Anda di halaman 1dari 8

Goiter Nodular Jinak (Benign Goiter Nodular) menyebabkan Obstruksi

Saluran Pernapasan Atas


Abstrak
Objektif: Goiter nodular jinak (GNJ) dapat menyebabkan penyempitan saluran napas bagian
atas. Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, obstruksi saluran napas bagian atas juga
terjadi. Makalah berikut melaporkan pengalaman kami berkaitan dengan pasien GNJ yang
mengalami obstruksi jalan napas bagian atas.

Material dan Metode: Kami menyelidiki secara retrospektif catatan 13 pasien dengan
obstruksi jalan napas akut karena GNJ yang dirawat di Departemen Bedah Umum Fakultas
Kedokteran Universitas Ataturk antara Januari 2000 dan Desember 2007.

Hasil: Tiga belas pasien dengan obstruksi jalan napas sekunder akibat GNJ dirawat di rumah
sakit selama periode ini. Ada dua laki-laki dan 11 perempuan, dengan usia rata-rata adalah
58,5 tahun (kisaran 37-74 tahun). Pada semua pasien, gejala utama saat masuk didefinisikan
sebagai distres pernapasan; semua pasien memiliki berbagai tingkat distres pernapasan saat
masuk. Tiga dari pasien menjalani intubasi endotrakeal darurat di ruang gawat darurat.
Evaluasi radiologis pra operasi dilakukan dengan ultrasonografi (US) tiroid dan computed
tomography (CT). Terdapat komponen retrosternal atau substernal dari GNJ pada sembilan
pasien. Dua belas pasien menjalani operasi, sementara satu pasien dengan distres pernapasan
ringan memilih untuk tidak dioperasi. Sepuluh pasien menjalani tiroidektomi total, sementara
dua pasien menjalani tiroidektomi near-total. Satu pasien dengan goiter retrosternal juga
menjalani sternotomi median. Tiga pasien menerima trakeostomi setelah operasi. Drain
suction digunakan di semua operasi. Selama periode pasca operasi, dua pasien mengalami
gangguan suara, dan tujuh pasien mengalami hipokalsemia. Dua pasien meninggal.
Pemeriksaan patologis jaringan tiroidektomi mengungkapkan GNJ dalam semua kasus.
Selain itu, dua pasien memiliki karsinoma mikropapiler.

Kesimpulan: Meskipun GNJ yang menyebabkan obstruksi saluran pernapasan bagian atas
jarang terjadi, hal ini merupakan entitas klinis yang penting karena kebutuhan untuk operasi
darurat, peningkatan tingkat komplikasi, dan kematian yang tinggi.
Introduksi pemeriksaan fisik, derajat dan tingkat
Pembesaran jinak kelenjar tiroid, atau keparahan distres pernapasan, temuan
goiter, mempengaruhi hingga 15% dari radiologis dan laboratorium, temuan
populasi di daerah endemik. Gejala goiter operasi dan perjalanan pasca operasi, dan
sebagian besar disebabkan oleh komplikasi.
pembesaran kelenjar. Lokasi kelenjar
menjadikan pembesaran ini penting karena Hasil
dapat menekan trakea. Kompresi akut jalan Tiga belas pasien dengan obstruksi saluran
napas dan dispnea sebagian besar napas akibat GNJ dirawat di rumah sakit
disebabkan oleh pembesaran massa tiroid selama periode ini. Terdapat dua laki-laki
yang berlangsung cepat. Berikut ini adalah dan 11 perempuan, dengan usia rata-rata
kasus pasien dengan obstruksi jalan napas adalah 58,5 tahun (kisaran 37-74 tahun).
akut sekunder akibat goiter nodular jinak Pada semua pasien, gejala saat admisi
(GNJ) [1]. adalah distres pernapasan yang
berlangsung selama rata-rata 3,2 hari.
Material dan Metode Semua pasien telah terdiagnosis dengan
Kami secara retrospektif menyelidiki GNJ sebelum waktu admisi. Masa
catatan 13 pasien dengan obstruksi jalan diagnosis bervariasi antara dua bulan dan
napas akut akibat GNJ yang dirawat di 23 tahun sebelum admisi (rata-rata sepuluh
Departemen Bedah Umum Fakultas tahun). Semua pasien merupakan kandidat
Kedokteran Universitas Ataturk antara untuk tindakan tiroidektomi, tetapi 12
Januari 2000 dan Desember 2007. pasien menolak operasi dan hanya satu
Dilakukan investigasi dari data rekam yang menerima obat anti-tiroid untuk
medik yang meliputi usia dan jenis persiapan operasi. Hasilnya dirangkum
kelamin pasien, gejala saat masuk, durasi dalam Tabel 1.
gejala, riwayat penyakit penyerta, temuan

Tabel 1. Data Detil Pasien


Semua pasien memiliki tingkat distres ringan menolak operasi dan meninggalkan
pernapasan yang bervariasi saat admisi. rumah sakit. Pasien ini masuk ke instalasi
Tiga dari pasien menjalani intubasi gawat darurat (IGD) satu minggu setelah ia
endotrakeal darurat di ruang gawat darurat. meninggalkan rumah sakit dan meninggal
Tujuh pasien menderita distres napas di IGD karena obstruksi saluran
sedang dan tiga pasien mengalami distres pernapasan atas dan insufisiensi kardio-
napas ringan. Tidak terdapat satu pun pulmonal.
pasien yang memiliki gejala konsisten Semua operasi dilakukan dalam
dengan hipertiroidisme. keadaan darurat (Gambar 1,2). Sepuluh
Selain diagnosis GNJ, empat pasien pasien menjalani tiroidektomi total dan
memiliki riwayat penyakit paru obstruktif dua menjalani tiroidektomi near-total. Satu
kronik, empat memiliki gagal jantung pasien dengan goiter retrosternal juga
kongestif (dua dengan fibrilasi atrium), menjalani sternotomi median. Tidak ada
dua menderita diabetes mellitus, satu diseksi kelenjar limfe servikal radikal yang
pasien pernah mengalami kecelakaan dilakukan. Tiga pasien menerima
serebrovaskular, dan satu pasien telah trakeostomi setelah operasi dikarenakan
menjalani operasi usus buntu. Semua intubasi endotrakeal yang berkepanjangan
pasien telah menerima obat anti-tiroid (trakeostomi dilakukan lima hari setelah
sebelumnya dan hanya dua dari mereka operasi inisial pada satu pasien) dan
yang minum obat secara teratur. Tidak ada trakeomalasia (dua pasien menerima
satu pun pasien yang pernah dioperasi trakeostomi setelah operasi). Pasien
karena penyakit tiroid. trakeostomi pertama meninggal karena
Semua pasien memiliki massa servikal insufisiensi pulmonal, dan dua pasien
yang selaras dengan pembesaran kelenjar trakeomalasia dipulangkan dari rumah
tiroid. Evaluasi radiologis preoperatif sakit; penutupan trakeostomi pada pasien
dilakukan dengan ultrasonography (US) ini dilakukan pada satu bulan pasca
tiroid dan computed tomography (CT). US operasi. Sembilan pasien yang tersisa
mengungkapkan pembesaran kelenjar berhasil diekstubasi segera setelah operasi
tiroid pada semua pasien, dan tiga pasien atau beberapa jam kemudian. Saluran
mengalami pembesaran kelenjar limfe suction digunakan di semua operasi.
servikal (dua sternokleidomastoid dan satu Saluran air dibuang jika jumlah saluran air
jugularis). CT menunjukkan pembesaran berkurang menjadi kurang dari 20 cc setiap
kelenjar tiroid dan kompresi trakea pada harinya. Selama periode pasca operasi, dua
semua pasien. Selain itu terdapat juga pasien menderita gangguan suara dan tujuh
komponen GNJ retrosternal atau substernal pasien menderita hipokalsemia. Gangguan
pada sembilan pasien. suara bersifat sementara pada semua
Pada semua pasien dilakukan tes fungsi pasien dan ditangani dengan pengobatan
tiroid pra operasi, termasuk free T3 (FT3), anti-edema (kortison 0,5-1 mg/kg/hari).
free T4 (FT4), dan thyroid stimulating Gangguan suara pulih dalam 20 hari pada
hormone (TSH). Hanya satu pasien yang satu kasus dan dalam dua bulan pada satu
memiliki kadar TSH serum yang rendah kasus lainnya. Hipokalsemia ditatalaksana
(0,01 ng/ml) dan tidak ada tanda-tanda dengan infus kalsium dan vitamin D aktif,
hipertiroidisme. Kadar FT3 dan FT4 sesuai dengan tingkat keparahan temuan
pasien ini dalam batas normal klinis. Rata-rata waktu rawat inap adalah
(hipertiroidisme subklinis). Sedangkan sisa 10,5 hari (kisaran 5-25 hari). Satu pasien
12 pasien memiliki kadar FT3, FT4 dan yang menolak pengobatan dan
TSH normal. meninggalkan rumah sakit kemudian
Pembedahan dilakukan pada 12 pasien. masuk kembali dan meninggal di IGD
Satu pasien dengan distres pernapasan karena obstruksi jalan napas atas dan
insufisiensi kardiopulmoner. Pasien
lainnya meninggal karena insufisiensi
pulmonal.
Pemeriksaan patologis pada jaringan
tiroidektomi secara keseluruhan
memberikan hasil GNJ. Selain itu, dua
pasien memiliki karsinoma mikropapiler.
Median waktu follow-up adalah 44
bulan (kisaran 6-61 bulan). Tidak ada
kekambuhan goiter nodular pada pasien
dengan kanker mikropapiler.

Diskusi darurat sebesar 0,6%.[1] Shaha dkk.


Obstruksi saluran pernapasan atas melaporkan bahwa dispnea akut dapat
akibat pembesaran kelenjar tiroid yang terjadi pada 25% pasien dengan goiter
memerlukan intervensi segera merupakan intratoraks, dan 18% dari mereka
kondisi yang jarang terjadi. Insiden GNJ kemungkinan memerlukan intubasi
menyebabkan obstruksi jalan napas atas endotrakeal.[4] Sebanyak 993 pasien GNJ
tidak dapat dijelaskan dengan baik, dan dioperasi di klinik kami selama periode
dilaporkan bervariasi antara 0,8 dan 31% yang sama (antara Januari 2000 dan
dalam penelitian yang berbeda [2,3]. Desember 2007), dan berdasarkan data ini
Abraham et al. melaporkan kejadian insiden GNJ yang menyebabkan obstruksi
obstruksi saluran napas atas yang saluran napas atas dan memerlukan
membutuhkan intervensi jalan napas intervensi jalan napas darurat adalah 1,3%.
Beberapa alasan telah dikemukakan berusia antara 57 dan 60 tahun. Temuan
untuk obstruksi akut saluran napas atas ini, tentu saja, tidak penting secara klinis,
pada GNJ. Dikatakan bahwa lokalisasi tetapi yang penting adalah bahwa mereka
retrosternal dari kelenjar yang membesar adalah pasien dengan usia yang cukup
sebagian besar terkait dengan kompresi lanjut.
dan perpindahan trakea, sehingga Faktanya, terlepas dari faktor-faktor
menyebabkan berbagai derajat dispnea. yang berkontribusi ini, kami berpikir
Dilaporkan juga bahwa perubahan fungsi bahwa alasan utama untuk presentasi akut
paru yang dapat dikenali terjadi ketika luas adalah penundaan waktu antara diagnosis
penampang jalan napas telah berkurang dan operasi. Hanya satu pasien dengan
lebih dari 50% [2]. goiter retrosternal yang mengalami
Abraham et al. melaporkan bahwa obstruksi jalan napas atas selama periode
sebagian besar dari lima kasus mereka preparasi medis untuk operasi. Pasien lain
memiliki goiter retrosternal.[1] Dalam seri menolak operasi. Selama waktu tunggu
kami, pembesaran tiroid retrosternal sebelum operasi, kelenjar tiroid membesar
terlihat pada tiga pasien, tetapi enam dan trakea menjadi tertekan dan terdistorsi,
pasien lainnya memiliki komponen yang menyebabkan distorsi anatomis dan
substernal dari massa tiroid servikal yang gangguan fungsional. Dilaporkan bahwa
membesar. Fakta bahwa ruang retrosternal giant goiter menyebabkan gangguan yang
relatif kecil dan tidak memungkinkan signifikan dari dinamika saluran napas
kelenjar tiroid untuk membesar, bagian atas.[1,3,11-13] Kerusakan ini dapat
berkontribusi pada obstruksi pada pasien dengan mudah berkembang menjadi
dengan goiter retrosternal atau substernal. obstruksi jalan napas atas ketika faktor-
Bagaimanapun, kompresi dan distorsi jalan faktor yang disajikan di atas
napas oleh kelenjar yang membesar di dipertimbangkan.
GNJ retrosternal bukanlah kejadian yang Penyempitan saluran napas atas dapat
akut. GNJ retrosternal merupakan bersifat simptomatik (dengan dispnea) atau
predisposisi, tetapi tidak menyebabkan asimtomatik [12]. Dilaporkan bahwa hingga
terjadinya obstruksi. Penyebab pasti 25-33% pasien dengan giant goiter
obstruksi pada pasien GNJ yang sudah memiliki gejala obstruksi saluran napas
mengalami kompresi jalan napas masih atas, dan 10% dari pasien ini memerlukan
belum jelas. Alasan yang mungkin intubasi darurat. Dilaporkan juga bahwa
berkontribusi pada kejadian akut ini antara gejala yang terjadi biasanya bukan
lain infeksi saluran pernapasan atas, disebabkan oleh ukuran kelenjar, tetapi
penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), lebih karena kompresi struktur vital pada
dan perdarahan ke dalam komponen kistik level inlet tulang toraks [4]. Semua pasien
dari kelenjar yang membesar [5-7]. Tak satu kami memiliki kelenjar tiroid yang
pun dari pasien kami memiliki infeksi membesar yang dapat digambarkan
saluran pernapasan atas, namun beberapa sebagai giant goiter dan sembilan
memiliki PPOK dan/atau insufisiensi diantaranya juga memiliki goiter
jantung. retrosternal atau goiter servikal dengan
Dilaporkan bahwa pasien tiroid komponen substernal. Namun tidak
dengan usia lanjut memiliki kemungkinan satupun dari mereka memiliki distres
lebih besar untuk menjadi kandidat pernapasan yang berkaitan dengan dispnea
tiroidektomi karena massa tiroid yang sebelum onset akut gejala obstruksi jalan
mengobstruksi [8-10]. Hanya ada satu pasien napas bagian atas. Tiga dari pasien kami
dengan pengecualian tren ini dalam seri membutuhkan intubasi endotrakeal segera.
kami. Yang lainnya sebagian besar berusia Diagnosis entitas ini tidak sulit. Kondisi
antara 57 dan 60 tahun. Hal ini menarik lain yang menyebabkan dispnea akut dan
untuk dicatat bahwa 11 pasien hampir obstruksi saluran napas atas harus
dipertimbangkan pada pasien tersebut. hanya terdapat pada satu pasien.
Dilaporkan bahwa rontgen dada postero- Berapapun kadar hormon tiroidnya, pada
anterior dan lateral standar dianggap keadaan darurat berarti pasien memerlukan
sebagai alat diagnostik tunggal yang paling operasi segera.
berguna sehubungan dengan studi goiter Penatalaksanaan bedah diindikasikan
intratoraks karena dapat memberikan untuk GNJ yang menyebabkan obstruksi
informasi tentang kompresi trakea [14]. saluran napas atas. Dalam kasus di mana
Dalam keadaan darurat, penilaian lebih operasi dikontraindikasikan dan dalam
lanjut dengan US atau CT tetap diperlukan kasus penolakan operasi, Noppen et al.
mengingat tingkat keparahan obstruksi merekomendasikan penggunaan prosedur
jalan napas. CT dan US ditemukan bronkoskopi intervensi dan insersi stent. [7]
memiliki manfaat yang sama dalam hal Kami melakukan tiroidektomi total dalam
mendiagnosis. USG lebih sensitif dalam sepuluh kasus dan tiroidektomi near-total
mendeteksi nodul kecil yang tidak dapat dalam dua kasus. Prosedur pembedahan
ditunjukkan oleh CT, sedangkan CT lebih pada kasus emergensi sama seperti pada
unggul dalam menentukan perluasan kasus elektif. Aspek yang paling penting
intratoraks dari kelenjar tiroid yang terletak pada dekompresi saluran napas
membesar.[14] Oleh karena itu, kami atas. Kami mengamati bahwa pasien tidak
menggunakan CT pada semua pasien. mengalami sesak napas setelah operasi
Berbeda dengan US, CT lebih jelas saat trakea normal (yaitu, ketika tidak ada
menunjukkan obstruksi trakea dan trakeomalasia). Dilaporkan bahwa gejala
komponen retrosternal. CT juga kompresi akibat pembesaran massa tiroid
memberikan lebih banyak informasi untuk berkurang setelah pengangkatan kelenjar.
diagnosis banding massa mediastinum [12]

yang juga dapat menyebabkan obstruksi Telah dinyatakan bahwa hampir semua
saluran napas atas, seperti karsinoma goiter intratoraks dapat diangkat dengan
bronkial, timoma, kista dermoid, atau insisi servikal dengan aman, dan
limfoma [15]. sternotomi hanya diperlukan pada kasus
Diagnosis banding untuk dispnea yang jarang terjadi [15,17]. Dalam kasus
merupakan hal yang penting. Nandwani dengan operasi tiroid sebelumnya, massa
dkk.[16] melaporkan kasus di mana berukuran besar, kecurigaan keganasan,
obstruksi jalan napas bagian atas dan lesi intratoraks total, dan tanda-tanda
dispnea dirancukan dengan asma. Mereka kompresi vaskular, akses ke rongga toraks
menggunakan loop flow-volume, karena dilakukan dengan torakotomi
tes ini berfungsi untuk membantu posterolateral anterior atau posterolateral
diagnosis dan pemantauan dugaan tinggi atau sternotomi median. Kami dapat
obstruksi jalan napas. Temuan serupa melakukan tiroidektomi melalui insisi
dilaporkan oleh Suchoo et al. mendukung servikal pada semua pasien, kecuali satu
gagasan bahwa loop flow-volume pasien. Dalam hal ini, kami menggunakan
memberikan keuntungan tambahan sternotomi median. Beberapa penulis
dibanding hanya menggunakan radiologi menyarankan penggunaan insisi servikal
konvensional dalam mendeteksi obstruksi ditambah dengan teknik suction di semua
saluran napas bagian atas. [12] Penggunaan kasus [15,17], namun penggunaan teknik
tes ini dalam kasus kami tidak dapat aspirasi ini tidak disarankan.
menjadi pilihan karena obstruksi jalan Dalam seri ini, komplikasi pasca
napas pada pasien perlu ditangani segera. intervensi bedah GNJ yang menyebabkan
Asesmen preoperatif terhadap hormon obstruksi saluran pernapasan atas antara
tiroid merupakan masalah penting lainnya. lain; trakeomalasia, gangguan suara, dan
Pada penelitian ini, profil hormon hipokalsemia. Trakeomalasia tidak umum,
konsisten dengan hipertiroidisme subklinis dan insiden yang dilaporkan bervariasi
antara 0,001% dan 1,9% dalam berbagai Waktu rawat inap rata-rata adalah 10.5
seri [18]. Trakeomalasia terjadi akibat dari hari. Waktu rawat inap yang dilaporkan
tekanan yang diberikan oleh massa pada adalah antara 4.7 dan 11 hari dalam
trakea, menyebabkan nekrosis di beberapa literatur. Abraham et al. melaporkan
bagian dinding trakea dan menyebabkan bahwa waktu rawat inap rata-rata adalah
kolaps total jalan napas dengan relaksasi 28 hari dalam seri mereka[1]. Mereka juga
otot [19]. Insiden trakeomalasia yang relatif melaporkan bahwa rata-rata rawat inap di
tinggi pada populasi pasien kami dapat unit perawatan intensif adalah 14 hari.
dikaitkan dengan kompresi trakea yang Kami mengaitkan masa rawat inap yang
berlebihan. Disarankan bahwa trakeostomi lebih pendek dalam seri kami dengan
adalah cara terbaik untuk mengelola jumlah penyakit penyerta yang relatif
komplikasi ini, dan harus dilakukan secara rendah dan fakta bahwa tinggal di unit
intraoperatif jika trakea lunak dan tidak perawatan intensif tidak diperlukan.
kaku atau kolaps setelah penarikan tabung GNJ yang menyebabkan obstruksi
endotrakeal secara bertahap [18]. Pada dua saluran pernapasan atas merupakan hal
pasien kami, trakeomalasia ditatalaksana yang penting karena membutuhkan
dengan trakeostomi dan berhasil. tindakan tiroidektomi darurat. Sebagian
Tingkat hipokalsemia sementara yang besar kasus ini memiliki pembesaran
dilaporkan dalam seri adalah antara 21- kelenjar tiroid intratoraks atau yang
26%, sedangkan hipokalsemia permanen meluas. Tatalaksana pembedahan tidak
antara 1.9-3.6%.[8] Angka yang dilaporkan dapat dihindari, tetapi tindakan
ini adalah untuk operasi bedah elektif. dekompresi efektif untuk mengatasi gejala.
Tingkat dalam seri kami adalah 53% untuk Diketahui bahwa pada operasi emergensi
hipokalsemia sementara, namun tidak ada terutama pada pasien dengan usia lanjut,
hipokalsemia permanen. Kami morbiditas dan mortalitas pasca operasi
menghubungkan tingkat transien yang meningkat [8]. Faktanya, tiroidektomi
tinggi ini dengan massa tiroid berukuran dalam keadaan elektif memiliki tingkat
besar dan dengan pengaturan operasi yang kematian yang sangat rendah dan tingkat
muncul. Tingkat gangguan suara adalah morbiditas yang dapat diterima. Keadaan
15,3% dalam seri kami. Kami percaya darurat tidak hanya meningkatkan
bahwa alasan serupa yang menjelaskan kematian yang terkait dengan penyakit
tingginya angka hipokalsemia transien, penyerta, tetapi juga tingkat komplikasi
juga bertanggung jawab atas gangguan pasca operasi.
suara.

Acknowledgment: Artikel ini dipresentasikan sebagai presentasi poster pada 6th Medical &
Surgical Endocrinology Postgraduate Course, 27 Oktober – 2 December 2007, Erzurum,
Turkey.

Daftar Pustaka Respir Crit Care Med 1998; 157:


1885-91.
1. Abraham D, Singh N, Lang B, 3. Miller MR, Pincock AC, Oates
Chan WF, Lo CY. Benign nodular GD, Wilkinson R, Skene-Smith H.
goitre presenting as acute air- way Upper airway obstruction due to
obstruction. ANZ J Surg 2007; 77: goitre: detection, prevalence and
364-7. results of surgical management. Q J
2. BrightP,MillerMR,FranklynJA,She Med 1990; 74: 177-88.
ppardMC. The use of a neural 4. Shaha AR, Burnett C, Alfonso A,
network to detect upper airway Jaffe BM. Goiters and airway
obstruction caused by goiter. Am J
problems. Am J Surg 1989; 158: 14. Bizakis J, Karatzanis A,
378-80. Hajiioannou J, et al. Di- agnosis
5. Melliere D, Saada F, Etienne G, and management of substernal
Becquemin JP, goiter at the University of Crete.
BonnetF.Goiterwithsevererespirato Surg Today 2008; 38: 99-103.
rycomp- romise: evaluation and 15. Cagli K, Ulas MM, Hizarci M,
treatment. Surgery 1988;103: 367- Sener E. Sub- sternal goiter: an
73. unusual cause of respiratory failure
6. Veronesi G, Leo F, Solli PG, et al. after coronary artery bypass
Life-threat- ening giant mediastinal grafting. Tex Heart Inst J 2005; 32:
goiter: a surgical chal- lenge. J 224-7.
Cardiovasc Surg 2001; 42: 429-30. 16. Nandwani N, Tidmarsh M, May
7. Noppen M, Poppe K, D’Haese J, AE. Retroster- nal goitre: a cause
Meysman M, Velkeniers B, of dyspnoea in pregnancy. Int J
Vincken W. Interventional Obstet Anesth 1998; 7: 46-9.
bronchoscopy for treatment of 17. Singh B, Lucente FE, Shaha AR.
tracheal obstruction secondary to Substernal goiter: a clinical review.
benign or malignant thyroid dis- Am J Otolaryngol 1994; 15: 409-
ease. Chest 2004; 125: 723-30. 16.
8. Passler C, Avanessian R, Kaczirek 18. Agarwal A, Mishra AK, Gupta SK,
K, Prager G, Scheuba C, Niederle et al. High incidence of
B. Thyroid surgery in the geriatric tracheomalacia in longstanding
patient. Arch Surg 2002; 137: goiters: experience from an
1243- 8. endemic goiter region. World J
9. Lang BH, Lo CY. Total Surg 2007; 31: 832-7.
thyroidectomy for multinodular 19. Hamilton NT, Christophi C, Swann
goiter in the elderly. Am J Surg JB, Robin- son GJ. Endotracheal
2005; 190: 418-23. intubation following thy-
10. Ríos A, Rodríguez JM, Galindo PJ, roidectomy. ANZ J Surg 1987; 57:
Canteras M, Parrilla P.Surgical 295-8.
treatment for multinodular goitres
in geriatric patients. Langenbecks
Arch Surg 2005; 390: 236-42.
11. Torchio R, Gulotta C, Perboni A, et
al. Ort- hopnea and tidal expiratory
flow limitation in patients with
euthyroid goiter. Chest 2003; 124:
133-40.
12. Thusoo TK, Gupta U, Kochhar K,
Hira HS. Up- per airway
obstruction in patients with goiter
studies by flow volume loops and
effect of thyroidectomy. World J
Surg 2000; 24: 1570- 2.
13. Karbowitz SR, Edelman LB, Nath
S, Dwek JH, Rammohan G.
Spectrum of advanced up- per
airway obstruction due to goiters.
Chest 1985; 87: 18-21.

Anda mungkin juga menyukai