Anda di halaman 1dari 13

YAYASAN RUMAH SAKIT BUDI RAHAYU

RUMAH SAKIT KATOLIK BUDI RAHAYU


Jl. Jendral A. Yani No. 18 Telp. ( 0342) 801066, 802316, 807802 Fax. (0342) 804284, 806509
e-mail : rskbr@budirahayu.com
www.budirahayu.com
BLITAR - 66111

MATERI SIARAN GIZI


INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT KATOLIK BUDI RAHAYU BLITAR
DI RADIO HARMONI
`

TEMA : GIZI PADA LANSIA

Penyiar :
Selamat pagi Sobat Harmoni yang dikasihi Tuhan, seperti yang sudah
diinformasikan sebelumnya bahwa Rumah Sakit Katolik Budi Rahayu bekerja
sama dengan Radio Harmoni mengadakan Talk Show Gizi dan Kesehatan
denga topik yang menarik dan tentunya bermanfaat bagi kita semua.
Kalau Sobat Harmoni ingat, bulan Januari yang lalu kita membahas tentang
Obat dan Diet pada Hipertensi, maka pada hari ini kita akan membahas
tentang Gizi pada Lansia
Ok..langsung aja kita sapa narasumber, Ibu Intan Kusumadiani, Ahli Gizi dari
RSK Budi Rahayu Blitar yang telah hadir di Studio Harmoni pagi ini ...........
Selamat pagi Ibu Intan..

Ahli Gizi :
Selamat Pagi Bu.. dan Selamat Pagi Sobat Harmoni, gimana khabarnya hari
ini..saya harap dalam keadaan baik dan sehat ..

Penyiar :
Puji Tuhan saya dalam keadaan sehat dan segar dan saya yakin sobat
Harmoni pun demikian.... Hari ini kita akan membahas tentang Gizi pada
Lansia ya Bu....

Ahli Gizi :
Ya... benar Bu, Lansia atau Lanjut Usia akan dialami oleh semua orang yang
dikarunia usia panjang tentunya kalau Tuhan menghendaki, karena kita tidak
tahu berapa usia kita.....
Penyiar :
Betul Bu..,meski bukan cita-cita tetapi semua orang yang berumur panjang
akan mengalami masa lansia dan tidak dapat menolaknya. Sebenarnya
penuaan itu terjadinya bagaimana ya Bu ?

Ahli Gizi :
Penuaan adalah proses yang alami dan spontan, dimana terjadi penurunan
faali tubuh atau organ tubuh yang berjalan perlahan namun berangsur dan
pasti. Tanda yang mudah kita lihat adalah kulit yang tadinya halus mulus
berangsur-angsur akan berubah menjadi keriput, rambut yang tadinya hitam
mulai berubah menjadi putih, gigi yang tadinya lengkap kemudian menjadi
ompong dan sebagainya

Penyiar :
Ya Bu, mungkin bagi kita yang masih muda tidak pernah membayangkan
bagaimana bila memasuki masa lanjut usia nanti, bahkan ada yang takut
menjadi tua dan maunya sih ....muda terus, namun itu jelas tidak mungkin.
Tapi Bu, saya pernah menemui orang masih muda tapi rambutnya sudah
ubanan semua dan giginya ompong apa itu termasuk lansia ya?

Ahli Gizi :
Ya, memang rambut beruban, gigi ompong merupakan salah satu tanda
penuaan, namun belum tentu orang yang beruban dan ompong itu adalah
lansia. Yang dimaksud dengan lansia adalah orang yang berusia 60 tahun
keatas. Menurut Depkes, penggolongan lansia dibagi menjadi 3 kelompok
yaitu
1. Kelompok Lansia Dini (55-64 tahun), ini merupakan kelompok yang
baru memasuki lansia
2. Kelompok Lansia (65 tahun ke atas)
3. Kelompok Lansia Resiko Tinggi, yaitu lansia yang berusai lebih dari 70
tahun
Pada Lansia akan mengalami perubahan biologis, kemunduran biologis dan
kemunduran kemampuan kognitif
Penyiar :
Oh berarti kalau umur 40 tahun sudah memutih rambutnya dan ompong
giginya berarti belum dikatakan lansia ya. Ibu tadi menyebutkan perubahan
biologis..... yang dimaksud itu apa ya ?

Ahli Gizi :
Pada masa lansia, terjadi perubahan biologis yaitu :
1. Perubahan Hormon
Yang dimaksud adalah perubahan hormon dimana produksi estrogen dan
progesteron menurun sehingga mengakibatkan :
- Kemampuan reproduksi pada wanita menurun dan akhirnya tidak
ada (menopouse)
- Indung telur mengalami atrofi
- Hormon tidak seimbang
- Proses metabolisme tubuh terganggu
- Perubahan psikis dan fisik
2. Perubahan Jaringan Tulang
Dimana lansia mengalami osteoporosis, diperkirakan karena Ca
(Kalsium) kurang.
3. Perubahan Proporsi Jaringan Lemak, dimana pada lansia jaringan lemak
lebih banyak daripada jaringan otot sehingga cenderung mengalami
kegemukan
4. Perubahan Susunan Syaraf dan Penurunan Panca Indera, misalnya
pendengaran dan penglihatan berkurang.
5. Penurunan Elastisitas Kulit dimana kulit menjadi keriput
6. Perubahan Pembuluh Darah yakni elastisitas menurun dan terjadi
penebalan dinding yang mengakibatkan lansia mudah menderita
hipertensi
7. Perubahan Fungsi Gastrointestinal yang mempengaruhi proses
penyerapan dan pencernaan. Contohnya adalah kehilangan kemampuan
mendeteksi rasa, gangguan menelan, konstipasi atau sembelit (susah
buang air besar) dll

Penyiar :
Oh ya.. itu tadi tentang perubahan biologis yang dialami oleh lansia, kalau
kemunduran biologis dan kognitif yang Ibu sebutkan tadi kira-kira apa saja ?
Ahli Gizi :
Kemunduran biologis ini nampak sebagai gejala fisik antara lain :
1. Kulit mengendur
2. Wajah mulai keriput
3. Rambut mulai beruban
4. Gigi mulai ompong
5. Penglihatan dan pendengaran menurun
6. Cepat dan mudah lelah
7. Gerakan lamban dan kelincahan berkurang
8. Tubuh tidak ramping lagi karena terjadi timbunan lemak, biasanya di
bagian perut dan pinggul
Sedangkan kemunduran kemampuan kognitif biasanya dirasakan oleh orang
yang bersangkutan maupun orang yang berhubungan dengannya. Pada
beberapa lansia terkadang penampilan secara fisik belum terlalu tua, misalnya
rambut masih hitam, gigi belum ompong, kulit agak kencang namun terjadi
kemunduran kemampuan kognitif seperti :
1. Ingatan kurang berfungsi dengan baik, pelupa
2. Tidak mudah menerima ide-ide baru
3. Orientasi umum dengan persepsi terhadap waktu dan tempat berkurang
atau pelupa

Penyiar :
Oh begitu.., lantas kalau lansia sudah mengalami perubahan dan
kemunduran, bagaimana dengan kebutuhan gizinya ?

Ahli Gizi :
Secara umum, kebutuhan gizi para lansia sedikit lebih rendah dibandingkan
kebutuhan gizi di usia dewasa. Kondisi ini merupakan konsekuensi terjadinya
penurunan tingkat aktivitas dan metabolisme basal tubuh para lansia/proses
dalam tubuh lansia.
Namun kebutuhan unsur gizi tertentu pada lansia mengalami peningkatan,
hal ini disebabkan oleh terjadinya proses degradasi (perusakan) yang
berlangsung sangat cepat. Misalnya sebagian besar lansia wanita
membutuhkan asupan mineral kalsium sedikit lebih tinggi. Tujuannya untuk
memperlambat proses kerusakan tulang. Di lain pihak, kebutuhan kalori
justru mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya usia. Penurunan
ini berhubungan dengan rendahnya aktivitas fisik dan metabolisme basal
tubuh (Metabolisme : proses kimiawi dalam tubuh untuk melaksanakan
berbagai fungsi pentingnya). Sehingga jika bertambahnya usia tidak diimbangi
dengan penurunan asupan kalori maka terjadinya obesitas atau kegemukan,
kemungkinan besar tidak dapat dihindari.

Penyiar :
Kalau begitu kebutuhan gizi seluruh lansia itu sama ya Bu...

Ahli Gizi :
Secara prinsip kebutuhan gizi setiap individu berbeda-beda. Hal ini tergantung
pada kondisi kesehatan, berat badan aktual, dan tinggi rendahnya tingkat
aktivitas fisik seseorang. Di samping itu, angka kecukupan gizi untuk pria dan
wanita sedikit berbeda karena adanya perbedaan dalam ukuran dan komposisi
tubuh.
Beberapa sumber yang saya baca menyebutkan faktor-faktor yang terkait
dengan kebutuhan gizi lansia yaitu :
1. Aktivitas Fisik
Pada umumnya, para lansia akan mengalami penurunan aktivitas fisik.
Salah satu faktor penyebabnya adalah pertambahan usia yang dapat
menyebabkan terjadinya kemunduran biologis. Kondisi ini setidaknya
akan membatasi aktivitas yang menuntut ketangkasan fisik. Penurunan
aktivitas fisik pada lansia harus diimbangi dengan penurunan asupan
kalori, hal tersebut dilakukan untuk mencegah timbulnya penyakit
degeneratif.
2. Kemunduran Biologis
Seperti yang sudah saya uraikan tadi bahwa memasuki usia senja,
sesorang akan mengalami beberapa perubahan, baik secara fisik
maupun biologis, misalnya tanggalnya gigi, kulit keriput, penglihatan
berkurang, keropos tulang, rambut beruban, pikun, depresi, sensitivitas
indera berkurang, metabolisme basal tubuh berkurang, dan kurang
lancarnya proses pencernaan. Oleh karena itu asupan gizi untuk lansia
harus disesuaikan dengan perubahan kemampuan organ-organ tubuh
lansia sehingga dapat mencapai kecukupan gizi lansia yang optimal.
3. Pengobatan
Bertambahnya usia identik dengan ketergantungan obat. Pada
dasarnya, pengobatan dapat memperbaiki kondisi kesehatan dan
meningkatkan kualitas hidup, tetapi di lain pihak pengobatan pun dapat
mempengaruhi asupan kebutuhan gizi lansia, efek ini timbul karena
obat-obatan tertentu dapat mempengaruhi proses penyerapan zat gizi.
Oleh karena itu bagi lansia yang harus menggunakan beberapa jenis
obat dianjurkan untuk selalu mengkonsultasikan kepada dokter
mengenai kemungkinan terjadinya efek samping obat yang sedang dan
akan digunakan selain itu pasien juga dianjurkan untuk meminta saran
dari dokter atau ahli gizi tentang pilihan makanan yang sebaiknya
dikonsumsi.
4. Depresi dan Kondisi Mental
Depresi hampir dialami 12 – 14% populasi lansia. Perubahan lingkungan
sosial, kondisi yang terisolasi, kesepian, dan berkurangnya aktivitas
menjadikan para lansia mengalami rasa frustasi dan kurang
bersemangat. Akibatnya, selera makan terganggu sehingga secara tidak
langsung dapat memicu terjadinya status gizi buruk.
5. Penyakit
Meningkatnya usia menyebabkan seseorang menjadi rentan terserang
penyakit. Penyakit-penyakit tertentu sering menyebabkan keadaan gizi
buruk misalnya penderita diabetes mellitus umumnya mempunyai berat
badan dibawah normal, hal tersebut disebabkan karena karena
defisiensi insulin kondisi ini akan menyebabkan sedikitnya glukosa yang
dapat diserap tubuh untuk diubah menjadi glukogen (energi), dengan
demikian untuk memenuhi kebutuhan energi, tubuh akan merombak
lemak (lipolisis) dan protein (proteolisis) untuk dijadikan sumber energi.
Jika kondisi ini terjadi secara terus menerus akan menyebabkan
cadangan lemak dan protein di dalam tubuh berkurang. Akibatnya berat
badan akan menurun.

Penyiar :
Ternyata banyak faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi lansia ya..,
kadang kita yang mempunyai orang tua yang lansia kurang memperhatikan.
Jadi .. bagaimana mengatur makanan pada lansia Bu, agar tidak terjadi
kekurangan gizi atau bahkan kelebihan gizi ?

Ahli Gizi :
Cara mengatur makanan bagi lansia adalah :
1. Dengan memperhatikan prinsip-prinsip kebutuhan gizinya yaitu
kebutuhan energi memang lebih rendah dari pada usia dewasa muda
(turun sekitar 5-10%), kebutuhan protein sebesar 1 gr/kg BB,
kebutuhan lemak berkurang, kebutuhan karbohidrat cukup (sekitar
50%), kebutuhan vitamin dan mineral sama dengan usia dewasa muda.
Atau dengan cara praktis melihat di DKGA (Daftar Kecukupan Gizi yang
Dianjurkan)
2. Menu yang disajikan untuk lansia harus mengandung gizi yang
seimbang yakni mengandung sumber zat energi, sumber zat pembangun
dan sumber zat pengatur. Dalam hal ini kita bisa mengacu pada
makanan empat sehat lima sempurna.
3. Karena lansia mengalami kemunduran dan keterbatasan maka
konsistensi dan tekstur atau bentuk makanan harus disesuaikan.
Sebagai contoh : gangguan pada gigi (gigi tanggal/ompong), maka
bentuk makanannya harus lunak, misal nasi ditim, lauk pauk dicincang
(ayam disuwir, daging sapi dicincang/digiling)
4. Makanan yang kurang baik bagi lansia adalah makanan berlemak tinggi
seperti seperti jerohan (usus, hati, ampela, otal dll), lemak hewan, kulit
hewan (misal kulit ayam, kulit sapi, kulit babi dll), goreng-gorengan,
santan kental. Karena seperti prinsip yang disebutkan tadi bahwa
kebutuhan lemak lansia berkurang dan pada lansia mengalami
perubahan proporsi jaringan lemak. Hal ini bukan berarti lansia tidak
boleh mengkonsumsi lemak. Lansia harus mengkonsumsi lemak namun
dengan catatan sesuai dengan kebutuhannya. Sebagai contoh misalnya
bila menu hari ini lauknya sudah digoreng, maka sayurannya lebih baik
sayur yang tidak bersantan seperti sayur bening, sayur asam atau
tumis. Bila hari ini sayurnya bersantan maka lauknya dipanggang,
dikukus, dibakar atau ditim.
5. Lansia harus diberi pengertian untuk mengurangi atau kalau bisa
menghindari makanan yang mengandung garam natrium yang tinggi.
Contoh bahan makanan yang mengandung garam natrium yang tinggi
adalah garam dapur, vetsin, daging kambing, jerohan, atau makanan
yang banyak mengandung garam dapur misalnya ikan asin, telur asin,
ikan pindang. Mengapa lansia harus menghindari makanan yang
mengandung garam natrium yang tinggi ? Hal ini dikarenakan pada
lansia mudah mengalami hipertensi. Hal ini, seperti yang dijelaskan tadi
bahwa elastisitas pembuluh darah telah menurun dan terjadi penebalan
di dinding pembuluh darah yang mengakibatkan mudahnya terkena
hipertensi. Selain itu indera pengecapan pada lansia mulai berkurang,
terutama untuk rasa asin, sehingga rasa asin yang cukup-pun terasa
masih kurang bagi mereka, lalu makanan ditambah garam yang banyak,
hal ini akan meningkatkan tekanan darah pada lansia. Jadi kita
memang perlu sampaikan kepada lansia bahwa panduan rasa asinnya
tidak bisa lagi dipakai sebagai ukuran, karena bila dengan panduan asin
dari lansia, untuk kita yang belum lansia akan terasa asin sekali.
6. Lansia harus memperbanyak makan buah dan sayuran, karena sayur
dan buah banyak mengandung vitamin, mineral dan serat. Lansia sering
mengeluhkan tentang konstipasi/susah buang air besar, nah dengan
mengkonsumsi sayur dan buah yang kaya akan serat maka akan
melancarkan buang air besar. Untuk buah, utamakan buah yang bisa
dimakan dengan kulitnya karena seratnya lebih banyak. Dengan
mengkonsumsi sayuran dan buah sebenarnya lansia tidak perlu lagi
mengkonsumsi suplemen makanan.
7. Selain konsumsi sayur dan buah, Lansia harus banyak minun air putih.
Kebutuhan air yakni 1500 – 2000 ml atau 6 -8 gelas perhari. Air ini
sangat besar artinya karena air menjalankan fungsi tubuh, mencegah
timbulnya penyakit di saluran kemih seperti kencing batu, batu ginjal
dan lain-lain. Air juga sebagi pelumas bagi fungsi tulang dan engselnya,
jadi bila tubuh kekurangan cairan maka fungsi, daya tahan dan
kelenturan tulang juga berkurang. Air juga berguna untuk mencegah
sembelit, karena untuk penyerapan makanan dalam usus memerlukan
air.
Sekedar mengingatkan bahwa biasanya orang Jawa ini identik dengan
minuman ”NASGITEL”, yakni Panas, Legi, Kentel atau dalam bahasa
Indonesia adalah Panas, Manis dan Kental, seperti kopi kental. Nah
untuk minuman ini harus dikurangi. Jika sebelum lansia biasa minum
kopi 2-3 kali maka setelah masuk masa lansia cukup sekali saja.
Apalagi bagi lansia yang menderita diabetes dan obesitas lebih baik
menghindari minuman yang manis atau yang menggunakan gula pasir.
Air putih memang lebih baik daripada kopi, teh kental, soft drink,
minuman beralkohol, es maupun sirup.
8. Daya tampung makanan lansia sudah terbatas, sehingga porsi makan
pun tak bisa sama dengan seperti sebelum lansia (misal usia 50 tahun
kebawah). Jika lansia memerlukan makanan yang banyak oleh karena
penyakitnya misal lansia menderita TBC Paru, maka tidak perlu
berpegang pada konsep tiga kali makan dalam sehari, namun makan
porsi kecil namun sering misalnya 4 -5 kali dalam sehari atau 3 kali
makan utama, 2 sampai 3 kali selingan.

Penyiar :
Berarti kalau bisa disingkat... lansia harus makan makanan yang bergizi
seimbang, menghindari makanan yang berlemak, menghindari makanan yang
mengandung garam yang tinggi atau asin, menghindari minuman beralkohol,
banyak makan sayur dan buah serta minum air putih. Selain itu bentuk
makanannya lunak dan dalam porsi kecil namun sering, begitu ya Bu?

Ahli Gizi :
Tepat sekali Bu...

Penyiar :
Kira-kira gambaran menunya seperti apa Bu, supaya Sobat Harmoni lebih
jelas dan gamblang...sehingga kalau mau mempraktekkannya di rumah tidak
mengalami kesulitan..

Ahli Gizi :
Contoh Menu Lansia Dalam 1 Hari
Waktu Pria (2200 kal) Wanita (1850 kal)
Makan
Pagi 1 ½ gls nasi/ pengganti 1 gls nasi/ pengganti
1 butir telur (Telur Mata 1 btr telur
Sapi) 100 gr sayuran
100 gr sayuran (Cah 1 gls susu skim
Kangkung)
1 gls susu skim
Pukul 10.00 Snack/buah (Nagasari) Snack/buah
Siang 1 ½ gls nasi 1 gls nasi
50 gr daging/ikan/unggas 50 gr
(Pepes Ikan) daging/ikan/unggas
25 gr tempe/kacang- 25 gr tempe/kacang-
kacangan (Tempe bb Tomat) kacangan
150 gr sayuran (Sayur 150 gr sayuran
Asem) 1 ptg buah
1 ptg buah (Semangka)
Pukul 17.00 Snack/ buah (Bubur Snack/ buah
Kacang Hijau)
Malam 1 ½ gls nasi 1 gls nasi
50 gr daging/ikan/unggas 50 gr
(Basho Daging) daging/ikan/unggas
50 gr tahu (Hot Tahu) 50 gr tahu
150 gr sayuran (Sup Sayur) 150 gr sayuran
1 ptg buah (Pisang) 1 ptg buah

Bagaimana, sudah jelas dan mudah bukan dalam menyusun menu Lansia?

Penyiar :
Ya saya sudah jelas dan saya berharap Sobat Harmoni pun demikian. Oh ya ..
masih ada hal lain yang perlu diperhatikan tidak pada lansia selain makanan
untuk menunjang kesehatan?

Ahli Gizi :
Ya.., bagi para lansia memang mengalami banyak kemunduran namun....
tidak perlu berkecil hati, harus selalu optimis, ceria dan berusaha agar selalu
tetap sehat di usia lanjut dengan menjaga kesehatan. Ada satu pepatah Bu..

Penyiar :
Apa itu Bu ?

Ahli Gizi :
Kesehatan tidak berarti segala-galanya, tetapi tanpa kesehatan segalanya tidak
berarti, maksudnya orang yang sehat belum tentu hidupnya makmur, kaya
raya, segala keinginannya dapat terpenuhi, namun orang sehat bisa saja
adalah orang yang sederhana atau biasa saja. Akan tetapi kesehatan itu
adalah milik kita yang paling berharga, karena bila kita sakit kita tidak dapat
berbuat apa-apa dan tidak bisa menikmati dengan baik apa yang kita miliki.
Oleh karena itu kita harus selalu menjaga, merawat, memelihara dan
menyayangi kesehatan.

Penyiar :
Betul sekali Bu...

Ahli Gizi :
Nah selain dari makanan untuk menjaga kesehatan, lansia perlu :
1. Olah raga yang teratur dan sesuai
Olah raga usia lanjut tidak perlu berlebihan, patokan olah raga lansia
yaitu beban ringan atau sedang, waktu relatif lama, bersifat aerobik dan
atau kalistenik, tidak kompetitif atau bertanding. Beberapa contoh olah
raga yang sesuai dengan batasan tadi adalah jalan kaki, dengan segala
bentuk permainan yang ada unsur jalan kaki misalnya golf, lintas alam,
mendaki bukut, senam dengan faktor kesulitan kecil dan olah raga yang
bersifat rekreatif dapat diberikan.
2. Istirahat, tidur yang cukup
Tidur ini bermanfaat untuk menyimpan energi, meningkatkan
immunitas atau kekebalan tubuh, mempercepat proses penyembuhan
penyakit, juga pada saat tidur tubuh memperbaiki jaringan tubuh yang
mengalami kerusakan. Oleh karena itu orang pada umumnya akan
merasa segar setelah istirahat.
3. Menjaga kebersihan
Lansia harus menjaga kebersihan tubuh, kebersihan lingkungan,
kebersihan ruangan dan juga pakaian dimana dia tinggal. Yang
termasuk kebersihan tubuh adalah mandi dua kali sehari, mencuci
tangan sebelum makan atau sesudah mengerjakan sesuatu, sikat gigi
setelah selesai makan, membersihkan kuku dan lubang-lubagn (hidung,
telinga, pusar, anus dan organ intim), memakai alas kaki jika keluar
rumah dan menggunakan pakaian yang bersih.
Sedangkan kebershan lingkungan yakni di halaman rumah, jauh dari
sampah dan genangan air. Di dalam ruangan atau rumah bersih dari
debu dan kotoran setiap hari, tutupi selalu makanan di meja makan.
Pakaian, sprei, gorden, karpet, seisi rumah termasuk kamar mandi dan
WC harus dibersihkan secara periodik. Tentu saja hal ini memerlukan
bantuan dari keluarga atau orang yang tinggal bersama Lansia
4. Memeriksakan kesehatan secara teratur
Pemeriksaan kesehatan berkala dan konsultasi kesehatan merupakan
kunci keberhasilan dari upaya pemeliharaan kesehatan lansia.
Walaupun tidak sedang sakit, lansia dianjurakan untuk memeriksakan
kesehatannya secara berkala, agar bila ada penyakit dapat diketahui
lebih dini sehingga pengobatannya lebih mudah dan cepat dan jika ada
faktor beresiko yang menyebabkan penyakit dapat dicegah.
5. Mental dan batin tenang dan seimbang
Yakni dengan lebih dekat kepada Tuhan, menyerahkan diri sepenuhnya
kepada Tuhan, hal ini akan membuat lebih tenang. Lalu hindari stress,
hidup yang penuh dengan tekanan yang akan merusak kesehatan.
Stress juga dapat menyebabkan stroke, penyakit jantung dan
sebagainya. Lalu tersenyum dan tertawa....tapi bukan senyum dan
ketawa sendiri lho... Senyum dan ketawa akan membuat penampilan
lebih menarik dan disukai semua orang. Tertawa membantu
memandang hidup dengan positif dan juga terbukti memiliki
kemampuan untuk menyembuhkan...ingat lagu”Hati yang Gembira
adalah Obat..”? Tertawa juga ampuh untuk mengendalikan emosi kita
yang tinggi dan untuk melemaskan otak kita dari kelelahan. Tertawa
dan senyum itu murah tidak perlu membayar namun menjadikan hidup
ceria, bahagia dan sehat
6. Rekreasi
Rekreasi untu menghilangkan kelelahan setelah beraktifitas selama
seminggu, bisa di pantai, di taman, atau bersantai bersama keluarga,
anak dan cucu, atau teman dan tetangga.
7. Yang terakhir pertahankan hubungan yang baik dengan keluarga dan
teman-teman, karena hidup sehat itu bukan hanya sehat jasmani dan
rohani tetapi juga sehat sosial.

Penyiar :
Aduh terimakasih Bu, senang sekali hari ini telah bertambah pengetahuan
kita tentang gizi tepat pada lansia serta hal-hal yang perlu diperhatikan untuk
menjaga kesehatan

Ahli gizi :
Saya pun senang dapat membagikan pengetahuan kepada kita semua, dan
saya berharap Sobat Harmoni pun memperoleh manfaatnya...............

Penyiar :
Nah kalau mungkin ada Sobat Harmoni yang belum jelas tentang tema hari ini
atau mau konsultasi langsung harus kemana Bu ?
Ahli Gizi :
Yah..bagi pendengar yang masih memerlukan informasi lebih lanjut, silakan
datang ke Poli Gizi Rumah Sakit Katolik Budi Rahayu Blitar jl. Ahmad Yani
no 18 Blitar untuk berkonsultasi pada jam dinas yakni 08.00 – 16.00 WIB.
Ahli gizi siap membantu anda..

Anda mungkin juga menyukai