Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

Rumah sakit adalah organisasi yang berorientasi dalam bidang jasa pelayanan
kesehatan perorangan. Dalam menjalankan kegiatannya Rumah Sakit memberikan pelayanan
medis kepada pasien danjuga memberikan pelayanan umum. Selain mendapatkan pelayanan
kesehatan sebaik-baiknya, pasien dan keluarga diharapkan mendapatkan kenyamanan dan
keamanan dari segi petugas yang handal dan kompeten, kenyamanan ruang tunggu, antrian
pelayanan tidak terlalu lama serta mendapatkan fasilitas lingkungan rumah sakit yang
nyaman.
Dengan adanya buku pedoman ini diharapkan petugas rumah sakit dapat menerapkan
model pelayanan yang akan membangun suatu kontinuitas pelayanan, menyelaraskan
kebutuhan asuhan pasien dengan pelayanan yang tersedia di rumah sakit, mengkoordinasikan
pelayanan dan kemudian merencanakan pemulangan dan tindakan selanjutnya. Hasilnya
adalah meningkatkan pelayanan yang bermutu dari sumberdaya manusia dan fasilitas
pelayanan.

A. Latar Belakang
Pelayanan operasional merupakan bagian dalam suatu rumah sakit untuk
melakukan pengawasan serta penanganan permasalahan dalam pemberian pelayanan.
Untuk meningkatkan kualitas pemberian pelayanan serta pelayanan yang berbasis kendali
mutu kendali mutu kendali biaya maka RS Kartika Husada Setumelakukan pengawasan
melalui Manager On Duty (MOD) dan Case Manager (CM).

B. Ruang Lingkup Pelayanan


Dalam melaksanakan tugasnya, Managerkeperawatan rumah sakit sepenuhnya
bertanggung jawab kepada direktur. Pelayanan operasional rumah sakit RS Kartika
Husada Setumembawahi organisasi non struktural yang bertugas sebagai pengawasan dan
penanganan pelayanan disaat jam kantor selesai dan pada hari libur.
1. Case Manager (CM) :suatu proses kolaboratif mengenai assesmen, perencanaan,
fasilitasi, koordinasi asuhan, evaluasi dan advokasi untuk opsi dan pelayanan bagi
pemenuhan kebutuhan pasien dan keluarga yang komprehensif dan sumber daya yang
tersedia sehingga memberi hasil (outcome) yang bermutu dan biaya yang efisien.
(Sumber : CSMA – Case Management Society Of America,2010).

1
Dalam konsep pemberian pelayanan, case manager bersumber dari konsep pelayanan
focus pada pasien (PFP). Case Manager menjamin asuhan pasien sesuai dengan
kondisi pasien dan keadaan lain dari pasien.

2. Manager On Duty : Orang yang ditugaskan menangani setiap permasalahan, atau


sumber informasi bagi yang membutuhkan informasipada saat manajemen atau
direktur tidak melakukan tugasnya pada jam tersebut. MOD bertugas pada sore hari
dan saat libur kantor.
Case Manager ditetapkan oleh kepala / direktur dan Manager On Duty ditetapkan
olehManager keperawatan atas masukan dari semua unit yang bekerja di rumah sakit
atas persetujuan direktur. Case Manager dan ManagerOn Duty merupakan jabatan
non struktural yang dibentuk untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
melalui pengawasan dan peningkatan efisiensi sumber daya.

C. Batasan Operasional
Pedoman pelayanan operasional ini merupakan pedoman yang akan digunakan sebagai
acuan dalam melakukan pemberian pelayanan dan pengawasan oleh Case Manager dan
Manager On Duty di lingkungan RS Kartika Husada Setu.

D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit;
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 Tentang Standar
Pelayanan Medis di Rumah Sakit;
3. Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Rumah Sakit, Kementerian Kesehatan 2012;
4. Keputusan Direktur RS Kartika Husada Setu Nomor 01/RSUP/SK-DIR/I/2016
Tentang Kebijakan Umum RS Kartika Husada Setu;
5. Keputusan Direktur RS Kartika Husada SetuNomor 03/RSUP/SK-DIR/I/2016
Tentang Kebijakan Pelayanan Medis Rumah Sakit Kartika Husada Setu;

2
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. PELAYANAN OPERASIONAL RUMAH SAKIT

1. Nama jabatan : Manager Keperawatan .


2. Pengertian : Seorang tenaga profesional yang diberi tanggungjawab dan wewenang
untuk meningkatkan mutu pelayanan RS Kartika Husada Setu.
3. Persyaratan :
a. Sehat rohani dan jasmani.
b. Karyawan RS Kartika Husada Setu.
c. Mempunyai pengalaman kerja di rumah sakit.
d. Memiliki kemampuan memimpin.
e. Mau dan mampu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
4. Tanggung jawab : secara operasional bertanggungjawab kepada kepala bidang
pelayanan medik RS Kartika Husada Setu.
5. Tugas :
a. Melakukan perencanaan tentang pelayanan operasional RS Kartika Husada Setu.
b. Mengelola data pelaporan pelayanan operasional/MOD dan CM.
c. Melakukan diklat kepada Petugas MOD baru bekerja sama dengan Ka Bid
Yanmed.
d. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan pelayanan operasional yang
berbasis pengendalian mutu dan pengendalian biaya.

B. MANAGER ON DUTY

1. Nama jabatan : MOD.


2. Pengertian : seorang petugas kesehatan profesional yang diberi tanggung jawab dan
wewenang dalam melaksanakan pengawasan pelayanan.
3. Persyaratan :
a. PJ Unit/Ruangan.
b. Sehat rohani dan jasmani.
c. Memiliki kemampuan memimpin dan bijaksana dalam penanganan masalah.
d. Karyawan RS Kartika Husada Setu.
e. Mempunyai pengalaman kerja di rumah sakit.
f. Mau dan mampu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan IPTEK.

3
4. Tanggungjawab : secara operasional bertanggung jawab kepada manager
keperawatanRS Kartika Husada Setu.
5. Tugas :
a. Mengumpulkan dan mengelola seluruh data dan informasi yang berhubungan
dengan pelayanan operasional Rumah Sakit.
b. Berkoordinasi dengan manager keperawatan untuk memberikan saran dan
pertimbangan dalam hal pelaksanaan atau tindakan yang berhubungan dengan
pemberian pelayanan dan operasional di rumah sakit.
c. Pengawasan terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan dan kontrol fasilitas
sarana dan prasarana di lingkungan RS Kartika Husada Setu.

C. CASE MANAGER

1. Nama jabatan : Case Manager (CM).


2. Pengertian : seorang petugas kesehatan profesional yang diberi tanggung jawab dalam
pengawasan asuhan pasien.
3. Persyaratan :
a. Pendidikan minimal S1/Ners/Dokter Umum.
b. Sehat rohani dan jasmani.
c. Memiliki kemampuan memimpin dan bijaksana dalam penanganan masalah.
d. Karyawan RS Kartika Husada Setu.
e. Mempunyai pengalaman kerja di rumah sakit.
f. Mau dan mampu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan IPTEK.
4. Tanggungjawab : secara operasional bertanggung jawab kepada manager
keperawatanRS Kartika Husada Setu.
5. Tugas :
a. Mengumpulkan dan mengelola seluruh data dan informasi yang berhubungan
dengan Asuhan pasien.
b. Berkoordinasi dengan manager keperawatan/unit rawat inap/ unit rawat jalan
untuk pemberian pelayanan yang bermutu di rumah sakit.
c. Melakukan konsultasi dengan dokter penanggung jawab pasien (DPJP) atas
masalah pasien diruangan bila diperlukan.
d. Melakukan supervisi medis untuk memastikan kebutuhan medis pasien dan
melakukan perencanaan pemulangan pasien yang mengacu pada clinical
pathway.

4
BAB III
PENINGKATAN MUTUPELAYANAN OPERASIONAL RUMAH SAKIT

A. TEORI PDSA (PLAN DO STUDY ACTION)


Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan operasional rumah sakit, menjaga suatu
system yang tetap efektif dalam pemberian pelayanan operasional guna menciptakan
kenyamanan dan kepuasan pasien menjalani perawatan, dibutuhkan pelayanan
berdasarkan teori PDSA. Salah satu prinsip dalam mutu adalah pengendalian mutu
(quality control). Pengendalian mutu merupakan suatu pemikiran dasar untuk menilai hasil
yang ingin dicapai dalam pelaksanaan proses kegiatan produk atau jasa untuk mewujudkan
mutu produk atau jasa yang berkesinambungan dalam kontek memenuhi kebutuhan atau
kepuasan pasien. Kendali mutu berfungsi untuk menjaga agar suatu system tetap efektif
dalam memadukan pengembangan mutu, memelihara mutu dan memperbaiki mutu produk
atau jasa yang dihasilkan, sehingga pelayanan yang diberikan berada pada tingkat yang
paling ekonomis dan pada akhirnya pasien akan tetap terpuaskan (A.Al-Assaf, 2009,
Prihantoro, 2012).
Untuk melaksanakan pengendalian mutu, maka penting untuk melakukan kerjasama
dan keterpaduan dalam memberikan pelayanan dengan melakukan pengendalian pada
siklus (cycle) produk atau jasa. Proses pengendalian mutu adalah proses memutarkan apa
yang disebut dengan siklus PDSA ( Plan-Do-Study-Action ), PDSA adalah kegiatan
berulang untuk memecahkan suatu permasalahan dalam pengendalian kualitas. PDSA
banyak dipergunakan untuk menemukan dan menentukan akar masalah, sehingga solusi
pemecahan masalah tepat dan akurat. Siklus PDSA menggunakan empat tahap pendekatan
yaitu :
1. PLAN (Rencanakan), meletakan sasaran dan proses yang dibutuhkan untuk memberikan
hasil yang sesuai, dengan menulis pernyataan singkat tentang apa yang akan
direncanakan. Komponen penting dalam tahap ini adalah Merumuskan tujuan.
2. Do (Kerjakan), melakukan apa yang telah direncanakan dan dicanangkan, serta menguji
perubahan yang telah dilakukan. Kompoen penting tahap ini adalah Melaksanakan.
3. Study (Pembelajaran), mempelajari dan mengevaluasi data sebelum dan setelah
perubahan serta merefleksikan apa yang telah dipelajari (keberhasilan perubahan).
Komponen penting tahap ini adalah Analisis.
4. Action( Tindak Lanjut ), kesimpulan dari keseluruhan, apakah berhasil atau tidak. Bila
hasil perbaikan sehingga dapat dipergunakan secara berkesinambungan atau
implementasi dipertahankan, bila tidak berhasil, apa yang akan dilakukan selanjutnya
pada siklus berikutnya agar implementasi berhasil.

5
PDSA merupakan suatu metode untuk melakukan perbaikan mutu secara
berkelanjutan. (Continuous Quality Inmprovement). (Mutu pelayanan kesehatan;
Prihatomo, 2012). Pengukuran mutu pelayanan kesehatan dapat diukur dengan
menggunakan 4 variabel, yaitu :
a. Input adalah segala sumber daya yang diperlukan untuk melakukan pelayanan
kesehatan, diantaranya SDM (sumber daya manusia) dengan cara melakukan :
1) Penempatan dan pengembangan karier.
2) Pelatihan internal dan external, adapun pelatihan internal diwajibkan untuk
semua karyawan dengan 20 jam / karyawan / tahun.
b. Proses merupakan aktifitas dalam bekerja seperti pembuatan :
1) Regulasi harus ada kebijakan direktur (SK), Pedoman, Panduan dan SPO.
2) Sarana.
3) Prasarana.
4) Alat.
c. Output merupakan jumlah pelayanan yang dilakukan oleh unit kerja / rumah sakit
seperti dari hal keuangan dalam penghematan secara tepat guna dalam penggunaan
energy atau listrik.
d. Outcame merupakan kepuasan dari pelanggan dengan perubahan yang terjadi
pada konsumen (pasien/masyarakat), termasuk kepuasan dari konsumen tersebut.
Yang terbaik dari tools tersebut adalah merangkum, mensinergiskan tools yang
satu dengan yang lain. Karena kunci keberhasilan dari sebuah proses inmprovement
adalah keberlanjutannya. Sehingga menjadi budaya organisasi. Sehingga menjadi
keseharian sikap seluruh komponen organisasi.

B. PENINGKATAN MUTU PELAYANAN OPERASIONAL RS KARTIKA HUSADA


SETUDENGAN PENERAPAN PDSA

1. PLAN : Memberikan kenyamanan dan kepuasan pasien, petugas RS Kartika Husada


Setumampu memfasilitasi serta menilai kenyamanan dan kepuasan pasien.Dalam
waktu 4 minggu petugas RS Kartika Husada Setu baik dari staf klinis dan non klinis
serta penunjang medis mampu memberikan pelayanan yang optimal dan berjalan
sesuai dengan regulasi rumah sakit.
a. Melakukan audit pelayanan operasional secara teratur setiap hari.
b. Meningkatkan kemampuan kerjasama / kolaborasi penanganan masalah dengan
unit-unit terkait.
c. Melakukan penilaian dan perencanaan dalam kurun waktu yang dapat di tentukan.
d. Melakukan koordinasi kerja dengan MOD dan CM melalui rapat bulanan.
6
2. DO :
a. Audit rutin pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit.
b. Meningkatkan komunikasi efektif petugas MOD dan CM dalam melakukan
pengawasan.
c. Kolaborasi dengan PJ unit terkait mengenai pengawasandan permasalahan
pelayanan.
d. Audit langsung kepada pasien dan keluarga dengan pendampingan kepala ruangan/
PJ dinasmengenai pelayanan.
e. Membuat laporan harian mengenai permasalahan dan tindak lanjut yang dilakukan
3. STUDY : Setelah dalam waktu yang ditentukan, hasil dari audit pelayanan
operasional memperoleh kesimpulan keberhasilan dari kegiatan.
4. ACTION: melakukan perencanaan dan perumusan PDSA kembali sampai tercapainya
tujuan.
Penerapan PDSA dalam peningkatan mutu pelayanan operaional di RS Kartika
Husada Setuakan terus dilakukan sampai tercapainya kenyamanan dan kepuasan
pasien.

7
BAB IV
PELAYANAN OPERASIONAL

A. Manager On Duty
Suatu bagian non structural dalam organisasi di Rumah Sakit yang bertanggung jawab
atas hal-hal yang meliputi kegiatan operasional yang berhubungan secara langsung
dengan pasien dan memastikan bahwa semua kegiatan berjalan secara
berkesinambungan dengan baik.
1. Definisi
Manager On Duty (MOD) adalah seseorang yang ditugaskan oleh direktur sebagai
perwakilan Rumah sakit untuk memberikan informasi, menangani keluhan
konsumen, dan menangani permasalahan pada pada saat diluar jam dinas kantor atau
hari libur.
Petugas MOD adalah orang yang ditugaskan menangani setiap permasalahan, atau
sumber informasi bagi yang membutuhkan informasi pada saat managemen atau
direktur tidak melakukan tugas pada jam tersebut, dimana MOD bertugas pada saat
sore hari, dan saat libur kantor.
2. Tujuan
a. Tujuan khusus :
1) Untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
2) Untuk mengawasi dan meningkatkan efisiensi sumber daya manusia,
pemeliharaan serta perawatan fasilitas baik sarana maupun prasarana.
3) Mengawasi / pengendalian secara luas kegiatan yang berhubungan dengan
pelayanan dan operasional rumah sakit.
b. Tujuan Umum :
Meningkatkan kenyamanan pelayanan secara optimal di RS Kartika Husada Setu
Keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien di rumah
sakit menjadi lebih aman.Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil.
3. Tugas dan Tanggung jawab
a. Sebagai perwakilan rumah sakit  untuk memberikan informasi, menangani
keluhan konsumen dan menangani permasalahan yang terjadi pada saat jam
tugasnya.

8
b. Mewakili manajemen untuk mengontrol kegiatan seluruh karyawan  dan klien di
rumah sakit , pada saat jam dia bertugas.
c. Membantu pengunjung/ pasien  yang membutuhkan informasi dan persyaratan 
jaminan dalam pelayanan di RS Kartika Husada Setu.
d. Mendukung kelancaran proses administrasi pasien masuk dan pulang.
e. Membuat laporan pada setiap shift untuk mengenai temuan dan kejadian yang
terjadi pada saat jam kerjanya.

B. Case Manager
1. Definisi : Suatu proses kolaboratif mengenai asesmen, perencanaan, fasilitasi,
koordinasi asuhan, evaluasi dan advokasi untuk opsi dan pelayanan bagi pemenuhan
kebutuhan pasien dan keluarganya yang komprehensif, melalui komunikasi dan
sumber daya yang tersedia sehingga memberi hasil (outcome) yang bermutu dengan
biayaefektif. (Sumber : CSMA – Case Management Society of America, 2010)
2. Fungsi Case Manager (CM)
a. Asesmen utilitas : Mampu mengakses semua informasi dan data untuk
mengevaluasi manfaat/ utilisasi, untuk kebutuhan CM (contoh pemeriksaan
laboratorium, radiologi, OK, ambulan dll).
b. Perencanaan : Disusun rencana untuk CM. perencanaan tersebut
mencerminkan kelayakan/ kepatutan, mutu dan efektifitas biaya dari pengobatan
klinis serta kebutuhan pasien untuk mengambil keputusan, seperti;
1) perencanaan proses asuhan pasien selama rawat inap sampai kembali ke
komunitas/ rumah dengan outcome yang terbaik (contoh, edukasi selama
perawatan, latihan selama perawatan, alat bantu yang dibutuhkan).
2) Rencana pemulangan (Discharge planning) pasien adalah salah satu fungsi
manajemen kasus.
c. Fasilitas & Advokasi : fungsi ini mencakup interaksi antar CM, perwakilan
pembayar (asuransi), serta pasien/ keluarga untuk menjaga kontinuitas
pelayanan. Peran CM disini adalah mewakili kepentingan pasien. Seperti :
1) CM memastikan apakah pemeriksaan pasien adalah tepat serta dilakukan
dalam kerangka waktu yang sudah ditetapkan.
2) Berkomunikasi dengan dokter secara berkala selama hospitalisasi dan
mengembangkan suatu hubungan kerja yang efektif. Membantu dokter DPJP
untuk menjaga biaya, kasus, dan hasil pasien yang diharapkan.
3) Mempromosikan utilisasi sumber klinis agar efektif dan efisien.
4) Menawarkan bentuk-bentuk asuhan alternatif kepada pasien sesuai
kebutuhannya, baik karena pasien sudah mau dipulangkan atau

9
membutuhkanasuhan jangka panjang yang rentan terhadap peraturan
keuangan rumah sakit.
5) Memberikan advokasi kepada pasien. Meningkatkan hubungan kolaboratif
untuk memaksimalkan keamampuan pasien dan keluarga untuk membuat
keputusan medis.
6) Bekerja dengan para administrator RS dan para dokter, memberikan advokasi
atas nama pasien untuk menentukan pelaksanaan layanan terbaik bagi pasien
dan mengkomunikasikan sarana bermutu yang tersedia.
7) Memberikan informasi klinis kepada para pembayar/ asuransi.
8) Membantu pasien dan keluarga mengembangkan suatu discharge plan.
d. Koordinasi pelayanan : melakukan koordinasi dan integrasi pelayanan sosial,
mengkoordinasikan pemberian pelayanan sosial kepada pasien, keluarga dan
orang lain untuk meningkatkan kemampuan mereka menghadapi dampak
penyakit terhadap keluarga pasien (contoh, penjadwalan konsultasi spesialis,
informasi penyakit dan asuhan, memantau edukasi pasien).
e. Evaluasi: Melakukan evaluasi clinical pathway dalam mekanisme kendali biaya
dan ketepatan ,kebutuhan dan mutu pelayanan yang dimonitor oleh para
pembayar dan provider. Serta mengevaluasi kepuasan pasien dan mutu layanan
yang diberikan (contoh, pengisian format clinical pathway, memantau
kelengkapan berkas rekam medis, evaluasi LOS rekonsiliasi obat pulang).
f. Tindak lanjut pasca Discharge: tindak lanjut, pemantauan pelayanan dan asuhan
pasca discharge(contoh, memastikan resume terisi,memastikan surat kontrol dan
asesmen kebutuhan transportasi pulang).
3. Tujuan
Tujuan CM (case manager) adalah :
a. Kontinuitas pelayanan.
b. Pelayanan dengan kendali mutu dan kendali biaya.
c. Pelayanan memenuhi kebutuhan pasien dan keluarga pada pelayanan rawat inap
sampai dengan dirumah.
d. Untuk melibatkan pasien dalam asuhan yang dialaminya. Bilamana pasien merasa
menjadi bagian dalam keputusan pengobatan dan rencana asuhan, maka mereka
akan memperoleh manfaat. Hal yang sama juga berlaku bagi keluarganya. Bila
keluarga yang mempunyai relasi erat, suatu kemitraan dengan rumah sakit yang
melayani orang yang mereka kasihi, mereka akan kurang merasa khawatir tentang
logistik dan akan lebih banyak fokus terhadap kesehatan pasien.

10
4. Tata Laksana
a. Penetapan dan Pengangkatan CM (case manager) oleh Direktur
b. Melakukan skrining pasien yang membutuhkan manajemen pelayanan pasien (case
manager), berdasarkan pasien yang meliputi :
1) Risiko tinggi.
2) Biaya tinggi.
3) Potensi komplain tinggi.
4) Kasus dengan penyakit kronis.
5) Kasus komplek / rumit.
6) Kemungkinan sistem pembiayaan yang komplek.
c. Setelah pasien ditentukan sebagai klien CM (case manager), maka dilakukan
asesmen utilitas dengan mengumpulkan berbagai informasi klinis, psiko-sosial,
sosio-ekonomis, maupun sistem pembayaran yang dimiliki pasien.
d. Menyusun rencana manajemen pelayanan pasien tersebut, berkolaborasi dengan
DPJP serta para anggota tim klinis lainnya, yang mencerminkan kelayakan /
kepatutan dan efektivitas biaya dari pengobatan medis dan klinis serta kebutuhan
pasien untuk mengambil keputusan.
e. Melakukan fasilitasi yang mencakup interaksi antara CM dan DPJP serta para
anggota tim klinis lainnya, berbagai unit pelayanan, pelayanan administrasi,
perwakilan pembayar. Fasilitasi untuk koordinasi, komunikasi dan kolaborasi
antara pasien dan pemangku kepentingan, serta menjaga kontinuitas pelayanan.
f. Memfasilitasi untuk kemungkinan pembebasan dari hambatan yang tidak
mempengaruhi kinerja/hasil.
g. Memfasilitasi dan memberikan advokasi agar pasien memperoleh pelayanan yang
optimal sesuai dengan sistem pembiayaan dan kemampuan finansial.
h. Ada bukti dokumentasi kegiatan CM, dalam status rekam medis seperti pencatatan
terintegrasi, formulir edukasi atau dengan formulir khusus.

11
12
LAPORAN KEGIATAN HARIAN MANAGER ON DUTY

NAMA PETUGAS MOD :

WAKTU DINAS MOD : tanda tangan

AREA
 
KERJA

NO KEGIATAN
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R

1 Listrik                                      

2 Air                                      

3 Kebersihan                                      

    Ruangan                                    

    Halaman                                    

    Kamar mandi                                    

    Koridor                                    

    Tempat sampah                                    

    Peralatan medis                                    

    Peralatan rumah tangga                                    

                                         

4 Karyawan                                      

    Kecukupan jumlah tenaga                                    

    Bekerja sesuai SPO                                    

                                         

5 Pelayanan                                      

    Alur pelayanan pasien                                    

    Berkas pelayanan                                    

    Keselamatan pasien                                    

    Keselamatan kerja                                    
Pencegahan dan pengendalian
    infeksi                                    

                                         
VALIDASI PETUGAS
6 RUANGAN                                      

    Nama                                    

    Waktu                                    

7 Masalah                                      

       

       

       

       

       

       

       

13
BAB V

PENUTUP

Pelayanan operasional RS Kartika Husada Setu terus melakukan perbaikan dari berbagai
segi dan dari waktu ke waktu. Untuk itu diperlukan kerja sama dan dukungan penuh dari
seluruh petugas dan masyarakat dilingkungan rumah sakit karena semuanya saling terkait dan
melengkapi.
Buku pedoman ini diharapkan sebagai langkah perbaikan menuju tercapainya pelayanan
yang optimal serta mampu menuntun staff klinis maupun non klinis dalam memberikan
pelayanan yang berkualitas. Dengan bekal ilmu pengetahuan yang terus berkembang,
kemauan yang kuat untuk menjadi lebih baik dan dorongan materi dan spirit dari pimpinan RS
Kartika Husada Setu diharapkan dapat memberikan pelayanan yang bermutu.

14

Anda mungkin juga menyukai