Anda di halaman 1dari 26

PEMBERHENTIAN JABATAN

NOTARIS YANG MENGALAMI PAILIT


TINJAUAN TERHADAP UUJN & UU
KEPAILITAN-PKPU
INDONESIA BERAZAS NEGARA HUKUM.

Negara Berdasar Atas Hukum Negara Indonesia Sudah Memenuhi


(Rechtsstaat) Tidak Berdasarkan Atas Persyaratan Untuk Disebut Sebagai
Kekuasaan (Machstaat) Negara Hukum

• Perlindungan hak warga negara • Negara hukum dan demokrasi


merupakan manifestasi diintrodusir adanya perlindungan
kedaulatan rakyat yang hak warga negara
merupakan unsur penting dalam • Melindungi hak-hak rakyat sesuai
konsep demokrasi kemampuan dan peranannya
• Membatasi kekuasaan penguasa secara demokratis
negara agar tidak • Hukum harus mampu menjadi
menyalahgunakan kekuasaan tiang penyangga dan alat untuk
untuk menindas rakyatnya. membangun kehidupan yang
• Membatasi kewenangan berkeadilan dan berkepastian
pemerintah berdasarkan prinsip dalam masyarakat yang tertib.
distribusi kekuasaan, agar
pemerintah tidak bertindak Berangkat dari pemahaman Negara
sewenang-wenang dalam Hukum saya ingin bicara tentang
penegakan hukum. peran NOTARIS dalam menjalankan
PROFESI JABATAN PUBLIK &
JABATAN NEGARA
NOTARIS PROFESI JABATAN PUBLIK &
JABATAN NEGARA
q Mengenai pemahaman akta otentik sebagai bukti sempurna dan harus
dianggap benar, sebagai kebenaran yang otentik (sempurna) sebab
tugas kewenangan jabatan profesi Notaris diberikan oleh peraturan
perundang-undangan (UU No. 30 Tahun 2004 Juncto UU No. 2 Tahun
2014)
q Notaris sebagai pejabat publik dan tugas kewenangannya diberikan
oleh negara (KUH Perdata & UU No. 25 Tahun 2009, ttg Pelayanan
Publik), untuk dan atas nama negara (oleh karenanya diberikan
kewenangan menggunakan stempel simbol negara yaitu stempel
burung garuda dan hal itu diatur dengan UU No. 24 tahun 2009 tentang
Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara) & Pasal 16 UU No. 02 Th 2014
q Semua akta yang dibuatnya merupakan arsip negara dan merupakan
hak negara. Membudel akta, menyimpan & merawat atas nama negara,
sebagai arsip negara, merahasiakan atas perintah UU, mencatatkan
dalam reportorium & melaporkan kepada pemerintah setiap bulannya
sebagai arsip negara atas perintah UU, mengalihkan seluruh arsip dan
minutanya kepada Notaris lain, melalui pemerintah/Kum-Ham (MPD,
MPW, MPP), dengan biaya sendiri atau ahli warisnya jika pensiun, atau
meninggal dunia atau tidak menjabat lagi, dst. (baca Pasal 16 UUJN).
BAB III PASAL 15 AYAT (1) UUJN
KEWENANGAN, KEWAJIBAN, DAN LARANGAN

Notaris berwenang membuat akta otentik mengenai semua perbuatan,


perjanjian, dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan
perundangan-undangan dan/atau yang dikehendaki o!eh yang
berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta otentik, menjamin
kepastian tanggal pembuatan akta, menyimpan akta, memberikan
grosse, salinan dan kutipan akta, semuanya itu sepanjang pembuatan
akta-akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat
lain atau orang lain yang ditetapkan oleh undang-undang.
Akta Notaris sebagai akta otentik mempunyai kekuatan
pembuktian yang sempurna sehingga apabila ada pihak yang
menilai atau menyatakan bahwa akta tersebut tidak benar, maka
p i h a k ya n g m e n i l a i a t a u m e ny a t a ka n t e rs e b u t w a j i b
membuktikan penilaian atau pernyataannya sesuai dengan
aturan hukum yang berlaku (Pasal 163 HIR/263 RBG).
PASAL 15 AYAT (2) UUJN MENEGASKAN
WEWENANG NOTARIS, ANTARA LAIN:

a. mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian


tanggal surat di bawah tangan dengan mendaftar
dalam buku khusus;
b. membukukan surat-surat di bawah tangan dengan
mendaftar dalam buku khusus;
c. membuat kopi dari asli surat-surat di bawah tangan
ber upa salinan yang memuat uraian sebagaimana
ditulis dan digambar kan dalam surat yang
bersangkutan;
d. melakukan pengesahan kecocokan fotokopi dengan
surat aslinya;
e. memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan
pembuatan akta;
f. membuat akta yang berkaitan dengan per tanahan;
atau
g. membuat akta risalah lelang.
PASAL 15 AYAT (3) UUJN
KEWENANGAN-KEWENANGAN LAIN NOTARIS DIATUR
DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.

• Wewenang Notaris adalah membuat akta otentik (alat


bukti sempurna); baik yang dibuat "dihadapan" Notaris
(partij acta), maupun yang dibuat "oleh" Notaris
(relaas acta).
• Notaris diberi wewenang untuk membuat akta otentik
dalam lapangan hukum perdata tetapi notaris tidak
dapat mengambil inisiatif sendiri untuk membuat akta
otentik tanpa ada permintaan dari pihak-pihak yang
menghendaki perbuatan hukum tersebut untuk
dituangkan dalam suatu akta otentik (Menjalankan
tugas/kewajiban Constatering “Opmeken & Verlijden”
atas perintah UU).
KEWAJIBAN NOTARIS PASAL 16 UUJN
Dalam menjalankan jabatannya, Notaris memiliki kewajiban yaitu:
1. bertindak amanah, jujur, saksama, mandiri, tidak berpihak, dan
menjaga kepentingan pihak yang terkait dalam perbuatan hukum;
2. membuat Akta dalam bentuk Minuta Akta dan menyimpannya
sebagai bagian dari Protokol Notaris;
3. melekatkan surat dan dokumen serta sidik jari penghadap pada
Minuta Akta;
4. mengeluarkan Grosse Akta, Salinan Akta, atau Kutipan Akta
berdasarkan Minuta Akta;
5. memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan dalam UU 30/2004
sebagaimana diubah dengan UU 2/2014, kecuali ada alasan untuk
menolaknya;
6. merahasiakan segala sesuatu mengenai Akta yang dibuatnya dan
segala keterangan yang diperoleh guna pembuatan Akta sesuai
dengan sumpah/janji jabatan, kecuali undang-undang menentukan
lain;
7. menjilid Akta yang dibuatnya dalam 1 (satu) bulan menjadi buku yang
memuat tidak lebih dari 50 Akta, dan jika jumlah Akta tidak dapat dimuat
dalam satu buku, Akta tersebut dapat dijilid menjadi lebih dari satu buku, dan
mencatat jumlah Minuta Akta, bulan, dan tahun pembuatannya pada sampul
setiap buku;
8. membuat daftar dari Akta protes terhadap tidak dibayar atau tidak diterimanya
surat berharga;
9. membuat daftar Akta yang berkenaan dengan wasiat menurut urutan waktu
pembuatan Akta setiap bulan;
10. mengirimkan daftar Akta yang berkenaan dengan wasiat atau daftar nihil
yang berkenaan dengan wasiat ke pusat daftar wasiat pada kementerian
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dalam waktu
5 (lima) hari pada minggu pertama setiap bulan berikutnya;
11. mencatat dalam repertorium tanggal pengiriman daftar wasiat pada setiap
akhir bulan;
12. mempunyai cap atau stempel yang memuat lambang negara Republik
Indonesia dan pada ruang yang melingkarinya dituliskan nama, jabatan,
dan tempat kedudukan yang bersangkutan;
13. membacakan Akta di hadapan penghadap dengan dihadiri oleh paling sedikit
2 (dua) orang saksi, atau 4 (empat) orang saksi khusus untuk pembuatan
Akta wasiat di bawah tangan, dan ditandatangani pada saat itu juga oleh
penghadap, saksi, dan Notaris; dan
14. menerima magang calon Notaris.
Pasal 17 (1) Notaris DILARANG:
c. merangkap sebagai pegawai negeri;
d. merangkap jabatan sebagai pejabat negara;
e. merangkap jabatan sebagai advokat;
f. merangkap jabatan sebagai pemimpin atau
pegawai badan usaha milik negara, badan usaha
milik daerah atau badan usaha swasta;
i. melakukan pekerjaan lain yang bertentangan
dengan norma agama, kesusilaan, atau kepatutan
yang dapat mempengaruhi kehormatan dan
martabat jabatan Notaris.
BAB III
KEWENANGAN, KEWAJIBAN DAN LARANGAN NOTARIS
PERTANYAANNYA: Apakah Pasal 15, 16 & 17 UUJN tsb, ada
hubungannya dengan UU Kepailitan dan PKPU.....???
JIKA ADA HUBUNGANNYA TUNJUKAN DIMANA...???
“Semua peraturan perundang-undangan yang terhubung
satu terhadap yang lain berdasarkan teori harmonisasi
aturan perundang-undangan, dan berdasarkan POLITIK
HUKUM, maka harus menjadi pertimbangan hukum dan
harus dimuat atau dicantumkan dalam konsideran peraturan
perundang-undangan tersebut.”
Semua peraturan perundang undangan mengandung politik
hukum yang termuat dalam konsideran peraturan-perundang
undangan tersebut
UUJN, UU Kepailitan & PKPU dari
kacamata Politik Hukum
• L. J. Van Apeldorn; Politik hukum sebagai politik perundang –
undangan artinya Politik Hukum berarti menetapkan tujuan
dan isi peraturan perundang–undangan (pengertian politik
hukum terbatas hanya pada hukum tertulis saja)
• S o e ha rj o ; Po l i t i k Hu kum a da l a h Do g mat i ka H u ku m .
Memberikan penjelasan mengenai isi (in houd) hukum,
makna ketentuan – ketentuan hukum, dan menyusunnya
sesuai dengan asas – asas dalam suatu sistem hukum.
• Satjipto Rahardjo; Politik Hukum adalah aktivitas untuk
menentukan suatu pilihan mengenai tujuan dan cara – cara
yang hendak dipakai untuk mencapai tujuan hukum dalam
masyarakat.
Menurut Ahli Hukum Padmo Wahjono

• Politik hukum adalah kebijakan


penyelenggara yang bersifat mendasar
dalam menentukan arah, bentuk maupun isi
dari hukum yang akan dibentuk dan tentang
apa yang akan dijadikan kriteria untuk
menghukum sesuatu.
• Politik hukum bermakna:
1. Kebijakan yg bersifat mendasar
2. Menentukan arah
3. Apa yg akan dijadikan kriteria (ukuran)
untuk menghukum sesuatu.
Apa Hubungannya Antara Kepalitan &
Tugas Kewenangan Jabatan Notaris?
• Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 37
Ta h u n 2 0 0 4 t e n t a n g K e p a i l i t a n d a n
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
(UU Kepailitan),
KEPAILITAN adalah:
“...sita umum atas semua kekayaan Debitor Pailit
yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh
Kurator di bawah pengawasan Hakim Pengawas
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini“
MUNCULNYA KATA SILUMAN PADA UUJN
BUKAN SUATU YANG MENGHERANKAN
Pasal 9 (1) Notaris diberhentikan sementara dari
jabatannya karena:
a. dalam proses pailit atau penundaan kewajiban
pembayaran utang;
b. …. dst
PERTANYAANNYA: Apa Makna Pailit & PKPU dalam
undang-undang ini?
(2) Sebelum pemberhentian sementara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan,
Notaris diberi kesempatan untuk membela diri di
hadapan Majelis Pengawas secara berjenjang.
Permohonan pernyataan PAILIT diajukan kepada
PENGADILAN NIAGA, yang persyaratannya menurut pasal
2 ayat (1) jo. pasal 8 ayat (4) UU Kepailitan adalah:
1. ada dua atau lebih kreditor. Kreditor adalah orang yang
mempunyai piutang karena perjanjian atau Undang-Undang yang
dapat ditagih di muka pengadilan "Kreditor" di sini mencakup baik
kreditor konkuren, kreditor separatis maupun kreditor preferen;
2. ada utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih.
Artinya adalah kewajiban untuk membayar utang yang telah jatuh
waktu, baik karena telah diperjanjikan, karena percepatan waktu
penagihannya sebagaimana diperjanjikan, karena pengenaan sanksi
atau denda oleh instansi yang berwenang, maupun karena putusan
pengadilan, arbiter, atau majelis arbitrase; dan
3. kedua hal tersebut (adanya dua atau lebih kreditor dan
adanya utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih) dapat
dibuktikan secara sederhana.
Persyaratannya menurut pasal 2 ayat (1) jo. pasal 8
ayat (4) UU Kepailitan “TIDAK ADA KAITAN DENGAN
PASAL 12 UUJN’

• Pasal 12 Notaris diberhentikan dengan tidak hormat


dari jabatannya oleh Menteri atas usul Majelis
Pengawas Pusat apabila:
a. dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap;
b. berada di bawah pengampuan secara terus-menerus
lebih dari 3 (tiga) tahun;
c. m e l a k u k a n p e r b u a t a n y a n g m e r e n d a h k a n
kehormatan dan martabat jabatan Notaris; atau
d. melakukan pelanggaran berat terhadap kewajiban
dan larangan jabatan.
PASAL 12 & 13 UUJN TENTANG PEMBERHENTIAN
“TIDAK HORMAT ATAS NOTARIS” TIDAK SINKRON

• Pasal 13 Notaris diberhentikan dengan tidak


hormat oleh Menteri karena dijatuhi pidana
penjara berdasarkan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap
karena melakukan tindak pidana yang diancam
dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih.
• Pasal 14 Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat
dan tata cara pengangkatan dan pemberhentian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 8,
Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, Pasal 12, dan Pasal 13
diatur dalam Peraturan Menteri.
BEBAN TUGAS NOTARIS DI LUAR NALAR SEHAT
• Pe n c e g a h a n d a n Pe m b e r a n t a s a n T i n d a k P i d a n a
Pencucian Uang (UU No. 8 Th 2010, TPPU).... “Pasal
17 (ayat 1 & 2)”
• PP No 43 Th 2015 ttg Pihak Pelapor dalam Pencegahan
dan Pembr antasan Tindak Pidana Pencucian
Uang, ....Pasal 3 : ”yang menghar uskan pr ofesi
s e p e r t i A d vo k a t , Notaris, PPAT, A k u n t a n ,
Akuntan publik & Perencana Keuangan, melaporkan
setiap transaksi keuangan mencurigakan”
• Peraturan Kepala (Perka) PPATK No. 11 Tahun 2016
tentang Tata Cara Penyampaian Laporan Transaksi
Keuangan Mencurigakan Bagi Profesi….”membatasi
jangka waktu pelaporan trasaksi yang mencurigakan
dari penghadap selama 3 hari sejak diketahui.”....
Diancam sanksi Adminstratif & Denda.
UU No. 8 Tahun 2010 Gatekeeper &
PP No. 43 Tahun 2015 Know Your Customer-KYC
Bahwa Semua Pejabat Negara Dan Pejabat
Know Your Customer-KYC Umum Punya Kewajiban Mencegah TPPU
• Notaris sebagai Pejabat Publik & Negara • Rekening escrow adalah
diancam sanksi administratif yang bisa rekening bersama dari pihak
dikenakan oleh PPATK kepada Notaris. ketiga antara Notaris dan
Mulai dari teguran tertulis; pengumuman penghadap yang berfungsi
kepada publik mengenai tindakan atau sebagai penampung
sanksi; hingga denda administratif. Dan sementara dana pembayaran
tidak disebutkan besaran denda yang dapat jika notaris membantu
dikenakan...??? transaksi keuangan untuk
kepentingan atau untuk dan
atas nama penghadap dalam
hal-hal yang potensial
mencurigakan.
PEJABAT PUBLIK, NEGARA & PROFESI “INKONSISTENSI NYATA”
• Jika Negara butuh maka NOTARIS diakui sbg PEJABAT PUBLIK & PEJABAT
NEGARA....”PHP” jika tidak butuh dipandang sebagai “Profesi” bahkan
dipandang sebagai “Jasa Usaha”
• Pernah Ditjen Pajak memberi surat pajak atas papan nama “Notaris”
• Beberapa Bulan Lalu muncul surat dari Bank Plat Merah “Jika Notaris ingin
bekerjasama dengan Bank harus deposito”.. 250-500 jt....wowww...!!!!!
• Berdasarkan peraturan Ditjen Pajak nomor: PER-16/PJ/2016, Notaris
merupakan profesi yang tergolong dalam kategori Tenaga Ahli sehingga
masuk ke kelompok penerima penghasilan sehubungan dengan pekerjaan
jasa (dipandang sebagai jasa swasta...??!!!!)
• Karena menawarkan jasa, notaris dapat bekerja untuk berbagai pihak,
serta dapat bekerja sendiri maupun berada di bawah naungan usaha
(Peraturan DJP Nomor PER-16/PJ/2016 mengenai Tata Cara Pelaporan PPh
Pasal 21, dan PMK Nomor 101/PMK.010/2016 tentang Besaran tarif
Penghasilan Tidak Kena Pajak).
• Sebenarnya Notaris itu siapa...??? dibebani tugas kewajiban tetapi
tanpa hak.
APA MAKNA JASA HUKUM?
Pasal 37
• (1) Notaris wajib memberikan jasa hukum di bidang
kenotariatan secara cuma-cuma kepada orang yang
tidak mampu.
• (2) Notaris yang melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat dikenai sanksi berupa:
a. peringatan lisan;
b. peringatan tertulis;
c. pemberhentian sementara;
d. pemberhentian dengan hormat; atau
e. pemberhentian dengan tidak hormat.
BIAS PEMAHAMAN PERSEKUTUAN PERDATA
DALAM JABATAN NOTARIS
• Pasal 20 (1) Notaris dapat menjalankan jabatannya dalam bentuk
persekutuan perdata dengan tetap memperhatikan kemandirian
dan ketidakberpihakan dalam menjalankan jabatannya. (2) Bentuk
persekutuan perdata sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
oleh para Notaris berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Catatan:
• Maatschap atau Persekutuan Perdata, adalah kumpulan
dari orang-orang yang biasanya memiliki profesi yang sama
dan berkeinginan untuk berhimpun dengan menggunakan
nama bersama. Maatschap sebenarnya adalah bentuk umum
dari Firma dan Perseroan Komanditer (Comanditaire
Venotschap).
• Pasal 20 UUJN tidak tepat jika disamakan dengan
Maatschap; sehingga salah besar jika terdapat pemikiran
Notaris seperti Badan Hukum atau Badan Usaha dalam
lingkungan perdata, untuk suatu alasan “Pailit”
MAKNA HARKAT, MARTABAT & KEHORMATAN NOTARIS BERBEDA
DENGAN MAKNA CONTEMPT OF COURT

• Officium Nobile yang dilekatkan pada profesi Notaris dapat


dipahami secara jelas BAB III KEWENANGAN, KEWAJIBAN
DAN LARANGAN NOTARIS Pasal 15, 16 & 17 serta Pasal 37
UUJN. Bahkan jika kita lihat secara komprehensif; hak-hak
Notaris terpasung atau terbuai (PHP) atas “Harkat, Martabat
& Kehormatan” yang disandangnya.
• Jadi makna Harkat, Martabat & Kehormatan bagi Notaris
adalah (1) Jabatan tsb sebagai jabatan kepercayaan (mulia),
(2) di sandang karena menjalankan tugas negara (perintah
per-UU-an), (3) jabatan suka rela atau relawan
(pengorbanan).
• C o n t e m p t o f C o u r t a d a l a h s i ka p - s i ka p y a n g d a p a t
dikategorikan dan dikualifikasikan sebagai penghinaan
terhadap lembaga peradilan.
• Perbuatan tingkah laku, sikap dan ucapan yang dapat
merongrong kewibawaan, martabat dan kehormatan
lembaga peradilan atau Contempt of Court.
• Jadi “TIDAK ADA HUBUNGAN ANTARA Contempt of Court
DENGAN Harkat, Martabat & Kehormatan Notaris” pun
demikian juga tidak ada hubungannya antara kepailitan
(PKPU) dengan tugas kewenangan Notaris.
• Yang ada bahwa pembuat (yang merumuskan UUJN)
mungkin khilaf atau tidak memahami Officium Nobile yang
dilekatkan pada profesi Notaris.
• Shg perlu Rule Breaking untuk meninjau ulang secara
keseluruhan UUJN & perlu menggantinya yang berbasis nilai
keadilan bagi para Notaris.
SIMPULAN
• UU KEPAILITAN & PKPU Secara Politik Hukum tidak ada
kaitannya baik langsung atau tidak langsung terhadap
kewenangan, kewajiban dan larangan Notaris.
• UUJN tidak layak mengatur dan mengancam sanksi pailit
atas kewenangan, kewajiban dan larangan Notaris
• UUJN telah memasung hak-hak Notaris shg tidak mampu
melindungi tugas kewenangan Notaris, pada hal Notaris
adalah jabatan yang dilekatkan padanya Officium Nobile
(Harkat, Martabat & Kehormatan).
• The Making Institutions harus segara melakukan rule
breaking terhadap UUJN.

Anda mungkin juga menyukai