PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI
Mekanika merupakan ilmu yang menggambarkan dan
meramalkan kondisi benda yang diam atau bergerak karena
pengaruh gaya yang beraksi padanya. Mekanika biasanya
dibagi dalam tiga bagian: mekanika benda tegar (mechanics of
rigid bodies), mekanika benda berubah bentuk (mechanics of
deformable), dan mekanika fluida (mechanics of fluids)
(Ferdinand P.Beer,1996:1).
Mekanika benda tegar dibagi menjadi statika dan
dinamika, statika menyangkut benda dalam keadaan
diam/bergerak tanpa percepatan sedang dinamika menyangkut
benda yang bergerak. Dalam bahasa matematis statika
menyangkut kondisi benda dan gaya-gaya luar yang memenuhi:
ΣF = 0.
Bahan dan konstruksi lebih tertarik dengan tegangan yang
bekerja pada elemen: σ= F/A. Dengan mengetahui tegangan
yang bekerja dapat diprediksi apakah elemen→konstruksi akan
gagal atau tidak terhadap beban yang diterima.
Prinsip-prinsip mekanika sangat tergantung pada
matematika yang teliti. Jadi peranan matematika sangat penting
dalam mekanika, yang merupakan penerapan prinsip-prinsip
mekanika pada penyelesaian persoalan praktis. Prinsip dasar
mekanika sebenarnya tidak banyak, tetapi aplikasinya sangat
luas dan metode yang digunakan dalam mekanika dipakai di
1
bidang-bidang teknik lainnya.
B. PRASYARAT
Untuk mempelajari modul” Mekanika” sebaiknya pembaca
harus terlebih dahulu mempelajari Fisika terapan.
2
Membantu siswa untuk menentukan dan
mengakses sumber tambahan pengetahuan yang
diperlukan dalam proses
pengidentifikasian masalah mekanika di kapal.
Mengkoordinir dan membentuk kelompok praktikum
atau kelompok belajar pengidentifikasian masalah
yang ada kaitannya dengan mekanika.
Melaksanakan evaluasi dan penilaian terhadap
setiap peserta didik dalam mempelajari mekanika.
Menjelaskan kepada peserta didik mengenai bagian
yang perlu untuk dibenahi dan merundingkan
rencana pembelajaran selanjutnya.
D. TUJUAN AKHIR
Setelah menyelesaikan modul ini diharapkan peserta didik
mampu untuk melakukan pemahaman, analisa, dan
perhitungan dari permasalahan mekanika yang menjadi dasar-
dasar perhitungan mesin-mesin di kapal.
E. KOMPETENSI.
Mendeskripsikan Besaran Skalar dan Vektor, Gaya-gaya,
keseimbangan gaya, gaya gesek, dan gerak benda.
3
BAB II
BALANCING
A. DESKRIPSI
4
looseness), buruknya sabuk penggerak (faulty drive belt),
1996).
Entek, 1996).
5
(Jabir, 2003). Prosedur perawatan untuk mengurangi unbalance
2002).
6
dimana momentum benda tegar sama dengan nol, yang artinya
dalam kondisi tubuh diam (statis) atau pun dalam keadaan yang
bergerak (dinamis).
lainnya
1. Keseimbangan partikel
7
Syarat keseimbangan partikel :
2. Keseimbangan benda
dengan hasil kali antara gaya dengan jarak dan titik poros arah
Dirumuskan
T=F.d
Fx = 0, Fy = 0, Torsi, T = 0
8
bergerak. Namun, sangat sering istilah “ Keseimbangan “, atau
lebih spesifik,” Keseimbangan statik”. Untuk menjaga suatu
keadaan setimbang, maka perlu dipenuhi hukum gerak pertama
Newton, yang menyatakan bahwa jika gaya resultan yang
bekerja pada sebuah partikel adalah nol, maka partikel tersebut
berada dalam kesetimbangan. Syarat ini dapat dinyatakan
secara matematik sebagai :
∑F=0
Dengan ∑ F penjumlahan vektor semua.
9
Jika ditinjau dari Hukum III Newton, maka keseimbangan
terjadi jika gaya aksi mendapat reaksi yang besarnya sama
dengan gaya aksi tetapi arahnya saling berlawanan.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
C. POKOK BAHASAN
D. URAIAN MATERI
1. Karakteristik Getaran
10
Gambar 2.1 Karakteristik getaran
gambar 2.1.
11
second/cps) atau siklus per menit (cycles per minute/cpm).
dari suatu tempat ke tempat lain yang mengacu pada suatu titik
12
tertentu yang tidak bergerak (tetap). Dalam pengukuran getaran
getaran.
3. Fasa (Phase)
13
perbedaan awal siklus terjadi.
percepatan
14
dalam diagnosis kerusakan spesifik suatu mesin. Sebagai
15
b. Getaran Karena Ketidaklurusan (Misalignment) Sangat sulit
besar tertentu.
16
Gambar 2.3. Kasus eksentrisitas
Metode Balancing
Mengurangi kebisingan
mesin
17
Mengurangi kelelahan dan stress pada operator mesin
Titik berat adalah titik pusat atau titik tangkap gaya berat dari
benang,dan lain-lain.
triplek, kaca.
dirumuskan.
18
Apabila sistem benda terdiri dari beberapa benda garis
beratnya dirumuskan
19
Benda berbentuk volume/ruang
20
6. Jenis – Jenis Kesetimbangan Benda Tegar
kesetimbangan statis.
A. Kesetimbangan Dinamis
Jika anda bayangkan reaksi yang hanya bisa dimiliki oleh reaktan
untuk bisa memulai rekasi di dalam hal ini reaktan yang awalnya
hanya akan bereaksi antara satu sama lainnya dan mulai untuk
reaktan.
21
Kesetimbagan dinamis dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu
tetap. (α = 0 )
B.Kesetimbangan Statis
tetap sama akan tetapi reaksi tersebut sendiri telah datang untuk
22
C. Kesetimbangan stabil
kesetimbangan stabil.
D. Kesetimbagan Labil
E. Kesetimbangan Netral
benda.
Contoh soal :
23
balok bermassa 4 kg. Jika panjang AB = 6 m, tentukanlah besar
tegangan tali T.
Pembahasan :
∑τ = 0
⇒ 600 + 80 – 3T = 0
⇒ 3T = 680
⇒ T = 680⁄3
⇒ T = 226,6 N.
24
7. Macam-Macam Tumpuan dan Gaya Reaksi
a. Tumpuan Roll
Tumpuan roll adalah sebuah tumpuan yang didalamnya
bekerja satu gaya reaksi. Gaya reaksi ini selalu muncul atau
selalu bekerja pada bidang sentuh dengan arah gaya reaksi
tegak lurus terhadap bidang sentuhnya.
Freaksi
Gambar 1.1. Lambang tumpuan roll serta jumlah dan arah gaya
reaksi yang bekerja
25
b. Tumpuan Engsel
Tumpuan engsel adalah tumpuan yang mempunyai dua
gaya reaksi yang bekerja saling tegak lurus.
R2
R1
c. Tumpuan Jepit
ini mempunyai tiga buah gaya reaksi yaitu dua buah gaya
R1
Gambar 1.3 tumpuan jepit serta jumlah dan arah gaya reaksi
yang bekerja.
Contoh sistem :
R2
26
Faksi M
Faksi
R1
Jawab :
Persamaan keseimbangan :
ΣFx = 0 RAX – 50 cos 60 = 0
RAX = 25 ton
Σfy = 0 Ray + Rby – 50 sin 60 = 0
Ray + Rby = 43,3 ton
27
ΣMA = 0 50 sin 60 .1 + 50 cos 60.0,5 – Rby .1,8 = 0
Rby .1,8 = 43,3 + 12,5
Rby = 55,8/1,8 = 31 ton
Maka :
Ray = 43,3 – 31 = 12,3 ton
8. KESEIMBANGAN GAYA
10 kg
F = 5kg
Gambar 5.5. Dua buah gaya yang sama besar dan berlawanan
arah bekerja pada sebuah partikel.
Analisis.
Secara analisis, bila gaya-gaya yang bekerja dijumlahkan
pada satu sumbu maka nilai jumlahnya adalah nol
Contoh :
28
1. Susunan gaya-gaya yang membentuk nilai resultan pada
masing-masing sumbu sama dengan nol.
29
Dari DBB , gaya-gaya yang bekerja dapat disusun
menjadi bentuk polygon seperti gambar berikut. Untuk
diperhatikan, bahwa panjangnya vektor gaya berat W
digambarkan untuk mewakili nilai 100 N (dengan skala atau
tidak).
ΣFx = 0 ΣFy = 0
Ft – T sin θ = 0 T cos θ – W = 0
Ft = T sin θ T cos θ = W
Diagram yang menggambarkan semua gaya-gaya yang
bekerja pada suatu partikel dalam keadaan bebas. Dalam
menganalisis persoalan mekanika diagram benda bebas ini
sangat diperlukan untuk membantu memahami dan
30
menggambarkan masalah keseimbangan gaya
dari suatu partikel.
31
lurus.
Buat asumsi awal terhadap arah reaksi di tumpuan. Jika hasil
perhitungan bertanda negatif, maka arah gaya reaksi
sesungguhnya berlawanan dengan arah asumsi awal.
Gunakan persamaan kesimbangan statis yaitu :
∑ Fx = 0
∑ Fy = 0
∑M=0
Kasus 1.
Perhatikan konstruksi derek (crane) berikut. A tumpuan
sendi, B tumpuan roll. Beban Derek tetap = 1000 kg dengan
pusat gravitasi di G. Derek digunakan untuk memindahkan
beban seberat 2400 kg. Tentukan reaksi di A dan B dalam arah
vertikal dan horisontal.
32
BAB III
GERAK HARMONIK SEDERHANA
A. DESKRIPSI
(selaras).
tenaga.
33
Gambar 3.1. massa-pegas yang terlerak pada bidang datar
URAIAN MATERI
yaitu :
sebagainya.
34
Ketika beban digantungkan pada ayunan dan tidak
35
Benda yang bergerak harmonis sederhana pada ayunan
3. Frekuensi (f)
36
5. Amplitudo
titik kesetimbangan.
37
O : adalah titik kesetimbangan (posisi pegas tidak tertarik atau
tertekan)
P – O - Q – O – P – O – Q - demikian seterusnya.
P.
F=−kx
Dimana F = gaya , N
X = simpangan, m
Dimana :
38
m = massa benda ,kg
k
a=− x
m
Percepatan (a) ~ perpindahan (x)
39
F = -kx
Dimana :
x = simpangan (m)
F = mg sin
gerak bolak-balik.
waktu 1 detik.
1 1
f= atau T =
T f
Untuk pegas yg memiliki konstanta gaya k yg bergetar karena
T =2 π
√ m
k
40
Sedangkan pada ayunan bandul sederhana, jika panjang tali
T =2 π
√ l
g
Solusi Persamaan Getaran.
k
a=− x
m
Permasaannya menjadi :
2
d x k
=− x
dt 2 m
Jika (k/m) ditulis dengan ω2 maka persamaan menjadi,
cosinus).
dx d
= A cos ( ωt +φ )=−ωA sin ( ωt +φ )
dt dt
41
Keterangan:
x : simpangan setiap saat (posisi terhadap titik setimbang) dlm
meter.
sehingga,
T =2 π
√ m
k
42
Soal-soal :
dalam sekon.
1 sekon
43
1 2 1 2 2 2
Ek = 2 mv = 2 mω A cos ωt
1 1 1
E p = 2 ky 2 = 2 kA 2 sin 2 ωt = 2 mω2 A2 sin 2 ωt
E M = E p + E k= 12 kA 2 ( sin 2 ωt +cos 2 ωt )
1 1 1
E M = E p + E k= 2 ky 2 + 2 mv 2 = 2 kA 2
adalah
1 1 1 1 1
E= kx 2 + mv 2 = kA 2 = mv 2maks= m(ωA )2
2 2 2 2 2
Soal-soal
Hitunglah;
44
(b) (Gaya pemulih,
licin,
45
BAB III
A. DESKRIPSI
dihitung dan ditentukan. Hal ini sudah ada sejak Hukum Hooke
B. URAIAN MATERI
1. Tegangan
itu jika gaya luar bekerja pada benda, maka benda tersebut
46
deformasi, molekulnya akan membentuk tahanan terhadap
σ = P/A
Dimana :
ϵ = Δl/l
Atau ;
47
2. Hukum Hooke
matematis ditulis:
Tegangan/Regangan = E
elastisnya :
σ = ϵ.E
atau ;
E = σ/ϵ
dimana σ = tegangan
ϵ = regangan, dan
48
Tabel 1. Harga E (modulus elastisitas) dari berbagai material.
4 Tembaga 90 - 110
5 Perunggu 80 - 90
6 Aluminium 60 - 80
7 Timbal 10
P = beban benda, kg
L = panjang benda, m
E = modulus elastis, Pa
49
Gambar 3.1. Grafik tegangan regangan baja
Contoh Soal
Jawab :
Diketahui :
L=1m
F = 40 kN = 40000 N
50
E = 200 Gpa = 200 x 10-9 Pa
Ditanya :
ΔL = ....... ?
Soal-soal latihan
200 GPa.
51
kN. Jika modulus elastisitas paduan 100 GPa, carilah
4. Tegangan Normal (Normal Stress)
dari suatu titik ke titik yang lain, umumnya berarah miring pada
52
bidang perpotongan. Dalam praktek keteknikan intensitas gaya
disetiap panjangnya.
53
diambil tegak lurus terhadap sumbu longitudinal batangnya.
section).
L
P P
5. Tegangan geser
yang terjadi akibat ada dua arah gaya yang berlawanan dan
terhadap penampang.
54
Gambar 3.3. Tegangan normal
Contoh soal :
50 kN 35 kN 45 kN
55
= 0,25 mm
= 0,35 mm
= 0,675 mm
A A
B B
C C
50 kN
56
Wk = m.g
m = massa kuningan,kg,
g = percepatan grafitasi,m/s2
V = volume benda,m3
Wk = 8,25.104.N/m-3.109. 6.103..5.103
Wk = 2475 N
= 10,5 MPa
Wst = 4620 N
57
= 9,5 MPa
Soal-soal
50
70 kN 70 kN 40mm
20m
2,8 m
58
BAB IV
A. DESKRIPSI
adalah
59
DAFTAR PUSTAKA
2007
60