Anda di halaman 1dari 3

Efek Kupu-Kupu

Butterfly effect? Aku rasa judulnya lebih bagus Lucid dream.

Kau membuka matamu kemudian menoleh ke arahku dengan khawatir. Sepertinya kau menuntut
penjelasan mengenai hal-hal yang kau alami tadi, ya? Baiklah, akan kucoba sesederhana
mungkin.

Dengar, aku tahu ini terdengar rumit. Pembahasan mengenai teori ilusi dan konspirasi dunia
memang membingungkan serta meninggalkan misteri. Aku yakin kau pernah mengalaminya:
Suatu kejadian yang tidak bisa dijelaskan nalar dan saling berhubungan satu sama lain. Jika
tidak, bersyukurlah. Pengalaman mengerikan tidak akan menghantuimu.

Efek kupu-kupu. Nama itu diambil dari pengamatan seorang yang melihat kepakan sayap kupu-
kupu dari hutan Brazil dapat menyebabkan badai di Texas. Singkatnya, suatu masalah sepele
dapat menjadikan sebuah bencana di kemudian hari. Contohnya seperti ketika kau “tidak
sengaja” menyenggol satu balok domino dan menghancurkan formasi domino yang telah disusun
sepanjang 1 mil. Masalah besar, bukan?

Sedangkan Lucid dream adalah fenomena di mana kau sedang sadar bahwa kau berada di alam
mimpi. Asal kau tahu saja, mimpi sadar dan efek kupu-kupu ini tidak ada hubungannya!

Kau mengingat-ingat kejadian yang selama ini kau lakukan, memastikan tidak ada suatu hal kecil
yang dapat membuatmu dalam masalah besar. Apa kau sudah mandi? Membuang sampah pada
tempatnya? Tidak meninggalkan jarum jahit di laudri? Pikiran itu semakin membuatmu pusing
dan malas membaca teks ini lebih lanjut.

“Lupakan efek kupu-kupu! Tidur saja!” begitulah reaksiku ketika kau mengajakku chatting
malam-malam hanya untuk membahas teori abstrak. Aku tahu kau tidak bisa tidur, tetapi
cobalah. Hapus pikiranmu mengenai efek kapuk-kapuk atau apalah itu.

Kemudian kau mencoba tidur. Dalam gelap, kau melihat banyak pintu, seolah mempersilakanmu
memilih dunia petualangan yang hendak kau coba. Pintu kayu memiliki model yang sama, isinya
tidak jelas. Sama seperti ketika kau memilih kotak kuis dalam cerdas cermat dan tidak tahu apa
isinya. Kau memilih pintu yang paling depan, seperti biasa. Kau seolah terbawa maju dan
mengalami goncangan- tenang, itu bukan gempa bumi. Pada saat itulah kau merasakan kesadaran
tubuhmu yang sedang berada di atas kasur. Tapi dalam sekejap, kau sudah terlelap, masuk ke
dalam dunia mimpi.

“Wah selamat, kau berhasil melewati tahap pertama dalam Lucid dream.”
Kau kira aku akan bereaksi seperti itu? Tentu saja tidak! Aku tahu kau sudah sering mengalami
lucid dream, tapi jangan lupakan beberapa peraturan penting dalam melakukan hal itu! Beberapa
artikel tidak mencatat aturan-aturan dalam mengendalikan mimpi, padahal itulah yang dapat
memicu bahaya. Kau kira mengendalikan mimpi itu semenyenangkan apa? Bisa memiliki
kekuatan super dan menguasai dunia? Jaga pikiranmu, kawan.

Jangan kau kira mimpi sadar ini tidak memiliki efek samping. Kau bisa terjebak dalam dunia
mimpi itu ketika kau terlalu sering melakukan lucid dream, atau orang menyebutnya dream
claustrophobia. Kejadian itu dapat beresiko koma atau bahkan kematian. Berhati-hatilah!
Peraturan paling penting dalam mengendalikan mimpi adalah kau harus bisa mengendalikan
emosi dan pikiranmu secara stabil. Tetap berpikir positif!

Kau berada di sebuah pedesaan damai dengan kerajaan di atas bukit, negeri fantasi yang kau
inginkan. Kau bisa melihat naga-naga yang terbang dengan bebas di langit. Spesies naga yang
biasanya dapat ditemukan di daerah Eropa itu memiliki bermacam-macam warna. Ingin melihat
naga lebih dekat, kau memutuskan untuk terbang ke arah mereka. Iya, terbang, sesuatu yang
sangat mungkin terjadi ketika kau sedang bermimpi sadar.

Kau melambai pada para naga, berharap sapaanmu dibalas oleh naga. Benar, bola mata mereka
tertuju padamu dan mereka mendengus ramah dan melambaikan tangan kecilnya. Apa sih yang
mustahil ketika kau dapat mengendalikan mimpi? Kau menikmati sensasi terbang di langit
dingin yang tidak akan pernah kau rasakan di dunia aslimu. Kau terbang mengikuti aliran sungai
yang mengarah ke air terjun megah, tempat rahasia milik para raja untuk menyimpan harta karun
(tentu saja kau tahu detail, itu kan mimpimu).

Tak jauh dari sana, ada markas para goblin yang dijaga oleh jaguar biru (jangan salahkan aku
atas keanehan ini, itu kan mimpimu). Di sebrangnya terdapat arena panah yang biasanya
digunakan goblin berlatih di siang hari dan digunakan sebagai tempat upacara malam oleh kaum
elf. Wah, damai sekali.

Tiba-tiba lapangan panahan itu mengingatkanmu akan kegiatan kemah sekolah tahun lalu. Ketika
kau tidak sengaja tersesat dan melihat sekelompok pemburu mabuk-mabukan membawa senjata,
sungguh menyeramkan. Kau bahkan sempat mengalami trauma. Tersadar dari ingatan masa lalu,
sekarang kau berada di hutan, bukannya terbang seperti tadi. Kau tadi berpikir kalau kau tersesat,
dan kini kau tersesat sungguhan di dalam hutan mimpimu sendiri.

Panik. Kau bisa saja kembali terbang atau mendatangkan serigala bawahanmu untuk
membimbingmu keluar dari hutan. Tapi kau malah mengingat trauma ketika kau berada di hutan
tahun lalu. Entah kenapa langit yang harusnya cerah menjadi mendung seperti bayangan akan
masa lalumu dulu. Ini semakin memburuk. Kau mulai berpikir bahwa segerombolan monster
jelek pemakan manusia akan lewat di hutan. Hei, kau tahu hal ini berakibat fatal kan?
Kau mulai berpikir mengenai skenario terburuk yang akan terjadi. Semoga saja monster jelek itu
tidak mengetahui keberadaanmu. Ups, itu justru membocorkan lokasi persembunyianmu. Salah
satu monster menoleh ke arahmu, menatapmu dengan mata berdarahnya. Sial. Ini saatnya kau
harus tersadar dari mimpi.

Beberapa detik keheningan, tidak ada yang terjadi. Biasanya, jika kau ingin kembali sadar, hal
itu langsung membangunkanmu dari mimpi. Kau mencoba memukul, mencubit, menyakiti
dirimu sendiri tetapi tidak ada yang berubah. Akhirnya, kau teringat nasihatku.

Jangan terlalu sering, hal itu bisa mengakibatkan dream claustrophobia atau kematian dalam
mimpi. Berhati-hatilah!

Aku tidak pernah menasihatimu dengan kata-kata seperti itu, tapi terserahlah. Kau bisa saja
menggunakan kekuatan super untuk mengalahkan mereka atau bahkan mengubah mereka
menjadi segumpalan jeli tanpa harus berkata. Tetapi otakmu panik, tidak dapat membayangkan
suasana bagus. Kau pun membayangkan kemungkinan paling buruk dari yang terburuk: terjebak
dalam mimpi dan mati di dunia asli.

Sontak kau terbangun, terengah-engah, berkeringat, dan hampir menangis.

“Hahah, kau kenapa?”

Aku menyambutmu ketika kau sadar. Kau terbangun dari tidur siangmu di sekolah, lalu
menatapku yang sedang mengenakan pakaian sama dengamu. Aku tahu apa yang telah kau
alami, maka kukeluarkan emosiku karena kau tidak mau menuruti nasehatku.

“Oh iya, bicara soal mimpi, apakah kau tahu fenomena False Awakening ?” kataku setelah
menasehatimu, memulai topik yang membuatmu tertarik dan menghilangkan kepanikanmu.

Kau mengangguk kalem, sedikit berkeringat. Tetapi sepertinya raut wajah ketakutanmu mulai
memudar.

“Lalu, kenapa sekarang kau tidak bangun sungguhan saja?”

“Apa?”

Tiba-tiba kejadian di depan matamu beralih lebih cepat dari kilatan petir. Kau terbangun di atas
kasurmu, disertai sedikit pusing. Kau menoleh ke arahku dengan khawatir. Tentu saja aku di
sebelahmu! Malaikat maut tidak akan pernah meninggalkan jiwa yang akan dia cabut.

Omong-omong, waktumu tinggal 30 menit. Apa yang bisa kubantu? Bangun dari koma untuk
melihat keluargamu terakhir kalinya atau tetap membiarkanmu dalam sirkulasi efek kupu-kupu
mimpi ini?

Anda mungkin juga menyukai