cenderung mencari pengobatan
(Kenkel, 2002).
Untuk memberikan hasil yang tepat sasaran dan mengurangi efek samping,
obat yang digunakan untuk mengobati batuk harus disesuaikan dengan penyebab
atau faktor pemicu batuk. Tiga jenis obat batuk yang bebas dibeli di Indonesia
adalah batuk berdahak, batuk kering, dan batuk alergi. Komponen aktif obat batuk
berbeda-beda, termasuk agen mukolitik, antitusif, dan ekspektoran. Sebagai contoh,
zat aktif dalam obat batuk berdahak dapat termasuk N-asetilsistein, bromhexine
HCl, gliseril guaiacolate atau guaiafenesin (GG), ammonium klorida, dan
potassium iodide atau kalium iodide (KI) (Imani et al., 2023).
Stabilitas obat dapat diketahui dari ada atau tidaknya penurunan kadar zat
berkhasiat dalam obat atau terjadinya perubahan penampilan sediaan obat selama
penyimpanan hingga mencapai waktu kadaluwarsanya (Khusnu, E., & Andrianto,
2021). Penentuan kadar amonium klorida dalam sediaan obat menjadi sangat
penting untuk uji kualitas produk sebelum dan selama proses produksi maupun
setelah menjadi produk akhir. Berdasarkan Farmakope Indonesia, penentuan
amonium klorida dapat dilakukan dengan titrasi argentometri (Gandjar & Rohman,
2007).
Argentometri "Argentum", yang berarti perak dalam bahasa Latin, adalah
asal dari istilah "argentometri", sering digunakan untuk mengukur kadar halogenida
dan senyawa lain yang dapat membentuk endapan dengan AgNO3 dalam kondisi
tertentu. Metode ini menggunakan proses titrasi berdasarkan pembentukan endapan
dengan ion Ag+ untuk menentukan konsentrasi zat dalam larutan. Melibatkan
pembentukan senyawa yang relatif tidak larut, metode argentometri juga disebut
sebagai metode pengendapan (Gandjar & Rohman, 2007). Dalam metode ini, anion
klorida bereaksi dengan AgNO3 dan membentuk endapan AgCl. Penggunaan
K2CrO4 sebagai indikator menghasilkan endapan berwarna merah ketika ion Ag+
berlebih, menunjukkan bahwa titrasi telah mencapai titik ekivalen (Zikra et al.,
2023).
Sebagai dasar titrasi argentometri, reaksi pengendapan (presipitasi) di
mana zat yang akan ditentukan kadarnya diendapkan oleh larutan baku AgNO3.
Zat-zat ini termasuk garam-garam halogen (Cl-, Br-, I-), sianida (CN-), dan fosfat
(Kim et al., 2022). Larutan baku AgNO3 digunakan sebagai titran dalam titrasi
argentometri. Larutan ini akan bereaksi dengan ion halida, seperti ion klorida,
dalam sampel yang akan dianalisis. Dengan menggunakan larutan AgNO3
konvensional sebagai titran, kita dapat menghitung konsentrasi ion halida dalam
sampel. (Qomariyah et al., 2022).
Ion klorida (Cl-) berasal dari senyawa seperti natrium klorida, kalium
klorida, dan kalsium klorida, yang merupakan anion yang lebih sering ditemukan
dalam sampel perairan daripada anion halogen lainnya. Kekurangannya dalam
tubuh dapat menurunkan tekanan osmotik dan meningkatkan suhu tubuh, sementara
kelebihannya dalam air minum dapat merusak ginjal (Ngibad & Herawati, 2019).
Klorida merupakan ion negatif (anion) yang sifatnya soluble atau mudah larut
dalam pelarut air (Alviani & Amri, 2019). Diantara ion-ion negatif golongan
halogen, ion klorida keberadaanya lebih melimpah (Syam & Beso, 2019). Sejumlah
faktor yang cocok dipertimbangkan dalam memilih indicator adsorpsi yang cocok
untuk sebuah titrasi pengendapan yaitu: AgCl tidak perlu mengental menjadi
partikel besar, seharusnya, adsorpsi indikator mulai sebelum titik ekivalen dan
meningkat secara cepat setelah titik ekivalen, pH media titrasi harus disesuaikan
untuk memastikan bahwa ion yang menunjukkan asam atau basa lemah tersedia
dengan cukup, ion yang dikembalikan berlawanan dengan ion indikator bermuatan
sebagai titran. (Petrucci & Suminar, 1989).
Argentometri tidak hanya dapat digunakan untuk menentukan ion halida
tetapi juga dapat dipakai juga dapat dipakai untuk menetapkan (thioalkohol), asam
lemak, dan beberapa anion divalent seperti ion fosfat dan ion arsenat (Kisman,
1988). Analisis kadar klorida dalam air bersih dapat dilakukan dengan berbagai
metode, termasuk kromatografi ion, spektroskopi, titrimetri, dan voltametri (Rahbar
et al., 2019). Pada titrasi argentometri ini terdapat 3 metode yaitu, metode mohr,
metode volhard, dan metode vajans (Vogel, 1985)
1. Metode Mohr
Penggunaan indikator kalium kromat dan larutan standar perak nitrat
(AgNO3), merupakan teknik yang efektif untuk menentukan konsentrasi ion klorida
(Cl-) dalam sampel air laut atau larutan (Purwaningtyas et al 2020)). Metode ini
memungkinkan pengendapan ion klorida dan penghitungan menggunakan larutan
natrium tiosulfat standar (Na2S2O3) (Sulistyani et al., 2023).
2. Metode Fajans
Metode Fajans juga menggunakan indikator adsorpsi dengan senyawa
organik selama titrasi pengendapan; ini mengubah warna permukaan endapan
menjadi lebih mirip dengan warna indikator. Salah satu contoh yang terkenal adalah
penggunaan diklorofluorescein (atau fluorescein) sebagai indikator untuk
menentukan ion klorida dalam larutan perak nitrat biasa (Andrade, 2022). Metode
ini membuat penggunaan indikator adsorpsi mungkin, memperluas opsi analisis
kimia untuk mengukur konsentrasi ion-ion tertentu.
3. Metode Volhard
Metode Volhard adalah cara yang efektif untuk mengetahui berapa banyak
klorida, bromida, dan iodida dalam suatu sampel. Metode ini melibatkan
pengendapan sampel dengan larutan AgNO3, lalu titrasi kelebihan AgNO3 dengan
larutan tiosianat (Cahyadi et al., 2020). Penunjukan titik akhir titrasi terjadi dengan
perubahan warna menjadi merah akibat ion kompleks [AgSCN]2+ (Lee et al., 2019)

II. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
1. Botol reagen gelap
2. Buret
3. Corong kaca
4. Erlenmeyer 100 mL
5. Gelas kimia 100 mL
6. Gelas kimia 30 mL
7. Gelas kimia 50 mL
8. Gelas kimia 500 mL
9. Labu ukur 100 mL
10. Neraca analitik
11. Piknometer 10 mL
12. Pipet gondok 10 mL
13. Pipet tetes
14. Pipet ukur 1 mL
15. Pipet ukur 5 mL
16. Pro pipet
17. Sentrifuge
18. Staif dan Klem
19. Tabung sentrifuge
B. Bahan
1. Aquades
2. AgNO3 0,0141 M
3. K2CrO4 5%
4. NaCl 0,0141 N

III. PROSEDUR KERJA


A. Standarisasi Larutan AgNO3
1. Memipet 10 mL larutan NaCl 0,0141 N, kemudian memasukkannya ke dalam
erlenmeyer 100 mL yang telah berisi 40 mL aquades sebelumnya
2. Menambahkan 0,5 mL larutan indicator K2CrO4 5 % ke dalam Erlenmeyer 100
mL tersebut
3. Menitrasi larutan NaCl 0,0141 N dengan larutan AgNO3 0,0141 M sampai
terbentuk warna kuning kemerahan
4. Mencatat volume larutan AgNO3 0,0141 M yang terpakai
5. Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
6. Melakukan prosedur 1 sampai 5 dengan mengganti Larutan NaCl menggunakan
aquades sebagai larutan blanko dan Mencatat volume AgNO3
0,0141 M yang terpakai
7. Menghitung normalitas larutan AgNO3 standar menggunakan persamaan
berikut:
𝑉×𝑁
Normalitas Larutan AgNO3= (𝐴−𝐵)

Keterangan:
A adalah volume larutan AgNO3 yang dibutuhkan untuk titrasi larutan NaCl
(mL)
B adalah volume larutan AgNO3 yang dibutuhkan untuk titrasi larutan Blanko
(mL)
N adalah normalitas larutan NaCl
V adalah volume larutan NaCl yang digunakan (mL)
B. Uji pH Sampel
1. Mengambil sedikit sampel dan memasukkannya kedalam gelas kimia
2. Melakukan pengujian keasaman sampel menggunakan indikator universal
3. Mencatat hasil pengukuran keasaman/pH sampel yang diperoleh
C. Uji Massa Jenis Sampel
1. Menimbang berat piknometer kosong menggunakan neraca analitik dan
mencatat hasil pengukurannya
2. Memasukkan aquades kedalam piknometer sampai di atas leher, memasang
tutupnya hingga aquades mengisi pipa kapiler sampai penuh (Apabila terdapat
gelembung udara di dalam piknometer, maka pengukuran diulang)
3. Menimbang piknometer yang telah berisi aquades dan mencatat hasil
pengukurannya
4. Mengulangi langkah 1 hingga langkah 4 dengan mengganti aquades dengan
sampel
D. Penetapan Kadar NH4Cl dalam Sampel Obat
1. Menimbang dengan tepat sebanyak 10 g sampel obat OBH
2. Kemudian menghomogenkannya dengan aquades lalu diencerkan
menggunakan labu ukur 100 mL
3. Melakukan sentrifugasi dengan kecepatan 250 rpm selama 15 menit hingga
homogen
4. Memipet 5 mL larutan sampel yang telah diencerkan dan memasukkannya
kedalam erlenmeyer 100 mL
5. Menambahkan 10 mL aquades kedalam Erlenmeyer 100 mL tersebut
6. Menambahkan 0,5 mL larutan K2CrO4 5 %
7. Menitrasi larutan sampel encer dengan larutan AgNO3 standar sampai terbentuk
warna kuning kemerahan
8. Mencatat volume larutan AgNO3 standar yang terpakai
9. Melakukan titrasi secara triplo
10. Melakukan prosedur 4 sampai 9 dengan mengganti larutan sampel
menggunakan aquades sebagai larutan blanko dan mencatat volume AgNO3
standar yang terpakai
11. Menghitung kadar NH4Cl pada sampel yang telah diuji
IV. HASIL PENGAMATAN
A. Standarisasi Larutan AgNO3
No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Memipet 10 mL larutan NaCl 0,0141 N, Diperoleh larutan bening
kemudian memasukkannya ke dalam
Erlenmeyer 100 mL yang telah berisi 40
aqmuades sebelumnya
2. Menambahkan 0,5 mL larutan indikator Diperoleh larutan menjadi kuning terang
K2CrO4 5% ke dalam Erlenmeyer 100 mL
tersebut
3. Menitrasi larutan NaCl 0,0141 M dengan Terbentuk warna larutan menjadi kuning
larutan AgNO3 0,0141 M sampai terbentuk kemerahan pada penambahan AgNO3,
warna kuning kemerahan dan mencatat sebanyak:
volume yang digunakan Erlenmeyer I = 10,37 mL
Erlenmeyer II =10,31 mL
Erlenmeyer III =10,62 mL
(10,37 𝑚𝐿+10,31 𝑚𝐿)
Vrata-rata= =10,34 mL
3

4. Melakukan prosedur 1 sampai 5 dengan Terbentuk warna larutan menjadi kuning


mengganti larutan NaCl menggunakan kemerahan pada penambahan AgNO3
aquades sebagai larutan blanko dan mencatat sebanyak:
volume AgNO3 yang digunakan Erlenmeyer I = 0,95 mL
Erlenmeyer II = 0,53 mL
Erlenmeyer III = 0,55 mL
0,53 𝑚𝐿+0,55 𝑚𝐿
Vrata-rata = = 0,54 𝑚𝐿
3
5. Menghitung normalitas AgNO3 standar Diperoleh hasil normalitas AgNO3
menggunakan persamaan sebesar 0,014 N (perhitungan terlampir)
B. Uji pH Sampel
No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Mengambil sedikit sampel dan Didapatkan sampel OBH berwarna coklat
memasukkannya ke dalam gelas kimia kehitaman
2. Melakukan pengujian keasaman sampel Diperoleh indikator universal warna
meggunakan indikator universal
3. Mencatat hasil pengukuran keasaman pH pH sampel = 5
sampel yang diperoleh

C. Uji Massa Jenis Sampel


No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Menimbang berat piknometer kosong Berat piknometer kosong = 14,9496 g
menggunakan neraca analitik dan mencatat
hasil pengukurannya
2. Memasukkan aquades ke dalam Aquades dan sampel telah berada dalam
piknometer sampai diatas leher, memasang masing-masing piknometer
tutupannya hingga aquades mengisi pipa
kapiler sampai penuh (apabila terdapat
gelembung udara di dalam piknometer,
maka pengukuran diulang)
3. Menimbang piknometer yang telah berisi Diperoleh piknometer
aquades dan mengulangi langkah 1 – 4 Aquades = 25,2986 g
No. Perlakuan Hasil Pengamatan
dengan sampel serta mencatat hasil Sampel =26,8467 g
pengukurannya

D. Penetapan Kadar NH4Cl dalam Sampel Obat


No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Menimbang dengan tepat sebanyak 10 g Diperoleh 10 g sampel OBH berwarna
sampel obat OBH coklat kehitaman
2. Kemudian menghomogenkan dengan Larutan encer berwarna coklat
aquades lalu dienverkan menggunakan labu
ukur 100 mL
3. Melakukan sentrifugasi dengan kecepatan Larutan homogen
2500 rpm selama 15 menit hingga homogen
4. Memipet 5 mL larutan sampel yang telah 5 mL sampel telah berada dalam masing-
diencerkan dan memasukkannya ke dalam masing Erlenmeyer I, II dan III
erlenmeyer 100 mL
5. Menambahkan 10 mL aquades ke dalam Diperoleh larutan menjadi bening
Erlenmeyer 100 mL kecoklatan
6. Menambahkan 0,5 mL larutan K2CrO4 5% Diperoleh larutan berwarna kuning terang
7. Menitrasi larutan sampel encer dengan Terbentuk larutan berwarna kuning
larutan AgNO3 standar sampai terbentuk kemerahan pada penambahan AgNO3
kuning kemerahan dan mencatat volume standar sebanyak:
larutan AgNO3 standar yang terpakai Erlenmeyer I = 4,53 mL
Erlenmeyer II =3,96 mL
Erlenmeyer III =5,55 mL ( pencilan )
(4,53𝑚𝐿 +3,96 𝑚𝐿)
Vrata-rata = = 4,245 mL
2
8. Melakukan prosedur 4 – 9 dengan Terbentuk warna larutan menjadi kuning
menggunakan aquades sebagai larutan kemerahan pada penambahan AgNO3
blanko dan mencatat volume AgNO3 standar sebanyak:
standar yang terpakai Erlenmeyer I = 0,54 mL ( pencilan )
Erlenmeyer II = 0,12 mL
Erlenemeyer III =0,18 mL
(0,12 𝑚𝐿+0,18 𝑚𝐿)
Vrata-rata = = 0,15 𝑚𝐿
2
9. Menghitung kadar NH4Cl pada sampel yang Kadar NH4Cl:
𝑚𝑔
telah diuji kadar NH4Cl secara teoritis =23
5 𝑚𝐿

kadar NH4Cl yang = 7,74466 mg ( dalam


5 mL sampel)
(perhitungan terlampir)

I. ANALISIS DATA

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan analisis kuantitatif


bahan kimia obat batuk hitam dan mengukur kadar ammonium klorida dalam
sampel obat batuk sirup dengan titrasi argentometri. Dalam eksperimen ini, sample
yang digunakan yaitu obat batuk Nellco Special O.B.H. P. E. Metode Mohr
digunakan untuk menghitung jumlah ammonium klorida. Metode ini
menggunakan ion kromat (CrO42-) sebagai penanda dan perak nitrat (NO3) sebagai
zat titran. Karena perak nitrat adalah satu-satunya senyawa perak yang dapat larut
dalam air, perak nitrat dapat membentuk sedimen dengan garam lain (Ari et al.,
2022). Saat endapan berwarna merah bata terbentuk, titik ekuivalen dapat
ditemukan. Adapun langkah yang dapat dilakukan untuk melakukan ekperimen ini
adalah sebagai berikut:
A. Standarisasi larutan AgNO3
Percobaan ini melakukan standarisasi terhadap larutan AgNO3 dengan
menggunakan NaCl. Langkah pertama adalah mengisi buret dengan larutan
AgNO3 hingga ada tanda batas. Kemudian, 10 mL larutan natrium klorida
dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer yang telah berisi aquades. Sebelum proses
titrasi dilakukan, menambahkan 0,5 mL larutan K2CrO4 5% sebagai indikator
larutan, dari perlakuan ini menghasilkan warna kuning terang dari larutan K2CrO4
5%. Larutan AgNO3 0,0141 M kemudian dititrasi sambil menggoncangkan
erlenmeyer agar tercampur merata. Dilakukan secara triplo dengan volume
AgNO3 rata-rata 10,34 mL, percobaan dilakukan hingga keadaan seimbang atau
titik akhir titrasi di mana campuran berwarna kuning kemerahan menimbulkan
endapan berwarna. Reaksi yang terjadi selama titrasi adalah sebagai berikut:
Ag(NO)3 + NaCl → AgCl + NaNO3

Kemudian dilakukan titrasi kembali dengan cara yang sama, tetapi kali ini
aquades atau larutan blangko digunakan untuk membandingkannya dengan
percobaan sebelumnya. Volume AgNO3 rata-rata yang digunakan dalam
percobaan ini adalah 0,54 mL. Berdasarkan hasil percobaan dan volume rata-rata
dari titrasi NaCl dan blanko, normalitas larutan AgNO3 dapat dihitung dengan
menggunakan rumus terlampir dan mendapatkan hasil 0,014 N.

B. Uji pH Sampel
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui nilai pH dari sampel obat batuk
yang diuji. Langkah yang dilakukan ialah mengambil sedikit sampel obat batuk
Nellco Special O.B.H P. E. kemudian melakukan pengujian dengan indikator
universal terhadap sampel dalam sampel dan pH yang dihasilkan ialah 5, yang
artinya bahwa sampel obat batuk Nellco Special O.B.H P.E. ini memiliki sifat
asam.
C. Uji massa jenis sampel
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui massa jenis dari dua sampel:
aquades (digunakan sebagai pembanding atau blanko) dan obat batuk (digunakan
sebagai sampel). Massa jenis dapat dihitung dengan menggunakan alat yang
disebut piknometer. langkah pertama yaitu menimbang piknometer kosong
menggunakan neraca analitik dan didapatkan berat yaitu untuk piknometer sampel
yaitu 14,9496g. Selanjutnya memasukkan aquades setelahnya hingga batas leher
dan memasang tutupnya hingga aquades mengisi pipa kapiler sampai penuh.
Gelembung udara dapat lolos dari piknometer karena pipa kapiler pada
penyumbatnya akan membuat pengukuran tidak akurat sehingga perlu diulang..
Kemudian menimbang piknometer yang telah berisiaquades dengan mengurangi
berat total aquades dan piknometer dengan berat piknometer kosong di dapatkan
hasilnya untuk aquades 25,2986 g dan sampel 26,8467 g.

D. Penetapan kadar NH4Cl dalam sampel obat


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat NH4Cl dalam
sampel obat batuk hitam Nellco Special O.B.H. P.E. Langkah pertama adalah
menimbang 10 gram sampel obat dan kemudian menggabungkannya dengan
bahan lain. Selanjutnya, labu ukur 100 mililiter digunakan untuk mengencerkan
aquades. Tujuan pengenceran ini adalah untuk meningkatkan konsentrasi larutan.
menjadi lebih rendah atau lebih kecil sehingga titik akhir titrasi dapat diidentifikasi
dengan cepat dan volume titran yang digunakan tidak terlalu banyak (Suhari &
Pujiastuti, 2020). Setelah pengenceran dilakukan maka laurtan berwarna cokelat.
Untuk memudahkan saat akan titrasi dan dilakukan sentrifus agar larutan
sampel lebih homogen lagi selama 15 menit. kemudian memipet 5 mL larutan
sampel dan memasukkan ke dalam Erlenmeyer dan menambahkan 10 mL aquades
ke dalamnya. Selanjutnya, indikator kalium kromat (K2CrO4) 5% ditambahkan
sebanyak 0,5 mL untuk mengetahui titik akhir titrasi dengan melihat perubahan
warnaKemudian, menitrasi dengan perlahan dengan larutan AgNO3 biasa sambil
menggoncangkan erlenmeyer untuk melihat campuran. Adanya reaksi perubahan
yang membentuk senyawa kompleks dapat ditunjkkan dengan larutan kuning
kemerahan yang dihasilkan sebagai tanda terjadinya reaksi antara sampel dan
larutan standar.
Perubahan ini sesuai dengan titrasi argentometri metode mohr yang
menggunakan indikator kromat dengan endapan yang terbentuk berasal dari ion
kromat endapan kemerahan yang terbentuk merupakan senyawa Ag2CrO4.
Selanjutnya titrasi dilakukan secara triplo dan didapatkan volume rata-rata larutan
AgNO3 yang digunakan yaitu pada sampel sebesar 4,245 mL. Kemudian
melakukan prosedur yang sama dengan mengganti larutan sampel dengan aquades
sebagai pembanding dan volume rata-rata AgNO3 yang digunakan yaitu dengan
rata-rata yang didapatkan 0,15 mL dan larutan berwarna kuning kemerahan.
Berdasarkan percobaan ini, sampel obat batuk hitam Nellco special OBH
P.E memiliki kadar NH4Cl 7,74466 mg/5 mL. Hasil ini cukup signifikan berbeda
dengan kadar teoretis 23 mg/5 mL dan juga berbeda dengan kadar yang tertulis
pada kemasan, yang adalah 40 mg/5 mL. Ini karena metode argentometri adalah
metode konvensional, dan hasilnya tidak dapat dipercaya. Dengan menggunakan
instrumen seperti HPLC (High Pressure Liquid Chromatography), metode
analisis kontemporer dapat digunakan untuk menentukan kadar NH4Cl yang lebih
akurat. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Khusnu & Andrianto (2021),
metode ini sangat sensitif dan akurat untuk menghitung jumlah senyawa dalam
larutan. Selain itu, metode ini dapat digunakan untuk menghitung sampel dengan
kadar yang sangat rendah.

II. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka didapatkan kesimpulan sebagai
berikut:
1. Titrasi argentometri merupakan analisis volumetri secara kuantitatif dan dapat
digunakan untuk menentukan kadar amonium klorida dalam sampel obat batuk hitam,
Adapun hasil dari ekperimen yaitu
• Normalitas larutan AgNO3 standar adalah 0,014 N.
• Obat batuk merk Nellco Special O.B.H P. E. memiliki nilai pH sebesar 5.
• Massa jenis sampel obat batuk merk Nellco Special O.B.H P.E. adalah sebesar
0,689 g/mL.
2. Kadar teoritis dan terbaca ammonium klorida (NH4Cl) pada sampel obat batuk
dengan merk Nellco Special O.B.H P.E. adalah sebesar 23 ( mg )/(5 mL) dan
7,74466 mg (dalam 5 mL sampel).
DAFTAR PUSTAKA

Akpanyung, K. V., Loto, R. T., & Fajobi, M. A. (2019). An Overview of


Ammonium Chloride (NH4Cl) Corrosion in the Refining Unit. Journal of
Physics: Conference Series, 1378(2). https://doi.org/10.1088/1742-
6596/1378/2/022089
Aliah, & Assyaifi, Z. L. (2020). Prarancangan Pabrik Amonium Klorida Dari
Amonium Sulfat Dan Natrium Klorida Melalui Proses Methatesis Kapasitas
30.000 Ton/Tahun. Jurnal Tugas Akhir Teknik Kimia, 3(1), 1–6.
https://doi.org/10.32382/sulolipu.v17i2.864qoqda24415

Alviani, S., & Amri, Y. (2019). Analisis Kuantitatif Air Boiler di PT. SISIRAU
Aceh Tamiang. Quimica :Jurnal Kimia Sains Dan Terapan, 1(2), 1–5.
https://doi.org/1FI2QS/EQ241Q0I8

Andrade, J. C. de. (2022). Química analítica básica. Revista Chemkeys, 4(l),


e022002. https://doi.org/10.20396/chemkeys.v4i00.17108

Ari, R., Panga, L., Puguh, I. W., Hastian, H., Amin, H., & Suhardin, S. (2022).
Analisis Mutu Pengolahan Nilam Rakyat Di Kecamatan Tirawuta
Kabupaten Kolaka Timur. Jurnal Sultra Sains, 4(1), 19–30.
https://doi.org/10.54297/sultrasains.v4i1.312

Cahyadi, D., Hadiwijaya, I., & Arsyansyah, M. (2020). Verifikasi Pengujian


Kandungan Perak Nitrat dalam Tinta Pemilu dengan Titrasi Argentometri
Metode Volhard. Pertemuan Dan Presentasi Ilmiah Standardisasi, 2019,
75–82. https://doi.org/10.31153/ppis.2019.8

Ethica, S. N. (2020). Buku Ajar Teori Kimia Analitik Teknologi Laboratorium


Medis. Deepublish.

Gandjar, I. G., & Rohman, A. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Jakarta. Pustaka
Pelajar.

Imani, S., Alizadeh, A., Roudgar, A. M., Shariatinia, Z., & Abedini, E., Asghar, S.
(2023). Recent developments of perovskites oxides and spinel materials as
platinum-free counter electrodes for dye-sensitized solar cells: A
comprehensive review. Renewable and Sustainable Energy Reviews, 4(1),
113-770. https://doi.org/10.32382/sulolipu.wduq21848121

Keenan, W. C., Kleinfelter, D. C., & Wood, J. H. (1992). Kimia untuk Universitas
(Jilid I) .Jakarta. Erlangga.

Kenkel, J. (2002). Analytical chemistry for technicians. Jakarta. CRC Press.

Khusnu, E., & Andrianto, D. (2021). Penentuan Kadar Parasetamol, Amonium


Klorida, dan Batas Ketidakmurnian 4-Aminofenol dalam Obat Sirup Flu
dan Batuk. Jurnal Sosial Sains, 1(1), 30–3.
https://doi.org/10.32382/qwewr23536683

Kim, J., Lee, S., & Han, M. S. (2022). pH-guided fluorescent sensing probe for the
discriminative detection of Cl− and Br− in human serum. Analytica Chimica
Acta, 1(1), 1–210.
https://doi.org/10.32382/sulolipu.v17i2.86wq2133254312r46t

Kisman, S. (1988). Analisis Farmasi. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.

Lee, X. J., Hiew, B. Y. Z., Lai, K. C., Lee, L. Y., Gan, S., Thangalazhy-Gopakumar,
S., & Rigby, S. (2019). Review on graphene and its derivatives: Synthesis
methods and potential industrial implementation. Journal of the Taiwan
Institute of Chemical Engineers, 98(1), 163–180.
https://doi.org/10.1016/j.jtice.2018.10.028

Miharti, S. F., Harizon, & Zurweni. (2021). Development of student worksheet for
blended learning based guide inquiry and science process skill in reduction
and oxidation reaction. Jurnal Pendidikan Kimia, 13(2), 103–112.
https://doi.org/10.24114/jpkim.v13i2.26979

Mutiah, M., Sukib, S., Junaidi, E., & Anwar, Y. A. S. (2021). Pembelajaran
Kooperatif Berbasis Demonstrasi Kimia Yang Dimodifikasi Sebagai Model
Perkuliahan Kimia Analitik Berkarakter. Chemistry Education Practice,
4(1), 66-72. https://doi.org/10.29303/cep.v4i1.2244
Ngibad, K., & Herawati, D. (2019). Analysis of Chloride Levels in Well and PDAM
Water in Ngelom Village, Sidoarjo. JKPK (Jurnal Kimia Dan Pendidikan
Kimia), 4(1), 1. https://doi.org/10.20961/jkpk.v4i1.24526

Petrucci, R., & Suminar. (1989). Kimia Dasar : Prinsip dan Terapan. Jakarta.
Erlangga.

Qomariyah, A., Yusuf, A. S., Putri, D. A., & Dewi, N. R. (2022). Analisis Kadar
Klorida Air Sumur Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (Tpa) Singojuruh
Banyuwangi Dengan Metode Titrasi Argentometri. Jurnal Inovasi Teknik
Kimia, 7(2), 9. https://doi.org/10.31942/inteka.v7i2.6604

Rahbar, M., Paull, B., & Macka, M. (2019). Instrument-free argentometric


determination of chloride via trapezoidal distance-based microfluidic paper
devices. Analytica Chimica Acta, 1063, 1–8.
https://doi.org/10dsf3i22/csr31343

Santika, M. A. W. dan I. W. M. (2022). Penetapan Kadar Tablet Asetosal Dengan


Metode Asidi Alkalimetri. Scientific of Mandalika, 4(1),

Sepdyastutik, E. (2022). Penerapan Model Discovery Learning Untuk Peningkatan


Kemampuan Melakukan Penetapan Kadar Air Kristal Pada Kompetensi
Keahlian Analisis Gravimetri Siswa Kelas Xi Analis Kimia B Smkn 1
Bontang. 1(7), 1797–1820.

Suhari, D. K., & Pujiastuti, P. (2020). Analisis Chemical Oxygen Demand ( COD)
Air Limbah Tinta Industri Percetakan Menggunakan Metode Titrimetri.
Jurnal Kimia Dan Rekayasa, 1(1), 24–31.
https://doi.org/10.DVREW82/sulolipu.v17i2.864DSDA

Sulistyani, M., Huda, N., Prasetyo, R., & Alauhdin, M. (2023). Indonesian Journal
of Chemical Science Calibration of Microplate Uv-Vis Spectrophotometer
for Quality Assurance Testing of Vitamin C using Calibration Curve
Method. Jurnal Pendidikan. 12(2).1-2.
https://doi.org/10.32382/sulwd2ja91JXCHF
Syam, S., & Beso, Y. (2019). Kemampuan Zeolit Alam Dan Batu Apung Dalam
Menurunkan Kadar Klorida Pada Air Payau. Sulolipu: Media Komunikasi
Sivitas Akademika Dan Masyarakat, 17(2), 98.
https://doi.org/10.32382/sulolipu.v17i2.864

Vogel. (1985). Text book of mcro and semi macro quantitativ inorganic analysis.
Jakarta. Langmani Group Limited.

Yanti, F. (2021). Pengembangan Bahan Ajar Inovatif Berbasis Saintifik pada


Materi Analisis Gravimetri. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(6), 4263–
4273. https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i6.1433

Zikra, F., Oktavia, B., Putra, A., & Kurniawati, D. (2023). Optimization of
Chloride (Cl − ) on Dimethylamine (DMA) Modified Mesoporous Silica .
IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 1228(1),
012043. https://doi.org/10.1088/1755-1315/1228/1/012043
LAMPIRAN

A. Perhitungan
1. Hitunglah normalitas AgNO3 yang digunakan!
Jawab:
Diketahui: V NaCl = 10 mL
N NaCl = 0,0141 N
A = 10,34 mL
B = 0,54 mL
Ditanya: Normalitas AgNO3?
Penyelesaian:
V×N
N AgNO3 = (A−B)
10 mL ×0,0141 N
=
(10,34 mL −0,54 mL)
0,141
= 9,8

= 0,014 N
Jadi, normalitas AgNO3 yang digunakan adalah 0,014 N.
2. Hitunglah massa jenis obat batuk yang digunakan!
Jawab:
Diketahui: Wa = 25.2986 g
Ws = 26,8467 g
Wk = 14,9496 g
⍴ H2O = 0,9998 g/mL
Ditanya: Massa jenis obat yang digunakan?
Penyelesaian :
Ws− Wk
= ⍴ Sampel × ⍴ Air
Wa−Wk
25,2986 𝑔− 14,9496𝑔
= 26,8467 × 0,9998 g/mL
𝑔 −14,9496 𝑔
10,349𝑔
= × 0,9998 g/mL
11,897 𝑔

= 0,87 × 0,9998 g/mL


= 0,869 g/mL
Jadi, massa jenis sampel obat batuk yang digunakan merk Nellco Special O.B.H P.
E adalah 0,869 g/mL.

3. Hitunglah kadar teoritis dan kadar terbaca sampel obat batuk yang digunakan!
Jawab:
a. Kadar Teoritis
Diketahui: ⍴ Sampel = 0,869 g/mL
V sampel = 5 mL
Ditanya: Kadar teoritis NH4Cl?
Penyelesaian :
M NH4Cl = ⍴ Sampel × V sampel
= 0,869 g/mL × 5 mL
= 4,345 g atau 4345 mg
1000 𝑚𝑔 𝑚𝑔
Kadar teoritis = × 100
4345 𝑚𝑔 5 𝑚𝐿
𝑚𝑔
= 0,230 × 100 5 𝑚𝐿
𝑚𝑔
= 23 5 𝑚𝐿
𝑚𝑔
Jadi, kadar NH4Cl secara teoritis sebesar 23 5 𝑚𝐿

b. Kadar Terbaca
Diketahui: N AgNO3 = 0,014 N
V AgNO3 = 10,34 mL
Mr NH4Cl = 53,5 mg/mol
Ditanya : Kadar NH4Cl yang terbaca?
Penyelesaian :
Mgek NH4Cl = N AgNO3 × V AgNO3
= 0,014 N × 10,34 mL
= 0,14476 mgek/ek NH4Cl
M NH4Cl = Mgek NH4Cl × Mr NH4Cl
= 0,14476 mmol × 53,5 mg/mol
= 7,74466 mg ( dalam 5 mL sampel)
Jadi, kadar NH4Cl yang terbaca adalah 7,74466 mg (dalam 5 mL sampel)
B. Foto
A. Standarisasi Larutan AgNO3

Memasukkan 40 mL aquades ke dalam Menambahkan10 mL larutan NaCl


erlenmeyer 100 mL 0,0141 N

Menambahkan 0,5 mL larutan Menitrasi larutan NaCl 0,0141 N


indikator K2CrO4 5 % dengan larutan AgNO3 0,0141 M
sampai terbentuk warna kuning
kemerahan

Mengulangi percobaan sebanyak 3 Melakukan titrasi dengan mengganti


kali larutan NaCl menggunakan aquades
sebagai larutan blanko
B. Uji pH Sampel

Memasukkan sedikit sampel kedalam Menguji pH sampel dengan indikator


gelas kimia universal

C. Uji Massa Jenis Sampel

Menimbang berat piknometer kosong Memasukkan aquades kedalam


menggunakan neraca analitik piknometer sampai di atas leher

Menimbang piknometer yang telah Mengulangi penimbangan dengan


berisi aquades mengganti aquades dengan sampel
D. Penetapan Kadar NH4Cl dalam Sampel Obat

Menimbang dengan tepat sebanyak 10 menghomogenkannya dengan


g sampel obat OBH aquades lalu diencerkan di labu ukur
100 mL

Melakukan sentrifugasi dengan Memasukkan 5 mL sampel kedalam


kecepatan 2500 rpm selama 15 menit Erlenmeyer 100 mL
hingga homogen
Menambahkan 10 mL aquades Menambahkan 0,5 mL larutan
K2CrO4 5 %

Menitrasi larutan sampel encer Melakukan titrasi secara triplo


dengan
larutan AgNO3 standar sampai
terbentuk warna kuning kemerahan

Melakukan titrasi dengan mengganti


larutan sampel menggunakan aquades
sebagai larutan blanko

Anda mungkin juga menyukai