Anda di halaman 1dari 18

HUBUNGAN TINGKAT KECERDASAN INTELEKTUAL DAN

KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR GAMBAR


TEKNIK PADA SISWA TEKNIK MESIN DI SMK N 1 PURWOSARI
PASURUAN

PROPOSAL SKRIPSI

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Pendidikan yang diampu oleh Bapak Dr. H. Dwi Agus

Sudjimat, S.T., M.Pd

Oleh :

Nico Wirawan

190511630847

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
APRIL 2022
KATA PENGANTAR

Dengan puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Berkat
rahmat dan limpahan karunianya, penulis dapat menyelesaikan laporan
Metodologi Penelitian “HUBUNGAN TINGKAT KECERDASAN
INTELEKTUAL DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI
BELAJAR GAMBAR TEKNIK PADA SISWA TEKNIK MESIN DI SMK N 1
PURWOSARI PASURUAN” ini tepat pada waktunya.
Laporan Metodologi Penelitian Pendidikan ini disusun guna memenuhi
salah satu syarat menyelesaikan mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan di
Program Studi S1 Pendidikan Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas
Teknik, Universitas Negeri Malang yang dibina oleh Bapak Dr. H. Dwi Agus
Sudjimat, S.T., M.Pd
Dalam penyusunan laporan Metodologi Penelitian ini, penulis tidak lepas
dari bantuan saran dan motivasi dari beberapa pihak. Penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Kedua Orang tua tercinta (Ibu Minuk Susiati, S.E. dan Alm.Bapak Franky
Wirawan) yang tak henti-hentinya memberikan doa, bimbingan, arahan
dorongan dan semangat berkarya dalam belajar.
2. Bapak Dr. H. Dwi Agus Sudjimat, S.T., M.Pd., selaku dosen pembimbing
yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan dorongan semangat
dalam penyusunan laporan Metodologi Penelitian Pendidikan ini.
3. Saudara, dan teman-teman S1 Pendidikan teknik Mesin Offering A3 2019
yang telah memberikan dukungan dan semangat atas terselesaikannya
laporan laporan Praktik Industri ini.
4. Dan semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung ikut
berkontribusi dalam terselesaikannya laporan Praktik Industri (PI) ini

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Metodologi Penelitian


Pendidikan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan
laporan ini, agar kedepannya lebih baik. Cukup sekian penulis sampaikan, semoga
penyusunan laporan Metodologi Penelitian Pendidikan ini dapat bermanfaat bagi
banyak pihak, khususnya yang berkaitan dengan Metodologi Penelitian.

Malang, 3 Mei 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah aktivitas yang bersifat universal dan berlangsung


sepanjang hayat manusia, dimanapun berada. “Di mana terdapat kehidupan
manusia, disana pasti terdapat pendidikan” (Driyarkara, 1980: 32). Pendidikan
umumnya dapat didefinisikan sebagai proses pemberian pertolongan/bantuan
berupa ilmu dan pengajaran melalui orang dewasa kepada anak untuk
memberikan pelajaran yang dibutuhkan. Selain itu, pendidikan adalah suatu
usaha dalam mengembangkan kepribadian dan kemampuan di mana saja, tidak
hanya sekolah dan berlangsung seumur hidup. Dapat ditarik kesimpulan bahwa
pendidikan dapat dilakukan oleh semua lapisan masyarakat sesuai dengan
kemampuan setiap individu, sehingga tanggung jawab yang dimiliki masyarakat
dan pemerintah dapat terselenggara dengan baik (Sri Rumini, 1995: 58).

Dalam pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu


jenjang pendidikan formal bersifat vokasi yang bertujuan agar mempersiapkan
peserta didik memasuki dunia kerja dan dunia industri. Perkembangan sekolah
pendidikan kejuruan (SMK) dapat berperan dalam meningkatkan kecerdasan
intelektual dan kecerdasan emosional peserta didik agar dapat seimbang.
Kecerdasan intelektual (IQ) peserta didik bermanfaat untuk memecahkan
masalah praktis di sekitar, komunikasi yang baik dalam berdiskusi/negosiasi,
dan visioner dengan tugas yang dikerjakannya namun adaptif dalam memahami
keadaan sekitar. Sedangkan kecerdasan emosional (EQ) berfungsi dalam
pengelolaan dan pengendalian emosi dalam keadaan memotivasi diri ketika
frustasi atau kegagalan sehingga dapat bangkit kembali, dan dalam membina
hubungan sosial dengan individu maupun kelompok agar dapat menjadi
pemimpin yang baik.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) umumnya dikenal dengan sekolah
tingkat lanjutan yang mengajarkan skill atau kompetensi keahlian tertentu dalam
suatu bidang yang dibutuhkan dalam dunia industri atau disebut juga dengan
jurusan teknologi dan rekayasa, salah satunya adalah bidang atau teknik
pemesinan. Bidang pemesinan merupakan salah satu kompetensi yang diajarkan
di bangku sekolah menengah kejuruan (SMK). Bidang keterampilan dalam
jurusan pemesinan secara umum meliputi : keterampilan pengoperasian mesin
industri yaitu mesin bubut, mesin frais, mesin CNC, mesin skrap, mesin
gerinda, dan keterampilan dasar lainya seperti mengikir dan menggambar lay
out atau part/komponen pada benda kerja.

Salah satu Sekolah Menengah Kejuruan yang ada di Pasuruan adalah


SMK N 1 Purwosari Pasuruan dengan jurusan Teknik Rekayasa dan Teknologi
yang dimiliki meliputi : Teknik Pemesinan, Bodi Otomotif, Pengelasan, Teknik
Kendaraan dan Mekatronik & Kelistrikan.

Proses kegiatan belajar mengajar dalam Pendidikan Berskala Nasional


bertujuan agar mengembangkan peserta didik agar bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, sehat, berpendidikan, cakap, kreatif, mandiri, inovatif, dan
dapat menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab (Pasal 3 no
20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional). Kegiatan pembelajaran di
instansi sekolah adalah proses yang bersifat kompleks dan menyeluruh.
Sebagian berpendapat yang diperlukan untuk meraih prestasi yang tinggi dalam
kesuksesan belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang
tinggi. Hal ini dikarenakan inteligensi adalah bekal potensial yang harus
dimiliki agar memudahkan dalam belajar dan menghasilkan prestasi belajar
yang optimal. Dalam proses belajar mengajar terjadi kontak antara guru dengan
peserta didik baik bersifat langsung maupun tidak langsung. Tingkat
keberhasilan proses pembelajaran dapat diukur dari prestasi dan pemahaman
peserta didik dalam suatu mata pelajaran. Prestasi belajar siswa dapat diukur
melalui nilai yang didapat peserta didik melalui tes ataupun keaktifan peserta
didik dalam kelas
SMK N 1 Purwosari Pasuruan merupakan tempat penelitian yang akan
dilakukan sedangkan jurusan Pemesinan di SMK N 1 Purwosari Pasuruan
merupakan subjek penelitian . Pemesinan merupakan salah satu bidang teknik
dan rekayasa dalam jurusan ini terdapat mata Pelajaran Gambar Teknik. Mata
pelajaran ini membahas mengenai bahan kajian dan pelajaran tentang
konstruksi geometri suatu benda, pandangan berbagai dimensi dan perspektif
serta potongan suatu objek dilihat dari berbagai sudut pandang. Mata pelajaran
ini merupakan pelajaran dasar yang diberikan siswa SMK Teknik Pemesinan
pada kelas X semester pertama dan kedua. Adapun kompetensi dasar yang
dipelajari yaitu: Memilih peralatan dan kelengkapan alat gambar, Membedakan
teknik berdasarkan fungsi dan cara penggunaan, Menggunakan peralatan dan
kelengkapan gambar teknik sesuai fungsi dan prosedur penggunaan, Membuat
etiket gambar dan membedakan garis benda, Mengelompokkan gambar
konstruksi geometris berdasarkan bentuk, pandangan dan dimensi konstruksi
sesuai prosedur Menyajikan gambar baik secara 2D maupun 3D, gambar sketsa
sesuai dengan aturan proyeksi piktorial dan ortogonal

Prestasi belajar dalam gambar Teknik dapat dikatakan baik selama siswa
dapat menguasai Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat di silabus Gambar
Teknik. Namun dalam pelaksanaan di sekolah, banyak siswa SMK jurusan
Teknik Pemesinan belum menguasai penuh kompetensi dasar Gambar Teknik.
Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya siswa yang masih tidak
memperhatikan jenis pensil dan alat gambar yang digunakan untuk
menggambar, penggunaan alat ukur yang tidak sesuai fungsinya. Beberapa
siswa berasumsi ukuran garis dan identitas gambar dan dimensi tidak terlalu
berpengaruh signifikan pada Gambar Teknik.

Berdasarkan permasalahan tersebut, mendasari pemikiran perlunya


meningkatkan kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional. Kecerdasan
intelektual (IQ) menurut Robin dan Judge (dalam Dwijayanti 2009: 57)
menjelaskan jika kecerdasan intelektual adalah kemampuan otak yang
dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas mental, menalar dan mencari
solusi untuk memecahkan masalah praktis. Realita yang ada dalam proses
pembelajaran di kelas masih sering ditemukan siswa tidak dapat meraih prestasi
belajar yang sebanding dengan kemampuan intelegensinya. Terdapat siswa yang
mempunyai intelegensi (IQ) tinggi tetapi prestasi belajar yang relatif rendah.
Sebaliknya, ada juga siswa dengan intelegensinya (IQ) rendah, namun dapat
meraih prestasi belajar yang relatif tinggi dan maksimal. Berdasarkan hal
tersebut dapat disimpulkan taraf intelegensi (IQ) bukan merupakan satu-
satunya faktor yang berperan dalam menentukan keberhasilan seseorang, karena
ada faktor lain yang mempengaruhi. Menurut Goleman (2015: 24) “ Kecerdasan
Intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan seseorang,
sedangkan 80% adalah faktor lain, diantaranya adalah Kecerdasan Emosional
(EQ)”.

Proses belajar mengajar merupakan intisari dari keseluruhan proses


kegiatan pendidikan. Hal ini mengandung arti bahwa tingkat keberhasilan
pencapaian tujuan pendidikan bergantung pada proses pembelajaran yang
dialami oleh siswa. Dalam kegiatan belajar , kedua intelegensi itu (EQ dan IQ)
sangat diperlukan siswa. IQ tidak dapat berperan aktif tanpa dukungan
penghayatan emosional terhadap mata pelajaran yang diberikan. Keseimbangan
antara IQ dan EQ merupakan kunci keberhasilan belajar siswa di sekolah
(Goleman, 2002: 44). Pendidikan yang diterapkan di sekolah tidak hanya perlu
mengembangkan kemampuan intelegensi dipahami siswa saja (IQ), melainkan
juga perlu mengembangkan emotional intelligence siswa (EQ).

Menurut pendapat, Goleman (2015: 55) menyatakan “bahwa orang yang


memiliki semangat, motivasi, dan ketekunan adalah individu yang unggul dalam
emosi atau dengan kata lain memiliki kecerdasan emosional”.

Faktor internal yang ada dalam diri siswa diantaranya kesadaran diri,
pengelolaan emosi dan motivasi diri. Kesadaran dan partisipasi siswa dalam
kegiatan belajar mengajar berlangsung masih bisa dikatakan rendah.
Permasalahan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Gambar Teknik
yang dirasa penting untuk diteliti adalah kecerdasan emosional (EQ) dan
kecerdasan intelektual (IQ). Kedua hal tersebut dianggap penting untuk diteliti
sehingga peneliti mengangkat masalah penelitian tersebut yaitu prestasi belajar
mata pelajaran Gambar Teknik. Dalam hubungannya dengan faktor internal
siswa (kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional) yang sangat
berpengaruh terhadap prestasi belajar, maka penulis tertarik meneliti tentang
“Hubungan Tingkat Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional
Terhadap Prestasi Belajar Gambar Teknik Pada Siswa Teknik Mesin Di SMK N
1 Purwosari Pasuruan”.

1.2 Identifikasi Masalah


Dari uraian dalam latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi
beberapa masalah sebagai berikut:
1. Prestasi belajar Gambar Teknik yang belum optimal.
2. Sebagian siswa SMK N 1 Purwosari Pasuruan masih memiliki pemahaman
rendah tentang Pekerjaan Dasar Teknik Mesin.
3. Masih ada sebagian siswa SMK N 1 Purwosari Pasuruan yang memiliki
kecerdasan emosional belum optimal.
4. Masih ada sebagian siswa SMK N 1 Purwosari Pasuruan memiliki taraf
kecerdasan intelektual rendah.
5. Keterkaitan informasi antara kecerdasan emosional dan kecerdasan
intelektual terhadap prestasi belajar Pekerjaan Dasar Teknik Mesin Masih
Kurang
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan identifikasi masalah
tersebut di atas, maka penelitian ini hanya dibatasi pada permasalahan sebagai
berikut:
1. Penelitian mengambil sampel siswa kelas X jurusan Teknik Pemesinan
SMK N 1 Purwosari Pasuruan
2. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Gambar Teknik diantaranya
kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional, dimana kedua faktor
tersebut berpengaruh terhadap prestasi belajar pekerjaan dasar teknik mesin
siswa SMK N 1 Purwosari Pasuruan
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah ada hubungan Intelligence Quotients (IQ) terhadap prestasi belajar
mata pelajaran Gambar Teknik ?
2. Apakah ada hubungan Emotional Quotients (EQ) terhadap prestasi belajar
mata pelajaran Gambar Teknik?
3. Apakah ada hubungan Emotional Quotients (IQ)dan Emotional Quotients
(EQ) terhadap mata pelajaran Gambar Teknik?

1.5 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian yang dilakukan ini adalah untuk:
1. Mengetahui hubungan Intelligence Quotients (IQ) terhadap prestasi belajar
mata pelajaran Gambar Teknik ?
2. Mengetahui hubungan Emotional Quotients (EQ) terhadap prestasi belajar
mata pelajaran Gambar Teknik?
3. Mengetahui hubungan Emotional Quotients (IQ)dan Emotional Quotients
(EQ) terhadap mata pelajaran Gambar Teknik?

1.6 Pentingnya Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu
pengetahuan di bidang Psikologi, khususnya psikologi pendidikan terkait
hubungan kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosional (EQ) dengan
prestasi belajar Gambar Teknik di SMK N 1 Purwosari Pasuruan.

2. Manfaat Praktis
a) Bagi penulis, agar menambah wawasan seputar hubungan kecerdasan
intelektual (IQ) dan kecerdasan emosional (EQ) dalam proses belajar siswa,
sehingga dapat mengetahui pentingnya kedua faktor tersebut untuk menunjang
prestasi belajar.
b) Bagi guru, diharapkan penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dalam
proses belajar mengajar selain berfokus pada mata pelajaran juga berorientasi
pada kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosional (EQ) sehingga
pemahaman materi siswa lebih maksimal.
c) Bagi sekolah, diharapkan sebagai rujukan agar mempertimbangkan kedua
kecerdasan ini ketika bimbingan siswa agar dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa menjadi lebih maksimal.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Teori

1. Pengertian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)


Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu jenjang pendidikan
tingkat lanjutan bersifat vokasi yang memiliki karakteristik berbeda dari sekolah
lanjutan lainnya. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dirancang untuk memenuhi
kebutuhan dunia kerja atau industri. Siswa lulusan SMK diharapkan memiliki sikap
profesional dan memiliki penguasaan pada kompetensi keahlian jurusan yang
ditempuh agar dapat berkembang sebagai wirausaha mandiri dan menjadi sumber
lapangan kerja bagi sekitar.
Tujuan umum dan khusus Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah sebagai
berikut:
1) Tujuan umum
a) Meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b) Mengembangkan potensi siswa agar menjadi warga negara yang berakhlak
mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, inovatif, dan bertanggung jawab
c) Mengembangkan potensi siswa agar memiliki wawasan kebangsaan,
nasionalisme dan menghargai keanekaragaman budaya Indonesia
d) Mengembangkan potensi siswa agar peduli terhadap lingkungan sekitar, dengan
turut memelihara dan melestarikan sumber daya sekitar, serta memanfaatkan
sumber daya alam dengan efektif dan efisien.
2) Tujuan Khusus
a) Menyiapkan siswa agar menjadi lulusan yang produktif, dan mandiri sesuai
dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya
b) Menyiapkan siswa agar ulet dan gigih dalam berkompetisi di dunia kerja,
mampu beradaptasi dan mengembangkan sikap profesional dalam dunia kerja.
c) Membekali siswa dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, maupun kompetnsi
keahlian tertentu melalui jenjang yang lebih tinggi.
Metode pelaksanaan pendidikan vokasi dan kejuruan yang terdapat pada
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tentunya akan sangat berbeda dibandingkan
dengan lembaga pendidikan lain. Letak perbedaan terletak pada kompetensi keahlian
yang diberikan untuk melatih keterampilan siswa sehingga lulusan siswa SMK
nantinya diharapkan memiliki kemampuan tertentu dan siap untuk bekerja atau
berwirausaha.

2. Karakteristik Siswa SMK


Karakteristik siswa merupakan faktor utama yang harus dipelajari
guru/pengajar dalam mengambil sikap atau keputusan. Setiap siswa memiliki
karakteristik yang unik dan berbeda. Karakteristik tertentu yang dimiliki siswa, antara
lain:
1. Masih menjadi tanggung jawab guru karena belum dianggap sebagai pribadi
yang dewasa.
2. Mempunyai kekurangan dalam bidang atau kompetensi tertentu. Sikap dan
kepribadian menunjukan tanda kedewasaan.
3. Mempunyai sifat dasar manusia berupa kebutuhan biologis, rohani, sosial,
intelegensi, emosi, serta perbedaan individu yang berbeda antara siswa satu
dengan lainnya

3. Mata Pelajaran Gambar Teknik (Gamtek)


Mata Pelajaran Gambar Teknik merupakan salah satu mata pelajaran
produktif yang terdapat pada jurusan pemesinan di SMK N 1 Purwosari Pasuruan.
Kompetensi Inti (KI) yang terdapat dalam silabus meliputi aspek pengetahuan
faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai mata pelajaran
Gambar Teknik dengan pendekatan spesifik, dan kompleks, berkaitan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan humaniora dalam hubungan pengembangan potensi diri
dengan lingkungan keluarga, sekolah, dunia kerja, dan warga negara.
Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran Gambar Teknik membahas mengenai
bahan kajian dan pelajaran tentang konstruksi geometri suatu benda, pandangan
berbagai dimensi dan perspektif serta potongan suatu objek dilihat dari berbagai sudut
pandang. Mata pelajaran ini merupakan pelajaran dasar yang diberikan siswa SMK
Teknik Pemesinan pada kelas X semester pertama dan kedua. Adapun kompetensi
dasar yang dipelajari yaitu: Memilih peralatan dan kelengkapan alat gambar,
Membedakan teknik berdasarkan fungsi dan cara penggunaan, Menggunakan
peralatan dan kelengkapan gambar teknik sesuai fungsi dan prosedur penggunaan,
Membuat etiket gambar dan membedakan garis benda, Mengelompokkan gambar
konstruksi geometris berdasarkan bentuk, pandangan dan dimensi konstruksi sesuai
prosedur Menyajikan gambar baik secara 2D maupun 3D, gambar sketsa sesuai
dengan aturan proyeksi piktorial dan ortogonal

4. Prestasi Belajar Gambar Teknik


Gambar Teknik merupakan mata pelajaran siswa SMK jurusan Teknik
pemesinan pada kelas X semester ganjil dan genap. Penguasaan materi mata pelajaran
ini difokuskan pada teori di semester ganjil, kemudian lebih kepada praktik di
semester genap.
Dalam prestasi belajar Gambar Teknik siswa dituntut mampu memahami
jenis-jenis gambar baik 2D maupun 3D, proyeksi piktorial dan ortogonal, peralatan
dan media dalam gambar Teknik, jenis garis beserta fungsinya dan etiket gambar
sesuai dengan yang tercantum di silabus, begitu pula dengan kegiatan praktikum
menggambar yang disesuaikan dengan standar kompetensi pada silabus.
Sebagai seorang guru agar dapat mengetahui pemahaman materi siswa maka
terdapat instrument tertentu sebagai persiapan penilaian siswa, seperti Standar
Ketentuan Ketuntasan Minimum (KKM) yang dalam nilai minimal 75 dalam skala
100. Hal ini dimaksudkan sebagai acuan guru untuk mengetahui pemahaman siswa
dalam penguasaan kompetensi yang diberikan

5. Hakikat Kecerdasan Emosi


a. Pengertian Kecerdasan Emosi

Emosi dapat diartikan sebagai pengorganisasian pikiran, hawa nafsu, keadaan


mental dan perasaan yang terdiri menjadi emosi bersifat positif (baik) dan bersifat
negatif (buruk). Emosi juga merupakan energi yang membangkitkan rasa ingin tahu,
kepedulian terhadap sekitar, dan perencanaan terhadap tindakan di masa mendatang.
Sedangkan dalam pengendalian emosi erat kaitannya dengan kecerdasan emosi.
Kecerdasan emosi dapat didefinisikan sebagai kemampuan mengenali diri
sendiri dan lingkungan sekitar, pengelolaan hawa nafsu, dan kemampuan motivasi
diri sendiri dan mengelola emosi yang hubungannya diri sendiri dengan lingkungan
sekitar. Dengan kecerdasan emosi yang tinggi seseorang dapat mengontrol hawa
nafsu, lebih dewasa dalam mengambil keputusan, dan mampu mengatur, dan
mengelola tanggapan emosi dengan ukuran yang tepat sehingga dapat digunakan
untuk memecahkan masalah yang ada.
Pengendalian emosional yang baik akan menciptakan rasa nyaman dalam
mengambil tindakan, memotivasi diri ketika sedang dalam fase kritis sehingga dapat
bangkit dari keterpurukan dan sadar diri untuk memecahkan masalah dengan hasil
maksimal.

b. Komponen Kecerdasan Emosi


Komponen dasar dalam kecerdasan emosi ada 5, yaitu:
1) Pengenalan Kesadaran Emosi
Pengenalan emosi dan kesadaran diperlukan individu dalam mengambil
sebuah keputusan. Dengan kesadaran yang baik seseorang akan mampu terfokus
dengan apa yang diinginkan melalui pengamatan secara objektif. Selain itu, juga
meningkatkan kepekaan seseorang terhadap perasaan sehingga dapat mengambil
keputusan sesuai dengan keadaan diri.
2) Pengelolaan Emosi
Pengelolaan emosi digunakan untuk mengontrol kondisi emosi sehingga dapat
mengungkapkan perasaan, rasa sensitif dengan perasaan, dan kesabaran untuk
melakukan kesenangan sebelum meraih kesuksesan. Pengelolaan emosi yang baik
dapat berguna untuk melepaskan rasa cemas, tersinggung, stress, dan dapat digunakan
untuk bangkit dari keterpurukan.
3) Motivasi Diri
Motivasi diri sendiri penting digunakan untuk menuntun seseorang
menghadapi kegagalan, meningkatkan rasa percaya diri, optimis, komitmen dan
prestasi. Dengan motivasi diri yang baik akan meningkatkan produktivitas dan
efisiensi seseorang.
4) Empati Terhadap Orang Lain
Rasa empati terhadap orang lain timbul karena adanya kesadaran diri. Orang
dengan rasa empati yang tinggi akan lebih mudah peduli dengan sekitar, mampu
memahami perasaan orang lain, dan lebih mudah menyesuaikan diri dengan karakter
berbagai orang sekitar.
5) Menjalin Hubungan Sosial
Menjalin hubungan dengan orang sekitar merupakan keterampilan sosial yang
memudahkan seseorang dalam bersosialisasi dengan pergaulan. Kemampuan sosial
yang baik akan berpengaruh pada kepercayaan sekitar, menunjang rasa
kepemimpinan dan popularitas ketika berinteraksi dengan orang lain.

6. Hakikat Kecerdasan Intelek


a. Pengertian Kecerdasan Intelek
Kecerdasan intelektual merupakan kecerdasan manusia yang digunakan untuk
aktivitas pekerjaan sehari-hari dan berhubungan dengan memecahkan masalah sekitar
menggunakan pemikiran. Seseorang dengan intelektual yang baik akan dianggap
cerdas, berakal, dan memiliki pengetahuan yang luas terutama ketika berpikir.
Kecerdasan intelektual diperlukan dalam berbagai aktivitas sehari hari yang
berhubungan dengan aktivitas mental, menalar, dan berpikir untuk memecahkan
masalah. Kecerdasan intelektual menyangkut logika berpikir, kemampuan mengingat
angka yang bersifat objektif, dan pemikiran bersifat abstrak maupun analitik.
Seseorang dengan kecerdasan intelektual tinggi umumnya akan disebut sebagai orang
cerdas atau pandai.
b. Komponen Kecerdasan Intelek
Komponen dari kecerdasan intelektual, antara lain :
1) Memecahkan Masalah
Komponen ini merupakan pengetahuan yang berhubungan dalam
memecahkan masalah dengan solusi optimal dan pemikiran matang dalam mengambil
keputusan.
2) Intelegensi Verbal
Komponen ini berhubungan dengan mempelajari sesuatu yang baru terutama
dalam menggunakan bahasa, dan linguistik yang baik. Selain itu, komponen ini
berhubungan dengan kosakata dan cara berkomunikasi.
3) Intelegensi Praktis
Komponen ini digunakan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang aru,
menganalisa kondisi sekitar, dan rasa terbuka dalam memberikan kritik dan masukan
agar mencapai kesuksesan.

Faktor yang mempengaruhi kecerdasan intelektual seseorang antara lain


adalah pembawaan diri sejak lahir, kematangan pikiran dan kedewasaaan,
pembentukan dari pengalaman ataupun sekolah, dan perbedaan minat & bakat yang
dimiliki, serta perbedaan metode memecahkan masalah.
Factor ini saling berpengaruh satu dengan lainnya dalam perkembangan anak.
Untuk itu, sebaiknya jangan hanya berpedoman pada 1 faktor saja. Faktor intelektual
sangat mempengaruhi keseluruhan dari kecerdasan intelegensi seseorang.

7. Hubungan Antara Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi


Belajar Gambar Teknik
A. Kecerdasan Intelektual Dengan Prestasi Belajar Gambar Teknik
Kecerdasan intelektual cepat beradaptasi dengan keadaan tertentu dan
kebutuhan baru dengan pengalaman dan kemampuan kecerdasan. Perbedaan yang
dihasilkan dapat dilihat dari nilai tes yang diperoleh setiap siswa. Siswa dengan
tingkat kecerdasan intelektual yang tinggi akan saling memahami, sedangkan dalam
proses pembelajaran siswa dengan kemampuan intelektual yang tinggi akan mudah
memahami apa yang dikomunikasikan oleh guru pada mata pelajaran kerja dasar
teknik mesin dan penerapan teori yang diperoleh menjadi dipraktekkan. Kecerdasan
Intelektual meliputi kemampuan menggunakan kecerdasan berpikir, memahami
materi yang diajarkan dalam praktik, memecahkan masalah dengan cepat dan tepat
sesuai dengan kemampuan kecerdasan intelektual seseorang dan pengalaman yang
diperoleh di lapangan.

b. Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Belajar Gambar Teknik


Prestasi akademik yang maksimal dapat menjadi kebanggaan tersendiri bagi
siswa, mereka akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai prestasi tersebut.
Upaya semacam ini jelas positif, tetapi itu saja tidak cukup, ada faktor lain yang tidak
kalah penting untuk keberhasilan belajar, selain kecerdasan dalam keterampilan
intelektual, faktor ini adalah kecerdasan emosional. Berkat kecerdasan emosional,
seorang individu mampu mengenal dan menanggapi perasaannya sendiri dengan baik,
serta mampu membaca secara efektif dan menghadapi perasaan orang lain. Siswa
dengan keterampilan kecerdasan emosional yang berkembang dengan baik
kemungkinan besar akan berhasil dalam hidup dan termotivasi untuk berprestasi.
Siswa yang memiliki kecerdasan emosional yang baik mampu mengenali dirinya
sendiri dan mampu membangun hubungan yang baik dengan orang lain.

C. Kerangka Berpikir
Kecerdasan intelek adalah kemampuan memperoleh ilmu pengetahuan, dan
penerapannya dalam memecahkan masalah intelektual. Kecerdasan intelektual
merupakan kecerdasan yang dibutuhkan dalam keberhasilan belajar seseorang dalam
mencapai prestasi belajar pada mata pelajaran pekerjaan dasar teknik mesin,
kecerdasan intelektual tetap mempengaruhi pola pikir seorang siswa dalam
mengambil keputusan. Kecerdasan mengelola emosi yang dimiliki dapat menjadi
acuan dalam memotivasi diri sendiri ketika dalam posisi stress atau frustasi sehingga
memfokuskan energi yang dimiliki kepada hal-hal yang positif selain itu kecerdasan
emosional dapat menuntun kecerdasan intelektual yang dimiliki untuk pengambilan
keputusan dengan baik dan benar. Prestasi belajar adalah hasil dari kegiatan belajar
yang telah dilakukan, yaitu sejauh mana peserta didik dapat menguasai materi
pelajaran pekerjaan dasar teknik mesin yang telah diajarkan, yang diikuti dengan rasa
puas bahwa ia telah mendapatkan hasil atau mengetahui seberapa dalam hasil yang
dicapai dalam memperoleh tujuan.
Berdasarkan hubungan kedua variabel tersebut. kesimpulan yang dapat
diambil adalah semakin tinggi kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional
seorang siswa maka semakin tinggi tingkat prestasi belajar pekerjaan dasar teknik
mesin, tetapi apabila hasil kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional siswa
tersebut rendah maka tingkat prestasi belajar pekerjaan dasar teknik mesin, peserta
didik akan semakin rendah pula.

D. Hipotesis
Hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Ada pengaruh yang signifikan kecerdasan intelek (IQ) terhadap prestasi belajar
gambar teknik siswa di SMK N 1 Purwosari Pasuruan
2. Ada pengaruh yang signifikan kecerdasan emosional (EQ) terhadap prestasi
belajar gambar teknik siswa di SMK N 1 Purwosari Pasuruan
3. Ada pengaruh yang signifikan kecerdasan intelek (IQ) dan kecerdasan emosional
(EQ) terhadap prestasi belajar gambar teknik siswa di SMK N 1 Purwosari
Pasuruan

Anda mungkin juga menyukai