Amita Diananda
(amitadiananda@rocketmail.com)
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Islamic Village Tangerang
116
ISTIGHNA, Vol. 1, No 1, Januari 2018 P-ISSN 1979-2824
Homepage: http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istighna
Amita Diananda
PSIKOLOGI REMAJA DAN PERMASALAHANNYA
244
Sayyid Muhammad Az-Za’Balawi, Pendidikan Remaja antara Islam dan Ilmu Jiwa,
(Jakarta, Gema Insani, 2007), h. 7.
245
JaniceJ. Beaty, Observasi Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana Prenadamedia, 2013), Ed.
7, h. 91
246
www.depkes.go.id
247
Alex Sobur, Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah, (Bandung: Penerbit Pustaka
Setia, 2003), h.134.
117
ISTIGHNA, Vol. 1, No 1, Januari 2018 P-ISSN 1979-2824
Homepage: http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istighna
Amita Diananda
PSIKOLOGI REMAJA DAN PERMASALAHANNYA
248
Teressa M. Mc Devitt, Jeanes Ellis Omrod, Child Development and Education,
(Colombos Ohio, Merril Prentice Hall,2002), h. 17.
249
John W Santrock, Life Span Development, Perkembangan Masa Hidup, (Jakarta:
Erlangga, 2002), Ed.5 Jilid 1, h. 23
118
ISTIGHNA, Vol. 1, No 1, Januari 2018 P-ISSN 1979-2824
Homepage: http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istighna
Amita Diananda
PSIKOLOGI REMAJA DAN PERMASALAHANNYA
kerangka atau fisik tubuh seperti proporsi tubuh, berat dan tinggi badan
mengalami perubahan serta kematanagan fungsi seksual yang terjadi secara pesat
terutama pada awal masa remaja. Akan tetapi, pubertas bukanlah peristiwa
tunggal yang tiba-tiba terjadi. Pubertas adalah bagian dari suatu proses yang
terjadi berangsur-angsur (gradual).250 Pada fase ini kita banyak melihat fenomena
remaja yang duduk-duduk berjam-jam didepan kaca untuk penampilan yang
sempurna untuk meyakinkan bahwa dirinya menarik. Terkadang juga remaja
berpenampilan yang aneh-aneh supaya mendapat perhatian dan diakui
keberadaannya. Misalnya, tentang model rambut, model baju, model assesoris
yang selalu mengikuti perkembangan jaman dan tingkah laku lain yang kadang
kita anggap tidak sewajarnya dan lain sebagainya.
Karena hormon-hormon sexnya sudah bekerja dan berfungsi, maka remaja
sudah mempunyai rasa ketertarikan dengan lawan jenis sehingga remaja begitu
sangat cemas dan tertekan apabila ada yang kurang pada penampilan dirinya.
Mereka berusaha untuk menutupi kekurangananya dengan berbagai cara. Dalam
masa pubertas ini remaja berusaha tampil secara meyakinkan dan tanpa rasa
minder ketika mereka bergaul dengan teman-teman sebayanya. Preokupasi
(perhatian) terhadap citra tubuh itu cukup kuat di masa remaja, secara khusus
kecenderungan ini menjadi akut di masa pubertas. Sekalipun demikian, mimik
keraguan masih seringkali terlihat pada raut mukanya, terutama ketika berbicara
dengan orang-orang dewasa.
Pada tahun 1904, psikolog Amerika, G Stanly Hall menulis buku ilmiah
pertama tentang hakekat masa remaja. G. Stanly Hall mengupas mengenai
masalah “pergolakan dan stres” (strorm-and-stress). Hall mengatakan bahwa
masa remaja adalah merupakan masa-masa pergolakan yang penuh dengan
konflik dan buaian suasana hati dimana pikiran, perasaan, dan tindakan bergerak
pada kisaran antara kesombongan dan kerendahan hati, kebaikan dan godaan,
serta kegembiraan dan kesedihan. Anak remaja mungkin nakal kepada teman
sebayanya pada suatu saat dan baik hati pada saat berikutnya, atau mungkin ia
250
Ibid., h. 7
119
ISTIGHNA, Vol. 1, No 1, Januari 2018 P-ISSN 1979-2824
Homepage: http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istighna
Amita Diananda
PSIKOLOGI REMAJA DAN PERMASALAHANNYA
251
Ibid.,h. 8
252
Ibid., h. 9
120
ISTIGHNA, Vol. 1, No 1, Januari 2018 P-ISSN 1979-2824
Homepage: http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istighna
Amita Diananda
PSIKOLOGI REMAJA DAN PERMASALAHANNYA
121
ISTIGHNA, Vol. 1, No 1, Januari 2018 P-ISSN 1979-2824
Homepage: http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istighna
Amita Diananda
PSIKOLOGI REMAJA DAN PERMASALAHANNYA
122
ISTIGHNA, Vol. 1, No 1, Januari 2018 P-ISSN 1979-2824
Homepage: http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istighna
Amita Diananda
PSIKOLOGI REMAJA DAN PERMASALAHANNYA
adalah kelompok yang baru dimana didalamnya anak memiliki ciri, norma
dan kebiasaan yang jauh berbeda dengan apa yang ada. Itulah uniknya
remaja. Dan satu lagi mengapa remaja lebih senang bergaul dengan yang
seusianya karena dengan usia yang sama dapat melibatkan keakraban yang
relatif besar, kebutuhannya mereka juga hampir sama yaitu kebutuhan akan
saling bertukar informasi mengenai dunia luarnya yaitu dunia diluar
keluarga seperti mereka bercerita mengenai bagaimana bisa diterima di
kelompoknya, bagaimana mengeksplorasi prinsip-prinsip kesetaraan dan
keadilan melalui pengalaman mereka ketika menghadapai perbedaan-
perbedaan dengan teman sebaya dan itu semua merupakan dunia sosial
remaja yang merupakan karakteristik yang khas yang harus dilewatinya.
Bagi beberapa remaja dalam pergaulan, pengalaman ditolak atau
diabaikan dapat membuat mereka merasa kesepian dan menimbulkan sikap
bermusuhan. Dibutuhkan kemampuan baru dalam menyesuaikan diri yang
dapat dijadikan dasar dalam interaksi sosial yang lebih besar. Tekanan untuk
mengikuti teman sebaya atau yang disebut konformitas (conformity) pada
masa remaja sangat kuat. Konformitas muncul ketika individu meniru sikap,
atau tingkah laku orang lain dikarenakan ada tekanan nyata maupun yang
dibayangkan oleh mereka.
Konformitas dengan tekanan teman-teman sebaya pada masa remaja
dapat bersifat positif maupun negatif. Umumnya remaja terlibat dalam
semua bentuk perilaku konformitas yang negatif, seperti menggunakan
bahasa yang kasar, mencuri, merusak, dan mengolok-olok orangtua dan
guru. Akan tetapi banyak sekali konfomitas teman sebaya yang tidak negatif
dan terdiri atas keinginana untuk dilibatkan di dunia teman sebaya, seperti
berpakaian seperti teman-teman dan keinginan untuk meluangkan waktu
dengan anggota suatu klik.. Banyak dari remaja yang membuat kegiatan-
kegiatan prososial seperti mengumpulkan uang untuk tujuan-tujuan yang
bermakna.257
257
John W. Santrock, Life-Span Development Perkembangan Masa Hidup, (Jakarta:
Penerbit Erlangga, 2002), Ed. 5. Jilid 2. h. 44-46
123
ISTIGHNA, Vol. 1, No 1, Januari 2018 P-ISSN 1979-2824
Homepage: http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istighna
Amita Diananda
PSIKOLOGI REMAJA DAN PERMASALAHANNYA
258
Ibid., h.46.
259
Ibid
124
ISTIGHNA, Vol. 1, No 1, Januari 2018 P-ISSN 1979-2824
Homepage: http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istighna
Amita Diananda
PSIKOLOGI REMAJA DAN PERMASALAHANNYA
3. Persahabatan
Sahabat bagi remaja sangatlah penting karena dengan sahabat remaja
dapat bercerita kepadanya dan mengetahui segala rahasia-rahasia yang tidak
mungkin diceritakan kepada teman yang lain. Mereka ingin berbagi
persoalan, minat, informasi dan rahasia sesama mereka. Mereka juga saling
menenggang perasaan dan tidak inigin saling menyakiti. Persahabatan
memainkan peran penting dalam membentuk pemikiran dan sikap remaja,
dan juga dapat mempengaruhi kesejahteraan moral dan spiritual.
Persahabatan dapat membuat lebih berani (atau nekad, tergantung
bagaimana melihatnya), atau lebih ramah, atau lebih egois dan agresif
daripada sifat remaja biasanya. Dalam persahabatan memiliki enam fungsi:
kawan, pendorong, dukungan fisik, dukungan ego, perbandingan sosial, dan
keakrapan atau afeksi.260
a. Berkaitan dengan kawan, persahabatan memberi anak-anak seorang
teman bermain yang akrab, seseorang yang mau meluangkan waktu
bermain bersama mereka.
b. Berkaitan dengan pendorong, persahabatan memberi anak-anak
informasi, kegembiraan, dan hiburan yang menarik.
c. Berkaiatan dengan dukungan fisik, persahabatan memberi waktu,
sumber-sumber dan bantuan.
d. Berkaitan dengan dukungan ego, persahabatan memberi harapan
dukungan, dorongan semangat, dan umpan balik yang menolong anak-
anak mempertahankan suatu kesan yang tentang diri sendiri sebagai
orang yang bekompeten, menarik dan berharga.
e. Berkaitan dengan perbandingan sosial, persahabatan memberikan
informasi tentang posisi seorang anak berhadapan dengan anak lain dan
apakah anak melakukan sesuatu dengan baik.
260
John W. Santrock, Life Spain Development, Perkembangan Masa Hidup, (Jakarta,
Penerbit Erlangga, 2002), Op. Cit., h. 348.
125
ISTIGHNA, Vol. 1, No 1, Januari 2018 P-ISSN 1979-2824
Homepage: http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istighna
Amita Diananda
PSIKOLOGI REMAJA DAN PERMASALAHANNYA
261
Ruqayyah Waris Masqood, Mengantar Remaja Ke Syurga, (Bandung, Penerbit Mizan,
1998), h. 43.
126
ISTIGHNA, Vol. 1, No 1, Januari 2018 P-ISSN 1979-2824
Homepage: http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istighna
Amita Diananda
PSIKOLOGI REMAJA DAN PERMASALAHANNYA
262
Ibid., h. 7
263
http://ekaagustianip.blogspot.co.id/2013/10/kriminalitas-remaja.html
127
ISTIGHNA, Vol. 1, No 1, Januari 2018 P-ISSN 1979-2824
Homepage: http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istighna
Amita Diananda
PSIKOLOGI REMAJA DAN PERMASALAHANNYA
kepribadian yang wajar dan begitu pula sebaliknya. Banyak penelitian yang
dilakukan para ahli menemukan bahwa remaja yang berasal dari keluarga yang
penuh perhatian, hangat, dan harmonis mempunyai kemampuan dalam
menyesuaikan diri dan sosialisasi yang baik dengan lingkungan disekitarnya.264
Setidaknya ada empat masalah yang mempengaruhi sebagian besar remaja
adalah:
1. Masalah penyalahgunaan obat.
2. Masalah kenakalan remaja.
3. Masalah seksual.
4. Masalah-masalah yang berkaitan dengan sekolah.
Remaja yang paling beresiko adalah remaja yang memiliki masalah lebih dai satu
masalah tersebut.265 Lambat laun para peneliti menemukan bahwa perilaku
perilaku bermasalah yang dialami dimasa remaja saling berkaitan. Sebagai
contoh, penyalahgunaan obat terlarang yang parah berkaitan dengan aktivitas
sexual dini, rendahnya nilai sekolah, putus sekolah, dan kenakalan. Aktivitas
sexual dini berkaitan dengan penggunaan rokok dan alkohol, penggunaan
meriyuana dan obat-obatan narkotika lainnya. Meskipun tidak seluruhnya,
sebagian anak-anak muda berisiko tinggi “melakukan semua hal tersebut.”266
Penelitian ini dilakukan di negara negara maju seperti Amirika. Gejala perilaku
yang menyimpang itu juga dialami oleh negara-negara berkembang seperti
Indonesia.
Penguatan pendidikan karakter dalam konteks sekarang sangat relevan
untuk mengatasi krisis moral yang sedang terjadi di negara kita. Diakui atau tidak
saat ini terjadi krisis nyata dan mengkhawatirkan dalam masyarakat dengan
melibatkan milik kita yang paling berharga, yaitu anak-anak. Krisis ini antara lain
berupa meningkatnya pergaulan bebas, 267
264
Ibid.
265
John W. Santrock, Remaja, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2002), Ed.11. Jilid 2. h.269.
266
Ibid.
267
Zubaidi, Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga
Pendidikan, (Jakarta: Penerbit Kencana, 2011), Ed. 1. h. 1
128
ISTIGHNA, Vol. 1, No 1, Januari 2018 P-ISSN 1979-2824
Homepage: http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istighna
Amita Diananda
PSIKOLOGI REMAJA DAN PERMASALAHANNYA
129
ISTIGHNA, Vol. 1, No 1, Januari 2018 P-ISSN 1979-2824
Homepage: http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istighna
Amita Diananda
PSIKOLOGI REMAJA DAN PERMASALAHANNYA
270
http://ekaagustianip.blogspot.co.id/2013/10/kriminalitas-remaja.html
271
John W. Santrock, Remaja, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2002)., op.cit., h. 270
130
ISTIGHNA, Vol. 1, No 1, Januari 2018 P-ISSN 1979-2824
Homepage: http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istighna
Amita Diananda
PSIKOLOGI REMAJA DAN PERMASALAHANNYA
utama dalam kehidupan, ia juga meupakan sumber informasi yang utma (a prime
source of new).272
Pendidikan karakter tetap harus ditingkatkan penerapan kualitasnya baik itu
di lingkungan keluarga maupun di sekolah. Kalau melihat di negara Inggris dan di
sejumlah negara pendidikan karakter menjadi sebuah program kurikuler. Study J
Mark dan Monica J. Taylor menunjukkan bagaimana pembelajaran dan
pengajaran nilai sebagai cara membentuk karakter terpuji telah dikembangkan.
Peran sekolah yang menonjol terhadap pembentukan karakter berdasarkan nilai
nilai dalam dua hal, yaitu: “build and suplement the values children have already
begun to develop by offering further exposure to a range of values that are
current in society (such as equel opprtunities and respect for diversity); and to
help children to reflect, make sense of and apply their omn developing values”.273
F. Penutup
Dari kajian pemaparan tulisan tersebut diatas dapat disampaikan kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pertentangan dan pemberontakan adalah bagian alamiah dari kebutuhan
para remaja untuk menjadi orang dewasa yang mandiri.
2. Dibutuhkan peran orangtua, para guru dan lingkungan masyarakat untuk
mengenali dunia mereka dan memberi kesempatan untuk berkembaang
dalam potensi diri.
3. Memberikan aturan yang lebih longgar tetapi tetap terkontrol karena sudah
mulai mandiri.
4. Memberikan pujian, apresiasi, kasih sayang, dan menumbuhkan rasa
percaya diri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Percaya diri disini
adalah saat anak merasa dirinya mampu serta berani berbeda dan teguh
memegang prinsip saat apa yang di bawanya benar.
272
Oos M Anwas, “Televisi Mendidik Karakter Bangsa: Harapan dan Tantangan”, dalam
jurnal Pendidikan dan kebudayaan, (Jakarta: Balitbang Pendidikan Nasional. Vol.16. Edisi Khusus
III, Oktober 2010), h. 261
273
Dony Kusuma, Pendidikan Karakter, (Jakarta: Grasindo, 2004), h.104
131
ISTIGHNA, Vol. 1, No 1, Januari 2018 P-ISSN 1979-2824
Homepage: http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istighna
Amita Diananda
PSIKOLOGI REMAJA DAN PERMASALAHANNYA
132
ISTIGHNA, Vol. 1, No 1, Januari 2018 P-ISSN 1979-2824
Homepage: http://e-journal.stit-islamic-village.ac.id/index.php/istighna
Amita Diananda
PSIKOLOGI REMAJA DAN PERMASALAHANNYA
133