Anda di halaman 1dari 75

WHO SEEK THE SEEKERS?

Mereka tidak boleh bersatu. Pokoknya tidak boleh!


Ada beberapa orang yang tampaknya, karena berbagai
alasan, menginginkan agar peraturan itu dilanggar. Padahal,
mereka tau bahwa menyatukan para obyek akan
menghasilkan hal yang tidak dapat diungkapkan dengan
kata-kata.
Aku ingat pernah membacanya di beberapa buku lama. Aku
tidak pernah benar-benar mempercayainya, namun,
mengingat beberapa hal yang aku lihat baru-baru ini, aku
mulai percaya, well, mungkin, hanya sedikit.
Tapi, meski ini semua penuh dengan omong kosong belaka,
apa yang kulakukan sungguh menyenangkan.
-S

Cerita ini, diambil dan diterjemahkan


dari theholders.org/those_who_seek.
PROLOGUE : Who Seeks The Seekers
Aku bukanlah orang yang terlalu ambisius, yang berusaha
membantai semua iblis dan manusia, membunuh, mencuri,
melakukan segala hal untuk mengumpulkan Obyek... ya,
tidak, aku tidak segila itu.
Mungkin, beberapa tragedi memang terjadi. Namun,
percayalah, aku belum kehilangan akalku. Semua ‘perbuatan
dosa’ yang telah aku lakukan, didasari alasan yang masuk
akal. Aku membunuh ketika nyawaku sendiri dalam bahaya,
dan aku menyakiti hanya ketika aku tidak punya pilihan.
Namun tentu saja, apa arti pembelaanku dihadapan karma?
Hukumnya begitu sederhana, namun aku terlalu ‘buta’ untuk
memahaminya.
.
Begini, aku dulunya sangat tangguh sebelum semua ini
terjadi, kau tau? Balmung, Guilt Meat, ah sial, aku berhenti
menghitung Obyekku setelah aku mendapatkan obyek yang
ke 10. Entah kenapa, aku melakukan pencarian demi
pencarian dengan terburu-buru.
Itu sensasi yang aneh, karena aku termotivasi oleh
penasaran dan rasa takut, dan ada semacam kepuasan luar
biasa ketika aku berhasil mendapatkan obyek demi obyek.
Itu sangat candu.
Kala itu, aku benar-benar tidak peduli semisal kenyataan
akan berubah menjadi mimpi buruk abadi saat aku selesai
atau tidak. Pokoknya cari! cari! dan cari! Tau kan maksudku?
Aku merasa bahwa tempoku sangat sempurna, dan aku akan
bisa mendapatkan lebih banyak obyek dalam waktu singkat.
Tapi, tentu saja, terkadang, ekspektasi tidak sesuai
realita. Well, dalam kasusku, aku sepenuhnya dipaksa
meninggalkan ekspektasi, ketika realita menghantammku
seperti benda tumpul tepat di kepala.
.
Aku ingat ketika aku baru saja pulang dari membeli makan.
Bahkan Seeker butuh makan kau tau?
Kemudian, aku mulai berjalan kembali ke rumah, dan aku
ingat aku berada di dekat semacam gereja atau tempat
omong kosong serupa. Aku tidak terlalu yakin, tapi entah
dari mana, jantungku berhenti berdetak. Maksudku, benar-
benar berhenti, seolah-olah aku hanya punya waktu lima
belas detik lagi untuk hidup. Kepalaku rasanya mau pecah,
dan suara terompet yang entah darimana, tiba-tiba
terdengar menggelegar di telingaku.
Sekarang, kau boleh menghakimiku sepuasmu, tapi,
persetan... terompet itu, benar-benar terompet biadab.
Bahkan hanya dari memikirkannya, membuatku ingin
tersenyum, berlutut dan memuja. Memuja sesuatu yang
entah apa—memang tidak jelas terompet babi, anjing,
bajingan.
Aku melakukan ritual memalukan itu sekitar setengah detik,
sebelum darah mulai keluar dari telingaku. Dan hidung. Dan
mata, dan mulut, dan dari lubang mana pun yang tersedia.
Kukatakan padamu, itu bukanlah pengalaman yang
menyenangkan.
Lalu kemudian, aku menyadari bahwa suara terompet itu
hanya terdengar dikepalaku, dan tidak menggema di udara.
Setelahnya, aku menoleh untuk menemukan itu ada di sana.
Kurasa aku harus menyebutnya dia, karena faktanya aku
‘mendengar’ dia berbicara. Aku sempat tidak bisa melihat
dengan jelas sosoknya, karena mataku yang buram dan
dipenuhi darah. Yang bisa aku pahami, adalah bahwa dia
melayang seperti bajing$n sombong di bawah sorotan
cahaya. Tentu keadaannya sangat menggangu karena suara
terompet kepa$at terus terdengar di latar belakang,
sementara aku, di sini, benar-benar sekarat!
Beberapa saat berlalu sebelum indraku, serta denyut nadiku
kembali. Aku berhasil mengeluarkan darah yang cukup
untuk memenuhi wastafel dapur, belum lagi apa yang keluar
dari tempat lain, Aku merasa pusing. Meskipun begitu, aku
kemudian bisa melihat lebih jelas apa yang ada didepanku.
Tingginya sekitar dua puluh kaki, dan tampak seperti lemari
jam tua. Kau tau? Lemari jam yang biasanya ada di rumah
kakek nenekmu, yang akan berdentang dengan sangat
menggangu ketika jarumnya mencapai pukul 12? Yah itu!
Walaupun, perlu kukatakan, bahwa bentuknya sedikit
berbeda, tetapi kau masih bisa paham bahwa itu adalah
lemari jam.
Benda itu hanya berukuran dua puluh kaki dari pusaran
roda gigi berbentuk salib, yang ukurannya mulai dari lebih
besar dari mobil, hingga seukuran bulu mata. Tidak ada yang
cukup menyentuh satu sama lain, tapi semuanya berputar,
dengan kecepatan berbeda-beda, dan mengeluarkan
dengungan yang tidak wajar. Walaupun terlihat seperti
benda mati, aku cukup yakin kalau dia adalah makhluk yang
memiliki kesadaran—ayolah, kita sebagai Seeker tau,
diantara makhluk-makhluk aneh yang pernah kita temui di
dunia-dunia gelap, kampret seperti ini lebih normal dari
yang lain.
Tak perlu dikatakan lagi, aku sedang tersungkur saat ini, dan
yang terpikir olehku hanyalah berteriak padanya, dan
tanganku kemudian meraih (Object 485) Balmung, atau apa
pun sebutan kalian. Goddamned Sharp Sword (Pedang tajam
terkutuk) begitulah aku menyebutnya.
Aku berhasil terhuyung-huyung berdiri dan terus berteriak,
bertanya pada makhluk sialan ini, apa maunya, sembari
berteriak di tempat publik seperti perebutan area parkir. Dia
hanya bergerak aneh, lalu melayang ke arahku tanpa
berbuat apa-apa!
Kemudian ia ‘berbicara’ kepadaku. Aku benar-benar
mendengar pikirannya, dan merasakan apa yang ingin dia
sampaikan, bahkan lengkap dengan visi yang langsung
terpatri di otakku. Itu seperti otakku dijejali memori yang
baru, memori asing yang tidak aku inginkan.
Hal-hal yang aku lihat, adalah sesuatu yang tidak jahat,
namun sensasinya sendiri, begitu memuakkan. Jika aku bisa,
aku dengan senang hati akan melompat ke salah satu lubang
yang tidak seharusnya dimasuki. Atau jika disuruh memilih,
aku akan memilih untuk mengucapkan kata-kata yang salah
di waktu yang salah ke wajah Holder daripada harus
merasakan sensasi itu lagi.
Di saat yang sama, aku merasa bahwa tubuhku berubah
menjadi krim. Tentu, itu hanya sensasi yang ada di otakku,
namun pahamilah, rasanya seperti tertabrak banyak sekali
batu bara dengan kecepatan yang luar biasa,
menghantammu partikel demi partikel.
“Kau banyak berasumsi, padahal kau hanya tahu sedikit.
Beban yang kau kumpulkan hanyalah pernak-pernik, dan
pelayanan yang lebih baik sudah pasti mengambil alih
kesetiaanmu.”
Jadi, aku duduk di sana dan muntah, sambil bertanya-tanya
apa maksudnya dan akhirnya aku berkata 'FUCK YOU' dan
menebaskan pedangku pada tubuh makhluk atau ‘benda’ ini.
Persetan dengan jenisnya.
Detik berikutnya, aku terbaring telentang, tubuhku mati rasa,
seperti ototku barusaja dilumpuhkan oleh sengatan listrik
yang luar biasa. Disisi lain, setelah kutebas, benda ini bukan
hanya tidak tergores, tapi malah bersinar terang. Entah
kenapa, kesan pertamaku melihat cahaya itu, adalah ‘holy’
“The Pure One mengirimku dengan misi. Jadilah tercerahkan,
manusia. Kengerian yang pernah kau hadapi sebelumnya
bagiku hanyalah semut dibawah seorang prajurit lapis baja,
yang memegang tombak bertangkai dan sepatu bot kulit”
Aku diam, masih mencoba mengambil nafas. Dia jelas
mengatakan omong kosong, namun aku kemudian menoleh
ke pedangku, lalu kearahnya yang bersinar.
Walaupun bukti keperkasaannya sudah dia tunjukan, namun
di dalam hatiku, aku masih sangat tidak setuju. Maksudku,
bahkan pemegang yang paling menakutkan sekalipun,
bahkan tentara kegelapan yang menghadang di cakrawala,
bisa ku tebas dengan pedangku. Namun dia? ini? Benda ini?
Benda apa dia ini?
Tidak mungkin, tidak mungkin. Aku kemudian bangkit dan
menatapnya. Kami hanya berdiri di sana, untuk beberapa
saat, dan bentuk komunikasi yang dia lakukan langsung
menuju batinku, tidak mengatakan apa-apa lagi.
Meskipun begitu, aku mulai memilah-milah apa yang
dikatakannya, serta informasi yang dia berikan ke otakku
melalui kekuatannya. Dan, ya, ketika wahyu ilahi
menghampirimu, kau tidak boleh mengabaikannya. Benar
kan?
Jadi ya, saat itu juga, detik itu juga, aku tahu apa yang terjadi,
dan setelah beberapa ‘perbincangan’ kemudian, yang akan
kusimpan antara aku dan makhluk sialan itu, aku mengerti
maksudnya.
Pada dasarnya, dia adalah utusan ‘sesuatu diatas sana’,
entah tuhan, entah celestial atau apalah, aku tidak peduli.
Dia kemudian menawariku untuk menerima semacam misi.
Dia juga berjanji memberiku hal yang lain. Sungguh, aku
selalu cepat dan kuat, namun semisal ada cara untuk
bertambah cepat dan bertambah kuat, aku selalu terbuka
untuk negosiasi.
Ngomong-ngomong, izinkan aku memberitahumu tentang
misi ini. Karena ini adalah misi yang sangat menyebalkan!
Satu-satunya syaratnya adalah aku harus menyerahkan
semua obyek yang kudapat. Menyerahkan dalam artian,
melepas ‘kelekatan’ atau kepemilikannya supaya aku ‘bersih’.
Tidak, obyek-obyek itu bahkan tidak dia sita. Itu hanya akan
‘dilepaskan’, seperti bebek dilepas di danau, dan biarkan
mereka pulang ke induknya (Holder yang asli) atau tersesat
(ke tangan Seeker lain). Semua itu tidak masalah.
Tapi kawan, aku sudah menduga ini adalah mission
impossible. Tahukah kalian apa yang lebih mengerikan dari
Holders? Lebih berbahaya dan, sejauh ini, lebih tidak dapat
diprediksi? Astaga, itu tentu saja para Seeker! Aku tau,
karena secara tekhnis, aku juga ‘pernah menjadi’ bagian dari
mereka.
Meskipun begitu, aku merasa sangat sulit untuk menolak.
Kau mungkin tidak paham, namun gambaran yang dia
perlihatkan kepadaku, serta kalimatnya yang persuasif,
membuat diriku hanya bisa menerima tawarannya. Entah ini
sihir atau apa, aku tidak paham lagi.
Kemudian, setelah Balmung dilucuti dari diriku, sosok
didepanku memberikan pendang lain sebagai gantinya. Itu
adalah pedang bercahaya yang ‘terbuat dari badannya’.
Taklupa, dia memberitahuku bahwa “jalan untuk mencoba
mengumpulkan benda-benda itu bodoh dan pada akhirnya
sia-sia”—itu adalah pesan dari Master nya dan bukan berasal
dari dirinya sendiri.
Pada akhirnya, aku menerima tugas yang dibebankan
kepadaku.
Mereka yang terjebak dalam ‘siklus gelap’ ini memiliki
tujuan mereka masing masing. Aku pernah mengengar cerita
tentang sosok bernama ‘Slayer’ yang membunuhi para
Holder. Kebalikan darinya, misiku adalah membunuhi para
Seeker.
Sosok itu menjelaskan, bahwa rupanya Seeker manapun
yang kubunuh dengan pedang bercahaya ini, akan langsung
menemui The Pure One untuk diadili. Metode perburuan
apapun yang kugunakan tidak masalah, selama yang
membawa kematian di akhir adalah pedang ini.
Purge.
Penyucian.
Jika surga sudah berkehendak, lantas validasi seperti apa
yang bisa manusia katakan untuk menolaknya?
Opiniku sudah tidak lagi valid sedetik setelah ‘malaikat’ itu
mendatangiku.
.
.
Catatan admin : The pure one dan The dark one si pemilik
Black king sword itu tidak berkebalikan atau bahkan
berhubungan sama sekali... hanya pengingat.

0o0
PART 1 : I Seek You
Butuh waktu sekitar satu setengah bulan sebelum akhirnya
aku berhasil menemukan Seorang Seeker. Aku selalu tau
kalau ‘populasi’ kita tinggal sedikit, namun nyatanya,
mencari orang-orang ini secara pribadi cukup menyusahkan.
Jelas saja, karena kalau dipikir, kita selalu menyendiri dan
mengurus urusan masing-masing. Jarang ada kata kerjasama,
karena meskipun kita memiliki tujuan yang serupa, kita
tidak pernah benar-benar menginginkan ‘kawan’.
Pembicaran hanya terjadi di sudut-sudut rahasia internet,
dan itu hanya sekedar untuk mencari intel demi pencarian
berikutnya.
Bajingan pemberani ini, yang entah namanya siapa, baru
saja berjalan ke meja terkutuk itu dan bertanya kepada
resepsionis “Apakah The Holder of Illusion ada disini?”
Sobat, aku bersumpah, seringaiku hampir menyentuh
telingaku ketika aku mendengar kalimatnya dari kursi
tunggu. Aku sudah menantikan hari dimana aku bisa
mencoba pedang baruku, karena sejauh ini, satu-satunya
target yang pernah kutebas hanyalah batu. Tentu aku
bertanya apakah batu-batu itu akan sampai ke hadapan The
Pure One ketika aku hancurkan? Akan sangat lucu bila itu
benar terjadi.
Aku melihat Seeker itu mendapatkan sebuah kertas dari
Resepsionis. Dia mengambil kertas itu, meremasnya, dan
kemudian berjalan keluar Institusi.
Melihat pintu yang terdorong terbuka, setidaknya aku yakin
kalau orang ini benar-benar nyata. Tentu, karena kepalanya
terlalu tinggi (sombong), dia bahkan tidak
memperhatikanku yang mengikutinya secara mencurigakan.
Menanggalkan sepatu, aku mengikuti calon jenazah itu dari
belakang. Aku tidak benar-benar tahu bagaimana reaksinya
ketika dia memergokiku, dan karena niat awalku memang
tidak ingin menjadikan pertemuan kita sebagai pertarungan
yang adil, aku memutuskan untuk mengincar punggungnya
sebelum dia sadar.
Aku berjalan pelan dibelakangnya, mencoba mendekatkan
jarak kami. Pedangku begitu mencolok karena bersinar,
namun selama dia tidak menoleh, aku tidak akan ketahuan.
Aku berada sekitar 3 langkah kaki di belakang pria itu;
cukup dekat untuk bisa menikamnya dengan mematikan,
tapi terlalu jauh untuk dia sadari.
Hampir saja moncong pedangku menyentuh jaketnya,
sebelum kemudian, aku merasa ada yang kurang.
‘Yah, ini tidak benar’
Detik berikutnya, aku mendorongnya dengan sengaja agar
dia menyadari keberadaanku.
.
.
Seeker itu akhirnya berlari ke dalam sebuah gudang kosong
ketika aku mengejarnya. Yap! Ini dia! ‘malaikat’ itu
menjanjikan kekuatan dan kekuatan lah yang aku
dapatkan. Speed, Power, Agility, semua telah ditinggkatkan
ke level yang lebih tinggi.
Jangan salah sangka, si bajin$an ini benar-benar melakukan
perlawanan. Kami bertarung pedang-melawan-pisau hingga
sampai ke tempat ini. Tentu, dia melawan menggunakan
obyeknya, sementara aku terus mencoba potensi dari
pedangku yang baru. Lebih dari itu, kekuatan dari obyek
yang dia miliki benar-benar tidak berguna.
Ketika kami sudah berada di dalam gudang kosong ini, aku
yang masuk kedua kemudian menutup pintu geser. Menutup
satu-satunya akses kabur yang bisa dia gunakan
“Fuck”
Kudengar dia mengumpat.
Dia bahkan tidak bertanya apapun, tentang kenapa aku
mengejarnya. Bahkan ketika aku masih menjadi Seeker, itu
adalah rahasa umum; bahwa membunuh atau dibunuh oleh
orang lain tidak perlu alasan jika kau adalah pemegang
obyek. Para pencari memang bertukar informasi dalam
pencarian, namun kita semua tau, jauh dilubuk hati yang
paling dalam, kita semua adalah musuh.
United Seekers, forum tempat para pencari bertukar
informasi, pada dasarnya adalah liga para Bajing$n.
Kemudian, karena tidak ada yang bisa dibicarakan, aku
menerjang dan dia pun menerjang. Dia menangkis
seranganku yang pertama, namun tidak cukup cepat untuk
serangan yang kedua. Itu adalah tebasan bersih ke perut.
Slash!
Pedang cahaya ini sangat tajam. Memotong tubuh terasa
seperti memotong puding Jell-o. Menatap musuhku yang
sudah terbelah dua, aku pun hanya diam. Aku memejamkan
mata dan mendongak kelangit. Sebuah sensasi yang sangat
damai menerpa batinku.
Apakah ini sensasi kepuasan ilahi setelah menumpas iblis?
Aku tidak sepenuhnya tau.
Yang jelas, menjadi kuat menyenangkan, dan memiliki
pedang yang luar biasa, lebih menyenangkan lagi.
Aku rasa, aku akan menamai pedang bercahaya ini
sebagai Goddamned Good Sword.
.
.
0o0
PART 2 : I Seek You, Gentleman Jack
Mereka bilang dia pernah ke pusat neraka dan kembali lagi.
Secara pribadi, aku percaya itu. Karena, tidak ada orang
waras manapun yang akan membuat kebohongan seperti itu
tanpa alasan—terlebih, di dunia Holders yang serba aneh ini.
Ada dua alasan kenapa ‘legenda’ tentang dirimu bisa
bertahan di kalangan para Seeker. Yang pertama adalah
karena kau Mati, dan yang kedua adalah karena kau cukup
kuat untuk membela ceritanya.
Informasiku tentang orang ini tidak banyak. Kudengar, dia
dijuluki sebagai “Jack Blank” atau semacamnya, karena dia
kosong (entah perutnya, atau otaknya, ha ha). Kukatakan,
dia akan dijuluki sebagai ‘Jack Dead’ setelah aku
mengirimnya ke hadapan The Pure One.
Yah, aku tidak takut padanya. Yang ku tau, karena dia
dikabarkan memiliki Objects, itu artinya dia adalah seorang
Seeker.
.
Satu-satunya masalah adalah, aku tidak tahu di mana dia
berada. Maksudku, aku sudah mencari di seluruh penjuru
bumi selama hampir dua tahun sekarang, sambil
menyembelih banyak Seeker dalam prosesnya. Aku juga
menyadari fakta bahwa para Seeker ini ibarat kepala Hydra.
Kau penggal satu, maka akan tumbuh dua.
Ketika aku terlalu kesal, aku bahkan tidak segan membunuh
Seeker ‘perawan’. Kau tau? Mereka yang mendeklarasikan
diri menjadi pencari, dan tau tentang The Holders, walaupun
dalam hidup mereka, mereka belum pernah sekalipun
memiliki obyek.
Dalam dua tahun itu, aku juga menyadari tentang betapa
“misi ilahi” ini tidak benar-benar memiliki tujuan yang pasti.
Maksudku, ya, misinya memang untuk membunuh para
Seeker, namun setelah itu apa? tidak pernah benar-benar
ada “end goal” atau “tujuan akhir” dari misi ini. Aku hanya
mengikuti kemana kakiku melangkah.
Itulah kenapa, betapa sumringahnya aku ketika aku
mendengar Seeker kuat seperti Jack Blank, dan legenda-
legenda serupa. Eksistensi mereka memberiku tujuan baru.
Membunuh “kroco” memang masih menyenangkan, namun
mengetahui ada ‘ikan yang lebih besar di lautan yang luas’,
membuat gairahku dalam melaksanakan tugas ini berada di
titik tinggi.
Dari yang kudengar, si Jack ini pandai bersembunyi. Yah
pokoknya, bersembunyi di balik bayang atau pergi ke yellow
road atau semacamnya. Aku tidak, sungguh, cerita-cerita
tentang orang ini terdengar bodoh ditelingaku, tapi hey,
kurasa, kelihaiannya dalam bersembunyi membuat ‘kejar-
kejaran’ ini semakin menyenangkan—aku hanya berharap
dia sekuat perkataan orang ketika kita saling berhadapan.
Aku akan kecewa jika dia adalah lawan yang lemah.
Hm, ini membuatku berpikir. Menurutmu? Apakah The Pure
One akan membuat siksaan pribadi yang baru untuk orang
ini. Kau tahu, karena dari apa yang kudengar, dia... well, dia
bukan pria baik. bahkan menyebutnya jahat adalah sesuatu
yang terlalu remeh (katanya)
Aku memang belum pernah melihatnya secara pribadi,
namun, saksi mengatakan bahwa dia adalah bajing$an abu-
abu. Kulit abu-abu, pakaian abu-abu, kepribadian abu-abu,
abu-abu… semuanya abu-abu.
Aku ingin melihat apakah aku bisa mendapatkan percikan
merah untuk memberinya sedikit warna. Pahamilah bahwa,
semakin banyak objek yang dimiliki seorang seeker ketika
aku memotongnya dengan pedangku ini, maka semakin
banyak sensasi ekstasi yang kurasakan.
Maksudku, dengan membunuh pemilik ‘satu obyek’ saja,
kepuasan ilahi itu benar-benar luar biasa. Lebih dari satu,
maka kepuasan tersebut dapat bertahan selama berjam-jam.
Pencapaian terbesarku, adalah membunuh Seeker yang
memiliki 7 obyek, dan jiwaku benar-benar seakan naik ke
surga kala itu.
Tentu, rumor yang mengatakan bahwa si abu-abu ini pernah
(atau kemungkinan masih) memiliki obyek yang banyak,
adalah hal yang memotivasiku untuk mencarinya.
Jadi, Jack Ass ini, ya, apa pun sebutannya, dia adalah
buruanku, dan yang lucu adalah dia mungkin bahkan tidak
tahu kalau aku ada! Ketika aku bertemu dengannya, aku
sangat berharap dia tidak takut.
Awas saja, jika dengan segenap kesialan, ketika
aku akhirnya bisa mendapatkan petunjuk tentang dia, dan
aku malah menemukan fakta bahwa dia sudah lama
meninggal atau semacamnya, aku akan mencari kuburannya
dan menamparnya sampai dia mau bangun untuk bertarung.
Lihat saja.
.
.
Hah, Jack Blank.
Julukan yang benar-benar aneh.
.
.
Catatan admin : Mungkin Jack sembunyi dari nih orang.

Oh, iya admin kasih one shot spesial tentang Jack dibawah
nanti.
0o0
PART 2.5 : Those Who Seek-The One Who Is Empty (One
Shot)
Suatu hari, kau mungkin akan bertemu dengan seorang pria.
Dia memiliki rambut abu-abu, kulit abu-abu dan jas abu-abu.
Dia akan tersenyum sedikit terlalu lebar, cukup untuk
membuatmu berpikir ada yang tidak beres. Kemudian kau
akan melihat matanya: mata yang dingin, mati, kosong, dan
kau akan tahu bahwa telah dikutuk sedetik setelah kau
menatap matanya.
Mereka memanggilnya dengan banyak nama ; Mr Deadeyes,
The Hollow Man, Leg Breaker, The Devil's Grin, dan dia akan
selalu terlihat ditempat kekacauan berada. Dari banyak
julukan, Jack Empty adalah nama favoritnya.
Ada cerita tentang dia; Kau pasti pernah mendengarnya
setidaknya sekali, jika kau adalah seorang Seeker veteran.
Mereka mengatakan dia lebih tua dari Legion, dimana dia
tetap hidup karena sebuah perjanjian jahanam yang tidak
suci.
Banyak yang mengatakan sebagian besar dari obyek telah
“melewati tangannya” setidaknya sekali. Mereka bilang dia
sebenarnya bukan Pencari dan bukan pula seorang Pemegang.
Kedudukannya ada di tengah-tengah keduanya.
Banyak orang bertanya-tanya bagaimana seorang pria dapat
melihat begitu banyak dan masih menjadi manusia. Mereka
bersaksi bahwa Jack tidak bisa lagi disebut manusia. Mereka
mengatakan bahwa kengerian yang dia lewati telah
menghancurkan kemanusiaannya, dan pengetahuan yang
tidak diketahui telah menciptakan lubang menganga di
jiwanya
Mereka juga mengatakan jika kau merobek kulitnya, kau
tidak akan menemukan apa-apa di bawahnya, karena dia
kosong. Tau kan? “Empty”
Mereka tidak tahu mengapa dia masih mencari. Para saksi
yang sinis, menganggap bahwa ini semua ibarat permainan
baginya. Sebagian yang simpatik, mengatakan bahwa itu
karena dia hanya bisa merasakan sesuatu ketika dia
mendapatkan Object, seperti bagaimana seorang pecandu
narkoba selalu membutuhkan dosis secara terus menerus.
Yang aku tahu adalah, apabila kau bertemu dengannya... lari.
.
Bagian Pertama : Jack Empty
.
Jack berlari. Dia sudah berlari selama dua minggu sekarang.
Jack benar-benar berharap dia memiliki Self-Control, karena
dia sudah benar-benar berada di ujung batas. Meskipun,
terlepas dari nafasnya yang berat dan kakinya yang terasa
hampir patah, Jack masih tertawa.
Beberapa jam yang lalu, Jack telah mecuri The End, mengira
jika dia bisa keluar dari domain sang Holder tepat waktu, dia
akan memenangkan Object. Jack salah menduga, karena
rupanya The Holder Of the End tidak mentolerir seorang
Seeker yang curang. Si pria tua itu benar-benar mengejar
Jack sampai ke ujung dunia.
Tidak punya pilihan, Jack pada akhirnya melepas obyeknya,
kabur dan somehow berakhir dengan terdampar di Amerika
hanya dengan membawa The Eyes, dan Liar's Note. Tentu,
Catatan itu belum tentu bisa mempengaruhi The Holder Of
the End, jadi Jack tidak mau repot-repot mencoba.
Ketika dia mendarat di benua ini, Jack tertawa dan terus
berlari. Entah kenapa, dia merasa apabila dia berhenti, The
Holder Of the End akan muncul dari belokan berikutnya.
Ketika kakinya lelah, setelah berhari-hari berlari tanpa henti,
dia pada akhirnya masuk ke sebuah rumah dan memutuskan
untuk tidur disana.
.
Kala dia bangun, dia menemukan dirinya berada di tempat
tidur yang hangat. Tempat itu menyenangkan; kegembiraan
terpancar dari dinding. Jack terganggu oleh ini, meskipun dia
tidak yakin mengapa; dia tidak menyimpan dendam
terhadap kegembiraan. Jack menertawakan
ketidaknyamanannya dan memeriksa sekelilingnya dengan
cepat. Tasnya ada di pojok dan karena dia tidak terbangun di
malam hari, siapa pun pemilik kediaman ini harusnya tidak
tahu apa isinya. Jack bangkit dan melihat ke cermin. Dia
kotor dan berantakan, serta jasnya sobek. Selain hal tersebut,
Jack baik-baik saja.
Jack, meski “kosong”, memiliki sopan santun. Dia melakukan
yang terbaik untuk mempersempit senyumnya dan,
menghangatkan matanya sehingga dia hanya terlihat seperti
orang yang lelah dan bukan orang gila. Selanjutnya, Jack
menuju ke lantai bawah.
"Terima kasih," kata Jack kepada sesosok perempuan yang
tengah menyiapkan makanan. “Maaf telah menggangu.
Namaku Jack.”
Jack menatap nya dengan senyuman ketika wanita itu hanya
mengangguk dan sibuk memasak. Dia mempesilahkan Jack
untuk duduk.
Wanita itu tengah mempersiapkan makanan. Di meja makan,
seorang anak nampak bermain dengan buku mewarnai.
Rumah itu sangat indah, seperti acara TV tahun lima
puluhan. Jack mengamati sekitar. Di pikiran rasionalnya
yang tersembunyi, dia tengah menganalisa semua cara agar
dia bisa membunuh pemilik rumah ini, jika perlu. Ini adalah
bentuk pertahanan diri, dimana akan selalu ada
kemungkinan bahwa orang-orang didepannya ini, mampu
dan berniat untuk menyakiti Jack.
"Senang bertemu denganmu, Jack. Aku Sandra, sekarang
maukah kau menjelaskan kenapa aku harus membiarkan
orang asing tidur di salah satu kamar rumahku?”
Jack mengeluarkan Liar’s Note dan langsung
menyerahkannya kepada Sandra, agar dia bisa membaca
jawabannya sendiri. Wanita itu menatap Obyek tersebut
lebih lama dari yang seharusnya, untuk membaca tulisan
yang ada disana dan akhirnya menyerahkan obyek itu
kembali pada Jack.
"Jadi, berapa lama kau harus tinggal di sini, Jack?" Suara
Sandra terdengar datar, kaku. Ini adalah pengaruh dari
Obyek.
Jack tersenyum. "Dua hari. Cukup."
Dan, begitulah cara Jack memiliki makanan hangat dan
tempat bernaung setiap hari. Si bedebah itu masuk ke
kediamanmu, dan tidur di kasur favoritmu, memakan
makananmu serta menggunakan barang-barangmu.
Jack telah berkeliaran di kota miskin yang kotor ini,
menginap dari rumah ke rumah, dan benar-benar membaur
seperti keluarga sang pemilik rumah. Tidak ada yang tahu
mengapa dia ada di sana, dia bersikap seperti turis.. atau
lintah, bisa dibilang. Jadi suatu hari, penduduk kota
berkumpul, dan mereka hendak mengusir Jack, karena dia
sudah di sana selama berminggu-minggu.
Warga berbondong-bondong menemui Jack dan berkata,
"Kau sudah di sini selama lebih dari sebulan sekarang, tanpa
alasan yang jelas dan tanpa kontribusi apa pun. Kami ingin
kau pergi."
Jack tersenyum, dia menoleh kepada warga yang marah dan
berkata; dia tidak menganggu siapapun, tidak pula
memberikan kerusakan. Dia tidak menyakiti maupun
menipu. Jack meminta mereka untuk meninggalkannya
sendirian.
Penduduk tentu tidak terima. Mereka mengancam akan
menyakitinya jika dia tidak segera pergi. Mata Jack menyipit
dan dia kemudian memberitahu para warga pemarah itu
tentang apa yang akan terjadi.
Hal berikutnya yang kau tahu, sebagian besar penduduk
desa sudah mati atau gila. Kecuali satu. Anak kecil ini: belum
cukup umur untuk mengetahui apa yang Jack lakukan
kepada para penduduk. Orang tuanya terlalu egois untuk
menyelamatkannya dari kesengsaraan hidup.
Kemudian, Jack membawa anak itu, dan melatihnya seperti
hewan peliharaan, lalu bertahun-tahun kemudian, setelah
merawat dan membesarkannya, Jack meninggalkannya
begitu saja di sebuah gang. Benar-benar bajingan.
.
.Bagian Kedua : The Yellow Road
.
Apakah aku pernah melihat Jack? Aku pikir aku pernah sekali.
Aku tengah mengejar Peace ketika aku berdiri disampingnya,
dan kami meminta kepada resepsionis yang sama untuk
bertemu Holder. Aku sempat mendengar dia ingin
bertemu The Holder Of The Cost
Aku praktis berteriak ketika aku melihatnya. Cara dia
bergerak, itu bukan seperti manusia.
Seorang temanku, Charlie, mengatakan bahwa Jack pernah
memiliki Fame, dan aku hanya bisa percaya. Charlie tidak
pernah membual tentang apapun dan dia adalah teman yang
kompeten. Sayang, dua minggu setelah aku bertemu
dengannya, Jack muncul di depan pintunya. Pria malang. Jack
bajingan. Jack bisa saja membunuh Charlie, tapi sebaliknya
dia melakukan... itu.
.
Jack menetap di benua ini cukup lama. Suatu hari, dia
melihat seorang anak tengah duduk di taman. Anak itu
mengingatkannya dengan peliharannya yang sudah dia
buang.
Perasaan aneh muncul di benaknya ketika dia melihat anak
itu. Anak itu hampir mirip dengan peliharaannya. Jack hanya
pernah mengenal satu anak lain, dan anak itu menjadi
hewan peliharaan yang baik. Dia membuangnya karena dia
mulai memanggil Jack dengan sebutan “Ayah”—yah, Ada
sesuatu yang benar-benar salah tentang itu menurut Jack.
Jack melihat anak kecil itu dengan seksama. Menggunakan
Liar’s Note, Jack akan selalu bisa dipercaya oleh siapa saja
yang dia ajak bicara. Karena rasa penasaran murni, Jack pun
mendekati sang anak dan bertanya.
"Jadi, Bocah, apa yang sedang kau gambar?" Jack berusaha
bersikap baik, dia memilih untuk tidak menggunakan
kekuatan Liar’s Note kali ini.
"Namaku John, bukan bocah. Aku menggambar keluargaku."
Jack melihat gambar itu. Itu jelek, tapi Jack masih bisa
memahami apa yang dia gambar. "Apakah itu ay-ah mu? Di
mana dia?" Jack mengucapkan ayah dengan dua suku kata.
"Ayah pergi musim panas lalu. Dia dan Ibu sering bertengkar.
Mau main petak umpet?"
Jack pandai bersembunyi. Dia bisa meluncur di antara celah-
celah di dinding, menyatu dengan bayangan, dan
beristirahat di antara detak jam. Anak itu hanya
membutuhkan waktu lima menit untuk menemukannya.
Jack menyeringai terlalu lebar ketika dia ditemukan John.
John tidak menyadarinya. Anak-anak tidak pernah
memperhatikan.
"Bocah," kata Jack, "kau benar-benar ahli dalam hal ini."
"Terima kasih, aku dan teman-temanku memainkannya
setiap hari saat makan siang. Tapi kau bersembunyi lebih
baik daripada mereka."
“Tentu saja.” Jack menyeringai. “Sayang persembunyianku
kadang tidak bekerja.”
"Apa maksudmu?" tanya John bingung. Lagipula, mengapa
orang dewasa perlu bersembunyi?
"Yah, ada pria jahat yang mengincarku dan aku tidak bisa
bersembunyi darinya. Tapi jika kau... hmm.. aku ada ide."
Jack tersenyum, memikirkan sebuah rencana.
"Ada apa? Ada yang bisa aku bantu?" John sangat ingin
membantu. Jack tampak seperti orang dewasa yang baik dan
John tidak pernah bisa membantu ibunya sendiri pada
malam-malam ketika dia menangis sampai tertidur.
"Yah, aku butuh sesuatu yang kamu miliki; itu disebut Ba.
Jika kamu memberikannya kepadaku, aku berjanji setelah
aku berbicara dengan lelaki tua yang mengincarku, kita akan
bermain lagi."
"Yah, apa itu Bah? Aku belum pernah melihatnya."
Jack menyeringai, "Tentu saja tidak, itu tidak terlihat."
"Oh. Baiklah kalau begitu, kamu bisa memilikinya."
Seringai Jack sedikit surut. "Bocah, ini bukan jenis barang
yang bisa kau berikan dengan mudah. Perlu ada.. hmm..
begini saja; aku punya tempat persembunyian khusus; jika
kau tidak dapat menemukanku di sana, aku akan
mendapatkan Ba ​ ​ milikmu. Jika kamu bisa, aku akan
memberimu ini."
Jack menunjukkan kepada John kancing manset berliannya.
Anak-anak menyukai benda-benda berkilau dan benda-
benda itu sebenarnya berharga, jadi itu adalah permainan
yang adil. Hampir.
"Baiklah," John tersenyum, itu adalah win-
win situation dalam pikiran John. Jika dia kalah dia
membantu Jack, jika dia menang dia mendapatkan benda
yang terlihat keren itu.
"Nice," dan dengan itu, Jack membawa John ke The Yellow
Road.
.
Kau terkadang mendengar, alih-alih cerita lama tentang Jack
yang mengalahkan Iblis dan mengambil jiwa yang dia minati,
ada sebuah cerita tentang Jack yang pergi ke tempat bernama
The Yellow Road.
Itu adalah tempat tua dan busuk, yang penuh dengan
keputusasaan dan kebencian. Mereka mengatakan bahwa
Jack berjalan di sepanjang Yellow Road, yang tidak benar-
benar kuning, dan sampai di tempat yang dipenuhi zamrud.
Aku mendengar bahwa... itu adalah kampung halaman Jack,
atau Awal mula dari kisah Jack.
Itu adalah tempat yang dipenuhi hal-hal yang gelap dan tidak
manusiawi. Sebuah tempat yang dekat dengan ujung dunia,
dan tempat di mana keputusasaan kehilangan nilainya dan
bunuh diri kehilangan maknanya. Mereka mengatakan bahwa
itu adalah tempat dimana Jack menerima perjanjian yang
gelap dan jahat untuk membuatnya abadi.
Apa isi dari perjanjiannya dan dengan siapa dia melakukan
perjanjian? Aku tidak tau, dan aku tidak mau tau. Namun
fakta bahwa si bedebah Jack masih hidup sampai sekarang,
aku berasumsi bahwa dia masih menjaga kesepakatannya
sampai detik ini.
.
Bagian ke Tiga : The End
.
Jack keluar dari kediaman keluarga Witkenson dengan
berpakaian rapi. Dia tidak repot-repot berpamitan karena
dia mungkin akan kembali. Ditangannya, adalah sebuah
amplop berisi surat lamaran pekerjaan.
Jack sering mendengar tentang perusahaan AG Industries
dan penelitan mereka di bidang medical. Itulah kenapa, Jack
memutuskan untuk melamar disana. Apakah mereka sedang
membuka lamaran? Jack tidak tau. Tapi, memang itu penting?
Di dalam hati Jack, dia hanya merasa, ada sesuatu
yang menyenangkan disana.
.
.
Mereka mengatakan jika kau mencari The End selama tahun
sembilan puluhan, alih-alih bertemu pria biasa yang suka
berbicara sendiri, kau akan bertemu dengan Holder yang suka
tertawa. Tidak ada yang tahu kenapa.
Beberapa mengatakan bahwa jika kau pernah mendengar
tawa Jack sebelumnya, kau akan melihat kesamaan yang luar
biasa.
Mereka bilang, Jack lebih tua dari Legion. Dia tetap hidup
karena perjanjian kotor dan tidak suci. Mereka mengatakan
sebagian besar dari obyek telah melewati tangan Jack
setidaknya sekali. Mereka bilang, Jack sebenarnya bukan
Pencari dan bukan Pemegang, tapi kedudukannya adalah
diantara keduanya.
Mereka bilang Jack pernah ke pusat Neraka, dan kembali lagi.
0o0
PART 3 : An Unwelcome Discovery
Menjadi The Pure One ‘Contractor’, nyatanya aku masih
dibatasi pada taraf tertentu. Aku tidak tau apa itu, namun,
itu adalah hal yang paling aneh yang pernah terjadi padaku.
.
Aku sedang berada di rumah sakit jiwa di suatu tempat di
timur laut Perancis, ketika orang ini masuk. Dia adalah
Seeker, dan aku langsung tau dari gelagatnya.
Kulihat, dia dengan pelan mendekati meja depan, dan
berbicara kepada resepsionis bahwa dia ingin bertemu
dengan “The Holder of Quantum”, menggunakan bahasa
inggris. Aku Sempat mengerutkan dahi karena setahuku,
dari 538 obyek, tidak ada nama Holder yang seperti itu.
Si resepsionis perempuan itu nampak kebingungan dengan
permintaan sang orang asing. Dia dengan kemampuan
bahasa inggris yang seadanya, mencoba untuk menangani
situasi. Disisi lain, si tolol ini terus memaksa untuk bertemu
Holdernya, dan berbicara panjang lebar tanpa membiarkan
si resepsionis menjawab apapun. Ada setidaknya 5 menit
aku harus mendengarkan perdebatan yang menggangu
pagiku itu.
Kemudian, setelah sang resepsionis benar-benar secara
halus mengusir orang ini, dia nampak tersinggung dan
malah mengeluarkan pistol.
Aku yang terlanjur kesal pada akhinya memutuskan untuk
bangkit berdiri dan menusuk si bodoh itu dari belakang.
Menggunakan pedangku, si bodoh itu tersungkur ketika
bilah cahaya milikku menembus dadanya.
Kudengar si resepsionis berteriak, dan bergumam tidak jelas
dalam bahasa Perancis.
Aku hanya menepuk mukaku sendiri. Bukan hanya karena
racuan si resepsionis itu mengganggu telingaku, tapi juga
karena fakta bahwa ‘kepuasan ilahi’ tidak aku rasakan
setelah aku membunuh orang ini. Tsk¸ Seeker ini adalah
‘perawan’, atau tidak memiliki obyek. Ini pasti pencarian
pertamanya.
“Hei! Hei!! Diam jalang!!!” bentakku kepada resepsionis yang
masih meracau. Kulihat tangannya berada di dekat gagang
telepon, menandakan bahwa dia sudah menelfon seseorang,
ketika aku tengah sibuk menyesali ‘kepuasan ilahi’ ku yang
tidak kunjung datang.
‘Astaga.’
Yah, sudah jelas perempuan ini menghubungi polisi.
Ini bukan pertama kali, kau tau? Ketika aku harus berurusan
dengan penegak hukum. Bukan, aku bukannya takut dengan
mereka. Namun, membunuh orang normal, tidak peduli
sebanyak apapun, tidak akan ada kepuasan ilahi didalamnya.
Kepuasan ilahi hanya datang ketika aku membunuh Seeker
yang memilik obyek.
Entah sejak kapan, itu malah menjadi kebiasaan. Aku, secara
tidak sadar, akan menghindari konflik dengan orang biasa,
karena itu sia-sia. Tentu, ada kalanya aku terpaksa
membunuh orang biasa ketika situasi sedang sangat
menyebalkan.
“Mercy (ampun)... Mercy...”
SLASH!
“KYAH!”
Aku mengayunkan pedangku itu tepat ke leher resepsionis
hanya untuk mendapati pedangku tidak bisa memenggalnya.
Aku sedikit tersentak. The Goddamned Good Sword barusaja
kehilangan cahayanya dalam tebasan itu, sehingga
meninggalkan sang resepsionis tidak terluka.
Aku mencoba untuk kedua kalinya, dan hal yang sama
terjadi.
“Hei hei! Omong kosong macam apa ini? Hei! Malaikat
Lemari Jam!, kenapa aku tidak bisa membunuhnya?” ujarku
kepada udara kosong, yang tentu saja tidak menghasilkan
jawaban apapun.
“M-Mercy.. please.. mercy.”
Aku menoleh ke resepsionis itu yang sudah benar-benar
ketakutan. Dia terus bergumam ’mersi’ kepadaku yang
setahuku, adalah ‘terima kasih’ dalam bahasa Perancis.
Perempuan yang aneh.
Pada akhirnya, karena dikejar waktu dan ada kemungkinan
polisi akan segera datang, aku pun menyerah. Menatap
resepsionis itu yang ketakutan, aku malah merasa kasihan.
Perepuan yang masih muda, namun harus bekerja di tempat
seperti ini.
“Keluarlah dari pekerjaan ini, nona. Carilah pekerjaan lain,
demi kebaikan jiwamu.” Ujarku kepadanya dalam bahasa
Inggris. Entah dia mengerti atau tidak.
Aku pun pergi setelahnya.
.
.
0o0
PART 4 : Some Holders Won’t Submit
Aku akhirnya mengacau. Maksudku, yah, ini buruk. Aku
sudah melakukan ‘pekerjaan’ ini selama beberapa waktu
sekarang. Faktanya, terakhir kali aku memeriksa, aku tidak
mengalami penuaan sama sekali. Namun sebenarnya bukan
itu yang aku khawatirkan.
Sekarang, aku juga sudah paham betul akan batasan dari
kekuatanku. Rupanya, Goodamned Good Sword, tidak bisa
digunakan untuk membunuh orang berhati murni, dengan
kata lain, mereka yang tidak pernah berbuat dosa.
Kau mungkin mengira kalau itu adalah omong kosong, ah,
mana ada orang yang tidak pernah berbuat dosa? Percayalah,
aku sama terkejutnya seperti dirimu.
Tentu itu bukanlah masalah besar, karena sejauh yang aku
ingat, pedang ini tidak pernah gagal dalam membunuh
Seekers. Yap, tidak ada diantara para bedebah itu yang
suci—what a surprise. Right?
.
Ini adalah malam yang panjang. Tampaknya hari ini juga
akan menjadi hari yang panjang dan lancar. Tentu saja aku
juga sedikit mabuk.
Saat aku sedang berjalan-jalan di sekitar RSJ di suatu tempat
di Amerika, aku mulai menyadari, setelah mengingat
kembali, bahwa emosiku menjadi agak kacau. Bukan berarti
aku sekarang menjadi sering 'menangis sampai habis' atau
apa, lebih aneh dari itu, aku sudah lama tidak merasa takut,
dan setiap kali aku merasa takut (kau tahu, ketika beberapa
Seeker yang lebih kuat berhasil melawan), aku malah
merasa marah. Kemarahan itu datang bersamaan dengan
kegembiraan yang sadis. Itu kacau, tapi aku menyukainya.
Tapi, sehubungan dengan kelakuanku yang kacau, ada orang
bodoh yang memutuskan bahwa, hari ini dari semua hari,
dia ingin bertemu dengan “The Holder of Submission” .
Oke, aku sedikit telat dalam tempo, karena Seeker itu
terlanjur masuk ke domain sang Holder sebelum sempat aku
hadang di depan institut. Normalnya, aku akan menunggu
diluar sampai dia mendapatkan obyeknya, namun hari ini,
aku memutuskan untuk membuntutinya dari belakang dan
ikut masuk ke domain sang Holder.
Memang, itu sedikit tidak biasa, namun apakah itu berhasil?
Coba tebak?
Aku berhasil menyelinap di belakang mereka berdua
(Seeker dan sang Resepsionis) saat mereka melewati labirin
terkutuk itu untuk menuju ruang sang Holder. Holdernya,
setahuku adalah sosok yang dijuluki sebagai Warrior-King.
Seorang tiran raksasa sombong, dan dikatakan luar biasa
‘kuat’
Aku terus membuntuti Seeker itu, bahkan sampai hanya
tersisa dia sendiri yang memasuki ruang tahta sang Holder.
Aku ikut masuk dari belakang dan bersembunyi dibalik pilar
raksasa. Sebisa mungkin, aku mencoba tidak mengeluarkan
suara.
Sekarang, aku bisa melihat sang Seeker beserta sang
Holder. Warrior-King, dia sangat besar, berotot, benar-benar
seperti binatang buas. Diatas singgasananya, dia nampak
duduk hanya menggunakan cawat.
Sesi tanya jawab dilakukan dan aku bisa merasakan
guncangan di ruangan ini ketika sang Holder berdiri atau
berteriak. Kulihat Seeker itu mundur beberapa langkah
ketika kaget. Yah, si idiot ini sudah pasti akan gagal dalam
ujiannya.
“Tsk. Fu$k”
Kalau dipikir, kenapa pula aku ikut masuk kesini? Oke, itu
adalah keputusan yang didasari rasa penasaran dan reflek.
Sekarang, karena aku sudah ada disini, menyesali semua pun
percumah.
Aku memutuskan untuk mengekspos keberadaanku.
Mendekati si bodoh yang sudah tidak bisa diandalkan lagi,
aku pun memenggalnya dan membiarkan tubuhnya terjatuh.
Kini, sang Seeker malang itu akan menjalani penghakiman
abadi dihadapan The Pure One.
Sang Holder, Warrior-King nampak tidak terkejut akan
kedatanganku.
“Hah! Aku pikir sang tikus akan terus bersembunyi sembari
mencari jalan untuk kabur. Siapa sangka, dia berani keluar
dari persembunyiannya.” Sindir Warrior-King kepadaku.
Tentu saja, sekarang aku harus berurusan dengan orang ini.
Dan sialnya, dia terlihat seperti bajingan yang tangguh.
“Hentikan ngobrolnya. Sekarang kita bertarung!” ujarku. Yah,
aku tidak punya pilihan selain melawannya apabila aku
ingin keluar dari tempat ini.
.
Dia menyerangku, menebas dengan pedangnya sendiri.
Pedang besar berkarat.
Sejujurnya, aku tidak tahu bagaimana aku bisa menahan
serangan pertama itu. Kedua lenganku mati rasa karena
benturan kekuatan yang terjadi dan aku merasa diriku
terjatuh ke satu lutut. Kau tahu apa yang paling membuatku
kesal? Keparat itu hanya menggunakan satu tangan! Dia
bahkan tidak berusaha!
Tentu, aku tidak akan jatuh tanpa perlawanan. Aku dapat
menembus bidang penglihatan rata-rata orang, dan keluar
dari bidang tersebut sebelum mata mereka sempat
menyadari fakta bahwa aku ada di sana. Meski begitu,
sepatu sialanku tidak lagi terlihat keren setelahnya. Ya, saat
aku sudah melangkah lebih dari beberapa langkah, aku
sudah bertelanjang kaki.
Bagaimanapun, aku juga tidak lemah. Kontrakku dengan si
malaikat lemari jam, telah memberiku kemampuan yang
bisa mengimbangi kebanyakan Holder. Sejauh
kekhawatiranku berada, apabila diukur dengan skala
kekuatan, aku dan Warrior-King hampir imbang-imbang.
Hampir.
Tentu fakta tidak bisa dibandingkan dengan
statistik. Warrior-King benar-benar melawanku dengan satu
tangan. Itu membuatku marah. Dan pusing. Ya, aku tau
sensasi ini. Sensasi takut.
Aku menjadi gila saat itu. Aku menebas dan menusuk
seratus kali, dan dari semuanya, dia berhasil menangkisnya
tanpa terkecuali. Benar-benar tidak ada luka yang bisa aku
berikan kepadanya.
Kemudian, setelah dia meremehkan seranganku, giliran dia
yang menyerang bertubi-tubi. Itu adalah kombo tanpa
ampun, yang membuat tanganku mati rasa setiap kali
pedangku menahan serangannya. Sialnya bagiku, akhir dari
combo itu berhasil melucuti Goddamned Good Sword dari
tanganku.
Dan setelahnya, hanyalah tusukan yang mengarah langsung
ke perutku.
Stab!
Aku langsung merasakan luka bakar panas di dadaku saat
pedangnya tembus melewati punggungku. Sama sekali
bukan pengalaman yang menyenangkan.
Itu adalah serangan telak.
.
.
.
.
Aku terbangun di sebuah gereja, dan tidak ada satupun
goresan di tubuhku. Pendeta yang ada disana sepertinya
terkejut melihatku. Jelas saja, aku menemukan diriku sendiri
tergeletak di meja kantornya, saat dia masuk.
Aku mengernyitkan dahi. Bukan kepada sang pendeta, tetap
pada nasibku sendiri.
Aku yakin aku baru saja mati karena ditusuk oleh pedang
besar miliki Warrior-King. Namun kenapa aku sekarang
hidup lagi? apakah aku baru saja respawn?
Maksudku, omong kosong RPG Game macam apa ini?
.
.
0o0
PART 5 : I Love The Smell Of Cinereal In The Morning
Sudah seminggu sejak aku ditusuk oleh Warrior-
King bedebah itu.
Fakta menyenangkan; aku menyadari bahwa aku bisa masuk
ke gereja mana pun, dengan keyakinan apa pun, dan mereka
akan selalu menyambutku dengan baik. Mereka memberiku
makan gratis dan bahkan membiarkanku tidur di sana
selama yang aku mau. Tidak pernah ada pertanyaan yang
ditanyakan. Dan maksudku, ini seperti aku adalah tamu
kehormatan di tempat-tempat tersebut. Mereka, para
pendeta selalu menyebutku dengan nada hormat dan
bertanya apakah aku bisa mengajari mereka sesuatu.
Tentu aku agak ragu orang-orang ini akan tertarik pada apa
pun yang ingin kukatakan. Jadi aku benar-benar tidak
mengatakan apapun selain “Makan” atau “Tidur”. Menurutku,
semakin sedikit aku berbicara di sekitar mereka, semakin
baik.
Aku juga tidak tau apakah tempat ibadah lain akan
menyambutku dengan perlakuan yang sama, namun untuk
sekarang, aku tidak mau mencari tau. Pertanyaan itu akan
terjawab seiring datangnya waktu, kupikir. Sementara ini,
nikmati saja yang sudah tersedia.
Mengingat kembali, aku benar-benar kalah telak dalam
pertarungan melawan Holder kemarin. Pedangku benar-
benar dilucuti. Sudah seminggu semenjak terakhir aku
memegang Goddamned Good Sword. Tidak, pedang itu tidak
hilang, jangan khawatir. Aku bisa memangilnya muncul
kapanpun aku mau. Aku sudah terbiasa dengan kenyataan
bahwa pedangku tidak ada saat aku tidak membutuhkannya,
dan langsung muncul di tanganku saat aku
menginginkannya. Ini trik yang manis, sungguh, dan aku
juga sudah cukup bisa mengatasi rasa jengkel karena
dihabisi oleh Holder sialan itu.
Selama satu minggu tanpa pertarungan, disisi lain, aku
benar-benar terekspos oleh sebuah informasi yang menarik.
Legion. kau pernah mendengarnya?
Itu nama yang terdengar sangat keren, menurutku, yang
seharusnya menjadi julukanku dan bukan julukan
untuk jamet tidak jelas yang katanya adalah Seeker terkuat
di alam semesta. Ayolah kawan? Cerita atas dirinya
terdengar sangat dilebih-lebihkan. Aku bersumpah, semakin
aku mendengar cerita tentang dirinya, semakin aku merasa
sedang dibodohi.
Tampaknya si Legion sialan ini (dan beberapa bajing$n
serupa), dulunya hanyalah Seeker biasa. Kan? Mereka ini
mempermalukan rekorku. Aku bersumpah, aku
mencurahkan keringat, darah, dan air mata ke dalam ember
untuk mengambil mungkin sepuluh Obyek, dan orang-orang
seperti Jack Ass dan Dumb & Dumber di sini datang
membawa truk untuk mengangkut Objects. Itu membuat
kencingku mendidih.
Dan, jangan membuatku mulai menyinggung si Jack Ass itu.
Ya! Aku belum menemukannya! Jack Blank. Hanya dari
menyebut namanya, sudah membuatku sedikit
mengeluarkan air liur. Aku yakin dia punya begitu banyak
Obyek, sehingga ketika aku membunuhnya, The Pure
One akan menciptakan surga baru bagiku.
Meskipun dia masih susah dilacak, setidaknya satu informasi
telah berhasil menghiburku. Ya, rupanya dia masih hidup
dan Sehat! Dia tidak sedang sekarat, apalagi mati, Oohhh.. ini
akan sangat menyenangkan. Aku tidak tahu kenapa, tapi
firasatku memberitahuku bahwa aku sudah dekat
dengannya.
Jadi, aku mulai berjalan. Baru-baru ini aku keluar-masuk RSJ,
hanya berharap bisa secara ‘kebetulan’ bertemu dengan
bajingan yang sulit ditangkap ini. Aku diberitahu bahwa dia
juga bergerak cukup cepat. Cukup cepat sehingga
bayangannya kadang tertinggal ketika dia pergi. Aneh, tapi
layak digaris bawahi.
.
.
Suatu hari nanti, aku berharap bisa bertemu dengan seorang
pria. Dia akan memiliki rambut beruban, kulit abu-abu, dan
setelan abu-abu. Dia akan tersenyum agak terlalu lebar,
cukup untuk membuatku berpikir ada yang tidak beres. Lalu
aku akan melihat matanya; matanya yang dingin, mati,
hampa, dan aku akan tahu dia terkutuk.
0o0
PART 6 : Symphony Of Hate And Rage
Aku akhirnya menemukannya! Jack Blank, buruanku yang
benar-benar sangat sulit dipahami. Sungguh, aku akan
membuat diriku sendiri kesal jika aku adalah orang normal.
Mereka tidak berbohong tentang cara keparat itu bergerak.
Maksudku, aku bisa dengan mudah mengikuti gerakannya,
dia tidak bergerak terlalu cepat sampai membuatku
kewalahan, tapi dia tetaplah seorang bajingan yang cepat.
Tentu, walaupun sudah menemukannya, aku tidak ingin
terburu-buru melakukan sesuatu yang tidak kuketahui, jadi
aku memutuskan untuk... well, membuntutinya.
Kami sedang berada di jalan kota ketika bajing$n itu
akhirnya berbelok ke sebuah gang, dan, yah, aku benar-
benar tidak bisa menolaknya.
Aku tidak tahu bagaimana caranya, tapi aku sempat tidak
bisa melihatnya... dia menghilang begitu saja, kurasa. Aku
tidak tahu, tapi kupikir dia tidak mungkin kabur, jadi aku
pergi ke gang yang gelap ini. Ya, aku tahu, aku tidak terlalu
pintar, tapi, hei, aku melihat “target utamaku”, dan sialnya,
aku bermaksud melakukan apa yang perlu dilakukan.
Didalam gang itu, dia hanya berhenti dan memunggungiku.
Aku bahkan tidak punya waktu untuk
mengayunkan Goddamned Good Sword, karena dia dengan
cepat sudah berbalik dan mencoba menyerang.
Aku munudur, dan sekarang aku bisa melihatnya dengan
jelas. Fu$k, wajah si bedebah ini jelek sekali. Maksudku, dia
benar-benar seperti mayat.
“Membuntuti orang lain adalah kebiasaan yang buruk, kau
tau?” ujarnya.
Jujur, aku pernah mendengar beberapa Holder berbicara
sebelumnya tapi sial! Suara orang ini benar-benar sangat
mengintimidasi. Faktanya, intonasinya membuatku kembali
mengingat hari dimana karirku sebagai Seeker berakhir,
walaupun level intimidasi orang ini masih dibawah si
Malaikat Lemari Jam. Tsk, hari kelam yang tidak mau aku
ingat lagi.
Melirik pedangku sebentar, bajingan tua ini kemudian
menarik pedangnya sendiri dari dalam jasnya. tu adalah
pedang tua, tergores dan penyok, jenis pedang yang biasa
kau lihat di museum.
“Aku sudah mendengar tentangmu. Seorang pendekar main
hakim sendiri yang mencoba menyucikan obyek dan Seeker
dengan pembantaian. Kau mungkin tidak tau, tapi mereka
yang selamat menyebutmu dengan Kesatria Hama.”
Oke, aku tidak menyukai pria ini sebelumnya. Tapi tak
seorang pun, dan maksudku, TAK SEORANGPUN kuizinkan
untuk menyebutku hama. Kalian tau, ‘legenda-legenda’
diluar sana selalu memiliki nama yang keren, ingat Legion?
atau The Hunter? Atau yang lainnya? Kenapa aku, yang
melakukan penyucian untuk membasmi kejahatan malah
dijuluki hama?
Jadi, tentu saja, aku memenggal kepalanya. Atau, lebih
tepatnya, mencoba melakukannya. Dia jelas lebih lemah
dariku, dan perbedaan kekuatannya sangat mencolok, tapi,
'kau tahu, aku tidak pernah benar-benar berlatih
menggunakan pedang. Aku hanya ‘memotong sesuatu dan
mereka mati’. Itu selalu mudah, karena memang aku
diberkati kekuatan ilahi.
Sayang, bajing$n ini berbeda. Dia tahu apa yang dia lakukan.
Dia bisa berpedang. Hal itu terbukti ketika dia berhasil
memasukkan ujung pedangnya ke bawah milikku dan
membiarkannya melenceng, beberapa inci dari lehernya
yang terkutuk itu.
Tapi, meski begitu, aku kira kau bisa menyebutnya sebagai
pertandingan yang seimbang. Dia tetap tidak bisa
menghalangi ayunanku, karena, kau tahu, aku lebih kuat dari
apa pun.
Tentu ini masih fun and games, karena aku masih berada
diatasnya. Apa pun yang dia coba, aku akan selalu lebih dari
cukup cepat untuk mengayunkan pedangku tepat pada
waktunya. Itu berlangsung sangat lama, dan keparat itu
mengejekku tanpa henti disetiap pedang kami beradu.
Hingga pada akhirnya, aku disadarkan bahwa kekuatan saja
tidak cukup untuk mengalahkan tekhnik.
Pedangnya berhasil menembus bagian belakang pedangku
dan melewati sarung tanganku. Dia berhasil menusuk
punggung tanganku dengan sangat baik. Lucunya, itu tidak
sakit sama sekali. walaupun, kurasa, aku kehilangan semua
tendon di tanganku, dan yah, ini adalah sesuatu yang tidak
begitu bagus dalam pertarungan pedang.
Tidak ada darah atau apa pun, dan, begitu pedangnya
tercabut dari tanganku, lukaku menutup kembali—
previlege kekuatan suci haha.
Ngomong-ngomong, pedangku ada di tanah dan si Bajingan
ini hanya menatapku dengan... mata itu. Ya, beberapa detik
berikutnya agak menyebalkan, karena dia kemudian
membuat sekitar lima puluh lubang di tubuhku. Tapi, seperti
yang kubilang tadi, semuanya langsung menutup dan seperti
serangan tidak pernah terjadi—mungkin, cara agar aku mati
adalah dengan menusukku dengan pedang besar yang
hampir membuatku terbelah menjadi dua, seperti yang
dilakukan oleh Warrior-King beberapa waktu lalu, namun
tentu saja, aku tidak akan membocorkan informasi itu
kepada si abu-abu ini. Hah, persetan, bahkan jika aku mati,
aku akan tetap respawn di gereja terdekat.
Aku hanya akan diam dan membiarkannya terus menusuk.
Toh, aku juga tidak bisa bergerak. Setiap aku mencoba
menggerakan otot, dia selalu menusuk pusat otot itu agar
aku tetap terbaring di tanah.
Dia terus melakukannya sebelum temponya kemudian
melambat, dan, yah, dia tampak agak... bingung...
Setelah beberapa saat menyerang tanpa hasil, dia kemudian
meneriakkan sesuatu dan berjalan ke arah pedangku. Dia
kemudian mencoba menganalisanya.
Ah! aku tahu, yap, dia pasti ingin menghancurkannya, tapi
lebih dari itu, kalian seharusnya melihat kebencian di
wajahnya, biar kuberitahu ya pria itu memang kuperhatian
selalu cengar-cengir secara aneh, tapi sekarang, dia terlihat
berteriak, sebelum kemudian merapal sesuatu dalam bahasa
asing, seperti bahasa Latin atau bahasa apalah kepada
pedangku itu.
Saat tangan abu-abunya mencoba menyentuh Goddamned
Good Sword, aku melihat cahaya terpancar dari pedang itu.
Aku tau cahaya itu dimanapun. Itu adalah cahaya dari si
malaikat lemari jam.
Detik berikutnya, betapa roda telah berputar. Cahaya itu
memberiku waktu untuk bangkit sementara dia, nampak
tersungkur kesakitan.
.
Si ngent$t itu nampak tergeletak di tanah, berteriak sekuat
tenaga. Aku berdiri kemudian, dan mengambil pedangku.
Sekarang giliranku, kau tahu. Hanya saja, aku berani
bertaruh bahwa yang diperlukan untuk membunuhnya
hanyalah satu pukulan telak ,
Aku baru saja akan menguji ide itu, sebelum dia melihat ke
arahku. Anggap saja hal itu memecahkan misteri apa yang
dilakukan cahaya kepadanya. Pandangannya nampak
kosong, dan dia benar-benar sudah terlihat tidak berdaya.
Aku diam sejenak, menimbang apakah aku harus
menusuknya di kepala atau di jantung. Jantung adalah target
yang pasti, tapi wajah itu... benar-benar menyebalkan.
Sayang, diamku itu adalah blunder.
Aku tidak tahu bagaimana kesadarannya bisa kembali begitu
cepat. Tidak sampai beberapa detik, dan dia sudah bergerak.
Itu adalah counter attack yang sangat cepat, aku bahkan
tidak menyadari bagaimana dia sekarang berada diatas dan
aku yang terkunci pergerakannya.
Aku yang tidak bisa bergerak, kemudian hanya bisa
menerima amarahnya. Dia mencabik, mencakar, dan
mencabut mata kananku. Keparat ini tertawa sepanjang
waktu.
Kemudian, dia melemparku ke tembok. Dia berdiri
sementara masih memegang mata kananku. Kejadian
selanjutnya, adalah hal yang aku sendiri tidak tau apa.
Dia mencabut matanya sendiri dan memasukan mataku ke
dalam rongganya. Kemudian, kulihat mataku itu mulai
kehilangan warnanya dan berubah menjadi abu-abu.
Fu$k.
Kau boleh memanggilku ayam penakut, atau apa pun yang
kau mau, tapi setelahnya, aku benar-benar lari. Aku berlari
sangat jauh.
Pada saat aku berhenti berlari, aku benar-benar sudah
berada di kota lain.
.
.
Oke, itu mungkin kekalahanku. Tapi aku belum akan
menyerah. Kupikir, dengan rencana yang lebih matang, aku
yakin aku bisa mengalahkannya.
Hasil dari pertarungan itu, mataku yang hilang tidak
kembali.
Meskipun begitu, aku bersumpah akan memburunya lagi.
Kali ini, dengan persiapan yang lebih matang. Mungkin
langkah pertamaku adalah menemukan Dojo dan benar-
benar berlatih tekhnik berpedang.
0o0
PART 7 : See The Past, Be The Present, Seek The Future
Jack Blank. Itu saja yang aku khawatirkan selama dua tahun
terakhir. Keparat itu agak menakutkan, ya gak sih? Kalau-
kalau aku lupa fakta sederhana itu, yang perlu kulakukan
hanyalah meletakkan tanganku di rongga mata kananku dan
merasakan penutup mata di sana.
Aku sudah mencobanya, kau tau? ‘bunuh diri dan respawn’,
agar mata kananku kembali. Memang aku hidup lagi, sayang,
mata kananku tetap sama. Hilang dan tidak bisa kembali.
Kesal dan marah tentu masih ada. Dan itu bagus, karena itu
pertanda pasti bahwa aku harus takut. Yang aku pikirkan
selama dua tahun terakhir hanyalah bajing$n tak berjiwa itu,
dan apa yang akan kulakukan padanya saat aku
menemukannya lagi. Oh, aku akan dengan sangat gembira
menggorok pantatnya sampai dia berdarah—Itu artinya
akan banyak pemotongan, karena aku yakin bajingan itu
tidak punya darah.
Hari ini, dua tahun yang lalu, keparat itu mencabut mataku,
dan setiap hari, rasa sakit itu mengingatkanku betapa
parahnya kekalahanku.
Tentu, ada hikmah dari kekalahan itu. Dua tahun, Aku sudah
berlatih di Dojo ini. Mizuchi-sensei, itulah orang yang
mengelola tempat ini. Dia sudah tua dan orang Jepang (tidak
perlu ditanya), dan sangat mahir menggunakan pedang.
Aku tidak bercerita banyak tentang diriku kepadanya. Hanya
saja, orang ini benar-benar mencambukku dengan
menggunakan gaya bertarung yang mewah dan manis.
Dia mengenali beberapa gerakan yang bisa aku tiru dari
bajing$n abu-abu itu, dan memberi tahuku bahwa itu
disebut Anggar. Jadi, aku memintanya menjadi guruku,
dengan menawarkan untuk membayarnya sejumlah besar
uang tunai, yang aku ambil dari kotak sumbangan gereja-
gereja. Hei! Jangan menghakimiku, kau pikir melakukan
penyucian kesana kemari tidak perlu ongkos hah? Toh,
uang-uang ini kudapat setelah mendapat izin dari gereja-
gereja itu, jadi aku ‘secara tekhnis’ bukan mencuri.
Salahkan The Pure One, yang tidak memberiku ‘uang dinas’.
.
Oh ya, selama aku berguru disini, aku juga masih kesana
kemari memantau RSJ. Jika kau bertanya apakah ada hal
menarik yang terjadi, yah, tidak terlalu. Populasi Seeker
sudah banyak berkurang dan selama 2 tahun itu, aku hanya
pernah bertemu satu Seeker, dan dia hanyalah Seeker amatir
yang barusaja mendapatkan obyek pertamanya.
Sebagian besar waktu aku habiskan untuk berguru dengan
Mizuchi-sensei. Dia mengajariku tekhnik berbedang Iaido
dan benar-benar keras dalam melatih. Aku sepenuhnya
menahan kekuatan ilahiku ketika sparing dengannya karena
aku ingin fokus mengembangkan tekhnik sebisa mungkin.
Kemudian, setelah mempelajari semua yang aku perlukan
dari pak tua Mizuchi, aku pun pergi dan melanjutkan jalanku.
Dia pria yang baik, dan cukup terampil dalam apa yang dia
lakukan, dan aku rasa aku akan merindukannya. Tapi, kau
tahu, aku punya urusan yang belum selesai. Dan aku sudah
lama sekali tidak membantai seorang seeker.
Aku mulai kembali mendapatkan dorongan, atau apalah, aku
tidak tahu. Aku hanya ingin membunuh seseorang. Jadi, aku
mulai berjalan.
Aku tidak benar-benar tahu bagaimana aku bisa sampai di
tempat itu, tapi menurutku, tempat itu bernama... AG
Industries. “Keeping Us Better” adalah slogan yang aku
perhatikan beberapa kali.
Masalahnya, ketika aku sampai, tempat itu sungguh tidak
nyata. Kelihatannya kacau balau, seperti sedang terjadi
perang di dalamnya. Tapi bukan itu saja yang kulihat. Aku
tidak tahu apakah aku sedang melihat masa lalu, atau masa
depan, atau apakah seseorang baru saja meracuni kopiku,
tapi aku melihat, dengan mata kepalaku sendiri, dan dengan
gerakan lambat, orang-orang menjadi gila di sana, saling
membunuh satu sama lain dengan tangan kosong dan saling
menghancurkan kepala seperti semangka.
Itu mengerikan, dan membuatku kesal, serta pusing. Aku
tidak yakin seperti apa tempat itu sebenarnya, karena yang
kulihat hanyalah dinding berlumuran darah dan daging-
daging berserakan serta.. pemandangan yang tidak mau kau
lihat ketika kau habis makan.
Bahkan, lebih aneh lagi ketika aku memutuskan untuk
mengeksplor tempat itu ditengah tawuran berdarah yang
sedang terjadi. Entahlah, aku hanya penasaran, sepertinya.
Aku terus berjalan, kemanapun insting membawaku. Aku
menebas orang-orang gila yang menghalangi jalanku
dengan Goddamned Good Sword. Oke, mungkin membunuhi
orang ini, yang jelas-jelas bukan Seekers adalah hal yang
keterlaluan. Tapi, kau mau aku bagaimana? Mereka berada
di tengah jalan dan aku ingin lewat, jadi kukuirim mereka
ke The Pure One. Mereka kini urusan si Big Boss diatas sana.
Kemudian, aku melewati sebuah kantor tertutup ini.
Didalamnya, adalah seorang wanita yang menatapku dari
balik jendela. Aku menatapnya, dan dia menatapku. Dilihat
dari gelagatnya, dia nampaknya bukan bagian dari ‘pekerja
marah’ yang berkeliaran diluar
“Apa?” tanyaku.
Beberapa detik kami saling tatap, sebelum akhirnya dia
membuka kunci ruangan itu dan mempersilahkanku masuk.
.
.
“APA?!”
Aku memegang pedangku, ketika kudengar nama Jack keluar
dari mulut wanita itu. Dia nampak ketakutan.
Perempuan ini, memperkenalkan diri sebagai Sonya. Setelah
mempersilahkanku masuk, dia kemudian menceritakan apa
yang dia tau atas kejadian yang menimpa pekerja diluar.
Tentang bagaimana dia bisa berakhir terjebak di ruangan ini,
dan tentang bagaimana Jack, si abu-abu itu, menjadi biang
kerok atas semuanya.
Dia kemudian menceritakanku lebih banyak, setelah aku
dipaksa berjanji untuk membantunya keluar dari sini. Hah,
wanita ini. Dia pasti sangat putus asa, sampai dia
memasrahkan keselamatannya kepada orang asing
sepertiku.
Jujur, aku tidak peduli dengan orang-orang ini, bahkan,
mendengar nama Jack malah membuatku marah dan ingin
rasanya aku menebas lebih banyak orang. Namun, kau boleh
menyebutnya takdir ilahi atau apalah, nyatanya, wanita ini
banyak tau tentang banyak hal.
Dia benar-benar membeberkan setiap rahasia AG Indusries,
yang kemudian berhubungan dengan hal-hal seperti Obyek,
Jack, Legion, Eddo Eddi Essum dan banyak lagi.
Setelah dia selesai, aku merenungkannya sebentar.
Yah, kupikir, informasi-informasi itu memiliki harga yang
setara (setidaknya) dengan keselamatan satu nyawa.
.
.
Catatan Admin : Apa yang terjadi dengan perusahaan itu,
telah diceritakan dalam kisah AG Industries : Project Adam
yang akan admin kasih ceritanya dibawah.
0o0
PART 7.5 : AG Industries : Project Adam (One Shot)
Berikut ini adalah transkripsi lengkap dari file yang
dipulihkan, dari hard drive yang ditemukan di reruntuhan
bangunan yang benar-benar musnah, seolah-olah terkena
bom nuklir. Hard drive adalah satu-satunya benda yang utuh
di antara reruntuhan; sampai saat ini, alasan mengapa ia
bertahan tidak diketahui. Catatan lebih lanjut adalah fakta
bahwa file dibawah adalah satu-satunya yang ditemukan di
dalam hard drive yang dimaksud.
Teks berikut tampaknya menjadi peringatan akan beberapa
peristiwa bencana yang akan segera terjadi. Sepintas
tampaknya itu adalah ocehan tidak masuk akal dari seorang
wanita gila, tetapi setelah penelitian lebih lanjut, kami
menemukan bahwa mungkin ada beberapa substansi di balik
peringatan tersebut. Namun studi lebih lanjut nampaknya
diperlukan untuk memverifikasi secara total atas keakuratan
pernyataan ini, dan, jika hal itu tampak sebagai fakta, maka
cara penanggulangan malapetaka semacam itu benar-benar
diperlukan.
Catatan: beberapa solusi potensial sudah diusulkan, tetapi
karena semua prospek telah habis, kami tidak memiliki
pilihan lain selain mengejar cara yang berbeda.
Teks yang dipulihkan, tanpa adanya huruf dan kalimat yang
dihilangkan, adalah sebagai berikut:
Dr. Sonya K. Parker, Peneliti Muda, "Project Adam", AG
Industries.
19/3/2008
"Keeping Us Better”
Itulah moto kami selama tiga puluh tahun.
Namun tampaknya semua yang telah kita lakukan justru
membuat kita lebih buruk.
Aku menulis ini pada hari yang mungkin adalah menit-menit
terakhir AG. Aku terjebak sendirian di sini, di lubang neraka
ini dengan keburukan yang telah kami ciptakan sejak lama.
Semua orang hilang, mati, atau ... berubah. Kemungkinan
besar, komputer yang aku gunakan untuk mengetik akan
dihancurkan bersama dengan semua yang ada di fasilitas ini,
tetapi dengan berharap keajaiban bahwa pesan ini mampu
bertahan, Aku ingin setidaknya membuat planet ini
mengetahui kengerian tak terduga yang akan segera datang,
kengerian yang kemungkinan besar akan mengubah fondasi
paling mendasar dari pengetahuan kita atas alam semesta.
Agar kau memahami sepenuhnya peringatanku, aku
nampaknya harus menceritakannya dari awal.
Sejauh yang aku ketahui, AG Industries didirikan pada tahun
1978 sebagai perusahaan riset farmasi. Selama beberapa
dekade, kami adalah pioneer dari tekhnologi kesehatan,
dimana kami terus menciptakan obat yang dapat
menyembuhkan penyakit yang sebelumnya dianggap tidak
dapat disembuhkan. Meskipun begitu, kau tidak akan bisa
menemukan nama kami di jurnal ilmiah atau buku sejarah
mana pun. Soalnya, AG hanya mengembangkan obat untuk
dijual ke perusahaan lain. Misalnya, kami akan
mengembangkan, katakanlah, jenis aspirin baru, lalu
menjual formula yang dihasilkan kepada penawar tertinggi;
sebelum kemudian perusahaan itu akan memasarkan
obatnya. Perusahaan itu, dalam kontrak, akan
diberikan previlege untuk mengklaim hak patennya.
Awalnya, kami melakukan ini sebagai bentuk kontrol
kewajiban; karena kami hanya melakukan tes pendahuluan
untuk memastikan bahwa obat tersebut menjalankan fungsi
dasarnya dan tidak mematikan; kami memperjelas bahwa
pembeli bertanggung jawab dalam melakukan tes lebih
lanjut, untuk menentukan efek samping, kemungkinan
komplikasi, dll. Artinya jika ada tuntutan hukum
ditimbulkan oleh obat tersebut, AG terbebas dari semua
tanggung jawab.
Namun, seiring berjalannya waktu, menjadi perlu juga untuk
mengaburkan lebih banyak, katakanlah, operasi "licik" yang
terjadi di balik pintu AG.
Ketika bidang rekayasa genetika pertama kali muncul, para
ilmuwan top AG menginginkan sebuah tindakan. Sementara
sebagian besar staf awalnya skeptis, akhirnya seluruh
perusahaan setuju. Pada saat itu, kami pikir tidak ada
salahnya. Melihat kembali, sepertinya itu adalah kebijakan
yang salah.
Ketika seseorang berpikir tentang rekayasa genetika,
biasanya orang berpikir tentang kloning atau manipulasi
pertanian. Namun petinggi di AG tidak menginginkan bagian
dari apa yang mereka sebut "hal sepele". Tujuan mereka
adalah untuk menciptakan manusia "sempurna" pertama di
dunia, dengan meneliti dan akhirnya mengisolasi gen yang
bertanggung jawab atas apa yang kebanyakan orang anggap
sebagai "sifat yang diinginkan"
Rencananya adalah untuk mengekstraksi gen dari orang
yang menunjukkan sifat tersebut, menggabungkan gen
tersebut menjadi 46 kromosom lengkap, membelah
kromosom antara sel sperma dan sel telur yang dibuat
secara artifisial, dan kemudian menggabungkan kedua sel
tersebut untuk memulai perkembangan janin. Kemudian,
setelah menghamili ibu pengganti secara artifisial dengan
zigot yang dihasilkan, dalam sembilan bulan kami akan
memiliki bayi yang "sempurna".
Rencananya terdengar sangat sederhana di atas kertas,
tetapi dalam pelaksanaannya, kami mengalami lebih banyak
masalah daripada yang kami harapkan. Menunjuk dengan
tepat gen yang kami cari sudah cukup sulit; dan rasio
kegagalan terus meningkat seiring masuknya kami ke tahap
berikutnya.
Sebagian besar bayi “buatan” itu meninggal, baik di dalam
rahim atau tidak lama setelah lahir. Beberapa berkembang
secara normal, tetapi entah bagaimana kekurangan sejumlah
besar sifat yang kami bidik. Lainnya, lahir dengan cacat fisik
dan/atau mental yang signifikan; sementara beberapa dari
kelompok ini masih mampu menjalani kehidupan yang agak
normal, yang lain harus disuntik mati, hanya karena mereka
terlalu cacat untuk bertahan hidup di luar fasilitas.
Hsanya setelah 537 usaha yang gagal, akhirnya kami
mendapatkan bayi yang kami cari. Subyek 538 adalah bayi
yang sempurna, buah dari kerja keras selama beberapa
tahun, yang bila diingat membuat frustrasi, dan sering kali
menjengkelkan.
Beberapa bulan pertama dihabiskan dengan sangat gembira
saat kami menyaksikan kreasi kami berkembang. Anak itu
berkembang dengan kecepatan yang hampir supernatural;
pada saat dia berumur delapan bulan, dia sudah mampu
membentuk kalimat sederhana dan melakukan aritmatika
dasar; pada lima belas bulan, dia memecahkan persamaan
aljabar dan memiliki kemampuan membaca di tingkat
sekolah menengah kedua. Pada ulang tahunnya yang kedua,
beberapa cendekiawan terkenal dunia secara resmi
menganggap bocah itu sebagai yang terpintar di dunia,
bahkan lebih mampu secara mental daripada mereka.
Secara fisik, perkembangan anak laki-laki itu juga sempurna.
Bahkan di bawah paparan penyakit yang sengaja diberikan,
dia sama sekali tidak menunjukkan gejala apapun.
Sementara itu, para peneliti yang terlibat dengan “Project
Adam” ini (termasuk aku sendiri) sangat gembira, sangat
bangga dengan manusia sempurna yang telah mereka bantu
wujudkan.
Tapi kemudian, hanya empat bulan sebelum ulang tahun
ketiga bocah itu... sosok itu tiba.
Di permukaan, tidak ada yang salah dengan pria ini; dia
adalah pria jangkung kurus, yang bergabung dengan kami
setelah lolos seleksi untuk ditempatkan di bagian teknisi
farmasi.
Namun, jika kau pernah dekat dengan pria ini, kau akan
langsung tahu ada sesuatu yang tidak beres. Dia kebanyakan
menyendiri, dan seringkali, ketika dia berada di sekitar
orang lain, dia akan membuat komentar paling tidak sopan
pada waktu yang paling acak.
Tapi hal utama tentang pria ini, adalah bahwa dia terasa..
yah, satu-satunya kata yang bisa aku gunakan untuk
menggambarkannya adalah "kosong". Satu-satunya hal yang
pernah kuketahui tentang pria ini adalah bahwa dia
bernama Jack.
Keadaan menjadi lebih buruk ketika, bahkan tidak sebulan
setelah dia dipekerjakan, Jack dipromosikan menjadi
peneliti senior untuk Project Adam. Beberapa mengatakan
dia memiliki koneksi orang dalam; yang lain mengatakan dia
adalah sosok jenius yang terselubung, meskipun aku
meragukannya.
Sampai saat ini, aku pikir alasannya berada disini adalah
karena dia memiliki sesuatu yang jauh lebih buruk, sesuatu...
yang bukan dari dunia ini. Intinya adalah, dengan
dipromosikannya Jack, dia kemudian memiliki otoritas
tertentu di Project Adam, sesuatu yang tidak diinginkan oleh
siapa pun dari kami, namun kami tidak bisa mencegahnya.
Semenjak itulah, segalanya mulai memburuk.
Dalam beberapa hari setelah kedatangan orang ini, Subject
538 mulai berubah. Dia tiba-tiba menjadi sangat introvert
dimana sebelumnya dia ramah dan energik. Sebagian besar
waktu, dia tidak menginginkan teman apa pun; satu-satunya
pengecualian, anehnya, adalah Jack, yang kehadirannya
tampaknya disukai Subject 538.
Beberapa bulan kemudian, Subject 538 mulai
menggumamkan hal-hal paling aneh, sering kali
menggumamkan sesuatu tentang "menyatukan kembali
mereka" atau "menghancurkan legion". Pada saat yang sama,
fenomena aneh mulai terjadi. Di hari tertentu ketika kami
memasuki Ruang Observasi, kami menemukan ruang
penahanan Subyek 538 benar-benar terbakar; ketika kami
akhirnya bisa memadamkan api, semua yang ada di dalam
ruangan secara aneh tetap utuh.
Di lain waktu, kami mengamati Ruang Observasi melalui
kamera dan menemukan seorang lelaki tua yang asing
sedang duduk di tempat seharusnya Subject 538 berada.
Ketika kami bergegas ke ruang penahanan, Subject 538 telah
kembali, dengan lelaki tua itu tidak terlihat.
Berulang kali kami memohon kepada atasan kami di AG
untuk mengeluarkan Jack dari proyek tersebut, tetapi
permintaan kami selalu ditolak atau diabaikan; mereka
bersikeras bahwa Jack adalah orang yang paling kompeten
yang kita punya untuk bertanggung jawab di Project Adam.
Kami yang tidak bisa melawan atasan, pada akhirnya hanya
bisa mengamati dan “membantu” Project Adam terus
berjalan, melakukan penelitian sesuai hierarki, dan
memendam rasa tidak suka kami.
Peristiwa aneh tersebut telah berlangsung selama lebih dari
tiga tahun ketika, yang membuat kami lega, Jack tiba-tiba
berhenti dari pekerjaannya. Satu-satunya kata yang tepat
untuk menggambarkan perasaan itu adalah kegembiraan
total; akhirnya, semua omong kosong ini akan berakhir.
Betapa salahnya kami. Petaka sesungguhnya baru saja
dimulai.
Sehari setelah Jack pergi, sekitar separuh tim peneliti kami
menghilang begitu saja. Tak satu pun dari kami yang pernah
menemukan ke mana mereka pergi, dan petinggi tetap diam
tentang masalah ini. Di hari-hari berikutnya, beberapa
peneliti lain mulai bertindak dan berpikir dengan cara yang
sama seperti Subject 538—tentu saja tanpa semua hal
‘supranatural’ yang dilakukan oleh Subject 538.
Kami yang pikirannya tetap utuh, ingin melakukan sesuatu,
tetapi jauh di lubuk hati kami, kami tahu tidak ada yang bisa
kami lakukan.
Kemudian, baru pagi ini, kurang dari dua minggu setelah
Jack menghilang, kekacauan akhirnya pecah.
Aku (untungnya, oh, Tuhan, untungnya) terjebak dalam
kemacetan lalu lintas dan terlambat berangkat kerja. Aku
baru saja masuk ketika aku mendengar suara gemuruh yang
keras datang dari area tempat Project Adam diadakan.
Pada titik ini, kami semua sudah terbiasa dengan fenomena
aneh yang dilakukan oleh Subject 538 setiap hari, jadi aku
awalnya tidak terlalu memikirkannya. Kalau dipikir-pikir,
aku seharusnya pergi dari tempat itu sesaat ketika keanehan
yang terjadi mulai meningkat secara gila.
Pemandangan yang menyambutku ketika aku tiba di Ruang
Observasi, adalah salah satu ingatan yang kemungkinan
besar akan menghantuiku sampai aku mati. Itu akan selalu
aku ingat.
Aku membuka pintu untuk mengungkap tumpukan sekitar
selusin mayat yang berdarah, hancur, dimutilasi dengan cara
yang tidak mampu dilakukan oleh makhluk di Bumi. Di
ruang penahanan, Subject 538 terlihat sangat normal,
sampai aku memperhatikan matanya. Mereka terlihat hitam.
Tidak ada iris, tidak ada pupil, hanya hitam pekat dari sudut
ke sudut.
Ketika aku menatapnya, dia menoleh dan balik menatapku.
Segera, aku merasakan sakit yang berdenyut di dalam diriku,
tidak seperti yang pernah aku rasakan. Nyatanya, bahkan
saat aku mengetik ini, aku masih bisa merasakan
denyutannya; sesuatu yang disebabkan oleh apa pun yang
dia lakukan terhadapku.
Namun, sampai saat ini aku bingung; aku berhasil melarikan
diri dari ruangan itu sebelum aku sepenuhnya menyerah
pada serangan itu. Aku mengunci satu-satunya pintu akses
menuju Ruang Observasi, dengan keyakinan lemah bahwa
bajingan kecil itu akan terperangkap didalam dan tidak
mengejar.
Kemudian, aku menyadari bahwa jumlah tubuh yang jatuh
nyatanya lebih banyak dari yang aku perkirakan. Mereka
tersebar di lorong-lorong, di kursi, di bawah meja dan
tempat-tempat yang sering digunakan beraktifitas. Aku
bersumpah, ketika aku berlari, aku merasa bahwa aku
adalah satu-satunya peneliti yang masih hidup di fasilitas itu.
Kemudian, aku mendengar teriakan.
Aku mengintip dari balkon ke lantai di bawah; melihat ke
sana dengan was was—aku benar-benar berharap aku tidak
melakukannya.
Apa yang menyambutku adalah para peneliti yang tersisa,
juga dengan mata hitam, mencabik-cabik para pekerja di
bawah dengan tangan kosong. Orang-orang mencekik orang
lain dengan kekuatan sedemikian rupa sehingga kepala
mereka benar-benar pecah seperti semangka yang hancur.
Anggota tubuh yang sobek dan compang-camping, masih
menyemburkan darah, digunakan untuk memukul mereka
yang masih bernapas sebelum makhluk yang biasa aku
panggil rekan turun ke atas mereka dengan keganasan
hewan, mengunyah daging dari tulang dengan giginya.
Setelah aku pulih dari kengerian, aku melakukan satu-
satunya hal yang dapat aku lakukan, satu-satunya hal yang
aku tahu bagaimana melakukannya dalam situasi seperti ini.
aku lari.
Meninggalkan fasilitas bukanlah suatu pilihan, karena
seluruh lantai produksi tidak lebih dari festival
pertumpahan darah, dan tragedi demi tragedi terus terjadi
dengan sangat cepat.
Jika aku mencoba turun, dan menuju pintu keluar, aku akan
dikepung dalam hitungan detik. Itulah kenapa, aku berbalik,
menuju ruang kerjaku dan kemudian mengunci pintu dan
memblokadenya dengan apapun yang bisa aku raih.
Aku tau aku telah menjebak diriku sendiri, namun ketika 30
menit terlewat tanpa ada gedoran dari pintuku, keinginan
untuk kabur semakin pudar dari jiwaku. Yah, aku berada di
ruang pribadiku yang aman, sementara diluar sana adalah
neraka. Tidak mungkin aku akan meninggalkan tempat ini.
Kemudian, menit menjadi jam dan jam berganti hari.
Internet dan saluran telpon terputus sehingga kemungkinan
untuk menghubungi bantuan tidak bisa ku realisasikan.
Satu-satunya jaringan yang tersedia adalah Intranet dari
Project Adam. Aku kemudian menghabiskan waktu meneliti
data demi data, file demi file, untuk memberiku sedikit
pencerahan atas penyebab kekacauan ini.
Itulah ketika, informasi tentang ‘Obyek’ dan ‘Holder’
terekspos kepadaku. Itu adalah file penelitian yang terkubur
jauh di jaringan Intranet Project Adam. Sebuah laporan yang
memiliki security clearence level 6 atau lebih tinggi.
Level clearance yang sempat dimiliki Jack—Ini bukanlah file
yang terbuka untuk publik. Anggap saja aku menemukan file
ini setelah meretas beberapa firewall yang cukup menguras
waktu.
Didalamnya, bagaimanapun, adalah informasi tentang
penelitian hal-hal aneh yang digumamkan Subject 538 tepat
sebelum tempat ini menjadi neraka. Aku dapat dengan aman
meyakinkanmu bahwa apa yang aku temukan, adalah apa
yang ingin aku temukan.
Itu merinci tentang 538 objek yang diciptakan oleh suatu
kekuatan yang tidak diketahui dan tak terduga. Sebagian
besar, barang-barang ini terlihat seperti barang biasa, tetapi
semuanya memiliki kekuatan gelap dan misterius yang
mampu merusak siapa pun yang mendapatkannya.
Lebih buruk lagi, jika semua 538 dikumpulkan dan
disatukan, bencana dengan proporsi yang tak terbayangkan
akan terjadi. Itu pasti yang Subject 538 maksud ketika dia
terus berbicara tentang "menyatukan kembali mereka."
Di laporan yang sama, dijelaskan pula tentang “Project
Midnight”, yang diawasi langsung oleh CEO perusahaan L.
Rockwell. Adapula penjelasan tentang sosok bernama
“Legion”, yang sepertinya adalah ancaman utama bagi AG
Industries.
Aku mencoba membaca laporan demi laporan, file demi file.
Sayang, waktuku terpotong pendek ketika aku mendengar
ada pergerakan di luar pintuku. Aku yakin siapa pun yang
bukan salah satu dari monster itu sekarang sudah mati, dan
cepat atau lambat, aku pasti akan ditemukan oleh monster-
monster diluar.
Aku masih yakin bahwa bajingan Jack adalah penyebab dari
semua ini. Jika ada yang pernah menemukan bajingan itu,
aku harap mereka mendatangkan Neraka yang jutaan kali
lipat lebih mengerikan kepadanya.
Sekarang, karena fasilitas ini sudah hancur, tidak ada lagi
yang bisa mencegah Subject 538 untuk kabur. Aku
memperingatkanmu; meskipun dia berperawakan seperti
anak-anak—dia berusia enam tahun saat ini—anak itu
memiliki kekuatan dan kecerdasan yang melampaui
manusia dewasa manapun.
Jika kau mendapatkan firasat sekecil apa pun bahwa kau
pernah bertemu seorang anak yang terlihat ‘tidak biasa’, aku
mendesakmu untuk menjauhlah sejauh mungkin darinya.
Dalam file yang merinci “Project Midnight” yang aku baca,
dikatakan bahwa ada seorang peneliti senior disana yang
memiliki seorang anak yang pernah terpapar oleh kekuatan
gelap dan kemudian menjadi kebal terhadap mereka.
Kukatakan padamu, jika ada sosok seperti itu, sebaiknya kau
cari dia karena dia kemungkinan akan menjadi kunci untuk
menyelamatkan kita dari 538 obyek yang aka—
.
.
~File berakhir di sini.~
Penulis, Sonya K. Parker, menjalani tahun terakhir hidupnya
di Rumah Tunawisma Parkend. Dia dikabarkan tidak pernah
sembuh dari trauma atas kejadian itu. Penelitian sempat
dilakukan di perusahaan tempat dia bekerja. Tidak banyak
yang ditemukan. Meskipun kami menerima konfirmasi dari
CEO (L. Rockwell) bahwa perusahaan masih berdiri dan
berjalan, dan tetap setia dengan motto mereka untuk
“Keeping Us Better.”
Menurut staf Rumah Tunawisma Parkend, hari-hari terakhir
Sonya diisi dengan delusi. Dia sering mengatakan bahwa
sesekali, cahaya malaikat akan dia lihat dari ujung matanya.
Tidak pernah jelas bagaimana dia bisa lolos dari kejadian itu,
karena dia selalu mengatakan bahwa dia diselamatkan oleh
'kekuatan surgawi'—Menurut banyak pakar medis,
pengalaman itu telah membuatnya gila.
Catatan admin : Ini adalah Spinoff dari cerita Jack, The
Finding Father dan Keeping Us Better.
Dan jika bicara tentang One shot ini, bisa disimpulkan kalau
kayaknya L Rockwell dan si Jack ini memiliki semacam
aliansi untuk melawan legion, tapi Kenapa mereka
membentuk aliansi sedangkan para seeker percaya kalo
Legion dan 2000 object udah gak ada?
Nah, itu mungkin antara jack dan L rockwell memang gak
pernah ketemu. dan si jack ini benar-benar menyusup ke AG
industries tanpa sepengetahuan Rockwell.
0o0
PART 8 : A Dangerous Mistake To Make
Dimulai seperti hari-hari lainnya. Aku ‘patroli’ mencari apa
pun yang kebetulan bisa aku temukan, dan tentu saja, keluar
masuk rumah sakit jiwa. Namun tentu, seperti yang pernah
aku sebutkan, di dunia yang lebih ‘sepi’ ini, Seekers semakin
jarang.
Apapun itu, itu bukan masalah besar. Jadi, aku pergi ke
sebuah klub malam dengan niat untuk bersantai. Dan tentu
saja, perjalanan ini disponsori oleh kotak amal gereja
terdekat.
Aku hendak mendekati bodyguard penjaga pintu ketika aku
mendengar seorang idiot dari barisan depan, orang bodoh di
depanku, meminta untuk bertemu dengan “The Holder of
Quintessence”
Well well well.. bukankah ini kebetulan yang hampir seperti
setingan. Oke jujur, aku sebenarnya sedang
tidak mood melakukannya. Karena akhirnya, aku berpikir
aku bisa mendapat waktu libur, namun entah darimana,
bajing$n ini merusaknya.
Whoa.
Oke, Bouncer (atau di penjaga pintu) nampak melakukan
tugasnya dengan baik, menatap orang tolol ini seperti dia
yang tolol. Aku harus ingat untuk memuji penjaga itu nanti.
Lagi pula, dengan ini, Seeker yang bodoh itu akan menyerah
lalu pulang, tentu saja, bahkan tidak melihatku masuk ke
hadapannya. Yah, aku bisa mengejarnya di lain hari.
Terserahlah, aku ingin bersantai sekarang.
Ketika aku memasuki klub malam, tempat itu tampak kacau
sekali. Aku cukup yakin dindingnya terbuat dari pembuluh
darah atau sejenisnya. Dan kulihat seekor kucing sialan
duduk di atas meja, yang, omong-omong, memiliki tujuh
belas kaki, yang kesemuanya tidak ada satupun yang
menyentuh tanah.
Aku memegang kepalaku, tempat apa lagi ini. Saat kupikir
aku bisa bersantai melihat wanita dan minum, hal seperti ini
malah datang tanpa diundang.
Kulihat kucing itu menatapku tanpa berkedip, dengan mata
sekitar lima kali lebih besar dari yang seharusnya. Aku
sudah kesal, tapi itu malah membuatku melampaui batas
dan menjadi marah.
Kemudian kulihat Seeker yang tadi barusaja dihajar si
Bouncer. Dia berada di tempat ini, berlalu lalang seakan ini
adalah rumahnya. Tsk, Sudah jelas si kupret ini yang menjadi
biang kerok dari anomali yang terjadi.
Aku mencoba menyentuhnya, namun aku tidak bisa. Seakan,
aku tembus pandang atau dia yang tembus pandang.
Kemudian, aku mencoba mencari jalan keluar, dan nihil.
Ahh sialan.
Karena tidak bisa melakukan apapun, pada akhirnya, aku
memutuskan untuk duduk di sofa, menunggu apa yang
terjadi selanjutnya.
Beberapa menit, kulihat Seeker bodoh itu berlari pergi ke
kamar tidurnya, berteriak beberapa kali dan aku mendengar
dia duduk. Berikutnya, adalah hal yang menyenangkan.
Entah kenapa, meskipun aku tidak bisa menyentuhnya, aku
merasa dia menyadari keberadaanku. Itu tergambar jelas di
wajanya bahwa dia berusaha dengan sekuat tenaga untuk
tidak menatapku di mata.
Karena aku sangat yakin bahwa dia menyadari
keberadaanku, aku pun memutuskan untuk terus
‘menghantuinya’ selama aku ada disini.
Dia lalu kulihat duduk di tempat yang menurutku dulunya
adalah meja komputer, tetapi sekarang adalah balok es
persegi. Selama satu jam penuh, aku hanya akan berdiri di
belakangnya—aku yakin dia tau aku ada disana, tapi dia
tidak berani melihat.
Ketika satu jam berlalu, saat itulah ketukan datang. Jadi, aku
berjalan dengan gembira ke pintu depan (kucing sialan itu
masih ada di sana dan memberi tahu siapa pun yang tertarik,
betapa kesakitannya dia. Aku cukup yakin dia buang air
besar) Dan segera setelah pintu depan dibuka sendiri oleh
sang tamu, Aku mulai menyipitkan mata dan tanganku
menggenggam Goodamned Good Swoerd begitu erat, hingga
jari-jariku memutih seluruhnya. Si Seeker tolol itu bahkan
tidak mau menyambut tamunya itu masuk, hell dia bahkan
masih ada dikamarnya ketika si ‘bulukan’ ini bertamu.
Oke, dia yang bertamu adalah sang Holder dan, kukatakan,
dia adalah bedebah paling buruk rupa yang pernah aku lihat
selama hidupku. Sampai hari ini, aku tidak bisa
menggambarkan seperti apa makhluk itu. Itu pokoknya jelek
sekali. Benar-benar jelek.
Karena dia adalah tamu dari si Seeker, dia bahkan tidak
menghiraukanku. Ia masuk, mengabaikan aku, dan langsung
berjalan ke ruangan lain. Jeritan dan suara gemericik
kemudian terdengar dan pada akhirnya, hanya meyisakan
aku dan Holder yang ada disana. Rupanya, si Seeker tolol itu,
disuatu titik, sempat melenceng dari petunjuk pencarian.
Aku masih terdiam di ambang pintu ketika kulihat Holder ini
kembali keluar, namun kini dengan menyeret sang Seeker
yang tidak beruntung itu bersamanya. Saat itulah, aku
menyadari bahwa si kunyuk ini barusaja mencuri hasil
pembunuhanku!
Karena aku menganggap itu sebagai hinaan, pada akhirnya
aku memutuskan untuk menebas Holdernya
dengan Goddamned Good Sword.
Dia tidak banyak menghindar, karena dia sama sekali tidak
berada di dekat tempat aku mengayun. Sepertinya, dia tahu
apa yang akan aku lakukan sebelum aku melakukannya, dan
bereaksi lebih cepat daripada tindakanku.
Kemudian, kami berdua saling tatap dalam keheningan yang
canggung.
Itu berlangsung sebentar, sebelum kemudian, sosok ini
mulai bicara.
Aku tidak pernah mendengarkan kata-kata yang
menyakitkan secara fisik, tapi kata-kata itu benar-benar
menyakitiku. Keberanian seorang lelaki jelas tidak akan
berarti jika seorang bajingan bisa menghancurkan otakmu
hanya dari beberapa kata (Jika aku bisa menyebut apa yang
diucapkannya sebagai 'kata-kata')
Aku ingat terjatuh sekitar tiga puluh menit, dalam keadaan
mental kosong. Di waktu tersebut, aku sepenuhnya sadar
ketika Holder itu merobek tengkorakku menjadi dua, dan
bahkan sebelum aku dapat memproses apa yang terjadi, aku
cukup yakin dia mengeluarkan otakku.
.
.
Aku bangun jam 2:00, berbaring di bawah tempat tidur, di
rumah si Seeker yang mati. Segalanya tampak tidak beres...
Perlu waktu beberapa detik sebelum kemudian, aku
tersadar.
Holder sialan itu telah menanamkan Obyeknya kepada
otakku, dan bukan kepada Seekernya. Aku bahkan tidak
menyangka hal itu bisa terjadi!
Sudah lama sejak aku memiliki Obyek, dan aku harus bilang
padamu, aku benar-benar merasakan sensasi nostalgia luar
biasa. Sepertinya potongan puzzle yang baru saja
melengkapi dirinya sendiri, seakan kerinduan barusaja
terobati. Disaat yang sama, kemampuan berpikirku naik ke
level yang lebih tinggi. Aku tahu apa yang akan kau katakan
bahkan sebelum kau melakukannya, hanya dari raut
wajahmu.
Sementara aku masih terduduk di tempat tidur si Seeker
yang mati, aku sudah meramalkan tiga kematian yang akan
datang setelah aku keluar dari tempat ini, dan masalahnya
adalah, aku bahkan belum merencakan apa yang ingin aku
lakukan hari ini.
Oh tidak, Otakku berubah menjadi bajing$n sebesar
pedangku, dan mulai menanamkan sugesti-sugesti buruk di
belakangku. Disaat yang sama, dia juga mempersembahkan
1000 alasan kenapa pemikiran buruk itu memiliki
justifikasi.
Sial. Cara berpikir baru ini, tujuan baru ini, akan
mengacaukan kewarasanku.
0o0
PART 9 : What Good This Hungry
“Aku masih sangat lapar.” ujarku kepada si polwan yang
yang menginterogasiku di ruang sempit ini.
“Pak, kau ditangkap karena memasuki sebuah toko swalayan
dan memakan bagian terbaik dari seluruh bagian produk
mereka. aku merasa sangat sulit untuk percaya bahwa kau
masih lapar. Faktanya, bagaimana kau masih hidup benar-
benar jauh di luar jangkauanku.” Balas sang polwan.
Aku menatapnya malas. Satu-satunya alasan kenapa aku
tidak melawan ketika hendak ditahan, adalah fakta bahwa
aku sendiri ingin kegiatan itu berhenti. Kau tau, memakan
dengan rakus di swalayan tanpa tau mengapa.
“Dengar, Sayang, aku juga tidak tahu kenapa aku begitu
lapar. Butuh waktu lama bagi kalian untuk sampai ke sana
juga. Tapi, sialnya, kuberitahu ya, aku tidak tahu apa yang
dilakukan Holder sialan itu padaku.” balasku
Sang polwan itu tidak menjawab.
“Oh, dan jangan repot-repot bertanya padaku apa itu Holder.
Aku tidak ingin memberitahu kalian, karena kalian pasti
akan memasukkanku ke bangsal RSJ dan aku akan kelaparan
di sana. Padahal, kalau dipikir-pikir, mengurungku dan tidak
memberiku makan akan mempercepat prosesnya
(kematianku), ya kan?”
Kemudian, sensasi mual yang tiba-tiba, mendorong seluruh
isi perutku keluar. Aku muntah tepat di atas meja interogasi.
“AH! Sial, kau lihat itu? Tsk, bahkan makanan itu tidak
tercerna sedikit pun. Aku bersumpah demi Tuhan, itu
seperti, makanan utuh... kalian tau sudah berapa lama kalian
menahanku disini? Sekitar satu jam! Tidak mungkin omong
kosong ini tidak menjadi bubur sekarang... Itu tidak masuk
akal, kan?” belaku.
Si polwan itu sekilas nampak terkejut, namun memilih untuk
tidak berkomentar.
“Ssst, aku tahu kau akan mengatakan sesuatu yang bodoh
dan aku sedang tidak mood untuk mendengarnya. Aku tahu
dari raut wajahmu. Kau akan memanggil petugas keamanan
lagi untuk menjebloskanku ke sel, karena kau mulai merasa
tidak nyaman.“ kataku.
“...” polwan itu masih diam.
“Kau tiba-tiba takut padaku. Tapi, kau sepertinya tidak bisa
bergerak. Kau belum pernah merasa setakut ini sejak kau
berumur empat belas tahun dan ibumu meninggal. Aku tau
kau berada di sana, bersamanya, ketika orang gila itu
menembaknya. Ah dan tentu saja. Itulah yang kemudian
menyetel kompas moralmu. Kau tidak bisa membiarkan hal
itu terjadi pada orang lain, sehingga kau memutuskan untuk
menjadi polisi. Disaat yang sama, kau tidak menyukai orang-
orang berkulit hitam karena kau merasa mereka semua
adalah kriminal. Ouch, benar-benar rasis.”
“...”
“Sekarang, kau bertanya-tanya bagaimana aku mengetahui
semua ini. Ya Tuhan, sungguh, aku sendiri tidak bisa
mengatakannya padamu. Aku seperti bisa mendengar
pikiranmu. Tidak, itu tidak benar. Aku bisa melihat mereka.
Aku menciumnya, merasakan sentuhannya, mengecapnya
dengan lidahku, sial, aku merasakan pikiranmu dengan cara
yang aku bahkan tidak tahu bisa melakukannya. Kurasa aku
belum pernah mempelajari seseorang sedekat ini
sebelumnya. Ya Tuhan, betapa takutnya kau. Tapi tahukah
kau, Amy? hal terburuk masih akan terus terjadi. Karena aku
akhirnya menemukan cara untuk menghilangkan rasa lapar
ini.”
Aku kemudian berdiri dan mencekik orang itu.
Memojokannya ke tembok. Ah sial, memorinya, benar-benar
menggiurkan. Seperti buffet.
“Tolong jangan melawan, Amy. Aku akan mengirimmu untuk
menemui ibumu segera. Dia ada di sana dan bahagia. Dan
kau akan segera bersamanya. Aku tidak dapat memberitahu
lebih. Maafkan aku, tapi ini akan lebih menyakitkan dari
apapun yang pernah kau rasakan. Katakan pada ibumu
bahwa kau mencintainya ketika kau sampai di sana. Dia
merindukanmu.”
Kau tidak tau apa yang terjadi, bahkan aku, tidak tau apa
yang terjadi. Itu begitu anarkis, namun disaat yang
bersamaan, benar-benar romantis, intim, dan passionate.
Sensasi ini, sensasi ‘memakan memori’, sama
memuaskannya seperti ‘kepuasan ilahi’ yang kudapat ketika
aku membunuh Seeker dengan Goddamned Good Sword.
Sebut saja aku lepas kendali, namun bagiku, aku benar-
benar sehat, Benar-benar berpikir rasional, dan semuanya
begitu normal.
Dan kukatakan padamu, memakan otak manusia bagiku
terasa seperti tujuan yang mulia.
.
.
0o0
PART 10 : Filthy Angel
Butuh waktu bagiku untuk benar-benar kembali
mengendalikan tindakanku. Aku sempat kebingungan
karena kepuasan ilahi dan kepuasan memakan otak manusia,
memiliki sensasi yang sama ketika aku melakukannya.
Aku harus benar-benar membuat mental barrier, hingga aku
akhirnya bisa menentukan mana yang baik dan buruk.
Hah, kau mungkin mengira aku sudah kehilangan kewarasan
setelah ‘kekacauan’ dengan obyek milik Quintessence.
Namun tidak juga. Percayalah, meskipun memakan waktu,
namun aku kini sepenuhnya bisa membedakan ‘ide’ yang
murni dari diriku, dan ‘ide’ yang datang dari obyek
dikepalaku.
Well, tidak ‘sepenuhnya’, tapi yah, diriku yang asli masih ada
ketika rasa ‘lapar’ itu tidak sedang kumat. In a way, untuk
sebagian besar, aku masih berkuasa dikepalaku sendiri. It's
all good man~.
Jangan salah sangka, aku sudah mencoba ‘membunuh diri
dan respawn’ namun tentu saja, obyek itu tidak hilang.
Barang kampret itu masih ada di kepalaku dan aku
terkadang bisa merasakannya. Aku juga sudah mencoba
menghubungi ‘malaikat lemari jam’ untuk membantuku,
namun dia tidak pernah muncul. Bahkan kalau dipikir, hari
ketika aku diberi Goddamned Good Sword, adalah satu-
satunya hari aku pernah bertemu dengannya. Setelahnya,
dia hilang bak ayah tak bertanggung jawab yang kabur
setelah beralasan membeli susu.
Anyways, kala itu, aku tengah mengurus urusanku sendiri,
bersantai dan, tentu saja, sedikit mabuk. Ketika kemudian,
entah dari mana, aku merasakan tekanan di punggungku.
Kemudian, si keparat dibelakangku ini mengatakan sesuatu
seperti, "Jangan bergerak. Atau kau akan kutembak.”
What the fu$k? Orang bodoh dari mana ini? Datang-datang
menodongkan senjata. Aku tidak kenal dia!
Apa yang telah kulakukan terhadap bajingan ini, membunuh
anjingnya atau semacamnya? Apapun itu, Aku hanya tinggal
setengah detik lagi untuk berbalik dan memberinya tiket
sekali jalan menuju The Pure One, ketika dia malah
menekankan pistolnya lebih keras ke punggungku.
“Jangan coba-coba. Peluru dari benda ini bisa
menghancurkan jiwamu sehingga kau tidak bisa terlahir
kembali. Percayalah, kekuatan apapun yang kau dapat dari
siapapun diatas sana, tidakan menolongmu dari efek senjata
ini.”
Kemudian, terdengar seperti dia meneguk sesuatu, dan aku
mencium bau minuman keras yang cukup kuat keluar
darinya.
Terserahlah, aku sebenarnya tidak percaya dengan omong
kosong gelandangan tua ini, tapi aku merasa sangat bosan,
jadi aku memutuskan untuk ikut bermain. Aku berusaha
sekuat tenaga menjawab dengan ‘ya bos, maaf bos' tapi
orang gila itu malah mendecak dan menembakkan
senjatanya ke tempat sampah terdekat dan tiba-tiba benda
itu terpecah belah menjadi partikel.
"Lihat, brengsek? Ayolah, kita berdua tidak ingin satu sama
lain mati, jadi ayo kita pergi ke pub lokal dan
ngobrol." Ujarnya.
.
.
Saat aku semakin hancur daripada yang kuakui, keparat ini
memberitahuku bahwa Jack lah yang mengirimnya. kau
tidak tahu seberapa dekat aku untuk membunuhnya saat itu
juga, tetapi apa gunanya membunuhnya? Sebaiknya ikut
bermain dan berharap dia membawaku ke di abu-abu itu,
bukan?
Kemudian, Keparat ini memberitahuku bahwa si abu-abu itu
ingin aku berhenti membunuh para seeker, dan
menyerahkan Goodamned Good Sword padanya.
Aku tersenyum, ah! Jadi alasan kenapa dia tidak
menembakku tadi, adalah karena pedangku sedang tidak
aku keluarkan, dengan kata lain, jika aku mati, pedang itu
tidak bisa dia rampas.
Tentu saja, aku membalas dengan ‘go fu$k yourself’ dan
melanjutkan hariku. Dia adalah negosiator yang bodoh.
Maksudku? Orang mana yang mau menerima tawaran
seperti itu?
Tentu, tuan figuran ini, yang bahkan aku tidak mau tau siapa
namanya, pada akhirnya tetap tidak mau menyerah begitu
saja. Dia bahkan mengatakan bahwa penolakan ini akan
berakibat buruk. Menegaskan bahwa Jack akan mengirim
dua kroninya lagi untuk mengejarku. Salah satunya, katanya,
akan mampu menghancurkan jiwaku dengan sebuah kata.
Dan yang satu lagi, ketika kukatakan padanya aku tidak
benar-benar bisa mati, dia hanya tertawa.
"Aku tidak akan khawatir tentang kematian, brengsek. Jika
kau bertemu Whitehall, kematian akan menjadi hal terakhir
yang ada di pikiranmu. Tentu kau tidak bisa mati jika kau
tidak pernah dilahirkan, bukan?" ujarnya sombong.
Aku ragu The Pure One ataupun si Malaikat lemari jam akan
membiarkan hal seperti itu terjadi padaku, tapi lagi-lagi,
karena pikiranku yang sudah disusupi Obyek, aku tidak
terlalu yakin apakah mereka masih ada dipihakku.
Memang, the Goddamned Good Sword masih bisa kugunakan,
dan gereja masih menyambutku baik, namun, itu tidak
membuktikan apapun. Aku tidak bisa secara langsung
berkomunikasi dengan kedua entitas itu pada akhirnya.
Tapi semua itu tidak terlalu penting, sejauh yang aku tahu.
Saat aku kembali ke ke bajing$n keji ini dan bertanya kenapa
dia bekerja untuk si Jack Blank, Dia bilang padaku, kalau
semisal aku bisa mengalahkan semua kemustahilan dan
membunuh Jack, dia akan ada di sana untuk menendang
mayat si abu-abu itu sendiri saat aku selesai dengannya.
.
Tsk, entah dia bermuka dua, atau dia terlalu percaya diri
bahwa aku tidak bisa menang melawan Jack.
0o0
PART 11 : Lucas [END]
Aku berlari menembus malam. Kedua tanganku sudah lemas
dan tidak bisa digerakkan lagi. Sial, si Jack Blank itu. Dia
memotong kedua tanganku dan merubah mereka menjadi
abu-abu dan sekarang, keduanya tidak bisa pulih.
Yah, penyerangan itu gagal dan kini giliran aku yang diburu.
Tentu saja, karena si keparat itu curang! Siapa sangka, dia
dengan sengaja menimbun obyek selama ini, dengan satu-
satunya tujuan, adalah menggunakannya untuk melawanku.
46 obyek, lebih tepatnya. Aku bahkan sangat yakin, salah
satu dari obyek itu memiliki kekuatan untuk menangkal
Quintessence. Secara, otakku, atau obyek 523, benar-benar
tidak bisa digunakan.
Rupanya, adalah strategi yang salah ketika aku
membiarkannya bebas terlalu lama. Di waktu semenjak
terakhir aku bertemu dengannya, dia benar-benar
melakukan speedrun untuk obyek-obyek itu.
Fu$k.. fu$k!!
Beberapa waktu yang lalu, aku berhasil membunuh Filth dan
Whitehall. Kedua kroni nya yang sempat mengincarku lebih
dahulu. Itu adalah pertarungan yang sulit namun pada
akhirnya, aku berhasil menang (berkat bantuan obyek) .
Kemudian, dengan beberapa informasi yang kudapat dari
mereka, aku akhirnya mendatangi Jack dengan sendirinya.
Padahal rupanya, dia sudah mempersiapkan diri dan benar-
benar sudah menungguku.
Itu jebakan, dan aku masuk langsung kedalamnya.
Sekarang, karena rencana cadangan tidak tersedia,
sementara buruan berubah menjadi pemburu, yang bisa
kulakukan adalah lari. Lari sejauh mungkin menembus
hutan agar aku bisa menjauh. Tentu sembari berlari, aku
mencoba sebisa mungkin mencari cara untuk bunuh diri,
agar aku bisa respawn ke gereja terdekat. Yah, itu harus
bunuh diri fatal, agar aku langsung mati dan bukannya
lukaku sembuh dengan sendirinya. Ah, sial.
Metode bundir apapun sangat sulit dicapai, ketika kedua
tanganmu tidak bisa lagi digunakan.
Sayang, ketika aku melompati semak-semak, kedua kakiku
tertembak oleh salah satu Obyek Jack.
BANG!
Itu adalah pistol The Holder of Numbness
Aku berguling terjatuh. Kulihat kedua kakiku sudah hancur
berkeping-keping. Aku segera mendekat ke pohon dan
bersandar dibatangnya. Kulihat, si abu-abu itu mendekat.
Aku terengah-engah. Hah, bagaimana bisa si bedebah ini
tidak mendapat efek samping setelah menembakkan Obyek
itu?
.
“Kau tidak sekuat terakhir kali kita bertemu..” Ujar si
keparat itu.
Tsk, jujur. Mendengarkan ceramahnya adalah hal terakhir
yang ingin aku dengar sekarang. Kalau mau bunuh, bunuh
saja! Pastikan aku tidak respawn kembali! Jangan berikan
aku omong kosong seperti ceramah penjahat sebelum
protagonis dibunuh atau semacamnya!
Aku menatapnya, dan kemudian, aku reflek mengomentari
penampilannya “Kau bajing$n tua. Wajahmu memang benar-
benar jelek.”
Dia hanya tersenyum. Senyumannya, sangat disturbing.
“Aku sempat berniat ingin membawamu ke Yellow Road,
namun nampaknya, itu tidak perlu.”
“...”
“Kekuatanmu sangat menarik. Terakhir kali kuingat, kau
memiliki kekebalan pada taraf tertentu terhadap kekuatan
obyek. Namun sekarang, semua itu hilang. Disisi lain, aku
bisa merasakan obyek 523 dikepalamu.” Ujar Jack.
“...”
“Kenapa kau mengambil keputusan yang bodoh, dengan
menukar ‘imunitas’ mu dengan satu obyek, yang bahkan
tidak bisa membantumu?” tanya Jack.
Aku masih terengah-engah. Darah keluar dari kedua kakiku
yang buntung dan pangkalnya tidak bisa
sembuh. Healing factor masih berjalan, namun itu sangat
lambat.
Yah, entah kenapa, ucapannya sangat masuk akal.
Memoriku kembali mengingat kepada hari dimana aku
bertemu dengan ‘malaikat lemari jam’. Tentang bagaimana
di perjanjianku dengannya, aku harus melepas semua
kelekatan dengan obyek, agar kau bisa ‘suci’.
Mungkin, hanya mungkin, bahwa hanya dalam keadaan suci
“tanpa obyek”, aku bisa memiliki kekebalan terhadap
kekuatan mereka—dan itu menjelaskan kenapa aku bisa
selalu mendominasi setiap pertarunganku melawan Seekers.
“Tsk, bedebah.. sekarang semuanya masuk akal... benar-
benar masuk akal.” Balasku.
Tentu, karena aku melanggar perjanjian itu, dengan
menerima obyek The Holder of Quintessence, previlege itu
hilang dan seluruh efek dari obyek yang menyerang kini bisa
mempengaruhiku secara sempurna. Itu jelas
mengkonfirmasi kenapa antek-antek Jack bisa secara efektif
menyerangku kemarin dengan obyek mereka—walaupun
aku tetap menang pada akhirnya karena aku bisa
memprediksi gerakan mereka menggunakan obyek
Quintessence.
Tentu, hari ini berbeda cerita, karena kekuatan obyek itu
mati dihadapan si abu-abu ini.
Oke, The Pure One atau apalah diatas sana, aku tidak punya
pilihan, mengerti? Holder of Quintessence membiusku dan
melakukan operasi ketika aku tidak sadar! Aku tidak bisa
membela diri dikala itu dan bahkan, dalam aturan manusia,
itu disebut malprakter dan itu ilegal!!
Jack masih menatapku dengan intrik. Dia kemudian malah
mengulurkan tangan seperti seorang pengemis.
”Pedangnya.” Pintanya. Dia jelas masih
menginginkan Goddamned Good Sword.
Aku mendengus. Persetan, kau kira aku akan memberikan
pedangku hanya karena aku kalah?!
“Hah, sebaiknya... kau cari benda lain untuk menusuk
pantatmu sendiri... karena aku tidak akan memberikan
pedang itu kepadamu.” Balasku ketus. Rasa sakit di sekujur
tubuhku sudah sangat tidak tertahankan.
Kulihat Jack menarik kembali tangannya.
Yah, ini sudah berakhir. Aku tidak tau trik apa yang akan dia
gunakan untuk menyiksa atau melenyapkanku, namun
dengan kondisiku yang seperti ini, sudah tidak mungkin lagi
bagiku untuk kabur. Sudah merupakan logika dasar bahwa
seseorang yang tidak lagi memiliki kedua tangan dan kaki,
tidak lagi bisa melawan.
Kemudian, kulihat dia mengeluarkan buku catatan.
Detik berikutnya, dia memberikanku alasan kenapa aku
harus menyerahkan pedangku. Entah kenapa, dia sangat
persuasif dan seluruh perkataannya masuk akal.
Aku kemudian dengan sukarela memberikan pedangku itu.
Jack tersenyum lagi. Dia mengangkat Goddamned Good
Sword tinggi-tinggi. Menoleh kepadaku, dia kemudian
kembali berucap.
“Aku akan membunuhmu, namun sebelum itu, aku akan
membawamu dan menyiksamu. Karena itu pasti akan
menyenangkan.” Ujar Jack.
Aku hanya bisa mentaapnya dengan pandangan pilu.
Yah, ini kurang lebih adalah akhir dari kisahku.
$hit, fu$k.
.
.
.
.
.
Epilogue.
Gah!
Aku terbangun dan langsung memegangi leherku. Ketika aku
sudah tidak lagi merasakan sakit di sekujur tubuhku, aku
pun belutut dan menangis.
3 tahun. Itulah waktu dimana si abu-abu itu tidak
membiarkanku mati. Betapa waktu yang panjang untuk
disiksa, dilecehkan, dan benar-benar dijadikan sehina-
hinanya.
Aku menoleh ke tanganku yang gemetar. Sial, tangan ini,
kaki ini, sudah lama semenjak aku terakhir kali melihatnya.
“Lucas.”
Aku tidak menoleh, karena aku masih sibuk dengan gejolak
perasaan yang bercampur aduk setelah kebebasan. Aku pikir,
segala hal tentang si “Jack Empty” itu, sekarang hanya
menyisakan rasa takut saja di benakku. Amarah, perasaan
ingin balas dendam, semua sudah hilang.
“Saint Lucas!”
Baru setelah panggilan yang kedua itu, aku baru menoleh.
Didepanku, kulihat sang ‘malaikat lemari jam’ tengah berdiri.
Ah, benar juga. Si Jack itu, menusuk leherku
dengan Goddamned Good Sword milikku, dan itulah kenapa,
aku akan berakhir disini.
Kulihat ‘malaikat lemari jam’ hendak berbicara lagi sebelum
sosok lain mencegahnya.
Disitualah ketika aku melihatnya. Seluruh tubuhku
merinding, dan eksistensial krisis langsung menghantam.
Perasaan menjijikan ketika aku terakhir kali mendengarkan
‘terompet ilahi’ kini terjadi lagi.
Perasaan ingin berlutut, tersenyum, dan memuja.
Perbedannya adalah, kali ini didasari oleh penglihatan,
bukan pendengaran.
Tentu saja. Setelah semua urusanku dengan dunia selesai,
hal yang tersisa sekarang hanya tinggal hari penghakiman.
“The Pure One." Ujarku kepadanya.
End.
.

Catatan admin : Apakah sosok yang ditemui Lucas ini


adalah sosok yang ada di holder of dieties?
Kalau yang itu.. Gak ada penjelasannya, tidak ada penjelasan
juga apakah Pedang Cahaya nya ini Obyek, Item, atau
sesuatu yang lain. Yang jelas, dilihat dari 'doktrin' the pure
one untuk membasmi Seeker, kayaknya, dia adalah semacam
'kekuatan' yang berseberangan dengan Holders dan Objects.
Walaupun admin tidak tau dimana letak kepentingannya
dalam kemelut Holder-Seeker yang ada di universe ini.

Selain itu jack sudah pakai pistol yang katanya cuma bisa
dipakai sekali seumur hidup itu kok malah masih sehat-
sehat saja?

Kalau itu mungkin tergantung target. Misalnya kalau si


penembak menargetkan 'tanah' maka mungkin saja akan
menyebabkan bencana kelas nasional. Tetapi karena si
penembak pada cerita ini menargetkan kaki Lucas maka itu
saja yang hancur.

Dan yang terakhir, Kualitas terbaik dari seorang Seeker itu


bukanlah kekuatan, daya pikir, atau bahkan bakat. Tetapi ke
'absurd-an' mereka. Lagipula sudah disinggung berkali-kali
dalam 538 juga dalam Legion Object bahwa kuat, cerdas, dan
bakat saja tidaklah cukup untuk melakukan pencarian.
Tetapi kualitas yang harus dimiliki adalah tidak bisa dibaca
atau diperkirakan. Lucas sombong sehingga tidak berasumsi
bahwa Seeker 'veteran' seperti Jack memiliki kemungkinan
mendapatkan puluhan objek dalam waktu yang singkat
alhasil dia pun kalah. Dia lupa kalau dia dulu juga Seeker dan
Seeker tidak perlu alasan untuk bertindak.

Plus, Lucas ini juga kayaknya gak cocok diberi kekuatan suci,
masa iya uang kotak amal gereja dibuat ke klub malam sama
mabuk.
Oh iya, ini cerita adalah spinoff dari Serial The Holders Series

o0o

Anda mungkin juga menyukai