Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KURANGNYA MINAT MASYARAKAT TERHADAP BANK SYARIAH DI


INDONESIA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah perbankan syariah

Disusun Oleh:

1. Imam Suryo Sadewo (43119210069)


2. Fairus Fauzi (43119210080)
3. Abid Firmansyah (43119210105)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MERCU BUANA

CIBUBUR

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-
Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kurangnya Minat
Masyarakat Terhadap Bank Syariah di Indonesia” tepat waktu.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari bapak Sudjono, Dr., M. Acc
pada mata kuliah perbankan syariah di Universitas Mercu Buana Cibubur. Selain
itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca
tentang kurangnya minat masyarakat dalam menggunakan jasa bank syariah di
Indonesia.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Sudjono, Dr., M.


Acc selaku dosen mata kuliah perbankan syariah. Tugas yang telah diberikan ini
dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang kami tekuni. Kami
juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah
ini.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Rumusan Masalah 2

1.3. Tujuan 2

1.4. Manfaat 2

BAB II KAJIAN TEORI 3

2.1. Landasan Teori 3

2.1.1. Minat 3

2.1.2. Bank Syariah 7

2.1.3. Tabungan Syariah 8

2.1.4. Deposito Syariah 9

2.2. Studi dan Penelitian Terdahulu 9

BAB III PEMBAHASAN 11

3.2. Perbandingan antara teori/penelitian terdahulu dan praktek 11

3.3. Pembahasan 11

BAB IV PENUTUP 13

4.1. Kesimpulan dan Saran 13

DAFTAR PUSTAKA 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kegiatan ekonomi ini sudah ada sejak jaman Rasulullah SAW. Oleh
karena itu banyak pro kontra ekonomi yang dihadapi manusia, maka ahli pikir
mulai memikirkan bagaimana mengubah seni ekonomi menjadi ilmu
ekonomi seperti yang ada sekarang ini. Ilmu ekonomi ini akan terus
berkembang sesuai dengan perkembangan peradaban manusia. Pada masa
sekarang ini banyak bermunculan perbankan syariah. Perbankan pada saat ini,
khususnya Bank umum merupakan inti sistem keuangan setiap negara. Bank
memiliki usaha pokok berupa menghimpun dana dari pihak yang berlebihan
dana untuk kemudian menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat
yang kekurangan dana dalam jangka waktu tertentu. Fungsi untuk mencari
dan selanjutnya menghimpun dana dalam bentuk simpanan sangat
menentukan pertumbuhan suatu bank, sebab volume dana yang berhasil
dihimpun atau disimpan tentunya akan menentukan pula volume dana yang
dapat dikembangkan oleh bank tersebut dalam bentuk penanaman dana yang
menghasilkan.

Semenjak dimulainya sejarah Islam, masyarakat Muslim tidak pernah


mengabsahkan riba (termasuk di dalamnya bunga). Masyarakat Muslim
mengelola perekonomian nya dan menyelenggarakan perdagangan domestik
dan internasional nya tanpa pranata bunga. Bagi-hasil dan berbagai jenis
sistem partisipasi berperan sebagai dasar yang layak bagi tabungan dan
investasi, serta cukup banyak modal yang dihimpun untuk kepentingan
pertambangan, pembangunan kapal, tekstil dan industri-industri lainnya,
seperti halnya untuk kepentingan perdagangan maritim. Masyarakat Muslim
mengenal perbankan berdasarkan bunga ketika rezim-rezim kolonial
menjajah negara-negara Muslim. Tidak adanya sistem keuangan Islam saat
itu, memaksa masyarakat Muslim untuk menerima sistem berbasis bunga

1
2

tersebut, hampir mustahil usaha berkembang tanpa keterlibatan perbankan


berdasarkan bunga. Keberadaan perbankan berdasarkan bunga ini
merespon beberapa ulama dan cendikiawan Muslim. Ada yang menerima
bunga tersebut berdasarkan kebutuhan, ada juga yang berusaha membedakan
bunga bank dengan riba, sebagai implikasinya bunga bank boleh dan sah
dilakukan. Dan yang terakhir, menolak total sistem bunga tersebut karena
bunga dan riba tak ada bedanya. Sehingga pelarangan total riba di dalam nas
juga berlaku sama terhadap bunga.

1.2. Rumusan Masalah

Mengapa masyarakat kurang berminat dalam menggunakan jasa bank


syariah di Indonesia?

1.3. Tujuan

Untuk mengetahui kurangnya minat masyarakat dalam menggunakan


jasa bank syariah di Indonesia

1.4. Manfaat

1) Bagi pembaca, penelitian ini mampu memberikan pengetahuan dan


wawasan lebih
2) Bagi peneliti, makalah diharapkan bisa dikembangkan menjadi lebih
baik lagi
3) Bagi peneliti selanjutnya, makalah diharapkan bisa jadi referensi yang
baik dan dapat diperbaiki agar bisa jauh lebih sempurna
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Landasan Teori

Kerangka teori sangat diperlukan pada setiap penelitian dalam rangka


memecahkan masalah yang timbul dari adanya suatu penelitian. Kerangka
teori yang dimaksud harus mempunyai landasan atau yang didasarkan pada
suatu yang dapat menjadi acuan serta sumber atau dasar dalam pengambilan
kesimpulan di dalam memutuskan masalah yang ditemukan.

2.1.1. Minat

a. Pengertian Minat

Menurut Abdul Rahman Shahaleh Secara bahasa minat adalah


kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, dan
keinginan.8 Minat dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan untuk
memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas, atau
situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan
senang. Dalam batasan tersebut terkandung suatu pengertian bahwa di
dalam minat ada pemusatan perhatian subjek, ada usaha (untuk
mendekati/mengetahui/memiliki/menguasai/berhubungan) dari subjek
yang dilakukan dengan perasaan senang, ada daya penarik dari objek.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa minat


masyarakat adalah dorongan diri yang dimiliki oleh seseorang yang
menimbulkan perasaan suka atau tertarik terhadap sesuatu dan mampu
mempengaruhi tindakan orang tersebut. Minat ini didorong dengan
adanya motivasi seseorang yang tinggi untuk melakukan sesuatu yang
diinginkan. Apabila memiliki motivasi yang tinggi maka minat yang
ditimbulkan dari dalam diri akan tinggi pula. Motivasi atau dorongan
adalah kebutuhan dengan tekanan kuat yang mengarahkan seseorang
mencari kepuasan dengan meminati kegiatan yang diinginkannya.

3
4

b. Faktor yang Mempengaruhi Minat

Faktor yang mempengaruhi minat secara umum dibagi menjadi


dua bagian yaitu faktor internal dan eksternal yakni sebagai berikut:

1) Faktor Internal

a) Faktor kepribadian adalah karakteristik psikologi seseorang yang


menyebabkan respon yang relatif konsisten dan bertahan lama
terhadap lingkungan orang itu sendiri. Kepribadian dapat
digunakan untuk menganalisis perilaku konsumen untuk produk
dan pemilihan merek tertentu.
b) b). Persepsi adalah proses memilih, mengorganisasi, menafsirkan
masukan informasi oleh seseorang untuk menciptakan sebuah
gambaran yang bermakna tentang dunia. Persepsi adalah cara
orang memandang dunia ini. Dari definisi yang umum ini dapat
dilihat bahwa persepsi seseorang akan berbeda dari yang lain.
Media massa dan segala bentuknya dapat membentuk persepsi
yang serupa antar warga kelompok masyarakat tertentu. Dalam
hal pemasaran, pengaruh iklan di media massa, kemasan produk,
papan reklame, dan sebagainya mempengaruhi persepsi
seseorang terhadap suatu produk.
c) Pembelajaran. Pembelajaran merupakan sebuah proses untuk
mendapatkan pengetahuan dan pengalaman. Dengan hasil
pengetahuan dan pengalaman ini akan memberikan bekal untuk
bertindak di masa yang akan datang jika menghadapi situasi yang
sama.
d) Motivasi. Menurut Hilgard dan Atkinson motivasi adalah
keadaan aktif di dalam seseorang yang mengarahkannya kepada
perilaku pencapaian tujuan. Motivasi ini menjadi alasan untuk
berperilaku, dimana seseorang membeli suatu produk karena
untuk memenuhi kebutuhan.
e) Sikap. Sikap menggambarkan penilaian kognitif yang baik
maupun tidak baik, perasaan emosional, dan kecenderungan
5

berbuat yang bertahan selama waktu tertentu terhadap beberapa


obyek atau gagasan. Sikap menempatkan seseorang ke dalam
suatu pemikiran untuk menyukai atau tidak menyukai suatu
objek.
f) Kepercayaan. Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang
dianut oleh seseorang tentang sesuatu. Kepercayaan ini mungkin
bisa berlandaskan pada pengetahuan, opini (pendapat),
kepercayaan dan perasaan. Konsep kepercayaan ini membentuk
citra terhadap merek dan produk dan orang akan berbuat sesuai
kepercayaannya.
g) Pengalaman. Pengalaman maksudnya pengalaman pribadi
seseorang tersebut atau pengalaman orang lain yang telah berhasil
dalam melakukan sesuatu. Pengalaman ini merupakan pedoman
atau guru agar tidak melakukan kesalahan dalam menjalankan
sesuatu nantinya.
h) Agama. Karena bervariasi, serta sifatnya yang pribadi, kelompok
agama mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi konsumsi
suatu masyarakat, kelompok keagamaan akan memperhatikan
preferensi dan tabu yang spesifik. Pemasar hendaknya dapat
memperhatikan secara seksama preferensi atau tabu yang spesifik
atas barang yang dihasilkan karena akan mempengaruhi perilaku
pembeli dari kelompok keagamaan yang dimaksud. Keagamaan
akan mempengaruhi seseorang dalam suatu pembelian produk
karena mereka akan melihat barang dan jasa yang akan di per jual
belikan

1) Faktor Eksternal

a) Faktor Budaya. Budaya merupakan karakter masyarakat secara


keseluruhan. Unsur-unsur budaya meliputi bahasa, pengetahuan,
hukum, agama, kebiasaan makan, seni, teknologi, pola kerja,
produktivitas dan ciri-ciri lainnya. Di dalam budaya terdapat
sejumlah sub budaya, sebagai ilustrasi dalam bidang pendidikan,
terdapat pendidikan formal, pendidikan informal, dan pendidikan
6

non formal. Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang


relatif lebih tinggi akan memiliki perilaku yang lebih teliti dalam
memilih produk yang dibutuhkannya.
b) Faktor Sosial. Faktor sosial adalah salah satu faktor dinamik yang
memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap perubahan
selera dan kebutuhan masyarakat. Faktorfaktor sosial yang
mempengaruhi eksistensi sebuah bank sangat luas mencakup
kepercayaan, nilai dan sikap sampai pada gerakan keagamaan.
Faktor selera dan kebutuhan masyarakat pada saat ini di era yang
semakin modern sehingga memiliki berbagai keanekaragaman
seseorang untuk mempengaruhi perkembangan dunia perbankan
saat ini.
c) Perilaku Konsumen.

(1) Pengertian perilaku konsumen

Menurut Engel dalam Sunyoto mendefinisikan


perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat
dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan
produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang
mendahului dan menyusuli tindakan ini. Menurut
Schiffman dan Kanuk dalam Suryani bahwa perilaku
konsumen merupakan studi yang mengkaji bagaimana
individu membuat keputusan membelanjakan sumber daya
yang tersedia dan dimiliki (waktu, uang dan usaha) untuk
mendapatkan barang atau jasa yang nantinya akan
dikonsumsi.

Jadi perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan


yang dilakukan oleh individu, kelompok, atau organisasi
yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan
dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa
ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungan.

(2) Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen


7

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku


konsumen atau perilaku pembelian yaitu:

(a) Faktor-faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling


mendalam dalam perilaku konsumen.

(b) Kultur (kebudayaan) merupakan determinan yang


paling fundamental dari keinginan perilaku konsumen.

(c) Sub-Kultur setiap kultur memiliki bagian-bagian kecil


yang memberikan identifikasi dan sosialisasi
anggotanya yang lebih spesifik.

2.1.2. Bank Syariah

a. Pengertian Bank Syariah

Dalam UU No. 21 Tahun 2008 mengenai Perbankan Syariah


mengemukakan pengertian Perbankan syariah dan pengertian Bank
Syariah. Perbankan Syariah yaitu segala sesuatu yang menyangkut
bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan,
mencakup kegiatan usaha, serta tata cara dan proses di dalam
melaksanakan kegiatan usahanya.

Bank syariah merupakan bank yang kegiatannya mengacu pada


hukum islam dan dalam kegiatannya tidak membedakan bunga maupun
tidak membayar bunga. Imbalan Bank Syariah yang di terima maupun
yang dibayarkan pada nasabah tergantung dari akad dan perjanjian yang
dilakukan oleh pihak nasabah dan pihak bank. Perjanjian (akad) yang
terdapat di perbankan syariah harus tunduk pada syarat dan rukun akad
sebagaimana diatur dalam syariat islam.

b. Produk Bank Syariah

Jenis dan produk penghimpunan dana(funding) yang di tawarkan


di bank syariah dan bank konvensional hampir sama, yang
8

membedakan akad dan prinsip, sehingga jenis keuntungan yang


diberikan kepada nasabah juga berbeda. Ada tiga produk yang di
tawarkan dalam penghimpunan dana yaitu giro, tabungan, dan deposito.

1) Giro Syariah

Giro adalah simpanan pada bank yang penarikannya dapat


dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro,
sarana perintah bayaran lainnya atau dengan pemindah bukuan.

a) Giro Wadi ‘ah Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998


pasal 1 ayat 6 menjelaskan, Giro Wadi ‘ah adalah giro yang di
jalankan dengan prinsip Wadi ‘ah, yakni titipan dana yang
berasal dari pihak ketiga atau nasabah pada bank syariah yang
penarikannya dapat dilakukan dengan cek, bilyet giro, kartu
ATM, serta sarana perintah lainnya dengan cara pemindah
bukuan.

b) Giro mudharabah giromudharabah adalah giro yang dijalankan


dengan prinsip mudharabah. Nasabah pemilik rekening giro
mudharabah ini berhak memperoleh bagi hasil sesuai dengan
nisbah yang telah disepakati di awal pembukaan rekening.
Bank syariah menanggung semua biaya operasional giro
dengan menggunakan nisbah bagi hasil yang menjadi haknya.
Dan juga bank tidak di perbolehkan mengurangi nisbah bagi
hasil tanpa persetujuan nasabah yang bersangkutan. Sesuai
ketentuan yang berlaku, PPH bagi hasil giro mudharabah di
bebankan langsung ke rekening giro mudharabah pada saat
perhitungan bagi hasil.

2.1.3. Tabungan Syariah

Yang dimaksud dengan tabungan syariah adalah tabungan yang di


jalankan dengan prinsip yang sesuai dengan ketentuan islam. Dewan Syariah
Nasional (DSN) Telah mengeluarkan fatwa yang berisi bahwa tabungan yang
9

dibenarkan adalah tabungan yang berdasarkan prinsip Wadi ‘ah dan


mudharabah.

2.1.4. Deposito Syariah

Deposito syariah adalah deposito yang dijalankan dengan prinsip


syariah. Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI telah mengeluarkan fatwa yang
menyatakan bahwa deposito yang dibenarkan adalah deposito dengan prinsip
Mudharabah.

2.2. Studi dan Penelitian Terdahulu

a. Penelitian yang dilakukan oleh Memanda Puspita Sari (2013) dengan


judul Analisis Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Kurangnya Minat
Masyarakat Muslim Menabung Di Bank Syariah Di Kota Medan
dengan hasil penelitian dalam pengambilan untuk tidak menabung di
bank syariah di pengaruhi oleh faktor pelayanan sarana, faktor
bertransaksi, dan faktor keyakinan. Dan faktor yang paling dominan
dalam keputusan nasabah untuk tidak menabung di bank syariah adalah
ketidaktahuan masyarakat kalau bunga bank itu hukumnya haram
dalam islam dengan responden sekitar 40% atau sebanyak 20 responden
dari 50 responden.
b. Penelitian yang dilakukan oleh Akbar Sabani (2012) dengan judul
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Minat
Mahasiswa Menabung Di Bank Syariah di Kota Palopo, Berdasarkan
hasil pengujian yang dilakukan dengan analisis regresi parsial dengan
menggunakan probabilitas menunjukan bahwa secara parsial variabel
bebas motivasi (X1), belajar (X2), sikap (X3), Persepsi (X4) dan tingkat
keuntungan nisbah dan perhitungan bisnis (X5) mempunyai pengaruh
yang positif terhadap minat menabung di bank syariah. Variabel tingkat
keuntungan (X5) merupakan faktor yang paling dominan terhadap
rendahnya minat masyarakat muslim kecamatan Wara timur kota
10

polopo menabung di bank syariah karena memiliki koefisien regresi B


yang paling besar yaitu 0,339 atau sebesar 3,39%.
c. Penelitian yang dilakukan oleh Gus mail Emmang (2016) dengan judul
Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kurangnya Minat
Masyarakat Menabung Di Bank Syariah (Studi Pada Masyarakat di
Kecamatan Rappocini Kota Makasar) jenis penelitian adalah kuantitatif
yang menggunakan data primer dengan memberikan kuesioner dengan
hasil penelitian bahwa variabel pengetahuan, pelayanan, lokasi dan
produk berpengaruh signifikan dan positif terhadap kurangnya minat
masyarakat menabung karena pengetahuan mereka masing kurang
tentang bank syariah , dan juga faktor yang lainnya adalah produk dan
pelayanan yang rendah dan kurang yang membuat masyarakat tidak
menabung di bank syariah dan lebih memilih menabung di bank
konvensional dan faktor yang terakhir adalah lokasi yang kurang dekat
pemukiman masyarakat.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Perbandingan antara teori/penelitian terdahulu dan praktek

Beda penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan oleh


penulis adalah jika penelitian sebelumnya terfokus kepada masyarakat dari
daerah tertentu maka penelitian mencangkup masyarakat secara luas dan
tidak terperinci karena bahan penelitian yang seadanya dan pengetahuan yang
minim.

3.2. Pembahasan

Perbankan syariah adalah Suatu Lembaga keuangan yang bertugas


menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan/simpanan dan
menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan dan jasa
lainnya yang sesuai dengan prinsip syariah yang operasionalnya berpedoman
kepada Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-
MUI). Bank syariah berbeda dengan bank konvensional dimana dalam bank
konvensional menerapkan sistem bunga, sedangkan dalam bank syariah tidak
menerapkan bunga tetapi menerapkan sistem bagi hasil. Sistem bunga yang
diterapkan oleh perbankan konvensional ini dianggap sebagai riba.
Sedangkan dalam Islam riba hukumnya haram. Lahir perbankan syariah di
dunia adalah bentuk aspirasi masyarakat yang mayoritas penduduknya orang-
orang muslim untuk memiliki lembaga keuangan yang tidak hanya
menyediakan lembaga keuangan yang sehat, tetapi juga sesuai dengan prinsip
syariah, dimana seluruh aktivitas dijalankan dengan prinsip-prinsip Islam
sehingga bebas dari unsur riba (bunga), maysir, gharar.

Minat menabung merupakan bagian atau salah satu elemen paling


penting dari perilaku nasabah dalam menilai dan mempergunakan
barangbarang serta jasa ekonomi. Sepintas menabung di bank syariah dan

11
12

bank konvensional tidak ada bedanya, namun jika dilihat secara mendalam
keuntungan menabung di bank syariah. Keunggulan itu bersumber pada basis
syariah yang mendasarinya. Dimana sinabsabh bisa melakukan transaksi
keuangan yang bebas dari gharar, maysir dan riba. Keuntungan menjadi
nasabah di bank syariah juga terlihat dari hubungan bank dengan nasabah.

Menabung di bank syariah merupakan salah satu anjuran dalam Islam


yang berkaitan dengan keduniawian manusia dan juga merupakan bentuk
ibadah kepada Allah SWT. Menabung adalah salah satu bentuk
mempersiapkan perencanaan-perencanaan di masa depan sekaligus untuk
mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan yang akan terjadi di
masa yang akan datang, karena sebenarnya tidak ada satupun manusia yang
mengetahui kejadian yang akan terjadi di masa depannya.

Adanya anggapan bahwa pelayanan di perbankan syariah lebih lama di


bandingkan pelayanan yang diberikan oleh perbankan konvensional,
Perbankan konvensional lebih mendominasi di semua kalangan masyarakat
maupun mahasiswa, Lokasi kantor bank syariah sulit di jangkau dari tempat
tinggal daerah asal mahasiswa perantau, Kurangnya fasilitas mesin anjungan
tunai mandiri (ATM) pada perbankan syariah. Rendahnya promosi yang
dilakukan oleh bank syariah di lingkungan kampus untuk menarik minat
mahasiswa menabung di bank syariah. Promosi bisa dilakukan tidak hanya
dengan pamflet, website, brosur tetapi juga bisa dilakukan dengan sosialisasi,
dengan mendatangi kampus secara langsung dan memberikan sosialisasi
tentang perbankan syariah kepada seluruh lapisan mahasiswa yang ada di
kampus atau kepada masyarakat.
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan dan Saran

Ada dua kaidah yang melekat pada lembaga keuangan Islam. Pertama,
berlakunya kaidah kehati-hatian seperti halnya yang berlaku di
perbankan konvensional. Kedua, berlakunya kaidah kesesuaian dengan
prinsip syariah. Prinsip ini tidak berlaku pada bank konvensional. Justru
prinsip inilah yang membedakan kedua sistem perbankan tersebut. Namun
tetap tidak begitu menarik minat masyarakat Muslim untuk menabung di
perbankan Islami. Hal ini dikarenakan, (1) Otak masyarakat bahkan Muslim
telah ter-mindset-dengan keuangan konvensional, (2) Secara umum produk
Lembaga Keuangan Islam tidak terlihat perbedaan oleh masyarakat dengan
konvensional, kecuali penamaannya saja yang berbeda. (3) Masyarakat
secara umum tidak melihat margin itu berbeda dengan bunga pada bank
konvensional.

Sebagaimana tujuan utama perbankan Islam yaitu taawuz, seharusnya


benar-benar diterapkan, sehingga tidak terjadi hal-hal yang bersifat
eksploitasi terhadap nasabah. Kemudian masalah margin, menurut penulis
menjadi variabel penting yang memberikan pengaruh terhadap keinginan
masyarakat untuk memilih keuangan Islam. Hal ini dibuktikan dengan
kejadian di zaman Rasulullah. Para sahabat mengeluh karena masyarakat
Muslim tidak mau berbelanja di pasar yang dibuat oleh kaum Muslim,
padahal pedagang nya Muslim, para sahabat, jujur, dan amanah. Namun
masyarakat Madinah yang jelas-jelas Muslim, lebih memilih pasar Yahudi.
Hal ini terjadi karena masyarakat telah ter-mindset dengan pasar Yahudi lebih
dahulu, dan mereka tidak melihat perbedaannya kecuali hanya Muslim dan
Yahudi. Lalu Rasulullah menyarankan sahabat untuk menambahkan
timbangan mereka, jika seseorang memesan 1 Kg maka diberi 1,2 Kg, artinya
keuntungan yang didapat sahabat adalah kecil. Namun apa yang terjadi?

13
14

Masyarakat beralih ke pasar Muslim, dan perekonomian berkembang pesat di


antara kaum Muslim. Seharusnya prilaku ini yang dicontoh oleh Lembaga
Keuangan Islam. Dalam mengambil keuntungan jangan berdasarkan patokan
konvensional. Namun harus bebas dari prilaku Lembaga keuangan
Konvensional, kemudian dalam mengambil keuntungan dengan cara yang
bukan saja sesuai syariah tapi sesuai dengan spirit moral Islam yaitu
berkeadilan dan tolong menolong. Ali bin Abi Thalib mengatakan, “jangan
lah kamu mengabaikan keuntungan yang kecil jika ingin mendapatkan
keuntungan yang besar.”
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2000). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Drs. Danang Sunyoto, S. S. (2013). TEORI, KUESIONER & ANALISIS DATA.


Yogyakarta: GRAHA ILMU.

Marimin. (2015). PERKEMBANGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA. Vol 1,


No 02, 75-87.

MUI, D. S. (2000). TABUNGAN. FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO:


02/DSN-MUI/IV, 1-4.

Sugiyono. (2011). Statistik Nonparametris Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta CV.

Sulaiman, S. (2016). Penyimpangan Akad MurābahahPada Perbankan Syariah di


Indonesia. Vol. 1, No. 2, 1-16.

15

Anda mungkin juga menyukai