Disusun oleh :
Ulfa Mardianti Mahmud (1901125041)
5B- Pendidikan Biologi
Bentuk keluarga pada asalnya terdiri dari keluarga kecil (nuclear family) dan keluarga las
(extended family). Dalam perkembangan lebih lanjut, antara nuclear dan extended family
terdapat bentuk keluarga semi extended family. Keluarga kecil atau nuclear family
beranggotakan orang tua, bisa kedua orang tua atau salah satunya, ayah atau ibu, beserta atau
tapa anak. Dalam Al-Qur'an keluarga disebut dengan al-Ahl, seperti yang tercantum dalam
surat at-Tahrim (66): 6.
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.
Al-Maraghi, menafsirkan "al-ahl' yaitu: keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak, dan
khadam ( pembantu). Keluarga luas terdiri darianggota keluarga kecil ditambah kerabat baik
dekat maupun jauh. Struktur keluarga sakinah menganut pola keluarga luas (extended
family), yang di samping mempunyai tanggung jawab terhadap kesejahteraan anggota
keluarga inti yaitu ayah-ibu-anak (bagi yang memiliki anak), juga mempunyai tanggung
jawab terhadap kesejahteraan anggota kerabat dekat dari kedua pihak pasangan suami-istri.
Dalam Al-Qur'an, disebut dengan "asyirah, seperti firman Allah
dalam surat asy-Syu'arà' (26): 214)
Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat. Isyarat Al-Qur'an akan
adanya keluarga luas, dapat dipahami pada adanya konsep mahram dan ahli waris dalam
keluarga. Dengan demikian, anggota dari keluarga luas dapat terdiri dari ayah, ibu, anak,
kakek, nenek saudara laki-laki, saudara perempuan, paman. dan bibi. Implementasi rasa
tanggung jawab terhadap anggota keluarga luas dapat bersifat ekonomis, pendidikan, atau
psikologis. Firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah (2): 215,
Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah, "'Apa saja harta yang kamu
nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-
orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan" Dan apa saja kebaikan yang
kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya. Dalam keluarga semi extended
bentuk tanggung jawab keluarga, tidak harus diwujudkan dalam bentuk tinggal bersama
dalam satu rumah. Sebagai bangunan yang berbentuk semi extended family, keluarga sakinah
akan menjadi lembaga keluarga yang mampu memecahkan berbagai penyakit keluarga, baik
yang bersifat materiil maupun immateril, yaitu kemiskinan, kebodohan, keretakan keluarga,
dekadensi moral, dan lain sebagainya.
Sejalan dengan dinamika keluarga di era demokrasi, perlu dikembangkan bentuk komunikasi
keluarga ke arah yang bersifat demokratis. Dalam keluarga demokratis semua anggota
keluarga memiliki hak dan kontribusi yang sama untuk mewujudkan keluarga sakinah. Orang
tua menyampaikan arahannya, juga perlu disam- paikan secara dialogis dengan pendekatan
kasih sayang. Dalam pernikahan, anak memiliki hak untuk memutuskan pilihannya, orang tua
tidak dibenarkan untuk memaksakan kehendak kepada anaknya.
Sakinah
Dalam bahasa Arab, kata sakinah di dalamnya terkandung arti tenang, terhormat,aman,
merasa dilindungi, penuh kasih sayang, mantap dan memperoleh pembelaan. Namun,
penggunaan nama sakinah itu diambil dari penggalan al-Qur’an surat 30:21 “Litaskunu
ilaiha” yang artinya bahwa Allah SWT telah menciptakan perjodohan bagi manusia agar yang
satu merasa tenteram terhadap yang lain.Jadi keluarga sakinah itu adalah keluarga yang
semua anggota keluarganya merasakan cinta kasih, keamanan, ketentraman, perlindungan,
bahagia, keberkahan, terhormat, dihargai, dipercaya dan dirahmati oleh Allah SWT.
Mawaddah
Mawaddah adalah jenis cinta membara, yang menggebu-gebu kasih sayang pada lawan
jenisnya (bisa dikatakan mawaddah ini adalah cinta yang didorong oleh kekuatan nafsu
seseorang pada lawan jenisnya). Karena itu, Setiap mahluk Allah kiranya diberikan sifat ini,
mulai dari hewan sampai manusia. Mawaddah cinta yang lebih condong pada material seperti
cinta karena kecantikan, ketampanan, bodi yang menggoda, cinta pada harta benda, dan lain
sebagainya. Mawaddah itu sinonimnya adalah mahabbah yang artinya cinta dan kasih sayang.
Warahmah
Wa artinya dan sedangkan Rahmah (dari Allah SWT) yang berarti ampunan, anugerah,
karunia, rahmat, belas kasih, rejeki. (lihat : Kamus Arab, kitab ta’riifat, Hisnul Muslim
(Perisai Muslim) Jadi, Rahmah adalah jenis cinta kasih sayang yang lembut, siap berkorban
untuk menafkahi dan melayani dan siap melindungi kepada yang dicintai. Rahmah lebih
condong pada sifat qolbiyah atau suasana batin yang terimplementasikan pada wujud kasih
sayang, seperti cinta tulus, kasih sayang, rasa memiliki, membantu, menghargai, rasa rela
berkorban, yang terpancar dari cahaya iman. Sifat rahmah ini akan muncul manakala niatan
pertama saat melangsungkan pernikahan adalah karena mengikuti perintah Allah dan sunnah
Rasulullah serta bertujuan hanya untuk mendapatkan ridha Allah SWT. Dengan demikian
keluarga sakinah mawadah warohmah adalah sebuah kondisi sebuah keluarga yang sangat
ideal yang terbntuk berlndaskan Al Qur’an dan sunah untuk mencapai kebahagiaan di dunia
dan di akhirat. Keluarga sakinah akan terwujud jika para anggota keluarga dapat memenuhi
kewajiban-kewajibanya terhadap allah, terhadap diri sendiri, terhadap keluarga, terhadap
masyarakat dan terhadap lingkunganya,sesuai ajaran Al Qur’an dan Sunah Rasul.
Islam memperbolehkan pernikahan antar bangsa Arab dan Ajam (non Arab), antara kulit
hitam dan kulit putih, antara orang Timur dan orang Barat.
Berdasarkan fakta ini menunjukkan bahwa Islam sudah mendahului semua “sistem
Demokrasi ” dalam mewujudkan persatuan Ummat manusia. Untuk menjamin hubungan
persudaraan yang akrab antara anak-anak satu agama, maka Islam menganjurkan
dilangsungkannya pernikahan dengan orang- orang asing (jauh), karena dengan tujuan ini
akan terwujud apa-apa yang tidak pernah direalisasikan melalui pernikahan keluarga dekat.
Selain fungsi sosial, fungsi ekonomi dalam berkeluarga juga akan nampak. Mari kita simak
hadist Rosul “NŤkahŤlah wanita, karena ia akan mendatangkan Maal” (HR. Abu Dawud,
dari Urwah RA). Maksud dari hadist tersebut adalah bahwa perkawinan merupakan sarana
untuk mendapatkan keberkahan, karena apabila kita bandingkan antara kehidupan bujangan
dengan yang telah berkeluarga, maka akan kita dapatkan bahwa yang telah berkeluarga lebih
hemat dan ekonomis dibandingkan dengan yang bujangan. Selain itu orang yang telah
berkeluarga lebih giat dalam mencari nafkah karena perasaan bertanggung jawab pada
keluarga daripada para bujangan.
5. Menjaga Kesehatan
Ditinjau dari segi kesehatan, pernikahan berguna untuk memelihara para pemuda dari
kebiasaan onani yang banyak menguras tenaga, dan juga dapat mencegah timbulnya penyakit
kelamin.
6. Memantapkan Spiritual (Ruhiyyah)
Pernikahan berfungsi sebagai pelengkap, karena ia setengah dari keimanan dan pelapang
jalan menuju sabilillah, hati menjadi bersih dari berbagai kecendrungan dan jiwa menjadi
terlindung dari berbagai waswas.
1. Pilih pasangan yang shaleh atau shalehah yang taat menjalankan perintah Allah dan
sunnah Rasulullah SWT.
2. Pilihlah pasangan dengan mengutamakan keimanan dan ketaqwaannya dari pada
kecantikannya, kekayaannya, kedudukannya.
3. Pilihlah pasangan keturunan keluarga yang terjaga kehormatan dan nasabnya..
4. Niatkan saat menikah untuk beribadah kepada Allah SWT dan untuk menghidari
hubungan yang dilaran Allah SWT
5. Suami berusaha menjalankan kewajibannya sebagai seorang suami dengan dorongan
iman, cinta, dan ibadah. Seperti memberi nafkah, memberi keamanan, memberikan
didikan islami pada anak istrinya, memberikan sandang pangan, papan yang halal,
menjadi pemimpin keluarga yang mampu mengajak anggota keluaganya menuju ridha
Allah dan surga -Nya serta dapat menyelamatkan anggota keluarganya dario siksa api
neraka.
6. Istri berusaha menjalankan kewajibann ya sebagai istri dengan dorongan ibadah dan
berharap ridha Allah semata. Seperti melayani suami, mendidik putra-putrinya tentan
agama islam dan ilmu pengetahuan, mendidik mereka dengan akhlak yang mulia,
menjaga kehormatan keluarga, memelihara harta suaminya, dan membahagiakan
suaminya.
7. Suami istri saling mengenali kekurangan dan kelebihan pasangannya, saling menghargai,
merasa saling membutuhkan dan melengkapi, menghormati, mencintai, saling
mempercai kesetiaan masing-masing, saling keterbukaan dengan merajut komunikasi
yang intens.
8. Berkomitmen menempuh perjalanan rumah tangga untuk selalu bersama dalam
mengarungi badai dan gelombang kehidupan.
9. Suami mengajak anak dan istrinya untuk shalat berjamaah atau ibadah bersama-sama,
seperti suami mengajak anak istrinya bersedekah pada fakir miskin, dengan tujuan suami
mendidik anaknya agar gemar bersedekah, mendidik istrinya agar lebih banyak bersukur
kepada Allah SWT, berzikir bersama-sama, mengajak anak istri membaca al-qur’an,
berziarah qubur, menuntut ilmu bersama, bertamasya untuk melihat keagungan ciptaan
Allah SWT. Dan lain-lain.
10. Suami istri selalu meomoh kepada Allah agar diberikan keluarga yang sakinah
mawaddah wa rohmah.
11. Suami secara berkala mengajak istri dan anaknya melakukan instropeksi diri untuk
melakukan perbaikan dimasa yang akan datang. Misalkan, suami istri, dan anak-anaknya
saling meminta maaf pada anggota keluarga itu pada setiap hari kamis malam jum’at.
Tujuannya hubungan masing-masing keluarga menjadi harmonis, terbuka, plong, tanpa
beban kesalahan pada pasangannnya, dan untuk menjaga kesetiaan masing-masing
anggota keluarga.
12. Saat menghadapi musibah dan kesusahan, selalu mengadakan musyawarah keluarga.
Dan ketika terjadi perselisihan, maka anggota keluarga cepat-cepat memohon
perlindungan kepada Allah dari keburukan nafsu amarahnya.
E. Ayat –ayat Alquran dan Hadits tentang Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah
1. Sakinah
Surat Yunus ayat 67 :
Artinya : “Dialah yang menjadikan malam bagi kamu supaya kamu beristirahat
padanya (litaskunu fihi) dan (menjadikan) siang terang benderang (supaya kamu mencari
karunia Allah). Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda (kekuasaan
Allah) bagi orang-orang yang mendengar”.
Artinya : “Dan di antara ayat-ayat-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu
sendiri, supaya kamu merasa nyaman kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu mawadah
dan rahmah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar- benar terdapat tanda-tanda bagi
kaum yang berpikir” [Ar-Rum 21].
Dan sungguh jika kamu beroleh karunia (kemenangan) dari Allah, tentulah dia mengatakan
seolah-oleh belum pernah ada hubungan kasih sayang antara kamu dengan dia: “Wahai,
kiranya saya ada bersama-sama mereka, tentu saya mendapat kemenangan yang besar (pula)”
[An-Nissa 73].
Surat Al-Ma’idah ayat 82-83, tentang doa orang-orang yang memiliki mawadah:
3. Warahmah :
Artinya : Dan Orang-orang yang mempunyai al-arham (hubungan) itu sebagiannya lebih
berhak terhadap sebagiannya dalam kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu [Al-Anfal 75]
Rahmah lebih condong pada sifat qolbiyah atau suasana batin yang terimplementasikan
pada wujud kasih sayang, seperti cinta tulus, kasih sayang, rasa memiliki, membantu,
menghargai, rasa rela berkorban, yang terpancar dari cahaya iman. Demikianlah bentuk
keluarga yang sempurna di dalam Islam, yang semua hal didasarkan pada bimbingan al-
Qur’ān dan as-Sunnah.