Menurut John Gray, perbedaan laki-laki dan perempuan yang pertama adalah
cara berkomunikasinya. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan dalam
menyimpan memori. Meski ukuran otak laki-laki lebih besar daripada ukuran
otak perempuan, faktanya Hippocampus pada perempuan lebih besar
dibandingkan dengan laki-laki.
Berbeda dengan wanita, pria lebih suka melihat sesuatu yang jelas terlihat,
mereka tidak memiliki ‘koneksi’ yang baik tentang hal-hal yang melibatkan
perasaan, emosi, atau curahan hati. Hal tersebut dipicu oleh otak laki-laki
yang tidak didesain untuk terkoneksi pada perasaan atau emosi, sehingga
biasanya mereka sangat jarang melibatkan perasaan dalam mengambil sebuah
keputusan.
Dr. Brizendine yang dikutip dari Livescience mengatakan, “Empati pada laki-
laki bekerja ketika ada seseorang yang menunjukkan perasaannya.” Faktanya,
laki-laki lebih memiliki respon yang emosional dibanding perempuan, hanya
saja ketika laki-laki menyadari perasaannya, laki-laki memilih untuk tidak
memperlihatkannya akibat stereotip yang dibentuk oleh masyarakat.
Begitu pula dengan perempuan. Mereka tampak lebih perasa dibandingkan
dengan laki-laki, namun hal ini bukan berarti perempuan tidak bisa
mengambil inisiatif untuk maju lebih dahulu mengutarakan perasaannya
dalam sebuah hubungan.
4. Hormon Estrogen
Kadar hormon estrogen pada wanita lebih tinggi dibandingkan pria.
Hormon estrogen pada wanita memiliki peran penting dalam perkembangan
seksual saat masa pubertas. Selain itu, hormon ini juga berperan
mengendalikan pertumbuhan dinding rahim selama siklus menstruasi dan masa
awal kehamilan, serta mengatur berbagai proses metabolisme, termasuk
pertumbuhan tulang dan kadar kolesterol.
Sementara pada pria, salah satu fungsi estrogen adalah mengontrol
kesehatan sperma. Namun, jika kadar estrogen pada pria terlalu tinggi, dapat
terjadi penurunan kualitas sperma dan disfungsi ereksi.
Kesehatan hormon reproduksi dapat dijaga dengan menerapkan gaya hidup
sehat, seperti mengonsumsi makanan sehat dan kaya nutrisi, melakukan
olahraga dengan rutin, mengelola stres dengan baik, dan memenuhi waktu tidur
yang cukup.
Ketidakseimbangan kadar hormon reproduksi dapat menyebabkan
berbagai macam masalah kesehatan, mulai dari obesitas hingga osteoporosis.
Pada wanita, hal ini bisa ditandai dengan tidak teraturnya siklus menstruasi,
sedangkan pada pria bisa ditandai dengan penurunan gairah seksual.