i
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGHANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt. Yang maha pemberi nikmat sehat dan
kecerdasan, karena berkat dan rahmatnya saya bisa menyelesaikan makalah ini
Melalui Makalah ini saya berharap dapat membantu pembaca dalam mengetahui
ragam permainan lokal serta dapat menjadikan permainan-permanainan tradisional ini
untuk dapat dilestarikan.
Saya mohon maaf bila dalam penulisan terdapat hal-hal yang kurang berkenan.
Akhir kata, segala kritik dan saran dari pembaca akan saya terima untuk evaluasi
selanjutnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Beriring dengan meningkatkan era Teknologi 4.0 yang pada saat ini anak-anak,
remaja maupun dewasa telah mulai melupakan permainan-permainan tradisional.
1.3. Tujuan
1
BAB II
MATERI PERMAINAN
2.1. Congklal
Congklak adalah permainan tradisional kuno di Indonesia. Congklak dikenal
dengan berbagai sebutan nama. Congklak sendiri merupakan sebutan yang berkembang
untuk permainan tradisional ini di Sumatera. Di Jawa, permainan itu familiar dengan
sebutan dhakon. Adapun di Lampung, permainan tersebut populer dengan istilah
dentuman lamban. Sedangkan di Sulawesi, permainan disebut Maggaleceng. Permainan
congklak dapat dimainkan laki-laki atau perempuan. Namun umumnya, permainan
congklak dimainkan oleh perempuan, terutama anak-anak yang berusia 6 sampai 12
tahun.
2
sawo, sedangkan lubang besar dibiarkan kosong. Lubang besar dianggap sebagai gudang
penyimpanan pemainan. Cara bermainnya adalah dua orang pemain ini secara bergantian
untuk memilih satu lubang kecil miliknya. Kemudian, biji pada lubang tersebut
dipindahkan satu per satu ke lubang lain searah jarum jam, sampai biji dalam genggaman
habis. Permainan akan berakhir saat biji di semua lubang kecil kosong dan berpindah ke
lubang besar. Pemenangnya adalah ditentukan dari jumlah biji terbanyak di lubang besar
masing-masing pemain.
2.2. Dakocan
Permainan berasal dari kata main. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata
main berarti melakukan sesuatu untuk menyenangkan hati atau melakukan perbuatan
untuk bersenang-senang baik menggunakan alat tertentu atau tidak menggunakan alat.
Menurut Smith dalam Moyles yang dikutip Rumanda, permainan yang paling baik ialah
permainan yang memberikan kontribusi pada anak dalam belajar konsep dan aktivitas
yang nyata.
Pada tahun 1980-an, wilayah Sumatera Selatan diserbu dengan permainan anak-
anak berupa Dakocan. Hampir semua anak pada masa itu mengantongi Dakocan ke
manapun dia pergi. Dakocan ini dapat dimainkan secara sendiri-sendiri atau secara
berkelompok. Jarak tempuh dari kota ke kota lain membuat perjalanan sangat
membosankan tanpa ada permainan yang dimainkan. Kalau di mobil, main Dakocan
sambil berimajinasi dengan cerita-cerita tentang hewan dan tumbuhan.
Dakocan adalah sebuah alat permainan yang berbahan plastik dan memiliki berbagai
bentuk yang menarik. Permainan ini biasanya dimainkan oleh 2–6 orang. Cara
bermainnya ialah dengan meletakkan dakocan masing–masing di atas lantai bidang datar
dan disusun berjejer, masing–masing peserta biasanya memiliki dakocan penyerang yang
digunakan untuk menjatuhkan dakocan lawan, biasanya dakocan penyerang ini memiliki
bentuk yang agak besar dan tebal. Cara
3
menjatuhkan dakocan lawan ialah dakocan penyerang ditahan dengan jari kiri, lalu
dibidik, diarahkan, dan dijentikkan ke dakocan lawan. Dakocan lawan yang berhasil kita
jatuhkan ada poinnya.
Permainan Ular Tangga saat ini dianggap klasik, dan dicintai oleh anak-anak dari
seluruh dunia. Sementara permainan ini dikenal kebanyakan orang, namun asal-usulnya
kurang terkenal. Faktanya, permainan Ular Tangga adalah penemuan India kuno, dan
tidak dimainkan hanya untuk hiburan, tetapi juga memiliki dimensi filosofis.
4
2.3.2. Petunjuk Permainan
Untuk dapat memainkan ini, Anda perlu beberapa teman. Setidaknya satu teman.
Karena, permainan ini baru bisa dimainkan dengan minimal dua orang.
Permainan baru bisa dimulai jika salah satu pemain berhasil mengeluarkan dua
dadu bermata 6 bersamaan. Jika salah satu dadu tidak bermata 6, ia harus menunggu
hingga kedua dadunya bermata 6. Setelah berhasil mendapatkan “boarding pass”, baru
lah Anda bisa mengocok dadu lagi sebagai langkah awal.
Dalam permainan, Anda diwakilkan oleh bidak. Bidak tersebutlah yang nantinya
akan melaju pada kotak-kotak permainan. Bidak itu juga lah yang akan naik atau turun.
Siapa yang bisa mencapai angka 100 lebih dulu, ia adalah pemenangnya.
Tetapi, ada pula yang mengatakan bahwa asal permainan lompat tali dari benua
Eropa yang kemudian menyebar ke benua-benua lainnya termasuk di benua Asia
Tenggara yakni tepatnya di Indonesia.
6
Di Indonesia sendiri permainan ini banyak dijumpai di berbagai daerah namun
dengan nama yang berbeda-beda. Misalnya seperti, nama Yeye, Tali Merdeka,
Lompatan, Lompat Tali, dan lain-lain.
Kepalan tersebut dikaitkan dengan apa yang dilakukan oleh para pejuang ketika
tengah mengucapkan kata “merdeka”. Maka dari itu ada yang memberi nama dengan
sebutan “Tali Merdeka”, karena gerakan tangan yang menyerupai simbol kemerdekaan
itulah yang kemudian dijadikan sebagai nama permainan yang bersangkutan.
7
2.6.2. Petunjuk Permainan
Memainkan bola bekel ini memang sangat mudah. Bekel dimulai dengan
melambungkan bola karet ke udara sambil menyebarkan biji bekel ke lantai. Setelah bola
memantul ke lantai, bola tersebut harus ditangkap tangan. Bola kembali dilambungkan
dan pemain mulai memunguti atau mengambil satu persatu biji bekel. Bila biji bekel
sudah ada ditangan, bola kembali dilambungkan untuk mengambil seluruh biji bekel
yang masih ada di lantai
2.9. Kelereng
permainan dengan benda bulat kecil dari kaca atau marmer yang biasa Anda
“sentil-sentil” untuk diarahkan ke benda yang sama milik lawan, apa biasa kalian
menamainya? Gundu? Kelereng? Atau nékeran?
8
2.9.1. Sejarah Permainan Kelereng
Permainan ini mulai populer di Eropa, Amerika dan tentunya Asia di abad ke-16
sampai 19. Tapi tahukah Anda dari mana permainan ini awalnya berasal?
Ternyata dari berbagai penelusuran sejarah, permainan ini awalnya berasal dari
peradaban Mesir Kuno sejak tahun 3000 Sebelum Masehi (SM). Di Mesir, kelereng
terbuat dari tanah liat atau batu.
Sementara kelereng tertua dunia yang saat ini masih eksis, berasal dari Pulau Kreta dari
tahun 2000-1700 SM dan kini dikoleksi The British Museum di London, Inggris.
Kalau kelereng yang biasa kita mainkan sekarang dan terbuat dari kaca, baru
dikembangkan di pertengahan abad ke-19. Tepatnya di tahun 1864 dan dibuatnya di
Jerman dengan beragam warna mirip permen.
Petanque dimainkan oleh dua regu yang beranggotakan sedikitnya 1 orang di tiap-
tiap regunya. Bola yang digunakan dalam permainan ini terdiri dari dua bola yakni, bola
induk (master), terbuat dari kayu jati berdiamter 25 sampai 35 mm, popular dengan
sebutan le choconnet. Sedangkan bola lainnya, boleh disebut sebagai “roh” permainan
yakni bola yang terbuat dari besi, dengan berat 600-800 gram, dan diameternya antara
70-80 mm, sering dinamakan les boules.
Apabila dalam satu regunya terdiri dari 3 orang maka tiap-tiap pemain akan mendapatkan
dua bola besi. Namun apabila hanya terdapat satu atau dua orang saja, tiap pemain
masing-masing akan mendapat tiga bola besi. Jarak cochonnet dari titik lempar bola
antara 6-10 m. Ukuran resmi lapangan permainan ini yakni 15 x 4 m.
Nah, sekarang bagaimana cara bermainnya? Sangat mudah sekali. Bola cochonnet
9
dilempar untuk menentukan target. Kemudian kedua grup melakukan undian untuk
menentukan siapa yang berhak melemparkan bola terlebih dahulu sampai mendekati
cochonnet.
Jika A yang menang undian, maka regu A yang melemparkan bola yang diarahkan
dengan tujuan mendekati arah cochonnet. Setelah itu, disusul dengan regu B. regu A lagi.
Begitu selanjutnya.
10
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Menurut dari informasi serta data yang sudah dijelaskan diatas disimpulkan jika
permainan tradisional Indonesia sangat beragam dan unik.
Tindakan itu mencangkup berbagai aspek, mulai dari menghidangkan aktivitas yang
sehat Adanya pengawasan dari guru maupun orang tua siswa juga penting sekali supaya
bisa menangani faktor keselamatan anak.
2. Saran
11