Anda di halaman 1dari 14

13/09/2021

Fisika Dasar:
Topik : Teori Kinetik Gas

Tim Pengampu Fisika Dasar


Program Studi Fisika, Departemen Fisika
FMIPA UGM

Pendahuluan

 Teori Kinetik gas  menjelaskan sifat-sifat makroskopik gas (tekanan, suhu, atau
volume) dengan memperhatikan komposisinya (atom/molekul) dan gerakannya.

Menyebar Volume
Gas: Terdiri atas keseluruh wadah
atom/molekul
Menumbuk
Mikroskopis Tekanan
dinding wadah

Memiliki energi
Suhu
kinetik

Makroskopis

 Contoh aplikasi teori kinetik gas:


 Pembakaran bahan bakar gas.
 Proses fermentasi gas pada makanan.
 Pertukaran kalor antara laut dan udara yang mempengaruhi
cuaca.

1
13/09/2021

Bilangan Avogadro

 Teori kinetik gas didasarkan pada banyaknya partikel gas dalam suatu sampel.
 Ukuran jumlah zat pada suatu sampel  dinyatakan dalam satuan mole (satuan SI).
 1 mole didefinisikan sebagai jumlah atom dalam 12 gr sampel Karbon-12 (12C).
 Jumlah atom tsb setara dengan bilangan Avogadro, NA= 6.02 × 1023 mol-1
(Diusulkan oleh Amedeo Avogadro (1776–1856)).
 Jumlah mol n zat yang terkandung dalam sampel sama dengan rasio jumlah
molekul N dalam sampel dengan jumlah molekul NA dalam 1 mol,

𝑁
𝑛=
𝑁
 Dalam bentuk massa,

𝑀 𝑀 Msam = massa sampel


𝑛= = M = massa molar
𝑀 𝑚𝑁 m = massa molekul

Gas Ideal

 Untuk menjelaskan sifat-fat makroskopik gas (T, P, V)  Model gas ideal

 Terdiri atas partikel (atom atau molekul) yang jumlahnya besar


 Partikel-partikel tersebut tersebar merata dalam seluruh ruang
 Partikel-partikel tersebut bergerak acak ke segala arah
 Jarak antar partikel jauh lebih besar dari ukuran partikel
 Tidak ada gaya interaksi (atraktif/repulsif) antar partikel kecuali bila
bertumbukan
 Semua tumbukan (antar partikel atau dengan dinding) bersifat lenting
sempurna dan terjadi dalam waktu yang sangat singkat

 Persamaan Keadaan gas ideas: P = Tekanan gas [N.m-2]


V = Volume gas [m3]
𝑃𝑉 = 𝑛𝑅𝑇 = 𝑁𝑘𝑇 n = Jumlah mol gas [mol]
N = Jumlah partikel gas
dengan NA = Bilangan Avogadro =
R = Konstanta umum gas = 8,314 J.mol-1 K-1
𝑘 = (𝑅/𝑁 ) adalah tetapan Boltzman
k = Konstanta Boltzmann = 1,38 x 10-23 J.K-1
T = Suhu mutlak gas [K]

2
13/09/2021

Usaha-usaha gas Ideal


 Usaha pada suhu konstan:
 Tinjau gas ideal yang diekspansikan pada suhu konstan  proses ekspansi isothermal
(lihat Gbr. 1)
 Persamaan gas ideal untuk suhu konstan
1
𝑃𝑉 = 𝑛𝑅𝑇 → 𝑃 = 𝑛𝑅𝑇
𝑉
Konstan

1
 Usaha: 𝑊= 𝑃𝑑𝑉 = 𝑛𝑅𝑇 𝑑𝑉
𝑉
Gbr. 1. P-V diagram pada proses isotermal
𝑉
𝑊 = 𝑛𝑅𝑇 ln Usaha gas ideal pada proses isotermal
𝑉

 Usaha pada volume konstan:  Usaha pada tekanan konstan:

𝑑𝑉 = 0 𝑊=0 𝑊 = 𝑃 𝑉 − 𝑉 = 𝑃∆𝑉

Tekanan, suhu, dan kecepatan RMS (root mean-square speed)

 Tinjau n mole gas yang terkungkung pada kotak kubus bervolume V (Gbr. 3) .
 Molekul dari gas di dalam kotak bergerak ke segala arah.
 Tumbukan antar molekul diabaikan, sementara tumbukan dengan dinding
bersifat elsatis sempurna.

 Tinjau molekul bermassan m berkecpatan 𝑣⃗


pada arah x yang menumbuk dinding yang
diarsir pada bidang y-z (lihat Gbr 3).

 Perubahan momentum setelah tumbukan:

∆𝑝 = 𝑝 − 𝑝 = −𝑚𝑣 − 𝑚𝑣
Gbr. 3. Skema gas yang berada dalam kotak
∆𝑝 = −2𝑚𝑣 bervolume 𝑉 = 𝐿 . Representasi molekul
bermassa m bergerak dengan kelajuan 𝑣⃗
menuju dinding yang diarsir pada bidang y-z.

 Dengan demikian, momentum ∆𝑝 yang ditransfer pada dinding oleh molekul selama proses
tumbukan adalah +2𝑚𝑣

3
13/09/2021

Tekanan, suhu, dan laju RMS (root mean-square speed)

 Didefinisikan:
∆𝑡 sebagai waktu yang dibutuhkan oleh molekul bergerak dengan kecepatan 𝑣 dari
dinding kiri menuju dinding kanan dan kembali lagi ke dinding kiri, dengan lintasan
sepanjang 2L (lihat Gbr 3).
2𝐿
∆𝑡 =
𝑣

 Laju rerata momentum yang tertransfer pada dinding pada setiap molekul:
∆𝑝 2𝑚𝑣 𝑚𝑣
= =
∆𝑡 2𝐿/𝑣 𝐿
= gaya yang bekerja pada dinding 𝐹⃗ = 𝑑𝑝⃗/𝑑𝑡

 Untuk N buah molekul:

𝐹 = + +…+

Tekanan, suhu, dan kelajuan RMS (root mean-square speed)

 Besarnya tekanan pada dinding:


𝐹 𝐹 𝑚
𝑃= = = 𝑣 +𝑣 +⋯+𝑣
𝐴 𝐿 𝐿
𝑛𝑁 𝑚
𝑃= 𝑁(𝑣 ) 𝑁 = 𝑛𝑁 dan 𝐿 =V 𝑃= (𝑣 )
𝑉
𝑀 = 𝑚𝑁 (massa molar)

𝑛𝑀
 Untuk N buah molekul yang bergerak 𝑃= (𝑣 )
𝑉
ke segala arah:
𝑛𝑀
𝑣 =𝑣 +𝑣 +𝑣 𝑣 = 𝑣 = 𝑣 𝑃= 𝑣
3𝑉
 Karena system yang ditinjau adalah gas ideal  PV = 𝑛𝑅𝑇

3𝑅𝑇
𝑣 = Laju RMS (root mean-square speed)
𝑀

4
13/09/2021

Energi Kinetik Translasi

 Energi kinetik translasi rata-rata gas dalam kotak dapat dihitung melaui kaitan:

1
𝐾 = 𝑚𝑣 Karena 𝑣 =
2

𝑚 3𝑅𝑇
𝐾 = Karena = 𝑁 (bilangan Avogadro)
𝑀 2

3𝑅𝑇 Karena = 𝑘 (tetapan Boltzman)


𝐾 =
2𝑁

 Pada suhu T tertentu, semua molekul gas ideal, tidak peduli


berapapun massanya, memiliki energi kinetik translasi rata-rata
3𝑘𝑇
𝐾 = yang sama, yaitu 3kT/2.
2  Ketika kita mengukur suhu gas, sama saja kita telah mengukur
energi kinetik translasi rata-rata molekulnya.

Lintasan bebas rerata

 Sekarang kita tinjau gerak molekul gas ideal dimana


tumbukan antar molekul diperhitungkan  gerak acak
(random motion) (lihat Gbr. 4).
 Parameter yang menggambarkan gerak acak molekul
adalah lintasan bebas rerata (𝜆).

 lintasan bebas rerata (𝜆) adalah jarak-rata-rata yang dilalui


molekul antar tumbukan.
 Berbanding terbalik dengan jumlah molekul per volume
 Berbanding terbalik dengan diameter molekul

 Secara matematik:
1
Gbr. 4. Skema gerak molekul melalui λ=
gas, yang bertabrakan dengan 2𝜋𝑑 (𝑁/𝑉)
molekul gas lain di dalam lintasannya

5
13/09/2021

Penurunan persamaan lintasan bebas rerata

 Tinjau sebuah molekul yang bergerak dengan kelajuan konstan, sementara


molekul lain dianggap diam.
 Anggap molekul berbentuk bola berdiameter d, dan tumbukan terjadi jika
kedua molekul berimpit sedemikian rupa sehingga jarak antar pusat bola
adalah sama dengan diameter d (Gbr. 5(a)).
 Analog  Jika kita tinjau molekul tunggal berjejari d dan molekul-molekul
lain dipandang sebagai titik (Gbr 5(b)).

Gbr. 4. Skema tumbukan antar dua molekul yang saling berimpit. (a)
tumbukan dua molekul yang berdiameter sama d, dan (b) tumbukan dua
buah molekul, yang satu berdiameter 2d dan yang lain dianggap sebuah titik.

Penurunan persamaan lintasan bebas rerata

 Molekul yang bergerak zigzag (lihat Gbr. 4), menyapu silinder pendek dengan
luas penampang 𝜋d2 diantara tumbukan yang berurutan (Gbr. 5).

 Jika molekul bergerak pada interval waktu ∆𝑡, molekul


akan menempuh jarak sebesar 𝑣∆𝑡
 Selama gerak selang ∆𝑡, terbentuk silinder komposit
(Gbr. 5) dengan panjang 𝑣∆𝑡 dan volume silnder
(𝜋𝑑 )𝑣∆𝑡 .
 Jika (𝑁/𝑉) adalah jumlah molekul per satuan volum,
Gbr. 5. Skema gerak efektif molekul pada
maka jumlah molekul dalam silinder adalah selang ∆𝑡 yang menyapu keluar silinder
(𝑁⁄𝑉) 𝜋𝑑 𝑣∆𝑡. sepanjang 𝑣∆𝑡 dan diameter 2d.

 Lintasan bebas rerata:

∆ ∆
λ= = =
∆ ( ⁄ ) ∆ ( / )

 Tugas: Ada perbedaan persamaan yang diturunkan ini dengan persamaan


sebelumnya yaitu tidak adanya faktor 1/ 2, mengapa?

6
13/09/2021

Distribusi kelajuan molekul

 Kelajuan RMS 𝑣  kelajuan molekuler dalam gas pada suhu tertentu.


 Pertanyaan: Berapa fraksi molekul yang memiliki kelajuan lebih dari
kelajuan RMS?
 dibutuhkan informasi berapa nilai2 yang mungkin dari kelajuan yang
terdistribusi di antara molkeul-milekul

 Tahun 1852, James Clerk Maxwell  Hukum distribusu kelajuan

/
𝑀 /( )
𝑃(𝑣) = 4𝜋 𝑣 𝑒
2𝜋𝑅𝑇

P(v) = fungsi distribusi peluan


M = massa molar
R = konstanta gas
v = kelajuan molekul
T = suhu

Distribusi kelajuan molekul

/
𝑀 /( )
𝑃 𝑣 = 4𝜋 𝑣 𝑒
2𝜋𝑅𝑇

 Untruk setiap 𝑣, maka perkalian 𝑃 𝑣 𝑑𝑣


adalah fraksi molekul dengan kelajuan
antara 𝑣 dan 𝑣 + 𝑑𝑣.
 Ditnjukkan oleh daerah yang
diarsir pada Gbr. 6a

 Total luas area: 𝑃 𝑣 𝑑𝑣 = 1

 Fraksi molekul dengan kelajuan 𝑣


dan 𝑣 :

𝑓𝑟𝑎𝑐 = 𝑃 𝑣 𝑑𝑣
Gbr. 6. (a) distribusi kecepatan Maxwell pada
molekul oksigen pada suhu T=300 K. (b) Kurva
distribusi kecepatan Maxwell untuk 300K dan 80 K

7
13/09/2021

Kelajuan rerata, RMS, dan kelajuan yang paling mungkin

 Kelajuan rata-rata 𝑣 : nilai kelajuan 𝑣 dikalikan dengan bobot 𝑃 𝑣 𝑑𝑣, dan dijumlahkan
keseluruh interval 𝑣 dan 𝑣 + 𝑑𝑣:
/
𝑀 /( ) 𝑑𝑣
𝑣 = 𝑣𝑃 𝑣 𝑑𝑣 𝑣 = 𝑣4𝜋 𝑣 𝑒
2𝜋𝑅𝑇

/
𝑀 /( ) 𝑑𝑣
𝑣 = 4𝜋 𝑣 𝑒
2𝜋𝑅𝑇

Substitusi: 𝑥 =  𝑣 = 2𝑅𝑇/𝑀 / 𝑥 /

𝑑𝑣 = 𝑑𝑥𝑥 / 𝑅𝑇/𝑀 /

/ /
8𝑅𝑇 8𝑅𝑇
𝑣 = 𝑣 = 𝑥𝑒 𝑑𝑥
𝜋𝑀 𝜋𝑀

=1

Kelajuan rerata, RMS, dan kelajuan yang paling mungkin

 Kelajuan RMS 𝑣 :

 Pertama dihitung dulu 𝑣 :

𝑣 = 𝑣 𝑃 𝑣 𝑑𝑣

Dengan menggunakan cara yang sama pada


perhitungan 𝑣 , diperoleh (PR: Silahkan buktikan!)

3𝑅𝑇
𝑣 =
𝑀

kelajuan RMS dapat dihitung dengan kaitan: 𝑣 = 𝑣

3𝑅𝑇
𝑣 =
𝑀

8
13/09/2021

Kelajuan rerata, RMS, dan kelajuan yang paling mungkin

 Kelajuan yang paling mungkin 𝑣 : kelajuan dimana fungsi distribusi 𝑃(𝑣) kecepatan
bernilai maximum.
( )
 Syarat maximum: =0
/
𝑀 /( )
𝑃(𝑣) = 4𝜋 𝑣 𝑒
2𝜋𝑅𝑇

𝑑 𝑣 𝑒 /( )
𝑑𝑃(𝑣)
= =0 Substitusi: α = 𝑀/2𝑅𝑇
𝑑𝑣 𝑑𝑣
u=𝑣
𝑤=𝑒
2𝑅𝑇 Identitas turunan:
𝑣=𝑣 =
𝑀 𝑑(𝑢𝑤)
= 𝑢 𝑤 + 𝑢𝑤′
𝑑𝑣

Panas Jenis Molar Gas Ideal

 Panas Jenis molar gas ideal  dikaitkan dengan energi internal, yaitu energi
yang diasosiasikan dengan gerak acak atom atau molekul dalam gas).

 Rerata energi kinetik translasi atom tunggal 𝐾 = 3𝑘𝑇/2

 Sampel n mol gas mengandung 𝑛𝑁 atom:

3
𝐸 = 𝑛𝑁 𝐾 = (𝑛𝑁 )𝑘𝑇 𝑘 = 𝑅/𝑁
2
3
𝐸 = 𝑛𝑅𝑇 Gas monoatomik
2

 Kesimpulan: Energi internal gas ideal merupakan fungsi suhu saja, dan
tidak bergantung pada variable makroskopis yang lain

9
13/09/2021

Panas Jenis Molar Gas Ideal


 Panas jenis molar pada volume konstan
 Tinjau n mol gas ideal pada silinder dengan volume V konstan (Gabr. 7a).
 Awalnya gas memiliki tekanan 𝑃 dan suhu 𝑇  lihat diagram P-V Gbr. 7b.
 Kemudian sejumlah kecil energi diberikan pada gas dalam bentuk panas 𝑄 dengan
cara meningkatan suhu reservoir pelan-pelan tanpa mengubah volume.
 Pada keadaan akhir, tekanan dan suhu gas adalah 𝑃 + ∆𝑃 dan 𝑇 + ∆𝑇
 Panas yang ditimbulkan oleh perubahan
suhu ∆𝑇 pada volume konstan:
𝑄 = 𝑛𝐶 ∆𝑇 𝐶 adalah panas jenis molar
pada volume konstan

HK I termodinamika:
∆𝐸 = 𝑄 − 𝑊 = 𝑛𝐶 ∆𝑇 − 𝑊 𝑊=0

𝐶 =∆𝐸 /(𝑛 ∆𝑇) ∆𝐸 = 3𝑛𝑅∆𝑇/2


Gbr. 7. (a) Skema gas ideal yang terkungkung pada
silinder dengan volume tetap. Suhu dinaikkan pelan-
3 Panas jenis molar pada volume
𝐶 = 𝑅 pelan melaui reservoir suhu. (b) diagram P-V yang
2 konstan untuk gas monoatomik menunjukkan proses yang diberikan pada gas ideal.

Panas Jenis Molar Gas Ideal

 Secara umum  untuk gas ideal yang terkungkung yang mengalami


perubahan suhu ∆𝑇, bererlaku:
∆𝐸 = 𝑛𝐶 ∆𝑇

 Kesimpulan: Perubahan energi internal gas ideal yang terkungkung hanya


bergantung pada perubahan suhu, dan tidak bergantung pada jenis proses yang
menghasilkan perubahan tersebut

10
13/09/2021

Panas Jenis Molar Gas Ideal

 Tabel panas jenis molar pada volume konstan untuk gas mono-, di-, dan poliatomik:

 Antara gas ideal dan gas real, nilai 𝐶 konsisten untuk gas monoatomik, tetapi kurang
tepat untuk gas-gas di-, dan poli-atomik.
 Ketidak tepatan hasil untuk gas di- dan poli-atomik, akan terkait dengan derajat
kebebasan gerak molekul yang nanti akan dibahas pada slide berikutnya.

Panas Jenis Molar Gas Ideal

 Panas jenis molar pada tekanan konstan


 Tinjau n mole gas ideal pada silinder, dengan tekanan dijaga konstan (Gbr. 8a).
 Diagram P-V untuk proses ini dapat dilihat pada Gbr. 8b.
 Panas 𝑄 yang dibutuhkan untuk menaikkan
suhu dari 𝑇 menjadi 𝑇 + ∆𝑇 pada tekanan
tetap:
𝐶 adalah panas jenis molar
𝑄 = 𝑛𝐶 ∆𝑇
pada tekanan tetap

HK I termodinamika:
∆𝐸 =𝑄−𝑊 Karena:
Gbr. 8. (a) Skema gas ideal yang terkungkung pada
𝑊 = 𝑃∆𝑉 = 𝑛𝑅 ∆𝑇 silinder dengan tekanan tetap. (b) diagram P-V yang
∆𝐸 = 𝑛𝐶 ∆𝑇 menunjukkan proses yang diberikan pada gas ideal.

𝑛𝐶 ∆𝑇 = 𝑛𝐶 ∆𝑇- 𝑛𝑅 ∆𝑇 𝐶 =𝐶 +𝑅

Untuk gas monoatomic  𝐶 =3R/2 𝐶 = 5𝑅/2

𝐶 > 𝐶  karena energi yang disuplai, tidak hanya untuk menaikkan suhu, tetapi juga
digunakan oleh gas untuk melakukan usaha dalam rangka mengangkat beban piston (Gbr.8a).

11
13/09/2021

Pengaruh derajat kebebasan pada panas jenis molar


 Panas Jenis molar gas yang melibatkan derajat kebebasan gerak
 yaitu translasi dan rotasi (lihat Gbr. 9)

 Teori energi ekuipartisi (James Clerk Maxwell): :


Setiap jenis molekul memiliki 𝑓 jumlah derajat
kebebasan, yaitu cara-cara bebas padamana molekul
dapat menyimpan energi. Setiap derajat kebebasan
akan terkait dengan rerata energi tersebut sebesar
𝑘𝑇/2 per molekul (atau 𝑅𝑇/2 per mole).

𝑓 𝑓
Berkaku: 𝐶 = 𝑅 𝐶 = +1 𝑅
2 2
Gbr. 8. Derajad kebebasan traslasi dan rotasi untuk :(a) gas
He, (b) Gas oksigen O2, dan (c) gas CH4.

Ekspansi Adiabatik Gas Ideal


 Pada proses termodinamik dimana 𝑄 = 0 maka berlaku proses adiabatik
 Kondisi 𝑄 = 0  bisa capai jika prosesnya berlangsung sangat cepat atau dengan
melakukan proses pada suatu wadah yang terisolasi (well-isolated container).
 Pada kontainer yang terisolasi, volume gas ideal naik sebesar 𝑑𝑉 dengan cara
mengurangi massa pada piston (Gbr. 9a).
 𝑄 = 0 selama proses ekspansi (lihat diagram P-V Gbr. 9b).

HK I termodinamika:
𝑑𝐸 = 𝑄 − 𝑊 = −𝑃𝑑𝑉

𝑛𝐶 𝑑𝑇 = −𝑃𝑑𝑉 𝑛𝑑𝑇 = −𝑃𝑑𝑉/𝐶

Dari persamaan gas ideal:


𝑑 𝑃𝑉 = 𝑛𝑅𝑑𝑇 𝑃𝑑𝑉 + 𝑉𝑑𝑃 = 𝑅(𝑛𝑑𝑇)

𝑃𝑑𝑉 + 𝑉𝑑𝑃 = 𝑅(−𝑃𝑑𝑉/𝐶 )


Karena 𝑅 = 𝐶 − 𝐶 Gbr. 9. (a) Volume gas ideal dinaikkan dengan mengurangi
massa dari piston. Pada proses ini, 𝑄 = 0, sehingga berlaku
𝑑𝑃 𝐶 𝑑𝑉 proses adiabatik. (b) diagram P-V yang menunjukkan proses
+ =0 adiabatik sebagaimana ditunjukkan pada garis merah.
𝑃 𝐶 𝑉

12
13/09/2021

Ekspansi Adiabatik Gas Ideal


𝑑𝑃 𝐶 𝑑𝑉
 Persamaan: + =0
𝑃 𝐶 𝑉
𝐶 (𝐶 / 𝐶 ) = γ
 Penyelesaian (buktikan !): ln 𝑃 + ln 𝑉 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡 ln 𝑃 + γ ln 𝑉 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡
𝐶
Proses adiabatik
𝑃𝑉 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 ln (𝑃𝑉 ) = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡
 Untuk proses adiabatik yang melibatkan keadaan
awal (i) dan akhir (f) (lihat diagram P-V):

𝑃𝑉 =𝑃 𝑉

 Karena pada gas ideal berlaku 𝑃𝑉 = 𝑛𝑅𝑇 maka:


𝑛𝑅𝑇
𝑉 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡 𝑇𝑉 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡
𝑉
 Untuk proses adiabatik yang melibatkan keadaan
awal (i) dan akhir (f) (lihat diagram P-V):

𝑇𝑉 =𝑇𝑉

Supplementary: ekspansi bebas

 Pada proses adiabatik, jika tidak ada usaha atau internal energi yang
berubah maka akan menghasilkan ekaspansi bebas.

Karena ∆𝐸 = 0 𝑇 =𝑇

 Pada eksapansi bebas, suhu awal dan akhir kedaan gas ideal selalu
sama, sehingga titik awal dan akhir pada diagram P-V harus pada pada
isothermal yang sama.

Karena pada gas ideal , 𝑃𝑉 = 𝑛𝑅𝑇 maka beraku:

𝑃𝑉 =𝑃 𝑉

13
13/09/2021

Terimakasih

14

Anda mungkin juga menyukai