Sebelum mengakhiri sesi pembelajaran kita kali ini, teman-teman Skill Academy dapat
sedikit mengulas kembali materi yang ada di video-video sebelumnya melalui
ringkasan materi berikut ini. Selamat mempelajari kembali ya!
Pelatihan adalah sebuah proses untuk mengisi gap dari titik kita berada di posisi kita
saat ini untuk mencapai posisi yang kita inginkan. Dalam pelatihan, pastikan pelatih
sudah mengidentifikasi kebutuhan peserta, selain itu pastikan ada buy-in dari
manajemen sehingga hasil dari pelatihan dapat diaplikasikan dengan maksimal di
perusahaan. Pastikan pelatihan yang dilakukan juga participant-centered learning, dan
pastikan selalu ada proses evaluasi dari setiap pelatihan.
1
Seorang pelatih pada umumnya adalah seorang ekspert yang menguasai baik dari sisi
teknis ataupun konten. Sedangkan seorang fasilitator umumnya memahami konten
secara keseluruhan, tetapi masih memungkinkan memiliki sedikit pengetahuan teknis.
Menjadi seorang Fasilitator, selain berperan memfasilitasi proses diskusi, juga
memiliki kesempatan untuk terus belajar hal-hal baru terutama hal-hal yang bersifat
teknis.
Dalam menentukan materi pelatihan, kita sebagai pelatih harus terlebih dahulu
mengidentifikasi kebutuhan peserta. Ketahui siapa peserta kita, apa yang sudah
mereka ketahui perihal materi pelatihan yang akan dibawakan, apa motivasi dan
ekspektasi mereka mengikuti pelatihan.
Setelah kita mengetahui materi yang akan dibawakan, pastikan materi yang kita
kembangkan adalah materi terkini, dari sumber yang terpercaya, dapat diaplikasikan
sesuai dengan kebutuhan peserta. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah
memastikan hak cipta dari aset yang kita gunakan pada materi sudah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
2
Membuat Rencana Pelatihan
Setelah kita mengetahui kebutuhan peserta dan sudah menentukan materi yang akan
digunakan, maka selanjutnya kita dapat lanjutkan ke proses membuat rencana
pelatihan. Dalam membuat rencana pelatihan, ada persiapan dasar yang perlu
dipersiapkan dan umumnya terlupakan, diantaranya adalah pentingnya sesi
perkenalan baik dari sisi pelatih ataupun peserta, lalu kesesuaian aktifitas yang dipilih
dengan kondisi pelatihan, dan pemanfaatan waktu-waktu break. Dalam
mengalokasikan waktu pada saat membuat rencana pelatihan, kita perlu
menyediakan waktu luang yang nantinya sangat mungkin untuk disesuaikan dengan
kondisi di lapangan, jika memang perlu adanya penyesuaian materi pada waktu
tertentu.
Ada banyak referensi yang dapat digunakan saat kita membaut rencana pelatihan, dua
diantaranya adalah LSP BNSP dan SKKNI. Dari kedua sumber tersebut kita dapat
menyesuaikan kompetensi yang dibutuhkan dengan sumber rujukan yang nantinya
bisa juga membantu kita dalam menentukan tipe-tipe kegiatan pembelajaran apa saja
yang cocok digunakan pada saat menyampaikan pelatihan tersebut. Setelah semua
informasi diperoleh, maka tahap selanjutnya adalah menuangkan semua informasi
tersebut dalam bentuk dokumen silabus dan rencana pembelajaran (lesson plan).
Pada saat kita sudah membuat rencana pelatihan dengan maksimal, bukan berarti hal
tak terduga tidak mungkin terjadi. Bersiap dengan kejadian tidak terduga selalu perlu,
itu kenapa sebagai seorang pelatiha kita perlu siap dengan plan lainnya diluar plan
utama kita. Salah satunya dengan memberikan waktu jeda yang sudah kita siapkan,
jika ada hal keliru yang terjadi kita bisa memanfaatkan waktu jeda tersebut untuk
menyesuaikan kegiatan.
3
Selain daripada itu, untuk menghindari hal-hal tak terduga terjadi, kita sebaiknya juga
memperhatikan setiap kegiatan yang kita rencanakan. Misalnya saja kegiatan games,
apabila kita melakukan pelatihan formal diruangan ber-AC, sebaiknya jangan yang
membuat peserta melakukan kegiatan berkeringat sehingga nantinya tidak nyaman
dalam melanjutkan kegiatan pembelajaran.
Pada saat semua persiapan sudah kita lakukan, maka kita sudah siap nih untuk
melaksanakan pelatihan. Pada saat akan melaksanakan pelatihan, kembali perhatikan
list material yang akan digunakan ya, tidak ada salahnya menyiapkan lebih dan ingat
“Over prepared is a good idea”.
Mengetahui informasi peserta salah satunya nomor tlp, bisa juga kita manfaatkan
sebagai jalur komunikasi agar lebih siap melaksanakan pelatihan. Kita bisa bantu
mengingatkan peserta untuk waktu pelatihan, menginformasikan materi-materi
tambahan kepad peserta, dsb. Sehingga baik pelatih ataupun peserta sudah sama-
sama siap melaksanakan pelatihan.
4
Selain list materi dan informasi peserta, memastikan lokasi pelatihan juga penting
diperhatikan oleh pelatih agar lebih siap melaksanakan pelatihan. Baik lokasi online
ataupun offline, memastikan lokasi sipa dipergunakan adalah point yang cukup
penting sehingga semua yang terlibat dalam pelatihan dapat mengikuti kegiatan
dengan lebih nyaman.
First Impression Matters, itu adalah hal yang sering kita dengar, yes betul sekali, itu
mengapa pada saat kita melakukan pelatihan persiapan saat akan memulai pelatihan
itu perlu, termasuk diantaranya pada saat memasuki sesi pertama pelatihan.
Sebaiknya kita sebagai pelatih sudah terlebih dahulu hadir sebelum peserta dan bisa
menyapa para peserta yang hadir. Hal ini bisa menjadi ice breaking antara kita pelatih
dan peserta.
Sapa peserta bisa dalam beragam cara, mulai menanyakan nama, daerah tempat
tinggal, bagaimana perjalanan menuju lokasi pelatihan jika dilakukan offline atau
bagaimana pembagian zoom dengan anak sekolah misalnya jika pelatihan dilakukan
online. Bisa juga dengan meminta penulisan name tag secara manual, menawarkan
5
the/kopi yang tersedia sambal menunggu peserta lainnya dating dan waktu pelatihan
dimulai.
Saat memulai pelatihan penting membuat suasana penuh energi positif, kita sebagai
pelatih penting untuk dapat menyebarkan aura positif pada saat pelatihan akan
dimulai. Bisa dengan melakukan Icebreaking saat sesi perkenalan atau saat
menginformasikan agenda pelatihan, bisa dengan menanyakan ekspektasi dan juga
motivasi peserta. Penting juga untuk menyempilkan jokes, diharapkan saat
pertemuan pertama memulai pelatihan sudah dibawakan dengan baik dan
menyenangkan, peserta dapat menikmati keseluruhan sesi hingga sesi akhir dan
bahkan sampai dengan merekomendasikan pelatihan kita kepada orang lain.
6
Membuat Kelas Tetap Interaktif
Setelah pertemuan pertama baik, penting untuk selalu menciptakan situasi pelatihan
yang interaktif. Bisa dengan menyiapkan berbagai kegiatan, seperti diskusi di kelas,
diskusi kelompok, studi kasus, role play, games, ice breaking, energizing, bahkan
dengan penggunaan tools seperti sticky notes, dsb.
Dalam mengantisipasi terciptanya situasi yang sulit, kita sebagai pelatih perlu
mempersiapkan beberapa hal, diantaranya adalah:
7
Pada saat membuat materi pembelajaran, sebaiknya teman-teman sudah
sadar untuk menghindari pembahasan yang sensitif seperti mengandung
unsur SARA. Selain dari itu selama pelatihan berlangsung teman-teman juga
perlu memperhatikan sensitive isu terhadap alergi makanan, panggilan yang
disukai, bahkan hingga sensitifitas point of view terhadap jabatan tertentu.
Lalu perilaku peserta juga dapat menjadi tantangan tersendiri. Mulai dari karakter
yang lucu, sinis, acuh, aktif berbicara, bahkan kita sudah mendiskusikan perilaku
pembisik dan bagaimana menghadapi masing-masing karakter tersebut.
Itu semua adalah rangkuman dari Pelatihan untuk Pelatih Aktivitas Konusltasi
Manajemen yang sudah teman-teman baca pelajari kembali. Dengan demikian
berakhir sudah pelatihan kali ini, semoga apa yang teman-teman pelajari dapat
membantu meningkatkan kemampuan teman-teman sebagai pelatih (trainer). We
wish you the best of luck on the rest of your travels!