Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TENTANG PERMAINAN TRADISIONAL

KELOMPOK 3 NAMA ANGGOTA KELOMPOK :


KELAS : VII 2 1. M.DELPIS PUTRA PRATAMA
2. JIHAN BILA FARZANA
3. ATHIFA NADIRA PUTRI
4. M.AGUS KURNIAWAN
DISUSUN OLEH : 5. FIONA NAIRAH FARIDAH
M. DELPIS PUTRA PRATAMA 6. PUTRA PLAMBOYAN SAINT

DINAS PENDIDIKAN KOTA PALEMBANG


SMP NEGERI 17 PALEMBANG
TAHUN 2022

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….ii


Kata Penghantar ………………………………………………………………………....iii
BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………….………………………….1
1.1. Latar Belakang ……………………….
………………………………………………1
1.2. Rumusan Masalah
……………………………………………………………………1
1.3. Tujuan ……….
……………………………………………………………………….1
BAB II
MATERI PERMAINAN …………………..……………………………………………2
2.1. Congklal ……………………………………………………………….……………..2
2.1.1. Sejarah Congklak ……………………………………………………….….2
2.1.2. Petunjuk Permainan ……………………………………………….……….2
2.2. Dakocan ……………………………………………………………………….……..3
2.2.1. Sejarah Permainan Dakocan …………………………………………..…..3
2.2.2. Petunjuk Permainan……………………………………………………..….3
2.3. Ular Tangga ……………………………………………………………………….…4
2.3.1. Sejarah Permainan Ular Tangga …………………………………………...4
2.3.2. Petunjuk Permainan………………………………………………………...4
2.4. Yoyo ………………………………………………………………………..………..5
2.4.1. Sejarah Permainan Yoyo………. …………………………………...……..6
2.4.2. Petunjuk Permainan…………………………………………………..……6
2.5. Yeye ……………………………………………………………………………..…..6
2.5.1. Sejarah Permainan Ular Yeye …..……………………………………..…..6
2.5.2. Petunjuk Permainan……………………………………………….……..…7
2.6. Bola Bekel ………………………………………………………………….………..7
2.6.1. Sejarah Permainan Bola Bekel…. ……………………………….………...7
2.6.2. Petunjuk Permainan…………………………………………..……………7
2.7. Poster …………………………………………………………………….….……….8
2.7.1. Sejarah Permainan Poster ……… …………………………………..……..8
2.7.2. Petunjuk Permainan…………………………………………………..….…8
2.8. Kapur Warna …………………………………………………………………………8
2.8.1. Sejarah Permainan Kapur Warna ………………………………………….8
2.8.2. Petunjuk Permainan……………………………………………...…………8
2.9. Kelereng ……………………………………………………………………...………8
2.9.1. Sejarah Permainan Kelereng ….. ……………………………………...…..9
2.9.2. Petunjuk Permainan……………………………………………………..…9
BAB III
PENUTUP ……………………………………………………………………………...11

ii
KATA PENGHANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. Yang maha pemberi nikmat sehat dan
kecerdasan, karena berkat dan rahmatnya saya bisa menyelesaikan makalah ini

Melalui Makalah ini saya berharap dapat membantu pembaca dalam mengetahui
ragam permainan lokal serta dapat menjadikan permainan-permanainan tradisional ini
untuk dapat dilestarikan.

Saya mohon maaf bila dalam penulisan terdapat hal-hal yang kurang berkenan.
Akhir kata, segala kritik dan saran dari pembaca akan saya terima untuk evaluasi
selanjutnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua

Palembang, 26 September 2022


Penulis,

M. Delpis Putra Pratama

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Permainan Tradisional atau Permainan Jaman Dulu (Jadul) merupakan permainan


yang dimainkan oleh beberapa kalangan baik anak-anak, remaja maupun dewasa,
permainan ini dirangkum dalam satu makalah.

1.2. Rumusan Masalah

Beriring dengan meningkatkan era Teknologi 4.0 yang pada saat ini anak-anak,
remaja maupun dewasa telah mulai melupakan permainan-permainan tradisional.

1.3. Tujuan

Melestarikan kembali budaya-budaya permainan anak zaman dulu yang lebih


sehat dan meningkatkan kekompakan dalam bersosial maupun bermasyarakat,
dan menurunkan angka ketergantungan terhadap Gadget (HP,Komputer dll)

1
BAB II
MATERI PERMAINAN

2.1. Congklal
Congklak adalah permainan tradisional kuno di Indonesia. Congklak dikenal
dengan berbagai sebutan nama. Congklak sendiri merupakan sebutan yang berkembang
untuk permainan tradisional ini di Sumatera. Di Jawa, permainan itu familiar dengan
sebutan dhakon. Adapun di Lampung, permainan tersebut populer dengan istilah
dentuman lamban. Sedangkan di Sulawesi, permainan disebut Maggaleceng. Permainan
congklak dapat dimainkan laki-laki atau perempuan. Namun umumnya, permainan
congklak dimainkan oleh perempuan, terutama anak-anak yang berusia 6 sampai 12
tahun.

2.1.1. Sejarah Congklak


Congklak telah lama berkembang di asia, khususnya kawasan melayu, menurut
sejarah, congklak masuk pertama kali yaitu dibawah oleh orang arab yang dating
berdagang dan berdakwah.Para Arkeologi percaya bahwa congklak berasal dari daerah
timur tengah hingga ke afrika. Lebih lanjut, para ahli mempercayai bahwa congklak
adalah permainan tertua.

2.1.2. Petunjuk Permainan


Tata Cara Permainan Congklak Congklak dimainkan oleh dua orang yang saling
berhadapan menggunakan papan yang terbuat dari kayu atau plastik. Ukuran papan
kurang lebih 40 - 50 sentimeter. Papan tersebut berisi 14 lubang kecil yang saling
berhadapan dan lubang besar di kedua sisi (kanan dan kiri). Masing-masing permainan
dibagi tujuh lubang dan satu lubang besar. Setiap lubang kecil di isi 5-7 biji kerang atau

2
sawo, sedangkan lubang besar dibiarkan kosong. Lubang besar dianggap sebagai gudang
penyimpanan pemainan. Cara bermainnya adalah dua orang pemain ini secara bergantian
untuk memilih satu lubang kecil miliknya. Kemudian, biji pada lubang tersebut
dipindahkan satu per satu ke lubang lain searah jarum jam, sampai biji dalam genggaman
habis. Permainan akan berakhir saat biji di semua lubang kecil kosong dan berpindah ke
lubang besar. Pemenangnya adalah ditentukan dari jumlah biji terbanyak di lubang besar
masing-masing pemain.

2.2. Dakocan

Permainan berasal dari kata main. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata
main berarti melakukan sesuatu untuk menyenangkan hati atau melakukan perbuatan
untuk bersenang-senang baik menggunakan alat tertentu atau tidak menggunakan alat.
Menurut Smith dalam Moyles yang dikutip Rumanda, permainan yang paling baik ialah
permainan yang memberikan kontribusi pada anak dalam belajar konsep dan aktivitas
yang nyata.

2.2.1. Sejarah Permainan Dakocan

Pada tahun 1980-an, wilayah Sumatera Selatan diserbu dengan permainan anak-
anak berupa Dakocan. Hampir semua anak pada masa itu mengantongi Dakocan ke
manapun dia pergi. Dakocan ini dapat dimainkan secara sendiri-sendiri atau secara
berkelompok. Jarak tempuh dari kota ke kota lain membuat perjalanan sangat
membosankan tanpa ada permainan yang dimainkan. Kalau di mobil, main Dakocan
sambil berimajinasi dengan cerita-cerita tentang hewan dan tumbuhan.

2.2.2. Petunjuk Permainan

Dakocan adalah sebuah alat permainan yang berbahan plastik dan memiliki berbagai
bentuk yang menarik. Permainan ini biasanya dimainkan oleh 2–6 orang. Cara
bermainnya ialah dengan meletakkan dakocan masing–masing di atas lantai bidang datar
dan disusun berjejer, masing–masing peserta biasanya memiliki dakocan penyerang yang
digunakan untuk menjatuhkan dakocan lawan, biasanya dakocan penyerang ini memiliki
bentuk yang agak besar dan tebal. Cara

3
menjatuhkan dakocan lawan ialah dakocan penyerang ditahan dengan jari kiri, lalu
dibidik, diarahkan, dan dijentikkan ke dakocan lawan. Dakocan lawan yang berhasil kita
jatuhkan ada poinnya.

Peserta yang berhasil mengumpulkan Dakocan terbanyak dialah pemenangnya. Dari


bermain Dakocan ini, tanpa kita sadari ternyata dapat mengasah kemampuan
berhitung.29 Permainan ini banyak disukai anak-anak, baik laki laki maupun perempuan.
Biasanya Dakocan dimainkan oleh dua orang atau lebih. Permainan dimulai dengan
suitan (suit) yang dilakukan oleh semua pemain, yang menang boleh memainkan
permainan lebih dulu. Setelah selesai permainan masing-masing anak menghitung jumlah
yang didapat dan menyebutkan jumlahnya. Permainan Dakocan dibagi lagi menjadi
beberapa jenis, yaitu selentikan, dan tebakan.

2.3. Ular Tangga

Permainan Ular Tangga saat ini dianggap klasik, dan dicintai oleh anak-anak dari
seluruh dunia. Sementara permainan ini dikenal kebanyakan orang, namun asal-usulnya
kurang terkenal. Faktanya, permainan Ular Tangga adalah penemuan India kuno, dan
tidak dimainkan hanya untuk hiburan, tetapi juga memiliki dimensi filosofis.

2.3.1. Sejarah Permainan Ular Tangga


Dikutip Ancient Origins, permainan Ular Tangga dikenal sebagai Gyan
Chaupar yang artinya permainan pengetahuan. Permainan ini sudah dimainkan di India
pada awal abad ke-2 Masehi. Permainan ini pertama kali diperkenalkan oleh
Dnyaneshwar atau dikenal juga sebagai Dnyandev, seorang santo Marathi yang hidup
pada abad ke-13 Masehi. Permainan papan dadu ini menjadi populer di kalangan anak-
anak India kuno.

4
2.3.2. Petunjuk Permainan
Untuk dapat memainkan ini, Anda perlu beberapa teman. Setidaknya satu teman.
Karena, permainan ini baru bisa dimainkan dengan minimal dua orang.

Permainan baru bisa dimulai jika salah satu pemain berhasil mengeluarkan dua
dadu bermata 6 bersamaan. Jika salah satu dadu tidak bermata 6, ia harus menunggu
hingga kedua dadunya bermata 6. Setelah berhasil mendapatkan “boarding pass”, baru
lah Anda bisa mengocok dadu lagi sebagai langkah awal.

Dalam permainan, Anda diwakilkan oleh bidak. Bidak tersebutlah yang nantinya
akan melaju pada kotak-kotak permainan. Bidak itu juga lah yang akan naik atau turun.
Siapa yang bisa mencapai angka 100 lebih dulu, ia adalah pemenangnya.

2.4. Permainan Yoyo


Yoyo adalah sebuah alat permainan yang terdiri dari 2 bagian lempengan yang
berbentuk bundar kecil. Kedua buah lempengan bundar ini saling menempel dengan
sebuah celah sempit di antaranya. Pada celah sempit di tengah yang menghubungkan dua
lempengan ini diikat dengan seutas tali. Tali ini biasanya sepanjang sekitar 1 meter dan di
ujung satunya biasanya dikaitkan ke jari tangan.

2.4.1. Sejarah Permainan Yoyo


Sejarah permainan tradisional Yoyo bermula pada sebuah catatan sejarah di
sekitar Yunani. Pada saat itu diyakini dalam sejarahnya Yoyo terbuat dari kayu, logam,
atau gerabah. 
Sebuah bukti sejarah Yoyo, yaitu telah ditemukannya sebuah Yoyo yang terbuat
dari gerabah (semacam keramik) yang merupakan peninggalan sejarah dari sekitar 500
5
tahun sebelum masehi. Pada masa itu dipercaya bahwa mainan dari lempengan gerabah
ini merupakan sebuah mainan anak yang digunakan pada sebuah upacara keagamaan
tertentu. Pada upacara ini Yoyo dari gerabah akan dipersembahkan oleh seorang anak
kepada dewa, sebagai simbol bahwa anak tersebut telah mencapai usia kedewasaan.

2.4.2. Petunjuk Permainan


Permainan tradisional Yoyo sebenarnya sangat mudah untuk dimainkan, bahkan
oleh anak-anak sekalipun. Hanya saja bagi yang belum pernah memainkannya pasti akan
sedikit mengalami kesulitan. Tapi hanya dengan beberapa kali latihan percobaan saja
pasti sudah bisa bermain. 
2.5. Permainan Yeye
Lompat tali termasuk ke dalam permainan tradisional yang terbuat dari karet
gelang yang digabungkan dan disusun panjang. Yeye memang identik dengan kaum
perempuan, namun terkadang ada juga anak laki-laki yang ingin ikut bermain.

2.5.1. Sejarah Permainan Ular Yeye


Tidak ada yang mengetahui secara pasti kapan dan dari mana permainan ini
berasal. Namun, permainan lompat tali sudah muncul sejak Belanda menjajah
Indonesia, awalnya permainan ini dimainkan oleh anak-anak Belanda yang ada di
Indonesia.

Tetapi, ada pula yang mengatakan bahwa asal permainan lompat tali dari benua
Eropa yang kemudian menyebar ke benua-benua lainnya termasuk di benua Asia
Tenggara yakni tepatnya di Indonesia.

6
Di Indonesia sendiri permainan ini banyak dijumpai di berbagai daerah namun
dengan nama yang berbeda-beda. Misalnya seperti, nama Yeye, Tali Merdeka,
Lompatan, Lompat Tali, dan lain-lain.

2.5.2. Petunjuk Permainan


Inti dari permainan lompat tali ini adalah melompat tali karet yang tersimpul.
Penamaan pada permainan ini pun ada kaitannya dengan tingkah laku atau perbuatan
yang dilakukan oleh pemain itu sendiri, khususnya pada lompatan terakhir. Pada
lompatan terakhir, biasanya tali karet akan direnggangkan oleh pemegangnya setinggi
kepalan tangan yang diacungkan ke udara oleh pemagang karet.

Kepalan tersebut dikaitkan dengan apa yang dilakukan oleh para pejuang ketika
tengah mengucapkan kata “merdeka”. Maka dari itu ada yang memberi nama dengan
sebutan “Tali Merdeka”, karena gerakan tangan yang menyerupai simbol kemerdekaan
itulah yang kemudian dijadikan sebagai nama permainan yang bersangkutan.

2.6. Bola Bekel


Permainan bola bekel adalah permainan tradisional sederhana tapi sarat makna
yang melatih motorik, menumbuhkan jiwa sportifitas dan melatih bergaul secara sosial.
Menjadikan anak terlatih untuk berpikir strategis, tangkas, jeli dan jujur.

2.6.1. Sejarah Permainan Bola Bekel


Permainan tradisional bola bekel ini konon disebut-sebut dibawa oleh orang-
orang Belanda di Hindia Belanda atau Indonesia. kata bekel sendiri berasal dari bahasa
Belanda bikkelspel atau bikkelen. Kedua kata tersebut berarti membanting tulang. Tentu
saja maksud dari nama itu bukan dalam arti yang sesungguhnya. Karena permainan ini
memang sama sekali tidak menggunakan tulang. Tapi membanting anak biji bekel
mungkin ada benarnya.

7
2.6.2. Petunjuk Permainan
Memainkan bola bekel ini memang sangat mudah. Bekel dimulai dengan
melambungkan bola karet ke udara sambil menyebarkan biji bekel ke lantai. Setelah bola
memantul ke lantai, bola tersebut harus ditangkap tangan. Bola kembali dilambungkan
dan pemain mulai memunguti atau mengambil satu persatu biji bekel. Bila biji bekel
sudah ada ditangan, bola kembali dilambungkan untuk mengambil seluruh biji bekel
yang masih ada di lantai

2.7. Poster / Geplakan


Permainan kartu bergambar ini umumnya dimainkan oleh anak laki-laki. Adapun
kartu yang digunakan biasanya kartu dengan berbagai gambar tokoh kartun yang
berwarna warni. Sedangkan sisi lainnya atau dibalik gambar yang berwarna warni
tersebut biasanya bergambar rambu-rambu lalu lintas atau bisa juga kosong. Selain tokoh
kartun biasanya ada juga kartu gambar yang bergambar tokoh-tokoh film serial,
pokoknya tokoh-tokoh film serial yang lagi ngetren pada saat itu. Dan biasanya kartu
gambarnya masih berbentuk satu helai (selembar) gambar yang terdiri dari beberapa
gambar biasanya bisa sampai 50 buah gambar. Kemudian kartu gambar tersebut
digunting satu persatu.

2.7.1. Sejarah Permainan Poster


Dimulai sejak tahun 90an pada anak-anak Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Pertama dan Ke Atas.

2.7.2. Petunjuk Permainan


Cara bermainnya sangat mudah, kartu diletakan ditelapak tangan dengan gambar
menghadap ke depan. Kemudian telapak tangan dengan gambar tersebut diadu dengan
gambar yang ada ditelapak tangan lawan. Jadi mirip dengan tos atau jos lah. Kemudian
aduan telapak tangan dilepaskan hingga kartu tersebut jatuh dengan sendirinya.

2.8. Kapur Warna

2.8.1. Sejarah Permainan Kapur Warna

2.8.2. Petunjuk Permainan

2.9. Kelereng
permainan dengan benda bulat kecil dari kaca atau marmer yang biasa Anda
“sentil-sentil” untuk diarahkan ke benda yang sama milik lawan, apa biasa kalian
menamainya? Gundu? Kelereng? Atau nékeran?

8
2.9.1. Sejarah Permainan Kelereng

Permainan ini mulai populer di Eropa, Amerika dan tentunya Asia di abad ke-16
sampai 19. Tapi tahukah Anda dari mana permainan ini awalnya berasal?

Ternyata dari berbagai penelusuran sejarah, permainan ini awalnya berasal dari
peradaban Mesir Kuno sejak tahun 3000 Sebelum Masehi (SM). Di Mesir, kelereng
terbuat dari tanah liat atau batu.

Sementara kelereng tertua dunia yang saat ini masih eksis, berasal dari Pulau Kreta dari
tahun 2000-1700 SM dan kini dikoleksi The British Museum di London, Inggris.

Kalau kelereng yang biasa kita mainkan sekarang dan terbuat dari kaca, baru
dikembangkan di pertengahan abad ke-19. Tepatnya di tahun 1864 dan dibuatnya di
Jerman dengan beragam warna mirip permen.

2.9.2. Petunjuk Permainan

Petanque dimainkan oleh dua regu yang beranggotakan sedikitnya 1 orang di tiap-
tiap regunya. Bola yang digunakan dalam permainan ini terdiri dari dua bola yakni, bola
induk (master), terbuat dari kayu jati berdiamter 25 sampai 35 mm, popular dengan
sebutan le choconnet. Sedangkan bola lainnya, boleh disebut sebagai “roh” permainan
yakni bola yang terbuat dari besi, dengan berat 600-800 gram, dan diameternya antara
70-80 mm, sering dinamakan les boules.
Apabila dalam satu regunya terdiri dari 3 orang maka tiap-tiap pemain akan mendapatkan
dua bola besi. Namun apabila hanya terdapat satu atau dua orang saja, tiap pemain
masing-masing akan mendapat tiga bola besi. Jarak cochonnet dari titik lempar bola
antara 6-10 m. Ukuran resmi lapangan permainan ini yakni 15 x 4 m.
Nah, sekarang bagaimana cara bermainnya? Sangat mudah sekali. Bola cochonnet
9
dilempar untuk menentukan target. Kemudian kedua grup melakukan undian untuk
menentukan siapa yang berhak melemparkan bola terlebih dahulu sampai mendekati
cochonnet.
Jika A yang menang undian, maka regu A yang melemparkan bola yang diarahkan
dengan tujuan mendekati arah cochonnet. Setelah itu, disusul dengan regu B. regu A lagi.
Begitu selanjutnya.

10
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Menurut dari informasi serta data yang sudah dijelaskan diatas disimpulkan jika
permainan tradisional Indonesia sangat beragam dan unik.

Tindakan itu mencangkup berbagai aspek, mulai dari menghidangkan aktivitas yang
sehat Adanya pengawasan dari guru maupun orang tua siswa juga penting sekali supaya
bisa menangani faktor keselamatan anak.

2. Saran

Supaya untuk dapat dilestarikan kembali ke generasi-generasi Milenials dan


Generasi Z, karena ini juga termasuk dalam asset budaya Indonesia yang perlu di
lestarikan.

11

Anda mungkin juga menyukai