(RPP)
A. Kompetensi Inti
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif
dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan
alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional.
KI 3 Memahami,menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan factual , konseptual,
procedural,dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
tehnologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan, kemanusiaan, kebangsaan,
kenrgaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, sertamenerapkan
pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
KI 4 Menunjukan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif,
kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah konkret serta dan abstrak
terlkait dengan pemgembangan dari yang dipelajarinya di sekolah serta mampu menggunakan
metoda sesuai dengan kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar & Indikator Pencapaian Kompetensi dasar
Kompetensi Dasar
Pengetahuan Keterampilan
3.2 Menganalisis strategi perlawanan bangsa 4.2 Mengolah informasi tentang strategi perlawanan
Indonesia terhadap penjajahan bangsa eropa bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa
( Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) sampai eropa ( Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris)
abad ke 20. sampai abad ke – 20 dan menyajikannya dalam
bentuk cerita sejarah.
Pengetahuan Keterampilan
C. Tujuan Pembelajaran :
Melalui pembelajaran problem besed learning peserta didik mampu berfikir secara kritis dan kreatif
(Kemandirian) dalam menganalisis strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan
bangsa eropa ( Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) sampai abad ke 20, mampu menyusun laporan
mengenai hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang strategi perlawanan bangsa Indonesia
terhadap penjajahan bangsa eropa ( Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) sampai abad ke 20, serta
mengembangkan diskusi bentuk bekerja sama (Gotong royong) serta menjujung tinggi tanggung
jawab yang diberikan (kemandirian)
D. Materi Ajar
Strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa eropa ( Portugis, Spanyol,
Belanda, Inggris) sampai abad ke 20.
E. Metode
1. Metode Kooperatif Learning
2. Model Pembelajaran Problem Based Learning
F. Media dan Alat
1. Media
PPT
2. Alat
LCD
G. Sumber Belajar
Kementerian Pendidikan (2016). Sejarah Indonesia Untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok
Wajib.halaman 2.Jakarta
H. Kegiatan pembelajaran
Pertemuan 4
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Nilai-nilai Karakter Waktu
1 2 3 4
Pendahuluan a. Mengawali pembelajaran dengan berdoa dan Religiositas 15 Menit
memberi salam (beriman dan
b. Mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk bertaqwa)
memulai proses KBM (kerapian, kebersihan ruang • Kemandirian
kelas, menyediakan media dan alat serta buku yang (tertib dan
diperlukan) Disiplin)
c. Menjelaskan Strategi perlawanan bangsa Indonesia • Nasionalisme
terhadap penjajahan bangsa eropa ( Portugis, (Cinta Tanah Air,
Spanyol, Belanda, Inggris) sampai abad ke 20. semangat
d. Menjelaskan tentang perlawanan rakyat Aceh kebangsaan)
terhadap Portugis dan VOC
e. Memotivasi peserta didik untuk lebih fokus dan
semangat dalam mengikuti pembelajaran serta
menanamkan rasa cinta tanah air
1 2 3 4
terhadap Portugis dan VOC Gotong Royong
Guru memfasilitasi siswa dengan meminta (Bekerja sama
peserta didik mengungkapkan hasil diskusi
dengan berbagai pertanyaan yang terkait
dengan perlawanan rakyat Aceh terhadap
Portugis dan VOC
2. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran
Peserta didik membentuk 4 kelompok belajar
Kelompok 1 Strategi perlawanan bangsa
Indonesia terhadap penjajahan bangsa eropa
( Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) sampai
abad ke 20.
Kelompok 2 membahas tentang k perlawanan
rakyat Aceh terhadap Portugis dan VOC
Kelompok 3 mengajukan pertanyaan tentang
tugas yang disampaikan dari kelompok 1
Kelompok 4 mengajukan pertanyaab dari tugas
Gotong Royong
yang disampaikan kelompok 2
(Kerja sama,
3. Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok
Saling
Peserta didik bersama kelompok belajarnya
menghormati,
mencari informasi dan mengumpulkan informasi-
tenggang rasa)
informasi yang terkait dengan perlawanan rakyat
Integritas
Aceh terhadap Portugis dan VOC dari berbagai
(Tanggung
sumber baik dari BTP maupun media yang lain
jawab ,Kerja
(Internet)
keras)
Guru melakukan observasi dan pengamatan diskusi
kelompok belajar
Kemandirian
(Rasa ingin
tahu,
Bekerja keras)
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Nilai-nilai Karakter Waktu
1 2 3 4
Pertemuan 5
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Nilai-nilai Karakter Waktu
1 2 3 4
a. Mengawali pembelajaran dengan berdoa • Religiositas
dan memberi salam (beriman dan
b. Mempersiapkan kelas agar lebih kondusif bertaqwa)
untuk memulai proses KBM (kerapian, • Kemandirian
kebersihan ruang kelas, menyediakan (tertib dan
media dan alat serta buku yang diperlukan) Disiplin)
c. Mengingatkan kembali kepada siswa • Nasionalisme
Kegiatan
tentang materi pertemuan sebelumnya (Cinta Tanah Air,
Pendahuluan
tentang perlawanan rakyat Aceh terhadap semangat
Portugis dan VOC kebangsaan)
d. Memotivasi peserta didik untuk lebih fokus
dan semangat dalam mengikuti
pembelajaran selanjutnya tentang
perlawanana rakyat Maluku dan perlawanan
kaum Padri (Perang Padri)
Kegiatan Inti 4. Mengambangkan dan menyajikan hasil karya
Masing-masing kelompok belajar
Gotong Royong
membahas dan mendiskusikan semua (Bekerja sama,
informasi yang didapat terkait dengan Kemandirian
kronologi perlawanana rakyat Maluku (Kreatif , Kritis
hingga dapat diwujudkan dalam sebuah Rasa ingin tahu,
laporan selanjutnya komunikatif)
Setiap kelompok setiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusi
Guru memfasilitasi diskusi kelompok
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Nilai-nilai Karakter Waktu
Pertemuan 6
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Nilai-nilai Karakter Waktu
1 2 3 4
Kegiatan a. Mengawali pembelajaran dengan berdoa • Religiositas
Pendahuluan dan memberi salam (beriman dan
c. Mempersiapkan kelas agar lebih kondusif bertaqwa)
untuk memulai proses KBM (kerapian, • Kemandirian
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Nilai-nilai Karakter Waktu
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
LAMPIRAN-LAMPIRAN RPP
3. Hasil penilaian sikap dalam jurnal akan direkap dalam satu semester dan diserahkan ke wali
kelas, untuk dipertimbangkan dalam penilaian sikap dalam rapor (menunjang penilaian sikap
dari guru PAI dan guru PPKN).
B. Kisi-kisi Penilaian Pengetahuan
Tes tertulis
Bentuk Nomor
No. IPK
Soal Soal
Peserta didik dapat:
Uraian 1
2. 1.
3. 1.
2. 1.
5. 1.
Jumlah
Jumlah Skor secara keseluruhan
Nilai :
Skor Perolehan
X 100
Skor maksimal
E. Penilaian Presentasi
b. Penilaian Presentasi
Skor Perolehan
X 100
Skor maksimal
Keterangan Nilai
a. Peserta didik mendapat nilai 1 jika tidak mampu menjelaskan, berargumen dan merespon
pertanyaan
b. Peserta didik mendapat nilai 2 jika cukup mampu menjelaskan, berargumen dan merespon
pertanyaan
c. Peserta didik mendapatkan nilai 3 jika mampu menjelaskan, berargumen dan merespon pertanyaan
F. Instrumen Tugas Mandiri Terstruktur
1. Kompetensi Dasar :
a. Menyajikan hasil penalaran mengenai proses kedatangan bagnsa barat ke Indonesia
2. Indikator Pencapaian kompetensi :
a. Menyajikan dalam bentuk tulisan kolonialisme dan imperialisme bangsa barat di Indonesia.
3. Jenis tugas : Individu
4. Tanggal Pemberian tugas : .....................
5. Waktu Pelaksanan : satu minggu
6. Batas Waktu Pengumpulan : pertemuan minggu depan
7. Deskripsi tugas:
1. Bentuk tugas : Membuat laporan proses masuk bangsa eropa di Indonesia.
2. Tempat : Di lingkungan tempat tinggal
3. Waktu : di luar jam pelajaran
4. Target : Memahami proses masuk bangsa eropa di Indonesia
5. Bentuk laporan : uraian
6. Rubrik Penilaian
Nilai
No Indikator Keterangan
(1 -100)
1 Pengantar disajikan dengan bahasa yang baik
2 Isi menunjukkan maksud dari apa yang diminta
3 Kemampuan menjabarkan alasan
4 Penutup memberikan kesimpulan akhir
5 Kerapian tulisan
Nilai rata-rata
Lampiran 2 Materi pelajaran
1. Perlawanan rakyat Aceh terhadap Portugis
Sebelum kedatangan bangsa Eropa, masyarakat di wilayah Nusantara hidup dengan tenteram di bawah
kekuasaan raja-raja.
Kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Indonesia mula-mula disambut baik oleh bangsa Indonesia, tetapi
lama-kelamaan rakyat Indonesia mengadakan perlawanan karena sifat-sifat dan niat-niat jahat bangsa
Eropa mulai terkuak dan diketahui oleh bangsa Indonesia.Perlawanan-perlawanan yang dilakukan rakyat
Indonesia disebabkan orang-orang Barat ingin memaksakan monopoli perdagangan dan berusaha
mencampuri urusan kerajaan-kerajaan di Indonesia.
Setelah Malaka dapat dikuasai oleh Portugis 1511, maka terjadilah persaingan dagang antara pedagang-
pedagang Portugis dengan pedagang di Nusantara. Portugis ingin selalu menguasai perdagangan, maka
terjadilah perlawanan-perlawanan terhadap Portugis.
Sejak Portugis dapat menguasai Malaka, Kerajaan Aceh merupakan saingan terberat dalam dunia
perdagangan. Para pedagang muslim segera mengalihkan kegiatan perdagangannya ke Aceh Darussalam.
Keadaan ini tentu saja sangat merugikan Portugis secara ekonomis, karena Aceh kemudian tumbuh
menjadi kerajaan dagang yang sangat maju. Melihat kemajuan Aceh ini, Portugis selalu berusaha
menghancurkannya, tetapi selalu menemui kegagalan.
Pada Tahun 1523 melancarkan serangan dibawah pimpinan Henrigues dan diteruskan oleh de Sauza pada
tahun berikutnya. Namun perlawanan yang dilakukan selalu menemui kegagalan. Maka, untuk
melemahkan Aceh, Portugis melancarkan serangan dengan mengganggu kapal-kapal dagang Aceh. Selain
mengganggu pedagangan rakyat Aceh, Portugis juga ingin merampas kedaulatan Aceh. Hal itu membuat
rakyat Aceh marah dan akhirnya melakukan perlawanan.
Usaha-usaha Aceh Darussalam untuk mempertahankan diri dari ancaman Portugis, antara lain:
1. Aceh berhasil menjalin hubungan baik dengan Turki, Persia, dan Gujarat (India),
2. Aceh memperoleh bantuan berupa kapal, prajurit, dan makanan dari beberapa pedagang muslim
di Jawa,
3. Kapal-kapal dagang Aceh dilengkapi dengan persenjataan yang cukup baik dan prajurit yang
tangguh,
4. Meningkatkan kerja sama dengan Kerajaan Demak dan Makassar.
Semangat rakyat Aceh untuk mengusir Portugis dari Aceh sangatlah besar. Puncaknya adalah pada masa
pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636). Sultan Iskandar Muda mencoba menambah kekuatan
dengan melipatgadakan kekuatan pasukannya, angkatan laut diperkuat dengan kapal-kapal besar yang
berisi 600-800 prajurit, pasukan kavaleri dilengkapi dengan kuda Persia, menyiapkan pasukan gajah dan
milisi infanteri.
Perlawanan terus dilakukan. Permusuhan antara Aceh dan Portugis berlangsung terus tetapi sama-sama
tidak berhasil mengalahkan, sampai akhirnya Malaka jatuh ke tangan VOC tahun 1641.
VOC bermaksud membuat Malaka menjadi pelabuhan yang ramai dan ingin menghidupkan kembali
kegiatan perdagangan seperti yang pernah dialami Malaka sebelum kedatangan Portugis dan VOC.
Kemunduran Aceh mulai terlihat setelah Iskandar Muda wafat dan penggantinya adalah Sultan Iskandar
Thani (1636–1841).
Pada saat Iskandar Thani memimpin Aceh masih dapat mempertahankan kebesarannya. Tetapi setelah
Aceh dipimpin oleh Sultan Safiatuddin 91641–1675) Aceh tidak dapat berbuat banyak mempertahankan
kebesarannya
C. Tokoh-Tokoh
D. Akibat
Setelah Aceh mengalami kekalahan perang yang berkali-kali membuat Aceh tidak mempunyai pengaruh
lagi diperdagangan dan pengaruh di kerajaan di tanah Melayu dan membuat Portugis semakin besar,
walaupun Aceh kalah perang dengan Portugis tapi Aceh tidak bisa dikuasai oleh Portugis.
2. Perlawanan rakyat maluku sebelumabad ke – 20
Perlawanan terhadap Portugal sebenarnya baru terjadi pada tahun 1550, atau sekitar 35 tahun setelah
kedatangan mereka.
Pada awalnya mereka tiba di Ternate dan hanya melakukan kerjasama dagang dengan kerajaan setempat.
Portugal mulai mencampuri urusan domestik kerajaan Ternate yang beragama Islam.
Portugal bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat, terutama setelah berhasil mengusir
Spanyol dari Tidore.
Portugal mulai memonopoli perdagangan rempah-rempah yang sebelumnya bebas tanpa ikatan.
Portugal menangkap dan membunuh Sultan Hairun dari Ternate, pemimpin pemberontakan.
Tak pelak, perang pun pecah di tahun 1571, tak lama setelah terbunuhnya Sultan Hairun. Kali ini
perlawanan dipimpin oleh Sultan Baabullah, putra Sultan Hairun.
Sultan asal Ternate ini berhasil mempersatukan suku-suku di Maluku untuk melawan Portugal. Di samping
itu, ia juga sukses bersatu dengan Tidore, usai menikahi adik Sultan Tidore.
Kerajaan tersebut adalah pesaing terbesar Ternate yang berlatar belakang Kristen.
Pertermpuran berlangsung di berbagai wilayah Maluku mulai di Ambon hingga pulau Buru.
Benteng-benteng lawan pun berhasil ditaklukkan, kecuali benteng Sao Paulo yang ditempati gubernur
Lopez de Mesquita.
Akhirnya pada tanggal 15 Juli 1575, Portugal menyerah setelah hampir lima tahun diisolasi di benteng
tersebut dan meninggalkan Ternate.
Namun, sejumlah warga negara Portugal yang menikah dengan penduduk setempat masih diperbolehkan
tinggal.
Perang melawan Belanda
Pada awalnya, Belanda merupakan sekutu di Maluku saat Portugal berusaha menguasai kepulauan itu
kembali di akhir abad 16.
Setelah sempat membantu rakyat Maluku mengusir Portugal, Belanda akhirnya sukses menguasai wilayah
tersebut selama 300 tahun.
Tak lama setelah VOC menancapkan kekuasaannya di tanah Maluku, rakyat mulai melakukan
pemberontakan-pemberontakan.
Di tahun 1635, dipimpin oleh kapten Hitu, Kakiali. Pemberontakan gagal karena ia dibunuh oleh
seorang pengkhianat setempat.
Telukabesi dari Hitu sempat melanjutkan perjuangan Kakiali. Tetapi berhasil digagalkan VOC di
tahun 1646.
Di tahun 1650, dipimpin Saidi. Perlawanan kembali gagal di tahun 1655 setelah sempat meluas ke
Saparua dan pulau Seram.
Di akhir abad 18, dipimpin Sultan Jamalluddin. Perjuangannya gagal setelah ia ditangkap dan
diasingkan di Sri Lanka.
Di tahun 1797, dipimpin Sultan Nuku dari Tidore. Perlawanan gagal di tahun 1805 saat sultan
meninggal. Sebelumnya ia sempat merebut kembali Tidore dari penjajah.
Di tahun 1817, dipimpin oleh Thomas Matulessy atau kapten Pattimura, bersama Paulus Tiahahu,
Said Parintah dan Kristina Martha Tiahahu. Pemberontakan kembali gagal setelah sejumlah tokoh
berhasil ditangkap dan dihukum gantung di Ambon. Sedangkan Kristina Martha meninggal saat
perjalanan ke pengasingan. Sebelumnya mereka sempat sukses merebut benteng Duurstede di
Saparua.
Sejumlah perlawanan diatas menunjukkan bahwa perang yang tidak didukung persatuan nasional mudah
untuk digagalkan. Maka dari itulah, persatuan bangsa perlu dijaga.
3. Perang Padri
Perang Padri adalah peperangan yang berlangsung di Sumatera Barat dan sekitarnya terutama di kawasan
Kerajaan Pagaruyung dari tahun 1803 hingga 1838.[1] Perang ini merupakan peperangan yang pada
awalnya akibat pertentangan dalam masalah agama sebelum berubah menjadi peperangan melawan
penjajahan.
Perang Padri dimulai dengan munculnya pertentangan sekelompok ulama yang dijuluki sebagai Kaum
Padri terhadap kebiasaan-kebiasaan yang marak dilakukan oleh kalangan masyarakat yang disebut Kaum
Adat di kawasan Kerajaan Pagaruyung dan sekitarnya. Kebiasaan yang dimaksud seperti perjudian,
penyabungan ayam, penggunaan madat, minuman keras, tembakau, sirih, dan juga aspek hukum adat
matriarkat mengenai warisan, serta longgarnya pelaksanaan kewajiban ritual formal agama Islam.[2] Tidak
adanya kesepakatan dari Kaum Adat yang padahal telah memeluk Islam untuk meninggalkan kebiasaan
tersebut memicu kemarahan Kaum Padri, sehingga pecahlah peperangan pada tahun 1803.
Hingga tahun 1833, perang ini dapat dikatakan sebagai perang saudara yang melibatkan sesama Minang
dan Mandailing. Dalam peperangan ini, Kaum Padri dipimpin oleh Harimau Nan Salapan sedangkan Kaum
Adat dipimpinan oleh Yang Dipertuan Pagaruyung waktu itu Sultan Arifin Muningsyah. Kaum Adat yang
mulai terdesak, meminta bantuan kepada Belanda pada tahun 1821. Namun keterlibatan Belanda ini
justru memperumit keadaan, sehingga sejak tahun 1833 Kaum Adat berbalik melawan Belanda dan
bergabung bersama Kaum Padri, walaupun pada akhirnya peperangan ini dapat dimenangkan Belanda.
Perang Padri termasuk peperangan dengan rentang waktu yang cukup panjang, menguras harta dan
mengorbankan jiwa raga. Perang ini selain meruntuhkan kekuasaan Kerajaan Pagaruyung, juga berdampak
merosotnya perekonomian masyarakat sekitarnya dan memunculkan perpindahan masyarakat dari
kawasan konflik.