Anda di halaman 1dari 7

Jurnal

Refleksi
Dwi Mingguan Modul 1.1

Erni Wijayanti
CGP A7 Kab. Sukabumi
Facts
20 OKT 2022
Pembukaan PGP Angkatan 7

21 OKT 2022
Pretes PGP

23 OKT 2022

Lokakarya Orientasi

24 OKT 2022

Belajar mandiri modul 1.1 Mulai dari diri

25 OKT 2022
Eksplorasi Konsep forum diskusi mandiri

26 OKT 2022

Ruang kolaborasi diskusi dengan fasilitator melalui vcon

27 OKT 2022
Ruang kolaborasi, presentasi hasil diskusi
Facts
31 OKT 2022 3 NOV 2022
Demonstrasi Kontekstual, pembuatan video dan lagu
"Menuntunmu"
3 NOV 2022
Elaborasi pemahaman bersama instruktur

5 NOV 2022

koneksi antar materi

6 NOV 2022

Jurnal refleksi dwi mingguan


Feeling
Pada awalnya saya ragu-ragu apakah saya bisa melewati
setiap rangkaian PGP ini dengan baik apalagi setelah melihat
jadwalnya yang sangat padat. Ada kekhawatiran dalam diri
saya karena saya merasa saya tidak bisa memanagemen
waktu dengan baik ditambah lagi saya yang merantau
dengan anak-anak yang artinya tidak ada bala bantuan dari
keluarga lain ketika saya kesusahan.

Kekhawatiran ini kemudian saya singkirkan lagi, saya


kembalikan ke niat awal mengikuti PGP untuk menjadi
seorang guru yang bukan sekadar mengajar tetapi juga
harus belajar. Saya yakinkan diri bahwa disetiap kesusahan
pasti akan ada kemudahan. Saya kembali antusias
mengikuti PGP setelah bertemu dengan para guru hebat
dari berbagai jenjang dan wilayah lain di Sukabumi maupun
di wilayah Jawa Barat lainnya ketika berada di grup dengan
fasilitator yang sama yaitu dari Garut dan Kab. Bandung.
Kemudian dengan pengajar praktik dan juga fasilitator yang
sangat baik dalam membimbing kami.
Finding
Setelah memahami modul 1.1 tentang refleksi pemikiran Ki
Hadjar Dewantara saya banyak mendapatkan pemahaman
yang ternyata bertentangan dengan pemikiran saya
tentang murid. Dimana tadinya saya berpikir bahwa anak
bagaikan kertas kosong yang harus kita tuliskan isinya,
ternyata anak justru sudah memiliki kodrat alamnya sendiri,
anak bukan kertas kosong, tetapi lembaran-lembaran yang
sudah terisi tulisan. Tugas kita adalah menebalkan
tulisannya.
Kemudian pendidikan sejatinya adalah menuntun, menuntun
anak untuk menuju kebahagiannya menjadi manusia dam
masyarakat.
Pendidikan yang kita lakukan hauslah menghamba pada
murid. Hal ini dimaknai sebagai rasa penghargaan guru
terhadap siswa sebagai manusia yang memiliki kodrat
bawaan dari sang pencipta dan juga terlahir dari zaman
yang dinamis. Siswa bisa merasa, berpikir, berkreasi sesuai
dengan bakat dan minatnya.
Future
Setelah mempelajari pemikiran-pemikiran KHD yang
pertama kali saya terapkan adalah merubah mindset saya
tentang murid dan pembelajaran agar selaras dengan
pemikiran KHD.
Untuk selanjutnya saya akan mencari solusi atas
permasalahan pebelajaran yang ada di sekolah dengan lebih
kreatif dengan memperhatikan kodrat alam dan kodrat
zaman para murid dan akan lebih sabar lagi serta berusaha
lebih memahami para murid.
Saya akan berusaha untuk selalu menjadi teladan bagi murid
dengan saya merefleksikan diri dan memperbaiki diri secara
terus menerus.
Alhamdulillah
"If your actions inspire others to dream more,
learn more, do more and become more, you are
a leader."

-JOHN QUINCY ADAMS

Anda mungkin juga menyukai