Anda di halaman 1dari 14

KEUANGAN SYARIAH

Mata kuliah : Manajemen Keuangan II

Dosen Pengasuh : 1. Drs. Mahmud Ahmad, M.Si

2. Drs. Bei Marselinus,MM

3. Theddy Baskara, S.AB, M.Sc

OLEH KELOMPOK 12 :

Nama Mahasiswa NIM Dosen Wali

Saputri Hili Buru 2003020160 Ricky E Foeh, S.Pd, MM

Wina Hardianah 2003020168 Ricky E Foeh, S.Pd, MM

SEMESTER VI - F

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini bisa tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang sudah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik berupa
pikiran maupun materinya.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembacanya. Bahkan tidak hanya itu, kami berharap lebih jauh lagi agar para pembaca
dapat mempraktekkannya dalam kehidupan sehari – hari.

Kami sadar masih banyak kekurangan didalam penyusunan makalah ini, karena
keterbatasan pengetahuan serta pengalaman kami. Untuk itu kami begitu mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii

BAB I..........................................................................................................................................................4

PEMBAHASAN.........................................................................................................................................4

1.1. Latar Belakang..................................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................................4

1.3 Tujuan Masalah.................................................................................................................................4

BAB II.........................................................................................................................................................5

PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5

2.1 Prinsip Ekonomi Islam......................................................................................................................5

1. Adil..............................................................................................................................................6

2. Tumbuh Sepadan.........................................................................................................................6

3. Bermoral.....................................................................................................................................6

4. Beradab......................................................................................................................................6

2.2 Perbankan Syariah...........................................................................................................................6

2.3 Pembiayan Syariah...........................................................................................................................8

2.4 Lembaga Keuangan Islam Lainnya..................................................................................................10

BAB III......................................................................................................................................................13

PENUTUP.................................................................................................................................................13

3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................13

3.2. Saran..............................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................14

iii
BAB I

PEMBAHASAN

1.1. Latar Belakang


Menabung merupakan aktifitas yang dilakukan oleh manusia sebagai upaya untuk
menyimpan uangnya agar aman. Zaman dahulu manusia menabung di bawah bantal, di bawah
kasur, ataupun diletakkan di salah satu sudut bagian rumah. Perkembangan peradaban manusia
membawa jalan pikiran manusia untuk membuat aktivitas menabung berpindah tempat tidak lagi
hanya di lingkungan rumah, namun telah berpindah ke sebuah lembaga yang di anggap
berpotensi untuk menjaga uangnya agar aman. Lembaga tersebut biasa dikenal oleh masyarakat
sekarang ini dengan sebutan bank.

Perbankan syari'ah dalam peistilahan internasional dikenal sebagai Islamic Banking atau
juga diesebut dengan interest-free banking. Peristilahan dengan menggunakan kata Islamic tidak
dapat dilepaskan dari asal-usul sistem perbankan syari'ah itu sendiri. Bank syari'ah pada awalnya
dikembangkan sebagai suatu respon dari kelompok ekonom dan praktisi perbankan Muslim yang
berupaya mengakomodasi desakan dari berbagai pihak yang menginginkan agar tersedia jasa
transaksi keuangan yang dilaksanakan sejalan dengan nilai moral dan prinsip-prinsip syari'ah
Islam. Utamanya adalah berkaitan dengan pelarangan praktek riba, kegiatan maisir (spekulasi),
dan gharar (ketidakjelasan).

Belakangan ini bank syari'ah menjadi incaran bagi para pelaku bisnis perbankan. Hal ini
terjadi, karena dari sisi ekonomi keberadaan bank syari'ah ini memberikan nilai lebih
dibandingkan dengan bank konvensional. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam makalah
ini akan menjelaskan tentang manajemen bank syari'ah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja yang menjadi prinsip ekonomi Islam?

2. Jelaskan apa yang dimaksud perbankan syariah?

3. Apa saja yang termasuk pembiayaan syariah?

4. Apa saja yang termasuk dalam lembaga islam lainnya?

1.3 Tujuan Masalah


Untuk Mengetahui dan memahami prinsip ekonomi islam, perbankan syariah,
pembiayaan syariah, dan lembaga islam lainnya.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Prinsip Ekonomi Islam


Prinsip-prinsip ekonomi Islam yang merupakan bangunan ekonomi Islam didasarkan atas
lima nilai universal yakni : tauhid (keimanan), ‘adl (keadilan), nubuwwah (kenabian), khilafah
(pemerintah) dan ma’ad (hasil). Kelima nilai ini menjadi dasar inspirasi untuk menyusun teori-
teori ekonomi Islam.1 Namun teori yang kuat dan baik tanpa diterapkan menjadi sistem, akan
menjadikan ekonomi Islam hanya sebagai kajian ilmu saja tanpa member dampak pada
kehidupan ekonomi. Karena itu, dari kelima nilai-nilai universal tersebut, dibangunlah tiga
prinsip derivatif yang menjadi ciri-ciri dan cikal bakal sistem ekonomi Islami. Ketiga prinsip
derivatif itu adalah multitype ownership, freedom to act, dan social justice.

Di atas semua nilai dan prinsip yang telah diuraikan di atas, dibangunlah konsep yang
memayungi kesemuanya, yakni konsep Akhlak. Akhlak menempati posisi puncak, karena inilah
yang menjadi tujuan Islam dan dakwah para Nabi, yakni untuk menyempurnakan akhlak
manusia. Akhlak inilah yang menjadi panduan para pelaku ekonomi dan bisnis dalam melakukan
aktivitasnya.

Ekonomi syariah adalah bagian dari ilmu ekonomi yang bersifat interdisipliner, atau tidak
bisa berdiri sendiri dan perlu penguasaan terhadap ilmu pendukungnya. Ekonomi syariah juga
didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari masalah ekonomi rakyat serta diilhami oleh nilai
ajaran Islam. Dengan kata lain, ekonomi syariah dapat diartikan sebagai wujud implementasi
konsep nilai Islam dalam melaksanakan aktivitas ekonomi, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Ekonomi syariah bertujuan untuk mencapai kesejahteraan menyeluruh dari aspek
material, spiritual, dan moral.

Bank Indonesia (BI) pada tahun 2018 mengenai nilai dan prinsip dasar ekonomi syariah,
terdapat enam prinsip ekonomi syariah yang didasarkan pada ajaran agama Islam. Prinsip
tersebut disesuaikan dengan kelima instrumen yang terdapat dalam ekonomi syariah, yaitu zakat;
pelarangan riba; pelarangan maysir atau perjudian; infak, sedekah, dan wakaf; dan aturan
transaksi muamalah. Prinsip ekonomi syariah antara lain:

1. Pengendalian harta individu


2. Distribusi pendapatan dilakukan secara inklusif
3. Berinvestasi secara optimal dan adanya pembagian risiko
4. Berinvestasi secara produktif yang terkait erat sektor riil
5
5. Adanya partisipasi sosial yang Mengutipitujukan untuk kepentingan publik
6. Transaksi yang dijalankan berlandaskan kerja sama dan keadilan
7. Karakteristik dari Ekonomi Syariah
Berikut beberapa karakteristik ekonomi syariah, yaitu:

1. Adil

Maksud adil di sini adalah keadaan di mana tercipta suatu keseimbangan atau
proporsional di kalangan seluruh penyusun perekonomian, serta perlakuan yang setara terhadap
individu tanpa adanya diskriminasi baik dalam kompensasi, hak hidup layak dan menikmati
pembangunan, juga pendistribusian hak, penghargaan, dan kemudahan berdasarkan kontribusi
yang telah diberikan.

2. Tumbuh Sepadan

Suatu ekonomi yang tumbuh sepadan berarti setara dan seimbang dengan hal-hal
fundamental dari ekonomi negara, termasuk sektor keuangan dan sektor riil dan sesuai dengan
kemampuan produksi serta daya beli masyarakat.

3. Bermoral

Selanjutnya adalah bermoral yang juga diartikan dengan akhlak yang mulia. Hal ini
ditandai dengan munculnya kesadaran juga pemahaman masyarakat bahwa kepentingan bersama
dan jangka panjang lebih penting dibandingkan kepentingan sendiri. Di mana hal ini selaras
dengan ajaran Islam yang mana kerelaan bisa membawa diri sendiri terhadap kesuksesan dunia
akhirat.

4. Beradab

Terakhir, beradab merepresentasikan sebuah ekosistem ekonomi yang menjunjung tinggi


nilai kebangsaan, termasuk tradisi dan budaya selama tidak bertentangan dengan adab dan moral
ajaran Islam.

2.2 Perbankan Syariah


Bank Syariah adalah Bank baik itu Bank Umum maupun Bank Perkreditan Rakyat yang
beropreasi sesuai dengan prinsip syariah islam.

6
Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip- prinsip syariah Islam,
maksudnya adalah bank yang dalam operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam,
khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam.

Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan
pihak lain untuk kegiatan yang dinyatakan sesuai dengan syariah.

 Fungsi Bank Syariah

1. Manajer Investasi (Mengelola investasi dana dari nasabah)

Merupakan investasi dari pemilik dana yang terhimpun, karena besar kecilnya
pendapatan bagi hasil yang diterima oleh pemilik dana yang terhimpun sangat
tergantung pada keahlian,kehati-hatian,dan profesionalisme dari bank syariah.

2. Investor

Bank Syariah menginvestasikan dana yang tersimpan pada bank tersebut dengan
jenis pola investasi yang sesuai dengan syariah.

3. Jasa Keuangan

Bank syariah memberikan layanan kliring, transfer, pembayaran gaji dan


sebagainya seperti letter of guarantee,dan wire transfer.

4. Fungsi Sosial

Bank syariah memberikan layanan kliring, transfer, pembayaran gaji dan


sebagainya seperti letter of guarantee,dan wire transfer.

 Mekanisme Perhitungan Bagi Hasil Yang Diterapkan Didalam Perbankan Syariah

1. Profit Sharing

Pada perbankan syariah istilah yang sering dipakai adalah profit and loss sharing,
di mana hal ini dapat diartikan sebagai pembagian antara untung dan rugi dari pendapatan
yang diterima atas hasil usaha yang telah dilakukan.

2. Revenue Sharing

Yaitu sistem bagi hasil yang dihitung dari total pendapatan pengelolaan dana
tanpa dikurangi dengan biaya pengelolaan dana.atau perhitungan bagi hasil didasarkan
kepada total seluruh pendapatan yang diterima sebelum dikurangi dengan biaya- biaya
yang telah dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut.
7
 Perbedaan Bunga Dan Bagi Hasil

BUNGA ( berlaku di bank konvesional) BAGI HASIL ( berlaku di bank syariah)

 Penentuan bunga dibuat pada waktu  Penentuan besarnya risiko/nisba bagi


akad dengan asumsu harus selalu hasil dibuat pada waktu akad dengan
untung berpedoman pada kemungkinan untung
rugi.

 Besarnya presentase berdasarkan  Besarnya risiko bagi hasil berdasarkan


berdasarkan pada jumlah uang pada jumlah keuntungan yang
(modal) yang dipinjamkan / diperoleh
ditanamkan.

 Pembayaran bunga tetaop seperti  Bagi hasil bergantung pada keuntungan


yang dijanjikan tanpa pertimbangan proyek yang dijalankan. Bila usaha
apakah proyek yang dijalankan oleh merugi kerugian akan ditanggung
bank untung atau rugi bersama oleh kedua belah pihak

 Jumlah pembayaran bunga tidak  Jumlah pembagian laba meningkat


meningkat sekalipun jumlah sesuai dengan meningkatkan jumlah
keuntung berlipat atau keadaan pendapatan
ekonomi sedang “booming”

2.3 Pembiayan Syariah


Pembiayan syariah adalah penediaan uanga atau tagihan yang dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan atau bagi hasil.

Jenis Jenis Pembiayan

a) Pembiayan konsumtif Syariah

8
Suatu kesepakatan bersama dalam pengadan suatu barang yang didasarkan pada trsnsaksi
“jual-beli” yang didudukkan dalam suatu akad sesuai syariah islam yang wajib dipenuhi
oleh kedua belah pihak.

b) Pembiayaan Produktif Syariah

Suatau kerja sama dalam pengelolaan/ penembangan usaha melalui penambahan dana /
modal atau melalui pengadaan alat-alat produksi yang didudukkan dalam suatu akad
sesuai syariah islam yang wajib dipenuhi oleh kedua belah pihak.

Secara umum, Perusahaan Pembiayaan Syariah (PP Syariah) adalah perusahaan pembiayaan
yang dalam menjalankan kegiatan usahanya (hanya menyalurkan pembiayaan/pendanaan kepada
masyarakat) berdasarkan atau sesuai dengan prinsip akad syariah. Dalam struktur organisasi
kepengurusan PP Syariah memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang berfungsi untuk
memastikan prinsip Syariah telah dilaksanakan dengan benar dan baik. POJK Nomor
31/POJK.05/2014 tentang Penyelenggaraan Usaha Pembiayaan Syariah juga mengatur mengenai
kegiatan usaha dari Perusahaan Pembiayaan Syariah yaitu:

1) Pembiayaan Jual Beli, yaitu pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang melalui
transaksi jual beli sesuai dengan perjanjian pembiayaan syariah yang disepakati oleh para
pihak;

2) Pembiayaan Investasi, yaitu pembiayaan berbentuk penyediaan modal dalam jangka


waktu tertentu untuk kegiatan usaha produktif dengan pembagian keuntungan sesuai pada
perjanjian pembiayaan syariah yang disepakati oleh para pihak;

3) Pembiayaan Jasa, yaitu pemberian/penyediaan jasa baik dalam bentuk pemberian manfaat
atas suatu barang, pemberian pinjaman (dana talangan) dan/atau pemberian pelayanan
dengan dan/atau tanpa pembayaran imbal jasa (ujrah) sesuai dengan perjanjian
pembiayaan syariah yang disepakati oleh para pihak.

4) Kegiatan usaha pembiayaan syariah lain sesuai dengan persetujuan OJK.

9
2.4 Lembaga Keuangan Islam Lainnya
Berikut ini beberapa lembaga keuangan syariah yang ada di Indonesia, di antaranya:

1. Bank Syariah

Berdasarkan Undang Undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, bank syariah
merupakan bank yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah atau prinsip
hukum islam. Prinsip syariah Islam yang dimaksud mencakup dengan prinsip keadilan dan
keseimbangan ('adl wa tawazun), kemaslahatan (maslahah), universalisme (alamiyah), serta tidak
mengandung gharar, maysir, riba, zalim dan obyek yang haram, sebagaimana yang diatur dalam
fatwa Majelis Ulama Indonesia.

Sementara itu, konsep penyaluran dana dalam lembaga perbankan syariah dapat dibedakan
berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu

 pembiayaan dengan prinsip jual beli (ba’i),

 pembiayaan dengan prinsip sewa (jarah),

 pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (syirkah),

 pembiayaan dengan akad pelengkap.

2. Tempat Gadai Syariah

Selain bank, tempat gadai juga termasuk lembaga keuangan syariah yang sudah beroperasi di
Indonesia. Tempat gadai umumnya menyediakan layanan pembiayaan uang dengan jaminan
barang atau surat berharga sebagai salah satu persyaratan. Biasanya nasabah yang ingin
meminjam uang ke lembaga keuangan syariah ini wajib menyerahkan suatu barang untuk
dijadikan jaminan (barang gadai).

Selain itu, akad utama yang digunakan pada produk tempat gadai syariah adalah akad rahn.
Dalam fatwa Dewan Syari’ah Nasional (DSN) Nomor 25/DSN-MUI/III/2002 tentang rahn

10
dijelaskan bahwa pembiayaan dengan menggadaikan barang sebagai jaminan utang dalam
bentuk rahn diperbolehkan dengan beberapa ketentuan yang berlaku.

Umumnya, ada dua mekanisme untuk mendapatkan pembiayaan di lembaga keuangan syariah
yang satu ini, mekanismenya tergantung dari jaminan atau barang gadai yang diberikan.
Sebagian besar tempat gadai syariah menerima jaminan perhiasan emas, logam mulia, barang
elektronik, kendaraan, alat produksi, tanah dan lain sebagainya.

3. Koperasi Simpan Pinjam Syariah

Koperasi simpan pinjam merupakan lembaga keuangan syariah yang menjalankan usaha berupa
penerimaan simpanan maupun pinjaman. Umumnya sumber modal koperasi simpan pinjam
berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela dari setiap anggota yang
tergabung di dalamnya. Selain itu, modal koperasi simpan pinjam juga berasal dari modal
pinjaman kepada koperasi atau badan usaha lainnya.

Sama seperti jenis koperasi lain, koperasi simpan pinjam menerapkan asas kekeluargaan dalam
setiap proses operasionalnya. Namun, untuk koperasi yang berlandaskan syariat Islam, para
anggota harus menerapkan akad atau prinsip syariah yang berlaku. Umumnya, lembaga
keuangan syariah ini menerapkan akad wadi’ah dan akad mudharabah.

4. Lembaga Asuransi Syariah

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), asuransi syariah adalah usaha tolong menolong dan
saling melindungi di antara para peserta yang penerapan dan prinsip hukumnya sesuai syariat
Islam. Lembaga keuangan syariah ini dapat diniatkan sebagai ikhtiar persiapan untuk
menghadapi kemungkinan terjadinya risiko. Asuransi syariah umumnya dijalankan berdasarkan
tiga jenis akad, di antaranya akad mudharabah, akad tabarru’, akad mudharabah musytarakah,
dan akad wakalah bil ujrah. Sama seperti asuransi konvensional, lembaga keuangan syariah yang
satu ini terdiri atas beberapa produk, yaitu asuransi pendidikan, asuransi kendaraan, asuransi
jiwa, dan lain sebagainya.

5. Lembaga Pembiayaan Syariah

11
Mungkin Anda sering mendengar lembaga keuangan syariah yang menawarkan berbagai jenis
pembiayaan, mulai dari pembiayaan kendaraan, pembiayaan pendidikan, pesta, dan lain-lain.
Lembaga pembiayaan syariah biasanya menyediakan layanan dengan jaminan sebagai salah satu
persyaratan yang harus dipenuhi oleh nasabah.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bank syariah adalah bank atau tempat penyimpanan dana yang sesuai dengan hukum-hukum dan
landasan agama Islam. Bank ini banyak memberikan manfaat dan kemudahan bagi masyarakat,
khususnya bagi para muslim. Di Indonesia, mayoritas penduduk beragama Islam, sehingga
seharusnya hukum keuangan yang diterapkan mengikuti hukum perekonomian Islam yaitu bank
syariah.

Bank syari'ah menganut sistem bagi hasil bagi nasabah. Dimana sebuah keberhasilan suatu usaha
ditanggung bersama oleh nasabah dan lembaga. Dan dimana prinsip-prinsip manajemen islami
mencakup keadilan, amanah dan pertanggungjawaban, dan komunitatif. Bank syari'ah
menggunakan sistem Islamic Full Branch yaitu suatu cabang penuh penerapan sistem syari'ah.
Dengan ciri : cabang menerapkan sistem sya'riah secara penuh; Pembukaannya secara terpisah
dengan kantor induk; Bank Induk masih konvensional harus menyisihkan sejumlah modal untuk
unit usaha syari'ah (UUS).

3.2. Saran
Dilihat dari keuntungan-keuntungan dan manfaat dari bank syariah sendiri, seharusnya
masyarakat menggunakan bank syariah sebagai tempat penyimpan modal. Namun faktanya pada
zaman ini masih banyak yang menggunakan bank konvensional karena tergiur oleh bunga yang
dijanjikan. Padahal bunga adalah riba dalam hukum Islam.

Untuk mendapatkan bunga yang halal dan menyimpan uang dengan cara yang benar sebaiknya
seseorang mempertimbangkan secara matang apakah ia akan menyimpan uangnya di bank
konvensional atau bank syariah. Adanya Bank Islam (Bank Syari'ah) diharapkan dapat
memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui pembiayan-
pembiayan yang dikeluarkan oleh Bank Islam.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://lifepal.co.id/media/keuangan-syariah/

https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/Pages/Perbankan-Syariah.aspx

https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/20647

https://www.cimbniaga.co.id/id/inspirasi/perencanaan/apa-itu-lembaga-keuangan-syariah-ini-
jenis-dan-keunggulannya

https://deepublishstore.com/blog/prinsip-apakah-yang-diterapkan-dalam-ekonomi-islam/

http://repository.umy.ac.id.

14

Anda mungkin juga menyukai