Anda di halaman 1dari 60

BAB I

PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI
Mekanika merupakan ilmu yang menggambarkan dan
meramalkan kondisi benda yang diam atau bergerak karena
pengaruh gaya yang beraksi padanya. Mekanika biasanya
dibagi dalam tiga bagian: mekanika benda tegar (mechanics of
rigid bodies), mekanika benda berubah bentuk (mechanics of
deformable), dan mekanika fluida (mechanics of fluids)
(Ferdinand P.Beer,1996:1).
Mekanika benda tegar dibagi menjadi statika dan
dinamika, statika menyangkut benda dalam keadaan
diam/bergerak tanpa percepatan sedang dinamika menyangkut
benda yang bergerak. Dalam bahasa matematis statika
menyangkut kondisi benda dan gaya-gaya luar yang memenuhi:
ΣF = 0.
Bahan dan konstruksi lebih tertarik dengan tegangan yang
bekerja pada elemen: σ= F/A. Dengan mengetahui tegangan
yang bekerja dapat diprediksi apakah elemen→konstruksi akan
gagal atau tidak terhadap beban yang diterima.
Prinsip-prinsip mekanika sangat tergantung pada
matematika yang teliti. Jadi peranan matematika sangat penting
dalam mekanika, yang merupakan penerapan prinsip-prinsip
mekanika pada penyelesaian persoalan praktis. Prinsip dasar
mekanika sebenarnya tidak banyak, tetapi aplikasinya sangat
luas dan metode yang digunakan dalam mekanika dipakai di

1
bidang-bidang teknik lainnya.

B. PRASYARAT
Untuk mempelajari modul” Mekanika” sebaiknya pembaca
harus terlebih dahulu mempelajari Fisika terapan.

C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL.


1. Peserta Didik
Agar modul ini dapat dipelajari dengan dimanfaatkan di
kapal, maka Anda perlu:
1. Memahami dan mengerti isi modul ini .
2. Mempelajari isi unit modul ini secara bertahap dan
urut.
3. Mengerjakan latihan-latihan setiap bab secara
sungguh-sungguh.

2. Peran Dosen dalam penggunaan unit modul ini:


 Dosen sebagai fasilitator, membantu peserta didik
dalam merencanakan
 proses belajar .
 Membimbing dan mengkoordinir tugas-tugas serta
pelatihan peserta didik
 dalam mengerjakan soal-soal latihan.
 Membantu peserta didik dalam memahami konsep
dan praktek identifikasi
 setiap masalah yang ada kaitannya dengan ilmu
mekanika di kapal.

2
 Membantu siswa untuk menentukan dan
mengakses sumber tambahan pengetahuan yang
diperlukan dalam proses
 pengidentifikasian masalah mekanika di kapal.
 Mengkoordinir dan membentuk kelompok praktikum
atau kelompok belajar pengidentifikasian masalah
yang ada kaitannya dengan mekanika.
 Melaksanakan evaluasi dan penilaian terhadap
setiap peserta didik dalam mempelajari mekanika.
 Menjelaskan kepada peserta didik mengenai bagian
yang perlu untuk dibenahi dan merundingkan
rencana pembelajaran selanjutnya.

D. TUJUAN AKHIR
Setelah menyelesaikan modul ini diharapkan peserta didik
mampu untuk melakukan pemahaman, analisa, dan
perhitungan dari permasalahan mekanika yang menjadi dasar-
dasar perhitungan mesin-mesin di kapal.

E. KOMPETENSI.
Mendeskripsikan Besaran Skalar dan Vektor, Gaya-gaya,
keseimbangan gaya, gaya gesek, dan gerak benda.

3
BAB II

BALANCING

A. DESKRIPSI

Balancing adalah proses untuk menyamakan berat dari

seluruh benda yang berputar sehingga bisa berputar secara

lancar tanpa adanya getaran yang terjadi. Untuk menyamakan

berat  menggunakan besi kecil untuk menyeimbangkan berat

benda. Menyeimbangkan bobot bisa menggunakan bermacam

bentuk, ukuran dan berat.

Getaran adalah gerakan kontinyu, acak, atau periodik

dari suatu objek yang disebabkan oleh pengeksitasi alami

(natural excitation) dari struktur dan kerusakan mekanis

(mechanical faults) (www.migas-indonesia.com, 2005).

Masalah-masalah yang sering menyebabkan getaran pada

suatu mesin antara lain: ketidakseimbangan (unbalance)

elemen rotasi, ketidaklurusan (misalignment) pada kopling dan

bearing, eksentrisitas (eccentricity), cacat pada bantalan

antifriksi (faulty antifriction bearing), kerusakan pada bantalan

sleeve (sleeve bearing), kelonggaran mekanik (mechanical

4
looseness), buruknya sabuk penggerak (faulty drive belt),

kerusakan roda gigi (gear problem), masalah listrik (electrical

problem), resonansi (resonance), gaya aerodinamika

(aerodynamic and hydraulic forces), gaya reciprocating

(reciprocating forces), dan gesekan (rubbing) (IRD Entek,

1996).

Ketidakseimbangan (unbalance) merupakan kondisi

yang dialami poros putar sebagai akibat dari gaya sentrifugal,

yang kemudian akan menimbulkan gaya getaran. Selanjutnya

gerak poros dan gaya getaran akan diteruskan ke bantalan.

Besarnya unbalance ini juga dipengaruhi oleh putaran (IRD

Entek, 1996).

Suatu poros dapat mengalami unbalance, yang

disebabkan oleh sifat bahan poros yang tidak homogen

(lubang/void yang terjadi pada saat pembuatan poros),

eksentrisitas poros, penambahan alur dan pasak pada poros,

serta distorsi yang dapat berupa retakan (crack), bekas

pengelasan, atau perubahan bentuk pada poros. Unbalance ini

menyebabkan distribusi massa yang tidak seragam di

sepanjang poros atau lebih dikenal sebagai massa unbalance

5
(Jabir, 2003). Prosedur perawatan untuk mengurangi unbalance

pada mesin disebut balancing. Balancing terdiri dari prosedur

pengukuran getaran dan menambahkan atau mengurangi

beban untuk mengatur (adjust) distribusi massa. Tujuan

balancing adalah menyeimbangkan mesin putar, yang pada

akhirnya akan mengurangi getaran (Tim Getaran Mekanis,

2002).

Adalah sangat sulit untuk menyeimbangkan poros

ketika poros tersebut beroperasi dekat dengan daerah putaran

kritis. Bila daerah putaran operasi mendekati atau melebihi

daerah putaran kritis maka kondisi keseimbangan akan

bervariasi sesuai dengan putaran poros. Hal ini disebabkan

karena deformasi elastik dari poros menyebabkan perubahan

distribusi massa terhadap sumbu rotasi. Perubahan distribusi

massa ini akan menyebabkan perpindahan pusat massa atau

perubahan orientasi sumbu utama inersia terhadap sumbu

rotasi (Abidin, 1996).

Pengertian Balancing (keseimbangan) adalah suatu

kondisi benda dengan resultan gaya dan resultan momen gaya

sama dengan nol. Keseimbangan benda tegar adalah kondisi

6
dimana momentum benda tegar sama dengan nol, yang artinya

jika awalnya benda tegar tersebut diam, maka ia akan tetap

diam. Tetapi jika awalnya benda tegar tersebut bergerak

dengan kecepatan konstan, maka ia akan tetap bergerak

dengan kecepatan konstan.

Keseimbangan diartikan sebagai kemampuan

seseorang dalam mempertahankan sikap diamnya dalam kurun

waktu tertentu. Bisa juga dikatakan bahwa keseimbangan ini

adalah kemampuan tubuh dalam menjaga keseimbangan

dalam kondisi tubuh diam (statis) atau pun dalam keadaan yang

bergerak (dinamis).

Keseimbangan biasa terjadi pada : 

1. Benda yang diam (statik)

Contoh : Semua bangunan gedung, jembatan, pelabuhan, dan

lainnya

2. Benda yang bergerak lurus beraturan (dinamik)

1. Keseimbangan partikel 

Partikel artinya benda yang ukurannya dapat diabaikan dan

hanya mengalami gerak translasi (tidak mengalami gerak rotasi)

7
Syarat keseimbangan partikel :

dengan Fx = 0 (sumbu X) Fy = 0 (sumbu Y)

2. Keseimbangan benda

Momen gaya merupakan besaran vektor yang nilainya sama

dengan hasil kali antara gaya dengan jarak dan titik poros arah

tegak lurus garis kerja gaya,

Dirumuskan

T=F.d

Putaran momen gaya yang searah dengan putaran jarum jam

disebut momen gaya negatif, sedang yang berlawanan putaran

jarum jam disebut momen gaya positif. Momen kopel adalah

momen gaya yang diakibatkan pasangan dua gaya yang sama

besarnya dan arahnya berlawanan tetapi tidak segaris kerja.

Syarat kesetimbangan benda: 

Fx = 0, Fy = 0, Torsi, T = 0

Suatu partikel dalam keadaan keseimbangan jika resultan


semua gaya yang bekerja pada partikel tersebut nol.
Sebuah partikel dikatakan keseimbangan artinya dia
berada dalam keadaan diam jika pada awalnya diam, atau
mempunyai kecepatan konstan jika pada mulanya sedang

8
bergerak. Namun, sangat sering istilah “ Keseimbangan “, atau
lebih spesifik,” Keseimbangan statik”. Untuk menjaga suatu
keadaan setimbang, maka perlu dipenuhi hukum gerak pertama
Newton, yang menyatakan bahwa jika gaya resultan yang
bekerja pada sebuah partikel adalah nol, maka partikel tersebut
berada dalam kesetimbangan. Syarat ini dapat dinyatakan
secara matematik sebagai :
∑F=0
Dengan ∑ F penjumlahan vektor semua.

Jika pada suatu partikel diberi 2 gaya yang sama besar,


mempunyai garis gaya yang sama dan arah berlawanan, maka
resultan gaya tersebut adalah NoL. Hal tersebut menunjukkan
partikel dalam keseimbangan.
Sebuah benda tegar dikatakan dalam keseimbangan jika
gaya–gaya yang bereaksi pada benda tersebut membentuk
gaya / sistem gaya ekvivalen dengan nol. Sistem tidak
mempunyai resultan gaya dan resultan kopel.
Syarat perlu dan cukup untuk keseimbangan suatu benda
tegar secara analitis adalah :
(i) jumlah gaya arah x = 0 ( ∑Fx = 0 )
(ii) jumlah gaya arah y = 0 ( ∑Fy = 0 )
(iii)jumlah momen = 0 ( ∑M = 0 )

Dari persamaan tersebut dapat dikatakan bahwa benda


tidak bergerak dalam arah translasi atau arah rotasi (diam).

9
Jika ditinjau dari Hukum III Newton, maka keseimbangan
terjadi jika gaya aksi mendapat reaksi yang besarnya sama
dengan gaya aksi tetapi arahnya saling berlawanan.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari bab ini, pembaca diharapkan mampu


mengetahui dan memahami Sistem Gaya dan Momen.

C. POKOK BAHASAN

1. Titik berat pada benda


2. Macam-macam keseimbangan
3. Macam-macam tumpuan dan gaya reaksi
4. Keseimbangan Gaya
5. Aplikasi Konsep Keseimbangan

D. URAIAN MATERI

1. Karakteristik Getaran

Kondisi mesin dan kerusakan mekanis dapat diketahui dengan

mempelajari karakteristik getarannya. Pada suatu sistem

pegas-massa, karakteristik getaran dapat dipelajari dengan

membuat grafik pergerakan beban terhadap waktu.

10
Gambar 2.1 Karakteristik getaran

Gerak beban dari posisi netralnya ke batas atas kemudian

kembali ke posisi netral (kesetimbangan) dan bergerak lagi ke

batas bawah kemudian kembali ke posisi kesetimbangan,

menunjukkan gerakan satu siklus. Waktu untuk melakukan

gerak satu siklus ini disebut periode, sedangkan jumlah siklus

yang dihasilkan dalam satu interval waktu tertentu disebut

frekuensi. Dalam analisis getaran mesin, frekuensi lebih

bermanfaat karena berhubungan dengan rpm (putaran) suatu

mesin. Karakteristik getaran suatu sistem dapat dilihat pada

gambar 2.1.

2. Frekuensi Getaran (Vibration Frequency)

Frekuensi adalah jumlah siklus pada tiap satuan waktu.

Besarnya dapat dinyatakan dengan siklus per detik (cycles per

11
second/cps) atau siklus per menit (cycles per minute/cpm).

Frekuensi getaran penting diketahui dalam analisis getaran

mesin untuk menunjukkan masalah yang terjadi pada mesin

tersebut. Dengan mengetahui frekuensi getaran, akan

memungkinkan untuk dapat mengidentifikasikan bagian mesin

yang salah (fault) dan masalah yang terjadi.

Gaya yang menyebabkan getaran dihasilkan dari gerak

berputar elemen mesin. Gaya tersebut berubah dalam besar

dan arahnya sebagaimana elemen putar berubah posisinya

terhadap titik netral. Akibatnya, getaran yang dihasilkan akan

mempunyai frekuensi yang bergantung pada putaran elemen

yang telah mengalami trouble. Oleh karena itu, dengan

mengetahui frekuensi getaran akan dapat diidentifikasikan

bagian dari mesin yang bermasalah.

B. Perpindahan, Kecepatan, dan Percepatan Perpindahan

(displacement), kecepatan (velocity), dan percepatan

(acceleration) diukur untuk menentukan besar dan kerasnya

suatu getaran. Biasanya diwakili dengan pengukuran amplitudo

getaran. Perpindahan (displacement) adalah gerakan suatu titik

dari suatu tempat ke tempat lain yang mengacu pada suatu titik

12
tertentu yang tidak bergerak (tetap). Dalam pengukuran getaran

mesin, sebagai standar digunakan jarak perpindahan puncak ke

puncak (peak to peak displacement), seperti terlihat pada

gambar 2.1. Contohnya adalah perpindahan poros karena

gerak putarnya. Jika perpindahan poros terlalu besar sampai

melebihi batas “clearance” bantalan akan mengakibatkan

rusaknya bantalan. Kecepatan (velocity) merupakan perubahan

jarak per satuan waktu. Kecepatan gerak mesin selalu

dinyatakan dalam kecepatan puncak (peak velocity). Kecepatan

puncak gerakan terjadi pada simpul gelombang. Dalam getaran,

kecepatan merupakan parameter penting dan efektif, karena

dari data kecepatan akan dapat diketahui tingkat getaran yang

terjadi. Sedangkan percepatan (acceleration) adalah perubahan

kecepatan per satuan waktu. Percepatan berhubungan erat

dengan gaya. Gaya yang menyebabkan getaran pada bantalan

mesin atau bagian-bagian lain dapat ditentukan dari besarnya

getaran.

3. Fasa (Phase)

Fasa didefinisikan sebagai posisi elemen getaran terhadap titik

tertentu atau elemen getaran lainnya. Fasa menunjukkan

13
perbedaan awal siklus terjadi.

Hubungan fasa antara perpindahan, kecepatan, dan percepatan

diilustrasikan pada gambar 2.2, kecepatan puncak maju (peak

forward velocity) terjadi pada 900 sebelum puncak perpindahan

positif (peak positive displacement). Dengan kata lain,

kecepatan mendahului 900 terhadap perpindahan, sedangkan

percepatan tertinggal 1800 terhadap perpindahan.

Gambar 2.2. Beda fasa antara perpindahan, kecepatan, dan

percepatan

Pengukuran fasa memberikan cara yang tepat untuk

membandingkan gerakan getaran antara satu dengan lainnya

atau untuk menentukan bagaimana suatu elemen bergetar

relatif terhadap elemen lain. Pembandingan gerak relatif dari

dua atau lebih elemen mesin atau struktur sering diperlukan

14
dalam diagnosis kerusakan spesifik suatu mesin. Sebagai

contoh, bila analisis menyatakan bahwa getaran suatu mesin

tidak sefasa dengan getaran base-nya, maka mungkin terjadi

kelonggaran baut atau mesin dari base-nya.

Penyebab Getaran Mesin Penyebab utama getaran adalah

gaya yang berubah-ubah dalam arah dan besarnya.

Karakteristik getaran yang dihasilkan bergantung pada cara

bagaimana gaya penyebab getaran tersebut ditimbulkan

(generated). Hal tersebut yang menjadi alasan mengapa setiap

penyebab getaran mempunyai karakteristik tertentu. a. Getaran

Karena Ketidakseimbangan (Unbalance) Getaran yang

disebabkan oleh ketidakseimbangan (unbalance) terjadi pada 1

X rpm elemen yang mengalami unbalance dan amplitudo

getaran, sebanding dengan besarnya unbalance yang terjadi.

Pada mesin dengan poros putar, amplitudo terbesar akan

terukur pada arah radial. Unbalance dapat disebabkan oleh

cacat coran, eksentrisitas, adanya alur pasak dan pasak,

distorsi, korosi, dan aus. Bagian mesin yang tidak seimbang

akan menghasilkan momen putar yang tidak sama besar

selama benda berputar, sehingga akan menyebabkan getaran.

15
b. Getaran Karena Ketidaklurusan (Misalignment) Sangat sulit

meluruskan dua poros dan sambungannya sedemikian hingga

tidak ada gaya yang menyebabkan getaran. Ketidaklurusan ini

biasanya terjadi pada kopling. Tipe ketidaklurusan pada kopling

dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

1. Angular, jika sumbu kedua poros membentuk sudut dengan

besar tertentu.

2. Offset, jika sumbu kedua poros paralel dan tidak berimpit

satu sama lain.

3. Kombinasi,jika terjadi ketidaklurusan angular dan offset

secara bersamaan dalam satu sistem.

Getaran Karena Eksentrisitas Yang dimaksud

eksentrisitas dalam kasus getaran adalah bahwa pusat putaran

poros tidak sama dengan pusat putaran rotor. Eksentritas

merupakan sumber dari unbalance dimana pada waktu

berputar, berat benda di satu sisi berbeda dengan di sisi lain

terhadap sumbu putar. Kasus eksentrisitas dapat terjadi pada

bearing, gear, puli, dan armature motor (gambar 2.3).

16
Gambar 2.3. Kasus eksentrisitas

d. Getaran Karena Kelonggaran Mekanik Kelonggaran mekanik

dan resultan aksi ketuk (pounding) menyebabkan getaran pada

frekuensi dua kali putaran (2 X rpm). Getaran tersebut bisa

terjadi akibat baut kendor, kelonggaran bearing berlebih, atau

retak pada struktur bearing.

Metode Balancing

Tujuan balancing adalah menyeimbangkan mesin putar, yang

pada akhirnya akan mengurangi getaran (Tim Getaran Mekanis,

2002). Getaran yang rendah (low vibration) pada mesin akan:

 Mengurangi kebisingan

 Menyebabkan bantalan lebih awet dipakai

 Mengurangi kelelahan (fatigue) pada struktur rangka

mesin

17
 Mengurangi kelelahan dan stress pada operator mesin

 Menaikkan efisiensi mesin

 Mengurangi biaya perawatan mesin.

4. Pengertian Titik Berat

Titik berat adalah titik pusat atau titik tangkap gaya berat dari

suatu benda atau sistem benda. Titik berat menurut bentuk

benda dibedakan menjadi 3 bagian berikut ini :

 Benda berbentuk garis/kurva, contoh : kabel, lidi,

benang,dan lain-lain.

 Benda berbentuk bidang/luasan, contoh : kertas, karton,

triplek, kaca.

 Benda berbentuk bangunan/ruang, contoh : kubus, balok,

bola, kerucut, tabung.

1.  Benda berbentuk partikel massa

Apabila sistem benda terdiri dari beberapa benda partikel titik

digabung menjadi satu, maka koordinat titik beratnya

dirumuskan.

18
Apabila sistem benda terdiri dari beberapa benda garis

digabung menjadi satu, maka koordinat titik beratnya

dirumuskan sebagai berikut :

Benda berbentuk bidang/luasan

Daftar titik berat berbagai macam bidang beraturan dan bidang

selimut benda dapat dilihat dalam lampiran. Apabila sistem

benda terdiri dari bidang gabungan, maka koordinat titik

beratnya dirumuskan

19
Benda berbentuk volume/ruang 

Daftar titik berat berbagai macam benda ruang beraturan dapat

dilihat dalam lampiran. Apabila sistem benda terdiri dari bidang

gabungan benda, maka koordinat titik beratnya dirumuskan bila

terbuat dari bahan-bahan yang sama berikut ini

5. Syarat Kesetimbangan Benda Tegar

Syarat kesetimbangan dalam benda tegar yaitu Hukum II Newton

mengatakan bahwa jika resultan gaya yang bekerja pada sebuah

benda, maka benda tersebut dianggap sebagai partikel yaitu tidak

sama dengan Nol maka benda akan bergerak dengan percepatan

konstan dimana arah gerakan benda sama dengan arah resultan

gaya. Jadi syarat dalam kesetimbangan benda tegar apabila

benda tersebut diletakan dalam posisi sama, maka benda tersebut

tidak akan bergerak sedangkan kalau kita meletakkan benda

tersebut dalam keadaan miring, maka benda tersebut akan

bergerak sesuai degan kemiringan yang kita inginkan.

20
6. Jenis – Jenis Kesetimbangan Benda Tegar

Seperti yang kita ketahui bahwa benda dapat mengalami

kesetimbangan seperti kesetimbangan dinamis dan

kesetimbangan statis.

A. Kesetimbangan Dinamis

Keseimbangan dinamis adalah suatu kemampuan dalam

mempertahankan keseimbangan tubuh saat sedang bergerak

atau saat berada pada landasan yang sedang bergerak.

Jika anda bayangkan reaksi yang hanya bisa dimiliki oleh reaktan

untuk bisa memulai rekasi di dalam hal ini reaktan yang awalnya

hanya akan bereaksi antara satu sama lainnya dan mulai untuk

bisa menghasilkan produk, oleh karena itu konsentrasi reaktan

lebih tinggi di awal, pereaksi akan diubah menjadi sebuah produk.

Akan tetapi jika jumlah molekul produk meningkat maka produk

akan dimulai masuk ke molekul reaktan lagi akan tetapi karena

jumlah molekul produk lebih sedikit jika dibandingkan dengan

molekul reaktan maka tingkat reaktan diubah menjadi produk lebih

tinggi dari tingkat produk yang diubah kembali menjadi sebuah

reaktan.

21
Kesetimbagan dinamis dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu

kesetimbagan translasi dan kesetimbangan rotasi. yang disebut

dengan kesetimbangan translasi ketika benda terjadi pergerakan

dengan linier Nol. (a = 0 ) sedangkan yang disebut dengan

kesetimbangan Rotasi benda bergerak pada keadaan sudut yang

tetap. (α =  0 )

B.Kesetimbangan Statis

Di dalam kasus keseimbangan statis seperti yang ada di dalam

keseimbangan dinamis jumlah reaktan dan juga jumlah produk

tetap sama akan tetapi reaksi tersebut sendiri telah datang untuk

bisa berhenti tanpa adanya reaktan lebih mengkonversi menjadi

sebuah produk atau pun sebaliknya.

Hal tersebut memberikan ide dari kondisi statis sesuai dengan

namanya, seperti reaksi yang dimulai dengan beberapa molekul

reaktan dan juga beberapa molekul produk, setelah beberapa

waktu berlangsung reaksi akan bisa berhenti, hal ini menunjukkan

jika komposisinya tetap sama sebenarnya akan tetapi tanpa

adanya susunan di dalam campuran.

22
C. Kesetimbangan stabil

Kesetimbagan ini apabila terjadi pergerakan dengan gaya

pantulan, sehingga benda tersebut kembali dengan posisi dimana

kita memantulkan benda itu maka itu disebut dengan gaya

kesetimbangan stabil.

D. Kesetimbagan Labil

Kesetimbangan labil adalah benda yang bergerak tetapi tidak

kembali ke posisi semula.

E. Kesetimbangan Netral

Kesetimbangan Netral adalah kesetimbangan yang terjadi pada

benda yang dipengatuhi gaya akan mengalami perubahan posisi

benda.

Contoh soal :

1. Pada batang AB yang massanya diabaikan, digantungkan

sebuah balok bermassa 10 kg. Pada jarak 2 m dari A diletakkan

23
balok bermassa 4 kg. Jika panjang AB = 6 m, tentukanlah besar

tegangan tali T.

Pembahasan :

∑τ = 0

⇒ W1 (AB) +  W2 (2) – T sin 30 (AB) = 0

⇒ 100 (6) + 40 (2) – T (½) (6) = 0

⇒ 600 + 80 – 3T = 0

⇒ 3T = 680

⇒ T = 680⁄3

⇒ T = 226,6 N.

2. Sebuah balok bermassa 48 kg digantung dalam keadaan

setimbang menyerupai pada gambar. Tentukanlah besar

tegangan tali T1.

24
7. Macam-Macam Tumpuan dan Gaya Reaksi

Sebuah sistem pada umumnya merupakan satu kesatuan

bagian-bagian yang dapat dipisahkan satu dengan lainnya.

Penyatuan bagian-bagian tersebut melalui sebuah hubungan

yang dapat berupa sebuah titik/luas/bidang kontak.

Titik/luas/bidang kontak yang disebut dengan tumpuan.

a. Tumpuan Roll
Tumpuan roll adalah sebuah tumpuan yang didalamnya
bekerja satu gaya reaksi. Gaya reaksi ini selalu muncul atau
selalu bekerja pada bidang sentuh dengan arah gaya reaksi
tegak lurus terhadap bidang sentuhnya.

Freaksi
Gambar 1.1. Lambang tumpuan roll serta jumlah dan arah gaya
reaksi yang bekerja

25
b. Tumpuan Engsel
Tumpuan engsel adalah tumpuan yang mempunyai dua
gaya reaksi yang bekerja saling tegak lurus.

R2

R1

Gambar 1.2. Lambang tumpuan engsel serta jumlah dan arah


gaya reaksi yang bekerja

c. Tumpuan Jepit

Tumpuan yang ketiga adalah tumpuan jepit dimana tumpuan

ini mempunyai tiga buah gaya reaksi yaitu dua buah gaya

reaksi yang saling tegak lurus dan satu buah momen.


Faksi M
Faksi
R2

R1

Gambar 1.3 tumpuan jepit serta jumlah dan arah gaya reaksi
yang bekerja.
Contoh sistem :

R2

26
Faksi M
Faksi

R1

Gambar 1.4. Sebuah system yang menggunakan tumpuan jepit


dan bentuk DBBnya
Contoh soal 1 :

Tentukan gaya reaksi yang bekerja pada masing-masing


tumpuan untuk sistem dalam keadaan seperti gambar :

Jawab :

Persamaan keseimbangan :
ΣFx = 0 RAX – 50 cos 60 = 0
RAX = 25 ton
Σfy = 0 Ray + Rby – 50 sin 60 = 0
Ray + Rby = 43,3 ton

27
ΣMA = 0 50 sin 60 .1 + 50 cos 60.0,5 – Rby .1,8 = 0
Rby .1,8 = 43,3 + 12,5
Rby = 55,8/1,8 = 31 ton
Maka :
Ray = 43,3 – 31 = 12,3 ton

8. KESEIMBANGAN GAYA

Bila sebuah partikel dikerjakan/diterapkan dua buah gaya


akan berada dalam ketimbang, bila kedua gaya tersebut
mempunyai besar yang sama, ada dalam satu garis kerja serta
mempunyai arah yang berlawanan. gaya ini juga dikenal
dengan gaya ‘aksi reaksi’. lihat gambar di bawah :
10 kg
F = 5kg

10 kg
F = 5kg

Gambar 5.5. Dua buah gaya yang sama besar dan berlawanan
arah bekerja pada sebuah partikel.

Analisis.
Secara analisis, bila gaya-gaya yang bekerja dijumlahkan
pada satu sumbu maka nilai jumlahnya adalah nol

Contoh :

28
1. Susunan gaya-gaya yang membentuk nilai resultan pada
masing-masing sumbu sama dengan nol.

ΣFx = Rx = F4 + F1 cos 30o – F2 sin 25o


= 100 + 120 cos 30o – 482,1 sin 25o
= 203,93 – 203,93 = 0 (setimbang)

ΣFy = Ry = F2 cos 25o + F1 sin 30o – F3


= 482,1 cos 25o + 120 sin 30o – 496,93
= 496,93 – 493,93 = 0

2. Sebuah bola dengan massa 10 kg diikat dengan sebuah


tali dengan posisi seperti gambar. tentukan besarnya
gaya (tegangan) pada tali dan gaya-gaya yang bekerja
pada tembok.

29
Dari DBB , gaya-gaya yang bekerja dapat disusun
menjadi bentuk polygon seperti gambar berikut. Untuk
diperhatikan, bahwa panjangnya vektor gaya berat W
digambarkan untuk mewakili nilai 100 N (dengan skala atau
tidak).

Dengan mengukur panjang, maka dapat diketahui Ft dan


T atau dengan persamaan Trigonometri bila sudut θ diketahui.
dengan cara analisis :

ΣFx = 0 ΣFy = 0
Ft – T sin θ = 0 T cos θ – W = 0
Ft = T sin θ T cos θ = W
Diagram yang menggambarkan semua gaya-gaya yang
bekerja pada suatu partikel dalam keadaan bebas. Dalam
menganalisis persoalan mekanika diagram benda bebas ini
sangat diperlukan untuk membantu memahami dan

30
menggambarkan masalah keseimbangan gaya
dari suatu partikel.

9. APLIKASI KONSEP KESIMBANGAN


Untuk menerapkan konsep keseimbangan dalam
perhitungan konstruksi yang sesungguhnya, perlu diperhatikan
beberapa hal sebagai berikut :
 Gambarkan diagram benda bebas dengan benar untuk
memudahkan analisis.
 Jenis tumpuan yang digunakan harus diperhatikan dengan
baik, hal ini berkaitan dengan reaksi yang dapat diterima oleh
tumpuan tersebut.
 Bentuk dan arah beban (gaya/muatan) harus diperhatikan
dengan baik. Gaya dengan posisi tidak tegak lurus terhadap
sumbu utama harus diuraikan terlebih dahulu menjadi
komponen gaya arah sumbu x dan y. Hal ini berkaitan
dengan perhitungan momen yang terjadi. Momen hanya
dapat dihitung jika gaya dan batang dalam posisi saling tegak

31
lurus.
 Buat asumsi awal terhadap arah reaksi di tumpuan. Jika hasil
perhitungan bertanda negatif, maka arah gaya reaksi
sesungguhnya berlawanan dengan arah asumsi awal.
 Gunakan persamaan kesimbangan statis yaitu :
∑ Fx = 0
∑ Fy = 0
∑M=0
Kasus 1.
Perhatikan konstruksi derek (crane) berikut. A tumpuan
sendi, B tumpuan roll. Beban Derek tetap = 1000 kg dengan
pusat gravitasi di G. Derek digunakan untuk memindahkan
beban seberat 2400 kg. Tentukan reaksi di A dan B dalam arah
vertikal dan horisontal.

Fbeban = 2400 kg x 10 m/s2 (percepatan gravitasi) = 24000 N =


24 kN .
Fderek = 1000 kg = 10000 N = 10 kN

32
BAB III
GERAK HARMONIK SEDERHANA

A. DESKRIPSI

Gerak bolak-balik benda di sekitar suatu titik setimbang dengan

lintasan yang sama secara periodik (berulang dalam rentang

waktu yang sama).Osilasi disebut juga sebagai gerak harmonik

(selaras).

Gerak harmonik sederhana adalah suatu jenis osilasi benda

yang (diasumsikan) merasakan gaya pemulih yang linear tidak

mengalami gesekan dan sehingga tidak mengalami dissipasi

tenaga.

Sistem massa-pegas yang terletak di atas permukaan datar

yang licin (tanpa gesekan) seperti ditunjukkan oleh Gambar 1.

33
Gambar 3.1. massa-pegas yang terlerak pada bidang datar

Pada keadaan setimbang, pegas tidak mengerjakan gaya pada

benda, dan berada di titik x = 0

URAIAN MATERI

1. Pengertian gerak harmonik sederhana

Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak - balik

benda melalui suatu titik keseimbangan tertentu dengan

banyaknya getaran benda dalam setiap sekon selalu konstan

Gerak Harmonik Sederhana dapat dibedakan menjadi 2 bagian,

yaitu :

 Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Linier, misalnya

penghisap dalam silinder gas, gerak osilasi air raksa / air

dalam pipa U, gerak horizontal / vertikal dari pegas, dan

sebagainya.

 Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Angular, misalnya gerak

bandul/ bandul fisis, osilasi ayunan torsi, dan sebagainya.

1. Gerak harmonik pada bandul

34
Ketika beban digantungkan pada ayunan dan tidak

diberikan gaya, maka benda akan diam di titik keseimbangan B.

Jika beban ditarik ke titik A dan dilepaskan, maka beban akan

bergerak ke B, C, lalu kembali lagi ke A. Gerakan beban akan

terjadi berulang secara periodik, dengan kata lain beban pada

ayunan di atas melakukan gerak harmonik sederhana.

 Gerak harmonik pada pegas

2. Gerak vertikal pada pegas

Semua pegas memiliki panjang alami sebagaimana tampak

pada gambar. Ketika sebuah benda dihubungkan ke ujung

sebuah pegas, maka pegas akan meregang (bertambah

panjang) sejauh y. Pegas akan mencapai titik kesetimbangan

jika tidak diberikan gaya luar (ditarik atau digoyang).

35
Benda yang bergerak harmonis sederhana pada ayunan

sederhana memiliki periode. Periode ayunan (T) adalah waktu

yang diperlukan benda untuk melakukan satu getaran. Benda

dikatakan melakukan satu getaran jika benda bergerak dari titik

di mana benda tersebut mulai bergerak dan kembali lagi ke titik

tersebut. Satuan periode adalah sekon atau detik.

3. Frekuensi (f)

Frekuensi adalah banyaknya getaran yang dilakukan oleh

benda selama satu detik, yang dimaksudkan dengan getaran di

sini adalah getaran lengkap. Satuan frekuensi adalah hertz.

4. Hubungan antara Periode dan Frekuensi

Frekuensi adalah banyaknya getaran yang terjadi selama satu

detik. Dengan demikian selang waktu yang dibutuhkan untuk

melakukan satu getaran adalah:

Selang waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu getaran

adalah periode. Dengan demikian, secara matematis hubungan

antara periode dan frekuensi adalah sebagai berikut :

36
5. Amplitudo

Pada ayunan sederhana, selain periode dan frekuensi, terdapat

juga amplitudo. Amplitudo adalah perpindahan maksimum dari

titik kesetimbangan.

Persamaan Gerak Harmonik Sederhana

Perhatikan sistem balok pegas di atas permukaan horizontal

tanpa gesekan. Bila pegas tidak ditarik atau ditekan balok

berada pada posisi O (posisi kesetimbangan). Bila balok ditarik

ke kanan, maka pegas akan menarik balok ke kiri dengan gaya:

Suatu balok diikat pada ujung pegas,

m : massa balok (kg)

k : tetapan pegas (N/m)

37
O : adalah titik kesetimbangan (posisi pegas tidak tertarik atau

tertekan)

Dimanapun balok berada dari posisi setimbang maka balok

cenderung kembali ke posisi setimbang oleh gaya F. Gaya yang

memiliki sifat seperti ini disebut gaya pemulih (restoring force).

Bila balok ditarik ke posisi P, lalu dilepaskan maka balok akan

bergerak bolak balik secara teratur dalam lintasan :

P – O - Q – O – P – O – Q - demikian seterusnya.

Satu getaran adalah gerak balok dalam lintasan P – O - Q – O –

P.

Persamaan gaya yang bekerja pada saat pegas bekerja


adalah :

F=−kx

Dimana F = gaya , N

K = konstanta pegas, N/m

X = simpangan, m

Persamaan gaya untuk gerak menurut Hukum Newton II adalah

Dimana :

38
m = massa benda ,kg

a = percepatan linear, m/s2

Kedua persamaan di subsitusi sehingga persamaannya menjadi

Sehingga persamaan percepatan linear menjadi :

k
a=− x
m
Percepatan (a) ~ perpindahan (x)

Arah a berlawanan dengan perpindahan

Bila pada benda bekerja gaya yang arahnya selalu berlawanan

dengan arah perpindahan maka benda akan mengalami gerak

harmonik sederhana (GHS).

Beberapa parameter yang menentukan karaktersitik getaran:

Amplitudo ( A ) : simpangan maksimum atau terjauh (meter)

Perioda ( T ) : waktu untuk menempuh satu getaran (sekon)

Frekuensi ( f ) : jumlah getaran yang terjadi dalam satu

satuan waktu (Hertz)

Gaya Pemulih pada Gerak Harmonik Sederhana

Gaya Pemulih pada Pegas

39
F = -kx

Dimana :

k = konstanta pegas (N/m)

x = simpangan (m)

Gaya Pemulih pada Ayunan Bandul Sederhana

F = mg sin

m = massa benda (kg)

g = percepatan gravitasi (m/s2)

6. Periode dan Frekuensi

Periode adalah waktu yg diperlukan untuk melakukan satu kali

gerak bolak-balik.

Frekuensi adalah banyaknya getaran yang dilakukan dalam

waktu 1 detik.

1 1
f= atau T =
T f
Untuk pegas yg memiliki konstanta gaya k yg bergetar karena

adanya beban bermassa m, periode getarnya adalah

T =2 π
√ m
k

40
Sedangkan pada ayunan bandul sederhana, jika panjang tali

adalah l, maka periodenya adalah :

T =2 π
√ l
g
Solusi Persamaan Getaran.

k
a=− x
m
Permasaannya menjadi :

2
d x k
=− x
dt 2 m
Jika (k/m) ditulis dengan ω2 maka persamaan menjadi,

Persamaan (1) disebut persamaan getaran. Salah satu fungsi

yang memenuhi persamaan ini adalah fungsi sinusoidal (sinus-

cosinus).

Substitusi persamaan (2) ke (1)

dx d
= A cos ( ωt +φ )=−ωA sin ( ωt +φ )
dt dt

41
Keterangan:
x : simpangan setiap saat (posisi terhadap titik setimbang) dlm

meter.

A = Amplutudo atau simpangan maksimum dalam meter.

= frekuensi sudut dalam radian/sekon

φ = tetapan fasa atau sudut fasa dalam derjat atau radian


Persamanan getaran adalah fungsi trigonometri. Diketahui

bahwa fungsi triginometri periodik dan berulang terhadap waktu

dalam 2π rad. Perioda (T) adalah waktu untuk benda

menempuh satu siklus. Maka nilai x pada t akan sama dengan

nilai x pada ( t + T ). Sedangkan fasa naik 2π dalam waktu T

sehingga,

Perioda gerak balok pada ujung pegas

T =2 π
√ m
k

42
Soal-soal :

Sebuah benda melakukan gerak harmonik sederhana

sepanjang sumbu y. Simpangannya berubah terhadap waktu

sesuai persamaan y = 4 sin (πt+π/4), dgn y dalam meter dan t

dalam sekon.

A. Tentukan amplitudo, frekuensi dan periode geraknya.

B. Hitung kecepatan dan percepatan benda terhadap waktu

C. Tentukan posisi, kecepatan dan percepatan benda pasa t =

1 sekon

D. Tentukan kecepatan dan percepatan maksimum benda

E. Tentukan perpindahan benda antara t = 0 dan t = 1 sekon.

7. Energi pada Gerak Harmonik Sederhana

Energi kinetik benda yg melakukan gerak harmonik sederhana,

misalnya pegas, adalah ;

43
1 2 1 2 2 2
Ek = 2 mv = 2 mω A cos ωt

Karena k = mω2, diperoleh


1
Ek = 2 kA 2 cos2 ωt

Energi potensial elastis yg tersimpan di dalam pegas untuk

setiap perpanjangan y adalah

1 1 1
E p = 2 ky 2 = 2 kA 2 sin 2 ωt = 2 mω2 A2 sin 2 ωt

Jika gesekan diabaikan, energi total atau energi mekanik pada

getaran pegas adalah

E M = E p + E k= 12 kA 2 ( sin 2 ωt +cos 2 ωt )
1 1 1
E M = E p + E k= 2 ky 2 + 2 mv 2 = 2 kA 2

Pada saat simpangannya sembarang, maka energi totalnya

adalah

1 1 1 1 1
E= kx 2 + mv 2 = kA 2 = mv 2maks= m(ωA )2
2 2 2 2 2
Soal-soal

1. Sebuah benda bermassa m = 0,25 kg melakukan osilasi

dengan periode 0,2 sekon dan amplitudo A = 5x10-2 m. Pada

saat simpangannya y = 2x10-2 m,

Hitunglah;

(a) Percepatan benda,

44
(b) (Gaya pemulih,

(c) Energi potensial, dan

(d) Energi kinetik benda!

2. Sebuah balok bermassa mb = 1 kg dikaitkan pada pegas

dgn konstanta k = 150 N/m. Sebuah peluru yg bermassa mp =

10 g bergerak dgn kecepatan kecepatan vp = 100 m/s

mengenai dan bersarang di dalam balok. Jika lantai dianggap

licin,

(a) hitung amplitudo gerak harmonik sederhana yg terjadi, dan

(b) nyatakan persamaan simpangannya!

45
BAB III

STRESS AND STRAIN

A. DESKRIPSI

Mekanika bahan merupakan salah satu ilmu yang

mempelajari/membahas tentang tahanan dalam dari sebuah

benda, yang berupa gaya-gaya yang ada di dalam suatu benda

yang menyeimbangi gaya- gaya luar terpakai. Contoh :

tegangan dan regangan. Tegangan dapat didefinisikan sebagai

besarnya gaya-gaya yang bekerja pada tiap satuan luas

tampang benda yang dikenai suatu besaran gaya tertentu.

Tegangan dan regangan hubungannyaselalu dipermasalahkan,

dihitung dan ditentukan. Hal ini sudah ada sejak Hukum Hooke

dicanangkan, besaran yang menjadi penyambungnya dikenal

dengan Modulus Elastis.

B. URAIAN MATERI

1. Tegangan

Setiap material adalah elastis pada keadaan alaminya. Karena

itu jika gaya luar bekerja pada benda, maka benda tersebut

akan mengalami deformasi. Ketika benda tersebut mengalami

46
deformasi, molekulnya akan membentuk tahanan terhadap

deformasi. Tahanan ini per satuan luas dikenal dengan istilah

tegangan. Secara matematik tegangan bisa didefinisikan

sebagai gaya per satuan luas, atau:

σ = P/A

Dimana :

P = beban atau gaya yang bekerja pada benda

A = Luas penampang melintang benda

Pada sistem SI, satuan tegangan adalah pascal (Pa) yang

sama dengan 1 N/m2.

Deformasi per satuan panjang disebut dengan regangan.

Secara matematis ditulis:

ϵ = Δl/l

Atau ;

Δl = Perubahan panjang benda m

l = Panjang awal benda,m

47
2. Hukum Hooke

Berbunyi, “Jika benda dibebani dalam batas elastisnya, maka

tegangan berbanding lurus dengan regangannya”. Secara

matematis ditulis:

Tegangan/Regangan = E

3. Modulus Elastisitas (Modulus Young)

Tegangan berbanding lurus dengan regangan, dalam daerah

elastisnya :

σ = ϵ.E

atau ;

E = σ/ϵ

dimana σ = tegangan

ϵ = regangan, dan

E = konstanta proporsionalitas atau disebut juga modulus

elastisitas atau modulus Young.

48
Tabel 1. Harga E (modulus elastisitas) dari berbagai material.

No. Material Modulus Elastisitas, GPa

1 Baja 200 - 220

2 Besi tempa 190 - 200

3 Besi cor 100 - 160

4 Tembaga 90 - 110

5 Perunggu 80 - 90

6 Aluminium 60 - 80

7 Timbal 10

3. Persamaan deformasi pada benda

Deformasi (pertambahan panjang) benda adalah :


p.l
Δl =
A .E
Dimana :

P = beban benda, kg

L = panjang benda, m

A = luas penampang benda,m2

E = modulus elastis, Pa

Persamaan luas penampang benda berlubang,

A = π/4. (D2 – d2) = luas penampang

49
Gambar 3.1. Grafik tegangan regangan baja

Contoh Soal

1. Sebuah batang dari baja dengan panjang 1 m dan

penampang 20 mm × 20 mm mendapat gaya tarik

sebesar 40 kN. Carilah perpanjangan batang, jika

modulus elastisitas material batang adalah 200 GPa.

Jawab :

Diketahui :

L=1m

A = 20 mm x 20 mm = 400 mm = 400 x 10-3 m

F = 40 kN = 40000 N

50
E = 200 Gpa = 200 x 10-9 Pa

Ditanya :

ΔL = ....... ?

Soal-soal latihan

1. Silinder berlobang dengan panjang 2 m mempunyai

diameter luar 50 mm dan diameter dalam 30 mm. Jika

silinder memikul beban sebesar 25 kN, carilah tegangan

pada silinder. Cari juga deformasi yang terjadi pada

silinder jika harga modulus elastisitas material silinder

adalah 100 GPa.

2. Sebuah batang baja dengan panjang 2 m dan penampang

150 mm2 mendapat tarikan aksial sebesar 15 kN. Carilah

perpanjangan/elongasi batang. Ambil harga E = 200 GPa.

3. Sebuah batang lurus mempunyai panjang 500 mm dan

penampang 500 mm2. Carilah besar beban kompresi

dimana panjangnya berkurang 0,2 mm. Ambil E material

200 GPa.

4. Sebuah batang logam paduan dengan panjang 1 mm dan

penampang 200 mm2 mendapat gaya tekan sebesar 20

51
kN. Jika modulus elastisitas paduan 100 GPa, carilah

penurunan panjang batang.

5. Sebuah batang baja dengan panjang 2 m dan penampang

150 mm2 mendapat tarikan aksial sebesar 15 kN. Carilah

perpanjangan/elongasi batang. Ambil harga E = 200 GPa.

(jawab: 1,0 mm)

6. Sebuah batang lurus mempunyai panjang 500 mm dan

penampang 500 mm2. Carilah besar beban kompresi

dimana panjangnya berkurang 0,2 mm. Ambil E material

200 GPa. (jawab: 40 kN).

7. Sebuah batang logam paduan dengan panjang 1 mm dan

penampang 200 mm2 mendapat gaya tekan sebesar 20

kN. Jika modulus elastisitas paduan 100 GPa, carilah

penurunan panjang batang. (jawab: 0,5 mm).

4. Tegangan Normal (Normal Stress)

Gaya internal yang bekerja pada sebuah potongan dengan

luasan yang sangat kecil akan bervariasi baik besarnya maupun

arahnya. Pada umumnya gaya-gaya tersebut berubah-ubah

dari suatu titik ke titik yang lain, umumnya berarah miring pada

52
bidang perpotongan. Dalam praktek keteknikan intensitas gaya

diuraikan menjadi tegak lurus dan sejajar dengan irisan, seperti

terlihat pada Gambar 3.2.

Tegangan normal merupakan intensitas gaya yang bekerja

secara normal atau tegak lurus terhadap irisan yang menerima

tegangan, dilambangkan dengan notasi σ (sigma).  Apabila

gaya luar yang bekerja terhadap suatu batang yang sejajar

dengan sumbu utama dan potongan penampang dari batang

tersebut konstan, maka tegangan internal yang diperoleh

adalah sejajar dengan sumbu utama tersebut. Gaya seperti itu

disebut dengan gaya aksial, dan tegangan yang terjadi yaitu

sebagai tegangan aksial. Konsep mendasar dari tegangan

maupun regangan dapat diamati dengan meninjau suatu batang

prismatik yang kemudian dibebani dengan gaya aksial (axial

forces) pada ujungnya. Sebuah batang prismatik merupakan

sebuah batang lurus dengan penampang yang sama pada

disetiap panjangnya. 

Untuk menggambarkan tegangan internal yang ditimbulkan dari

gaya aksial dalam suatu batang, dibuat suatu potongan garis

khayal pada irisan m-n pada gambar dibawah. Irisan tersebut

53
diambil tegak lurus terhadap sumbu longitudinal batangnya.

Oleh karena itu irisan biasa dikenal dengan penampang (cross

section).
L

P P

Gambar 3.2. Tegangan normal

5. Tegangan geser

Menurut Frick (1978) Tegangan geser adalah tegangan

yang terjadi akibat ada dua arah gaya yang berlawanan dan

tidak lurus bidang suatu benda. Menurut Gere (2003) Tegangan

geser adalah tegangan yang bekerja dalam arah tangensial

terhadap penampang.

54
Gambar 3.3. Tegangan normal

Gambar 3.4. Tegangan geser

Akibat aksi gaya tarik P, batang dan pengapit akan

menekan baut dengan cara tumpu sehingga menimbulkan

tegangan tumpu (bearing stress). Selain itu batang dan

pengapit cenderung menggeser baut dan memotong baut,

sehingga timbul tegangan geser (shear stress) pada baut.

Contoh soal :

1. Sebuah batangan baja mendapatkan gaya seperti terlihat

pada gambar di  bawah ini. Carilah total pertambahan panjang

yang terjadi jika modulus elastisitas 200GN/m 2

50 kN 35 kN 45 kN

0,5 0,5 1,5


m m m
Jawab :

55
= 0,25 mm

= 0,35 mm

= 0,675 mm

2. Batangan seperti gambar berikut ini direkatkan untuk

menopang gaya 50 kN. Bagian atas terbuat dari baja dan

memiliki panjang 10 m, berat jenis  7,7.104 Nm-3 dan luas 6000

mm2 bagian bawah terbuat dari kuningan dan memiliki berat

jenis 8,25.104 Nm-3, panjang 6 m serta luas 5000 mm2. Modulus

elastisitas baja adalah  dan modulus elastisitas kuningan 90

GNm-2, carilah tegangan maksimum yang terjadi.

A A

B B

C C

50 kN

Berat kuningan adalah:

56
Wk = m.g

Dimana Wk = berat kuningan,N

m = massa kuningan,kg,

g = percepatan grafitasi,m/s2

= massa jenis kuningan, kg/m3

V = volume benda,m3

Sehingga persamaan berat menjadi :

Wk = 8,25.104.N/m-3.109. 6.103..5.103

Wk = 2475 N

Tegangan pada material kuningan :

= 10,5 MPa

Berat baja adalah :

Wst = 10.103.6.103.7,7. 104.10-9

Wst = 4620 N

Tegangan pada bagian baja adalah :

57
= 9,5 MPa

Soal-soal

1. Dua batangan seragam memiliki diameter 50 mm dan

mendapat pembebanan aksial seberat 500 kN seperti gambar.

Batangan kaku ini memiliki tekanan 200 MPa, carilah tekanan

yang terjadi pada kedua batangan tersebut.

50

2. Sebuah batang prismatik dengan penampang berbentuk

empat persegi panjang 20 x 40 mm dan panjang 2,8 m

dikenakan suatu gaya tarik aksial 70 kN, pemanjangan yang

dialami batang adalah 1,2 mm. Hitunglah tegangan dan

regangan tarik dalam batang.

70 kN 70 kN 40mm

20m

2,8 m

58
BAB IV

TORSI (MOMEN GAYA)

A. DESKRIPSI

Momen gaya atau torsi adalah ukuran keaktifan sebuah gaya

yang bekerja pada suatu benda untuk memutar benda tersebut

terhadap suatu titik poros tertentu. Jika sudut antara r dan F

adalah

Karena torsi analog dengan gaya F, dan percepatan sudut

analog dengan percepatan linier, apakah torsi berkaitan dengan

percepatan sudut dari gerak rotasi?

59
DAFTAR PUSTAKA

PENGARUH VARIASI PUTARAN TERHADAP EFEKTIFITAS BALANCING POROS

FLEKSIBEL PADA PROSES TWO-PLANE BALANCING,DWI RAHMANTO, JURUSAN

TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2007

60

Anda mungkin juga menyukai