Haspeng Dan Lampiran PHP 2
Haspeng Dan Lampiran PHP 2
Gejala
Serangan
1 Sitophilus Kingdom : Terdapat
zeamais Animalia serbuk putih
Filum : di sekitar
Arthropoda jagung dan
Kelas : terdapat
Insekta banyak
Ordo : sekali
Coleoptera lubang pada
Famili : jagung
Curculionidae Gambar 5.1. Sitophilus Gambar 5.2. Gejala
Genus : zeamais serangan Sitophilus
Sitophilus zeamais
Spesies :
Sitophilus
zeamais
2 Sitophilus Kingdom : Beras
oryzae Animalia menjadi
Filum : rapuh dan
Arthropoda memiliki
Kelas : banyak
Insekta Gambar 5.4. Gejala bolongan
Ordo : serangan Sitophilus oryzae dan banyak
Coleoptera sekali
Famili : serbuk
Curculionidae akibat
Genus : penggerekan
Sitophilus
Gambar 5.3. Sitophilus
Spesies :
oryzae
Sitophilus
oryzae
3 Cylas Kingdom : Terdapat
formicarius Animalia bintik hitam
Filum : yang
Arthropoda disebabkan
Kelas : oleh
Insekta gerekan dari
Ordo : Gambar 5.6. Gejala hama
Coleoptera serangan Cylas formicarius
Famili :
Brentidae
Gambar 5.5. Cylas
Genus : Cylas
formicarius
Spesies :
Cylas
formicarius
4 Tribolium Kingdom : Terlihat
castaneum Animalia banyak
Filum : bubuk beras
Arthropoda di sekitar
Kelas : beras dan
Insekta banyak yang
Ordo : keputihan
Coleoptera Gambar 5.7. Tribolium berasnya
Famili : Gambar 5.8. Gejala
castaneum serangan Tribolium
Tenebrionidae
Genus : castaneum
Tribolium
Spesies :
Tribolium
castaneum
Tabel 5.1. Hasil pengamatan dan identifikasi hama pascpanen
0 (Tanpa Daun
23.85 23.06 Belum terjadi perubahan
biopestisida) babadotan 25.15
Daun
26.02 26.39 24.16 belum terjadi perubahan
tembakau
Daun sereh 29.7 28.5 29.8 Belum terjadi perubahan
Daun
25.73 24.97 24.98 Belum terjadi perubahan
kemangi
Daun suren 26.91 28.32 29.53 Belum ada perubahan
Daun Biji jagung dengan kutu beras
26.33 25.74 25.16
cengkeh di dalam semakin banyak
Terdapat biji jagung yang
Daun sirsak 26.99 25.32 27.02
pecah
Jagung sudah mulai mengapur,
5 (M0) Daun
25.13 25.59 27.09 tapi tidak ada jagung yang
babadotan
pecah
Daun
26.02 24.39 20.16 terdapat pecahan biji jagung
tembakau
Muncul kerusakan pada
Daun sereh 29.8 28.5 29.8 permukaan biji jagung seperti
retakan-retakan
Daun
25.94 25.11 25.03 Terdapat pecahan biji jagung
kemangi
Terdapat lubang kecil pada
Daun suren 26.82 27.89 29.29
beberapa biji jagung
Daun Beberapa biji ada yang pecah,
26.3 25.71 25.1
cengkeh bubuk jagung semakin banyak
Daun sirsak 26.12 24.67 26.79 Terdapat bubuk di wadah
Bubuk jagung terlihat semakin
Daun banyak, dan terdapat bekas
25.11 25.57 27.02
12 (M1) babadotan gerekan hama du beberapa biji
jagung
Daun terdapat biji jagung yang mulai
25.91 24.19 23.76
tembakau bolong
Terdapat bubuk pada
Daun sereh 29.7 28.5 29.6 permukaan wadah, jagung
bolong dan rusak
Daun
25.05 25.53 24.27 Jagung sudah berlubang
kemangi
Daun suren 26.57 27.78 31.11 Jagung sedikit berlubang
Daun Pecahan jagung dan bubuk
27.09 25.62 25
cengkeh jagung semakin banyak
Daun sirsak 25.64 23.98 25.7 Biji jagung berlubang
Daun
24.99 25.49 26.86 Jagung sedikit berlubang
babadotan
Daun biji jagung yang bolong
19 (M2) 25.69 25.57 22.56
tembakau banyak dimasuki hama
Serbuk pada permukaan
wadah, bolong pada biji
Daun sereh 29.7 28.4 29.6 jagung, terdapat kutu yang
sedang memakan biji jagung
saat pengamatan dilakukan
Daun
24.97 25.22 17.02 Jagung berlubang dan pecah
kemangi
Biji jagung yang berlubang
Daun suren 24.61 27.7 29.02 sudah bertambah banyak,
lubang mulai membesar
Daun
26.14 25.53 24.72 Bubuk jagung semakin banyak
cengkeh
26 (M3)
Biji jagung berlubang dan
Daun sirsak 25.18 23.09 25.58 beberapa termakan hampir
habis. Muncul belatung.
Daun Terdapat sedikit lubang dan
24.7 25.3 26.5
babadotan bubuk tipis
Daun bolongan pada biji semakin
26.07 25.93 23.51
tembakau besar sehingga hama bisa diam
Serbuk pada permukaan
Daun sereh 29.19 28.22 29.4 wadah, bolong dan rusak pada
jagung
Daun
24.83 24.62 27.23 Jagung berlubang dan pecah
kemangi
Lubang pada biji jagung cukup
Daun suren 26.24 27.88 29.33 besa, semakin banyak yang
berlubang
Daun
26.1 25.41 24.35 Bubuk jagung semakin banyak
cengkeh
Biji jagung berlubang, rapuh
Daun sirsak 25.04 21.79 22.39 dan beberapa termakan hampir
habis
33 (M4)
Daun sedikit berserbuk dan
24.47 25.16 26.82
babadotan berlubang
Daun Terdapat serbuk, biji jagung
25.37 26.11 23.73
tembakau bolong semakin besar
Serbuk, bolong dan rusak pada
Daun sereh 29 27.7 29.4
biji jagung
Daun
24.99 24.61 25.25 Jagung berlubang dan pecah
kemangi
Tabel 5.7 Hasil pengamatan perubahan ubi jalar dengan penambahan biopestisida
0 (Tanpa Daun
50 50 Ubi jalar dalam kondisi baik
biopestisida) babadotan
Daun
50.18 49.41 Belum terjadi perubahan
tembakau
Daun sereh 50.3 50.9 Belum terjadi perubahan
Daun
51.02 50.78 Belum terjadi perubahan
kemangi
Sedikit berlubang, kondisi wadah lembab
5 (M0) Daun suren 49.03 50.21
dan terlihat sedikit pertumbuhan jamur
Daun
49.4 49.81 Mulai tumbuh sedikit jamur
cengkeh
Daun sirsak 39.17 38.79 Mulai berlubang
Umbi mulai sedikit berlubang, lembab
Daun dan tumbuh jamur dipermukaan kulitnya,
48.43 46.48
babadotan dan mengeluarkan aroma sedikit
menyengat
Daun Mulai berlubang, daging ubi mulai
50.18 45.41
tembakau menghitam
Sedikit berlubang, mulai tumbuh jamur,
Daun sereh 49.3 49.6 kondisi lembab dan ada embun pada
permukaan wadah
Daun
50.96 50.67 Sedikit berlubang
kemangi
Wadah berair, ubi yang berlubang
Daun suren 47.72 50.05 tampak menghitam dan jamur lebih
banyak
Daun Terdapat lubang, kondisi lembab, dan
48.07 46.96
cengkeh mulai terdapat jamur hitam
Daun sirsak 38.41 38.13 Mulai berjamur hitam
Daun mulai menghitam dagingnya dan berair di
12 (M1) 45.53 43.64
babadotan sekitar ubi
Daun
48.83 47.28 Muncul jamur dan berair
tembakau
Semakin muncul jamur dan ubi
Daun sereh 48.3 48
menghitam, kondisi tetap lembab
Daun Muncul aroma tidak sedap dan mulai
46.75 47.25
kemangi berjamur
Jamur semakin banyak dan semakin
Daun suren 45.56 49.74
lembab, ubi menghitam
Daun Lembab dan pertumbuhan jamur semakin
45.37 45.65
cengkeh banyak
Berlubang dan bagian berwarna hitam
Daun sirsak 37.69 37.36
semakin banyak
Daun
19 (M2) 47.15 45.49 Tampak kusam dan berlubang
babadotan
Daun
45.76 44.59 Terdapat jamur putih dan berair
tembakau
Banyak jamur pada ubi, muncul warna
Daun sereh 46.3 45.2
putih dan hitam pada bagian ubi
Daun
42.92 44.4 Berjamur dan beraroma tidak sedap
kemangi
Semakin banyak lubang dan penghitaman
26 (M3) Daun suren 42.79 43.88
pada ubi, berjamur dan lembab
Daun Semakin lembab, jamur semakin banyak,
41.98 43.01
cengkeh aroma menyengat tidak sedap
Daun sirsak 37.28 36.58 Semakin berwarna hitam
Daun
44.6 43.1 Berjamur, mengering, dan berlubang
babadotan
Daun Jamur yang muncul semakin banyak,
44.04 41.24
tembakau daging buah mulai menghitam, dan berair
Berair, lembab pada permukaan wadah,
Daun sereh 43.25 41.81 berjamur, ada warna putih dan hitam
pada ubi
Daun
38.15 38.3 Berjamur, lembek, beraroma tidak sedap
kemangi
Jamur menjadi semakin banyak, ubi
Daun suren 40.37 38.85
sangat hitam dan berlubang, sangat berair
Daun Berair, lembab, jamur semakin banyak,
40.24 40.67
cengkeh dan aroma menyengat tidak sedap
Bagian yang tertutup jamur hitam hampir
Daun sirsak 31.51 34.91 merata, berlubang dan berbau tidak
sedaap
33 (M4) Daun
44.36 37.1 Ubi kering dan berjamur
babadotan
Daun Bagain yang lembab basah, berarir, dan
41.91 43.13
tembakau daging mulai berwarna hitam.
Daun sereh 40.3 39.2 Berair, lembab, berjamur, rusak parah
Daun Berjamur, lembek, rusak parah, beraroma
34.9 34.84
kemangi tidak sedap
LAMPIRAN
LAMPIRAN A
DATA PENGAMATAN
Tabel A.1 Jumlah hama beras yang hidup
LAMPIRAN C
DOKUMENTASI
Gambar C.1 Kerusakan ubi akibat Cylas Gambar C.2 Kerusakan jagung akibat
formicarius Sitophilus zea mays
Gambar C.3 Kerusakan beras merah akibat Gambar C.4 Daun suren sebagai biopestisida
Sitophilus oryzae
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, F., Rahayu, Y. S., & Faizah, U. (2015). Efektivitas kombinasi filtrat daun tembakau
(Nicotiana tabacum) dan filtrat daun paitan (Thitonia diversifolia) sebagai pestisida nabati hama
walang sangit (Leptocorisa oratorius) pada tanaman padi. Lentera Bio, 4(1), 25-31.
Aliyah, a. h. (2020). Uji efektivitas ekstrak bandotan (ageratum conyzoides l.) dan patikan kebo
(euphorbia hirta l.) terhadap mortalitas ulat tritip (plutella xylostella l.)(lepidoptera; plutellidae)
serta pengembangannya sebagai media pembelajaran.
Dharmaputra, O. S., Halid, H., & Sunjaya, S. (2014). Serangan Tribolium castaneum pada Beras di
Penyimpanan dan Pengaruhnya terhadap Serangan Cendawan dan Susut Bobot. Jurnal
Fitopatologi Indonesia, 10(4), 126-126.
Habibi, I., & Wahyudi, A. T. (2022). Pengaruh Pestisida Nabati Terhadap Mortalitas Hama
Sitophilus oryzae dan Kualitas Nasi. G-Tech: Jurnal Teknologi Terapan, 6(1), 68-73.
Harneti, D. (2018). Pemanfaatan ekstrak daun suren (toona sureni) untuk mengatasi hama tanaman
obat keluarga di desa cileles jatinangor. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(5), 364-368.
Hidayati, N. N., & Yuliani, N. K. (2013). Pengaruh ekstrak daun suren dan daun mahoni terhadap
mortalitas dan aktivitas makan ulat daun (Plutella xylostella) pada tanaman kubis. LenteraBio:
Berkala Ilmiah Biologi, 1, 95-99.
Manueke, J., Tulung, M., & Mamahit, J. M. E. (2015). Biologi Sitophilus oryzae dan Sitophilus
zeamais (coleoptera; curculionidae) pada beras dan jagung pipilan. EUGENIA, 21(1).
Mastuti, R. D., Subagiya, S., & Wijayanti, R. (2020) Serangan Sitophilus oryzae Pada Beras Dari
Beberapa Varietas Padi dan Suhu Penyimpanan. Agrosains: Jurnal Penelitian Agronomi, 22(1),
16-20.
Nuraeni, Y., Anggraeni, I., & Nuroniah, H. S. (2017). KEANEKARAGAMAN SERANGGA YANG
BERPOTENSI HAMA PADA TANAMAN KEHUTANAN. [Seminar] Nasional PBI 2016.
Rohmawati, A. (2015). Pengaruh kombinasi ekstrak tembelekan (Lantana camara) dan babadotan
(Ageratum conyzoides) sebagai pertisida nabati terhadap mortalitas kutu beras (Sitophillus
oryzae) [Doctoral dissertation] Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Talekar, N. S. (2019). Integrated control of Cylas formicarius. In Sweet Potato Pest Management
CRC Press. 139-156.
Hayata, H., Meilin, A., & Rahayu, T. (2016). Uji Efektifitas Pengendalian Gulma Secara Kimiawi dan Manual
Pada Lahan Replanting Karet (Hevea Brasiliensis Muell. Arg.) di Dusun Suka Damai Desa Pondok
Meja Kabupaten Muaro Jambi. Jurnal Media Pertanian, 1(1), 36-44.