Anda di halaman 1dari 5

TUGAS BIOPROSES II

Didit Rizky Aditya (5213418007)


Maria Mekhtildis A. T. (5213418008)
Randi Aswar (5213418012)
Intan Septina L. (5213418013)
Naila Khoirina (5213418018)
Azizah Fitria Nugraheni (5213418025)
Surya Gemilang (5213418029)
Moh. Kemal A. para (5213418036)
Sal Sabila Zulfa Al-Husna (5213418057)
Khusnul Aisyah Amini (5213418065)
Maya Tasya Salsabila (5213418066)
Devina Dwiyuanita N (5213418069)
Ungki Bella Athania (5213418071)
Zulfa Ainul Izza (5213418076)
Fajriah Nur Rahma (5213418078)

Pada pola pertumbuhan, ada fase log. Apa artinya?(bisa dipahami pd tugas👆). Fase ini
tentunya ada karena metabolisme mikroba. Jelaskan jalur metabolit utama scr
"singkat" (Liu, Ch.11) & kaitkan dg jalur metabolit pd produksi H2

Pada pola pertumbuhan terdapat 4 fase, fase tersebut meliputi fase lag/fase
adaptasi yang dilakukan oleh mikroba terhadap lingkungan disekitarnya (dipengaruhi oleh
medium dan lingkungan pertumbuhan, jumlah inokulum/jumlah awal sel), fase
log/pertumbuhan eksponensial, dimana mikroba dapat membelah dengan cepat dan konstan
mengikuti kurva logaritmik (dipengaruhi oleh nutrisi pd media, suhu inkubasi, pH, dan
aerasi) , fase stasioner jumlah populasi sel sama dengan jumlah sel yang mati. dan fase
kematian (Hamdiyah, 2012). Adanya 4 fase tersebut tentunya karena peran metabolisme
mikroba.

Metabolisme mikroba merupakan semua reaksi biokimia yang terjadi dalam sel
mikroba yang berperan penting dalam regenerasi energy dan metabolit. Terdapat juga
klasifikasi metabolism yang meliputi :
1. Katabolisme adalah proses intraseluler untuk mendegradasi suatu senyawa
menjadi produk yang lebih kecil dan sederhana (misalnya glukosa menjadi CO2
dan H2O) dalam hal ini proses katabolisme dapat menghasilkan energi untuk sel.
2. Anabolisme adalah sebuah proses yang terlibat dalam sintesis senyawa yang lebih
kompleks (misal glukosa menjadi glikogen) dan membutuhkan energi.
(Liu, 2020)
Dalam katabolisme terdapat proses respirasi. Respirasi merupakan proses disimilasi, yaitu
proses penguraian zat yang membebaskan energi kimia yang tersimpan dalam suatu senyawa
organik. Dalam proses ini, terjadi pembongkaran suatu zat makanan sehingga menghasilkan
energi yang diperlukan oleh organisme tersebut. Berdasarkan kebutuhan terhadap oksigen
bebas dapat dibedakan atas dua macam, yaitu:
1. Respirasi aerob, yaitu respirasi yang membutuhkan oksigen bebas. Pada proses ini,
oksigen merupakan senyawa penerima hidrogen akhir.
2. Respirasi anaerob, yaitu respirasi yang tidak membutuhkan oksigen bebas. Pada
proses ini, senyawa seperti asam piruvat dan asetaldehid berfungsi sebagai penerima
hidrogen terakhir.
Respirasi anaerob dapat juga disebut Fermentasi karena sama-sama tidak
membutuhkan oksigen. Dalam fermentasi terdapat fermentasi perlakuan gelap dan
terang.
(Suberata, 2014)

Berikut hasil dari metabolisme didalam sel yang dilakukan melalui beberapa jalur dan
berdasar kebutuhan oksigen, yang terdapat pada manusia maupun tumbuhan pada klasifikasi
katabolisme :

(Liu, 2020)
Sedangkan dalam anabolisme terdapat proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses
sintesis karbohidrat dari bahan-bahan anorganik (CO2 dan H2O) pada tumbuhan berpigmen
dengan bantuan energi cahaya matahari. Fotosintesis terdiri atas 2 fase, yaitu :
1. Fase I merupakan reaksi fotokimia, reaksi fotolisis, reaksi Hill, reaksi fotofosforilasi,
reaksi terang dan berlangsung pada grana dan menghasilkan ATP dan NADPH2
2. Fase II yang merupakan reaksi termokimia, reaksi fiksasi/reduksi CO2, reaksi gelap
dan berlangsung pada stroma dan menghasilkan karbohidrat.
Molekul air tidak dipecah dalam fotosintesis primitif dan setelah evolusi molekul air
dipecahkan melalui 2 fotosistem sehingga O2 dilepaskan ke atmosfir. Fotosintesis
berkembang menjadi lebih kompleks secara biokimia sampai terjadinya pemisahan antara
respirasi dan fotosintesis beserta regulasinya. (Nio, 2012)

Jalur metabolit pada produksi H2


Pembuatan H2 dapat dilakukan dengan metode kimia/fisika dan metode biologis.
Produksi H2 dengan metode kimia/fisika dilakukan secara termokimia dan elektrolisis air,
sedangkan secara biologis dilakukan oleh mikroorganisme melalui biofotolisis langsung dan
tidak langsung serta fermentasi terang dan gelap.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Rachman, 1997 dalam (Iwan et al
2016)). Gas H2 dapat dihasilkan dengan bantuan mikroorganisme yang dikenal sebagai
biohidrogen. Gas H2 dapat dihasilkan oleh beberapa bakteri misalnya Enterobacter
aerogenes, Clostridium butyricum, dan Klebsiella sp. Pada penelitian ini yang digunakan
adalah Enterobacter aerogenes (E. aerogenes) Bakteri tersebut dapat menghasilkan H2
melalui fermentasi gelap, sehingga tidak tergantung pada cahaya matahari. E. aerogenes
juga dapat menghasilkan H2 lebih cepat dari mikroorganisme fotosintetik dan dapat bertahan
hidup pada konsentrasi H2 yang tinggi.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh (Rakhmana, 2017) .Metode produksi
biofotolisis merupakan proses produksi dengan memanfaatkan reaksi fotolisis H2O yang
dilakukan oleh beberapa jenis alga hijau di antaranya Chlamydomonas reinhardii. Pada
keadaan anaerob, mikroba ini menggunakan gas hidrogen sebagai sumber elektron atau
menghasilkan gas hidrogen dalam keadaan ada cahaya. Oleh karena itu, dengan mengatur
kondisi cahaya yang digunakan maka gas H2 dan O2 dapat dihasilkan oleh mikroalga
tersebut. Fotofermentasi dilakukan oleh bakteri fototropis seperti Rhodobacter capsulatus
yang memanfaatkan energi cahaya untuk fermentasi senyawa organik seperti glukosa atau
bahkan limbah menjadi hidrogen. Produksi hidrogen melalui proses water-gas shift dilakukan
oleh bakteri yang mampu mengikat gas polutan CO. Jenis bakterinya yaitu Rhodospirillaceae
gelatinosus. Reaksi yang terjadi sebagai berikut :
CO + H2O  CO2 + H2
Jalur metabolit produksi H2 ini masuk dalam katabolisme; reaksi anaerob.

Adanya VFA pd proses peruraian anaerob berarti menguntungkan atau merugikan


proses?
Volatile Fatty Acid (VFA) atau disebut juga asam lemak terbang yang dihasilkan dari
fermentasi dalam rumen digunakan sebagai sumber energi utama pada ternak ruminansia.
Hasil pencernaan fermentatif dalam rumen berupa Volatile Fatty Acids (VFA), NH3, metan
(CH4), dan CO2 (Orskov dan Ryle, 1990 dalam Arsadi, 2006). VFA yang dihasilkan
sebagian langsung diserap melalui dinding rumen dan sebagian lagi diserap dalam omasum
dan abomasums dimana VFA tersebut diantaranya terdiri atas asam asetat (C2), asam
propionat (C3), asam butirat (C4), valerat dan format (Arora, 1989; Parakkasi, 1999 dalam
Arsadi, 2006). Menurut kami peruraian anaerob ini menguntungkan dikarenakan Produksi
VFA di dalam cairan rumen dapat digunakan sebagai tolak ukur fermentabilitas pakan
(Hartati, 1998 dalam Aviantri, 2012). Ini berarti bahwa konsentrasi VFA tersebut
mengindikasikan mudah tidaknya pakan tersebut didegradasi oleh mikroba rumen. Kisaran
produksi VFA cairan rumen yang mendukung pertumbuhan mikroba yaitu 80 mM sampai
160 mM (Sutardi, 1977 dalam Kurniawati, 2009) dengan titik optimumnya 110 mM
(Suryapratama, 1999). Sedangkan menurut (Seadi dkk, 2008) akumulasi VFA juga akan
menurunkan nilai pH.

Apakah VFA sebagai produk samping (produk utama = H2) atau sebaliknya

VFA merupakan produk utama. VFA merupakan salah satu indikator dari pengolahan
anaerob. Konsentrasi VFA > 2000 mg/l menurunkan kinerja pada saat proses hidrolisis dan
peruaraian anaerobic dan menyebabkan kematian pada mikroorganisme sehingga produksi
biogas berkurang (Silalahi dkk, 2018). H2 merupakan produk samping dari pembentukan
heksosa menjadi asetat dan heksosa menjadi butirat, dimana asam asetat dan asam butirat
merupakan VFA.

Berikut adalah stokiometrinya :

1. Heksosa menjadi asetat


C6H12O6 + H2O -> 2CH3COOH + 2CO2 + 4H2
2. Heksosa menjadi butirat
C6H12O6 -> CH3 CH2 CH2COOH + 2CO2 + 2H2

DAFTAR PUSTAKA
Ambarnigtyas, E. S., & Shovitri, Maya. (2008). Pengaruh Cahaya Terhadap Produksi Gas
Hidrogen dari Isolat Bakteri Aerob dan Anaerob. Jurnal Institut Teknologi Surabaya, 1-8.
Hamdiyati, Y. (2011). Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme II. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Hidayat, I., Mahyudin, A. R., & Srikandi, S. (2019). PENINGKATAN KAPASITAS
PRODUKSI GAS HIDROGEN (H2) DENGAN SUBSTRAT LIMBAH BIODIESEL
OLEH MUTAN GANDA Enterobacter aerogenes AD-H43 DI BATCH STIRRED
TANK REACTOR (BSTR). Jurnal Sains Natural, 6(1), 21-32.
RAKHMANA, R. (2017). Produksi Biohidrogen dari Air Limbah. JURNAL ILMIAH
MAKSITEK, 2(2).
Silalahi, F. T., & Husin, A. (2018). PENGOLAHAN LIMBAH CAIR TAHU
MENGGUNAKAN BIOREAKTOR ANAEROB SATU TAHAP DAN DUA
TAHAP SECARA BATCH. Jurnal Teknik Kimia USU, 7(1), 34-40.
Soetopo, R. S., Purwati, S., Hardiani, H., Aini, M. N., & Wardhana, K. A. (2014). Aplikasi
Proses Digestasi Anaerobik Lumpur Biologi Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri
Kertas. Jurnal Selulosa, 4(02).
Song, A. N. (2012). Evolusi fotosintesis pada tumbuhan. Jurnal Ilmiah Sains, 12(1), 28-34.
Suberata, I. W., Si, S., & Si, M. METABOLISME MIKROBA.

Anda mungkin juga menyukai