Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MUAMALAH

MODEL PERENCANAAN KELUARGA SAKINAH


Dosen Pengampu : Dra. Afni Rasyid, M.H

Disusun oleh :
Ulfa Mardianti Mahmud (1901125041)
5B- Pendidikan Biologi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah


Keluarga adalah komponen masyarakat yang terdiri dari suami, istri dan anak- anak. Atau
bisa juga suami dan istri saja (sekiranya pasangan masih belum mmpunyai anak baik anak
kandung atau anak angakat).
Keluarga
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keluarga memiliki beberapa arti yaitu (1) ibu dan
bapak beserta anak-anaknya, seisi rumah (2) orang seis rumah yang menjadi tanggungan,
bath; (3) sanak saudara, kaum kerabat; (4) satuan kekerabatan yang sangat mendasar dalam
masyarakat. Secara sosiologis, keluarga merupakan golongan masyarakat terkecil yang terdiri
dari suami istri, baik beserta maupun tapa anak. Secara yuridis, dalam Undang Undang
Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan.
Keluarga disebutkan bahwa keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari
suami-istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.
Dalam tulisan ini kata keluarga dimaknai "orang seisi rumah, terdiri dari orang tua, dapat
kedua orang tua atau salah satu orang tua (ayah atau ibu) beserta maupun tapa anak-anak,
dapat juga bersama anggota keluarga lain yang menjadi tanggungan dan orang yang
membantu dalam keluarga tersebut"

Bentuk keluarga pada asalnya terdiri dari keluarga kecil (nuclear family) dan keluarga las
(extended family). Dalam perkembangan lebih lanjut, antara nuclear dan extended family
terdapat bentuk keluarga semi extended family. Keluarga kecil atau nuclear family
beranggotakan orang tua, bisa kedua orang tua atau salah satunya, ayah atau ibu, beserta atau
tapa anak. Dalam Al-Qur'an keluarga disebut dengan al-Ahl, seperti yang tercantum dalam
surat at-Tahrim (66): 6.

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.
Al-Maraghi, menafsirkan "al-ahl' yaitu: keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak, dan
khadam ( pembantu). Keluarga luas terdiri darianggota keluarga kecil ditambah kerabat baik
dekat maupun jauh. Struktur keluarga sakinah menganut pola keluarga luas (extended
family), yang di samping mempunyai tanggung jawab terhadap kesejahteraan anggota
keluarga inti yaitu ayah-ibu-anak (bagi yang memiliki anak), juga mempunyai tanggung
jawab terhadap kesejahteraan anggota kerabat dekat dari kedua pihak pasangan suami-istri.
Dalam Al-Qur'an, disebut dengan "asyirah, seperti firman Allah
dalam surat asy-Syu'arà' (26): 214)

Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat. Isyarat Al-Qur'an akan
adanya keluarga luas, dapat dipahami pada adanya konsep mahram dan ahli waris dalam
keluarga. Dengan demikian, anggota dari keluarga luas dapat terdiri dari ayah, ibu, anak,
kakek, nenek saudara laki-laki, saudara perempuan, paman. dan bibi. Implementasi rasa
tanggung jawab terhadap anggota keluarga luas dapat bersifat ekonomis, pendidikan, atau
psikologis. Firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah (2): 215,

Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah, "'Apa saja harta yang kamu
nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-
orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan" Dan apa saja kebaikan yang
kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya. Dalam keluarga semi extended
bentuk tanggung jawab keluarga, tidak harus diwujudkan dalam bentuk tinggal bersama
dalam satu rumah. Sebagai bangunan yang berbentuk semi extended family, keluarga sakinah
akan menjadi lembaga keluarga yang mampu memecahkan berbagai penyakit keluarga, baik
yang bersifat materiil maupun immateril, yaitu kemiskinan, kebodohan, keretakan keluarga,
dekadensi moral, dan lain sebagainya.

Sejalan dengan dinamika keluarga di era demokrasi, perlu dikembangkan bentuk komunikasi
keluarga ke arah yang bersifat demokratis. Dalam keluarga demokratis semua anggota
keluarga memiliki hak dan kontribusi yang sama untuk mewujudkan keluarga sakinah. Orang
tua menyampaikan arahannya, juga perlu disam- paikan secara dialogis dengan pendekatan
kasih sayang. Dalam pernikahan, anak memiliki hak untuk memutuskan pilihannya, orang tua
tidak dibenarkan untuk memaksakan kehendak kepada anaknya.

Sakinah
Dalam bahasa Arab, kata sakinah di dalamnya terkandung arti tenang, terhormat,aman,
merasa dilindungi, penuh kasih sayang, mantap dan memperoleh pembelaan. Namun,
penggunaan nama sakinah itu diambil dari penggalan al-Qur’an surat 30:21 “Litaskunu
ilaiha” yang artinya bahwa Allah SWT telah menciptakan perjodohan bagi manusia agar yang
satu merasa tenteram terhadap yang lain.Jadi keluarga sakinah itu adalah keluarga yang
semua anggota keluarganya merasakan cinta kasih, keamanan, ketentraman, perlindungan,
bahagia, keberkahan, terhormat, dihargai, dipercaya dan dirahmati oleh Allah SWT.

Mawaddah
Mawaddah adalah jenis cinta membara, yang menggebu-gebu kasih sayang pada lawan
jenisnya (bisa dikatakan mawaddah ini adalah cinta yang didorong oleh kekuatan nafsu
seseorang pada lawan jenisnya). Karena itu, Setiap mahluk Allah kiranya diberikan sifat ini,
mulai dari hewan sampai manusia. Mawaddah cinta yang lebih condong pada material seperti
cinta karena kecantikan, ketampanan, bodi yang menggoda, cinta pada harta benda, dan lain
sebagainya. Mawaddah itu sinonimnya adalah mahabbah yang artinya cinta dan kasih sayang.

Warahmah
Wa artinya dan sedangkan Rahmah (dari Allah SWT) yang berarti ampunan, anugerah,
karunia, rahmat, belas kasih, rejeki. (lihat : Kamus Arab, kitab ta’riifat, Hisnul Muslim
(Perisai Muslim) Jadi, Rahmah adalah jenis cinta kasih sayang yang lembut, siap berkorban
untuk menafkahi dan melayani dan siap melindungi kepada yang dicintai. Rahmah lebih
condong pada sifat qolbiyah atau suasana batin yang terimplementasikan pada wujud kasih
sayang, seperti cinta tulus, kasih sayang, rasa memiliki, membantu, menghargai, rasa rela
berkorban, yang terpancar dari cahaya iman. Sifat rahmah ini akan muncul manakala niatan
pertama saat melangsungkan pernikahan adalah karena mengikuti perintah Allah dan sunnah
Rasulullah serta bertujuan hanya untuk mendapatkan ridha Allah SWT. Dengan demikian
keluarga sakinah mawadah warohmah adalah sebuah kondisi sebuah keluarga yang sangat
ideal yang terbntuk berlndaskan Al Qur’an dan sunah untuk mencapai kebahagiaan di dunia
dan di akhirat. Keluarga sakinah akan terwujud jika para anggota keluarga dapat memenuhi
kewajiban-kewajibanya terhadap allah, terhadap diri sendiri, terhadap keluarga, terhadap
masyarakat dan terhadap lingkunganya,sesuai ajaran Al Qur’an dan Sunah Rasul.

B. FUNGSI KELUARGA DALAM ISLAM


Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat, perlu diberdayakan fungsinya agar
dapat mensejahterakan ummat secara keseluruhan. Dalam Islam fungsi keluarga meliputi :

1. Penerus Misi Ummat Islam


Menurut riwayat Abu Zar’ah Arrozi bahwa jumlah kaum muslimin ketika Rasulullah Saw
wafat sebanyak 120.000 orang pria dan wanita. Para sahabat sebanyak itu kemudian
berguguran dalam berbagai peperangan, ada yang syahid dalam perang jamal atau perang
Shiffin. Namun sebagian besar dari para syuhada itu telah meninggalkan keturunan yang
berkah sehingga muncullah berpuluh
“singa” yang semuanya serupa dengan sang ayah dalam hal kepahlawanan dan keimanan.
Kaum muslimin yang jujur tersebut telah menyambut pengarahan Nabi-nya: “Nikah-lah
kalian, sesungguhnya aku bangga dengan jumlah kalian dari ummat lainnya, dan janganlah
kalian berfaham seperti rahib nashrani”.
Demikianlah, berlomba-lomba untuk mendapatkan keturunan yang bermutu merupakan
faktor penting yang telah memelihara keberadaan ummat Islam yang sedikit. Pada waktu itu
menjadi pendukung Islam dalam mempertahankan
kehidupannya.

2. Perlindungan Terhadap Akhlaq


Islam memandang pembentukan keluarga sebagai sarana efektif memelihara pemuda dari
kerusakan dan melidungi masyarakat dari kekacauan. Karena itulah bagi pemuda yang
mampu dianjurkan untuk menyambut seruan Rosul.
“Wahai pemuda! Siapa di antara kalian berkemampuan maka menikahlah. Karena nikah lebih
melindungi mata dan farji, dan barang siapa yang tidak mampu maka hendaklah shoum,
karena shoum itu baginya adalah penenang” ( HR.AL-Khosah dari Abdullah bin Mas’ud ).

3. Wahana Pembentukan Generasi Islam


Pembentukan generasi yang handal, utamanya dilakukan oleh keluarga, karena keluargalah
sekolah kepribadian pertama dan utama bagi seorang anak. Penyair kondang Hafidz Ibrohim
mengatakan: “Ibu adalah sekolah bagi anak-anaknya.
Bila engaku mendidiknya berarti engkau telah menyiapkan bangsa yang baik perangainya“.
Ibu sangat berperan dalam pendidikan keluarga, sementara ayah mempunyai tugas yang
penting yaitu menyediakan sarana bagi berlangsungnya pendidikan tersebut. Keluarga-lah
yang menerapkan sunnah Rosul sejak bangun tidur, sampai akan tidur lagi, sehingga
bimbingan keluarga dalam melahirkan generasi Islam yang berkualitas sangat dominan.
4. Memelihara Status Sosial dan Ekonomi
Dalam pembentukan keluarga, Islam mempunyai tujuan untuk mewujudkan ikatan dan
persatuan. Dengan adanya ikatan keturunan maka diharapkan akan mempererat tali
persaudaraan anggota masyarakat dan antar bangsa.

Islam memperbolehkan pernikahan antar bangsa Arab dan Ajam (non Arab), antara kulit
hitam dan kulit putih, antara orang Timur dan orang Barat.
Berdasarkan fakta ini menunjukkan bahwa Islam sudah mendahului semua “sistem
Demokrasi ” dalam mewujudkan persatuan Ummat manusia. Untuk menjamin hubungan
persudaraan yang akrab antara anak-anak satu agama, maka Islam menganjurkan
dilangsungkannya pernikahan dengan orang- orang asing (jauh), karena dengan tujuan ini
akan terwujud apa-apa yang tidak pernah direalisasikan melalui pernikahan keluarga dekat.

Selain fungsi sosial, fungsi ekonomi dalam berkeluarga juga akan nampak. Mari kita simak
hadist Rosul “NŤkahŤlah wanita, karena ia akan mendatangkan Maal” (HR. Abu Dawud,
dari Urwah RA). Maksud dari hadist tersebut adalah bahwa perkawinan merupakan sarana
untuk mendapatkan keberkahan, karena apabila kita bandingkan antara kehidupan bujangan
dengan yang telah berkeluarga, maka akan kita dapatkan bahwa yang telah berkeluarga lebih
hemat dan ekonomis dibandingkan dengan yang bujangan. Selain itu orang yang telah
berkeluarga lebih giat dalam mencari nafkah karena perasaan bertanggung jawab pada
keluarga daripada para bujangan.

5. Menjaga Kesehatan
Ditinjau dari segi kesehatan, pernikahan berguna untuk memelihara para pemuda dari
kebiasaan onani yang banyak menguras tenaga, dan juga dapat mencegah timbulnya penyakit
kelamin.
6. Memantapkan Spiritual (Ruhiyyah)
Pernikahan berfungsi sebagai pelengkap, karena ia setengah dari keimanan dan pelapang
jalan menuju sabilillah, hati menjadi bersih dari berbagai kecendrungan dan jiwa menjadi
terlindung dari berbagai waswas.

C. Ciri-ciri keluarga sakinah mawaddah wa rahmah itu antara lain:


1. Menurut hadis Nabi, pilar keluarga sakinah itu ada empat (idza aradallohu bi ahli baitin
khoiran dst);
a) memiliki kecenderungan kepada agama,
b) yang muda menghormati yang tua dan yang tua menyayangi yang muda,
c) sederhana dalam belanja,
d) santun dalam bergaul dan
e) selalu introspeksi.
2. Hubungan antara suami isteri harus atas dasar saling membutuhkan, seperti pakaian dan
yang memakainya (hunna libasun lakum wa antum libasun lahunna, Q/2:187).
3. Suami isteri dalam bergaul memperhatikan hal-hal yang secara sosial dianggap patut
(ma`ruf), tidak asal benar dan hak, Wa`a syiruhunna bil ma`ruf (Q/4:19). Besarnya
mahar, nafkah, cara bergaul dan sebagainya harus memperhatikan nilai-nilai ma`ruf. Hal
ini terutama harus diperhatikan oleh suami isteri yang berasal dari kultur yang menyolok
perbedaannya.
4. Suami istri secara tulus menjalankan masing-masing kewajibannya dengan didasari
keyakinan bahwa menjalankan kewajiban itu merupakan perintah Allah SWT yang
dalam menjalankannya harus tulus ikhlas.
5. Semua anggota keluarganya seperti anak-anaknya, isrti dan suaminya beriman dan
bertaqwa kepada Allah dan rasul-Nya (shaleh-shalehah). Artinya hukum- hukum Allah
dan agama Allah terimplementasi dalam pergaulan rumah tangganya.
6. Riskinya selalu bersih dari yang diharamkan Allah SWT. Penghasilan suami sebagai
tonggak berdirinya keluarga itu selalu menjaga rizki yang halal. Suami menjaga agar
anak dan istrinya tidak berpakaian, makan, bertempat tinggal memakai kendaraan, dan
semua pemenuhan kebutuhan dari harta haram. Dia berjuang untuk mendapatkan rizki
halal saja.
7. Anggota keluarga selalu ridha terhadap anugrah Allah SWT yang diberikan kepada
mereka. Jika diberi lebih mereka bersyukur dan berbagi dengan fakir miskin. Jika
kekurangan mereka sabar dan terus berikhtiar. Mereka keluarga yang selalu berusaha
untuk memperbaiki semua aspek kehidupan mereka dengan wajib menuntut ilmu-ilmu
agama Allah SWT.

D. mewujudkan keluarga sakinah mawaddah wa rahmah Untuk mewujudkan


keluarga sakinah mawaddah wa rahmah perlu melalui proses yang panjang dan
pengorbanan yang besar, di antaranya:

1. Pilih pasangan yang shaleh atau shalehah yang taat menjalankan perintah Allah dan
sunnah Rasulullah SWT.
2. Pilihlah pasangan dengan mengutamakan keimanan dan ketaqwaannya dari pada
kecantikannya, kekayaannya, kedudukannya.
3. Pilihlah pasangan keturunan keluarga yang terjaga kehormatan dan nasabnya..
4. Niatkan saat menikah untuk beribadah kepada Allah SWT dan untuk menghidari
hubungan yang dilaran Allah SWT
5. Suami berusaha menjalankan kewajibannya sebagai seorang suami dengan dorongan
iman, cinta, dan ibadah. Seperti memberi nafkah, memberi keamanan, memberikan
didikan islami pada anak istrinya, memberikan sandang pangan, papan yang halal,
menjadi pemimpin keluarga yang mampu mengajak anggota keluaganya menuju ridha
Allah dan surga -Nya serta dapat menyelamatkan anggota keluarganya dario siksa api
neraka.
6. Istri berusaha menjalankan kewajibann ya sebagai istri dengan dorongan ibadah dan
berharap ridha Allah semata. Seperti melayani suami, mendidik putra-putrinya tentan
agama islam dan ilmu pengetahuan, mendidik mereka dengan akhlak yang mulia,
menjaga kehormatan keluarga, memelihara harta suaminya, dan membahagiakan
suaminya.
7. Suami istri saling mengenali kekurangan dan kelebihan pasangannya, saling menghargai,
merasa saling membutuhkan dan melengkapi, menghormati, mencintai, saling
mempercai kesetiaan masing-masing, saling keterbukaan dengan merajut komunikasi
yang intens.
8. Berkomitmen menempuh perjalanan rumah tangga untuk selalu bersama dalam
mengarungi badai dan gelombang kehidupan.
9. Suami mengajak anak dan istrinya untuk shalat berjamaah atau ibadah bersama-sama,
seperti suami mengajak anak istrinya bersedekah pada fakir miskin, dengan tujuan suami
mendidik anaknya agar gemar bersedekah, mendidik istrinya agar lebih banyak bersukur
kepada Allah SWT, berzikir bersama-sama, mengajak anak istri membaca al-qur’an,
berziarah qubur, menuntut ilmu bersama, bertamasya untuk melihat keagungan ciptaan
Allah SWT. Dan lain-lain.
10. Suami istri selalu meomoh kepada Allah agar diberikan keluarga yang sakinah
mawaddah wa rohmah.
11. Suami secara berkala mengajak istri dan anaknya melakukan instropeksi diri untuk
melakukan perbaikan dimasa yang akan datang. Misalkan, suami istri, dan anak-anaknya
saling meminta maaf pada anggota keluarga itu pada setiap hari kamis malam jum’at.
Tujuannya hubungan masing-masing keluarga menjadi harmonis, terbuka, plong, tanpa
beban kesalahan pada pasangannnya, dan untuk menjaga kesetiaan masing-masing
anggota keluarga.
12. Saat menghadapi musibah dan kesusahan, selalu mengadakan musyawarah keluarga.
Dan ketika terjadi perselisihan, maka anggota keluarga cepat-cepat memohon
perlindungan kepada Allah dari keburukan nafsu amarahnya.

E. Ayat –ayat Alquran dan Hadits tentang Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah
1. Sakinah
Surat Yunus ayat 67 :

Artinya : “Dialah yang menjadikan malam bagi kamu supaya kamu beristirahat
padanya (litaskunu fihi) dan (menjadikan) siang terang benderang (supaya kamu mencari
karunia Allah). Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda (kekuasaan
Allah) bagi orang-orang yang mendengar”.
Artinya : “Dan di antara ayat-ayat-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu
sendiri, supaya kamu merasa nyaman kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu mawadah
dan rahmah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar- benar terdapat tanda-tanda bagi
kaum yang berpikir” [Ar-Rum 21].

2. Mawadah Dalam ayat :

Dan sungguh jika kamu beroleh karunia (kemenangan) dari Allah, tentulah dia mengatakan
seolah-oleh belum pernah ada hubungan kasih sayang antara kamu dengan dia: “Wahai,
kiranya saya ada bersama-sama mereka, tentu saya mendapat kemenangan yang besar (pula)”
[An-Nissa 73].

Surat Al-Ma’idah ayat 82-83, tentang doa orang-orang yang memiliki mawadah:
3. Warahmah :
Artinya : Dan Orang-orang yang mempunyai al-arham (hubungan) itu sebagiannya lebih
berhak terhadap sebagiannya dalam kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu [Al-Anfal 75]

4. Allah Taala berfirman yang bermaksud: Thaha:132


BAB II
PEMBAHASAN

A. MODEL PERENCANAAN KELUARGA SAKINAH


2. Konsep Keluarga Sakinah
Konsep keluarga sakinah yang saya harapkan dalam keluarga kecil saya nanti yang di dalam
nya terdapat sakinah mawadah warahmah. Kelurga yang sakinah diartikan sebagai keluarga
yang harmonis dimana nilai-nilai ajaran islam senantiasa ditegakkan dan saling menghormati
serta saling menyanyangi. Dalam keluarga yang sakinah, anggota keluarga mampu
menjalankan kewajibannya dan senantiasa membantu satu sama lain.
Keluarga yang sakinah juga mengerti satu sama lain sehingga jika terjadi konflik dalam
keluarga maka konflik tersebut bisa diselesaikan dengan baik.

3. Model PerencanaanKeluarga Sakinah a. Rencana Menikah


a. Memilih suami / isteri
tersebut dan menikah untuk memenuhi imannya serta mendapat
b. Tingkat / perbedaan usia antara suami isteri
Tingkat perbedaan usia seumuran atau lebih tua di atas saya tapi tidak sampai lebih
dari 7 tahun perbedaan usianya
c. Pendidikan suami / isteri
Saya tidak membataskan pendidikan terakhir calon suami saya yang terpenting adalah
dia lelaki yang baik agamanya bisa menuntun saya ke jalan yang lebih baik, bisa
membimbing saya ke syurga nya Allah dan mampu menjadi kepala keluarga yang
baik dan tegas akan tanggung jawabnya.
d. Pekerjaan suami / isteri
Pekerjaannya apa saja yang terpenting halal

B. RENCANA MEMILIKI KETURUNAN 1 JUMLAH ANAK


Saya ingin memiliki 5 anak lebih dari 5 pun tidak masalah 2) Konsep Keluarga Berencana
Memiliki anak dengan perbedaan 2-3 tahun tiap anak 3) Hak dan kewajiban suami / isteri
1. membayar mahar
2. memberi nafkah (sandang, pandang dan pangan)
3. menggauli dengan baik
4. penyayang
5. berhati lembut, tidak keras/ kasar

C. RENCANA MENDIDIK ANAK


1) Mendidik anak sholeh / sholehah
Akan saya ajarakan anak saya mulai usia dini tentang agama islam, mulai dari
mengaji menghapal AL- Qur’an, sunah nabi dan akan saya sering dengarkan murotal
Al – Qur’an agar ana saya dapat mengapal apa yang dia dengar di otak nya, serta
menyekolah kan nya di sekolah islami sejak dia tk.
2) Memilihkan Sekolah untuk Anak
Akan saya pilih sekolahan berbasis islam agar anak saya dapat didikan atau
pengetahuan islam bukan hanya dirumah tapi di sekolah
3) juga.
Memilihkan Pekerjaan untuk Anak Untuk anak lelaki saya : Apapun pekerjaan yang
akan anak saya jalanin yang penting halal dan tidak aja unsur- unsur pekeraan yang
haram yang dia jalani. Tapi saya tidak akan mengizinkannya kerja di bank karena
uang riba dan sebagainya.
Untuk anak perempuan saya : mungkin akan saya sarankan jadi guru ngaji dirumah
atau bisnis di rumah yang terpenting pekerjaan yang dia lakukan klo bisa dirumah
atau lingkungan rumah karena perempuan lebih bai dirumah ketimbang di luar.
4) Menikahkan Anak
Untuk anak perempuan saya, jika memang di umur 20 tahun dia sudah siap menikah
akan saya nikah kan agar terhindar dari zina. Untuk anak lelaki saya mungkin umur
23-24 tahun baru saya izinkan menikah sampai dia mempunyai pekerjaan untuk
menghidupkan istri serta anak nya kelak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam bahasa Arab, kata sakinah di dalamnya terkandung arti tenang, terhormat, aman,
merasa dilindungi, penuh kasih sayang, mantap dan memperoleh pembelaan.
Mawaddahadalah jenis cinta membara, yang menggebu-gebu kasih sayang pada lawan
jenisnya (bisa dikatakan mawaddah ini adalah cinta yang didorong oleh kekuatan nafsu
seseorang pada lawan jenisnya).Rahmah adalah jenis cinta kasih sayang yang lembut,
siap berkorban untuk menafkahi dan melayani dan siap melindungi kepada yang dicintai.

Rahmah lebih condong pada sifat qolbiyah atau suasana batin yang terimplementasikan
pada wujud kasih sayang, seperti cinta tulus, kasih sayang, rasa memiliki, membantu,
menghargai, rasa rela berkorban, yang terpancar dari cahaya iman. Demikianlah bentuk
keluarga yang sempurna di dalam Islam, yang semua hal didasarkan pada bimbingan al-
Qur’ān dan as-Sunnah.

Anda mungkin juga menyukai