Anda di halaman 1dari 8

KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA DALAM ISLAM

(Studi Analisis Kitab Uqudul Lujain Karya Syeikh Muhammad Bin Umar An-Nawawi Al-
Bantani)
M Yusuf Qardhawi (Mahasiswa Prodi PAI, Fakultas Agama Islam, Universitas Hasyim Asy’ary)
yusufadvan25@gmail.com

Abstrak
Artikel ini bermaksud mendeskripsikan Konsep Pendidikan Keluarga Dalam Islam (Studi Analisis Kitab
Uqudul Lujain Karya Syeikh Muhammad Bin Umar An-Nawawi Al-Bantani). Dengan menggunakan
pendekatan deskriptif kualitatif, pendekatan ini digunakan karena data yang dikumpulkan berupa kata-kata,
gambar dan bukan angka-angka. Yang dijadikan data primer pada penelitian ini adalah data-data yang berasal
dari buku-buku yang ditulis oleh Imam Nawawi Al-Bantani terutama kitab Uqudullujain. Adapun data
sekunder pada penelitian ini adalah buku-buku lain yang relevan yang secara langsung berhubungan dengan
persoalan yang akan diteliti. Oleh karena sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan-
bahan kepustakaan, maka dalam pengumpulan datanya peneliti disini menggunakan teknik dokumentasi. Dan
untuk teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis isi (content analisis).
Kata Kunci: Pendidikan Keluarga, Kitab Uqudullujain

Abstract
This article aims to Describe Family Education Concept (Analysis Study Uqudullujain Book Creation Of Syekh
Muhammad Nawawi al-Bantani). With qualitative descriptive appoarch, this appoarch used because data collacted
in the form of words, pictures, and not numbers. Which was made primary data in this research is data which
comes from books written by Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani especially uqudullujain book. As for
secondary data in this research is other books which is relevant and related with problem to be examined. Because
data source used in this research is literature, then for data collection used documentation technique. And for data
analysis used content analysis technique
Keywords: Family Education, Uqudullujain Book

keluarga disitu ada pendidikan. Dimana disitu ada


PENDAHULUAN orang tua disitu ada anak yang merupakan suatu
Manusia selalu menjadi makhluk yang kemestian dalam keluarga. Ketika ada orang tua yang
berbeda dengan spesies manapun, yang secara ingin mendidik anaknya, maka pada waktu yang sama
instingual telah terbentuk sejak mula dilahirkan. ada anak yang menghajatkan pendidikan dari orang
Manusia, dalam hal ini, justru selalu menjadi makhluk tua. Dari sini muncullah istilah “pendidikan keluarga”.
potensial, yang seluruhnya selalu belum terbentuk. Artinya, pendidikan yang berlangsung dalam keluarga
Disatu sisi, ia memiliki kecenderungan baik, namun di yang dilaksanakan oleh orang tua sebagai tugas dan
sisi yang lain, ia juga memiliki kecenderungan buruk. tanggung jawabnya dalam mendidik anak dalam
Dalam situasi inilah, pendidikan kemudian dipandang keluarga.
perlu bagi hidup manusia.
Konsep keluarga dapat ditinjau dari berbagai
Dalam wacana keislaman, pendidikan lebih aspek, tergantung dari sudut mana melihatnya. Salah
populer dengan istilah tarbiyyah, ta’lim, ta’dib, satunya, keluarga adalah: (1) ibu bapak dengan anak-
riyadloh, irsyad dan tadris. Sasaran pendidikan anaknya; seisi rumah; (2) orang seisi rumah yang
adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu menjadi tanggungan; batih (3) sanak saudara; kaum
peserta didik untuk menumbuhkembangkan potensi- kerabat; (4) satuan kekerabatan yang sangat mendasar
potensi kemanusiaannya. Potensi kemanusiaan dalam masyarakat. Berdasarkan hubungan darah,
merupakan benih kemungkinan untuk menjadi keluarga adalah suatu kesatuan yang diikat oleh
manusia. Ibarat biji mangga bagaimanapun wujudnya hubungan darah antara satu dengan yang lainnya.
jika ditanam dengan baik, pasti menjadi pohon berdasarkan hubungan sosial, keluarga adalah suatu
mangga dan bukannya menjadi pohon jambu. kesatuan yang diikat oleh adanya saling berhubungan
Barangkali sulit untuk mengabaikan peran atau interaksi dan saling mempengaruhi antara satu
keluarga dalam pendidikan. Manusia selama hidupnya dengan lainnya, walaupun di antara mereka tidak
selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah, terdapat hubungan darah.
dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan itu sering Al-Qur’an melalui salah satu ayatnya
disebut sebagai tripusat pendidikan, yang akan menegaskan bahwa, pendidikan yang dijadikan
mempengaruhi manusia secara bervariasi. Keluarga sebagai proses penyemaian nilai-nilai dalam diri
sering dipandang sebagai lingkungan pendidikan manusia harus di awali dari lembaga yang terkecil.
pertama dan utama. Mulai dari diri sendiri, berkembang kepada keluarga
Antara keluarga dan pendidikan adalah dua dan baru kepada masyarakat secara luas.
istilah yang tidak bisa dipisahkan. Sebab, dimana ada
‫ارةُ َعلَ ۡيهَا‬ ْ ُ‫ٰ َٓيَأ ُّيهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬
َ ‫وا قُ ٓو ْا َأنفُ َس ُكمۡ َوَأ ۡه ِلي ُكمۡ ن َٗارا َوقُو ُدهَا ٱلنَّاسُ َو ۡٱل ِح َج‬ keislaman didalamanya, maka keluarga seperti inilah
ٓ
َ‫َاد اَّل َي ۡعصُونَ ٱهَّلل َ َمٓا َأ َم َرهُمۡ َو َي ۡف َعلُونَ َما ي ُۡؤ َمرُون‬ٞ ‫ظ ِشد‬ٞ ‫َم ٰ َلِئ َكةٌ ِغاَل‬ yang disebut dengan keluarga yang sakinah
Artinya: mawaddah wa rahmah nantinya. Setiap orang yang
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu akan ataupun telah menjadi seorang suami ataupun
dan keluargamu dari api neraka yang bahan istri harus mengetahui ilmu tentang konsep pendidikan
bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya keluarga dalam Islam. Setiap anggota keluarga harus
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mengetahui peran serta kewajibannya masing-masing.
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan- Melalui bimbingan, pengajaran, dan pendidikan
Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang agama Islam didalam keluarga, maka akan tercipta
diperintahkan. keluarga yang memiliki ketentraman dan ketenangan
hidup didalamnya. Maka didalam kitab Uqudul Lujain
Ayat diatas memberikan gambaran bahwa
Karya Syeikh Muhammad Bin Umar An-Nawawi Al-
dakwah dan pendidikan harus diawali dari lembaga
Bantani ini dijelaskan secara gamblang tentang hak
yang paling kecil, yaitu dari diri sendiri dan keluarga
dan kewajiban antara suami dan istri. Dengan
menuju yang besar dan luas. Ayat diatas awalnya
mempelajari kitab ini diharapkan masing-masing
berbicara masalah tanggung jawab pendidikan
pribadi dapat lebih mengerti dan faham akan hak dan
keluarga, kemudian diikuti dengan akibat dari
kewajibannya masing-masing serta dapat
kelalaian tanggung jawab yaitu siksaan. Hal ini
mengimplementasikannya dalam kehidupan nyata
mengisyaratkan bahwa kegagalan dalam menanamkan
agar nantinya dapat terwujud keluarga yang bahagia di
nilai-nilai pada diri manusia berawal pada kegagalan
dunia dan akhirat.
dalam mendidik masa kecilnya, dalam lembaga yang
terkecil yaitu keluarga. Berangkat dari latar belakang yang telah peneliti
paparkan diatas, maka disini peneliti terdorong untuk
Kitab Uqudullujain merupakan buah karya
melakukan penelitian berupa analisis kitab
dari seorang ulama Nusantara yang telah mendunia,
Uqudullujain Karya Syeikh Muhammad Bin Umar
Kitab Uqudul Lujain karya Syeikh Muhammad Bin
An-Nawawi Al-Bantani dengan judul “Konsep
Umar An-Nawawi Al-Bantani ini dikatakan pernah
Pendidikan Keluarga Dalam Islam (Studi Analisis
menjadi polemik, kitab ini membahas hak dan
Kitab Uqudul Lujain Karya Syeikh Muhammad Bin
kewajiban suami dan istri. Dikatakan menjadi
Umar An-Nawawi Al-Bantani)”.
polemik, kitab ini menurut sebagian kalangan terlalu
“memenangkan” suami. Ada buku berbahasa 1. Fokus Penelitian
Indonesia yang khusus “menyerang” kitab ini, dan ada Berdasarkan konteks penelitian yang telah
juga yang berusaha membelanya. Buku yang banyak peneliti uraikan diatas, maka fokus masalah dalam
“menyerang” kitab ini ditulis oleh para aktivis feminis. proposal skripsi ini adalah sebagai berikut:
Kitab karya Syekh Nawawi al-Bantani ini terus saja a. Bagaimana konsep pendidikan keluarga
dibaca dipesantren dan tidak menimbulkan persoalan. menurut para ahli pendidikan?
Kitab Uqudul'ujain adalah sebuah kitab yang b. Bagaimana konsep pendidikan keluarga
sangat penting dipelajari bagi orang yang dalam kitab Uqudul Lujain Karya Syeikh
menghendaki keharmonisan dalam membina rumah Muhammad Bin Umar An-Nawawi Al-
tangga dan keluarga. Didalamnya disajikan pasal yang Bantani?
membentangkan tentang hak dan kewajiban suami 2. Tujuan Penelitian
istri, serta hal-hal yang harus dipelihara serta dijaga Berdasarkan dengan fokus masalah yang ada,
oleh masing masing. tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam
Pasal pertama, menerangkan tentang hak-hak istri proposal skripsi ini adalah sebagai berikut:
pada suami a. Untuk mendeskripsikan konsep pendidikan
Pasal kedua, menerangkan tentang hak-hak suami keluarga menurut para ahli pendidikan.
pada istri b. Untuk mendeskripsikan konsep pendidikan
Pasal ketiga, menerangkan tentang keutamaan shalat keluarga dalam kitab Uqudul Lujain Karya
dirumah bagi seorang istri daripada shalat berjamaah Syeikh Muhammad Bin Umar An-Nawawi
dimasjid. Al-Bantani.
Pasal keempat, menerangkan tentang keharaman 3. Manfaat Penelitian
seorang laki-laki melihat wanita lain yang bukan Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan
muhrim, dan demikian sebaliknya. dapat memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan,
Dalam membina keluarga tentu tidak dapat terlepas informasi dan sekaligus referensi berupa bacaan dari
dari nilai-nilai keislaman sehingga kehidupan rumah karya ilmiah yang dapat memberikan manfaat
tangga akan mendapatkan keharmonisan dan kepada pembaca terutama dari kalangan akademis.
kebahagiaan bersama jika ditanamkan nila-nilai
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan hanya terbatas pada pengembangan pribadi anak
dapat memberikan informasi bagi siapa saja yang didik oleh pendidik.
ingin menelaah dan menekuni lebih dalam tentang Ahmad Tafsir mendefinisikan pendidikan
“Kitab Uqudul Lujain Karya Syeikh Muhammad Bin secara luas, yaitu, “pengembangan pribadi dalam
Umar An-Nawawi Al-Bantani”. semua aspeknya”, dengan catatan bahwa yang
4. Kajian Pustaka dimaksud “pengembangan pribadi” mencakup
a. Pengertian Pendidikan pendidikan oleh diri sendiri, lingkungan dan orang
Pendidikan dalam bahasa Indonesia, berasal lain. Sementara kata semua aspek mencakup aspek
dari kata “didik” dengan memberinya awalan “pe” jasmani, akal dan hati. Dengan demikian tugas
dan akhiran “kan”, yang mengandung arti pendidikan bukan sekedar meningkatkan kecerdasan
“perbuatan” (hal, cara, dan sebagainya). Istilah intelektual, melainkan pula mengembangkan seluruh
pendidikan pada mulanya berasal dari bahasa aspek kepribadian anak didik. Sementara itu Ki
Yunani yaitu “paedagogie” yang berarti bimbingan Hajar Dewantara mendefinisikan pendidikan sebagai
yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian tuntutan segala kekuatan kodrat yang ada pada anak
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan agar mereka kelak menjadi manusia dan anggota
“education” yang berarti pengembangan atau masyarakat yang dapat mencapai keselamatan dan
bimbingan. kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Pengertian pendidikan secara umum b. Pengertian Keluarga
mengacu pada dua sumber pendidikan Islam, yaitu Ada beberapa pengertian keluarga, baik
Al-Qur’an dan Al-Hadits yang memuat kata-kata dengan makna yang sempit maupun dengan makna
rabba kata kerja dari tarbiyyah, ‘alama kata kerja yang lebih luas:
dari ta’lim, dan addaba kata kerja dari ta’dib. Ketiga Dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia
istilah itu mengandung makna amat mendalam Modern secara harfiah keluarga berarti sanak
karena pendidikan adalah tindakan yang dilakukan saudara: kaum kerabat, orang seisi rumah, anak bini.
secara sadar dengan tujuan memelihara dan Dalam kamus Oxford Learner’s Pocket
mengembangkan fitrah serta potensi (sumber daya) Dictionary, keluarga berasal dari kata family yang
insani menuju terbentuknya manusia seutuhnya berarti:
(insan kamil). 1) Group consisting of one or two parents and
Pendidikan adalah berbagai usaha yang their children (kelompok yang terdiri dari
dilakukan oleh seseorang (pendidik) terhadap satu atau dua orang tua dan anak-anak
seseorang (anak didik) agar tercapai perkembangan mereka);
maksimal yang positif. Usaha itu banyak macamnya. 2) Group consisting of one or two parents,
Satu diantaranya ialah dengan cara mengajarnya, their children, and close relations
yaitu mengembangkan pengetahuan dan (kelompok yang terdiri dari satu atau dua
keterampilannya. Selain itu, ditempuh juga usaha orang tua, anak-anak mereka, dan kerabat-
lain, yakni memberikan contoh (teladan) agar ditiru, kerabat dekat);
memberikan pujian dan hadiah, mendidik dengan
3) All the people descendend from the same
cara membiasakan, dan lain-lain yang tidak terbatas
ancestor (semua keturunan dari nenek
jumlahnya.
moyang yang sama).
Pendidikan mempunyai pengertian yang
Keluarga adalah suatu lingkungan kecil yang
luas, yang mencakup semua perbuatan atau semua
terdiri atas ibu dan bapak beserta anak-anaknya.
usaha dari generasi tua untuk mengalihkan nilai-nilai
Komposisi tersebut sering dinamakan dengan istilah
serta melimpahkan pengetahuan, pengalaman,
keluarga inti. Keluarga juga berarti orang seisi
kecakapan, serta keterampilan kepada generasi
rumah yang menjadi tanggungan.
selanjutnya, sebagai usaha untuk menyiapkan
Keluarga itu dapat berbentuk keluarga inti
mereka, agar dapat memenuhi fungsi hidup mereka,
(nucleus family: ayah, ibu, dan anak), ataupun
baik jasmani begitu pula ruhani.
keluarga yang diperluas (disamping inti, ada orang
Ahmad Marimba merumuskan pendidikan
lain: kakek/nenek, adik/ipar, pembantu, dan lain-
sebagai bimbingan atau didikan secara sadar oleh
lain). Pada umumnya jenis kedualah yang banyak
pendidik terhadap perkembangan anak didik, baik
ditemui dalam masyarakat Indonesia.
jasmani maupun rohani, menuju terbentuknya
c. Pendidikan Keluarga
kepribadian yang utama. Pengertian ini sangat
sederhana meskipun secara substansi telah Pendidikan keluarga merupakan pendidikan
mencerminkan pemahaman tentang proses dasar bagi pembentukan jiwa keagamaan.
pendidikan. Menurut pengertian ini, pendidikan Perkembangan keagamaan menurut W.H Clark,
berjalin dengan unsur-unsur kejiwaan sehingga sulit
untuk diidentifikasi secara jelas, karena masalah mengerjakan apa yang dilarang Allah untuk kamu
yang menyangkut kejiwaan, manusia demikian rumit kerjakan, dan kamu menyuruh mereka mengerjakan
dan kompleksnya. Namun demikian, melalui fungsi apa yang disuruh oleh Allah untuk kamu kerjakan.
jiwa yang masih sangat sederhana tersebut, agama Itulah yang menjadi pelindung bagi mereka dari api
terjalin dan terlibat didalamnya. Melalui jalinan neraka”.
unsur-unsur dan tenaga kejiwaan ini pulalah agama Ali ibn Abi Thalib menafsirkan ayat ini
itu berkembang (W.H Clark, 1964:4). Dalam kaitan dengan perkataannya:
itu pulalah terlihat peran pendidikan keluarga dalam ‫َعلِّ ُموْ ا َأ ْنفُ َس ُك ْم َوَأ ْهلِ ْي ُك ْم ْالخَ ْي َر َوَأ ِّدبُوْ هُ ْم‬
menanamkan jiwa keagamaan pada anak. Maka, tak
“Ajarilah dirimu dan keluargamu kebaikan dan
mengherankan jika Rasul menekankan tanggung
didiklah mereka.”
jawab itu pada kedua orang tua.
Susunan ayat ini memberikan pengertian
Menurut Rasul Allah SAW, fungsi dan peran
bahwa yang mula-mula diwajibkan kepada seorang
orang tua bahkan mampu untuk membentuk arah
muslim adalah memperbaiki dirinya dan memelihara
keyakinan anak-anak mereka. Menurut beliau, setiap
diri sendiri dari azab neraka. Sesudah itu dia
bayi yang dilahirkan sudah memiliki potensi untuk
berusaha membentuk keluarga atas dasar agama
beragama, namun bentuk keyakinan agama yang
yang lurus.
akan di anut anak sepenuhnya tergantung dari
Supaya keluarga terbebas dari siksa api neraka,
bimbingan, pemeliharaan, dan pengaruh kedua orang
maka kita harus mendidik dan membinanya sesuai
tua mereka.
ajaran agama Islam. hanya dengan demikianlah
Pendidikan keluarga ini berfungsi:
keluarga akan tumbuh dan berkembang sesuai fitrah
1) Sebagai pengalaman pertama masa kanak- dan diridhai Allah. Rasulullah bersabda:
kanak
ٍ ‫ض َل ِم ْن اَ َد‬
‫ب َح َس ٍن‬ َ ‫َما ن ََح َل َولَ ٌد َولَدًا ِم ْن نِحْ ٍل َأ ْف‬
2) Menjamin kehidupan emosional anak
“Tidak ada pemberian orang tua kepada anaknya
3) Menanamkan dasar pendidikan moral yang lebih baik dari pada budi pekerti (pendidikan)
4) Memberikan dasar pendidikan sosial yang baik” (HR. Turmudzi).
5) Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama d. Tujuan Pendidikan Keluarga
bagi anak-anak. Apapun yang diciptakan oleh Allah di
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat. pentas dunia ini tidak ada yang sia-sia, ada
Baik tidaknya suatu masyarakat ditentukan oleh baik manfaatnya, ada tujuannya termasuk penciptaan
tidaknya keadaan keluarga umumnya pada manusia. Hal ini terdapat dalam salah satu firman-
masyarakat tersebut. Oleh karena itu apabila kita Nya yang berbunyi:
menghendaki terwujudnya suatu masyarakat yang ‫نس ِإاَّل لِيَ ۡعبُدُو ِن‬ َ ‫ت ۡٱل ِج َّن َوٱِإۡل‬ ُ ‫َو َما خَ لَ ۡق‬
baik, tertib dan diridhai Allah, mulailah dari
Artinya:
keluarga.
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia
Dalam QS. At-Tahrim ayat 6; Allah berfirman:
melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
ْ ُ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬
‫وا قُ ٓو ْا َأنفُ َس ُكمۡ َوَأ ۡهلِي ُكمۡ ن َٗارا‬
Dari ayat diatas jelas, bahwa tujuan akhir
Artinya: dari proses pendidikan adalah terciptanya manusia
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu yang hanya mengabdikan diri kepada Allah. Lewat
dan keluargamu dari api neraka”. bukunya Santri Baru: Pemetaan, Wacana Ideologi
Telah dikeluarkan oleh Ibnu Munzir dan Al- dan Kritik, Nur Khalik Ridwan (2004; 1-5)
Hakim di dalam jama’ah akharin, dari Ali mengatakan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah
Karramallahu wajhah, bahwa dia mengatakan perwujudan nilai-nilai Islami dalam pribadi anak
tentang ayat itu, “Ajarilah dirimu dan keluargamu didik yang diikhtiyarkan oleh pendidik muslim
kebaikan dan didiklah mereka.” melalui proses yang berhenti pada menciptakan
Yang dimaksud dengan al-ahl (keluarga) manusia yang beriman, bertakwa dan berilmu
disini mencakup istri, anak, budak laki-laki dan pengetahuan yang sanggup mengembangkan dirinya
perempuan. Didalam ayat ini terdapat isyarat menjadi hamba Allah yang taat.
mengenai kewajiban seorang suami mempelajari Tujuan pendidikan keluarga hendaknya
fardu-fardu agama yang diwajibkan baginya dan mengarah kesana, yaitu terciptanya insan pengabdi,
mengajarkannya kepada mereka. yang hanya mengabdikan diri kepada Allah. Dalam
Pada waktu turunya ayat ini, Umar bertanya: bukunya Pendidikan Keluarga Dalam Islam dan
“Hai Rasulullah, kami dapat memelihara diri-diri Gagasan Implementasinya, Kamrani Buseri (2010;
kami, tetapi bagaimana memelihara diri keluarga 15) mengatakan bahwa tujuan pendidikan keluarga
kami? Jawab Nabi: “Kamu mencegah mereka adalah untuk mewujudkan keluarga ideal guna
terwujudnya keluarga sakinah, mawaddah dan
rahmah atau menjadi keluarga yang tentram, saling Keluarga. Jakarta: PT Rineka Cipta.
mengasihi dan saling menyayangi sehingga menjadi 2004
keluarga yang sejahtera dan bahagia 4) Sri Lestari. Psikologi Keluarga
METODOLOGI PENELITIAN Penanaman Nilai & Penanganan
1. Jenis dan Pendekatan Konflik dalam Keluarga. Jakarta:
Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan Prenamedia Group. 2016
pendekatan deskriptif kualitatif, pendekatan ini 5) Syaikh Muhammad Nawawi Bin Umar
digunakan karena data yang dikumpulkan berupa At-Tanari Al-Bantani Al-Jawi. Merajut
kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Keluarga Sakinah Terjemah Kitab
Sukmadinata menjelaskan bahwa penelitian Uqudullujain. Kediri: Mukjizat. 2016
deskriptif adalah bentuk penelitian yang ditujukan 6) Ali Yusuf As-Subki. Fiqh Keluarga
untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang Pedoman Berkeluarga Dalam Islam.
ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena Jakarta: Amzah. 2010
buatan manusia. Fenomena itu dapat berupa bentuk, 7) Moh Roqib. Ilmu Pendidikan Islam
aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, Pengembangan Pendidikan Integratif di
kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat.
dan fenomena lainnya. Yogyakarta: Lkis. 2009
Jenis penelitian dalam penelitian ini 3. Teknik Pengumpulan Data
menggunakan jenis penelitian Kajian Pustaka, yang Teknik pengumpulan data merupakan langkah
dimaknai sebagai ringkasan atau rangkuman dan yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan
teori yang ditemukan dari sumber bacaan (literatur) utama dalam penelitian adalah mendapatkan data.
yang ada kaitannya dengan tema yang akan diangkat Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data peneliti
dalam penelitian. Fokus penelitian kepustakaan tidak akan mendapatkan data yang memenuhi
adalah menemukan berbagai teori, hukum, dalil, standar data yang ditetapkan.
prinsip, atau gagasan yang digunakan untuk Pengumpulan data dapat dilakukan dalam
menganalisis dan memecahkan pertanyaan yang berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai
sudah dirumuskan cara. Bila dilihat dari sumber datanya, maka
2. Data dan Sumber Data pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan
Data adalah segala keterangan mengenai semua sumber primer dan sumber sekunder. Sumber data
hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Yang primer adalah sumber data yang langsung
dijadikan data primer pada penelitian ini adalah memberikan data kepada pengumpul data, dan data
data-data yang berasal dari buku-buku yang ditulis sekunder merupakan sumber yang tidak langsung
oleh Imam Nawawi Al-Bantani terutama kitab memberikan data kepada pengumpul data.
Uqudullujain. Adapun data sekunder pada penelitian Oleh karena sumber data yang digunakan dalam
ini adalah buku-buku lain yang relevan yang secara penelitian ini adalah bahan-bahan kepustakaan,
langsung berhubungan dengan persoalan yang akan maka peneliti disini menggunakan teknik
diteliti, dan juga tulisan-tulisan yang juga relevan dokumentasi, dengan demikian teknik ini digunakan
dengan pokok permasalahan yang ada dalam untuk mengumpulkan data tentang “Konsep
penelitian ini. Pendidikan Keluarga Dalam Islam Perspektif Kitab
a. Sumber Data Primer Uqudullujain Karya Syeikh Muhammad Bin Umar
Asy-Syeikh Muhammad bin Umar An-Nawawi Al- An-Nawawi Al-Bantani”.
Bantani Al-Jawi. Petunjuk Menuju Keluarga 4. Teknik Analisis Data
Sakinah. Yogyakarta: Mutiara Ilmu. 2013 Analisis data adalah rangkaian kegiatan
b. Sumber Data Sekunder penelaahan, pengelompokan, sistematisasi,
1) Nur Ahid. Pendidikan Keluarga Dalam penafsiran dan verifikasi data agar sebuah fenomena
Perspektif Islam. Yogyakarta: Pustaka memiliki nilai social, akademis dan ilmiah. Analisis
Pelajar. 2010 data berasal dari hasil pengumpulan data. Sebab data
2) Helmawati. Pendidikan Keluarga yang telah terkumpul, bila tidak dianalisis hanya
Teoritis Dan Praktis. Bandung: PT menjadi barang yang tidak bermakna, tidak berarti,
Remaja Rosdakarya. 2014 menjadi data yang mati, data yang tidak berbunyi.
3) Syaiful Bahri Djamarah. Pola Oleh karena itu, analisis data di sini berfungsi untuk
Komunikasi Orang Tua & Anak Dalam memberi arti, makna dan nilai yang terkandung
dalam data itu.
Teknik analisis data pada penelitian ini Teknik ini digunakan peneliti disini untuk
menggunakan teknik analisis isi (content analisis) mendeskripsikan isi atau kandungan yang ada dalam
atau disebut juga dengan kajian isi. Menurut Weber kitab uqudul lujain karya Syeikh Muhammad Bin
kajian isi adalah metodologi penelitian yang Umar An-Nawawi Al-Bantani tentang konsep
memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik pendidikan keluarga dalam Islam
kesimpulan yang sahih dari sebuah buku atau
dokumen.
DAFTAR PUSTAKA
.
Al-Maraghi, A.Musthafa. Tafsir Al-Maraghi. Juz: 28.
Semarang: Toha Putra. 1992

Ardy Wiyani, Novan & Barnawi. Ilmu Pendidikan


Islam. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2016

Ash-Shiddieqy, M Hasbi. Tafsir Al-Qur’anul Majid


An-Nuur. vol: 5. Semarang: Pustaka Rizky
Putra. 2000

Asy-Syeikh Muhammad bin Umar An-Nawawi Al-


Bantani Al-Jawi. Petunjuk Menuju Keluarga
Sakinah. Yogyakarta: Mutiara Ilmu. 2013

Djamarah, Syaiful Bahri. Pola Komunikasi Orang Tua


& Anak Dalam Keluarga. Jakarta: Rineka
Cipta. 2004

Gandhi HW, Teguh Wangsa. Filsafat Pendidikan.


Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2011

Ilahi, Muhammad Takdir. Revitalisasi Pendidikan


Berbasis Moral. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
2016

Helmawati. Pendidikan Keluarga Teoritis Dan Praktis.


Bandung: Remaja Rosdakarya. 2014

Jalaluddin. Psikologi Agama. Jakarta: Rajagrafindo


Persada. 2010

Maunah, Binti. Landasan Pendidikan. Yogyakarta:


Teras. 2009

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif.


Bandung: Remaja Rosdakarya. 2016

Munir, Ahmad. Tafsir Tarbawi. Yogyakarta: Teras.


2008

Sarwono, Jonathan. Metode Penelitian Kuantitatif &


Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2006

Siyoto, Sandu & M. Ali Sodik. Dasar Metodologi


Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media
Publishing. 2015

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif


dan R&D. Jakarta: Alfabeta. 2017

Suryana, Yaya. Metode Penelitian Manajemen


Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. 2015

Umar Tirtarahardja S.L. La Sulo. Pengantar


Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 2008.

Anda mungkin juga menyukai