Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS KADAR AMONIUM KLORIDA DALAM OBAT BATUK

HITAM SECARA ARGENTOMETRI MOHR

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

Tuti Arlina
NIM : 190104043

PROGRAM DIPLOMA III FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI BHAKTI PERTIWI
PALEMBANG 2020
ANALISIS KADAR AMONIUM KLORIDA DALAM OBAT BATUK
HITAM SECARA ARGENTOMETRI MOHR

NAMA : Tuti Arlina


NIM : 190104043

BAB I
PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang


Analisa volumetri atau titrimetri adalah analisis kuantitatif dengan prosesnya
yaitu mereaksikan suatu zat yang dianalisis dengan larutan baku (standar) yang
telah diketahui konsentrasinya secara teliti, dan selanjutnya mengukur volume
larutan standar sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan
(konsentrasi) zat yang kita cari dapat dihitung (Yashid, 2013).
Analisa titrimetri terdiri dari beberapa macam metode, salah satu diantaranya
adalah argentometri dengan metode Mohr. Metode argentometri Mohr adalah
metode analisis titrimetri yang dapat digunakan untuk menentukan kadar klorida
dalam suatu larutan, pada metode ini dilakukan titrasi langsung terhadap larutan
sampel yang bersifat netral menggunakan standar larutan AgNO 3 dan sebagai
indikator digunakan ion kromat. (Febianti, 2017).

Proposal ini akan di seminarkan di Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFI)


Bhakti Pertiwi Palembang.
Hari/Tanggal :
Jam :
Tempat : STIFI Bhakti Pertiwi Palembang
Pembimbing : 1. DR. Ahmad Fatoni, S. SI., M. SI
2. Yunita Listiani Imanda, M. Bmd, Apt

1 STIFI Bhakti Pertiwi


Setiap metode analisis dipengaruhi oleh matrik dari suatu sampel. Oleh karna

itu validitas suatu metode untuk analisis sampel tertentu mungkin berbeda untuk

sampel yang lain dimana mempunyai matrik yang berbeda, sehingga uji validitas

suatu metode sangat diperlukan sebelum metode tersebut digunakan untuk analisis

sampel tertentu, demikian juga untuk metode argentometri Mohr. Validasi

merupakan proses dimana suatu prosedur tertentu dievaluasi yang berguna untuk

menentukan kemanjuran dan keandalan dalam analisis dan untuk menentukan

bahwa metode tersebut cocok atau tidaknya untuk tujuan yang dimaksud

(Riyanto, 2014).

Beberapa peneliti telah melakukan analisa kadar ion klorida dengan metode

argentometri. Febianti (2017) melakukan titrasi dengan metode argentometri

Mohr untuk analisa kadar klorida pada pengelolahan limbah tekstil menggunakan

metode elektrooksidasi. Ngibad dan Herawati (2019) telah melakukan analisis

kadar klorida dalam air sumur dan PDAM dan Kuntari dkk (2018) melakukan

analisa kadar klorida dalam obat batuk hitam dengan metode argentometri dan

Wulandari (2017) melakukan analisa kesadahan total dan kadar klorida air dengan

titrasi argentometri.

Dalam titrasi argentometri terdapat perbedaan antara metode Mohr, Volhard,

Fajans, Leibeg yaitu :

 Mohr : tirasi langsung, suasana netral, indikatornya K2CrO4, titik

akhirnya terbentuk endapan merah AG2CrO4.

 Volhard : titrasi tidak langsung atau titrasi kembali, suasana asam,

indikator besi (III), titik akhirnya terbentuk larutan merah [Fe(CNS)]2+.

2 STIFI Bhakti Pertiwi


 Fajans : titrasi langsung, suasana netral, indikatornya flourescein,

titik akhirnya terbentuk endapan dari kuning cerah ke merah muda, AgCI

dan AgFI (FI untuk flourescein).

 Leibeg : titrasi akhir titrasi tidak ditentukan indikator tetapi

ditunjukan dengan terjadinya kekeruhan.

Berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang

penentuan kadar klorida yang terkandung dalam obat batuk dengan titrasi

argentometri metode Mohr. Pada penelitian ini, titrasi argentometri yang dipilih

adalah metode Mohr karena selain cepat dan mudah, pH larutan sampel obat batuk

hitam memiliki nilai pH usus yaitu sekitar 6 sehingga kandungan NH4CL dapat

ditentukan menggunakan metode Mohr. (Kuntari, 2018)

1.2 Rumusan masalah ?

Rumusan masalah penelitian ini adalah :

Berapakah kadar amonium klorida dalam obat batuk hitam dengan menggunakan

titrasi argentometri dengan metode Mohr ?

1.3 Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

Menentukan kadar amonium klorida pada obat batuk hitam dengan metode Mohr.

3 STIFI Bhakti Pertiwi


1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, melatih

keterampilan, keilmuan, dibidang metode titrimetri umumnya dan titrasi metode

argentometri khususnya.

1.4.2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan informasi

tentang materi pembelajaran validasi metode uji untuk metode titrimetri.

1.4.3. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian di harapkan sebagai informasi kepada masyarakat bisa

memahami dan memilih obat batuk hitam yang aman untuk di konsumsi.

4 STIFI Bhakti Pertiwi


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Batuk

Batuk merupakan ekspirasi eksplosif yang menyediakan mekanisme protektif

normal untuk membersihkan cabang trakeobronkial dari secret dan zat-zat asing.

(Weinbeger 2005). Batuk berperan sebagai pertahanan tubuh dalam menghadapi

penyakit atau radang pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh lendir batuk

kering. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya batuk, yaitu virus,

bakteri, dan juga asap rokok. (Tjay, 2007).

Klasifikasi batuk berdasarkan tanda klinis :

a. Batuk bardahak adalah batuk yang terjadi karena adanya dahak pada

tenggorokan. Batuk berdahak lebih sering terjadi pada saluran nafas yang

peka terhadap paparan debu, lembab berlebih, alergi dan sebagainya. Batuk

berdahak merupakan mekanisme tubuh untuk mengeluarkan zat-zat asing dari

saluran napas, termasuk dahak. Batuk ini terjadi dalam waktu relatif singkat.

(Tjay, 2007)

b. Batuk tidak berdahak (kering)

Batuk ini tidak mengeluarkan dahak, tenggorokan terasa gatal, sehingga

merangsang timbulnya batuk. (Tjay, 2007)

Terapi Penanganan Batuk

Obat batuk untuk batuk berdahak yaitu :

5 STIFI Bhakti Pertiwi


a. Ekspektoransia, obat-obat golongan ini bekerja merangsang sekresi cairan

saluran nafas sehingga mempermudah pengeluaran dahak. Contoh :

Gliserin guaiakolat, kegunaan mengencerkan lendir saluran nafas.

b. Amonium klorida, Obat batuk hitam (OBH) yang berisi ammonium

klorida berdaya diuretis lemah yang menyebabkan acidosis yakni

kelebihan asam dalam darah. Keasaman darah merangsang pusat

pernapasan, sehingga frekuensi napas meningkat dan gerakan bulu-bulu

getar (cilia) di saluran napas distimulasi. Sekresi dahak juga meningkat,

maka senyawa ini banyak digunakan dalam sediaan sirup batuk, misalnya

Obat Batuk Hitam. (Tjay, 2007). Tidak dianjurkan digunakan pada

penderita hati, ginjal dan jantung kronik, karena dapat mengganggu

keseimbangan kimia darah yang mempengaruhi ekskresi obat.

c. Bromheksin, kegunaan obat mengencerkan lendir saluran nafas. Hal yang

harus diperhatikan konsultasikan ke dokter atau apoteker untuk penderita

tukak lambung dan wanita hamil 3 bulan pertama.

Obat batuk untuk obat batuk kering yaitu

a. Antitusiv bekerja sentral pada susunan saraf pusat menekan pusat batuk

dan menaikkan ambang rangsang batuk. Contoh antitusiv adalah

dekstrometopran, cara kerjanya sebagai obat penekan batuk yang cukup

efektif , kecuali pada batuk yang mendadak dan berat.

b. Dipenhidramin HCL mempunyai fungsi sebagai antitusiv yang

menyebabkan katuk. Selain itu juga sebagai antihistamin, sehingga sesuai

untuk batuk yang disebabkan alergi.

6 STIFI Bhakti Pertiwi


Mukolitik, golongan ini bekerja dengan menurunkan viskositas dahak.

Contoh, acetisistein, ambroxol

OBH merupakan salah satu produk obat batuk yang cukup populer di

Indonesia. Obat ini termasuk golongan obat tradisional yang berisi Succus

liquiritiae, ekstrak tanaman akar manis (Glycyrrhiza glabra). Secara empiris,

ekstrak tanaman ini berkhasiat meredakan batuk.

2.2 Amonium Klorida

Amonium Klorida (Farmakope V hal 128)

Nama : NH4CI (Amonium Klorida)

Golongan : Garam

Sinonim : Amonium Chloratum, Amonium Chloridum

RM/BM : 53,491

Pemerian : Hablur tidak bewarna, atau serbuk hablur halus atau kasar,

berwarna putih, rasa asin dan dingin higroskopik.

Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam gliserin, lebih mudah larut

dalam air mendidih, sedikit larut dalam etanol.

pH : Antara 4,6 dan 6

Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Amonium klorida adalah salah satu unsur / senyawa yang berasal dari

pegunungan vulkanik. Amonium klorida juga dapat dibentuk menggunakan cara

7 STIFI Bhakti Pertiwi


sintetis dengan memanfaatkan gelembung gas ammonia. Amonium klorida jarang

digunakan sendiri sebagai ekspectoran, akan tetapi biasanya digunakan untuk

campuran dengan ekspectoran atau antitusif lain. (Anonim, 2013).

Manfaat utama dari amonium klorida adalah untuk mengencerkan dahak.

Biasanya digunakan untuk menyembuhkan penderita flu dan batuk. Obat yang

termasuk ekspectoran ini dapat digunakan oleh anak-anak hingga orang dewasa.

Amonium klorida biasanya dijadikan sebagai bahan untuk ekspectoran yang

terkandung dalam obat batuk. Biasanya Amonium klorida digunakan sebagai obat

dalam bentuk cair. (Anonim, 2013).

Cara kerja Amonium klorida adalah merangsang aktivitas di dalam tubuh

supaya menghasilkan banyak sekresi dan dehidrasi. Hal ini menyebabkan sekresi

menjadi lebih bersih. Sehingga saluran pada tenggorokan dapat berfungsi secara

lebih baik, dan dahak yang ada di tenggorokan bisa berkurang. Amonium klorida

merupakan senyawa kandungan pada obat pengencer dahak yang banyak

digunakan. Amonium klorida tersebut sangat mudah dicerna oleh tubuh, sehingga

mudah diproses dan dikeluarkan kembali melalui sistem pencernaan. (Anonim,

2013).

2.3 Metode Argentometri

Penentuan kadar amonium klorida dalam sediaan obat menjadi sangat penting

untuk uji kualitas produk agar obat memiliki khasiat dan keamanan yang dapat

diterima pasien. Berdasarkan Farmakope V penentuan amonium klorida dapat

dilakukan dengan metode argentometri.

8 STIFI Bhakti Pertiwi


Titrasi argentometri merupakan metode analisis kuantitatif berdasarkan

reaksi pengendapan senyawa halogenida dan senyawa-senyawa lain ketika

ditambahkan dengan AgNO3. Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan

endapan yang tidak mudah larut antara titran dengan analit. Reaksi pengendapan

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah pengendapan diantaranya

temperatur, sifat alami pelarut, pengaruh ion lain, pH, hidrolisis dan pembentukan

kompleks (Rohman A, 2007).

Titrasi argentometri memiliki beberapa metode yaitu :

2.3.1. Metode Mohr

Pada suasana asam akan terjadi reaksi pembentukan senyawa dikromat.

(Gandjar, 2007). Metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan

bromide dalam suasana netral dengan larutan baku perak nitrat dengan

penambahan larutan kaliun kromat sebagai indikator. Titrasi ini harus

dilangsungkan dalam suasana netral atau sedikit alkali lemah, dengan pH 6,5-9,

karena pada suasana asam akan terjadi reaksi pembentukan senyawa dikromat

(Gandjar, 2007).

9 STIFI Bhakti Pertiwi


2.3.2 Metode Volhard

Metode Volhard adalah titrasi yang digunakan untuk penentuan kadar AgNo3

maupun dalam garamnya, titrasi ini dalam suasana asam. Indikatornya Besi (III),

untuk penentuan kadar garam halogenida dengan titrasi kembali, yaitu diberi

standar AgNO3 dititrasi kembali dengan standar KCNS / NH4CS. (Gandjar,

2007).

2.3.3. Metode Fajans

Pada metode ini digunakan indikator adsorpsi, yang mana pada titik ekivalen,

indikator teradsorpsi oleh endapan. Indikator ini tidak memberikan perubahan

warna terhadap larutan, tetapi pada permukaan endapan ada titrasi argentometri

dengan metode Fajans. Jika AgNO3 ditambahkan pada larutan NaCI yang

mengandung flourescein maka titik akhir titrasi akan diamati dengan perubahan

warna dari kuning cerah ke merah muda. Warna endapan yang terlihat akan

tampak berwarna sedangkan larutannya tampak tidak berwarna hal ini disebabkan

adanya indikator adsorbsi yang terabsorbsi pada permukaan endapan AgCI.

Warna dari endapan akan termodifikasi saat indikator teradsorbsi pada permukaan

endapan. Reaksi adsorbsi ini dapat dilihat dengan contoh indikator yang

bermuatan negative seperti flouroscein. (Gandjar, 2007).

10 STIFI Bhakti Pertiwi


2.3.4. Metode Leibig

Pada metode Leibig titik akhir titrasi tidak ditentukan dengan indikator, akan

tetapi ditunjukkan dengan terjadinya kekeruhan. Ketika larutan perak nitrat

ditambahkan kepada larutan alkali sianida akan terbentuk endapan putih, tetapi

pada pergocokan akan larut kembali karena terbentuk kompleks sianida yang

stabil dan larut. (Gandjar, 2007).

11 STIFI Bhakti Pertiwi


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian akan dilakukan mulai bulan Juni-Juli 2020 dan bertempat di

laboratorium penelitian dan laboratorium kimia farmasi Sekolah Tinggi Ilmu

Farmasi Bhakti Pertiwi.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Buret makro, statif dan klem, pH meter, gelas beaker, erlenmeyer 250 ml,

pipet volume, batang pengaduk, pipet ukur, labu ukur, corong, gelas ukur

timbangan analitik digital, pipet tetes, kaca arloji, botol semprot.

3.2.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan antara lain, aquadest, Obat Batuk Hitam merek

A dan B, AgNO3, K2CrO4.

3.3. Sampel Penelitian

Sampel yang di gunakan merk A dan B dan sampel tersebut di ambil dari

Apotik kota Lubuklinggau.

12 STIFI Bhakti Pertiwi


Karakteristik sampel merk A dan B

Golongan : Obat Bebas

Kategori : Obat Batuk dan Pilek

Kandungan : Glycyrrhizae Succus, Amonium klorida, solutio amonia, dan

Sprituosa anisata.

OBH merupakan obat dengan bentuk sediaan sirup yang digunakan untuk

mengatasi batuk karena pilek, influenza, bronchitis, asma, kebanyakan karena

merokok. OBH juga merupakan obat yang dapat mengatasi masalah batuk

berdahak. OBH juga dapat merangsang pembentukan lendir dan mencair kannya,

sehingga lendir menjadi lunak dan mudah dikeluarkan.

3.4 Pembuatan Larutan

3.4.1 Pembuatan Larutan AgNO3 0,1 N

Timbang sebanyak 4,25 gram AgNO 3 dimasukkan dalam gelas beker 250

mL, ditambah aquades sebanyak ± 10 mL dan diaduk hingga larut. Larutan

kemudian dimasukkan dalam labu ukur 250 mL, ditambah aquades sampai

dengan tanda batas dan dikocok hingga homogen.

13 STIFI Bhakti Pertiwi


3.4.2 Pembuatan Larutan NaCl 100 mL

Timbang sebanyak 0,292 gram NaCl dimasukan kedalam beker glas 250

mL, ditambah aquades ± 10 mL aduk hingga larut. Larutan kemudian dimasukan

dalam labu ukur 100 mL, ditambah aquades sampai dengan tanda batas dan

dikocok ad homogen.

3.4.3 Pembuatan Larutan K2CrO4 5%

Timbang sebanyak 5 gram kalium kromat ke dalam labu ukur 100 mL,

ditambah aquades sampai tanda batas.

3.5 Prosedur Penelitian

3.5.1 Preparasi Sampel

Proses pengujian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi STIFI

Palembang.

 Siapkan AgNO3 masukan ke dalam buret.

 Ambil 25 ml sampel obat batuk hitam merk A masukan ke dalam

erlenmeyer 250 ml tambahkan aqua 10 ml kocok ad homogen.

 Tambahkan indikator K2CRO4 5% sebanyak 3 tetes titrasi dengan AgNO3.

 Titrasi ini dihentikan jika sudah terdapat endapan kuning, titrasi dilakukan

3 kali pengulangan. Titrasi ini dicatat dan siap di analisis.

14 STIFI Bhakti Pertiwi


3.5.2 Standardisasi Larutan AgNO3 0,1 N

Sebanyak 0,292 gram garam NaCI dimasukkan dalam gelas beker 250 mL,

ditambah aquades sebanyak ± 10 mL, dan diaduk hingga larut. Larutan kemudian

dimasukkan dalam labu ukur 100 mL, ditambah aquades sampai dengan tanda

batas dan dikocok hingga homogen. Larutan tersebut diambil sebanyak 25 mL,

dimasukkan dalam erlenmeyer 250 mL, ditambah dengan larutan K2CRO4 5%

sebanyak 0,5 mL. Larutan segera dititrasi dengan larutan standar AgNO30,1 N

sambil dikocok, dan dihentikan jika terjadi perubahan warna kuning menjadi

coklat kemerahan. Volume larutan AgNO3 0,1 N yang diperlukan dalam titrasi

dicatat. Titrasi dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan.

Perhitungan :

Volume NaCI x Normalitas NaCI = Volume AgNO3 x Normalitas AgNO3

Normalitas AgNO3 = (Volume NaCI x Normalitas NaCI)

Volume AgNO3

3.5.3 Penentuan Kadar Klorida dalam Sampel Obat Batuk Hitam ( Kuntari,

2018)

Sebanyak 5 gr sampel obat batuk hitam dimasukkan dalam gelas beker 250

mL, ditambah aquades sebanyak ± 10 mL dan diaduk hingga larut. Larutan

dimasukkan dalam labu ukur 50 mL, ditambah aquades sampai tanda batas dan

dikoco hingga homogen. Larutan diambil sebanyak 25 mL, dimasukkan dalam

15 STIFI Bhakti Pertiwi


erlenmeyer 250 mL, ditambah dengan aquades sebanyak ± 10 mL dan dikocok

hingga homogen. Selanjutnya larutan tersebut ditambah indikator K2CrO4 5%

sebanyak 3 tetes dan dititrasi dengan AgNO 3 hasil standarisasi. Volume AgNO3

hasil standarisasi yang diperlukan dalam titrasi dicatat. Titrasi diulangi sebanyak 3

kali pengulangan.

Prosedur ini di ulangi untuk tiap sampel obat batuk hitam merk A dan B

Perhitungan :

Konsentrasi NH4CI (Amonium klorida) dalam sampel (mg/5ml) =

gr = V x N x BE

1000

% kadar NH4CI = gr

V sampel

Keterangan :

N AgNO3 = Normalitas AgNO3 hasil standarisasi (N)

V AgNO3 =Volume AgNO3 yang dibutuhkan saat titrasi (ml)

BM NH4CI = Berat molekul relatif NH4CI (53,491 g/mol)

16 STIFI Bhakti Pertiwi


3.6 Analisa Data

Pengamatan dilakukan dengan mencatat volume titrasi AgNO3 oleh

ammonium klorida yang dihasilkan. Data tersebut akan diolah dalam bentuk tabel

dan dihitung dengan perhitungan kesetaraan. Selanjutnya cara membahas data

tersebut akan dibahas secara deskriptif.

17 STIFI Bhakti Pertiwi


DAFTAR PUSTAKA

Riyanto, “Validasi dan Verifikasi Metode Uji”, Yogyakarta: Deepublish


Publisher, 2014.

Febianti, R., 2017, Penentuan presisi metode argentometri mohr untuk analisis
kadar klorida pada pengolahan limbah tekstil menggunakan metode
elektrooksida, Karya Tulis Ilmiah, Program studi D-III Analis Kimia
Fakultas Teknik Universitas Setia Budi Surakarta.

Kuntari, Apriantono, T., Baruji dan Noor, R. H. 2018. Validasi Metode Penentuan
Amonium Klorida dalam Obat Batuk Hitam secara Titrimetri. Indonesian
Journal of Chemical Analysis, 01 (01) : 35-41.

Ngibad, K dan Herawati, D., 2019, Analisis kadar klorida dalam air sumur dan
PDAM di desa Ngelom Sidoarjo, JKPK (Jurnal Kimia danPpendidikan
Kimia) Vol 4, No 1 : 1-6

Yashid, LD Bashar. 2013. Titrimetri.http://www.atlm.web.id/2013/04/makalah-


titrimetri.html-artikel diakses 21 September 2017

Gandjar, IG., dan Rohman, A. (2007). Kimia Farmasi Analisis Yogyakarta:


Pustaka Pelajar. Hal. 419, 425.

Anonim, 2013, Amonium klorida, www.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 28


November 2013.

Susanti, Dewi dkk. 2009. Batuk . Universitas Sumatera Utara. Medan.


http://ocw.usu.ac.id/course/download/1129-pengobatan-
SENDIRI/swamedikasi_slide_batuk.pdf

18 STIFI Bhakti Pertiwi


Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja, 2007, Obat-Obat Penting Khasiat,
Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya, Edisi Ke VI, 262, 269-271, PT
Elex Media Komputindo. Jakarta. 12

Weinberger, S. E., 2005 . Cough dan Hemoptysis . In: Kasper, D. L., Braunwald,
E., Fauci, A. S. Hauser, S. L, Longo, D. L,. Jameson, J. L., Harrison”s
Principles of Internal Medicine. 16th ed. USA: McGraw Hill, 205-206

D. D Wulandari, “Analisa Kesadahan Total dan Kadar Klorida Air di Kecamatan


Tanggulangin Sidoarjo, “ MPTH Journal vol 1, no 1, pp. 14-19, 2017.

19 STIFI Bhakti Pertiwi


LAMPIRAN

Lampiran 1. Pembuatan Larutan AgNO3 0,1 N sebanyak 250 mL

Diketahui = BM=Mr AgNO3 = 169, 879 gr/mol

Valensi = 1

gr x valensi
N=
BM x Volume

gr x 1
0,1 =
169,879 gr /molx 0,25

gr = 0,1 N x 169,879 gr/mol x 0,25 L

gr = 4, 25 g

Jadi, timbang 4,25 g AgNO3 lalu masukan kedalam gelas beker 250 ml,

tambahkan aquadest ± 10 ml, aduk hingga larut. Kemudian larutan dimasukkan

kedalam labu ukur 250 ml, tambahkan aquadest sampai tanda batas, dikocok

hingga homogen.

20 STIFI Bhakti Pertiwi


Lampiran 2. Pembuatan Larutan K 2 CrO 4 5% dan NaCl 100 ml

Pembuatan Larutan K 2 CrO 4 5%

5
Massa indikator kromat = ×100
100

= 5 gr/ 100 ml

Jadi, menimbang sebanyak 5 gram kalium kromat ke dalam labu takar 100 ml

dan melarutkan dengan aquadest hingga tanda batas.

21 STIFI Bhakti Pertiwi


Pembuatan Larutan NaCl 100 ml

Timbang NaCl 0,292 gr NaCl, masukan dalam gelas beker 250 ml, ditambah

aquadest sebanyak ± 10 ml dan di aduk hingga larut. Larutan kemudian

dimasukan dalam labu ukur 100 ml, tambah aquadest hingga tanda batas, lalu

dikocok hingga homogen.

22 STIFI Bhakti Pertiwi

Anda mungkin juga menyukai