KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas berkat,
rahmat dan hidayah-Nya Buku Standar Asuhan Keperawatan (SAK) di Rumah Sakit
Umum Daerah Cileungsi dapat diselesaikan dengan baik. Adapun Standar Asuhan
Keperawatan ( SAK) yang berlaku di Rumah sakit umum daerah cileungsi mengacu
kepada Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), serta Keterampilan berisikan
intervensi keperawatan yang mengacu pada Standar luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)
dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Dengan adanya aturan pemerintah
terkait penggunaan SDKI, SLKI dan SIKI ini dapat meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan yang diberikan perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Cileungsi.
Adapun buku Standar Asuhan keperawatan (SAK) yang kami susun ini masih
sangat jauh dari sempurna, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari
bapak/ibu, karena kritik dan saran itu dapat membantu dalam pengembangan penyusunan
standar asuhan keperawatan di kemudian hari . Semoga buku yang telah disusun ini dapat
berguna dan bermanfaat seluruh perawat dan bidan yang menjalankan asuhan
keperawatan di rumah sakit umum daerah cileungsi.
Plt. DIREKTUR
KUSNADI
ii
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
DAFTAR ISI
iii
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
iv
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
v
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
vi
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
vii
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
viii
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
ix
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
x
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
xi
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
xii
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
xiii
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
xiv
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
xv
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
xvi
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
xvii
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
xviii
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
xix
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Email: rsudcileungsi@bogorkab.go.idWebsite:http://rsudcileungsi.bogorkab.go.id
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CILEUNGSI
NOMOR : 445/DL/Komwat/676/22/01
TENTANG
PERUBAHAN PERTAMA PEMBERLAKUAN STANDAR ASUHAN
KEPERAWATAN (SAK)
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CILEUNGSI
xx
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
Ditetapkan di Cileungsi
Pada tanggal : 02 Juni 2022
Plt. DIREKTUR
KUSNADI
xxi
Lampiran I : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH CILEUNGSI TENTANG
PERUBAHAN PERTAMA
PEMBERLAKUAN STANDAR ASUHAN
KEPERAWATAN (SAK) RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH CILEUNGSI.
Nomor : 445/DL/Komwat/676/22/01
BAB I
GANGGUAN PENYAPIHAN VENTILATOR (D.0002)
1
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
2
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Ventilasi Spontan
Definisi
Keadekuatan cadangan energi untuk mendukung individu mampu bernapas secara adekuat.
Ekspektasi Menurun
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menurun Sedang Meningkat
Menurun Meningkat
Volume tidal 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Meningkat Sedang Menurun
Meningkat Menurun
Dispnea 1 2 3 4 5
Penggunaan otot bantu 1 2 3 4 5
nafas
Gelisah 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk Sedang Membaik
Memburuk Membaik
PCO2 1 2 3 4 5
PO2 1 2 3 4 5
PO2 1 2 3 4 5
Takikardia 1 2 3 4 5
3
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Standar Diagnosa
Standar Luaran
Keperawatan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Keperawatan Indonesia
Indonesia (SIKI)
(SLKI)
(SDKI)
Gangguan Setelah dilakukan tindakan Penyapihan ventilasi mekanik
Penyapihan keperawatan ...x... jam Observasi:
Ventilator diharapkan penyapihan 1. Periksa kemampuan untuk disapih (meliputi
ventilor meningkat, dengn hemodinamik stabil, kondisi optimal, bebas
kriteria hasil: infeksi)
1. Kesinkronan bantuan 2. Monitor predictor kemampuan untuk
ventilator meningkat mentolerir penyapihan (mis.tingkat
2. Penggunaan otot bantu kemampuan bernapas, kapasitas vital, Vd/Vt,
nafas menurun MVV, kekuatan inspirasi, FEV1, tekanan
3. Napas Mengap-mengap inspirasi negative)
(gasping) menurun 3. Monitor tanda-tanda kelelahan otot pernapasan
4. Napas dangkal menurun (mis. kenaikan PaCO2 mendadak, napas cepat
5. Agitasi menurun dan dangkal, gerakan dinding abdomen
paradox), hipoksemia, dan hipoksia jarinagan
saat penyapihan
4. Monitor status cairan dan elektrolit
Terapeutik
1. Posisikan pasien semi fowler (30-45 derajat )
2. Lakukan pengisapan jalan napas, jika perlu
3. Berikan fisioterapi dada, jika perlu
4. Lakukan uji coba penyapihan (30-120 menit
dengan napas spontan yang dibantu ventilator)
5. Gunakan teknik relaksasi, jika perlu
6. Hindari pemberian sedasi farmakologis selama
percobaan penyapihan
7. Berikan dukungan psikologis
Edukasi
Ajarkan cara pengontrolan napas saat
penyapihan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat yang meningkatkan
kepatenan jalan
Pemantauan respirasi
Observasi
1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan
upaya napas
2. Monitor pola napas ( mis ;
bradipnue,takipnue,hiperventilasi,kussmaul )
3. Monitor kemampuan batuk efektip
4. Monitor adanya sputum
5. Monitor adanya sumbatan jalan napas
6. Palpasi kesimetrian ekspansi paru
7. Auskulturasi bunyi napas
8. Monitor saturasi oksigen
9. Monitor nilai AGD
10. Monitor hasil x-ray dada
4
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Terapeutik
1. Atur interval pemamtauan respirasi sesuai
kondisi pasien
2. Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
5
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB II
GANGGUAN PERTUKARAN GAS (D. 0003)
6
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Pertukaran Gas
Definisi
Oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida pada membran alveolus-kapiler dalam batas normal.
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Menurun Sedang Cukup Meningkat
Meningkat
Tingkat kesadaran 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Meningkat Meningkat Sedang Menurun Menurun
Dispnea 1 2 3 4 5
Bunyi nafas Tambahan 1 2 3 4 5
Pusing 1 2 3 4 5
Penglihatan kabur 1 2 3 4 5
Diaforesis 1 2 3 4 5
Gelisah 1 2 3 4 5
Nafas cuping hidung 1 2 3 4 5
7
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Definisi
Ekulibrium antara ion hidrogen di ruang intraselular dan ekstraselular tubuh.
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Tingkat kesadaran 1 2 3 4 5
Istirahat 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Meningkat Meningkat Sedang Menurun Menurun
Mual 1 2 3 4 5
Kram otot 1 2 3 4 5
Kelemahan otot 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk Memburuk Sedang Membaik Membaik
Frekuensi nafas 1 2 3 4 5
Irama nafas 1 2 3 4 5
Ph 1 2 3 4 5
Kadar CO2 1 2 3 4 5
Kadar bikarbonat 1 2 3 4 5
Kadar fosfat 1 2 3 4 5
Kadar natrium 1 2 3 4 5
Kadar klorida 1 2 3 4 5
Kadar protein 1 2 3 4 5
Kadar hemoglobin 1 2 3 4 5
8
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
3. Pemberian Obat
4. Manajemen asam basah
5. Manajemen jalan napas
6. Pengaturan posisi
7. Penyapihan ventilasi mekanik dan pengambilan AGD
Standar Diagnosa
Standar Luaran
Keperawatan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Keperawatan Indonesia
Indonesia (SIKI)
(SLKI)
(SDKI)
Ganggguan Setelah dilakukan tindakan Pemantauan Respirasi
pertukaran gas keperawatan ….. x…. jam, Observasi
maka Gangguan pertukaran 1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya nafas
gas meningkat dengan 2. Monitor pola nafas (seperti bradipnea, takipnea,
kriteria hasil : hiperventilasi, kussmaul, cheyne-stokes, ataksisk)
1. Dispnea menurun 3. Monitor kemampuan batuk efektip
2. Bunyi nafas tambahan 4. Monitor saturasi oksigen
menurun 5. Auskultasi bunyi nafas
3. Gelisah menurun 6. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
4. PCO2 membaik 7. Monitor adanya sumbatan jalan napas
5. PO2 membaik 8. Monitor nilai AGD
6. Takikardia membaik 9. Monitor hasil x-ray thoraks
7. pH arteri membaik Terapeutik
1. Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
2. Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Terapi oksigen
Observasi
1. Monitor kecepatan aliran oksigen
2. Monitor alat terapi oksigen
3. Monitor aliran oksigen secara periodic dan pastikan
fraksi yang diberikan cukup
4. Monitor efektifitas terapi oksigen (mis. Oksimetri,
AGD), jika perlu
5. Monitor kemampuan melepaskan oksigen saat makan
6. Monitor tanda tanda hipoventilasi
7. Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen dan
atelektasis
8. Monitor tingkat kecemasan akibat terapi oksigen
9. Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan
oksigen
Terapeutik
1. Bersihkan secret pada mulut, hidung, dan trakea, jika
perlu
2. Siapkan dan atur peralatan pemberian oksigen
3. Berikan oksigen tambahan, jika perlu
9
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
10
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
11
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
12
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB III
GANGGUAN VENTILASI SPONTAN (D.0004)
13
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Definisi
Kemampuan untuk mempertahankan sirkulasi yang adekuat untuk menunjang kehidupan.
Ekspektasi Menurun
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
14
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Tingkat kesadaran 1 2 3 4 5
Cukup Cukup Menurun
Meningkat Meningkat Sedang Menurun
Frekuensi nadi 1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5
Frekuensi nafas 1 2 3 4 5
Saturasi oksigen 1 2 3 4 5
Gambaran EKG 1 2 3 4 5
Aritmia
ETCO2 1 2 3 4 5
Produksi urine 1 2 3 4 5
Standar
Diagnosa Standar Luaran
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Keperawatan Keperawatan Indonesia
(SIKI)
Indonesia (SLKI)
(SDKI)
Gangguan Setelah dilakukan tindakan Dukungan Ventilasi
ventilasi Ventilasi keperawatan ...x... ventilasi Observasi:
Spontan meningkat, dengan kriteria 1. Identifikasi adanya kelelahan otot bantu nafas
hasil: 2. Identifkasi efek perubahan posisi terhadap status
1. Volume tidal menurun pernapasan
2. Dispnea menurun 3. Monitor status respirasi dan oksigenasi
3. Penggunaan otot bantu (mis.frekuensi dan kedalaman napas, penggunaan
napas menurun otot bantu napas, bunyi napas tambahan, status
4. Pco2 meningkat oksigenasi)
5. Po2 meningkat Terapeutik:
1. Pertahankan kepatenan jalan napas
2. Berikan posisi semi fowler atau fowler
3. Fasilitasi mengubah posisi senyaman mungkin
4. Berikan oksigen sesuai kebutuhan (mis,nasal
kanul, masker wajah, masker rebreathing atau
non rebreathing)
5. Gunakan bag valve mask, jika perlu
Edukasi
1. Ajarkan melakukan teknik relaksasi napas dalam
2. Ajarkan mengubah posisi secara mandiri
3. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator, jika perlu
Pemantauan respirasi
Observasi
1. Monitor frekuensi,irama,kedalaman dan upaya
napas
2. Monitor pola napas ( mis;
bradipnue,takipnue,hiperventilasi,kussmaul,chey
ne-stokes )
3. Monitor kemampuan batuk efektip
4. Monitor adanya produksi sputum
5. Monitor adanya sumbatan jalan napas
15
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Fisioterapi dada
Observasi
1. Identifikasi indikasi dilakukan fisoterapi dada (
mis : hipersekresi sputum,sputum kental dan
tertahan,tirah baring lama )
2. Identifikasi kontraindikasi (mis : eksaserbasi
PPOK akut,pneumonia tanpa produksi sputum
berlebih, kanker paru paru)
3. Monitor status pernapasan (mis ; irama ,suara
napas,kedalaman napas)
4. Periksa segmen paru yg mengandung sekresi
berlebih
5. Monitor jumlah dan karakter sputum
6. Monitor teloransi selama dan setelah prosedur
Terapeutik
1. Posisikan pasien dengan area paru yang
mengalami penumpukan sputum
2. Gunakan bantal untuk membantu pengaturan
posisi
3. Lakukan perkusi dengan posisi telapak tangan
ditangkupkan selama 3 -5 menit
4. Lakukan vibrasi dengan telapak tangan rata
bersamaan ekspirasi melalui mulut
5. Lakukan fisioterapi dada stidaknya 2 jam setelah
makan
6. Hindari perkusi pada tulang belakang, ginjal,
payudara wanita, insisi, tulang rusuk yang patah
7. Lakukan penghisapan lendir utk mengeluarkan
sekret, jika perlu
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur fisoterapi dada
2. Anjurkan batuk segera setelah prosedur selesai
3. Ajarkan inspirasi perlahan dan dalam melalui
hidung selama proses fisioterapi
16
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
asidosis respiratorik
2. Monitor efek ventilator terhadap status oksigenasi
(mis; bunyi paru, x ray paru, AGD, SaO2, SpO2,
TCO2, respon subjektif pasien)
3. Monitor kriteria perlunya penyapihan ventilator
4. Monitor efek negatif ventilator (mis : deviase
trakea, barotrauma, volutrauma, penurunan curah
jantung, distensi gaster, emfisema subkutan )
5. Monitor gejala peningkatan pernapasan (mis :
peningkatan denyut jantung/pernapasan,
peningkatan TD, diaforesis, perubahan status
mental )
6. Monitor kondisi yang meningkatkan konsumsi
oksigen (mis; demam, menggigil, kejang, nyeri )
7. Monitor gangguan mukosa oral, nasal, trakea,
laring
Terapeutik
1. Atur posisi kepala 45-60 derajat untuk mencegah
aspirasi
2. Reposisi pasien setiap 2 jam, jika perlu
3. Lakukan perawatan mulut secara rutin, termasuk
sikat gigi setiap 12 jam
4. Lakukan fisiotearpi dada, jika perlu
5. Lakukan penghisapan lendir sesuai kebutuhan
6. Ganti sirkuit ventilator setiap 24 jam /sesuai
protokol
7. Siapkan bag-valve mask disamping tempat tidur
untuk antisipasi malfungsi mesin
8. Dokumentasikan respon terhadap ventilator
Kolaborasi
1. Pemilihan mode ventilator
2. Pemberian agen pelumpuh otot, sedatif,
analgesik, sesuai kebutuhan
3. Penggunaan PS/PEEP untuk meminimalkan
hipoventilasi alveolus
17
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB IV
POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF (D.0005)
18
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
4.1.4.2 Objektif
1. Pernapasan pursed-lip
2. Pernapasan cuping hidup
3. Diameter thoraks anterior-posterior meningkat
4. Ventilasi semenit menurun
5. Kapasitas vital menurun
6. Tekanan ekspirasi menurun
7. Tekanan inspirasi menurun
8. Ekskursi dada berubah
4.1.5 KONDISI KLINIS TERKAIT
1. Depresi sistem saraf pusat
2. Cedera kepala
3. Trauma thoraks
4. Gullian barre syndrome
5. Mutiple sclerosis
6. Myasthenia gravis
7. Stroke
8. Kuadriplegia
9. Intoksikasi alcohol
19
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Pola Nafas
Definisi
Inspirasi dan/atau ekspirasi yang memberikan ventilasi adekuat.
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Ventilasi semenit 1 2 3 4 5
Kapasitas vital 1 2 3 4 5
Diameter thoraks 1 2 3 4 5
anterior-posteilor
Tekanan ekspirasi 1 2 3 4 5
Tekanan inspirasi 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Meningkat Meningkat Sedang Menurun Menurun
Dispnea 1 2 3 4 5
Penggunaan otot bantu nafas 1 2 3 4 5
Ortopnea 1 2 3 4 5
Pernafasan pursed-tip 1 2 3 4 5
Pernafasan cuping hidung 1 2 3 4 5
Frekuensi nafas 1 2 3 4 5
Kedalaman nafas 1 2 3 4 5
Ekskursi dada 1 2 3 4 5
20
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Standar Diagnosa
Standar Luaran Keperawatan
Keperawatan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Indonesia
Indonesia (SIKI)
(SLKI)
(SDKI)
Pola napas Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan Napas
keperawatan ….. x…. jam, maka Observasi
pola napas membaik dengan 1. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha
kriteria hasil napas)
1. Ventilasi semenin 2. Monitor bunyi napas tambahan (mis. gurgling,
meningkat mengi, wheezing, ronkhi kering)
2. Prnafasan cuping hidung 3. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
menurun 4. Terapeutik
3. Penggunaan otot bantu nafas 5. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head
menurun tilt dan chin lift (jaw thrust) jika curiga trauma
4. Ortopnea menurun servikal
5. Pemanjangan fase ekspirasi 6. Posisikan semi fowler atau fowler
menurun 7. Berikan minum hangat
6. Frekuensi nafas membaik 8. Lakukan fisioterapi dada
7. Kedalaman nafas membaik 9. Lakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik
8. Dispneu menurun 10. Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan
9. Pernapasan pursed-tip endotrakeal
menurun 11. Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep
Mcgill
12. Berikan oksigen
Edukasi
1. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari jika tidak
kontraindikasi
2. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik
Pemantauan respirasi
Observasi
1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya
nafas
2. Monitor pola nafas (seperti bradipnea, takipnea,
hiperventilasi, kussmaul, cheyne-stokes,
ataksisk)
3. Monitor kemampuan batuk efektip
4. Monitor saturasi oksigen
5. Auskultasi bunyi nafas
21
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Pencegahan aspirasi
Observasi
1. Monitor tingkat kesadaran, batuk, muntah dan
kemampuan menelan
2. Monitor status pernapasan
3. Monitor bunyi napas, terutama setelah
makan/minum
4. Periksa residu gaster sebelum memberi asupan
oral
5. Periksa kepatenan selang Nasogastrik sebelum
memberikan asupan oral
Terapeutik
1. Posisikan semifowler ( 30 – 45 derajat) 30 menit
sebelum memberi asupan oral
2. Pertahankan posisi semi fowler pada pasien tidak
sadar
3. Pertahankan kepatenan jalan napas ( mis; teknik
22
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
23
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB V
RISIKO ASPIRASI (D.0006)
24
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
9. Fistula trakeoesofagus.
10. Strikura esofagus.
11. Sklrerosis multiple
12. Labiopalatoskizis.
13. Atresia esofagus.
Tingkat Aspirasi
Definisi
Kondisi masuknya partikel cair atau padat ke dalam paru-paru.
Ekspektasi Menurun
Kriteria Hasil
25
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Standar
Diagnosa Standar Luaran
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Keperawatan Keperawatan Indonesia
(SIKI)
Indonesia (SLKI)
(SDKI)
Risiko Aspirasi Setelah dilakukan Manajemen Jalan Napas
tindakan keperawatan ..x.. Observasi
jam tingkat aspirasi 1. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha
menurun, dengan kriteria napas)
hasil: 2. Monitor bunyi napas tambahan (mis. gurgling, mengi,
1. Tingkat kesadaran wheezing, ronkhi kering)
meningkat 3. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
2. Kemampuan Terapeutik
menelan meningkat 1. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head tilt
3. Dispnea menurun dan chin lift (jaw thrust) jika curiga trauma servikal
4. Kelemahan otot 2. Posisikan semi fowler atau fowler
menurun 3. Berikan minum hangat
5. Akumulasi secret 4. Lakukan fisioterapi dada
menurun 5. Lakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik
6. Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan
endotrakeal
7. Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep
26
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Mcgill
8. Berikan oksigen
Edukasi
1. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari jika tidak
kontraindikasi
2. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik
Pencegahan aspirasi
Observasi:
1. Monitor tingkat kesadaran, batuk, muntah dan
kemampuan menelan
2. Monitor status pernapasan
3. Monitor bunyi napas, terutama setelah makan/minum
4. Periksa residu gaster sebelum memberi asupan oral
5. Periksa kepatenan selang nasogastric sebelum
memberi asupan
Terapeutik
1. Posisikan semi fowle (30 – 45 derajat) 30 menit
sebelum memberikan asupan oral
2. Pertahankan posisi semi fowler (30 – 45 derajat) pada
pasien tidak sadar
3. Pertahankan kepatenan jalan napas (mis; teknik head
tilt, chin lift, jaw thrust, inline)
4. Pertahankan pengembangan balon ETT
5. Lakukan penghisapan jalan napas, jika produksi
sekret meningkat
6. Sediakan suctian diruangan
7. Hindari memberikan makan melalui selang
gastrointestinal, jika residu banyak
8. Berikan obat oral dalam bentuk cair
Edukasi
1. Anjurkan makan secara berlahan
2. Ajarkan teknik menelan atau mengunyah jika perlu
27
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB VI
GANGGUAN SIRKULASI SPONTAN (D.0007)
28
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Sirkulasi Spontan
Definisi
Kemampuan untuk mempertahankan sirkulasi yang adekuat untuk menunjang kehidupan.
Ekspektasi Menurun
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Tingkat kesadaran 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Meningkat Meningkat Sedang Menurun Menurun
Frekuensi nadi 1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5
Frekuensi nafas 1 2 3 4 5
Saturasi oksigen 1 2 3 4 5
Gambaran EKG 1 2 3 4 5
Aritmia
ETCO2 1 2 3 4 5
Produksi urine 1 2 3 4 5
29
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Standar Diagnosa
Standar Luaran
Keperawatan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Keperawatan Indonesia
Indonesia (SIKI)
(SLKI)
(SDKI)
Gangguan Tujuan: Setelah dilakukan Resusitasi jantung paru
Sirkulasi Spontan tindakan keperawatan ...x.. Observasi:
sirkulasi adekuat meningkat, 1. Identifikasi keamanan penolong, pasien dan
dengan kriteria: lingkungan
1. Frekuensi Nadi 2. Identifikasi respon pasien ( mis memanggil
menurun pasien, menepuk bahu pasien)
2. Tekanan Darah 3. Monitor nadi karotis dan napas setiap 2 menit
menurun atau 5 siklus RJP
3. Frekuensi napas Terapeutik:
menurun 1. Pakai alat pelindung diri
4. Saturasi Oksigen 2. Aktifkan emergency medical system atau
menurun berteriak meminta tolong
5. Tingkat Kesadaran 3. Posisikan pasien telentang ditempat datar dan
meningkat keras
4. Atur posisi penolong berlutut disamping korban
5. Raba nadi karotis selama <10 derik
6. Berikan rescue breathing jika ditemukan ada
nadi tetapi tidak ada napas
7. Kompresi dada 30 kali dikombinasikan dengan
bantuan napas (ventilasi) 2 kali jika ditemukan
tidak ada nadi dan tidak ada napas
8. Kompresi dengan tumit telapak tangan
menumpuk diatas telapak tangan yang lain tegak
lurus pada pertengahan dada (seperdua bawah
sternum)
9. Kompresi dengan kedalaman kompresi 5-6cm
dengan kecepatan 100-120 kali/menit
10. Bersihkan dan buka jalan napas dengan head tilt-
30
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Manajemen defibrilasi
Observasi
Periksa irama pada monitor setelah RJP 2 menit
Teraupetik
1. Lakukan resusitasi jantung paru (RJP) hingga
mesin defibrillator siap
2. Siapkan dan hidupkan mesin defibrillator
3. Pasang monitor EKG
4. Pastikan irama EKG henti jantung (VF atau VT
tanpa nadi)
5. Atur jumlah energy dengan mode asynchronized
(360 joule untuk monofasik dan 120-200 joule
untuk bifasik)
6. Angkat paddle dari mesin dan oleskan jeli pada
paddle
7. Tempelkan paddle sternum (kanan) pada sisi
kanan sternum dibawah klavikula dan paddle
apeks (kiri) pada garis midaksilaris setinggi
elektroda V6
8. Isi energi dengan menekan tombol charge pada
paddle atau tombol charge pada mesin
defibrillation dan menunggu hingga energy yang
diinginkan tercapai
9. Hentikan RJP saat defibrillation siap
10. Teriak bahwa defibrillation telah siap (mis “I’m
clear, you’re clear, everybody’s clear)
11. Berikan syok dengan menekan tombol pada
kedua paddle bersamaan
12. Angkat paddle dan langsung lanjutkan RJP tanpa
menunggu hasil irama yang muncul
Resusitasi cairan
Observasi
1. Identifikasi kelas syok untuk estimasi kehilangan
darah
31
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
32
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB VII
PENURUNAN CURAH JANTUNG (D.0008)
33
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
4. Oliguria.
5. Warna kulit pucat dan / atau sianosis
Perubahan kontraktilitas
1. Terdengar suara jantung S3 dan /atau S4.
2. Ejection fraction (EF) menurun.
7.1.4 KONDISI KLINIS TERKAIT
1. Gagal jantung kongestif.
2. Sindrom koroner akut.
3. Stenosis mitral.
4. Regurgitasi mitral.
5. Stenosis aorta.
6. Regurgitasi aorta.
7. Stenosis pulmonal.
8. Regurgitasi trikuspidal.
9. Stenosis pulmonal.
10. REgurgitasi pulmonal.
11. Aritmia.
12. Penyakit jantung bawaan.
34
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Curah Jantung
Definisi
Keadekuatan jantung memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh.
Ekspektasi Menurun
Kriteria Hasil
Kekuatan nadi 1 2 3 4 5
perifer
Ejection fractian (EF) 1 2 3 4 5
Cardiac lodex (Cl) 1 2 3 4 5
Left ventricular stroke 1 2 3 4 5
workindex (SVIWI)
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Meningkat Menurun
Palpitasi 1 2 3 4 5
Bradikardia 1 2 3 4 5
Gambaran EKG aritmia 1 2 3 4 5
Lelah 1 2 3 4 5
Edema 1 2 3 4 5
Distensi vena 1 2 3 4 5
Juguralis
Dispnea 1 2 3 4 5
Oliguria 1 2 3 4 5
Pucat/Sianosis 1 2 3 4 5
Paroxymal nocturnal 1 2 3 4 5
dyspnea (PND)
Ortopnea 1 2 3 4 5
Batuk 1 2 3 4 5
Suara jantung S3 1 2 3 4 5
Suara jantung S4 1 2 3 4 5
Murmur jantung 1 2 3 4 5
Berat badan 1 2 3 4 5
Hepatomegali 1 2 3 4 5
Pulmonari vascular 1 2 3 4 5
resistance (PVR)
Systemic vascular 1 2 3 4 5
resistance
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik
Memburuk Membaik
Tekanan darah 1 2 3 4 5
Capillary refill time (CPT) 1 2 3 4 5
Pulmonary artery wedge 1 2 3 4 5
pressure (PAWP)
Central venous pressure 1 2 3 4 5
35
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Standar
Diagnosa Standar Luaran
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Keperawatan Keperawatan Indonesia
(SIKI)
Indonesia (SLKI)
(SDKI)
Penurunan Setelah dilakukan tindakan Perawatan Jantung
Curah Jantung keperawatan ....x... jam Observasi:
diharapkan 1. Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah
Ketidakadekuatan jantung jantung
memompa darah 2. Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan curah
meningkat, dengan kriteria jantung
hasil: 3. Monitor tekanan darah
1. Tekanan Darah 4. Monitor intake dan output cairan
meningkat 5. Monitor saturasi oksigen
2. CRT meningkat 6. Monitor keluhan nyeri dada
3. Palpitasi menurun 7. Monitor EKG 12 Sandapan
4. Distensi Vena Terapeutik:
Jugularis menurun 1. Posisikan pasien semi fowler atau fowler dengan
5. Gambaran EKG kaki ke bawah atau posisi nyaman
Aritmia menurun 2. Berikan diet jantung yang sesuai
6. Lelah 3. Fasilitasi pasien dan keluarga untuk memotivasi
gaya hidup sehat
36
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
37
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Terapi Oksigen
Observasi
1. Monitor kecepatan aliran oksigen
2. Monitor posisi alat terapi oksigen
3. Monitor aliran oksigen secara periodik
4. Monitor efektifitas terapi oksigen
5. Monitor tanda-tanda hipoventilasi
6. Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen dan
ateletaksis
Terapeutik
1. Bersihkan sekret pada mulut, hidung dan trakea
2. Pertahankan kepatenan jalan napas
3. Berikan perangkat oksigen tambahan, jika perlu
Kolaborasi
1. Kolaborasi penentuan dosis oksigen
2. Kolaborasi penggunaan oksigen saat tidur dan
aktivitas
38
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB VIII
RISIKO PERDARAHAN (D.0012)
39
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
13. Trauma
Tingkat Perdarahan
Definisi
Kehilangan darah baik internal (terjadi di dalam tubuh) maupun eksternal
(terjadi di luar tubuh)
Ekspektasi Menurun
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Kelembapan membran 1 2 3 4 5
mukosa
Kelembapan kulit 1 2 3 4 5
Kognitif 1 2 3 4 5
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Meningkat Menurun
Hemoptisis 1 2 3 4 5
Hematemesis 1 2 3 4 5
Hemturia 1 2 3 4 5
Perdarahan anus 1 2 3 4 5
Distensi abdomen 1 2 3 4 5
Perdarahan vagina 1 2 3 4 5
Perdarahan pasca 1 2 3 4 5
Operasi
40
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Standar
Diagnosa Standar Luaran
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Keperawatan Keperawatan Indonesia
(SIKI)
Indonesia (SLKI)
(SDKI)
Risiko Setelah diberikan asuhan Pencegahan perdarahan
perdarahan keperawatan selama …x… Observasi
jam diharapkan Tingkat 1. Monitor tanda dan gejala perdarahan
perdarahan menurun dengan 2. Monitor nilai hematokrit/hrmoglobin sebelum dan
kriteria hasil : setelah kehilangan darah
1. Kelembapan membarane 3. Monitor tanda-tanda vital ortostatik
mukosa meningkat 4. Monitor koagulasi (mis. Prothrombin time,
2. Kelembapan kulit fibrinogen, degradasi fibrin)
meningkat Terapeutik
3. Kognitif meningkat 1. Pertahankan bed rest selama perdarahan
4. Hemoptisis menurun 2. Batasi tindakan invasif, jika perlu
5. Hematemesis menurun 3. Gunkan kasur pencegah dekubitus
6. Hematuri menurun 4. Hindari pengukuran suhu rektal
7. Perdarahan anus Edukasi
41
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Pencegahan syok
Observasi
1. Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan
kekuatan nadi, frekuensi nafas, TD, MAP)
2. Monitor status oksigen (oksimetri nadi, AGD)
42
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
43
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB IX
RISIKO PERFUSI GASTROINTESTINAL TIDAK EFEKTIF (D.0013)
44
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Perfusi Gastrointestinal
Definisi
Keadekuatan aliran darah pada gastrointestinal untuk mempertahankan fungsi organ.
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Meningkat Meningkat Sedang Menurun Menurun
Mual 1 2 3 4 5
Muntah 1 2 3 4 5
Nyeri abdomen 1 2 3 4 5
Asites 1 2 3 4 5
Konstipasi 1 2 3 4 5
Diare 1 2 3 4 5
Memburuk Cukup Cukup
Memburuk Sedang Membaik Membaik
Bising usus 1 2 3 4 5
Nafsu makan 1 2 3 4 5
45
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
46
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB X
PERFUSI PERIFER TIDAK EFEKTIF (D.0015)
47
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Perfusi Perifer
Definisi
Keadekuatan aliran darah pembuluh distal untuk menunjang fungsi jaringan.
Ekspektasi Mengikat
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Denyut nadi perifer 1 2 3 4 5
Penyembuhan luka 1 2 3 4 5
48
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Sensasi 1 2 3 4 5
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Meningkat Menurun
Warna kulit pucat 1 2 3 4 5
Edema perifer 1 2 3 4 5
Nyeri ekstremitas 1 2 3 4 5
Parastesia 1 2 3 4 5
Kelemahan otot 1 2 3 4 5
Kram otot 1 2 3 4 5
Bruit femoralis 1 2 3 4 5
Nekrosis 1 2 3 4 5
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik
memburuk membaik
Pengisian kapiler 1 2 3 4 5
Akral 1 2 3 4 5
Turgor kulit 1 2 3 4 5
Tekanan darah sistolik 1 2 3 4 5
Tekanan darah Diastolik 1 2 3 4 5
Tekanan arteri rata-rata 1 2 3 4 5
Indeks ankle-brachial 1 2 3 4 5
Standar Diagnosa
Standar Luaran Keperawatan
Keperawatan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Indonesia
Indonesia (SIKI)
(SLKI)
(SDKI)
Perfusi Perifer Tidak Setelah diberikan asuhan Perawatan sirkulasi
Efektif (D.0015) keperawatan selama …x… jam Observasi
diharapkan perfusi perifer 1. Periksa sirkulasi perifer
meningkat dengan kriteria hasil 2. Identifikasi faktor risiko
1. Denyut nadi perifer 3. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau
meningkat bengkak pada ekstremitas
2. Penyembuhan luka Terapetik
meningkat 1. Hindari pemasangan infus atau
3. Sensasi meningkat pengambilan darah di area keterbatasan
49
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
50
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
bertumit rendah
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgesik, jika perlu
2. Kolaborasi pemberian kortikosteroid, jika
perlu
Manajemen cairan
Observasi
1. Monitor status hidrasi (mis: frek
nadi,kekuatan nadi, akral pengisian
kapiler, kelembapan mukosa, turgor
kulit,TD)
2. Monitor berat badan harian
3. Monitor berat badan sebelum dan sesudah
dialisis
4. Monitor hasil lab (mis: Ht, Na, K , Cl,
berat jenis urine, BUN
5. Monitor status haemodinamik
Terapeutik
1. Catat intake dan output balance cairan 24
jam
2. Beri asupan cairan, sesuai kebutuhan
3. Berikan cairan intravena, jika perlu
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian diuretik jika perlu
Manajemen hipovolemia
Observasi
1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia
2. Monitor intake dan output cairan
Terapeutik
1. Hitung kebutuhan cairan
2. Berikan posisi trendelenburg
3. Berikan asupan cairan oral
Edukasi
1. Anjurkan memperbanyak asupan oral
2. Anjurkan
3. Menghindari perubahan posisi mendadak
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian cairan IV Isotonis
2. Kolaborasi pemberian cairan IV hipertonis
3. Kolaborasi pemberian cairan koloid
4. Kolaborasi pemberian produk darah
Terapi Oksigen
Observasi
1. Monitor kecepatan aliran oksigen
2. Monitor posisi alat terapi oksigen
3. Monitor aliran oksigen secara periodik
4. Monitor efektifitas terapi oksigen
5. Monitor tanda-tanda hipoventilasi
6. Monitor tanda dan gejala toksikasi
51
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
52
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB XI
RISIKO PERFUSI SEREBRAL TIDAK EFEKTIF ( D.0017 )
53
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
54
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Perfusi Serebral
Definisi
Keadekuatan aliran darah serebral untuk menunjang fungsi otak.
Ekspektasi Menurun
Kriteria Hasil
Nilai rata-rata 1 2 3 4 5
tekanan darah
Kesadaran 1 2 3 4 5
Tekanan darah sistolik 1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5
diastolik
Refleks saraf 1 2 3 4 5
55
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Standar Diagnosa
Standar Luaran
Keperawatan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Keperawatan Indonesia
Indonesia (SIKI)
(SLKI)
(SDKI)
Risiko Perfusi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Peningkatan TIK
Serebral tidak keperawatan ....x... jam Observasi
efektif diharapkan tidak terjadi risiko 1. Identifikasi penyebab peningkatan TIK
perfusi serebral tidak efektif, 2. Monitor tanda atau gejala peningkatan TIK (TD
dengan kriteria: meningkat, tekanan nadi melebar, bradikardi, pola
1. Tekanan Intrakranial napas ireguler, kesadaran menurun )
menurun 3. Monitor MAP
2. Sakit kepala menurun 4. Monitor status pernapasan
3. Gelisah menurun 5. Monitor intake dan output cairan
4. Kecemasan menurun 6. Monitor cairan serebro spinalis (mis ; warna,
5. Agitasi menurun konsistensi)
Terapeutik
1. Berikan posisi semi fowler
2. Hindari pemberian cairan IV hipotonik
3. Cegah terjadinya kejang
4. Hindari manuever valsava
5. Pertahankan suhu tubuh normal
6. Hindari penggunaan PEEP dan atur ventilator agar
PaCO2 optimal
Kolaborasi
1. Kolaborasi dalam pemberian sedasi dan anti
konvulsan, jika perlu
2. Kolaborasi pemberian diuretik osmosis, jika perlu
Pemantauan tekanan intakranial
Observasi
1. Identifikasi penyebab peningkatan TIK ( mis : lesi
menempati ruang, gangguan metabolisme, edema
serebral, peningkatan tekanan vena hipertensi
intrakranial idiopati )
2. Monitor peningkatan TD
3. Monitor pelebaran tekanan nadi (selisih TDS dan
TDD)
4. Monitor penurunan frekuensi jantung
5. Monitor ireguleritas irama napas
6. Monitor tingkat kesadaran
7. Monitor perlambatan dan ketidaksemetrisan
respon pupil
8. Monitor tekanan perfusi cerebral
9. Monitor jumlah , kecepatan dan karakteristik
drainase cairan serebrospinal
Terapeutik
1. Ambil sampel drainase cairan serebrospinal
2. Pertahankan posisi kepala dan leher netral
3. Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
56
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB XII
DIARE (D.0020)
12.1.3.2 Objektif
1. Defekasi lebih dari 3 x dalam 24 jam
2. Feses lembek atau cair
12.1.4 GEJALA DAN TANDA MINOR
12.1.4.1 Subjektif
1. Urgency
57
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
58
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Eliminasi fekal
Definisi
Proses defekasi normal yang disertai dengan pengeluaran feses mudah dan konsistensi,,ferekuensi
serta bentuk feses normal
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Control 1 2 3 4 5
pengeluaran feses
Cukup Cukup
Meningkat Meningkat Sedang Menurun Menurun
Keluhan defekasi 1 2 3 4 5
lama dan sulit
Mengejan saat 1 2 3 4 5
defekasi
Distensi abdomen 1 2 3 4 5
Terasa masa pada 1 2 3 4 5
rektal
Urgency 1 2 3 4 5
Nyeri abdomen 1 2 3 4 5
Kram abdomen 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk Memburuk Sedang Membaik Membaik
Konsistensi feses 1 2 3 4 5
Frekuensi defekasi 1 2 3 4 5
Peristaltik usus 1 2 3 4 5
59
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Standar Diagnosa
Standar Luaran Keperawatan
Keperawatan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Indonesia
Indonesia (SIKI)
(SLKI)
(SDKI)
Diare Setelah dilakukan tindakan Manajemen diare
keperawatan selama … x … jam Observasi
maka, eliminasi fekal membaik 1. Identifikasi penyebab diare
dengan Kriteria hasil : 2. Identifikasi riwayat pemberian makanan
1. Control pengeluaran feses 3. Monitor warna, volume, frekuensi, dan
meningkat konsistensi tinja
2. Keluhan defekasi lama 4. Monitor tanda dan gejala hipovolemia
dan sulit menurun 5. Monitor iritasi dan ulserasi kulit di daerah
3. Mengejan saat defekasi perianal
menurun 6. Monitor jumlah pengeluaran diare
4. Konsistensi feses 7. Monitor keamanan dan penyiapan makanan
membaik Terapeutik
5. Frekuensi defekasi 1. Berikan asupan cairan oral
membaik 2. Pasang jalur intravena
6. Peristaltik usus membaik 3. Berikan cairan intravena
7. Distensi abdomen 4. Ambil sampel darah ntuk pemeriksaan darah
menurun lengkap dan elektrolit
8. Nyeri abdomen menurun 5. Ambil sampel feses untk kultur, jika perlu
9. Kram abdomen menurun Edukasi
1. Anjurkan makanan porsi kecil dan sering
secara bertahap
2. Anjurkan menghindari makanan pembentuk
gas, pedas dan mengandung laktosa
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat anti motilitas
2. Kolaborasi pemberian obat antipasmodic /
spasmotik
3. Kolaborasi pemberian obat pengeras feses
Pemantauan cairan
Observasi
1. Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
2. Monitor frekuensi nafas
3. Monitor tekanan darah
4. Monitor berat badan
5. Monitor waktu pengisian kapiler
6. Monitor elastisitas atau turgor kulit
7. Monitor jumlah, waktu dan berat jenis urine
60
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
61
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB XIII
HIPERVOLEMIA (D.0022)
62
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
63
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Keseimbangan Cairan
Definisi
Ekulibrium antara volume Ciran di ruang intraselular dan ekstraselular tubuh.
Ekspektasi Meningkat
Kriteia Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Asupan cairan 1 2 3 4 5
Keluaran urine 1 2 3 4 5
Kelembaban membran 1 2 3 4 5
mukosa
Asupan makanan 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Meningkat Meningkat Sedang Menurun Menurun
Edema 1 2 3 4 5
Dehidrasi 1 2 3 4 5
Asites 1 2 3 4 5
Konfusi 1 2 3 4 5
64
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
7. Manajemen cairan
8. Promosi berat badan
9. Manajemen elektrolit dan pemantauan elektrolit
10. Pengaturan posisi
11. Manajemen medikasi
Standar Diagnosa
Standar Luaran Keperawatan
Keperawatan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Indonesia
Indonesia (SIKI)
(SLKI)
(SDKI)
Hipervolemia Setelah dilakukan tindakan Manajemen hypervolemia
keperawatan selama ... x ... jam Observasi
maka, keseimbangan cairan 1. Periksa tanda dan gejala hypervolemia (Mis
meningkat dengan criteria hasil : : ortopneu, dispnue, edema, JPV/CVP
1. Asupan cairan meningkat meningkat, suara napas tambahan, reflek
2. Haluaran urin meningkat hepatojugular positif)
3. Kelembapan membrane 2. Identifikasi penyebab hypervolemia
mukaosa meningkat 3. Monitor status hemodinamik ( mis frekuensi
4. Edema menurun jantung, TD, MAP, CVP. PAP) jika tersedia
5. Dehidrasi menurun 4. Monitor intake dan output cairan
6. Tekanan darah membaik 5. Monitor tanda hemokonsentrasi ( mis :
7. Denyut nadi radial membaik kadar natrium,Ht,berat jenis urine )
8. Tekanan arteri rata-rata 6. Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik
membaik plasma( mis: kadar albumin dan protein
9. Membrane mukosa meningkat )
membaik 7. Monitor kecepatan infus secara ketat
10. Mata cekung membaik 8. Monitor efek samping diuretic. mis :
11. Turgor kulit membaik hipotensi, hipokalemi, hiponatremi
Terapeutik
1. Timbang berat badan setiap hari pada waktu
yang sama
2. Batasi asupan cairan dan garam
3. Tinggikan kepala tempat tidur 30-40o
Edukasi
1. Anjurkan melapor jika haluaran urine <0,5
mL/kg/jam dalam 6 jam
2. Anjurkan melapor jika BB bertambah >1 kg
dalam sehari
3. Ajarkan cara mengukur dan mencatat
asupan dan haluaran cairan
4. Ajarkan cara membatasi cairan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian diuretic
2. Kolaborasi penggantian kehilangan kalium
akibat diuretic
3. Kolaborasi pemberian CRRT, bila perlu
Pemantauan cairan
Observasi
65
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
66
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB XIV
HIPOVOLEMIA (D.0023)
67
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Status Cairan
Definisi
Kondisi volume cairan intravaskuler, intertisiel, dan/atau intraseluler.
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Kekuatan nadi 1 2 2 3 3 4 5
Turgor kulit 1 2 2 3 3 4 5
Output urine 1 2 2 3 3 4 5
Pengisian vena 1 2 2 3 3 4 5
68
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
69
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Standar Diagnosa
Standar Luaran
Keperawatan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Keperawatan Indonesia
Indonesia (SIKI)
(SLKI)
(SDKI)
Hipovolemia Setelah dilakukan tindakan Manejemen hipovolemia
keperawatan … x …. jam Observasi
diharapkan status cairan 1. Periksa tanda dan gejala hypovolemia (mis :
membaik dengan kriteria nadi meningkat, nadi tera lemah, TD menurun,
hasil: turgor kulit menurun, membrane mukosa
1. Kekuatan nadi kering, volume urin menurun, HT meningkat,
meningkat haus, lemah)
2. Turgor kulit meningkat 2. Monitor intake output cairan
3. Output urine meningkat Terapeutik
4. Ortopnea menurun 1. Hitung kebutuhan cairan
5. Dispnea menurun 2. Berikan posisi modificent trendelenburg
6. Paroxysmal nocturnal 3. Berikan asupan cairan oral
dyspnea menurun Edukasi
7. Edema anasarka 1. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
menurun 2. Ajarkan menghindari perubahan posisi
8. Frekuensi nadi membaik mendadak
9. Tekanan darah membaik Kolaborasi
10. Tekanan nadi membaik 1. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis :
11. Membrane mukosa Nacl,RL )
membaik 2. Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis ( mis
12. Kadar Hb membaik Glukosa 2,5 %,Nacl 0,4 % )
13. Kadar Ht membaik 3. Kolaborasi pemberian cairan koloid ( mis :
14. Suhu tubuh membaik albumin,plasma )
15. Intake cairan membaik. 4. Kolaborasi pemberian produk darah
70
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Pemantauan cairan
Observasi
1. Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
2. Monitor frekuensi nafas
3. Monitor tekanan darah
4. Monitor berat badan
5. Monitor waktu pengisian kapiler
6. Monitor elastisitas atau turgor kulit
7. Monitor jumlah, waktu dan berat jenis urine
8. Monitor kadar albumin dan protein total
9. Monitor hasil pemeriksaan serum (mis.
Osmolaritas serum, hematocrit, natrium,
kalium, BUN)
10. Identifikasi tanda-tanda hipovolemia (mis.
Frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah,
tekanan darah menurun, tekanan nadi
menyempit, turgor kulit menurun, membrane
mukosa kering, volume urine menurun,
hematocrit meningkat, haus, lemah, konsentrasi
urine meningkat, berat badan menurun dalam
waktu singkat)
11. Identifikasi tanda-tanda hypervolemia ( mis.
Dyspnea, edema perifer, edema anasarka, JVP
meningkat, CVP meningkat, refleks
hepatojogular positif, berat badan menurun
dalam waktu singkat)
12. Identifikasi factor risiko ketidakseimbangan
cairan (mis. Prosedur pembedahan mayor,
trauma/perdarahan, luka bakar, apheresis,
obstruksi intestinal, peradangan pankreas,
penyakit ginjal dan kelenjar, disfungsi
intestinal)
Terapeutik
1. Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
2. Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Balut tekan
Observasi
1. Monitor perban untuk memantau drainase luka
2. Monitor jumlah dan warna cairan drainase dari
luka
71
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
72
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB XV
IKTERIK NEONATUS ( D.0024 )
73
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Definisi
Keutuhan kulit (dermis dan/atau epidermis) atau jaringan (membran mukosa, kornea, fasia, otot, tendon,
tulang, kartilago, kapsul sendi dan/atau ligamen).
Ekspektasi Menurun
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Elastisitas 1 2 3 4 5
Hidrasi 1 2 3 4 5
Perfusi jaringan 1 2 3 4 5
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Meningkat Menurun
Kerusakan jaringan 1 2 3 4 5
Kerusakan jaringan kulit 1 2 3 4 5
Nyeri 1 2 3 4 5
Perdarahan 1 2 3 4 5
Kemerahan 1 2 3 4 5
Hematoma 1 2 3 4 5
Pigmentasi abnormal 1 2 3 4 5
Jaringan parut 1 2 3 4 5
Nekrosis 1 2 3 4 5
Abrasi kornea 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk Memburuk Sedang Membaik Membaik
Suhu kulit 1 2 3 4 5
Sensasi 1 2 3 4 5
Tekstur 1 2 3 4 5
Pertumbuhan rambut 1 2 3 4 5
74
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Standar Diagnosa
Standar Luaran
Keperawatan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Keperawatan Indonesia
Indonesia (SIKI)
(SLKI)
(SDKI)
Ikterik neonatus Tujuan: Setelah dilakukan Fototerapi Neonatus
tindakan keperawatan Observasi:
.....x.... jam diharapkan 1. Monitor ikterik dan sklera dan kulit bayi
integritas kulit dan jaringan 2. Monitor suhu dan tanda vital setiap 4 jam sekali
meningkat, dengan kriteria: 3. Monitor efek samping fototerapi (mis. Hipertermi,
1. Kerusakan jaringan diare, rusak pada kulit, penurunan berat badan)
menurun Terapeutik
2. Kerusakan lapisan 1. Siapkan lampu fototerapi dan inkubator atau kotak
kulit menurun bayi
2. Lepaskan pakaian bayi kecuali popok
3. Berikan penutup mata pada bayi
4. Ukur jarak antara lampu dan permukaan kulit bayi
5. Biarkan tubuh bayi terpapar sinar fototerapi secara
berkelanjutan
6. Ganti segera alas dan popok bayi jika BAB/BAK
Edukasi:
1. Anjurkan ibu menyusui sekitar 20-30 menit
75
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB XVI
KESIAPAN PENINGKATAN NUTRISI (D.0026)
76
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Status Nutrisi
Definisi
Keadekuatan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Porsi makan yang 1 2 3 4 5
dihabiskan
Kekuatan otot mengunyah 1 2 3 4 5
Kekuatan otot menelan 1 2 3 4 5
Serum albumin 1 2 3 4 5
Verbalisasi keinginan 1 2 3 4 5
untuk meningkatkan nutrisi
Pengetahuan tentang pilihan 1 2 3 4 5
makanan yang sehat
Pengetahuan tentang pilihan 1 2 3 4 5
minuman yang sehat
Pengetahuan tentang standara 1 2 3 4 5
asupan nutrisi yang tepat
Penyiapan dari penyimpanan 1 2 3 4 5
makanan yang aman
Penyiapan dari penyimpanan 1 2 3 4 5
minuman yang aman
Sikap terhadap makanan / 1 2 3 4 5
minuman sesuai dengan
tujuan Kesehatan
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Meningkat Menurun
Perasaan cepat Kenyang 1 2 3 4 5
Nyeri abdomen 1 2 3 4 5
Sariawan 1 2 3 4 5
Rambut rontok 1 2 3 4 5
Diare 1 2 3 4 5
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik
Memburuk Membaik
Berat badan 1 2 3 4 5
Idenks Massa Tubuh (IMT) 1 2 3 4 5
Frekuensi makan 1 2 3 4 5
Nafsu makan 1 2 3 4 5
Bising usus 1 2 3 4 5
Tebal lipatam kulit trisep 1 2 3 4 5
Membran mukosa 1 2 3 4 5
77
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
2. Konseling nutrsisi
16.3.2 Intervensi pendukung:
1. Edukasi berat badan efektif
2. Edukasi diet
3. Edukasi kesehatan
4. Edukasi nutrisi bayi
5. Edukasi nutrisi anak
6. Manajemen nutrisi
7. Pemantauan nutrisi
8. Pemberian makanan
Standar Diagnosa
Standar Luaran
Keperawatan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Keperawatan Indonesia
Indonesia (SIKI)
(SLKI)
(SDKI)
Kesiapan Setelah dilakukan tindakan Edukasi Nutrisi
Peningkatan keperawatan .....x..... jam Observasi:
Nutrisi status nutrisi terpenuhi 1. Periksa status gizi, status alergi, program diet,
dengan kriteria: kebutuhan dan kemampuan pemenuhan
1. Porsi makan yang kebutuhan gizi
dihabiskan meningkat 2. Identifikasi kemampuan dan waktu yang tepat
2. Berat badan menerima informasi
meningkat 3. Terapeutik:
3. Frekuensi makan 4. Persiapkan materi dan media seperti jenis-jenis
meningkat nutrisi, table makanan penukar, cara mengelola,
4. Nafsu makan cara menakar makanan
meningkat 5. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
5. Perasaan cepat kepakatan
kenyang menurun 6. Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
1. Jelaskan pada pasien dan keluarga alergi
makanan, makanan yang harus dihindari,
kebutuhan jumlah kalori, jenis makanan yang
dibutuhkan pasien
2. Ajarkan cara melaksanakan diet sesuai program
(mis.makanan tinggi protein, rendah garam,
rendah kalori)
3. Jelaskan hal-hal yang dilakukan sebelum
memberikan makan (mis.perawtan mulut,
penggunaan gigi palsu, obat-obatan yang harus
diberikan sebelum makan)
4. Demonstrasikan cara membersihkan mulut
5. Demonstrasikan cara mengatur posisi saat makan
6. Ajarkan pasien/keluarga memonitor asupan kalori
dan makanan (mis.menggunkan buku harian)
7. Ajarkan pasien dan keluarga memantau kondisi
78
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
kekurangan nutrisi
8. Anjurkan mendemonstrasikan cara memberi
makan, menghitung kalori, menyiapkan makanan
sesuai program diet.
Konseling nutrisi
Observasi
1. Identifikasi kebiasaan makan dan perilaku makan
yang akan diubah
2. Identifikasi kemajuan modifikasi diet secara
regular
3. Monitor intake dan output cairan, nilai
hemoglobin, tekanan drah, kenaikan berat badan,
dan kebiasaan membeli makanan
Terapeutik
1. Bina hubungan teraupetik
2. Sepakati lama waktu pemberian konseling
3. Tetapkan tujuan jangka pendek dan jangka
panjang yang realistis
4. Gunakan standar nutrisi sesuai program diet
dalam mengevaluasi kecukupan asupan makanan
5. Pertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan gizi (mis.mis.usia,tahap
pertumbuhan dan perkembangan, penyakit)
Edukasi
1. Informasikan perlunya modifikasi diet (mis.
Penurunan atau penambhan berat badan,
pembatasan natrium atau cairan, pengurangan
kolesterol)
2. Jelaskan program gizi dan persepsi pasien
terhadap diet yang diprogramkan
Kolaborasi
Rujuk pada ahli gizi, jika perlu
79
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB XVII
KETIDAKSTABILAN KADAR GULA DARAH (D.0027)
Objektif Objektif
1. Gangguan koordinasi 1. Kadar glukosa dalam darah /
2. Kadar Glukosa dalam darah /urin urin tinggi
rendah
80
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
81
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Definisi
Kadar glukosa darah pada rentang normal.
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Koordinasi 1 2 3 4 5
Kesadaran 1 2 3 4 5
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Meningkat Menurun
Mengantuk 1 2 3 4 5
Pusing 1 2 3 4 5
Lelah/lesu 1 2 3 4 5
Keluhan lapar 1 2 3 4 5
Gemetar 1 2 3 4 5
Berkeringat 1 2 3 4 5
Mulut kering 1 2 3 4 5
Rasa haus 1 2 3 4 5
Perilaku aneh 1 2 3 4 5
Kesulitan bicara 1 2 3 4 5
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik
Memburuk Membaik
Kadar glukosa 1 2 3 4 5
dalam darah
Kadar glukosa dalam 1 2 3 4 5
Urine
Palpitasi 1 2 3 4 5
Perilaku 1 2 3 4 5
Jumlah urine 1 2 3 4 5
82
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Standar Diagnosa
Standar Luaran
Keperawatan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Keperawatan Indonesia
Indonesia (SIKI)
(SLKI)
(SDKI)
Ketidakstabilan kadar Setelah dilakukan asuhan Manajemen hiperglikemi
glukosa darah keperawatan selama Observasi
……x….. jam, kestabilan 1. Identifkasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
kadar glukosa darah dapat 2. Identifikasi situasi yang menyebabkan kebutuhan
diatasi dengan insulin meningkat (mis. penyakit kambuhan)
Kriteria hasil: 3. Monitor kadar glukosa darah, jika perlu
1. Koordinasi meningkat 4. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia (mis.
2. Kesadaran meingkat poliuri, polidipsia, polivagia, kelemahan, malaise,
3. Mengantuk menurun pandangan kabur, sakit kepala)
4. Pusing Menurun 5. Monitor intake dan output cairan
5. Lelah/lesu menurun 6. Monitor keton urine, kadar analisa gas darah,
6. Keluhan lapar elektrolit, tekanan darah ortostatik dan frek nadi
menurun Terapeutik
7. Gemetar menurun 1. Berikan asupan cairan oral
8. Berkeringat menurun 2. Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala
9. Mulut kering menurun hiperglikemia tetap ada atau memburuk
10. Rasa haus menurun 3. Fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi ortostatik
11. Kadar glukosa dalam Edukasi
darah membaik 1. Anjurkan olahraga saat kadar glukosa darah lebih
12. Jumlah urine dari 250 mg/dL
membaik 2. Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara
mandiri
3. Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
4. Ajarkan indikasi dan pentingnya pengujian keton
urine, jika perlu
5. Ajarkan pengelolaan diabetes (mis. penggunaan
insulin, obat oral, monitor asupan cairan,
penggantian karbohidrat, dan bantuan professional
kesehatan)
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian insulin, jika perlu
2. Kolaborasi pemberian cairan IV, jika perlu
3. Kolaborasi pemberian kalium, jika perlu
Manajemen hipoglikemi
Observasi
1. Identifkasi tanda dan gejala hipoglikemia
2. Identifikasi kemungkinan penyebab hipoglikemia
Terapeutik
1. Berikan karbohidrat sederhana, jika perlu
2. Batasi glucagon, jika perlu
3. Berikan karbohidrat kompleks dan protein sesuai
83
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
diet
4. Pertahankan kepatenan jalan nafas
5. Pertahankan akses IV, jika perlu
6. Hubungi layanan medis, jika perlu
Edukasi
1. Anjurkan membawa karbohidrat sederhana setiap
saat
2. Anjurkan memakai identitas darurat yang tepat
3. Anjurkan monitor kadar glukosa darah
4. Anjurkan berdiskusi dengan tim perawatan diabetes
tentang penyesuaian program pengobatan
5. Jelaskan interaksi antara diet, insulin/agen oral, dan
olahraga
6. Anjurkan pengelolaan hipoglikemia(tanda dan
gejala, faktor risiko dan pengobatan hipoglikemia)
7. Ajarkan perawatan mandiri untuk mencegah
hipoglikemia (mis. mengurangi insulin atau agen
oral dan/atau meningkatkan asupan makanan untuk
berolahraga
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian dextros, jika perlu
2. Kolaborasi pemberian glucagon, jika perlu
Edukasi diet
Observasi
1. Identifikasi kemampuan keluarga dan pasien
menerima informasi
2. Identifikasi tingkat pengetahuan saat ini
3. Identifikasi kebiasaan pola makan saat ini dan masa
lalu
4. Identifikasi persepsi pasien dan keluarga tentang
diet yang diprogramkan
5. Identifikasi keterbatasan finansial untuk
menyediakan makanan
Terapiutik
1. Persiapkan materi, media, dan alat peraga
84
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
85
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB XVIII
RISIKO DEFISIT NUTRISI ( D.0032 )
86
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
4. Nafsu makan
5. Perilaku meningkatkan berat badan
6. Status menelan
7. Tingkat depresi
8. Tingkat nyeri
Status Nutrisi
Definisi
Keadekuatan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Porsi makan yang 1 2 3 4 5
dihabiskan
Kekuatan otot mengunyah 1 2 3 4 5
Kekuatan otot menelan 1 2 3 4 5
Serum albumin 1 2 3 4 5
Verbalisasi keinginan untuk 1 2 3 4 5
meningkatkan nutrisi
Pengetahuan tentang pilihan 1 2 3 4 5
makanan yang sehat
Pengetahuan tentang pilihan 1 2 3 4 5
minuman yang sehat
Pengetahuan tentang 1 2 3 4 5
standara asupan nutrisi yang
tepat
Penyiapan dari penyimpanan 1 2 3 4 5
makanan yang aman
Penyiapan dari penyimpanan 1 2 3 4 5
minuman yang aman
Sikap terhadap makanan / 1 2 3 4 5
minuman sesuai dengan
tujuan kesehatan
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Meningkat Menurun
Perasaan cepat kenyang 1 2 3 4 5
Nyeri abdomen 1 2 3 4 5
Sariawan 1 2 3 4 5
Rambut rontok 1 2 3 4 5
Diare 1 2 3 4 5
87
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Standar Diagnosa
Standar Luaran
Keperawatan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Keperawatan Indonesia
Indonesia (SIKI)
(SLKI)
(SDKI)
Risiko deficit Setelah dilakukan tindakan Manajemen gangguan makan
nutrisi keperawatan selama ..... x Observasi
24 jam maka, status nutrisi 1. Monitor asupan dan keluarnya makanan dan cairan
membaik dengan criteria serta kebutuhan kalori
hasil: Terapeutik
1. Porsi makan yang 1. Timbang berat badan secara rutin
dihabiskan meningkat 2. Diskusikan perilaku makan dan jumlah aktivitas fisik
2. Berat badan membaik yang sesuai
3. Indeks massa tubuh 3. Dampingin ke kamar mandiutk pengamatan perilaku
(IMT) membaik memuntakan kembali makanan
4. Lakukan kontrak perilaku ( mis ; target BB,tanggung
jawab perilaku)
5. Berikan penguatan positifterhadap keberhasilan
target dan perubahan perilaku
6. Berikan konsekuensi jika tidak mencapai target
sesuai kontrak
7. Rencanakan program pengobatan utk perawatan
dirumah
Edukasi
1. Anjurkan membuat catatan harian tentang perasaan
dan situasi pemicu pengeluaran makanan (mis :
muntah, pengeluaran yg disengaja )
2. Anjurkan pengaturan diet yang tepat
3. Anjurkan keterampilan koping untuk penyelesaian
88
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Manejemen nutrisi
Observasi
1. Identifikasi status nutrisi
2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
3. Identifikasi makanan yang disukai
4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
5. Identifikasi perlunya pengguanaan selang nasogastric
6. Monitor asupan makanan
7. Monitor berat badan
8. Monitor hasi pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
1. Lakukan oral hygine sebelum makan jika perlu
2. Fasilitasi menentukan pedoman diet
3. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
sesuai
4. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
5. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
6. Berikan suolemen makanan, jika perlu
7. Hentikan pemberian makanan melalui selang
nasogastric jika asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi
1. Anjurkan posisi jika mampu
2. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan,
jika perlu
Konseling nutrisi
89
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Observasi
1. Identifikasi kebiasaan makan dan perilaku makan
yang akan diubah
2. Identifikasi kemajuan modifikasi diet secara leguler
3. Monitor intake dan output cairan, nilai hemoglobin,
tekanan darah, kenaikan berat badan, dan kebiasaan
membeli makanan
Terapeutik
1. Bina hubungan terapiutik
2. Sepakati lama waktu pemberian konseling Terapkan
tujuan angka
3. pendek dan jangka panjang yang realistis
4. Gunakan standar nutrisi sesuai program diet dalam
mengevaluasi kecukupan asupan makanan
5. Pertimbangkan faktor- faktor yang mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan gizi
Edukasi
1. Informasikan perlunya modifikasi diet
2. Jelaskan program gizi dan persepsi pasien terhadap
diet yang diprogramkan
Kolaborasi
1. Rujuk pada ahli gizi, jika perlu
Pemantauan nutrisi
Observasi
1. Identifikasi faktor yang mempengaruhi asupan gizi
2. Identifikasi perubahan BB
3. Identifikasi kelainan pada kulit
4. Identifikasi pola makan
5. Identifikasi kemampuan menelan
6. Identifikasi kelainan eliminasi
7. Monitor mual dan muntah
8. Monitor asupan oral
9. Monitor warna konjunctiva
10. Monitor hasil Lab
Terapeutik
1. Timbang berat badan
2. Ukur antropometrik komposisi tubuh
3. Hitung perubahan berat badan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil pemantauan jika perlu
90
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB XIX
RISIKO KETIDAK SEIMBANGAN CAIRAN (D.0036)
91
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Keseimbangan Cairan
Definisi
Ekulibrium antara volume Cairan di ruang intraselular dan ekstraselular tubuh.
Ekspektasi Meningkat
Kriteia Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Asupan cairan 1 22 33 4 5
Keluaran urine 1 22 33 4 5
Kelembaban 1 22 33 4 5
membran mukosa
Asupan makanan 1 22 33 4 5
92
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
7. Pencegahan perdarahan
8. Pencegahan syok
9. Manajemen nutrisi
10. Perawatan luka dan atau luka bakar
Standar Diagnosa
Standar Luaran
Keperawatan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Keperawatan Indonesia
Indonesia (SIKI)
(SLKI)
(SDKI)
Risiko Setelah dilakukan tindakan Manajemen cairan
ketidakseimbangan keperawatan selama .... x .... Observasi
cairan jam maka, keseimbangan 1. Monitor status hidrasi ( mis: frek
cairan meningkat dengan nadi,kekuatan nadi, akral pengisian kapiler,
criteria hasil: kelembapan mukosa, turgor kulit, TD )
1. Asupan cairan 2. Monitor berat badan harian
meningkat 3. Monitor berat badan sebelum dan sesudah
2. Haluaran urin dialisis
meningkat 4. Monitor hasil lab (mis: Ht, Na, K, Cl, berat
3. Kelembaban membrane jenis urine, BUN)
mukosa meningkat 5. Monitor status haemodinamik
4. Asupan makanan Terapiutik
meningkat 1. Catat intake dan output balance cairan 24 jam
5. Edema menurun 2. Beri asupan cairan, sesuai kebutuhan
6. Dehidrasi menurun 3. Berikan cairan intravena, jika perlu
7. Tekanan darah Kolaborasi
membaik 1. Kolaborasi pemberian diuretik jika perlu
8. Denyut nadi membaik
9. Tekanan arteri rata-rata Pemantauan cairan
membaik Observasi
10. Membrane mukosa 1. Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
membaik 2. Monitor frekuensi nafas
11. Mata cekung membaik 3. Monitor tekanan darah
12. Turgor kulit membaik 4. Monitor berat badan
5. Monitor waktu pengisian kapiler
6. Monitor elastisitas atau turgor kulit
7. Monitor jumlah, waktu dan berat jenis urine
8. Monitor kadar albumin dan protein total
9. Monitor hasil pemeriksaan serum (mis.
Osmolaritas serum, hematocrit, natrium,
kalium, BUN)
10. Identifikasi tanda-tanda hipovolemia (mis.
Frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah,
tekanan darah menurun, tekanan nadi
menyempit, turgor kulit menurun, membrane
mukosa kering, volume urine menurun,
hematocrit meningkat, haus, lemah,
konsentrasi urine meningkat, berat badan
menurun dalam waktu singkat)
11. Identifikasi tanda-tanda hypervolemia mis.
93
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Pencegahan syok
Observasi
1. Monitor status kardiopulmonal (frekuensi
dan kekuatan nadi, frekuensi nafas, TD,
MAP)
2. Monitor status oksigen (oksimetri nadi, AGD)
3. Monitor status cairan (masukan dan haluaran,
turgor kulit, CRT)
4. Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
5. Perikas riwayat alergi
Terapeutik
1. Berikan oksigen untuk mempertahankan
saturasi oksigen >94%
2. Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis,
jika perlu
3. Lakukan skin test untuk mencegah reaksi
alergi
Edukasi
1. Jelaskan penyebab/faktor risiko syok
2. Jelaskan tanda gejala awal syok
3. Anjurkan melapor jika
menemukan/merasakan tanda dan gejala awal
syok
4. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
5. Anjurkan menghindari allergen
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian IV, jika perlu
2. Kolaborasi pemberian tranfusi darah, jika
perlu
3. Kolaborasi pemberian antiinflamasi, jika
perlu
94
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
95
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB XX
RISIKO SYOK (D. 0039)
96
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Tingkat Syok
Definisi
Ketidakcukupan aliran darah ke jaringan tubuh yang dapat mengakibatkan disfungsi seluler yang
mengancam jiwa.
Ekspektasi Menurun
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Kekuatan nadi 1 2 3 4 5
Output urie 1 2 3 4 5
Tingkat Kesadaran 1 2 3 4 5
Saturasi Oksigen 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Meningkat Meningkat Sedang Menurun Menurun
Akral dingin 1 2 3 4 5
Pucat 1 2 3 4 5
Rasa haus 1 2 3 4 5
Konfusi 1 2 3 4 5
Letargi 1 2 3 4 5
Asidosis metabolik 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk Memburuk Sedang Membaik Membaik
Tekanan arteri rata-rata 1 2 3 4 5
Tekanan darah sistolik 1 2 3 4 5
Tekanan darah distolik 1 2 3 4 5
Tekanan nadi 1 2 3 4 5
Pengisian kapiler 1 2 3 4 5
Frekuensi nadi 1 2 3 4 5
Frekuensi napas 1 2 3 4 5
97
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
6. Insersi intravena
7. Manajemen Akses Vena Sentral
8. Manajemen Anafilaksis
9. Manajemen Cairan
10. Manajemen Hipoglikemia
11. Manajemen Hipovolemia
12. Manajemen Perdarahan
13. Manajemen Reaksi alergi
14. Resusitasi Cairan
15. Pencegahan perdarahan
Standar Diagnosa
Standar Luaran
Keperawatan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Keperawatan Indonesia
Indonesia (SIKI)
(SLKI)
(SDKI)
Risiko Syok Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Syok (I.02068)
keperawatan ...x... jam, maka Observasi:
Tingkat Syok dapat menurun 1. Monitor status kardiopulmunal (frekuensi dan
dengan krieria hasil: kekuatan nadi, frekuensi napas, TD,MAP)
1. Kekuatan nadi meningkat 2. Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi,
2. Output urine meningkat AGD)
3. Tingkat kesadaran 3. Monitor status cairan (masuka dan haluaran,
meningkat turgor kulit, CRT)
4. Saturasi oksigen meningkat 4. Monitor tingkat kesadarandan respon pupil
5. Akaral dingin menurun 5. Periksa riwayat alergi
6. Pucat menurun Terapeutik:
7. Rasa haus menurun 1. Berikan oksigen untuk mempertahankan
8. Asidosis metabolik saturasi oksigen >94%
menurun 2. Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis jika
9. Tekanan darah sistolik dan perlu
diastolik membaik 3. Pasar jalur IV, jika perlu
10. Tekanan nadi membaik 4. Pasang kateter urine untuk menilai prosuksi
11. Pengisian kapiler membaik urine, jika perlu
12. Frekuensi nadi dan napas 5. Lakukan skintest untuk mencegah reaksi
membaik alergi
Edukasi:
1. Jelaskan faktor-faktor risiko syok
2. Jelaskan tanda dan gejala awal syok
3. Anjurkan melapor jika
menemukan/merasakan tanda dan gejala awal
syok
4. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
5. Anjurkan menghindari alergen
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian IV, jika perlu
2. Kolaborasi pemberian transfusi darah, jika
98
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
perlu
3. Kolaborasi pemberian antiinflamasi, jika
perlu
99
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB XXI
GANGGUAN ELIMINASI URINE (D.0040)
100
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
21.1.4.2 Objektif
(tidak tersedia)
21.1.5 KONDISI KLINIS TERKAIT
1. Infeksi ginjal dan saluran kemih
2. Hiperglikemi
3. Trauma
4. Kanker
5. Cedera/tumor/infeksi medulla spinalis
6. Neuropati diabetikum
7. Neuropati alkoholik
8. Stroke
9. Parkinson
10. Skeloris multiple
11. Obat alpha adrenergic
Eliminasi Urin
Definisi
Pengosongan kandung kemih yang lengkap.
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Sensasi berkemih 1 2 3 4 5
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Meningkat Menurun
1 2 3 4 5
101
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Standar Diagnosa
Standar Luaran
Keperawatan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Keperawatan Indonesia
Indonesia (SIKI)
(SLKI)
(SDKI)
Gangguan Setelah dilakukan asuhan Manajemen Eliminasi Urine
eliminasi urine keperawatan selama ….x… Observasi
jam, diharapkan gangguan 1. Identifkasi tanda dan gejala retensi atau
eliminasi urin yang inkontinensia urine
dirasakan pasien berkurang 2. Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi atau
dengan kriteria hasil : inkontinensia urine
1. Sensasi berkemih 3. Monitor eliminasi urine (mis. frekuensi, konsistensi,
meningkat aroma, volume, dan warna)
2. Distensi kandung Terapeutik
kemih menurun 1. Catat waktu-waktu dan haluaran berkemih
3. Berkemih tidak tuntas 2. Batasi asupan cairan, jika perlu
102
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
103
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB XXII
INKOTINENSIA FEKAL (D.0041)
104
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Kontinensia Fekal
Definisi
Kemampuan untuk mengontrol buang air besar
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Menurun Sedang Cukup Meningkat
Meningkat
Kemampuan 1 2 3 4 5
mengontrol pengeluaran
feses
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun Menurun
Meningkat
Penggunaan laksatif 1 2 3 4 5
Penggunaan enema 1 2 3 4 5
105
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
106
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
107
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB XXIII
KONSTIPASI (D.0049)
108
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
23.1.3.2 Objektif
1. Feses keras
2. Peristaltik usus menurun
23.1.4 GEJALA DAN TANDA MINOR
23.1.4.1 Subjektif
1. Mengejan saat defekasi
23.1.4.2 Objektif
1. Distensi abdomen
2. Kelemahan umum
3. Teraba massa pada rektal
23.1.5 KONDISI KLINIS TERKAIT:
1. Lesi/cedera pada medula spinalis
2. Spina bifida
3. Stroke
4. Sklerosis multipel
5. Penyakit parkinson
6. Demensia
7. Hiperparatoidisme
8. Hipoparatoidisme
9. Ketidakseimbangan elektrolit
10. Hemoroid
11. Obesitas
12. Pasca operasi obstruksi bowel
13. Kehamilan
14. Pembesaran prostat
15. Abses Rektal
16. Fisura Anorektal
17. Sriktura Anorektal
18. Prolaps rektal
19. Rektokel
20. Tumor
21. Penyakit Hisprung
22. Impaksi feses
109
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Eliminasi Fekal
Definisi
Proses pengeluaran feses yang mudah dengan konsistensi, frekuensi dan bentuk feses yang normal
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Kontrol pengeluaran 1 2 3 4 5
Feses
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Meningkat Menurun
Keluhan defekasi lama 1 2 3 4 5
dan sulit
Mengejan saat defekasi 1 2 3 4 5
Distensi abdomen 1 2 3 4 5
Teraba massa pada 1 2 3 4 5
rektal
Urgency 1 2 3 4 5
Nyeri abdomen 1 2 3 4 5
Kram abdomen 1 2 3 4 5
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik Membaik
Memburuk
Konsistensi feses 1 2 3 4 5
Frekuesi BAB 1 2 3 4 5
Peristaltik usus 1 2 3 4 5
110
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Standar Diagnosa
Standar Luaran Keperawatan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Keperawatan Indonesia
Indonesia (SLKI) (SIKI)
(SDKI)
KONSTIPASI (D.0049) Setelah dilakukan tindakan Manajemen Eliminasi Fekal (I.04151)
keperawatan ...x... jam, maka Observasi:
Eliminasi Fekal dapat membaik 1. Identifikasi masalah usus dan penggunaan
dengan krieria hasil: obat pencahar
1. Kontrol pengeluaran feses 2. Identifikasi pengobatan yang berefek pada
meningkat kondisi gastroitestinal
2. Keluhan defekasi lama dan 3. Monitor buang air besar
sulit menurun 4. Monitor tanda dan gejala diare, konstipasi
3. Mengejan saat defekasi atau impaksi
menurun Terapeutik:
4. Distensi abdomen menurun 1. Berikan air hangat setelah makan
5. Nyeri abdomen menurun 2. Jadwalkan waktu defekasi bersama pasien
6. Kram abdomen menurun 3. Sediakan makanan tinggi serat
7. Konsistensi feses membaik Edukasi
8. Frekuensi BAB membaik 1. Jelaskan jenis makanan yang membantu
9. Peristaltik usus membaik meningkatkan keteraturan peristaltik usus
2. Anjurkan mencatat warna, frekuensi,
konsistensi, volume feses
3. Anjurkan meningkatkan aktifitas fisik,
sesuai toleransi
4. Anjurkan pengurangan asupan makanan
yang meningkat pembentukan gas
5. Anjurkan mengkonsumsi makanan
mengandung tinggi serat
6. Anjurkan meningkatkan asupan cairan,
jika tidak ada kontraindikasi
Kolaborasi:
111
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
112
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB XXIV
GANGGUAN MOBILITAS FISIK (D.0054)
113
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
114
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Mobilitas Fisik
Definisi
Kemampuan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara mandiri.
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Pergerakan ekstremitas 1 2 3 4 5
Kekuatan Otot 1 2 3 4 5
Rentang gerak (ROM) 1 2 3 4 5
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun Menurun
Meningkat
Nyeri 1 2 3 4 5
Kecemasan 1 2 3 4 5
Kaku sendi 1 2 3 4 5
Gerakan tidak 1 2 3 4 5
terkoordinir
Gerakan terbatas 1 2 3 4 5
Kelemahan fisik 1 2 3 4 5
115
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Standar Diagnosa
Standar Luaran Keperawatan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Keperawatan Indonesia
Indonesia (SLKI) (SIKI)
(SDKI)
GANGGUAN Setelah dilakukan tindakan Dukungan Ambulasi (I.06171)
MOBILITAS FISIK keperawatan ...x... jam, maka Observasi:
(D.0054) Mobilitas Fisik dapat 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan
meningkat dengan krieria hasil: fisik lainnya
1. Pergerakan ekstremitas 2. Identifikasi toleransi fisik melakukan
meningkat ambulasi
2. Kekuatan otot meningkat 3. Monitor frekuensi jantung dan tekanan
3. Rentang Gerak (ROM) darah sebelum memulai ambulasi
meningkat 4. Monitor kondisi umum selama
4. Nyeri menurun melakukan ambulasi
5. Kecemasan menurun Terapeutik:
6. Kaku sendi menurun 1. Fasilitasi aktivasi ambulasi dengan alat
7. Gerakan terbatas menurun bantu (mis: tongkat, kruk)
8. Kelemahan fisik menurun 2. Fasilitasi melakukan mobilitas fisik,jika
perlu
3. Libatkan keluarga untuk membantu
pasien dalam meningkatkan ambulasi
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
2. Anjurkan melakukan ambulasi dini
3. Ajarkan ambulasi sederhana yang harus
dilakukan
116
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB XXV
GANGGUAN POLA TIDUR (D.0055)
117
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Pola Tidur
Definisi
Keadekuatan kualitas dan kuantitas tidur.
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Keluhan sulit tidur 1 2 3 4 5
Keluhan sering terjaga 1 2 3 4 5
118
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
119
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Edukasi aktivitas/istirahat
Observasi
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
Terapeutik
1. Sediakan materi dan media pengaturan
aktivita dan istirahat
2. Jadwalkan pemberian pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan kepada pasien dan
keluarga untuk bertanya
Edukasi
1. Jelaskan pentingnya melakukan aktivitas
fisik/olahraga secara rutin
2. Anjurkan terlibat dalam aktivitas
kelompok,aktivitas bermain,atau aktivitas
lainya
3. Anjurkan menyusun jadwal aktivitas dan
istirahat
4. Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan
istirahat ( mis : kelelahan,sesak napas saat
aktivitas )
5. Ajarkan cara mengidentifikasi target dan jenis
aktivitas sesuai kemampuan
120
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB XXVI
INTOLERANSI AKTIVITAS (D. 0056)
121
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
8. Gangguan Muskoloskeletal
Toleransi Aktivitas
Definisi
Respon fisiologis terhadap aktivitas yang membutuhkan tenaga.
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Kemudahan melakukan 1 2 3 4 5
aktivitas sehari-hari
Kecepatan berjalan 1 2 3 4 5
Jarak berjalan 1 2 3 4 5
Kekuatan tubuh bagian atas 1 2 3 4 5
Kekuatan tubuh bagian 1 2 3 4 5
bawah
Toleransi menaiki tangga 1 2 3 4 5
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Meningkat Menurun
Keluhan lelah 1 2 3 4 5
Dispnea saat aktivitas 1 2 3 4 5
Dispnea setelah aktivitas 1 2 3 4 5
Aritmia saat aktivitas 1 2 3 4 5
Aritmia setelah aktivitas 1 2 3 4 5
Sianosis 1 2 3 4 5
Perasaan lemah 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk Memburuk Sedang Membaik Membaik
Frekuensi nadi 1 2 3 4 5
Warna kulit 1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5
Saturasi oksigen 1 2 3 4 5
122
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Frekuensi napas 1 2 3 4 5
EKG iskemia 1 2 3 4 5
123
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
124
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB XXVII
GANGGUAN MEMORI (D. 0062)
125
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Memori
Definisi
Kemampuan mengingat beberapa informasi atau perilaku
Ekspektasi : Meningkat
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Verbalisasi kemampuan 1 2 3 4 5
mempelajari hal baru
Verbalisasi kemampuan 1 2 3 4 5
mengingat informasi faktual
Verbalisasi kemampuan 1 2 3 4 5
mengingat perilaku tertentu
yang pernah dilakukan
Verbalisasi kemampuan 1 2 3 4 5
mengingat peristiwa
Melakukan kemampuan 1 2 3 4 5
yang dipelajari
126
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
127
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
128
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB XXVIII
GANGGUAN MENELAN (D.0063)
129
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
130
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
2. Distrofi Muskuler
3. Poliomielitis
4. Cerebral Palsy
5. Penyakit Parkinson
6. Guilain Barre Syndrome
7. Myastenia Gravis
8. Amyotropic Lateral Sclerosis
9. Neoplasma Otak
10. Paralisis Pita suara
11. Kerusakan saraf Kranialis V,VII,IX,X,XI
12. Esofagitis
Status Menelan
Definisi
Jalan makanan dari mulut sampai mulut adekuat.
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Mempertahankan makanan 1 2 3 4 5
di mulut
Refleks menelan 1 2 3 4 5
Kemampuan mengosongkan 1 2 3 4 5
mulut
Kemampuan mengunyah 1 2 3 4 5
131
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Usaha menelan 1 2 3 4 5
Pembentukan bolus 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Meningkat Meningkat Sedang Menurun Menurun
Frekuensi tersedak 1 2 3 4 5
Batuk 1 2 3 4 5
Muntah 1 2 3 4 5
Refluks lambung 1 2 3 4 5
Gelisah 1 2 3 4 5
Regurgitasi 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk Memburuk Sedang Membaik Membaik
Produksi saliva 1 2 3 4 5
Penerimaan makanan 1 2 3 4 5
Kualitas suara 1 2 3 4 5
132
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
133
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB XXIX
KONFUSI AKUT (D. 0064)
134
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
5. Demensia
6. Delirium
Tingkat Konfusi
Definisi
Kesadaran, perhatian, kognitif, dan persepsi yang terganggu
Ekspektasi Menurun
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Fungsi Kognitif 1 2 3 4 5
Tingkat kesadaran 1 2 3 4 5
Aktivitas psikomotor 1 2 3 4 5
Motivasi memulai/ menyelesaikan 1 2 3 4 5
perilaku terarah
Memori jangka pendek 1 2 3 4 5
Memori jangka panjang 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Meningkat Meningkat Sedang Menurun Menurun
Perilaku halusinasi 1 2 3 4 5
Gelisah 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk Memburuk Sedang Membaik Membaik
Interpretasi 1 2 3 4 5
Fungsi sosial 1 2 3 4 5
Respon terhadap stimulus 1 2 3 4 5
Persepsi 1 2 3 4 5
Fungsi otak 1 2 3 4 5
135
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
136
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
137
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB XXX
PENURUNAN KAPASITAS ADAPTIF INTRAKRANIAL (D.0066)
138
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
2. Agitasi
3. Muntah (tanpa disertai mual)
4. Tampak lesu/lemah
5. Fungsi kognitif terganggu
6. Tekanan intrakranial (TIK) ≥20mmhg
7. Papiledema
8. Postur deserebrasi (ekstensi)
Definisi
Kestabilan mekanisme dinamika intrakranial dalam melakuakn kompensasi terhadap stimulus yang dapat
menurunkan kapasitas intrakranial.
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Tingkat Kesadaran 1 2 3 4 5
Fungsi kognitif 1 2 3 4 5
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Meningkat Menurun
Sakit Kepala 1 2 3 4 5
Bradikardia 1 2 3 4 5
Gelisah 1 2 3 4 5
Agitasi 1 2 3 4 5
Muntah 1 2 3 4 5
Postur deserebrasi 1 2 3 4 5
139
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
(ekstensi)
Papiledema 1 2 3 4 5
Memburuk Cukup Cukup
Memburuk Sedang Membaik Membaik
Tekanan Darah 1 2 3 4 5
Tekanan Nadi 1 2 3 4 5
Pola Napas 1 2 3 4 5
Respon pupil 1 2 3 4 5
Refleks neurologis 1 2 3 4 5
Tekanan Intrakranial 1 2 3 4 5
140
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
141
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB XXXI
GANGGUAN RASA NYAMAN (D.0074)
142
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Status Kenyamanan
Definisi
Keseluruhan rasa nyaman dan aman secara fisik, psikologis, spiritual, sosial, budaya dan lingkungan.
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Kesejahteraan fisik 1 2 3 4 5
Kesejahteraan 1 2 3 4 5
Psikologis
Dukungan sosial dari keluarga 1 2 3 4 5
Dukungan sosial dari teman 1 2 3 4 5
Perawatan sesuai kebutuhan 1 2 3 4 5
Perawatan sesuai keyakinan 1 2 3 4 5
budaya
Kebebasan melakukan ibadah 1 2 3 4 5
Rileks 1 2 3 4 5
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Meningkat Menurun
Keluhan tidak nyaman 1 2 3 4 5
143
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Gelisah 1 2 3 4 5
Kebisingan 1 2 3 4 5
Keluhan sulit tidur 1 2 3 4 5
Keluhan kedinginan 1 2 3 4 5
Keluhan kepanasan 1 2 3 4 5
Gatal 1 2 3 4 5
Mual 1 2 3 4 5
Lelah 1 2 3 4 5
Merintih 1 2 3 4 5
Menangis 1 2 3 4 5
Iritabilitas 1 2 3 4 5
Menyalahkan diri sendiri 1 2 3 4 5
Konfusi 1 2 3 4 5
Konsumsi alkohol 1 2 3 4 5
Penggunaan zat 1 2 3 4 5
Percobaan bunuh diri 1 2 3 4 5
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik
Memburuk Membaik
Memori masa lalu 1 2 3 4 5
Suhu ruangan 1 2 3 4 5
Pola eliminasi 1 2 3 4 5
Postur tubuh 1 2 3 4 5
Kewaspadaan 1 2 3 4 5
Pola hidup 1 2 3 4 5
Pola tidur 1 2 3 4 5
144
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Manajemen nyeri
Observasi
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon nyeri nonverbal
4. Identifikasi faktor yang memperingan dan
memperberat nyeri
5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
tentang nyeri
6. Identifikasi budaya terhadap respon nyeri
7. Identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas
145
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
hidup pasien
8. Monitor efek samping penggunaan analgetik
9. Monitor keberhasilan terapi komplementer
yang sudah diberikan
Terapeutik
1. Berikan teknik non farmakologis untuk
meredakan nyeri (aromaterapi, terapi pijat,
hypnosis, biofeedback, teknik imajinasi
terbimbimbing, teknik tarik napas dalam dan
kompres hangat/ dingin)
2. Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri
( missal: suhu ruangan, pencahayaan dan
kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat tidur
Edukasi
1. Jelaskan penyebab,periode,dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredahkan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
5. Ajarkan teknik nonfarmakologi utk
mengurangi nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik,jika perlu
Pengaturan posisi
Observasi
1. Monitor status oksigenasi sebelum dan
sesudah mengubah posisi
2. Monitor alat traksi agar selalu tepat
Terapeutik
1. Tempatkan pada matras /tempat tidur
terapeutik yang tepat
2. Tempatkan objek yg sering digunakan dalam
jangkauan
3. Tempatkan bel/ lampu dalam jangkauan
4. Sediakan matrasyg kokoh /padat
5. Atur posisi tidur yg disukai jika tidak
kontraindikasi
6. Atur posisi yg mengurangi sesak ( mis ;
semi fowler )
7. Atur posisi yg meningkatkan drainage
8. Posisikan pada kesejajaran tubuh yg tepat
9. Imobilisasi dan tompang bagian tubuh yg
cedera dengan tepat
10. Tinggikan bagian tubuh yg sakit dengan
tepat
11. Tinggikan anggota gerak 20 derajat / lebih
146
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
147
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB XXXII
NYERI AKUT (D.0077)
148
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Tingkat Nyeri
Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau
fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga konstan.
Ekspektasi Menurun
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Menurun Sedang Cukup Meningkat
Meningkat
Kemampuan menuntaskan 1 2 3 4 5
aktivitas
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun Menurun
Meningkat
Keluhan nyeri 1 2 3 4 5
Meringis 1 2 3 4 5
Sikap protektif 1 2 3 4 5
Gelisah 1 2 3 4 5
149
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Kesulitan tidur 1 2 3 4 5
Menarik diri 1 2 3 4 5
Berfokus pada diri sendiri 1 2 3 4 5
Diaforesis 1 2 3 4 5
Perasaan defresi (tertekan) 1 2 3 4 5
Perasaan takut mengalami 1 2 3 4 5
cedera berulang
Anoreksia 1 2 3 4 5
Perineum terasa 1 2 3 4 5
Tertekan
Uterus teraba membulat 1 2 3 4 5
Ketegangan otot 1 2 3 4 5
Pupil dilatasi 1 2 3 4 5
Muntah 1 2 3 4 5
Mual 1 2 3 4 5
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik Membaik
Memburuk
Frekuensi nadi 1 2 3 4 5
Pola nafas 1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5
Proses berfikir 1 2 3 4 5
Fokus 1 2 3 4 5
Fungsi berkemih 1 2 3 4 5
Perilaku 1 2 3 4 5
Nafsu makan 1 2 3 4 5
Pola tidur 1 2 3 4 5
150
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Pemberian Analgesik
Observasi
1. Identifikasi karakteristik nyeri (mis,
151
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
152
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB XXXIII
NYERI KRONIS (D.0078)
153
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
154
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Tingkat Nyeri
Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan
onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga konstan.
Ekspektasi Menurun
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menurun Sedang Meningkat
Menurun Meningkat
Kemampuan 1 2 3 4 5
menuntaskan aktivitas
Cukup Cukup
Meningkat Sedang Menurun
Meningkat Menurun
Keluhan nyeri 1 2 3 4 5
Meringis 1 2 3 4 5
Sikap protektif 1 2 3 4 5
Gelisah 1 2 3 4 5
Kesulitan tidur 1 2 3 4 5
Menarik diri 1 2 3 4 5
Berfokus pada diri Sendiri 1 2 3 4 5
Diaforesis 1 2 3 4 5
Perasaan defresi (tertekan) 1 2 3 4 5
Perasaan takut mengalami 1 2 3 4 5
cedera berulang
Anoreksia 1 2 3 4 5
Perineum terasa tertekan 1 2 3 4 5
Uterus teraba membulat 1 2 3 4 5
Ketegangan otot 1 2 3 4 5
Pupil dilatasi 1 2 3 4 5
Muntah 1 2 3 4 5
Mual 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk Sedang Membaik
Memburuk Membaik
Frekuensi nadi 1 2 3 4 5
Pola nafas 1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5
Proses berfikir 1 2 3 4 5
Fokus 1 2 3 4 5
Fungsi berkemih 1 2 3 4 5
Perilaku 1 2 3 4 5
Nafsu makan 1 2 3 4 5
Pola tidur 1 2 3 4 5
155
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
3. Terapi relaksasi
33.3.2 Intervensi pendukung
1. Edukasi aktivitas istirahat/aktivitas
2. Edukasi manajemn nyeri
3. Edukasi manajemen stres
4. Pemantauan nyeri
5. Teknik distraksi
6. Manajemen terapiradiasi
7. Manajemen kenyamanan lingkunga
8. Manajemen stres
9. Pemberian analgesik
156
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Perawatan kenyamanan
Observasi
1. Identifikasi gejala yang tidak
menyenangkan (mis. Mual, nyeri, gatal,
sesak)
2. Identifikasi pemahaman tentang kondisi,
situasi dan perasaannya
Terapeutik
1. Berikan posisi yang nyaman
2. Ciptakan lingkungan yang nyaman
3. Edukasi
4. Jelaskan mengenai kondisi dan pilihan
terapi/pengobatan
5. Ajarkan terapi relaksasi
6. Ajarkan teknik distraksi dan imajinasi
terbimbing
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgesik,
antipruritus, antihistamin, jika perlu
Terapi relaksasi
Observasi
1. Identifikasi penurunan tingkat energi,
ketidakmampuan berkonsentrasi atau
gejala lainyg mengganggu kemampuan
kognitif
2. Identifikasi teknik relaksasi yg pernah
efektip digunakan
3. Identifikasi kesedian, kemampuan dan
penggunaan teknik sebelumnya
4. Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi,
TD, suhu sebelum dan sesudah latihan
5. Monitor respon terhadap terapi relaksasi
Terapeutik
1. Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa
gangguan dengan pencahayaan dan suhu
ruang nyaman,jika memungkinkan
2. Berikan informasi tertulis tentang
persiapan dan prosedur terknik relaksasi
3. Gunakan pakain longgar
4. Gunakan relaksasi sebagai strategi
penunjang dgn analgetik atau tindakan
medis lain, jika sesuai
157
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Edukasi
1. Jelaskan tujuan, maanfaat, batasan dan
jenis relaksasi yg tersedia
2. Anjurkan mengambil posisi nyaman
3. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi
relaksasi
4. Anjurkan sering mengulangi atau melatih
teknik yang dipilih
5. Demonstrasi dan latih teknik relaksasi
158
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB XXXIV
ANSIETAS (D. 0080)
159
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
160
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
7. Tingkat agitasi
8. Tingkat pengetahuan
Tingkat Ansietas
Definisi
Kondisi Emosi dan Pengalaman subjektif terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi
bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman
Ekspektasi Menurun
Kriteria Hasil
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Meningkat Menurun
Verbalisasi kebingungan 1 2 3 4 5
Verbalisasi khawatir akibat 1 2 3 4 5
kondisi yang dihadapi
Perilaku gelisah 1 2 3 4 5
Perilaku tegang 1 2 3 4 5
Keluhan pusing 1 2 3 4 5
Anoreksia 1 2 3 4 5
Palpitasi 1 2 3 4 5
Diaforesis 1 2 3 4 5
Tremor 1 2 3 4 5
Pucat 1 2 3 4 5
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Meningkat Menurun
Konsentrasi 1 2 3 4 5
Pola Tidur 1 2 3 4 5
Frekuensi pernapasan 1 2 3 4 5
Frekuensi Nadi 1 2 3 4 5
Tekanan Darah 1 2 3 4 5
Kontak Mata 1 2 3 4 5
Pola Berkemih 1 2 3 4 5
Orientasi 1 2 3 4 5
161
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Standar Diagnosa
Standar Luaran Keperawatan
Keperawatan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Indonesia
Indonesia (SIKI)
(SLKI)
(SDKI)
ANSIETAS (D. 0080) Setelah dilakukan tindakan Reduksi Ansietas (I.09314)
keperawatan ...x... jam, maka Observasi
Tingkat ansietas (L.09093) 1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
dapat menurun dengan krieria (mis: kondisi,waktu, stresor)
hasil: 2. Identifikasi kemampuan mengambil
1. Verbalisasi kebingungan keputusan
(1-5) 3. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan
2. Verbalisasi kekhawatiran nonverbal
akibat kondisi yang Terapeutik
dihadapi (1-5) 1. Ciptakan suasana terapeutik untuk
3. Perilaku gelisah (1-5) menumbuhkan kepercayaan
4. Perilaku tegang (1-5) 2. Temani pasien untuk mengurangi
5. Keluhan pusing (1-5) kecemasan, jika memungkinkan
6. Anoreksia (1-5) 3. Pahami situasi yang membuat ansietas
7. Palpitasi (1-5) 4. Dengarkan dengan penuh perhatian
8. Tremor (1-5) 5. Gunakan pendekatan yang tenang dan
9. Pucat (1-5) meyakinkan
10. Konsentrasi (1-5) 6. Tempatkan barang pribadi yang
11. Pola tidur (1-5) memberikan kenyamanan
12. Frekuensi pernapasan (1-5) 7. Motivasi mengidentifikasi situasi yang
13. Frekuensi nadi (1-5) memicu kecemasan
14. Tekanan darah (1-5) 8. Diskusikan perencanaan realitis tentang
15. Kontak mata (1-5) peristiwa yang akan datang
16. Pola berkemih (1-5) Edukasi
17. Orientasi (1-5) 1. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang
mungkin dialami
2. Informasikan secara faktual mengenai
diagnosis, pengobatan, dan prognosis
3. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
pasien, jika perlu
4. Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak
kompetitif, sesuai kebutuhan
5. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
persepsi
6. Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
7. Latih penggunaan mekanisme pertahanan
diri yang tepat
8. Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat antiansietas
Terapi Relaksasi (I. 09326)
Observasi
162
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
163
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
164
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB XXXV
DEFISIT PERAWATAN DIRI (D.0109)
165
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
8. Gangguan amnestik
9. Skizofrenia dan gangguan psikotik lain
10. Fungsi penilaian terganggu
Perawatan diri
Definisi
Kemampuan melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri.
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Kemampuan mandi 1 2 3 4 5
Kemampuan 1 2 3 4 5
mengenakan pakaian
Kemampuan makan 1 2 3 4 5
Kemampuan ke toilet 1 2 3 4 5
(BAB/BAK)
Verbalisasi keinginan 1 2 3 4 5
melakukan perawatan
diri
166
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Minat melakukan 1 2 3 4 5
perawatan diri
Mempertahankan 1 2 3 4 5
kebersihan diri
Mempertahankan 1 2 3 4 5
kebersihan mulut
167
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
168
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB XXXVI
DEFISIT PENGETAHUAN tentang ........ (D.0111)
169
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Tingkat Pengetahuan
Definisi
Kecukupan informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Perilaku sesuai anjuran 1 2 3 4 5
Verbalisasi minat dalam 1 2 3 4 5
Belajar
Kemampuan menjelaskan 1 2 3 4 5
Pengetahuan tentang suatu Topik
Kemampuan menggambarkan 1 2 3 4 5
pengalaman sebelumnya
yang sesuai dengan topik
Perilaku sesuai dengan 1 2 3 4 5
Pengetahuan
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Meningkat Menurun
Pertanyaan tentang masalah yang 1 2 3 4 5
dihadapi
Persepsi yang keliru terhadap 1 2 3 4 5
masalah
Maenjalani pemeriksaan yang tidak 1 2 3 4 5
tepat
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik
memburuk membaik
Perilaku 1 2 3 4 5
170
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Standar Diagnosa
Standar Luaran
Keperawatan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Keperawatan Indonesia
Indonesia (SIKI)
(SLKI)
(SDKI)
Defisit Pengetahuan Setelah dilakukan tindakan Edukasi Kesehatan (I.12383)
keperawatan ...x... jam, maka Observasi:
Tingkat Pengetahuan 1. Dapat meningkatkan dan menurunkan
(L.12111) dapat meningkat motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
dengan krieria hasil: Terapeutik:
1. Perilaku sesuai anjuran 1. Sediakan materi dan media pendidikan
(1-5) kesehatan
2. Verbalisasi minat dalam 2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
belajar (1-5) kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya
3. Kemampuan
Edukasi:
menjelaskan
1. Jelaskan faktor-faktor risiko yang dapat
pengetahuan tentang
mempengaruhi kesehatan
suatu topik (1-5)
2. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
4. Kemampuan 3. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
menggambarkan meningkatkan perilaku hidup bersih dan
pengalaman sebelumnya sehat
yang sesuai topik (1-5)
5. Perilaku sesuai dengan Edukasi Proses Penyakit (I.12444)
pengetahuan (1-5) Observasi:
6. Pertanyaan tentang 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
masalah yang akan menerima informasi
dihadapi (1-5) Terapeutik
7. Persepsi yang keliru 1. Sediakan materi dan media pendidikan
terhadap masalah (1-5) kesehatan
8. Menjalani pemeriksaan 2. Jadwalkan pendidikan kesehatan
yang tidak tepat (1-5) 3. Berikan kesehatan untuk bertanya
9. Perilaku (1-5) Edukasi :
1. Jelaskan penyebab dan faktor risiko penyakit
2. Jelaskan patofisologi munculnya penyakit
3. Jelaskan tanda dan gejala yang ditimbulkan
oleh penyakit
4. Jelaskan kemungkinan terjadinya komplikasi
5. Ajarkan cara meredakan atau mengatasi
gejala yang dirasakan
6. Ajarkan cara meminimalkan efek samping
dari intervensi atau pengobatan
7. Informasikan kondisi pasien saat ini
8. Anjurkan melapor jika merasakan tanda dan
gejala memberat atau tidak biasa.
171
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB XXXVII
PEMELIHARAAN KESEHATAN TIDAK EFEKTIF (D.0117)
172
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Pemeliharaan Kesehatan
Definisi
Kemampuan mengidentifikasi, mengelola, dan/atau menemukan bantuan untuk mempertahankan kesehatan .
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Menunjukan perilaku adaptif 1 2 3 4 5
Menunjukan pemahaman 1 2 3 4 5
perilaku sehat
Kemampuan menjalankan 1 2 3 4 5
perilaku sehat
Perilaku mencari bantuan 1 2 3 4 5
Menunjukan minat 1 2 3 4 5
meningkatkan perilaku sehat
Memiliki sistem pendukung 1 2 3 4 5
173
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
174
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
175
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB XXXVIII
GANGGUAN INTEGRITAS KULIT/JARINGAN (D.0129)
176
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
38.1.4.2 Obyektif:
1. Nyeri
2. Perdarahan
3. Kemerahan
4. Hermatoma
38.1.5 KONDISI KLINIS TERKAIT
1. Imobilisasi
2. Gagal jantung kongestif
3. Gagal ginjal
4. Diabetes melitus
5. Imunodefisiensi (mis.AIDS)
Definisi
Keutuhan kulit (dermis dan/atau epidermis) atau jaringan (membran mukosa, kornea, fasia,
otot, tendon, tulang, kartilago, kapsul sendi dan/atau ligamen).
Ekspektasi Menurun
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Elastisitas 1 2 3 4 5
177
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Hidrasi 1 2 3 4 5
Perfusi jaringan 1 2 3 4 5
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Kerusakan jaringan 1 2 3 4 5
Kerusakan jaringan kulit 1 2 3 4 5
Nyeri 1 2 3 4 5
Perdarahan 1 2 3 4 5
Kemerahan 1 2 3 4 5
Hematoma 1 2 3 4 5
Pigmentasi abnormal 1 2 3 4 5
Jaringan parut 1 2 3 4 5
Nekrosis 1 2 3 4 5
Abrasi kornea 1 2 3 4 5
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Suhu kulit 1 2 3 4 5
Sensasi 1 2 3 4 5
Tekstur 1 2 3 4 5
Pertumbuhan rambut 1 2 3 4 5
178
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Perawatan Luka
Observasi:
1. Monitor karakteristik luka
2. Monitor tanda-tanda infeksi
Terapeutik:
1. Lepaskan balutan dan plester secara
perlahan
2. Bersihkan dengan cairan NaCl atau
pembersih nontoksik
3. Bersihkan jaringan nekrotik
4. Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi,
jika perlu
5. Pasang balutan sesuai jenis luka
6. Pertahankan teknik steril saat melakukan
perawatan luka
Edukasi
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
2. Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi
kalori dan protein
3. Kolaborasi
4. Kolaborasi prosedur debridement
5. Kolaborasi pemberian antibiotik, jika
perlu
Manajemen Nyeri
Observasi
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respons nyeri non verbal
179
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
180
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB XXXIX
HIPERTERMIA (D.0130)
181
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
4. Dehidrasi
5. Trauma
6. Prematuritas
Termoregulasi
Definisi
Pengaturan suhu tubuh agar tetap berada pada rentang normal.
Ekspektasi Menurun
Kriteria Hasil
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Meningkat Menurun
Menggigil 1 2 3 4 5
Kulit merah 1 2 3 4 5
Kejang 1 2 3 4 5
akrosianosis 1 2 3 4 5
Konsumsi oksigen 1 2 3 4 5
Piloereksi 1 2 3 4 5
Vasokontriksi perifer 1 2 3 4 5
Kutis memorata 1 2 3 4 5
Pucat 1 2 3 4 5
Takikardi 1 2 3 4 5
Takipnea 1 2 3 4 5
Bradikardi 1 2 3 4 5
Dasar kuku sianolik 1 2 3 4 5
Hipoksia 1 2 3 4 5
Cukup Cukup Membaik
Memburuk Memburuk Sedang Membaik
Suhu tubuh 1 2 3 4 5
Suhu kulit 1 2 3 4 5
182
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
183
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Pemantauan cairan
Observasi
1. Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
2. Monitor frekuensi nafas
3. Monitor tekanan darah
4. Monitor berat badan
5. Monitor waktu pengisian kapiler
6. Monitor elastisitas atau turgor kulit
7. Monitor jumlah, waktu dan berat jenis urine
8. Monitor kadar albumin dan protein total
9. Monitor hasil pemeriksaan serum (mis.
Osmolaritas serum, hematocrit, natrium,
kalium, BUN)
10. Identifikasi tanda-tanda hipovolemia (mis.
Frekuensi nadi meningkat, nadi teraba
lemah, tekanan darah menurun, tekanan
nadi menyempit, turgor kulit menurun,
membrane mukosa kering, volume urine
menurun, hematocrit meningkat, haus,
lemah, konsentrasi urine meningkat, berat
badan menurun dalam waktu singkat)
11. Identifikasi tanda-tanda hypervolemia 9mis.
Dyspnea, edema perifer, edema anasarka,
JVP meningkat, CVP meningkat, refleks
hepatojogular positif, berat badan menurun
dalam waktu singkat)
12. Identifikasi factor risiko ketidakseimbangan
cairan (mis. Prosedur pembedahan mayor,
trauma/perdarahan, luka bakar, apheresis,
obstruksi intestinal, peradangan pankreas,
penyakit ginjal dan kelenjar, disfungsi
intestinal)
Terapeutik
1. Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
2. Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Regulasi temperatur
Observasi
1. Monitor suhu bayi sampai stabil ( 36.5 C -
37.5 C)
2. Monitor suhu tubuh anak tiap 2 jam
184
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
185
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB XL
HIPOTERMIA (D.0131)
186
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
2. Bradikardi
3. Dasar kuku sianotik
4. Hipoglikemia
5. Hipoksia
6. Pengisian kapiler > 3 detik
7. Konsumsi oksigen meningkat
8. Ventilasi menurun
9. Piloereksi
10. Takikardia
11. Vasokonstruksi perifer
12. Kutis memorata (pada neonatus)
40.2 STANDAR LUARAN KEPERAWATAN INDONESIA
40.2.1 Luaran utama:
1. Termoregulasi
40.2.2 Luaran tambahan:
1. Kontrol risiko
2. Perfusi perifer
3. Status kenyamanan
4. Termoregulasi neonatus
5. Tingkat cedera
Termoregulasi
Definisi
Pengaturan suhu tubuh agar tetap berada pada rentang normal.
Ekspektasi Menurun
Kriteria Hasil
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Meningkat Menurun
Menggigil 1 2 3 4 5
Kulit merah 1 2 3 4 5
Kejang 1 2 3 4 5
akrosianosis 1 2 3 4 5
Konsumsi oksigen 1 2 3 4 5
Piloereksi 1 2 3 4 5
Vasokontriksi perifer 1 2 3 4 5
Kutis memorata 1 2 3 4 5
187
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Pucat 1 2 3 4 5
Takikardi 1 2 3 4 5
Takipnea 1 2 3 4 5
Bradikardi 1 2 3 4 5
Dasar kuku sianolik 1 2 3 4 5
Hipoksia 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk Memburuk Sedang Membaik Membaik
Suhu tubuh 1 2 3 4 5
Suhu kulit 1 2 3 4 5
Kadar glukosa darah 1 2 3 4 5
Pengisian kapiler 1 2 3 4 5
Ventilasi 1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5
188
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
189
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB XLI
RISIKO CEDERA (D. 0136)
190
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Tingkat Cedera
Definisi
Keparahan dari cedera yang diamati atau dilaporkan
Ekspektasi Menurun
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Toleransi aktivitas 1 2 3 4 5
Toleransi makanan 1 2 3 4 5
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Meningkat Menurun
Kejadian cedera 1 2 3 4 5
Luka/lecet 1 2 3 4 5
Ketegangan otot 1 2 3 4 5
Fraktur 1 2 3 4 5
Perdarahan 1 2 3 4 5
Ekspresi wajah kesakitan 1 2 3 4 5
Agitasi 1 2 3 4 5
Iritabilitas 1 2 3 4 5
Gangguan mobilitas 1 2 3 4 5
Gangguan kognitif 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk Memburuk Sedang Membaik Membaik
Tekanan darah 1 2 3 4 5
Frekuensi nadi 1 2 3 4 5
Frekuensi napas 1 2 3 4 5
Pola istirahat/tidur 1 2 3 4 5
Nafsu makan 1 2 3 4 5
191
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
192
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
cedera
3. Identifikasi kesesuaian alas kaki atau stoking
elastis pada ekstremitas bawah
Terapeutik
1. Sediakan pencahayaan yang memadai
2. Gunakan lampu tidur selama jam tidur
3. Sosialisasikan pasien dan keluarga dengan
lingkungan ruang rawat
4. Gunakan alas kaki antislip
5. Sediakan pispot atau urinal untuk eliminasi di
samping tempat tidur
6. Pastikan bel panggilan atau telepon mudah
dijangkau
7. Pastikan barang-barang pribadi mudah
dijangkau
8. Pertahankan posisi tempat tidur di posisi
terendah saat digunakan.
9. Gunakan pengaman tempat tidur sesuai
kebijakan fasilitas pelayanan kesehatan
10. Diskusikan mengenai latihan danterapi fisik
yang diperlukan
11. Diskusikan mengenai alat bantu mobilitas yang
sesuai
12. Diskusikan bersama anggota keluarga yang
dapat mendampingi pasien.
Edukasi :
1. Jelaskan alasan intervensi pencegahan jantung
ke pasien dan keluarga
2. Anjurkan bergantian posisi secara perlahan dan
duduk selama beberapa menit sebelum berdiri
193
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB XLII
RISIKO HIPOTERMI PERIOPERATIF (D.0141)
Termoregulasi
Definisi
Pengaturan suhu tubuh agar tetap berada pada rentang normal
Ekspektasi Membaik
194
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Meningkat Meningkat Sedang Menurun Menurun
Menggigil 1 2 3 4 5
Kulit merah 1 2 3 4 5
Kejang 1 2 3 4 5
Akrosianosis 1 2 3 4 5
Konsumsi oksigen 1 2 3 4 5
Piloereksis 1 2 3 4 5
Vasokontriksi 1 2 3 4 5
Kutis memorata 1 2 3 4 5
Pucat 1 2 3 4 5
Takikardi 1 2 3 4 5
Takipnea 1 2 3 4 5
Bradikardi 1 2 3 4 5
Dasar kuku sianotik 1 2 3 4 5
Hipoksia 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk Memburuk Sedang Membaik Membaik
Suhu Tubuh 1 2 3 4 5
Suhu Kulit 1 2 3 4 5
Kadar glukosa darah 1 2 3 4 5
Pengisian kapiler 1 2 3 4 5
Ventilasi 1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5
195
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
196
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
197
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB XLIII
RISIKO JATUH (D.0143)
198
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
8. Amputasi
9. Intoksikasi
10. Preeklampsi
Tingkat Jatuh
Definisi
Derajat jatuh berdasarkan observasi atau sumber informasi.
Ekspektasi Menurun
Kriteria Hasil
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Meningkat Menurun
Jatuh dari tempat tidur 1 2 3 4 5
Jatuh saat berdiri 1 2 3 4 5
Jatuh saat berdiri 1 2 3 4 5
Jatuh saat berjalan 1 2 3 4 5
Jatuh saat dipidahkan 1 2 3 4 5
Jatuh saat naik tangga 1 2 3 4 5
Jatuh saat di kamar mandi 1 2 3 4 5
Jatuh saat membungkuk 1 2 3 4 5
199
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
200
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
nurse station
6. Gunakan alat bantu berjalan (mis: kursi
roda, walker)
7. Dekatkan bel pemanggil dalam
jangkauan pasien
Edukasi :
1. Anjurkan memanggil perawat jika
membutuhkan bantuan untuk berpindah
2. Anjurkan menggunakan alas kaki yang
tidak licin
3. Anjurkan berkonsentrasi untuk menjaga
keseimbangan tubuh
4. Anjurkan melebarkan jarak kedua kaki
untuk meningkatkan keseimbangan saat
berdiri
5. Anjarkan cara menggunakan bel
pemanggil untuk memanggil perawat
201
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB XLIV
RISIKO LUKA TEKAN (D.0144)
202
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
203
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
2. Dukungan mobilisasi
3. Dukungan pencegahan luka tekan
4. Edukasi perawatan kulit
5. Manajemen berat badan
6. Manajemen nutrisi
7. Pemberian obat kulit
8. Pemberian obat topikal
9. Perawatan tirah baring
Definisi
Keutuhan kulit (dermis dan/atau epidermis) atau jaringan (membran mukosa, kornea, fasia, otot, tendon,
tulang, kartilago, kapsul sendi dan/atau ligamen).
Ekspektasi Menurun
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menurun Sedang Meningkat
Menurun Meningkat
Elastisitas 1 2 3 4 5
Hidrasi 1 2 3 4 5
Perfusi jaringan 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Menurun Sedang Meningkat
Menurun Meningkat
Kerusakan jaringan 1 2 3 4 5
Kerusakan jaringan kulit 1 2 3 4 5
Nyeri 1 2 3 4 5
Perdarahan 1 2 3 4 5
Kemerahan 1 2 3 4 5
Hematoma 1 2 3 4 5
Pigmentasi abnormal 1 2 3 4 5
Jaringan parut 1 2 3 4 5
Nekrosis 1 2 3 4 5
Abrasi kornea 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Menurun Sedang Meningkat
Menurun Meningkat
Suhu kulit 1 2 3 4 5
Sensasi 1 2 3 4 5
Tekstur 1 2 3 4 5
Pertumbuhan rambut 1 2 3 4 5
204
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
205
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB XLV
KEHAMILAN
206
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
10. Epulis
45.1.4.2 Objektif
1. Pembesaran rahim/Perut
2. Perubahan Bentuk dan Konsistensi Rahim
3. Perubahan pada bibir rahim
4. Kontraksi Braxon Hicks
5. Adanya Ballotement
6. Tanda hegar dan Goodells
7. Tanda Chadwick
8. Hyperpigmentasi Kulit
45.1.5 KONDISI KLINIS TERKAIT
1. Perubahan Sistem Reproduksi
2. Sistem Sirkulasi Darah
3. Perubahan Sistem Pernafasan
4. Perubahan Sistem Perkemihan
5. Perubahan Sistem Endokrin
6. Perubahan Sistem Gastrointestinal
7. Perubahan psikologis dalam Masa Kehamilan
8. Kebutuhan Dasar pada Ibu hamil
207
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB XLVI
UMUR KEHAMILAN
208
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB XLVII
PRIMIPARA ATAU MULTIPARA
209
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB XLVIII
TUNGGAL ATAU GANDA
210
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
48.1.4.2 Objektif
1. Tunggal
Tidak Mengalami kenaikan berat badan yang lebih banyak
2. Ganda
Mengalami kenaikan berat badan yang lebih banyak 18-23 kg
48.1.5 KONDISI KLINIS TERKAIT
1. Preeklampsia
2. Diabetes Gestasional
3. Twin to Twin Transfusion Syndrome (TTTS)
4. Anemia
211
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB XLIX
LETAK ATAU POSISI JANIN
49.1.2 PENYEBAB
1. Prematuritas
2. Abnormalitas structural uterus,
3. Polihidramnion
4. Plasenta previa
5. Multiparitas
6. Mioma uteri
7. Kehamilan kembar
8. Panggul sempit
9. Riwayat presentasi sebelumnya
49.1.3 GEJALA DAN TANDA MAYOR
49.1.3.1 Subyektif
Pemeriksaan auskultasi pada posisi melintang adalah denyut jantung janin di
temukan di sekitar umbilicus atau setinggi pusat.
49.1.3.2 Obyektif
1. Pada letak lintang fundus tampak lebih melebar dan fundus uteri lebih rendah
tidak sesuai dengan umur kehamilannya.
2. Pada letak lintang pemeriksaan palpasi hasilnya adalah fundus uteri kosong,
bagian yang bulat, keras, dan melenting berada di samping dan di atas
simfisis juga kosong, kecuali jika bahu sudah turun ke dalam panggul atau
sudah masuk ke dalam pintu atas panggul (PAP), kepala teraba di kanan atau
di kiri.
3. Pada letak sungsang yaitu pada pemeriksaan luar kepala tidak teraba di
bagian bawah uterus melainkan teraba di fundus uteri.
4. Pada pemeriksaaan letak bokong Setelah ketuban pecah, dapat diraba lebih
212
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
jelas adanya bokong yang ditandai dengan adanya sacrum, kedua tuberkulosis
dan anus.
49.1.4 GEJALA DAN TANDA MINOR
49.1.4.1 Subyektif
(Tidak Tersedia)
49.1.4.2 Objektif
(Tidak Tersedia)
49.1.5 KONDISI KLINIS TERKAIT
1. Rupture uteri
2. Partus lama
3. Ketuban pecah dini
4. Infeksi intrapartum
5. Trauma partus
213
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB L
KOMPLIKASI KEHAMILAN
214
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB LI
INPARTU
215
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
BAB LII
PERDARAHAN POST PARTUM
216
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
217
Komite Keperawatan RSUD Cileungsi
PENUTUP
Penyusunan standar asuhan keperawatan ini adalah langkah awal dari suatu proses
yang panjang, sehingga memerlukan dukungan kerjasama dari berbagai pihak dalam
penerapannya untuk mencapai tujuan.
218