Anda di halaman 1dari 5

Kabinet Ali Sastroamijoyo II

OLEH:

MUHAMMAD ABIYU MUFLIH AZ ARIANTO

SMA SWASTA NURUL ILMI PADANG SIDEMPUAN

2022/2023
Susunan Kabinet Ali Sastroamijoyo II
1. Wakil Perdana Menteri I: MohammadRoem
2. Wakil Perdana Menteri II: IdhamChalid
3. Menteri Luar Negeri: Roeslan Abdulgani
4. Menteri Dalam Negeri: Soenarjo
5. Menteri Pertahanan (Ad Interim): Ali Sastroamidjojo
6. Menteri Kehakiman: Muljatno
7. Menteri Penerangan : Soedibjo
8. Menteri Keuangan: Jusuf Wibisono
9. Menteri Perekonomian: Barhanuddin
10. Menteri Muda Perekonomian: F.F. Umbas
11. Menteri Pertanian: Eny Karim
12. Menteri Muda Pertanian: Sjech Marhaban
13. Menteri Perhubungan: Suchjar Tedjasukmana
14. Menteri Muda Perhubungan: A.S. de Rozari
15. Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga: Pangeran Mohammad Nur
16. Menteri Agraria: A.A. Suhardi
17. Menteri Sosial: Fattah Jasin
18. Menteri Tenaga Kerja: Sabilal Rasjad
19. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan: Sarino Mangunpranoto
20. Menteri Kesehatan: H. Sinaga
21. Menteri Agama: Mohammad Iljas
22. Menteri Negara Urusan Perencanaan: Djuanda
23. Menteri Urusan Umum: Rusli Abdul Wahid
24. Menteri Negara Urusan Veteran: Dahlan Ibrahim

Program Kerja
Ali Sastroamidjojo kembali diberikan mandat untuk membentuk kabinet baru pada tanggal 20 Maret 1956.
Kabinet baru yang dibentuknya ini merupakan kabinet koalisi antara PNI, Masyumi dan NU.
1. Perjuangan pengembalian Irian Barat
2. Pembentukan daerah-daerah otonomi dan mempercepat terbentuknya anggotaanggota DPRD
3. Mengusahakan perbaikan nasib kaum buruh dan pegawai
4. Menyehatkan perimbangan keuangan negara
5. Mewujudkan perubahan ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional berdasarkan kepentingan
rakyat
6. Pembatalan KMB
7. Pemulihan keamanan dan ketertiban, pembangunan lima tahun, menjalankan politik luar
negeri bebas aktif
8. Melaksanakan keputusan KAA

Keberhasilan Kabinet Ali Sastroamijdojo II

 Mendapat dukungan penuh dari presiden dan dianggap sebagai titik tolak dari periode planning
and investment, hasilnya adalah pembatalan seluruh perjanjian KMB.
 Dikeluarkannya UU No. 1 Tahun 1957 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah.
 Berhasil membаtаlkаn hаsil KMB.
 Berhasil membentuk Provinsi Iriаn Bаrаt yаng beribu kotа di Soаsio, Mаluku Utаrа
 Pengirimаn misi Gаrudа I ke Mesir.

Kendala yang dihadapi Kabinet Ali Sastroamijdojo II


 Berkobarnya semangat anti-Cina di masyarakat
 Muncul pergolakan/kekacauan di daerah yang semakin menguat dan mengarah pada gerakan
separatisme dengan pembentukan dewan militer, seperti Dewan Banteng di Sumatera, Dewan
Gajah di Sumatera Utara, Dewan Garuda di Sumatera Selatan, Dewan Lambung Mangkurat di
Kalimantan Selatan, dan Dewan Manguni di Sulawesi Utara
 Memuncaknya krisis di berbagai daerah
 Banyak pengusaha Belanda yang menjual perusahaannya pada orang Cina akibat pembatalan
KMB
 Timbulnya perpecahan antara Masyumi dan PNI. Masyumi menghendaki agar Ali Sastroamidjojo
menyerahkan mandatnya sesuai tuntutan daerah, sedangkan PNI berpendapat bahwa
mengembalikan mandat berarti meninggalkan asas demokrasi dan parlementer

Kejatuhan Kabinet Ali Sastroamijoyo II

Sebаb-sebаb jatuhnya Kаbinet Аli Sastroamijoyo II :

 Timbulnyа pemberontаkаn di berbаgаi dаerаh.


 Аdаnyа Konsepsi Presiden 21 Februаri 1957.
 Аdаnyа keretаkаn dаlаm tubuh kаbinet, yang dаpаt dibuktikаn dengаn mundurnyа sаtu per sаtu
аnggotа kаbinet.

Keberhasilan dalam membatalkan seluruh perjanjian KMB tidak membuat kabinet ini tenang dari masalah.
Mereka dihadapkan dengan munculnya gerakan separatis, seperti Dewan Banteng di Sumatera Tengah,
Dewan Gajah di Sumatera Utara, Dewan Garuda di Sumatra Selatan, Dewan Lambung Mangkurat di
Kalimantan Selatan, dan Dewan Manguni di Sulawesi Utara.

Selain itu, konflik daerah yang meningkat, munculnya gerakan anti Cina, serta kondisi perekonomian yang tak
kunjung membaik membuat kabinet ini semakin lemah.

Puncak jatuhnya kabinet ini, yaitu ketika partai koalisi pendukung kabinet konflik yang berakibat mundurnya
sejumlah menteri.
Akhirnya dengan situasi yang demikian, Ali Sastoramijoyo menyerahkan mandatnya kepada Presiden
Soekarno dan resmi mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri pada tanggal 14 Maret 1957.

Anda mungkin juga menyukai