Anda di halaman 1dari 6

JAWABAN TERMODINAMIKA

1. Rancangan Praktikum
Praktikum Gas Ideal
I. Tujuan Percobaan
a. Memahami prinsip persamaan gas ideal
b. Mempelajari persamaan gas ideal.
c. Membuktikan kebenaran hukum Boyle, hukum Charles, dan hukum Gay
Lussac.
II. Alat dan bahan
a. Barometer (Nst = 1 mm Hg)
b. Termometer dengan( Nst = 2oC, ssp= 200oC)
c. Mistar dengan (Nst = 0,1 cm)
d. Jangka sorong (Nst = 0,05 mm)
e. Labu kaca dengan pipa penghubung
f. Statif lengkap dengan klemnya
g. Gelas ukur
h. Kompor listrik dan panci
i. Satu set peralatan hukum Boyle dengan nst millimeterblok 1 mm
j. Air secukupnya
k. Es secukupnya
l. Isolasi secukupnya
III. Langkah-Langkah Percobaan
1. Isotermik
a. Mempersiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan dalam melakukan
percobaan.
b. Mengukur tekanan udara (P) dengan barometer dan mencatat hasilnya.
c. Mengukur temperatur kamar (T) dengan Termometer dan mencatat hasilnya.
d. Menyusun peralatan hukum Boyle seperti pada Gambar 1.1 berikut ini.
Keterangan :
d = tinggi kolom gas
(udara)
A = kaki pipa tertutup
h = selisih tinggi raksa
pada kedua kaki
B = kaki pipa terbuka
K = kran penutup

Gambar 1.1 Skema alat percobaan


e. Mengukur diameter pipa dengan jangka sorong.
f. Membuka kran K dan menyamakan tinggi permukaan raksa pada kedua kaki
dengan menggerakkan (naik-turun) kaki pipa terbuka B.
g. Menutup kran, kemudian menggerakan turun pipa B sehingga tekanan pada
ruang tertutup akan berkurang. Menunggu beberapa saat untuk memastikan
apakah tidak ada kebocoran.
h. Mengukur selisih ketinggian air raksa (h) pada kedua kaki dengan
menggunakan mistar.Tekanan dapat dihitung dengan menggunakan rumus
P=P 0+ ρgh,dengan ρ=¿ adalah massa jenis air raksa yang besarnya 1,36
3
gr /cm dan g adalah percepatan gravitasi bumi yang besarnya 9,8 m/s .
2

i. Mengukur ketinggian kolom udara pada ruang tertutup (d), kemudian


menghitung volume gas. dengan menggunakan rumus V =π r 2 d , dengan r
adalah jari-jari pipa dan d merupakan tinggi pipa yang tidak terisi air.
j. Mencatat hasil pengukuran untuk suhu tetap pada jurnal praktikum.
k. Mengubah tekanan udara dalam ruang tertutup dengan jalan mengubah tinggi
rendah kaki pipa terbuka, kemudian mencatat perubahan tekanan dan volume
udara dengan mengukur h dan d seperti langkah 8,9 dan 10 sebanyak 5 kali.
2. Isokhorik
a. Membuka kran K dan menghubungkan labu gelas ke pipa dengan selang
karet, kemudian mengikatnya dengan isolasi agar tidak terjadi kebocoran.
b. Setelah itu, memasukan labu gelas ke dalam bejana yang telah diisi dengan
air dan es sampai labu terendam, seperti tampak pada gambar 1.2 berikut ini.
Gambar 1.2 Skema
Percobaan Isokhorik

c. Melakukan pengukuran pada volume konstan dengan cara menaikkan atau


menurunkan kaki pipa terbuka sedemikian rupa sehingga kolom udara di atas
raksa pada pipa A tingginya tetap sebesar d.
d. Mencatat suhu gas dengan cara mengukur suhu campuran es dan air pada
bejana.
e. menghitung serta mencatat tekanan dengan mengukur h.
f. Mengubah suhu gas dengan memanaskan bejana berisi es dan air sampai
suhunya beberapa oC.
g. Mengatur agar tinggi (d) tetap seperti pada langkah 14 dan melakukan
kegiatan 15 dan 16 sebanyak 5 kali. Serta mencatat hasilnya dalam tabel.
3. Isobar
a. Mencari hubungan antara suhu dan volume pada tekanan yang tetap.
Tekanan tetap dapat diperoleh dengan cara mengatur agar perbedaan tinggi
kolom raksa pada kedua kaki (h) selalu tetap (menggunakan skema
percobaan seperti gambar 1.2).
b. Mencatat data volume untuk 10 nilai suhu yang berbeda.
c. Mengubah suhu seperti pada langkah 15 dan membaca volume dengan cara
mengukur (d) setelah (h) dibuat konstan.
d. Mencatat hasilnya dalam tabel.
IV. Kesimpulan
1. Prinsip persamaan gas ideal, adalah keadaan suatu gas ideal tang dipengaruhi
oleh tiga besaran yang saling berhubungan satu sama lain yaitu tekanan (P),
volume (V), dan temperatur (T). Hubungan besaran yang satu dengan yang
lainnya ini disebut dengan persamaan keadaan.
2. Persamaan keadaan gas ideal diperoleh dengan menggabungkan persamaan
V P PV
PV =C , =C , dan =C ,sehingga diperoleh persamaan =C . Persamaan ini
T T T
dikenal dengan hukum gas ideal.
3. Hukum Boyle, Hukum Charles, Hukum Gay Lussac pada penerapannya tidak
berlaku secara tepat untuk gas ideal pada sembarang suhu, pada tekanan sangat
tinggi, dan volume yang sangat besar.
2. Derajat kebebasan untuk 1 molekul yang terdiri dari 2 atom adalah 6, dengan:
3
a. gerak translasi : 3 derajat kebebasan, sehingga EK = KT
2
b. gerak rotasi : 2 derajat kebebasan, sehingga EK =KT
1
c. gerak vibrasi : 1 derajat kebebasan. sehingga EK = KT
2
3. Rancangan Praktikum
Percobaan Pembuktian Termodinamika I

I. Alat dan bahan


a. Balon
b. Lilin gelas
c. Air
d. Korek api
II. Prosedur kerja
a. Masukkan lilin kedalam gelas,kemudian hidupkan lilin dengan korek api.
b. Tiup balon kemudian taruh balon diatas lilin yang telah dihidupkan apinya.
c. Hidupkan lilin dan tiup kembali balon,setelah ditiup ,masukkan air kedalam
balon tersebut,kemudian diikat.
d. Letakkan balon yang berisi air kedalam balon tersebut dan diikat
e. Letakkan balon yang berisi air kedalam gelas yang berisi lilin.kemudian amati
apa yang terjadi.
III. Hasil pengamatan

No Benda Perlakuan Pengamatan


1 Balon Letakkan diatas lilin
2 Balon berisi air Letakkan diatas lilin
IV. Penjelasan
       Praktikum ini menggunakan benda  yaitu balon yang tidak diisi air dan balon
yang diisi air . Pada saat  sebuah balon yang tidak berisi air jika dipanaskan akan
meletus, karena didalam balon tidak ada energi yg dapat mencegah balon itu tidak
meletus . Pada balon kedua diisi air akan menggembung kedalam gelas yang berisi
lilin didalam gelas akan mati disebabkan tidak ada lagi udara  yang masuk kedalam
gelas dan baalon tidak akan meletus .
Balon adalah bahan yang terbuat dari karet dan bersifat elastis. Karet dari balon
yang tanpa air sangat lemah menahan tekanan udara dalam balon dan menyebabkan
balon akan meletus. Ketika api didekatkan pada balon yang berisi air, maka air
tersebut akan menyerap sebagian besar dari panas dari api. Karet balon tersebut
menjadi tidak terlalu panas sehingga karet masih bisa menahan tekanan udara dari
dalam balon sehingga balon tidak meletus.
Percobaan tersebut berhubungan dengan hukum I Termodinamika yaitu
“kenaikan energi internal dari suatu sistem termodinamika sebanding dengan jumlah
panas yang ditambahkan kedalam sistem dikurangi dengan kerja yang dilakukan
oleh sistem terhadap lingkungannya.”
Hukum pertama termodinamika adalah rumusan kekekalan dari energi. Energi
panas yang diberikan pada sistem diperhitungkan sebagai usaha yang dilakukan oleh
sistem atau sebagai kenaikan energi internal sistem atau sebagai kombinasi tertentu
dari keduanya. Hukum pertama termodinamika berbunyi: "Total panas yang
ditambahkan pada suatu sistem sama dengan perubahan energi internal sistem
ditambah usaha yang dilakukan oleh sistem tersebut".
V. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa balon yang
memiliki volume apabila dipanasskan tidak akan meletu,balon tersebu memiliki
tekanan hingga masuk kedalam gelas, sedangkan api yang merupakan suhu akan
mati karena tidak ada udara yang masuk  sehingga didpatkan persamaan : volume
balon naik,tekanan balon naik,suhu tetap .
4. Hukum II Termodinamika memberikan batasan-batasan terhadap perubahan energi yang
mungkin terjadi dengan beberapa perumusan.
a. Tidak mungkin membuat mesin yang bekerja dalam satu siklus, menerima kalor dari
sebuah reservoir dan mengubah seluruhnya menjadi energi atau usaha luas (Kelvin
Planck).
b. Tidak mungkin membuat mesin yang bekerja dalam suatu siklus mengambil kalor
dari sebuah reservoir rendah dan memberikan pada reservoir bersuhu tinggi tanpa
memerlukan usaha dari luar (Clausius).
c. Pada proses reversibel, total entropi semesta tidak berubah dan akan bertambah ketika
terjadi proses irreversibel (Clausius).
Contoh:
a. Mesin Pendingin
Mesin pendingin merupakan peralatan yang prinsip kerjanya berkebalikan dengan
mesin kalor. Pada mesin pendingin terjadi aliran kalor dari reservoir bersuhu rendah
ke reservoir bersuhu tinggi dengan melakukan usaha pada sistem. Contohnya, pada
lemari es (kulkas) dan pendingin ruangan (AC).
b. Mesin kalor 
Mesin kalor adalah sebutan untuk alat yang berfungsi mengubah energi panas menjadi
energi mekanik. Sebuah mesin kalor bekerja dengan cara memindahkan energi dari
daerah yang lebih panas ke daerah yang lebih dingin, dan dalam prosesnya, mengubah
sebagian energi menjadi usaha mekanis. Sistem yang bekerja sebaliknya, dimana gaya
eksternal yang dikerjakan pada suatu mesin kalor dapat menyebabkan proses yang
memindahkan energi panas dari daerah yang lebih dingin ke energi panas disebut
mesin refrigerator.
5. Sel Surya mengubah energi cahaya (panas) menjadi energi listrik kemudian energi listrik
digunakan untuk mengisi aki mobil, pada saat menggunakan aki mobil (energi kimia)
maka akan dapat menggerakkan mobil (energi gerak).

Anda mungkin juga menyukai