ENGINEERING EDU
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN & ILMU TEKNIK
Nomer ISSN Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Diharapkan setiap naskah yang diterbitkan dapat
( LIPI ) : 2407-4187 memberikan konstribusi nyata bagi
perkembangan ilmu di bidang pendidikan dan
ilmu-ilmu teknik. Tim redaksi membuka
komunikasi lebih lanjut baik kritik, saran atau
pembahasan masalah.
Pertama Terbit : Januari 2015
Frekwensi : 4 kali setahun Semoga bermanfaat.
DAFTAR ISI
1
Susunan Redaksi
Pengantar Redaksi
2
Daftar Isi
3-13
PERBEDAAN SELF REGULATED LEARNING (SRL) SISWA MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DENGAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATA
PELAJARAN BIOLOGI
Oleh : Dwi Anggriyani, S.Pd,.M.Pd
14-34
PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN KEJURUAN LISTRIK
PERANCANGAN ENERGI ALTERNATIF TENAGA SURYA
Oleh : Muhamad Irsadul Ngibad, ST.MM
35-44
PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN AJAR
BERBASIS WEB UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISAWA DALAM MEMECAHKAN
MASALAH MATERI POKOK LINGKARAN
Oleh : Fitri Setyaningsih, S.Pd
45-50
PERAN KETRAMPILAN AGAMA
DALAM MENINGKATKAN POTENSI SISWA BERIDENTITAS ISLAMI
Oleh : Muji Purnomo, S.Sos
51-56
RANCANG BANGUN ALAT PEMANTAU DAN PENGONTROL HIDUP/MATI PERALATAN
LISTRIK MEMANFAATKAN JARINGAN INTERNET BERBASIS CLIENT SERVER
Oleh : Eko Wahyuning Pamungkas, ST.MT
ABSTRAK
Objective of this research found the different of student Self Regulated Learning (SRL) using Cooperative
Jigsaw learning model with Guided Incuiry at Bilogy subject. This research was done from Oktober until
November 2014 in SMP Negeri 1 PondokKubang Bengkulu Tengah Regency.The method was used in this
research is apparent eksperiment. The research design was used is Pre Test Post Control Group Design.
Sample of this research is all of 8 grade, the class was taken by randomly. Collecting research data’s using
quistionnaaire Self Regulatet Learning instrument. Data analysis technique used One Way ANOVA test
anda continued by PosHocsLSD test. The average of student Self Regulated Learning(SRL) was given by
Cooperative Jigsaw leraningodela is 95, Guided Incuiry is 87 and conventional learning is 71. While if it
was seen from average prosentase of student Self Regulated Learning (SRL) questionnaire that use
cooperative learning model of Jigsaw Type, 79,60% is High Level Category, Guided Incuiry 72,79% is High
Level Category and coventional learning 59,80% is Medium Level Category. Based on one way ANOVA test
of student Self Regulated Learning (SRL) questionnaire got significant point 0.00 > 0,05, so H o is
eliminated. It’s mean there is different at student Self Regulated Leraning (SRL) in three sample class. Pos
Hocs LSD test discribed that the best of learning models in increasing student Self Regulated Learning
(SRL)is Cooperative Lerning Models Jisgsaw type.
Keywords : Self Regulated Learning, Jigsaw Cooperative, Guided Incuiry
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan Self Regulated Learning (SRL) siswa menggunakan
model pembelajaran Kooperatif Jigsaw dengan Inkuiri Terbimbing pada Mata pelajaran Biologi. Penelitian
ini dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2014 di SMP Negeri 1 Pondok Kubang Kabupaten
Bengkulu Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Eksperimen Semu. Desain penelitian
yang digunakan adalah Pre Test Post Test Control Group Design. Sampel penelitian ini adalah seluruh kelas
8, kelas diambil secara acak. Pengumpulan data penelitian menggunakan intrumen berupa angket Self
Regulated Learning, adapun teknik analisis data yang digunakan adalah Uji ANOVA satu jalur (One Way
ANOVA) dan dilanjutkan dengan Uji Pos HocsLSD. Rata-rata Self Regulated Learning Siswa (SRL) yang
diberikan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw adalah 95, Pembelajaran Inkuiri Terbimbing adalah
87 dan pembelajaran konvensional adalah 71. Sedangkan apabila dilihat dari persentase rata-rata Angket Self
Regulated Learning (SRL) Siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 79,60 %
dikategorikan Tinggi, Inkuiri Terbimbing 72,79 % dikategorikan tinggi, Dan Pembelajaran Konvensional
59,80 % dikategorikan sedang. Berdasarkan Uji ANOVA satu jalur rata-rata skor angket Self Regulated
Learning (SRL) Siswa diperoleh nilai signifikansi 0,00 > 0,05, sehingga H o ditolak. Hal ini berarti Self
Regulated Learning (SRL) siswa pada ketiga kelas perlakuan terdapat perbedaan. Uji Pos Hocs LSD
menunjukkan Model Pembelajaran yang paling baik dalam meningkatkan Self Regulated Learning (SRL)
siswa adalah model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.
Kata Kunci : Self Regulated Learning, Kooperatif Jigsaw, Inkuiri Terbimbing.
memungkinkan siswa produktif, kreatif, dan dan menyampaikan materi tersebut kepada
inovatif. Salah satu pembelajaran yang dapat anggota kelompok lainnya (Suprijono, 2012).
membangun suasana belajar yang diharapkan Selain model pembelajaran kooperatif tipe
tersebut adalah model pembalajaran kooperatif. Jigsaw yang dapat membangun pengetahuan
Menurut Slavin (2010), pembelajaran pemahaman konsep melalui keterlibatan aktif
kooperatif menggalakkan siswa berinteraksi dalam belajar kelompok. Model Inkuiri juga
secara aktif dan positif dalam kelompok. Ini dirasakan cocok diterapkan dalam pembelajaran
membolehkan pertukaran ide dan pemeriksaaan di kelas yang menuntut keaktifan siswa untuk
ide sendiri dalam suasana yang tidak terancam, membangun pengetahuan tentang pemahaman
sesuai dengan falsafah konstruktivisme. Dengan konsep dalam pembelajaran Biologi.
demikian, pendidikan hendaknya mampu Selanjutnya Sanjaya (2008) menyatakan
mengkondisikan dan memberikan dorongan untuk bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri utama
dapat mengoptimalkan dan membangkitkan model pembelajaran inkuiri. Pertama, model
potensi siswa, menumbuhkan aktifitas dan daya inkuiri menekankan kepada aktifitas siswa secara
cipta kreativitas sehingga akan menjamin maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya
terjadinya dinamika di dalam proses model inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek
pembelajaran. Dalam teori konstruktivisme ini belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak
lebih mengutamakan pada pembelajaran siswa hanya berperan sebagai penerima pelajaran
yang dihadapkan masalah-masalah komplek untuk melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi
di cari solusinya, selanjutnya menemukan bagian- mereka berperan untuk menemukan sendiri inti
bagian yang lebih sederhana dan keterampilan dari materi pelajaran itu sendiri. Kedua, seluruh
yang diharapkan. aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk
Ada beberapa model dalam pembelajaran mencari dan menemukan sendiri dari sesuatu yang
kooperatif yang dapat diterapkan oleh guru untuk dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat
meningkatkan efektifitas proses pembelajaran menumbuhkan sikap percaya diri (self belief).
biologi diantaranya model kooperatif tipe Jigsaw. Artinya dalam model inkuiri menempatkan guru
Model Jigsaw pada hakekatnya model bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai
pembelajaran kooperatif yang berpusat pada fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktvitas
siswa. Siswa mempunyai peran dan tanggung pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses
jawab besar dalam pembelajaran. Guru berperan tanya jawab antara guru dan siswa, sehingga
sebagai fasilisator dan motifator. Tujuan model kemampuan guru dalam menggunakan teknik
Jigsaw ini adalah untuk mengembangkan kerja bertanya merupakan syarat utama dalam
tim, keterampilan belajar kooperatif dan melakukan inkuiri. Ketiga, tujuan dari
penguasaan pengetahuan secara mendalam yang penggunaan model pembelajaran inkuiri adalah
tidak mungkin diperoleh siswa apabila siswa mengembangkan kemampuan intelektual sebagai
mempelajari materi secara individual. Dalam bagian dari proses mental, akibatnya dalam
metode Jigsaw ini siswa dibagi menjadi dua pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut
kelompok yaitu “kelompok awal” dan “kelompok agar menguasai pelajaran, akan tetapi bagaimana
ahli”. Setiap siswa yang ada dalam” kelompok mereka dapat menggunakan potensi yang
awal” mengkhususkan diri pada satu bagian dalam dimilikinya.
sebuah unit pembelajaran. Siswa dalam Ada beberapa jenis model pembelajaran
“kelompok awal” ini kemudian dibagi lagi untuk Inkuiri. Namun, jenis Inkuiri yang dirasakan
masuk kedalam “kelompokan ahli” untuk cocok dengan tingkat pemahaman siswa sekolah
mendiskusikan materi yang berbeda. Siswa menengah pertama yaitu model pembelajaran
kemudian kembali ke “kelompok awal” untuk Inkuri Terbimbing. ModelPembelajaran Inkuiri
mendiskusikan materi hasil “kelompok ahli” pada terbimbing yaitu model Inkuiri dimana guru
siswa “kelompok awal”. Dalam konsep ini siswa membimbing siswa melakukan kegiatan dengan
harus bisa mendapat kesempatan dalam proses memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada
belajar supaya semua pemikiran siswa dapat suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam
diketahui. Pembelajaran model Jigsaw menuntut menentukan permasalahan dan tahap-tahap
setiap siswa untuk bertanggung jawab atas pemecahannya. Model Inkuiri terbimbing ini
ketuntasan bagian pelajaran yang harus dipelajari digunakan bagi siswa yang kurang berpengalaman
belajar dengan model inkuiri. Model Pembelajaran
Inkuiri terbimbing diharapkan mampu untuk baik untuk meningkatkan Self Regulated
memeotivasi siswa supaya belajar lebih Learning siswa?
beorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari 3. Diantara Model Pembelajaran Kooperatif tipe
guru hingga siswa dapat memahami konsep- Jigsaw, Inkuiri terbimbing dan konvensional,
konsep pelajaran. Pada model ini siswa akan model pembelajaran manakah yang
dihadapkan pada tugas-tugas yang relevan untuk memperoleh Persentase rata-rata Angket Self
diselesaikan baik melalui diskusi kelompok Regulated Learning (SRL) siswa kategori
maupun secara individual agar mampu tertinggi?
menyelesaikan masalah dan menarik suatu
kesimpulan secara mandiri (Sanjaya, 2008). Berdasarkan latar belakang penelitian, maka
Beberapa hasil penelitian yang relevan tujuan penelitian ini adalah :
terhadap penelitian yang akan dilakukan antara 1. Untuk mengetahui Perbedaan Self Regulated
lain, (1) PenelitianMaasawet(2011) yang berjudul Leraning siswa selama mengikuti proses
“Meningkatkan hasil belajar dan Kemampuan belajar yang menggunakan model
Kerja Sama Belajar Biologi Melalui Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan
Strategi Inkuiri Terbimbing pada Siswa Kelas VII model pembelajaran Inkuiri terbimbing.
SMP Negeri VI Kota Samarinda Tahun Pelajaran 2. Untuk mengetahui model pembelajaran yang
2010/2011” memaparkan hasil bahwa melalui paling baik dalam meningkatkan Self Regulated
penerapan strategi inkuiri terbimbing terjadi Learning siswa.
peningkatan hasil belajar sisawa dari nilai rata-rata 3. Untuk mengetahui Persentase rata-rata Angket
tes awal 48 menjadi 83 pada nilai rata-rata tes Self Regulated Learning (SRL) siswa kategori
akhir, serta kemampuan kerja sama siswa dalam tertinggi.
belajar biologi dari 12,04% meningkat menjadi
84,53%. (2) Penelitian yang dilakukan Hasnah METODE PENELITIAN
(2012) yang berjudul “ Penerapan Model Jigsaw
Untuk Meningkatkan Aktifitas belajar siswa Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1
dalam Pembelajaran Biologi di Kelas IX SMP Pondok Kubang Bengkulu Tengah, kelas 8
Negeri 1 Seruway Aceh Tamiang Pada Semester semester 1 (ganjil) tahun pelajaran 2013/2014
Genap Tahun Ajaran 2011/2012” berdasarkan pokok bahasan Sistem Pencernaan Makanan Pada
analisis data menunjukkan adanya peningkatan Manusia.Metode yang digunakan pada penelitian
aktivitas dan hasil belajar siswa melalui penerapan ini adalah metode kuasi eksperimen. Desain
model Jigsaw. Dilihat dari peningkatan nilai rata- penelitian yang digunakan adalah Pre-test Post-
rata siswa dari 71, 25 menjadi 78,05 dengan test Control Group Design.
peresetase klasikal aktivitas belajar siswa dari
66,61 % menjadi 91,66%. Tabel
Desain Penelitian
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka
Pretest Perlakuan Posttest
penulis tertarik untuk melakukan penelitian :
“PerbedaanSelf Regulated Learning Siswa O1 X1 O2
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif O1 X2 O2
Jigsaw Dengan Inkuiri Terbimbing Pada Mata O1 X3 O2
Pelajaran Biologi”
Keterangan :
O : Pretest dan Postes
Dari latar belakang permasalahan yang X1 : Perlakuan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
telah dikemukakan maka rumusan masalah dalam X2 : Perlakuan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
X3 : Perlakuan Model Pembelajaran Konvensional
penelitian ini adalah :
1. Apakah ada Perbedaan Self Regulated Learning Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa
siswa selama mengikuti proses belajar yang SMP Negeri 1 Pondok Kubang Bengkulu Tengah.
menggunakan model pembelajaran kooperatif Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
tipe Jigsaw dengan model pembelajaran Inkuiri kelas 8 (Delapan) yang terdiri dari kelas 8.a, 8.b
terbimbing? dan 8.c. Adapun tekhnik pengambilan sampel
2. Diantara Model Pembelajaran Kooperatif tipe yang digunakan adalah Simple Random Sampling.
Jigsaw dengan Inkuiri terbimbing, model Pengambilan anggota sampel dari populasi secara
pembelajaran manakah yang dianggap paling acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
Selanjutnya sistem penskoran angket Self antara pembelajaran Kooperatif Jigsaw, Inkuiri
Regulated Learning Siswa diperoleh melalui skala Terbimbing serta siswa yang memperoleh
angket yang harus direspon siswa berisi 25 Pembelajaran Konvensional. Hal ini menunjukkan
pernyataan dengan empat pilihan jawaban yaitu SRL siswa terdapat adanya perbedaan setelah
sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), diberikan perlakuan. Sehingga memperlihatkan
dan sangat tidak setuju (STS). Angket ini skor rata-rata kelas eksperimen atau perlakuan
berbentuk skala likert. lebih tinggi dibandingkan kelas konvensional atau
Tabel kontrol.
Penskoran Angket
Pilihan jawaban Pernyataan (+) Pernyataan (-) Sebelum melakukan Uji One Way
SS 4 1 ANOVA (ANOVA Satu Jalur) harus diperiksa
S 3 2
TS 2 3 terlebih dahulu persyaratan-persyaratannya, yakni
STS 1 4 normalitas distribusi dan homogenitas varians
distribusi. Pengujian normaliatas akan
Adapun kategori Self Regulated Learning menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov. Dengan
(SRL) Siswa adalah sebagai berikut. kriteria bila nilai signifikansi > 0,05 maka
distribusinya tidak normal, sedangkan jika nilai
Tabel
Kategori Self Regulated Learning (SRL) signifikansinya < 0,05 maka distribusinya adalah
Rata-rata Skor Kategori normal. Setelah dianalisis dengan menggunakan
≥ 70 % - 100 % Tinggi
50 %≤ - ≤ 70 % Sedang
SPSS 17 diperoleh hasil terlihat pada tabel berikut
≤ 50% Sedang ini.
Tabel
Uji Normalitas Hasil Tes Angket Self Regulated Learning (SRL)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Aspek Kelompok Kolmogorov- Kesimpula Ket
Gambaran data secara umum perolehan dari Kemampu smirnov n
skor angket Self Regulated Learning (SRL)Siswa an Std.De Asymp
v Sig 2-
dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tailed
Tabel SRL Jigsaw 7,47 0,991 Ho diterima Norm
Perhitungan jumlah Skor Tertinggi, Skor Terendah, Rata-rata, al
Simpangan baku, Varians Angket Self Regulated Learning (SRL). Inkuiri 7,44 0,701 Ho diterima Norm
Terbimbing al
Model Nilai Nilai Simpangan
Belajar N Terendah Tertinggi Jumlah Rata-rata Baku Variance Konvensiona 8,20 0,488 Ho diterima Norm
l al
Jigsaw 18 80,00 107,00 1719,00 95,5000 7,46955 55,794
Inkuiri
17 75,00 104,00 1485,00 87,3529 7,44094 55,368
Terbimbing Dapat dilihat pada tabel di atas nilai
Konvensional 18 61,00 89,00 1292,00 71,7778 8,20728 67,359
signifikan untuk uji Normalitas data pada kelas
Jigsaw adalah 0,991, kelas Inkuiri Terbimbing
Berdasarkan tabel di atas skor total yang adalah 0,701, dan kelas Konvensional adalah
diperoleh kelas Jigsaw adalah 1719,00, rata-rata 0,488.
95,5000, simpangan baku 7,46955, skor terendah Berdasarkan kriteriadi atas, ternyata nilai
80,00, skor tertinggi 107,00, dan varians 55,794. signifikansi seperti pada tabel lebih besar dari 0,05
Sedangkan skor total yang diperoleh kelas Inkuiri yang berarti pada taraf signifikansi 5% data skor
Terbimbing adalah 1485,00, rata-rata 87,3529, angket SRL siswa pembelajaran Kooperatif
simpangan baku 7,44094, skor terendah 75,00, Jigsaw, Inkuiri Terbimbing dan Konvensional
skor tertinggi 104,00, dan varians 55,368. Adapun berdistribusi normal.
skor total yang diperoleh kelas konvensional Setelah diketahui normalitas data,
adalah 1292,00, rata-rata 71,7778, simpangan selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Setelah
baku 8,20728, skor terendah 61,00, skor tertinggi dianalisis dengan menggunakan SPSS 17
89,00, dan varians 67,359. diperoleh hasil terlihat pada tabel berikut ini :
Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa
perbandingan nilai skor angket SRL pada kelas Tabel
Uji Homogenitas Tes Angket Self Regulated Learning (SRL)
yang memperoleh pembelajaran Koopertif Jigsaw,
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Inkuiri Terbimbing serta kelas yang memperoleh .280 2 50 .757
pembelajaran konvensional atau kontrol adalah
terdapat perbedaan. Pada tabel tersebut terlihat
adanya perbedaan SRL Siswa yang bervariasi
Dari hasil analisis pada tabel di atas dan Inkuiri Terbimbing memiliki kekuatan untuk
diperolah jumlah persentase rata-rata dari ketiga meningkatakan Metakognisi dan Motivasi siswa
indikator yang diamati yaitu Metakognisi, serta untuk membangun suatu perilaku belajar
Motivasi dan perilaku secara berturut-turut adalah siswa ke arah yang lebih positif. Temuan ini
79,60 %, 72,79 %, dan 59,80 %. Menurut sesuai dengan beberapa keunggualan model
ketentuan yang digunakan, menunjukkan bahwa pembelajaran Kooperatif Jigsaw dan Inkuiri
SRL Siswa yang menggunakan model Terbimbing yang mendukung Self Regulated
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw tergolong Learning Siswa dalam proses Belajar. Hal ini
tinggi dibandingkan dengan kelas lainnya. Dimana sesuai dengan pengaruh model Koopertif Jigsaw
SRL Siswa pada kelas perlakuan model terhadap perkembangan anak diantaranya, 1)
pembelajaran Kooperatif Tipe jigsaw meningkatkan kemampuan kemandirian dalam
dikategorikan tinggi, SRL Siswa pada kelas belajar, 2) mendorong tumbuhnya motivasai
perlakuan model pembelajaran Inkuiri terbimbing intrinsik (kesadaran individu), 3) meningkatkan
dikategorikan tinggi dan SRL Siswa pada kelas hubungan antaramanusia yang heterogen, 4)
perlakuan model pembelajaran Konvensional juga meningkatkan sikap anak yang positif terhadap
dikategorikan sedang. sekolah, 5) meningkatkan sikap positif terhadap
guru, 6) meningkatka perilaku penyesuaian sosial
yang positif dan 7) meningkatakan keterampilan
Gambar hidup bergotong royong (Rusman, 2013).
Diagram Rata-rata Persentase Angket SRL Siswa Ketiga Kelas
Perlakuan Selain itu menurut Putra (2013) ada
beberapa tujuan dari model Inkuiri Terbimbing
90,00 yaitu mengurangi ketergantungan siswa terhadap
80,00 gurunnya untuk mendapatkan pelajarannya, siswa
70,00
yang diajar lebih mandiri dalam proses belajarnya.
Meningkatkan keterlibatan siswa dan memotivasi
60,00 siswa dalam menemukan bahan pelajarannya serta
50,00 memberikan pengalaman belajar yang menuntut
Jigsaw siswa untuk lebih berinteraksi dengan lingkungan
40,00
belajarnya.
30,00 Inkuiri Menurut Penelitian yang dilakukan oleh
Terbimbing Akhmadi (2010) Keberhasilan siswa menerapkan
20,00 Konvensiona
l
Self Regulated Learning dalam belajar, memberi
10,00
sumbangan yang cukup signifikan pada
0,00 peningkatan penguasaan materi pembelajaran
pada sebagian besar siswa. Self Regulated
Learning dibutuhkan siswa agar mereka mampu
mengatur dan mengarahkan dirinya sendiri,
mampu menyesuaikan dan mengendalikan diri,
terutama bila menghadapi tugas-tugas yang sulit.
Siswa yang melakukan self-regulation dalam
Perbedaan Self Regulated Learning Siswa
belajar, mereka secara sistematismengatur
yangmenggunakanmodel pembelajaran Kooperatif
perilaku dan kognisinya dengan memperhatikan
Jigsaw dan Inkuiri Terbimbing dapat dilihat dari
aturan yang dibuat sendiri,mengontrol berjalannya
skor angket Self Regulated Learning Siswa yang
suatu proses belajar dan mengintegrasikan
diberikan pada kelas pembelajaran Kooperetif
pengetahuan, melatih untuk mengingat informasi
Jigsaw, Inkuiri Terbimbig dan pada kelas
yang diperoleh, serta mengembangkan dan
Konvensional. Berdasarkan skor angket Self
mempertahankan nilai-nilai positif belajarnya.
Regulated Learning yang diberikan menunjukkan
Dimana hal ini sangat sejalan dengan penerapan
bahwa, skor angket pada kelas pembelajaran
model pembelajaran Inkuiri terbimbing yang
Kooperatif Jigsaw dan kelas pembelajaran Inkuiri
melatih siswa dalam menemukan sendiri jawaban
Terbimbing lebih baik dari pada skor angket pada
yang dipertanyakan dengan melalui proses belajar
kelas pembelajaran Konvensional. Hal tersebut
yang sistematis mulai dari merumuskan masalah
dikarenkan pada pelaksanaan atau langkah
kegiatan pada pembalajaran Kooperatif Jigsaw
penelitian maupun saat penelitian berlangsung. terbimbing. Faktor kebiasaan dapat dikatakan
Sedangkan hakikat dari model pembelajaran mempengaruhi hasil belajar siswa pada kelas
Inkuiri terbimbing dianggap cocok dalam perlakukan model pembelajaran Inkuiri
meningkatkan keberhasilan pembelajaran biologi terbimbing. Sehingga Pemamahan Konsep dan
karena siswa akan mendapatkan pemahaman Self Regulated Learning siswa lebih rendah
belajar yang lebih baik mengenai sains dan lebih apabila dibandingkan dengan Pemahaman konsep
tertarik terhadap sains jika dilibatkan secara aktif dan Self Regulated Learning siswa yang
dalam “melakukan” sains. Serta siswa diarahkan mendapatkan perlakuan model pembelajaran
untuk untuk lebih baik dalam mengatur diri (Self- kooperatif tipe Jigsaw.
Regulation) yang dilakukan selama proses Selanjutnya berdasarkan analisis data serta
pembelajaran. Akan tetapi, penerapan model pembahasan hasil penelitian yang telah
pembelajaran inkuiri terbimbing yang hanya baru dikemukakan dapat ditarik kesimpulan. Penerapan
beberapa kali diterapkan kurang begitu baik dalam model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan
meningkatkan kemampuan pemahaman konsep Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing baik
maupun Self Regulated Learning siswa . Hal ini untuk dicobakan dan diterapakan sebagai
berbeda dengan penerapan model pemebelajarn alternatif pembelajaran Biologi disekolah yang
kooperatif tipe Jigsaw, yang dalam penerapannya memberikan pengaruh terhadap Kemampuan
siswa diarahkan dalam kelompok untuk lebih Pemahaman Konsep dan Self Regulated Learning
mandiri dalam mencari materi pada buku (SRL) Siswa.
literatur. Siswa sudah dianggap terbiasa dengan
perlakukan model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw karena tidak jauh berbeda dengan model KESIMPULAN
pembelajaran konvensinal yang pernah Berdasarkan hasil analisis data dan
diterapkan. pembahasan, diperoleh beberapa kesimpulan
Kebiasaan belajar merupakan prilaku yang sebagai berikut :
sudah tertanam dalam waktu yang lama dan 1. Terdapat perbedaan Self Regulated Learning
mempunyai ciri individu. Kebiasaan belajar siswa selama mengikuti proses belajar yang
adalah perilaku seseorang yang telah tertanam menggunakan model pembelajaran kooperatif
dalam waktu yang relatif lama sehingga tipe Jigsaw dengan model pembelajaran Inkuiri
memberikan ciri dalam aktivitas belajar yang terbimbing. Rata-rata Self Regulated Learning
dilakukannya. Kebiasaan adalah perilaku yang Siswa (SRL) yang diberikan model model
sudah berulang-ulang dilakukan, sehingga Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw adalah
menjadi otomatis, artinya berlangsung tanpa 95, Pembelajaran Inkuiri Terbimbing adalah 87
dipikirkan lagi, tanpa dikomando oleh otak. Untuk dan pembelajaran konvensional adalah 71.
dapat melatih kebiasaan dibutuhkan waktu yang 2. Model pembelajaran yang paling baik dalam
cukup panjang dan juga harus didukung meningkatkan Self Regulated Learning Siswa
pengulangan yang berkelanjutan. Kebiasaan adalah model pembelajaran Kooperatif Tipe
belajar tersebut dapat mempengaruhi hasil Jigsaw.
maupun motivasi belajar siswa (Aunurrahman , 3. Persentase rata-rata Angket Self Regulated
2009). Learning (SRL) Siswa Menggunakan Model
Sedangkan menurut Herlina (2010) Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 79,60 %
Kegiatan belajar dapat dikatakan efektif bila dikategorikan Tinggi, Inkuiri Terbimbing 72,79
kegiatan belajar tersebut dapat mencapai tujuan % dikategorikan tinggi, Dan Pembelajaran
belajar yang telah ditentukan. Keberhasilan belajar Konvensional 59,80 % dikategorikan sedang.
tidak terlepas dari faktor-faktor yang
mempengaruhinya diantaranya adalah kebiasaan DAFTAR PUSTAKA
belajar. Seseorang yang telah memiliki kebiasaan
belajar tertentu akan sulit apabila harus mengubah Aunurrahman. 2009. Belajar Dan Pembelajaran.
kebiasaannya tersebut. Tentunya hal ini juga dapat Bandung: Alfabeta
berpengaruh dengan hasil belajar yang akan
diperolehnya. Dapat ditarik kesimpulan bahwa hal Dahar. 2011. Teori-teori Belajar dan
ini lah yang terjadi pada siswa kelas yang Pembelajaran. Jakarta : Erlangga
mendapatkan perlakuan pembelajaran Inkuiri
Hasanah. 2012. Penerapan Model Jigsaw Untuk Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan
Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Pembelajaran Biologi di Kelas IX SMP Negeri Bandung: Alfabeta.
1 Seruway Aceh Tamiang Pada Semester
Genap Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Suprijono. 2012. Cooperative Learning, Teori dan
LPM UNIMED & AGFI Volume 2, Nomor 1. Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Herlina. 2010. Belajar Yang Efektif. Jurnal
Psikologi Pendidikan Universitas Pendidikan Suratno. 2010. Potensi Jigsaw Sebagai Strategi
Indonesia. Pembelajaran Biologi Yang Memberdayakan
Keterampilan Metakognisi Pada Kemampuan
Kusumawati. 2005. Peningkatan Kemandirian Akademik Berbeda. Seminar Nasional
Dan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Pendidikan Biologi FKIP Universitas Negeri
Pembelajaran Matematika Ekonomi Melalui Semarang.
Model Pembelajaran Online. tersedia online :
httpstaff.uny.ac.idsites. [diakses 11 agustus Schunk & Zimmerman. 1997. Self-regulated
2013] lerarning and performance : Issues and
educational applications. Hillsdale, NJ.
Lie. 2003. Cooperative Learning, Mempraktikkan Lawrence Er Erlbaum Associates, Inc.
Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas.
Jakarta : PT Grasindo Yoenanto. 2010. Hubungan antara Self-regulated
Learning dengan Self efficacy pada Siswa
Maasawet. E.T. 2011. Meningkatkan Hasil Akselerasi Sekolah Menengah Pertama di Jawa
Belajar dan Kemampuan Kerjasama Belajar Timur. Jurnal Penelitian Fakultas Psikologi
Biologi Melalui Penerapan Strategi Inkuiri Universitas Airlangga Surabaya.
Terbimbing Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri
VI Kota Samarinda Tahun Pelajaran Zimmerman. 1990. Self-Regulated Learning and
2010/2011. Jurnal Bioedukasi Volume 2, Academic Achievement : An Overview. Journal
Nomor 1. Education Psychologist. Lawrence.
ABSTRAK
Training program in Department of Electrical Loka Latihan Kerja Usaha Kecil Menengah (LLK-UKM)
Kab. Pati all this time only focused in Lighting Instalation and Audio-Video. This training program have no
significant development, either in knowledge and newest technology. Training program has been
implemented also only at using electrical energy or comsumption stage, not yet reached how to create
alternative energy or created stage. So, it is important to design a training program that related with create
a alternative electrical energy bay using solar energy.
Keywords : training program, LLK-UKM Kab. Pati, alternative electrical energy, solar energy.
Program pelatihan kejuruan listrik di Loka Latihan Kerja Usaha Kecil Menengah (LLK UKM) Kab. Pati,
selama ini hanya berkutat pada Instalasi Penerangan dan Audio-Video. Program pelatihan ini tidak
mengalami perkembangan yang signifikan baik secara ilmu pengetahuan ataupun kekinian teknologi.
Program pelatihan yang dilaksanakan juga baru pada tahap pemanfaatan atau konsumsi energi listrik, belum
sampai pada tahap bagaimana menciptakan energi listrik itu sendiri. Karena itu perlu dimulai upaya untuk
membuat program pelatihan yang berhubungan dengan menciptakan energi listrik dari sumber terbarukan
seperti energi listrik tenaga surya.
Kata kunci : program pelatihan, LLK-UKM Kab. Pati, energi listrik alternatif, energi surya.
sifatnya stabil dan tidak terlalu mengalami 3) Membuat silabus pelatihan berdasarkan unit
perkembangan. Instalasi penerangan bau kompetensi yang sudah ditentukan sebelumnya.
mencakup pada pemanfaatan atau penggunaan 4) Membuat program pelatihan perancangan
energi listrik. Ilmu instalasi penerangan masih energi listrik laternatif tenaga surya.
sekitar bagaimana menyambungkan energi listrik
ke beban atau peralatan-peralatan listrik yang HASIL
biasa ada pada rumah tangga. Dalam membuat program pelatihan perancangan
Pelatihan dengan basis atau dasar berpikir energi listrik alternatif tenaga surya, pengetahuan
menciptakan energi listrik terbarukan belum dan ketrampilan yang dibutuhkan antara lain :
pernah dilakukan. Padahal ini sangat penting 1) Pengetahuan tentang dasar-dasar listrik
untuk meciptakan kemandirian di bidang energi 2) Pengetahuan dan kemampuan dalam hal
listrik. Jika pelatihan ini dilakukan bukan tidak pengoperasian alat ukur, seperti ampermeter
mungkin akan muncul bibit-bibit unggul dari atau AVOmeter.
masyarakat awam dalam arti bukan dari akademisi 3) Pengetahuan dan kemampuan memeriksa alat
atau ilmuwan, yang mampu mengembangkan ukur.
nenergi alternatif. Paling tidak energi alternatif 4) Pengetahuan dan kemampuan dalam
yang bisa dimanfaatkan untuk dirinya sendiri perancangan energi listrik tenaga surya.
seperti untuk lampu emergency, lampu jalan,
peralatan rumah tangga sederhana bahkan bukan Setelah dilakukan pemetaan terhadap kebutuhan
tidak mungkin untuk mensuplai energi listrik ilmu pendukung untuk merancang energi alternatif
rumah tangga. tenaga surya, maka dapat ditentukan unit
Oleh karena itu perlu dibuat program pelatihan kompetensi apa saja yang akan dimasukkan ke
perancangan energi alternatif. Mengingat negara dalam program pelatihan. Berdasarkan pemetaan
Indonesia merupakan negara tropis yang kaya diatas maka setidaknya ditemukan empat unit
akan sinar matahari, maka energi alternatif yang kompetensi, yaitu :
mungkin dikembangkan dalam pelatihan ini 1) Keselamatan kerja
adalah energi listrik tenaga surya. Sinar matahari 2) Dasar-dasar listrik
yang melimpah, tentu saja merupakan investasi 3) Teknik penggunaan alat ukur
yang tidak akan habis dalam kurun waktu yang 4) Memeriksa fungsi peralatan
cukup lama. 5) Merancang energi laternatif tenaga surya
3) Untuk yang berkaitan dengan teknik ( attitude). Materi ini kan menjadi dasar bagi
penggunaan alat ukur tidak diketemukan di penyusunan modul atau bahan jar yang akan
dalam SKKNI Ketenagalistrikan, melainkan disampaikan dalam pelatihan.
ditemukan dalam Mesin Logam yaitu, 5) Alokasi waktu elemen kompetensi, merupakan
Mengukur Listrik / Elektronika dengan kode perkiraan kebutuhan waktu dalam
unit kompetensi LOGOO12.002.00. menyelesaikan satu elemen kompetensi. Ini
4) Unit kompetensi yang berhubungan dengan akan dijadikan dasar bagi pembuatan atau
memeriksa fungsi peralatan ditemukan dalam penyusunan program pelatihan.
SKKNI ketenagalistrikan, yaitu Melaksanakan Pada dasarnya dari kelima hal yang disebutkan di
Pemeriksaan Fungsi Peralatan dengan kode atas merupakan landasan bagi terbentuknya
unit kompetensi KTL.IO02.043.01. sebuah program pelatihan. Program pelatihan
5) Unit kompetensi yang berkaitan dengan secara umum terdiri dari hal-hal berikut ini :
merancang energi listrik alternatif tenaga surya 1) Judul program pelatihan, bisa diambil dari
tidak ditemukan dalam SKKNI taupun standar nama sebuah jabatan, judul kompetensi atau
khusus lainnya. Karena itu dibuat standar lokal level kompetensi.
berdasarka referensi dan sumber-sumber yang 2) Kode program pelatihan, diambil dari
berkaitan dengan perancangan energi listrik Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia
alternatif tenaga surya. Dalam hal ini, kita (KBLUI)
membuat unit kompetensi Merancang Energi 3) Jenjang program pelatihan, bisa dengan
Aternatif Tenaga Surya dengan kode unir berhenjang ataupun non jenjang.
kompetensi KTL.PEL01.001.01. 4) Tujuan pelatihan, mendeskripsikan tujuan
spesifik yang akan dicapai setelah mengikuti
Dalam hal ini telah terbentuk lima unit pelatihan.
kompetensi, yaitu : 5) Unit kompetensi yang ditempuh
1) Menerapkan Prosedur K3 dengan kode unit 6) Perkiraan waktu pelatihan
kompetensi KTL.KK01.001.01 7) Persyaratan peserta pelatihan, berisi tentan
2) Menerapkan Teknik Dasar Listrik di Tempat persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon
Kerja dengan kode unit kompetensi perserta pelatihan.
IND.LS.01.001.01 8) Kurikulum pelatihan berisi tentang unti-unit
3) Mengukur Listrik / Elektronika dengan kode kompetensi yang akan ditempuh dan alokasi
unit kompetensi LOGOO12.002.00. waktu pelatihan tiap-tiap kompetensi secara
4) Melaksanakan Pemeriksaan Fungsi Peralatan teori dan praktek..
dengan kode unit kompetensi 9) Silabus pelatihan
KTL.IO02.043.01. 10) Daftar alat dan bahan yang dibutuhkan dan
5) Merancang Energi Aternatif Tenaga Surya akan digunakan.
dengan kode unit kompetensi
KTL.PEL01.001.01. Sebelum menyusun program maka menyusun
silabus adalah langkah awalnya. Karena itu setiap
Dari unit-unit kompetensi ini kemudian unit kompetensi yang telah ditentukan, masing-
dikembangkan menjadi silabus pelatihan yang masing dibuat silabusnya. Silabus ini
berisi tentang, dikembangkan dari SKKNI atau standar lokal
1) Elemen-elemen kompetensi yang merupakan yang telah ditentukan sebelumnya.
penjabaran dari unit kompetensi.
2) Kriteria Unjuk Kerja (KUK), yaitu penjabaran
dari elemen-elemen kompetensi/
3) Indikator Unjuk Kerja (IUK) merupakan tolak
ukur atau dasar yang dijadikan untuk menilai
pencapian dari elemen kompetensi.
4) Materi pelatihan yang terbagi dalam hal
pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill)
dan sikap
Silabus yang dihasilkan dari masing-masing unit kompetensi adalah sebagai berikut :
PERKIRAAN WAKTU
MATERI PELATIHAN
ELEMEN KRITERIA INDIKATOR PELATIHAN (JP)
KOMPETENSI UNJUK KERJA UNJUK KERJA Pengeta- Keteram- Sikap Pengeta- Keteram-
huan pilan Kerja huan pilan
1.1 UU -Dapat UU Mampu Taat dan 1 1
1. Mengidentifika Keselamatan menyebutkan UU Keselamata menerapka patuh K3
si Keselamatan Kerja Dipatuhi keselamatan kerja n kerja n UU
Kerja dengan pada Saat -Mampu Keselamata
Baik. Bekerja. menerapkan UU n Kerja.
keselamatan kerja
-Taat dan patuh
K3
1.2 Peraturan -Dapat Peraturan Dapat Taat dan
Bengkel Dipatuhi menjelaskan Bengkel. mematuhi patuh
pada Saat Praktik. peraturan bengkel Peraturan peratura
-Mampu Bengkel. n
menerapkan Bengkel
Peraturan Bengkel
-Taat dan patuh
peraturan bengkel
1.3 Pakaian & -Dapat Pakaian Mampu Sesuai
Perlengkapan menyebutkan dan mengidenti SOP
Kerja Diketahui pakaian dan perlengkap fikasipakaia
dan Dipakai. perlengkapan an kerja n&Perlengk
kerja apan Kerja.
-Mampu
mengidentifikasi
Pakaian &
Perlengkapan
Kerja.
-Sesuai SOP
1.4 Resiko Kerja -Dapat Cara Dapat Sesuai
Diketahui dan menjelaskan cara menang- menanggul SOP
Ditanggulangi. menanggulangi gulangi angi Resiko
resiko kerja Resiko Kerja.
-Mampu Kerja.
Menanggulangi
Resiko Kerja.
-Sesuai SOP
2. Mengerti 2.1 Terjadinya -Dapat Teori Sesuai 1 1
Pengetahuan Kejut Listrik menjelaskan teori terjadinya SOP.
Dasar Diketahui terjadinya kejut Kejut Listrik
Pencegahan dengan Baik. listrik
Kecelakaan -Sesuai SOP
Kerja.
PERKIRAAN WAKTU
MATERI PELATIHAN
ELEMEN KRITERIA INDIKATOR PELATIHAN (JP)
KOMPETENSI UNJUK KERJA UNJUK KERJA Pengeta- Keteram- Sikap Pengeta- Keteram-
huan pilan Kerja huan pilan
2.4 GPAS -Dapat Teori GPAS Mampu Sesuai
Dimengerti menjelaskan teori memasang SOP
dengan Baik. GPAS GPAS .
-Mampu
memasang GPAS
-Sesuai SOP
3. Memiliki 3.1CaraMembawa Dapat Cara Mampu Sesuai 1 1
Ketrampilan &Menempatkan menjelaskanCara Membawa membawa SOP.
Umum dalam Tangga Diketahui Membawa&Mene & &Menemp
Bekerja. dan Dilakukan mpatkan Tangga. Menempat atkan
dengan Benar. kan Tangga Tangga
Mampu Benar.
membawa dan
menempatkan
tangga
Sesuai SOP
3.2 Cara Dapat Cara Mampu Sesuai
Mengangkat menjelaskan cara Mengangka mengangka SOP.
Benda Diketahui mengangkat t Benda t benda
dan Dilakukan benda
dengan Benar.
Mampu
mengangkat
benda
Sesuai SOP
3.3 Cara Dapat Teknik Mampu Sesuai
Memadamkan Api menjelaskan Pemadama melakukan SOP
Diketahui dan teknik n APi pemadama
Dilakukan dengan pemadaman api. n api.
Benar.
Mampu
melakukan
pemadaman api.
Sesuai SOP
4. Melakukan 4.1 Korban Kejut Dapat Cara Mampu Sesuai 1 1
Pertolongan pada Listrik Ditolong menjelaskan menolng menolong SOP
Korban dengan Cepat dan cara menolong Korban Korban
Kecelakaan Kerja. Benar. korban kejut Kejut Kejut
listrik Listrik. Listrik.
Mampu
menolong
korban kejut
listrik
Sesuai SOP
4.2 Pernapasan Dapat Teknik Mampu Sesuai
Buatan Dilakukan menjelaskan Pernafasan melakukan SOP
dalam teknik pernafasan Buatan Pernapasan .
Pertolongan buatan Buatan.
Kecelakaan Kerja.
Mampu
melakukan
pernafasan
buatan
Sesuai SOP
4.3 Korban Luka Dapat Cara Mampu Sesuai
Bakar Ditolong menjelaskan menolong menolong SOP
dengan Cepat dan cara menolong Korban korban luka
Benar. korban luka Luka Bakar. bakar
bakar
Mampu
menolong
korban luka
bakar
Sesuai SOP
PERKIRAAN WAKTU
MATERI PELATIHAN
ELEMEN KRITERIA INDIKATOR PELATIHAN (JP)
KOMPETENSI UNJUK KERJA UNJUK KERJA Pengeta- Keteram- Sikap Pengeta- Keteram-
huan pilan Kerja huan pilan
1.9. Istilah tentang Dapat menjelaskan Hubungan
rangkaian tentang istilah tentang terbuka,
hubung rangkaian hubung Rangkaian
terbuka, terbuka, rangkaian Beban dan
rangkaian berbeban dan hubung
berbeban dan rangkaian hubung singkat
rangkaian singkat
hubung
singkat
dinyatakan.
1.10 Hubungan Dapat menjelaskan Hubungan
rangkaian seri, hubungan rangkaian seri,
paralel dan seri- seri, paralel dan seri- hubungan
paralel dari paralel dari beberapa paralel dan
beberapa tahanan tahanan hubungan
dinyatakan. seri-paralel.
PERKIRAAN WAKTU
MATERI PELATIHAN
ELEMEN KRITERIA INDIKATOR PELATIHAN (JP)
KOMPETENSI UNJUK KERJA UNJUK KERJA Pengeta- Keteram- Sikap Pengeta- Keteram-
huan pilan Kerja huan pilan
dan diperiksakan
terhadap
persyaratan
pekerjaan.
PERKIRAAN WAKTU
MATERI PELATIHAN
ELEMEN KRITERIA INDIKATOR PELATIHAN (JP)
KOMPETENSI UNJUK KERJA UNJUK KERJA Pengeta- Keteram- Sikap Pengeta- Keteram-
huan pilan Kerja huan pilan
prosedur kejadian diluar
yang rencana
ditetapkan.
Sesuai SOP
Sesuai SOP
03. Memeriksa 3.1 Pemeriksa Dapat Prosedur Mampu Sesuai 1 3
dan memberita an akhir menjelaskan pemeriksaa melakukan SOP.
hukan dilakukan prosedur n akhir. pemeriksaa
penyelesaian untuk pemeriksaan akhir n akhir
pekerja an. menjamin
bahwa Mampu
pemeriksa melakukan
pemeriksaan akhir
an fungsi
peralatan
Sesuai SOP
sesuai
dengan
persyarata
n.
Silabus yang telah dipaparkan diatas barulah Dari empat hal tersebut kemudian dikembangkan
silabus yang unit kompetensinya sudah terdapat di menjadi elemen kompetensi sebagai berikut :
dalam SKKNI atau standar lokal. Sedangkan
untuk unit kompetensi Merancang Energi Listrik Elemen kompetensi 1.
Alternatif Tenaga Surya, tidak terdapat di dalam Mempersiapkan dan merencanakan perancangan
SKKNI ataupun standar lainnya. Karena itu energi listrik alternatif tenaga surya.
langkah pertama sebelum membuat silabus unit
kompetensi ini, maka harus membuat rancangan Elemen kompetensi 2.
standar kualifikasi kerjanya terlebih dahulu. Melaksanakan perancangan energi listrik
Rancangan kualifiksi kerja meliputi : alternatif tenaga surya.
1) Judul unit kompetensi
2) Deskripsi unit Elemen kompetensi 3.
3) Elemen kompetensi Memeriksa hasil perancangan energi listrik
4) Kriteria unjuk kerja alternatif tenaga surya.
5) Batasan variabel
6) Panduan penilaian Elemen kompetensi 4.
7) Kompetensi kunci Membuat laporan dan berita acara perancangan
energi listrik laternatif tenaga surya.
Dalam pengembangan program pelatihan di
kejuruan listrik LLK-UK Pati ini, unit kompetensi Sampai disini sudah terbentuk empat elemen
yang belum ada SKKNI-nya dan hendak dibuat kompetensi. Elemen-elemen ini yang kemudian
adalah unit kompetensi Merancang Energi Listrik dijabarkan menjadi lebih rinci dalam kriteria
Alternatif Tenaga Surya, ini bisa dijadikan sebagai unjuk kerja atau apa saja yang akan diukur dalam
judul unit kompetensi. masing-masing elemen kompetensi.
Dari judul unit kompetensi ini kemudian dibuat Kriteria Unjuk Kerja (KUK) untuk elemen 1 yang
deskripsi unitnya : dapat dibuat adalah sebagai berikut :
Unit kompetensi ini berkaitan dengan persiapan 1.1. Prosedur dan Kebijakan K3 dipersiapkan dan
pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan, pemeriksaan dipahami sebagai satu kesatuan sistem kerja.
hasil pekerjaan dan pembuatan laporan yang 1.2.Mempersiapkan dan membuat gambar
dibutuhkan dalam merancang energi listrik rancangan energi alternatif tenaga surya.
alternatif tenaga surya sesuai dengan standar
operasional prosedur. KUK untuk elemen 2 :
2.1. Alat dan bahan dipersiapkan sesuai dengan
Setelah membuat deskripsi unit, dari sana dapat spesifikasi kebutuhan.
dilihat beberapa elemen yang dibutuhkan dalam 2.2. Alat dan bahan diperiksa unjuk kerjanya
merancang energi listrik alternatif tenaga surya. supaya bisa dipastikan dalam kondisi baik dan
Elemen-elemen itulah yang kemudian dapat bekerja sebagaimana mestinya.
dikembangkan menjadi elemen kompetensi. 2.3. Rancangan energi laternatif dibuat dan
Menurut standar baku, setiap unit kompetensi dipasang sesuai dengan gambar rancangan.
minimal memiliki dua elemen kompetensi yaitu,
mengenai persiapan dan pelaksanaan pekerjaan. KUK untuk elemen 3 :
Dalam hal perancangan energi alternatif tenaga 3.1. Prosedur permeriksaan hasil pekerjaan
surya ini, dari deskripsi unitnya paling tidak dapat dipahami sesuai dengan rancangan.
ditemukan empat hal yang bisa dijadikan sebagai 3.2. Pemeriksaan dilakukan sesuai dengan SOP
elemen unit, yaitu : dan gambar rancangan awal.
1) Persiapan pekerjaan 3.3. Kesalahan atau kejadian yang tidak sesuai
2) Pelaksanaan pekerjaan dengan rancangan ditemukan dan dicarikan
solusinya.
3) Pemeriksaan hasil pekerjaan 3.4. Rancangan atau hasil rakitan dipastikan bisa
4) Pembuatan laporan berjalan sesuai dengan unjuk kerja yang telah
ditentukan.
4) Aspek Penting
a. Kompetensi harus diujikan di tempat kerja
atau di tempat lain secara simulasi dengan
Hasil dari rancangan pembuatan kualifikasi kerja untuk unit kompetensi “Merancang Energi Listrik
Alternatif Tenaga Surya” secara keseluruhan dapat disusun menjadi kualifikasi kerja sebagai berikut :
4. Membuat laporan dan berita acara 4.1. Laporan dibuat sesuai dengan format
perancangan energi listrik laternatif dan aturan yang ada.
tenaga surya. 4.2. Berita acara perancangan dibuat sebagai
satu kesatuan dengan laporan
Sesuai spesifikasi
Sesuai gambar
rancangan
PERKIRAAN WAKTU
MATERI PELATIHAN
ELEMEN KRITERIA INDIKATOR PELATIHAN (JP)
KOMPETENSI UNJUK KERJA UNJUK KERJA Pengeta- Keteram- Sikap Pengeta- Keteram-
huan pilan Kerja huan pilan
03. Memeriksa 3.1. Prosedur Dapat Prosedur Mampu Sesuai 8 24
hasil pemeriksaa menjelaskan pemeriksaa melakukan SOP.
perancangan n hasil prosedur n hasil pemeriksaa
energi listrik pekerjaan pemeriksaan hasil pekerjaan n hasil
tenaga surya dipahami pekerjaan pekerjaan
sesuai Mampu
dengan melakukan
pemeriksaan akhir
rancangan.
Sesuai SOP
3.2. Pemeriksaa Dapat Gambar Mampu Sesuai
n dilakukan menjelaskan rancangan melakukan gambar
sesuai gambar awal dan pemeriksaa rancangan
dengan SOP rancangan dan SOP . n dan SOP .
dan gambar SOP
rancangan
awal Mampu
melakukan
pemeriksaan
Sesuai gambar
rancangan dan
SOP .
04. Membuat 4.1. Laporan Dapat Format dan Mampu Sesuai SOP 4 12
laporan dan dibuat sesuai menjelaskan aturan membuat
berita acara dengan format dan aturan laporan laporan
perancangan format dan laporan
energi listrik aturan yang
alternatif ada. Mampu membuat
tenaga surya laporan
Sesuai SOP
4.2. Berita acara Dapat Cara Mampu Sesuai SOP
perancangan menjelaskan cara membuat membuat
dibuat membuat barita berita acara berita acara
sebagai satu acara
kesatuan
dengan Mampu membuat
laporan berita acara
Sesuai SOP
Silabus untuk unit kompetensi Merancang Energi Listrik Alternatif telah terbentuk. Langkah selanjutnya
adalah membuat program pelatihan. Seperti yang telah dipaparkan di halaman sebelumnya, sebuah program
pelatihan memuat antara lain :
1. Judul program pelatihan
2. Kode program pelatihan
3. Jenjang program pelatihan
4. Tujuan pelatihan
5. Unit kompetensi yang ditempuh
6. Perkiraan waktu pelatihan
7. Persyaratan peserta pelatihan
8. Kurikulum pelatihan
9. Silabus pelatihan
10. Daftar alat dan bahan
Sehingga hasil akhir dari tujuan penulisan artikel ilmiah ini adalah sebuah program pelatihan Perancangan
Energi Alternatif Tenaga Surya sebagai berikut :
JAM PELATIHAN
NO UNIT KOMPETENSI KODE UNIT PENGE- KETERAM JUM-
TAHUAN PILAN LAH
I. KELOMPOK UNIT KOMPETENSI
UMUM
1.1. Menerapkan Prosedur K3 KTL.KK01.001.01 4 4 8
JumlahI - - - -
II. KELOMPOK UNIT KOMPETENSI INTI
- - - - -
JumlahIII - - -
IV. KELOMPOK PENUNJANG
- -
-
JumlahIV - - - -
Jumlah I s.d. IV - - - -
V. PELATIHAN DI TEMPAT KERJA (OJT) *)
5.1 Magang - - - -
Jumlah V
VI EVALUASI PROGRAM PELATIHAN*)
6.1 EvaluasiProgram Pelatihan -
JumlahVI - - -
63 177 240
Jumlah I s.d. VI
Sampai langkah ini sebetulnya sebuah program berisi latar belakang pelaksanaan pelatihan seperti
pelatihan sudah terbentuk. Karena telah memenuhi landasan hukum, hal-hal yang melandasi perlunya
unsur-unsur sebuah program pelatihan seperti diadakan pelatihan, dasar pembuatan program
yang telah dijelaskan disebelumnya. Secara seperti SKKNI dan diakhiri dengan penutup serta
sistematisnya program pelatihan ini harus disusun ditandatangani oleh pejabat yang berwenang.
dalam bentuk buku yang dilengkapi dengan cover Daftar alat dan bahan berisikan kebutuhan alat dan
atau sampul program pelatihan, kata pengantar bahan yang akan digunakan selama pelatihan.
yang ditandatangani oleh pejabat berwenang, Daftar alat dan bahan ini disusun berdasarkan unit
daftar alat dan bahan yang digunakan dan daftar kompetensinya masing-masing. Dalam hal ini
pengajar yang akan mengampu pelatihan. Untuk daftar alat dan bahan untuk program “Perancangan
cover program pelatihan memuat judul program Energi Listrik Aternatif Tenaga Surya adalah
pelatihan, kode pelatihan, loggo lembaga, gambar sebagai berikut :
ilustrasi yang sesuai dengan program pelatihan
dan alamat lembaga pelatihan. Kata pengantar
UNIT
NO KODE UNIT DAFTAR PERALATAN DAFTAR BAHAN KET.
KOMPETENSI
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan pembelajaran matematika dengan
menggunakan bahan ajar berbasis web dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah
materi pokok Lingkaran. Subjek penelitia ini adalah siswa dan guru mata pelajaran matematika SMP Negeri
7 Pati kelas VIII G tahun pelajaran 2009/2010. Dengan Jumlah siswa 33 orang, terdiri dari 14 orang siswa
perempuan dan 19 orang siswa laki-laki.Dari hasil penelitian menunjukkan adannya peningkatan
kemampuan siswa untuk memecahkan masalah pada materi pokok Lingkaran. Hal ini ditunjukkan dengan
meningkatnnya nilai rata-rata siswa dari dua siklus yang telah dilaksanakan yaitu dari 7,7 menjadi 8,0
dengan prosentase ketuntasan belajar klaksikal mencapai 78,7% menjadi 93,9%. Berdasarkan lembar
observasi tampak adannya kemampuan siswa dalam menggunakan komputer dan keaktifan siswa dalam
pembelajaran, dari keempat indikator kemampuan menggunakan komputer semuanya termasuk dalam
kategori baik dengan rata-rata prosentase dari 73,14% menjadi 77,49%. Namun tidak pada keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran dari keempat indikator diperoleh hasil yang beragam yaitu dari kriteria cukup
baik hingga sangat baik dengan rata-rata prosentase dari 70,66% menjadi 74,83%. Pada lembar observasi
kinerja guru juga terdapat peningkatan yaitu dari 75% menjadi 85,4% dengan kriteria sangat baik. Dari
keseluruhan penelitian yang telah dilaksanakan disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran matematika
dengan menggunakan bahan ajar berbasis Web dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah materi pokok Lingkaran pada siswa kelas VIII G Semester genap SMP Negeri 7 Pati tahun ajaran
2009/2010.
Kata Kunci : pembelajaran matematika, bahan ajar berbasis web, materi pokok lingkaran, siswa dan guru
mata pelajaran matematika SMP Negeri 7 kelas VIII G
PENDAHULUAN
Matematika merupakan ilmu yang Sebagaimana sebutannya, bahan ajar
mempunyai sifat khusus bila dibandingkan berbasis web adalah bahan ajar yang disiapkan,
dengan disiplin ilmu yang lain. Kekhususan dijalankan, dan dimanfaatkan dengan media
matematika diantarannya matematika berkenaan web. Bahan ajar sering juga disebut bahan ajar
dengan ide-ide abstrak yang tersusun secara berbasis internet atau bahan ajar online.
hirarkis dengan penalaran yang bersifat deduktif Terdapat tiga karakteristik utama yang
aksiomatik. Karena itu kegiatan belajar merupakan potensi besar bahan ajar berbasis
mengajar matematika seyogyannya tidak web yakni:
disAmakan dengan ilmu lain. Dalam kegiatan 1. Menyajikan multimedia
pembelajaran matematika perlu diciptakan 2. Menyimpan, mengolah, dan menyajikan
situasi yang membuat siswa terlibat secara aktif. informasi
Berdasarkan hasil wawancara dengan 3. Hyperlink
guru matematika kelas VIII G, Ibu Sri Utari Karena sifatnnya yang online, maka bahan
S.Pd, pembelajaran matematika yang terjadi di ajar berbasis web mempunyai karakteristik
SMP Negeri 7 Pati belum mampu mencapai khusus sesuai dengan karakteristik web itu
hasil yang memuaskan. Pandangan siswa sendiri. Salah satu karakteristik yang paling
terhadap pelajaran matematika sebagai momok menonjol adalah adannya fasilitas hyperlink.
mengakibatkan siswa kurang aktif pada saat Hyperlink memungkinkan sesuatu subjek dapat
kegiatan belajar mengajar berlangsung. dihubungkan dengan subjek lain tanpa ada
Pembelajaran yang diterapkan selama ini hanya batasan fisik dan geografis, selama subjek yang
sekedar ceramah dan latihan soal, membuat bersangkutan tersedia pada web. Dengan
suasana belajar di kelas menjadi monoton, adannya fasilitas hyperlink maka sumber belajar
kurang menarik apalagi ditambah konsentrasi menjadi sangat kaya. Search engine sangat
siswa yang kurang optimal. Begitu pula dengan membantu untuk mencari subjek yang dapat
kondisi siswa kelas VIII G SMP Negeri 7 Pati. dijadikan link.
Seperti yang dijelaskan oleh Ibu Sri Utari, S.Pd Pemanfaatan web sebagai media
pencapaian nilai rata-rata kelas hanya berkisar periklanan dan informasi sekarang ini sudah
6,00 dan aktivitas belajar siswa juga belum sangat meluas, namun pemanfaatan web sebagai
maksimal hanya berkisar 10% siswa tergolong media belajar siswa masih jarang digunakan.
aktif dalam pembelajaran matematika. Karena itu, pada penelitian ini penulis
Lingkaran adalah salah satu materi yang menggunakan bahan ajar berbasis web sebagai
diberikan pada kelas VIII semester II. Menurut upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa
Ibu Sri Utari siswa mengalami kesulitan pada dalam memecahkan masalah pada materi pokok
saat menyelesaikan permasalahan yang lingkaran.
berkenaan dengan materi pokok lingkaran.
Untuk itu perlu adannya perubahan dan strategi METODE
pembelajaran yang harus dilakukan guru. Dalam Bertolak dari latar belakang masalah yang telah
hal ini peneliti menawarkan pemakaian media diuraikan dimuka, maka dikemukakan rumusan
komputer menggunakan bahar ajar berbasis web masalah sebagai berkut:
dengan exe pada jaringan komputer sekolah.
Hal ini dimaksudkan agar siswa merasa tertarik Apakah penerapan pembelajaran matematika
untuk belajar dengan keterkaitan itu maka dengan menggunakan bahan ajar berbasis web
diharapkan siswa dapat menguasai materi yang materi pokok lingkaran pada siswa kelas VIII G
dapat yang dipelajari melalui bantuan komputer. Semester II SMP Negeri 7 Pati Tahun Pelajaran
Selain itu, dengan pembelajaran ini diharapkan 2009/2010 dapat:
siswa mudah memahami konsep-konsep yang
1. Meningkatkan kemampuan siswa dalam
ada dikarenakan media yang digunakan adalah
memecahkan masalah.
komputer dan siswa tidak hanya mendengarkan
2. Meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar
dan melihat tetapi siswa yang mengoperasikan
matematika.
sendiri komputer tersebut dimana di dalam
komputer tersebut telah disiapkan materi pokok
lingkaran.
Dari permasalahan yang tersebut diatas, cara untuk pelaksanaan pembelajaran materi
pemecahan masalah yang diajukan berupa lingkaran dan latihan soal dalam bentuk lembar
tindakan kelas yang dilaksanakan dengan diskusi siswa, selanjutnnya 15’ terakhir
pembelajaran berbasis web menggunakan digunakan untuk mengadakan presentasi hasil
bantuan komputer untuk meningkatkan pemecahan masalah.
keaktifan dan kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah pada materi pokok Pertemuan kedua yang berlangsung
lingkaran dalam dan lingkaran luar. Penelitian selama 2 x 40’ jam pelajaran dilaksanakan pada
tindakan kelas ini dirancang dalam 2 siklus, pukul 13.00-14.20 WIB, 10’ pertama digunakan
dengan tingkat keberhasilan yang dilihat dari untuk persiapan, 55’ digunakan untuk
siklus I dan siklus II. Pada siklus I ada beberapa mengadakan uji kompetensi berupa soal essay,
tahap yang harus dilewati, mulai tahap selanjutnnya 15’ terakhir digunakan untuk
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan membahas soal uji kompetensi.
tahap refleksi. Untuk siklus II juga terdiri dari
Perencanaan
beberapa tahap, yaitu tahap perencanaan ulang,
Dalam perencanaan siklus I dipersiapkan hal-
pelaksanaan, pengamatan dan diakhiri dengan
hal sebagai berikut:
tahap refleksi. Siklus II ini merupakan
penyempurnaan dari siklus sebelumnnya. 1).Menyiapkan bahan ajar dengan
menggunakan program exe materi unsur
Pendekatan yang digunakan dalam
lingkaran, bagian lingkaran dan keliling
pembelajaran ini adalah pembelajaran interaktif,
lingkaran.
yaitu siswa berinteraksi langsung dalam proses
belajar dengan menggunakan komputer. Dengan 2).Menyiapkan rencana pengajaran siklus I
demikian siswa tidak lagi menjadi pendengar (lampiran 2 dan lampiran 3) untuk dua kali
atau pengamat tetapi dalam pembelajaran siswa pertemuan (2 x 40 menit) dan uji
sebagai pelaku dan peran utama, guru hanya kompetensi siklus I (lampiran 7).
sebagai pembimbing dan pemantau serta
pengevaluasi. 3).Menyiapkan lembar observasi (terlampir)
baik untuk siswa maupun untuk guru
Media pembelajarn yang penulis gunakan dalam (lampiran 11,14 dan 16).
pembelajaran ini didesain dengan menggunakan
program exe. Program pembelajaran multimedia 4).Menentukan waktu atau jadwal penelitian
komputer yang didesain interaktif sehingga tindakan kelas.
memberikan pilihan yang luas kepada siswa
sebagai umpan balik didalam program tersebut Pelaksanaan Tindakan
dirancang juga soal-soal yang interaktif. Dalam pelaksanaan penelitian tindakan
kelas ini dilakukan langkah-langkah sebagai
HASIL DAN PEMBAHASAN berikut:
Pada penelitian tindakan kelas, siklus I
dilaksanakan pada tanggal 11 Januari 2010, 1). Guru memperkenalkan dan menjelaskan
materi yang diajarkan unsur dan bagian model pembelajaran berbasis Web dengan
lingkaran serta keliling lingkaran. Sedangkan bantuan komputer dalam pengajaran
siklus II dilaksanakan pada tanggal 13 Januari matematika khususnnya matri pokok
2010 dengan materi yang diajarkan luas lingkaran.
lingkaran. 2).Guru membagi kelas menjadi delapan
kelompok hal ini dikarenakan keterbatasan
Siklus I fasilitas komputer pada SMP Negeri 7 Pati.
Siklus I dilaksanakan 2 (dua) kali pertemuan 3). Guru memberikan informasi dan petunjuk
yang berlangsung selama 4 x 40’ jam pelajaran penggunaan program disertai peragaan
pada tanggal 11 Januari 2010. Dengan perincian dengan menggunakan LCD proyrktor,
pertemuan pertama yang berlangsung selama 2 dilanjutkan dengan praktek langsung oleh
x 40’ jam pelajaran dilaksanakan pada pukul masing-masing siswa dan guru membimbing
07.00 – 08.20 WIB, 15’ pertama digunakan siswa yansg masih kesulitan dalam
untuk persiapan pembelajaran, 50’ digunakan menggunakan program tersebut.
Engineeering Edu x
37 Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Ilmu Teknik
Vol. 1 No. 1 Januari 2015 ISSN 2407 - 4187
4). Guru meminta siswa mempelajari materi peneliti dengan siswa sehingga masih
yang sudah ada dalam komputer dan banyak memerlukan penyesuaian.
memahami contoh soal yang tersedia. c). Keaktifan siswa dalam menjawab
5). Guru memberikan kesempatan kepada siswa pertanyaan guru saat terjadi tanya jawab
untuk bertannya tentang materi atau contoh secara keseluruhan baik dengan
soal yang belum dipahami. prosentase 76,5%.
6). Guru membagikan lembar diskusi kepada
masing-masing kelompok. d). Kemampuan siswa dalam memecahkan
7). Guru meminta kepada setiap siswa untuk masalah secara keseluruhan baik dengan
memahami masalah, merencanakan prosentase 73,5%.
penyelesaian, menyelesaikan masalah serta
3). Hasil penilaian uji kompetensi I
memeriksa kembali hasil pekerjaannya.
8). Guru membimbing siswa dalam kegiatan Setelah siklius I selesai dilaksanakan maka
diskusi. diberikan tes kepada siswa sebagai tolak ukur
9). Guru menunjuk salah satu kelompok untuk apakah model pembelajaran yang digunakan
menjelaskan hasil pemecahan masalah sudah dikuasai dan dipahami siswa pada materi
didepan kelas. pokok bahasan lingkaran. Adapun hasil tes
10).Guru menyimpulkan cara pemecahan siklus I sebagai berikut:
masalah.
11).Siswa mengerjakan soal uji kompetensi a). Untuk perorangan siswa yang dinyatakan
yang berupa soal essay pada pertemuan tuntas belajar, yakni memperoleh nilai > 7,5
kedua. ada 26 siswa (78,7%) dan sudah sesuai yang
diharapakan.
Observasi b). Siswa yang belum tuntas yakni siswa yang
1). Hasil pengamatan kemampuan siswa dalam mendapatkan nilai ≤ 7,5 ada 7 siswa (21,3%).
menggunakan komputer dengan bahan ajar c). Rata-rata nilai kelas mencapai nilai 7,7 sudah
berbasis web. sesuai yang diharapkan. Dapat dilihat pada
a). Kemampuan siswa dalam mengoperasikan lampiran 9.
komputer secara keseluruhan baik dengan 4). Hasil pengamatan kinerja guru
prosentase 72,7%. Dari 12 indikator penilaian kinerja guru
b). Kemampuan siswa dalam membuka diperoleh skor penilaian 75% atau dikatakan
program berbasis Web secara keseluruhan baik. Namun hasil ini belum maksimal
baik dengan prosentase 75,0%. karena guru masih terlihat canggung dalam
c). Kemampuan ssiswa dalam memahami pembelajaran menggunakan bahan ajar
materi dengan bahan ajar berbasis Web berbasis web yang masih tergolong baru ini.
secara keseluruhan baik dengan Aspek yang masih perlu ditingkatkan lagi
prosentase 71,2%. yaitu pada ketrampilan guru dalam
d). Kemampuan siswa dalam menutup menggunakan bahan ajar berbasis Web,
program berbasis Web secara keseluruhan kemampuan dalam memberikan soal
baik dengan prosentase 73,4%. peningkatan ketrampilan.
2). Hasil pengamatan keaktifan siswa dalam
mengikuti pembelajaran di kelas. Refleksi
a). Keaktifan siswa dalam mencari sumber Dari seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran
belajar secara keseluruhan sudah cukup siklus I dengan hasil yang telah disebutkan di
baik dengan prosentase 65,1 %. atas, selanjutnnya diadakan refleksi terhadap
b). Keaktifan siswa dalam bertanya tentang keseluruhan aktifitas pada sikuls I.
materi yang belum jelas secara 1). Dari hasil pengamatan kemampuan siswa
keseluruhan sudah cukup baik dengan dalam menggunakan komputer dengan bahan
prosentase 65,9%. Namun hasil ini belum ajar berbasis Web yang diperoleh, secara
maksimal karena siswa terlihat masih keseluruhan dari empat indikator pengamatan
canggung untuk mengeluarkan mengenai kemampuan siswa menggunakan
pendapatnnya karena pembelajaran siklus komputer dengan bahan ajar berbasis web
I ini merupakan pertemuan pertama antara sudah baik. Meskipun demikan perlu juga
Engineeering Edu x
38 Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Ilmu Teknik
Vol. 1 No. 1 Januari 2015 ISSN 2407 - 4187
ditanamkan ketrampilan serta kecepatan penyajian contoh soal yang bervariasi juga
siswa dalam menggunakan komputer agar perlu dilakukan agar siswa tidak merasa
pembelajaran lebih efisien. bosan. Dengan langkah-langkah tersebut
2). Hasil pengamatan keaktifan siswa dalam diharapkan ketuntasan belajar siswa dapat
mengikuti pembelajaran di kelas, secara mencapai hasil yang maksimal.
keseluruhan masih kurang baik. Dari
keempat keaktifan yang diamati teradapat Siklus II
dua keaktifan yang meskipun sudah baik tapi Siklus II dilaksanakan 2 (dua) kali pertemuan
dapat dimaksimalkan lagi, yaitu: yang berlangsung selama 4 x 40’ jam pelajaran
a).Keatifan siswa dalam mencari sumber pada tanggal 13 Januari 2010. Dengan perincian
belajar masih kurang baik dengan pertemuan pertama yang berlangsung selama 2
prosentase 65,1%. Hal ini dikarenakan x 40’ jam pelajaran dilaksanakan pada pukul
ketergantungan siswa pada sumber yang 07.00 – 08.20 WIB, 15’ pertama digunakan
disediakan oleh sekolah. Siswa untuk persiapan pembelajaran, 50’ digunakan
menganggap apa yang diberikan guru untuk pelaksanaan pembelajaran materi
adalah segalannya. Oleh karena itu guru lingkaran dan latihan soal dalam bentuk lembar
perlu memberikan contoh agar siswa diskusi siswa, selanjutnnya 15’ terakhir
tertarik untuk mencari sumber belajar lain, digunakan untuk mengadakan presentasi hasil
yaitu dengan menunjukkan bermacam pemecahan masalah.
buku yang berkaitan dengan materi serta
Pertemuan kedua yang berlangsung selama 2 x
menghindari menggunakan satu buku
40’ jam pelajaran dilaksanakan pada pukul
dalam pembelajaran.
13.00-14.20 WIB, 10’ pertama digunakan untuk
b). Keaktifan siswa dalam bertanya tentang persiapan, 55’ digunakan untuk mengadakan uji
materi yang blum jelas sudah cukup baik kompetensi berupa soal essay, selanjutnnya 15’
dengan prosentase 65,9%. Meskipun hasil terakhir digunakan untuk membahas soal uji
ini cukup baik namun masih perlu kompetensi.
ditingkatkan lagi yaitu dengan adannya
Perencanaan
hubungan keakraban yang dibangun guru
Dalam perencanaan siklus II dipersiapkan hal-
untuk lebih dekat dengan siswa sehingga
hal sebagai berikut:
siswa tidak malu atau canggung dalam
1).Menyiapkan bahan ajar dengan
mengeluarkan pendapatnnya.
menggunakan program exe materi luas
3). Hasil penilaian uji kompetensi I lingkaran.
2).Menyiapkan rencana pengajaran siklus II
Secara klaksikal pembelajaran dapat (lampiran 18 dan lampiran 19) untuk dua kali
dikatakan tuntas. Dengan prosentase pertemuan (2 x 40 menit) dan uji
ketuntasan 78,7% dengan nilai rata-rata 7,7. kompetensi siklus II (lampiran 23).
Pencapaian yang baik jika dilihat secara 3).Menyiapkan lembar observasi (terlampir)
keseluruhan. Namun secara individu masih baik untuk siswa maupun untuk guru
ada siswa yang tidak tuntas belajar yaitu (lampiran 27, 30, 32).
sebanyak 7 orang siswa. Melihat dari 4).Menentukan waktu atau jadwal penelitian
kemampuan menggunakan komputer serta tindakan kelas.
pengamatan keaktifan siswa seharusnnya
hasil tersebut dapat dimaksimalkan lagi. Pelaksanaan Tindakan
Karena pada dasarnnya materi pokok Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini
lingkaran bukan merupakan materi yang dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
sulit. Siswa yang tidak tuntas belajar dapat
meningkatkan prestasinnya jika mendapat 1). Kegiatan awal dimulai dengan menjelaskan
bimbingan lebih dari guru. Bimbingan ini cara pengoperasian komputer dengan bahan
dilakukan agar siswa lebih memperhatikan ajar berbasis web dan memberikan petunjuk
materi yang tersaji dalam komputer dan secara khusus kepada siswa yang belum
diberi bimbingan cara mengoperasikan paham.
komputer yang lebih baik. Selain itu
Engineeering Edu x
39 Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Ilmu Teknik
Vol. 1 No. 1 Januari 2015 ISSN 2407 - 4187
Engineeering Edu x
40 Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Ilmu Teknik
Vol. 1 No. 1 Januari 2015 ISSN 2407 - 4187
c). Kemampuan siswa dalam memahami belajar dibandingkan dengan siklus I. Pada
materi dengan bahan ajar berbasis web siklus II ini hanya ada dua siswa yang tidak
mengalami peningkatan yaitu dari 71,2% tuntas sehingga telahsesuai harapan. Rata-
pada siklus I menjadi 76,5%. Merupakan rata nilai juga mengalami kenaikan meskipun
peningkatan yang cukup baik dan sesuai tidak signifikan. Hasil tersebut dapat
dengan harapan. ditingkatkan lagi dengan meningkatkan
d). Kemampuan siswa dalam menutup efektifitas dan efisiensi media serta strategi
progaram berbasis web juga mengalami belajar.
peningkatan dari 73,4% menjadi 78,0%.
4). Pengamatan kinerja guru
2). Pengamatan keaktifan siswa dalam Kemampuan dan ketrampilan guru dalam
mengikuti pembelajaran di kelas pada siklus Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) terdapat
II ini mengalami peningkatan dibanding pada peningkatan dibandingkan dengan siklus I.
siklus I. Peningkatan yang terjadi sebagai Dengan prosentase 75% pada siklus I
berikut: menjadi 85,4%.
a). Keaktifan siswa dalam mencari sumber
belajar pada siklus I masih kurang baik PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
dengan prosentase 65,1% menjadi cukup Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
baik dengan prosentase 68,1%. Meskipun penerapan pembelajaran matematika dengan
tidak signifikan tetapi tetapi merupakan menggunakan bahan ajar berbasis Web dapat
suatu kemajuan yang baik. Siswa tidak meningkatkan kemampuan siswa dalam
lagi trgantung pada satu sumber belajar memecahkan masalah materi pokok lingkaran
yang diberikan sekolah tetapi berusaha bagi siswa kelas VIII G semester II SMP Negeri
mencari sumber lain berupa buku-buku 7 Pati Tahun Pelajaran 2009/2010.
yang berkaitan dengan materi yang sedang
dipelajari. Tabel 1
b). Keaktifan siswa dalam bertanya tentang
Siklus I Ketuntasan Siklus II Ketuntasan
materi yang belsum jelas yang pada siklus
I prosentasennya hanya 65,9% menjadi Kemampuan Kemampuan
siswa dalam siswa dalam
70,4%. Pada siklus ini siswa yang aktif menggunakan menggunakan
bertanya lebih banyak dibandingkan pada komputer komputer
dengan bahan dengan bahan
siklus I. ajar berbasis ajar berbasis
c). Keaktifan siswa dalam menjawab Web. Web.
pertanyaan guru saat terjadi tanya jawab a.Kemampuan 72,7% a. Kemampuan 78,0%
mengalami peningkatan yaitu dari mengope- mengope-
rasikan rasikan
prosentase 76,5% menjadi 85,6%. Hal ini komputer. komputer.
menunjukkan bahwa siswa sangat respon
b.Kemampuan 75,0% b. Kemampuan 75,7%
terhadap pembelajaran sehingga mereka membuka membuka
berebut untuk menjawab pertanyaan yang program program
berbasis berbasis
disampaikan guru. Web. Web.
d). Kemampuan siswa untuk memecahkan
c.Kemampuan 71,2% c. Kemampuan 76,5%
masalah mengalami peningkatan yaitu memahami memahami
pada siklus I hanya mencapai 73,5% materi materi
dengan dengan
menjadi 76,5%. Hal ini dapat diamati dari program program
kecepatan dan ketepatan siswa dalam berbasis berbasis
Web. Web.
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan guru. d.Kemampuan 73,4% d.Kemampuan 78,0%
menutup menutup
program program
3). Penilaian uji kompetensi II berbasis Web berbasis Web
Secara klaksikal pembelajaran dikatakan Rata-rata 73,14% Rata-rata 77,49%
tuntas. Dengan prosentase ketuntasan 93,9% Prosentase Prosentase
dengan nilai rata-rata 8,0. Dari hasil tersebut
tampak bahwa terjadi peningkatan ketuntasan
Engineeering Edu x
41 Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Ilmu Teknik
Vol. 1 No. 1 Januari 2015 ISSN 2407 - 4187
Engineeering Edu x
42 Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Ilmu Teknik
Vol. 1 No. 1 Januari 2015 ISSN 2407 - 4187
Engineeering Edu x
43 Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Ilmu Teknik
Vol. 1 No. 1 Januari 2015 ISSN 2407 - 4187
(Wikipedia.2009.Komputer.http://id.wikipedia.o
rg/wiki/Program_Komputer/
2009/06/03)
Engineeering Edu x
44 Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Ilmu Teknik
Vol. 1 No. 1 Januari 2015 ISSN 2407 - 4187
ABSTRAK
Objective of this research found the role of Religion Skill in the increasing student potency with Islamic
identty. Research method used quantitative description approach. Collecting datas used queatinnaire and
interview. The sample was taken by random sampling technique. The result of this research describe that the
most respondents have answered Riligion Skill is very interesting, it infulences of habbits and religion
kwnowledge. Time allocation is still lacking, while the learning and material is interesting for respondents.
The conclusion of this researh is religion skill increasing sudent potency with Islamic identity.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui peran Ketrampilan Agama dalam meningkatkan potensi siswa
beridentitas Islam. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan
data menggunakan angket dan wawancara. Tehnik pengambilan sampel menggunakan random sampling.
Hasil penelitian banyak responden menjawab bahwa Ketrampilan Agama sangat menarik, mempengaruhi
tingkah laku dan pengetahuan agama. Alokasi waktu masih kurang, sedang pengajarannya dan materi
menarik bagi responden. Kesimpulan ketrampilan Agama meningkatkan potensi siswa beridentitas Islam.
Engineeering Edu x
45 Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Ilmu Teknik
Vol. 1 No. 1 Januari 2015 ISSN 2407 - 4187
kesenjangan akses ekonomi, lemah atau tidak spiritual siswa dan menguatkan jati diri mereka
adanya sistem pendukung, dan toleransi terhadap selaku muslim.
penyalahgunaan kekuasaan. (www.pmi.or.id) Berdasar latar belakang di atas maka
Berdasarkan data yang dihimpun dari penulis mengambil judul Peran Ketrampilan
Suara Merdeka.com data kasus kekerasan anak Agama dalam Mengembangkan Potensi Siswa
yang ditangani LPA DIY diawal tahun 2012, di Beridentitas Islami dengan rumusan masalah
DIY angka tertinggi adalah kekerasan pengasuhan bagaimana peran Ketrampilan Agama dalam
13, disusul kekerasan pencurian 11, kekerasan meningkatkan potensi siswa beridentitas Islami.
seks 10, kekerasan fisik 8 dan baru kekerasan Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui
psikis 3 dan narkoba 1 kasus. Menurut Nyadi peran Ketrampilan Agama dalam meningkatkan
Kasmorejo berdasarkan data yang ada di lembaga potensi siswa beridentitas Islami. Adapun
Yayasan Sayap Ibu Yogyakarta kasus kekerasan manfaat penelitian ini adalah sebagai bahan
terhadap anak di DIY sudah tinggi. Dikatakan, masukan kepada pihak-pihak yang terkait
Bantul menduduki angka cukup tinggi, seperti khususnya lembaga pendidikan, lembaga agama
kasus nikah usia dini. Dijelaskan hingga Februari dan lainnya.
tahun 2012 terdapat 135 kasus, disusul kemudian
Sleman, Kota dan Kulonprogo jauh dibawah METODE PENELITIAN
Bantul dan Gunung Kidul ada 145 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Kasus-kasus di atas merupakan suatu peran Ketrampilan Agama dalam
sinyal bahwa pendidikan karakter bagi siswa mengembangkan potensi siswa yang beridentitas
mutlak diperlukan. Dalam hal ini pendidikan islami. Tempat penelitian ini adalah MAN 1 Pati.
agama sebagai bagian dari pendidikan karakter Alasan dipilihnya madrasah ini sebagai tempat
mutlak ditanamkan guna membentuk kepribadian penelitian karena siswa madrasah adalah termasuk
anak yang berakhlakul karimah. Agama sebagai generasi penerus bangsa di masa datang. Waktu
pondasi utama di dalam pembentukan identitas penelitian dilaksanakan tanggal 6 sampai dengan
diri manusia agaknya mulai terlupakan karena 15 Januari 2014.
tuntutan hidup yang semakin tinggi yang Penelitian ini menggunakan pendekatan
membuat orang tua atau keluarga sibuk berkutat deskriptif yakni untuk mendeskripsikan sejumlah
dalam masalah pemenuhan kebutuhan ekonomi. variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit
Islam sebagai agama dengan pemeluk yang diteliti. Secara kuantitatif berarti bersifat
mayoritas di Indonesia tentunya memiliki peran mengumpulkan data yang dapat diukur.
yang seharusnya lebih besar dalam pengembangan Populasi adalah merupakan objek
karakter manusia Indonesia. Tingginya tingkat penelitian secara keseluruhan (Priyono T, 2012)
kenakalan anak seperti halnya data di atas Populasi dalam penelitian ini adalah siswa
menandakan perlunya lagi agama ditekankan pada Madrasah Aliyah Negeri 1 Pati tahun pelajaran
pendidikan anak. Islam seharusnya tidak hanya 2013/2014 sebanyak 410 siswa. Sampel diambil
sekedar teori atau mata pelajaran semata namun dengan menggunakan random sampling artinya
yang lebih penting adalah bagaimana pengambilan sampel dilakukan secara acak
pengaplikasian ajaran Islam dalam kehidupan dengan jumlah sampel 30 siswa.
sehari-hari. Madrasah Aliyah Negeri 1 Pati Teknik pengumpulan data dalam penelitian
sebagai sekolah yang berbasis Islam memiliki ini adalah metode angket dan metode wawancara.
tanggung jawab yang besar bagi pembentukan Kuesioner dipakai untuk nmenyebut metode
karakter siswa yang Islami. Hal ini ditunjukkan maupun instrumen. Jadi dalam menggunakan
dengan struktur kurikulum di MAN 1 Pati selain metode angket atau kuesioner instrumen yang
berisi mata pelajaran umum juga ditambah dengan dipakai adalah angket atau kuesioner. Angket
materi ilmu agama. Untuk menjawab tantangan dalam penelitian ini memuat pertanyaan –
jaman yang semakin komplek maka MAN 1 Pati pertanyaan tentang peran Ketrampilan Agama
mengalokasikan mata pelajaran muatan lokal dalam meningkatkan potensi siswa beridentitas
Ketrampilan Agama yang diajarkan ke siswa. Islami. Pertanyaan dalam angket ini dibuat dalam
Mata pelajaran ini lebih menekankan bagaimana bentuk pilihan ganda dengan pilihan jawaban yang
tuntutan praktis dalam ibadah Islam. Diharapkan sudah disediakan.
muatan lokal ini bisa meningkatkan potensi Sebagai pendukung data angket.
wawancara dilakukan kepada peserta didik yang
Engineeering Edu x
46 Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Ilmu Teknik
Vol. 1 No. 1 Januari 2015 ISSN 2407 - 4187
Engineeering Edu x
47 Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Ilmu Teknik
Vol. 1 No. 1 Januari 2015 ISSN 2407 - 4187
20 20
15
15
10
10
5
5
0
0 Sangat Menarik
MenarikNetral
TidakSangat
Menarik
Tidak Menarik
Sangat Menarik
MenarikNetral
Kurang
Sangat
menarik
Tidak Menarik
Grafik 5 Angket Nomor 5
Grafik 3 Angket Nomor 3
Hasil angket menyatakan 28 responden
Angket No 3 yang menanyakan bagaimana (93%) menjawab penyampaian materi sudah
materi pelajaran ketrampilan Agama. Mayoritas menarik. Hal ini didasari bahwa bentuk
responden menyatakan menarik sekitar 19 penyampaian dalam bentuk praktek sangat disukai
responden (63,3%). Hal ini dikarenakan materi siswa. Pengajar dengan kompetensi dan metode
pelajaran Ketrampilan Agama bersifat praktis yang tepat dirasakan responden sehingga jawaban
sehingga sangat berguna bagi kehidupan sehari- yang banyak muncul adalah menarik.
hari.
6. Menurut Anda durasi satu jam
4. Menurut Anda, apakah pelajaran Ketrampilan Agama
Ketrampilan Agama perlu diteskan apakah sudah mencukupi ?
dalam UTS dan UAS/UKK seperti
mata pelajaran lainnya? 15
10
10
5
8
0
6
Sangat Cukup Netral Tidak Sangat
4 Cukup Cukup Tidak
2 Cukup
0
Grafik 6 Angket Nomor 6
Sangat Perlu Netral Tidak Sangat
Perlu Perlu Tidak
Perlu
Mayoritas responden menyatakan durasi
pelajaran yang hanya 1 x 45 menit dirasa kurang
Grafik 4 Angket No 4 bagi mereka. 21 responden (70%) menyatakan
bahwa waktu satu jam pelajaran kurang karena
Angket ini menanyakan tentang pendapat banyak materi yang belum tersampaikan. Padahal
responden kalau Ketrampilan Agama di uji menurut mereka materi Ketrampilan Agama
tertuliskan. Hasil angket cukup bervariasi antara penting untuk beribadah sehari-hari.
yang memilih perlu dengan yang netral dan tidak
perlu. 60 % responden menyatakan bahwa perlu
ketrampilan Agama di uji tertulis karena bagi
mereka materi dalam pelajaran ini begitu penting.
20% masih bimbang dengan menjawab netral dan
16,6 % menjawab tidak perlu karena menambah
beban saat tes.
Engineeering Edu x
48 Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Ilmu Teknik
Vol. 1 No. 1 Januari 2015 ISSN 2407 - 4187
KESIMPULAN
Mata Pelajaran Ketrampilan Agama
Grafik Nomor 7 Angket Nomor 7 berperan meningkatkan potensi siwa khususnya
dalam pengetahuan praktis agama dengan
Semua responden menyatakan bahwa pemberian materi-materi yang bersifat aplikatif.
ketrampilan Agama mempengaruhi terhadap Siswa yang berpotensi nantinya akan diarahkan ke
tingkah laku mereka. Mereka menyatakan dengan arah kegiatan keberagama sedangkan yang masih
belajar Ketrampilan Agama maka mengetahui kurang akan ditingkatkan supaya potensi bidang
tentang manfaat ibadah sehingga berpengaruh spiritualnya bertambah baik.
dalam tingkah laku mereka. Dengan mengetahui Ketrampilan Agama bertujuan akhir
manfaat materi Ketrampilan Agama responden membentuk siswa beridentitas Islami sebagai
sadar akan pentingnya beribadah meski muslim. Siswa yang belajar di MAN 1 Pati
pelaksanaannya disesuaikan dengan kemampuan diharapkan menguatkan identitas ke-Islamannya
mereka. dengan dibekali materi ibadah yang bersifat
8. Setelah diberikan materi praktis lewat mata pelajaran muatan lokal
Ketrampilan Agama apakah Ketrampilan Agama.
berpengaruh terhadap pengetahuan
keagamaan Anda? SARAN
1. Perlu ditambah durasi jam mengajarnya atau
18 ditambahkan pada kegiatan ekstra sehabis jam
16 pelajaran.
14
12 2. Metode mengajar diharapkan bisa lebih variatif
10 dan komunikatif terutama agar menarik minat
8
6 siswa.
4
2 3. Perlu ada kegiatan terjun ke masyarakat sekitar
0
madrasah untuk melatih dan mendekatkan
siswa dan memotivasi siwa untuk belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Engineeering Edu x
49 Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Ilmu Teknik
Vol. 1 No. 1 Januari 2015 ISSN 2407 - 4187
Sumber Internet :
www.definisi.org
www.suaramerdeka.com
www.pmi.or.id
http://id.wikipedia.org/wiki/Potensi_diri
www.dahliafridayanti.blogspot.com
Engineeering Edu x
50 Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Ilmu Teknik
Vol. 1 No. 1 Januari 2015 ISSN 2407 - 4187
ABSTRAK
The bustle of the work, sometimes make people forget about the condition of the house when they left to go
to work. Electrical equipment such as air conditioning, lighting and other equipment room sometimes forget
to be checked whether it is still alive or has been turned off. By utilizing the internet and web technologies
as a transmission, allowing the monitor to make electrical appliances away from history. Data security and
data access becomes an important factor in monitoring and controlling electrical appliances via website,
using client server network is an appropriate choice. Results are expected to create electrical equipment
control system remotely utilizing effective Internet media and also efficient.
Keywords : Internet, Client Server, Website
Kesibukkan terhadap pekerjaan terkadang membuat orang melupakan kondisi rumah ketika ditinggal pergi
untuk bekerja. Peralatan listrik seperti AC, lampu ruangan dan peralatan lain terkadang lupa untuk diperiksa
apakah masih dalam keadaan hidup atau sudah dimatikan. Dengan memanfaatkan media internet dan
teknologi web sebagai suatu transmisi, memungkinkan untuk membuat alat pemantau peralatan listrik dari
jarah jauh. Keamanan data dan akses data menjadi faktor penting dalam pemantau dan pengontrolan
peralatan listrik via website, pemanfaatan jaringan client server merupakan suatu pilihan tepat. Hasil yang
diharapkan dapat menciptakan sistem kontrol peralatan listrik jarak jauh memanfaatkan media internet yang
efektif dan juga efisien.
Kata Kunci : Internet, Client Server, Website
Engineeering Edu x
51 Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Ilmu Teknik
Vol. 1 No. 1 Januari 2015 ISSN 2407 - 4187
password tiap kali ingin mengakses sistem yang keluarga dari MCS-51 keluaran dari Atmel. Jenis
ada pada jaringan tersebut. mikrokontroler ini pada prinsipnya dapat
digunakan untuk mengolah data per bit atau pun
Metode penelitian dari jurnal ini adalah merancang data 8 bit secara bersamaan.
dan membuat suatu sistem pemantau dan
pengontrol peralatan listrik dengan memanfaatkan Pada prinsipnya program pada mikrokontroler
jaringan internet berbasis client-server. Data yang dijalankan secara bertahap. Maksudnya, pada
diperoleh dalam pembuatan sistem pada jurnal ini program itu sendiri terdapat beberapa set instruksi
diperoleh dari internet, textbook dan juga jurnal yang mana tiap instruksi itu dijalankan secara
lain. bersamaan atau berurutan. Beberapa fasilitas yang
dimiliki oleh mikrokontroler AT89S51 adalah
KAJIAN PUSTAKA sebagai berikut:
1. Jaringan Komputer Clinet-Server Sebuah CPU 8 bit
Tipe jaringan ini terdiri dari sejumlah komputer Osilator internal dan rangkaian pewaktu
dengan memakai satu atau beberapa komputer RAM internal 128 byte.
yang dijadikan server dan dihubungkan dengan Flash memori 4Kbyte
sejumlah komputer client. Lima buah jalur interupsi ( dua buah
interupsi eksternal dan tiga buah interupsi
Pada jaringan ini, komputer server hanya bertugas internal)
memberikan service-service seperti database Empat buah programable port I/O yang
server, file server, dan lain sebagainya. Sementara masing-masing terdiri dari delapan buah
komputer client pada jaringan ini hanya memakai jalur I/O
service-service yang diberikan oleh server. File- Sebuah port serial dengan kontrol serial full
file yang berhubungan dengan data pribadi server duplex.
tidak dapat diakses oleh client, kecuali client
tersebut mendapatkan hak akses dari server. 3. Komunikasi Data Serial
Pada dasarnya ada dua jenis komunikasi data
serial, yaitu komunikasi data serial sinkron dimana
pengiriman clock dilakukan secara bersamaan
dengan data serial dan komunikasi data serial
asinkron dimana pengiriman clock dilakukan
secara dua tahap, yaitu saat data dikirmkan dan
saat data diterima. RS232 pada komputer
mempunyai dua jenis konektor, yaitu konektor
dengan 25 pin atau sering disebut dengan DB-25
Connector dan konektor dengan 9 pin atau serng
Gambar 1 disebut dengan DB-9 Connector. Pada dasarnya
Jaringan Client-Server hanya 3 pin yang terpakai, yaiu pin pengirim,
penerima dan ground. Perlu diperhatikan bahwa
Jaringan client-server merupakan jaringan yang dalam pengiriman data serial semakin jauh jarak
didesain untuk mengatur beberapa komputer secara kirim maka kemungkinan noise semakin besar.
bersamaan melalui sebuah server. Semua komputer
dalam mengakses data, memakai program aplikasi,
dan lain-lain yang berhubungan dengan komputer
server ahrus terlebih dahulu mendapatkan ijin atau
hak akses dari komputer server.
2. Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah Central Processing Unit
(CPU) yang disertai memori serta sarana
input/ouput dan dibuat dalam bentuk chip. Gambar 2.
Mikrokontroler AT89S51 merupakan salah satu Konektor Serial DB-9 dan DB-25
Engineeering Edu x
52 Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Ilmu Teknik
Vol. 1 No. 1 Januari 2015 ISSN 2407 - 4187
4. Relay
6. Database
Relay adalah alat yang dapat bekerja secara
otomatis untuk mengontrol jaringan listrik pada Database dapat diartikan sebagai suatu bentuk
sebuah sistem akibat adanya perubahan rangkain penyimpanan informasi yang terpusat agar
lain pada sistem tersebut. data-data atau informasi yang ada di dalamnya
mudah dicari, dikelola dan digunakan kembali.
Database dapat dianggap sebagai suatu lemari
arsip, dimana arsip yang ada didalamnya dapat
digunakan kembali dan mudah dicari karena
biasanya sudah diurutkan berdasarkan ururtan
nama arsipnya. Adapun hierarki database
ditunjukkan melalui Gambar 5 berikut:
Gambar 3. DBMS
Rangkaian Relay
Engineeering Edu x
53 Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Ilmu Teknik
Vol. 1 No. 1 Januari 2015 ISSN 2407 - 4187
Engineeering Edu x
54 Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Ilmu Teknik
Vol. 1 No. 1 Januari 2015 ISSN 2407 - 4187
Delay (Detik)
B. Pengujian dan Analisa Rangkaian Pengendali 5
On
Peralatan Listrik 4
Off
3
Adapun rekapitulasi dari hasil pengukuran 2
relay yang terdapat pada rangkaian pengendali 1
peralatan listrik adalah sebagai berikut : 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tabel 2. Pengukuran ke-
Rekap Pengukuran Relay
Gambar 13
N Tegangan Pada Beban
Kondisi Relay Pengujian Delay Lampu 2
o SEHARUSNYA TERUKUR
1 Aktif 0 Volt 0 Volt
2 Tidak Aktif 5 Volt 4,96 Volt Pengujian Delay Lampu 3 Pada Client
Adapun grafik hasil pengujian delay lampu
Relay yang terdapat pada sistem bersifat active pertama dari web client ditampilkan pada
low. Pada saat transistor diberikan logika 0 gambar 14
maka relay akan aktif, sedangkan apabila
diberikan logika 1 maka relay tidak aktif. Hal 7
ini terbukti dengan pengukuran yang didapat, 6
Delay (Detik)
7 KESIMPULAN
6 Dari perancangan dan pengujian yang sudah
dilakukan pada alat pemantau dan pengontrol
Delay (Detik)
5
4 On hidup/mati peralatan listrik memanfaatkan jaringan
3 Off internet berbasis client server ini dapat dibuat
2 beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1
0
1. Rangkaian berhasil beroperasi, lampu dapat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 diaktifkan dan dinonaktifkan melalui jaringan
Pengukuran ke-
internet.
2. Aplikasi pada server harus aktif sebelum
diakses dari web client.
Gambar 12
3. Delay rata-rata yang terukur pada website
Pengujian Delay Pada Lampu 1
adalah sebesar :
Engineeering Edu x
55 Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Ilmu Teknik
Vol. 1 No. 1 Januari 2015 ISSN 2407 - 4187
lampu 1 on = 4,13 s, lampu 1 off = 4,42s Wisawakarma, Komang. 2009. Membuat Katalog
lampu 2 on = 4,33 s, lampu 2 off = 3,9s Online dengan PHP & CSS. Yogyakarta : Penerbit
lampu 3 on = 3,93 s, lampu 3 off = 3,99s LOKOMEDIA.
Engineeering Edu x
56 Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Ilmu Teknik