nasional.vivanews.com
Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum
kepada sejumlah perusahaan lain. Terkait dengan luasnya cakupan kasus ini, setidaknya
terdapat empat kelompok atau cluster yang didalami KPK, yakni pihak DPR termasuk
Banggar di dalamnya, BPN, Adhi Karya dan perusahaan penggarap lainnya, serta pihak
Grup Permai. KPK saat ini tengah mendalami kelompok-kelompok tersebut satu per satu,
beserta turunan pihak-pihak lainnya.
KPK masih memerlukan waktu untuk menaikkan kasus ini ke tingkat penyidikan,
mengingat banyaknya kelompok yang didalami.
Sumber Berita:
detiknews.com, 19 Mei 2012
detiknews.com, 19 Mei 2012
politikindonesia.com, 19 Mei 2012
i
Komisi Pemberantasan Korupsi adalah lembaga negara yang dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya
bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan manapun (Pasal 3 Undang‐Undang Nomor 30 Tahun 2002
tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi).
ii
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, yang selanjutnya di dalam Keputusan Presiden ini disingkat
BPKP, adalah suatu Lembaga Pemerintah Non Departemen yang ada dibawah dan bertanggung jawab langsung
kepada Presiden (Pasal 1 ayat (1) Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1983 tentang Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan).
iii
Penghitungan kerugian negara/daerah adalah pemeriksaan investigatif yang dilakukan untuk menghitung nilai
kerugian negara/daerah yang terjadi akibat penyimpangan dalam pengelolaan keuangan negara/daerah (Bab VII
Penghitungan Kerugian Negara/Daerah Keputusan BPK‐RI Nomor 17/K/I‐XIII.2/12/2008 tentang Petunjuk Teknis
Pemeriksaan Investigatif atas Indikasi Tindak Pidana Korupsi yang Mengakibatkan Kerugian Negara/Daerah).
iv
Kerugian Negara/Daerah adalah kekurangan uang, surat berharga, dan barang, yang nyata dan pasti jumlahnya
sebagai akibat perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai (Pasal 1 angka 22 Undang‐undang Nomor 1
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara).
v
Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga
sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur
dalam undang‐undang ini (Pasal 1 angka 5 Undang‐Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang‐undang
Hukum Acara Pidana (KUHAP)).
vi
Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang‐undang
ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang
terjadi dan guna menemukan tersangkanya (Pasal 1 angka 2 Undang‐Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab
Undang‐undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)).
vii
Korupsi adalah setiap orang yang secara melawan hukum, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau
sarana yang ada padanya melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang
dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Pasal 2 dan 3 Undang‐Undang Nomor 31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi).
viii
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut dengan Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan
untuk memperoleh Barang/Jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainnya yang
prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh
Barang/Jasa (Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah).
ix
Tender atau pelelangan umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang
memenuhi syarat (Pasal 1 angka 23 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah).
Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum